PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR VERBAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SMA NEGERI 1 DI KABUPATEN ACEH TIMUR.

ABSTRACT

Riama Tambunan, The Effed of Cooperative Leamiog Model and dle ability
verbal dlingkiug on dle studmm' achievement Indonesian .language at SMA
Negeri 1 ldi Kabuplten Aceb Tim1D'. Thesis: Educational Technology Graduate
Program of UNIMED. 2011.

This research was aimed to find out : (I) The student's achievement in
Indonesian language that though by cooperative learning model with jigsaw type
is higher than cooperative learning model with STAD type (2) The student's
achievement of Indonesian language who had high ability verbal thinking is
higher than low ability verbal thingking, and (3) interaction between cooperative
learning model and the ability verbal thingking on the students' achievement in

Indonesian language.
The population of this research was of students the X classes of SMA
Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh timur, which had 391 students, that consisted often
classes. The sample was taken by using cluster random sampling method. The
total sample of the research for learning mode). wich 40 students' taught by
learning cooperative learning model with jigsaw type and 36 students' done by
leaming of STAD type. Instrument scale for Indonesian language achievement

used the measure the achievement was test multiple choice with 4 options with
30 item test. To get the data of ability verbal thingking used tes valid according
with 32 . questions. The research method used quasi.-experlment with factorial
design 2 x 2. Technique of analyzing data used ANOVA of two directions at
significants a.= 0.05.
The finding of the research showed that: (1) the students' achievement in
Indonesian language that taught by cooperative learning model with jigsaw type
(X =23.0&) is higher than the students' achievement that taught by cooperative
learning model with STAD type (X =21.67), with F 1111;0 =8.38 > Ftablc 3.95, (2) the
students' achievement in Indonesian language with high abilityverbal thingking
(X~
23.37) is higher than low ability verbal thinking (X: 20.98), with Fratio :
22.64 > Ftable = 3.95, (3) be found interaction between cooperative learning model
and the ability verbal thingking on the students' achievement in Indonesian
language, with Fratiu = 38.88 > Ftab1e = 3.95. The multiple comparation by Scheffe
teste also showed significant difference of achievement in Indonesian language
between cooperative learning model with jigsaw type and cooperative Jeamins
model with STAD type, similar with achievement in Indonesian language
between high and low ability verbal thingking.


ABSTRAK

Riama Tambunao, Pengaruh
Model Pembelajtlran Kooperatif Dtm
Kemmnpuan Berpikir Verbal Terhtulap HtiSiJ Belajtlr BahtiSa IndonesiA
Siswa SM4 Negeri I /di Kabupaten Acell Timur. Tesis: Program Pasca Sarjana
Univenitu Negeri M.edan. 2011.

Penelitian ini bertujuan unruk mengetahui : (1) Hasil belajar babasa
Indonesia siswu yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw
lebih tinggi dari pada model pembelajaran kooperatif STAD (2) Siswa. yang
memiliki kemampuan berpikir verbal tinggi memperoleh hasil belajar bahasa
Indonesia lebih tinggi dari pada siswa yang memiHki kemampuan berpikir verbal
rendah, dan (3)Jnteraksi antara model pembelajaran dan kemampilan berpikir
verbal terhadap basil belajar bahasa lndoesia.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Idi
K.abupaten Aceh Timur, betjumlah 391 orang yang berasal dari .}0 kelas pararel.
Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Jumlah
sampel penelitian untuk model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terd.iri 40
siswa dan 36 siswa untuk model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen

pengukutan untuk mengukur basil beJajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda
dengan 4 pilihan jawaban yang terd.iri dari 30 soal. Untuk menjaring data
kemampuan berpikir verbal digunakan tes yang telah diujicoba dengan 32 item
pernyataan. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperirnen dengan
desain penelitian faktorial 2 x 2. Teknik anal isis data menggunakan ANAVA dua
jalur pada taraf signifibn a.= 0,05.
Temuan penelitian menunjulckan bahwa : (1) basil belajar bahasa Indonesia
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw
(X ....Q3,08) lebih tinggi. daripada basil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajara.n kooperatif dengan tipe STAD (X ,.21,67)J dengan Fhi~mg
= 8.38 >
Ftabet = 3.95 , (2) hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang memiliki kemampuan
berpikir verbal tinggi (X= 23,37) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang
memilik.i kemampuan berpi.kir verbal rendah (X=20,98), dengan Frutung = 22,64 >
Ftabel = 3,95, (3) terdapat int.erak.si antara model pembelajaran dan kemam.puan
berpikir verbal terhadap hasil belajar bahasa Indonesia, dengan Fhinutg = 38,88 >
Fl.lbd = 3,95. Perhitungan uji lanjut dengan uji Scheffe menunjuldcan terdapat
perbcdaan basil bclajar bahasa Indonesia antara siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatifti.pe jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe STAD, begitu juga antara kemampuan berpikir verbal tinggi dengan

kemampuan berpikir verbal rendah.

ll

:.·

... ·.. , ....

. .: ...... ~.,:
· · ·;~ ;· ·../ · :.r·~,

..::; ~ ...._:·~}!'

·;- ·~: ..5....;•,: J:l.~i'H

,::'.

~

, ftable 3. 95, (2) the

students' achievement in Indonesian language with high abilityverbal thingking
(X~
23.37) is higher than low ability verbal thinking (X= 20.98), with Fra~io
=
22.64 > Flable = 3.95, (3) be found interac.-tion between cooperative learning model
and the ability verbal thingking on the students' achievement in Indonesian
= 38.88 > Flab1e = 3.95. The multiple comparation by Scheffc:
language, with Fra~io
teste also showed significant difference of achievement in Indonesian language
between cooperative learning model with jigsaw type and cooperative JeaminB
model with STAD type, similar with achievement in Indonesian language
between high and low ability verbal thingking.

ABSlRAK
Riama Tam.bunaa. Penglll'ulr
Model Pembelajaran Kooperatif Dan
Kemantpuan .&rpikir Verbal Tulradap Hasil Belajor Bahasa lndonesill
Siswa SMA Negeri 1 ldi Kabupaten Acelr Timur. Tesis: Program Pasca Sarjaoa
Univenttu Ne~ri
Medan. lOll.


Penelitian in.i bertujuan untuk mengetahui : (I) H~il
belajar bahasa
lndone:;ia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw
lebih tinggi dari pada model pembelajaran kooperatif STAD (2) Siswa yang
memiliki kemampuan berpikir verbal tinggi memperoleh hasil belajar bahasa
Indonesia lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir verbal
rendah, dan (3)Jnteraksi antara model pembelajaran dan kemampilan berpikir
verbal terhadap basil belajar bahasa lndoesia.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Idi
K.abupaten Aceh Timur, betjumlah 391 orang yang berasal dari .}0 kelas pararel.
Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Jumlah
sampel penelitian Wltuk model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terd.iri 40
siswa dan 36 siswa untuk model pembelajaran kooperatiftipe STAD. Instrumen
pengukuran untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentulc pilihan ganda
dengan 4 pilihan jawaban yang terdiri dari 30 soal. Untuk menjaring data
kemampuan berpikir verbal digunakan tes yang telah diujicoba dengan 32 item

pernyataan. Metode penelitian menggunak.an metode quasi eksperimen dengan
desain penelitian faktorial2 x 2. Teknik analisis data menggunakan ANAV A dua

jalur pada taraf signifikan a.= 0,05.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa : (1) hasil belajar bahasa Indonesia
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw
(X ==23 ,08) lebih tinggi dari.pada hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajara.n kooperatif dengan tipe STAD (X ,.21,67), dengan FhiiWlg = 8.38 >
Flllbet = 3.95 , (2) hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang memiliki kemampuan
berpikir verbal tinggi (X= 23,37) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang

memilik.i kemampuan berpikir verbal rendah (X=20,98), dengan frutung = 22,64 >
Ftabel = 3,95, (3) terdapat interak.si antara model pembelajaran dan kemam.puan
berpikir verbal terhadap hasil belajar bahasa Indonesia, dengan Fhii\Uig = 38,88 >
Fl.lbd = 3,95. Perhitungan uji lanjut dengan uji Scheffe menunjukkan terdapat
perbcdaan basil belajar bahasa Indonesia an.tara siswa yang diajarlam dengan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe STAD, begitu juga antara kemampuan berpik.ir verbal tinggi dengan
kemampuan berpikir verbal rendah.

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segaJa rahmat dan berkatNya penulis diberi kesehatan dan kemampuan
sehingga dapat menyusun tesis yang betjudul "Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif dan Kemampuan berpikir verbal Terhadap Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Siswa SMA Negeri 1 ldi Kabupaten Aceh Timur ''
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesarbesamya kepada dosen pembimbing Prof. Dr.Muhammad Badiran, M.Pd, dan
Prof. Dr.Harun Sitompul, M.Pd, sdaku dosen pembimbing tesis yang telah
membimbing penulis dan meluangkan waktu kepada pcnulis hingga selesainya
tesis ini . Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:
Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku direktur program pascasarjana, Dr.
Syarifuddin, M.Sc. Ph.D sebagai asisten direktur I, dan Prof. Dr.Muhammad
Badiran, M.Pd. selaku ketua prodi Teknologi Pendidikan serta staf/pegawai
program pascasarjana UNlMED yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
belajar kepada penulis selama penulis mengikuti pendidikan program pascasatjana

Universitas Negeri Medan.
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, M.Pd, Prof. Dr. Kbairil Ansari, M.Pd,
dan Bapak Dr. R. Mursid, ST, M .Pd, selaku nara sumber yang telah memberikan

kritik, saran dan masukan pada tesis ini, serta Bapak dan Ibu dosen yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di program pasca
satjana UNIMED.

Ill

Bapak kepala SMA Negeri

1 ldi Timur yang telah memberikan izin

penelitian untuk melakukan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya. Bapak dan
lbu Guru mata pel~jarn

Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 ldi Kabupaten Aceh

Timm yang membantu penulis dal.am pelaksanaan penelitian di lapangan. Serta
seluruh siswa kelas X

tahun ajaran 2010-2011 yang m~:njadi


populasi serta

sampel dalam penelitian ini.
Ayahanda dan ibunda tercinta serta suamiku, serta seluruh kcluarga yang
telah memberikan dukungan moral dan materil kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan Pendidikan Magister di program pasca sarjana UNIMED.
Rekan-rekan

kuliah

khususnya

yang

mcmbantu

penulis

dengan


mcmbcrikan masukan dan mcmbantu penulis selama perkuliahan bcrlangsung
hingga selesainya tesisi ini.
Akhlmya

penulis

mengakui

bahwa karya

ini

masih jauh

dari

kcsempurnaan, namun penulis berharap semoga karya ini dapat berrnanfaat bagi
peningkatan mutu pendidikan.

Medan,

Februari 2011

Penulis,

RIAMA TAMBUNAN
NJ~.061IR824

iv

DAFTAR lSI
Halaman
ABSTRAK ............................ ,, ,.................................................................... ..
ABSTRACT ..................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR lSI...................................................................................................

ut
v

DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFT AR GAMBAR .................................................................... .................

Vlll

DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................

XI

BAB

J

X

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasaJah ...................................................... .

BAR II

B. ldentifikasi MasaJah .............................................................
C. Pembatasan Masalah ............................................................
D. Perwnusan Masalah .......... ........... .........................................
E. Tujuan Penelitian ..................................................................
F. Manfitat Penelitian ...... ..........................................................

11
12
13
14
14

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKlR DAN
PENGAJUAN IDPOTESIS
A. Kajian Teori ... .......................................................................

16

I. Hakikat

Hasil

Belajar

Bahasa

Indonesia... .... ..... ... , .. . .. . .. ........ ..... ..... .... ..... ......... .... .
2. Ha1dkat Model Pembelajaran Kooperatif........................
a Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Jigsaw....
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe

BAB Ill

16
24
31

STAD................................................................................

36

3. Hakikat Kemampuan Berpikir Verbal ... .... ........... ..........

44

B. Penelitian Yang Relevan ......................................................
C. Kerangka Berpikir .... ..... ..... ..... ...... .................. .... ..... ..... .... ...
D. Pengajuan Hipotesis ................................. ............................

50
52
67

METODOLOGI PENEUTIAN
A.
B.
C.
D.

Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
Populasi dan Sampel Penelitian .. ........... .... ...... ... ...... ...........
Variabel dan Definisi Operasional Variabel .. ..... .. .. .... ....

68
68
69
70

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ...................................
F. Pengontrolan Perlakuan.......................... ...............................
G. Teknik Pengumpulan Data dan lnstrumen Penelitian ..........

73
76
78

H. Teknik Analisi Data..... ....... .. ,.... ..... ... . .. ...... ...... .... .

86

Metode Penelitian .. .. . .. .. .. . . .. ... .. . .. .. .. . . . .. . .. .. .. .. . .. .. .. ..

v

BAB IV

HASJL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .. ..... ........... .... .... .... ...... .... .... .. .. .. ... ...... .... .... ..
1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa yang
Dibelajarkan
dengan
Model
Pembelajaran
Kooperatif dengan Tipe Jigsaw.......................................
2. Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Siswa yang
Dibelajarkan
dengan
Model
Pembelajaran
Kooperatif dengan Tipe ST AD ... .......... ............ ..............
3. Hasil BelaJar Bahasa Indonesia Siswa dengan
Kemampuan Berpikir Verbal Tinggi .... ..... ... .... .. .... .... ....
4. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa dengan
Kemampuan Berpikir Verbal Rendah ..... .... ..... .... .. .... ....
5. Hasil BeJajar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dengan T ipe Jigsaw pada
Siswa dengan Kemampuan Berpikir Verbal Tinggi ......
6. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dengan tipe Jigsaw pada
Siswa dengan Kemampuan Berpikir Verbal Rendah .. ...
7. Hasil Be!ajar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajar.m Koopecatif dengan Tipe STAD pada
S iswa dengan Kemampuan Berpikir Verbal Tinggi ......
8. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe ST AD pada
Siswa dengan Kemampuan Berpikir Vema! Rendah . ....
B. Pengujian Persyaratan Analisis
J. Uji Nonnalitas Data .......... .............................................
2. Uji Homogenitas Varian Populasi .. .... .... .. ... .... .. ... .. ... ... ..
C. Pengujian Hipotesis ..... .... .... .. .... ..... .... ..... ... .. .... .. .... .... ..........
1. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Antara
Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Tipe Jigsaw dan Model
Pcmbelajamn Kooperatif dengan Tipe ST AD...... ...........
2. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Antara
Siswa dengan Kem.ampuan Berpikir Verbal Tinggi
dan Kemampuan Berpikir Verbal Rendah .................
3. lnteraksi Antara Model Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Verbal Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia .. .. .. .... ... .. ... .. .. .. ...... .... ... .. ... .. ...
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia antara
Siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Tipe Jigsaw dan Model
Pembelajaran Kooperatifdengan Tipe STAD ................
2. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Antara
Siswa Yang Memiliki Kemarnpuan Berpikir Verbal
Tinggj Dan Kemampuan Berpikir Verbal Rendah . .......

vi

88

88

89

91
92

94
95
97

98
100
102

IOS

I07

108

I 09

113

1 19

3. Intcraksi Antara Model Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Verbal Terhadap Hasil

Belajar Bahasa Indonesia .. .......... .... ...... .... .. .. .. .... .... .... .. .. 121
E. Keterbatasan Penelitian ...... .... ...... ..... ..... .... .... .. ......... .... .... .. . 133

BAD

V

SIMPULAN, IMPUKASI DAN SARAN

A. S.iJnpulan ............................................................................... 136
B. l.Inplikasi ............................................................................... 137
C. Saran ....... .. .... ........... .... .. ..... .......... ............... ....... .... ....... ...... . 141
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 143
~IRAN
........ ..... .... .................... .... ... .... ......... ............ ........ 147

vii

DAFTA.R TABEL
Halaman
Tabel
1.1 . Hasil UN Mata Pelajaru.u Bahasa Indoncsin SMA
Negeri 1 Idi Kabupaten Aceh Timur Tahun Pelajaran
2005-2006 sampai dengan 2008-2009 ...............................

5

2.1 . Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif............................

29

2.2. Sintakm.atik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw........................................ .........................................

35

2.3. Sintakmatik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD .................................................................................

41

2.4. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif ST AD
dan Model dengan Tipe Jigsaw..........................................

44

3.1. Distribusi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Idi Aceh Timur

68

3.2. Desain Faktorial2 x 2 ......................... ...... ... ...... ...............

70

3.3. is~kK
Tes Hasil Belajar Bahasa Indonesia Sebelum
Uji Coba .............................................................................

80

3.4. Kisi·kisi Tes Kemampuan Berpikir Verbal ........................

81

3.5. Kisi·kisi Tes Hasil Belajar Bahasa Indones.ia Setelah
Uji Coba .............................................................................

85

4.1 . Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Untuk Model
PembeJajaran Kooperatif dengan tipe jigsaw ....................

88

4.2. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD ....................

90

4.3. Hasil Belajar . Bahasa Indonesia Siswa untuk
Kemampuan Berpikir Verbal Tinggj..................................

91

4.4. Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Siswa untuk
Kemampuan Bezpikir Verbal Rendah ...............................

viii

93

4.5. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Jigsaw pada
Siswa dengan Kemampuan Berpikir Verbal Tinggi .. .. ... ...

94

4.6. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Jigsaw untuk.
dengan Kemampuan Berpikir Verbal Rendah . .. ... .. .. .. .. .. .. .

96

4.7. Hasil Bell\iar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD untuk
Siswa dengan Kemampuan Berpikir Verbal Tinggj ..........

97

4.8. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa untuk Model
Pembelajaran Kooperatif dcngan tipe STAD unruk
dengan Kemampuan Berpikir Verbal Rendah.... ..... .... ..... ..

99

4.9. Hasil AnaJisis Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa dengan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Tipe Jigsaw dan Model
Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe STAD .. .. .. ... .. .... ...

I00

4.1 0. Rangkwnan Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Untuk Siswa dengan Kemampuan
Berpikir Verbal Tinggi Dan Rendah .... .. ... .. .... ... .. ... ..... ....

101

4.11. Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Untuk Model Pembelajaran
Berdasarkan Kemmnpwm Berpikir Verbal Tinggi dan
Rendah....... ............................. ............................................

102

4.12. Ringkasan

Hasil

Perhitunga.n

Varians

Model

Pembclajaran Kooperatif..... .... .... .. ... ..... .. ......... ... .. ... .. ........

103

4.13. Ringkasan Hasil perhitungan Varians Kemampuan
Berpikir Verbal.................... ........................ .......................

I 04

4.14. Ringk.asan Hasil Perhitungan Homogenitas Varians
Populasi Uji Bartlet ............................................................

105

4.15. Rangkuman

Data Hasil Perhitungan Anal isis
Deskriptif. .... .... ........... .......... ..... ... ..... .. .... .... ..... ..... .... ...... ...

106

4.16. rungkasan Perhitungan ANA VA Faktorial2 x 2 ..............

107

4.17. Rjngkasan H.asil Pengujian dengan menggunakan Uji
Scheffe .. ..... ..... ..... .... ..... .... ..... ...... ..... ..... .... .... ... .. ..... ..... .....

ll 0

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gam bar

2.1.

llustrasi Pembagian Tugas Kelompok Model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw.......................................

32

2.2.

Prosedur Penskoran Pada Jigsaw........................................

33

4.1.

Histogram Hasil Belajar Bahasa indonesia Siswa Untuk
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Jigsaw .......

89

4.2. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Untuk
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe STAD ... ....

90

4.3 . Histogr.un Hasil Belajar Bahasa lndonesia Siswa
dengan Kemampuan Berpikir Verbal Tinggi .. .... ... .. ..... ....

92

4.4. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

dengan Kemampuan Be.rpikir Verbal Rendah ..................

93

4.5. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Untuk
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Jigsaw

dengan Kemampuan Berpikir Verbal Tinggi ..... ........... ... ..

95

4.6. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Untuk
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Jigsaw

dengan Kemampuan Berpikir Verbal Rendah....................

96

4.7. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Untuk
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe STAD
dengan Kemampuan Berpikir Verbal Tinggi .....................

98

4.8. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Untuk
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe STAD

dengan Kemampuan Berpikir Verbal Rendah....................

99

4.9. Interaksi Model PembeJajaran dan Kemampuan
Berpikir Verbal
Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia ..................................:........................................

112

X

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Validitas Instrumem Tes Kcmampuan Berpikir Verbal
dan lnstrurnen Tes Kemampuan Berpikir Verbal ....... .......

\47

2. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. ..............

156

3. Perhitungan Uji Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Beda
dan Reliabilitas lnstrumen Tes Hasil Belajar, lnstrumen
Tes Hasil bel.ajar Bahasa Indonesia...................................

181

4.

Data Deskriptif Penelitian ..............................................

195

5. Perhitungan Uji Normalitas ................................................

21 1

6. Perhitungan Uji Homogenitas .............................................

220

7. Perhitungan Uji Hipotesis Penelitian .. ... .. .... .... ...... .... ..... .. ...

223

8. Perhitungan Uji Lanjut dengan Uji Schefee.........................

228

9. Tabel Konversi...................... ...............................................

230

10. Surat Keterangan.. ..... .......... .... .... ...... ..... ........ ... ... ...... ..........

236

11.

238

Daftar Riwayat Hidup .........................................................

xi

BABI
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalab
Peningk.atan mutu pendidikan merupakan salah satu agenda utama )lang

dilakuk.an oleh pemerintah dalam rangka pengembangan sumber daya manusia
Indonesia. Bc:rbagai payw1g hukum dan panduan untuk mengembangkan
pendidikan yang bennutu telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah, namun
pdaksanaan ketentuan perundangan dan panduan tersebut diduga masih belum
berltembang sebagaimana diingink.an. Pendidikan Indonesia dapat dilakukan
metalui dua aspek kegiatan, yakni ke.g iatan pembudayaan dan kegiatan
pengajaran.
Kegiatan pembudayaan adalah upaya mentransformasi nilai-n.ilai moral
dan pembentuk.an kepribadian dengan berbagai aspek mental, spiritual dan
psikologis. Kegiatan pengajaran bertalian dengan upaya mentransfonnasi dan
peoguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap dan keterampilan serta
penerapannya (Supannan, 1997). Sekolah menjadi salah satu sarana untuk.
m ensosialisasikan nila

~nil a

kenuunpuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan

Wltuk hidup di masyarakat. Guru di sekolah berperan sebagai fasilitator dalam
pembelajaran agar peserta didik dapat mentransfonnasik.an ilmu pengetahuan dan
teknologi serta nila~

dan keterampilan melalui kegiatan pem belajaran

Pada jenjang pendidikan menengah, masalah mutu pendidikan menjadi
krusial, karena ditinjau dari segi usia para lulusannya sudah siap m.emasuki dunia
ketja, atau meneruskan ke jenjang pendidik.an tinggi. Lapangan ketja maupun

pendidikan tinggi memerlukan masukan (intake) yang memenuhi syarat mutu agar
efektivitas ma.upun produk:tivitas kegiatannya dapat ditingkatkan sesuai dengan

perubahan lingkungan (Miarso, 2009).
Sekolah menengah atas (SMA) sebagai satuan pendidikan menengah di
Indonesia juga memiliki peran penting dalam rnewujudkan swnber daya manusia

yang bermutu. Menurut Sudjatrnik.o dan Nurlaili (2003) SMA merupakan satuan
pendidikan menengah yang bertujuan untuk:

(1 ) memberikan kemampuan

minimal bag.i lulusan untuk melanjut.kJm pendidikan dan hidup di dalam
masyarakat, (2) menyiapkan sebagian besar warga negara menuju masyarakat
belajar pada masa yang ak.an datang, dan (3) menyiapkan lulusan menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengintemalisasi perangkat gagasan dan nilai
masyarakat betadab dan cerdas.
Untuk menyiapkan lulusan sebagai anggota masyarakat yang mampu
bersaing. maka pada jenjana

SMA tiap siswa harus memiliki sejwnlah

kompetensi berupa: (l) memiliki keyalcinan dan ketaqwaan yang tercermin dalam
perilaku sehari-hari

sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, (2)

mengintemalisasi nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam
kehidupan bennasyarakat (3) memiliki wawasan kebangsaan dan bemegara, (4)
memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya secara produktif,
kompetitif, kooperatif, dan mampu memanfaatkan lin,gkungan secara bertanggWlg
jawab, (5) berpikir logis, kritis, inovatif, dan kreatif dalam memecahkan masalah
serta berkomunikasi secara verbal baik lisan maupun tertulis sesuai dengan
konteksnya melalui berbagai media teknologi informasi, (6) mengembangkan

2

kemampuan dan keterampilan akademik, (7) memanfaatkan kemampuan dan
kecakapan yang dimiliki untuk hidup di masyarakat, (8) meningkatkan

pengetahuan dan kecakapan melalui belajar secara mandiri dalam rangka
membangun masyarakat belajar, (9) memiliki kem.ampuan berolah raga, menjaga
kesehatan, membangun ketahanan dan kebugaran jasmani, serta (1 0) berekspresi
dan menghargai seni dan keindahan (Nurhadi, 2004). Berdasarkan kompetnsi
kompetensi

ini,

maka

kurikulum

SMA

perkembangan siswa dan kesesuaian dengan

disusun

memperhatikan

~

tahap

progr-.un keahlian, lingkungan

sosial, kebutuban pembangUDa.n nasional perlcembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kesen.ian.
Mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pel!Yaran yang

wajib diikuti siswa berisikan sejumlah materi pelajaran yang mengarahkan siswu
agar memiliki kompetensi dasar pada aspek menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Fimgsi utama bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi. Bahasa
dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar penutur W1tuk berbagai
keperluan dan situasi pemakaian, bahasa lebih merupakan suatu bentuk kinerja

dan perfonnansi daripada sebuah sistem ilmu, artinya pembelajaran babasa
haruslah lebih menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa
memegang peranan penting sebagai sarana komunikasi dan pendekatan

pembelajaran yang digunakan, keduanya saling berkaitan. Pada satu sisi bahasa
Indonesia merupakan saran.a komunikasi, pada sisi lain bahasa seharusnya
diajarkan kepada siswa melalui pendekatan yang sesuai dengan hakikat dan

fungsinya.

3

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 untuk
tingkat sekolah meoengah atas (SMA), semua materi diformulasikan sedemikian

rupa dengan lebih menekankan pada penguasaan mtlteri dan didukung olt:h model
pembelajaran yang sesuai dan sarana pendukung kegiatan pendidikan lainnya.

Dalam KTSP tersebut

dijelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia

rnempunyai 4 (empat) tujuan umum, yakni: (1) untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi siswa dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maupun secara
tertulis. Sebagai sarana berkomunikasi bahasa digunakan sebagai sarana untuk

rnengekspresikan infonnasi faktual, sikap intelektual, sikap emosional, sikap
moral, perintah dan sosialisasi; (2) meningkatkan kemampuan berpikir, dan
bemalar.• serta kemampuan untuk memperluas wawasan; (3) untuk mempertajarn
kepekaan perasaan siswa. Siswa tidak hanya mampu metruihami informasi yang
disampaikan secara tidak langsung atau tersirat; dan (4) untuk meningkatkan
kemampuan siswa mengapresiasi karya sastra, yang berkaitan erat dengan latihan
mempertajam perasaan, penalaran, daya kbayal, kepekaan terhadap masyarakat,
budaya dan lingkungan hidup (Depdiknas, 2006).
Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa tujuan khusus
peng~ar

Bahasa dan

Sastra Indonesia mencakup 3 (tiga) hal, yakni : (1) tujuan khusus pembelajaran
kebahasaan, (2) meningkatkan kemampuan pemahaman, dan (3) penggtmaan
bahasa. Pembelajaran kebahasaan mencakup lafal. ejaan dan tanda baca. struktur,
kosa kata., paragrap, dan wacana. Pelafalan yang baik dan benar, dan
mengucapkan yang jelas dan intonasi yang wajar sesuai dengan situasi
kebahasaan.

4

Berdasarkan kompetensi dan persyaratan kompetensi lulusan SMA serta
tujuan dan kompetensi mata peltYaran bahasa Indonesia yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka siswa SMA khususnya diharapkan telah memiliki sejumlah
kemampuan dalam mengaplikasikan konsep-konsep bahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari khususnya dalam berkomunikasi di lingkungan sosialnya
rnasing-masing. Namun kenyatannya masih banyak siswa yang belum dapat
menguasai secara optimal kompetensi-kompetensi dasar dalam pembelajara.n
bahasa Indonesia. Rendahnya mutu siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
tercennin pada keterampilan berkomunikasi siswa yang salah satu tolak ukumya
adalah hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia, baik yang diujikan secara
nasional melalui ujian nasional (UN), maupun secara 4iian praktek.
Rendahnya rata·rata hasil belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia
terjadi pula di beberapa sekolah di Kabupaten Aceh Timur termasuk pada SMA
Negeri I ldi Aceh Timur. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Tata
Usaha SMA Negeri 1 ldi Aceh Timur, dapa1 dilihat bahwa nilai rata-rata UN
siswa untuk mata pelajaran bahasa Indonesia relatif masih rendah dibandingkan
dengan mata pelajaran lainnya. seperti terlihat pada Tabe) l.l berikut.
Tabell.l. Basil UN Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 ldi Aeeb
Timur Tabun Pelaianll 100511006 umpai lia.M~089
Nibd Rata-rata
Nilai Tereadala N"llai Tertiaai
Ta.kuP~
20051'l006

'-11

6.08

8.08

208611007

6.34)

6.ll

7.86

100711008

6.26

6.17

7.96

200812009

6.23

5.98

7.90

S""'ber INIIl : SMt4 Negeri 1 Itli.ll.ceh Timur

5

Dari Tabel 1.1. di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar
bahasa Indonesia di SMA Negeri I Idi Aceh Timur cenderung masih kw-ang
memuaskan. Hal ini menyeh11hkan berbagai kalangan, khususnya di SMA Nt:gt!ri

1 ldi merasa kecewa dan kurang puas dengan hasil bclajar bahasa Indonesia
tersebut. Rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia ini juga tetjadi akibat adanya
asumsi sebahagian besar siswa bahwa bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai
bahasa pengantar di sekolah saja, karena di lingktmgan rwnah sebahagian besar
siswa menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa pengantar dalam berkomunikasi.
Ada banyak faktor ekstemal maupun internal yang menyebabkan masih
rendahnya basil belajar siswa dalam beberapa mata pelajaran. Berkaitan dengan
faktor-faktor tersebut, Dahar (1989) juga mengemukakan, sebab-sebab lulusan

kurang bennutu atau belum memenuhl luu:apan, di antranya: (1) input yang
kurang baik kualitasnya, (2) guru dan personal yang kurang tepat, (3) materi yang
tidak atau kurang cocok, (4) metode mengajar dan sistem evaluasi yang kurang
memadai, (5) kurangnya sarana penunjang, dan (6) sistem administrasi yang
kurang tepat. Sedangkan menurut Hamalik (1999) faktor-faktor penyebab
rendahnya hasil belajar siswa mencakup: (1) input mentah atau siswa, (2)
lingkungan instruksional, (3) proses pembelajaran. dan (4) keluaran pembelajaran.
Hamalik memandang pembelajaran sebagai suatu sistem, sedangk.a.n Reigeluth
(1983) melihatnya dari sisi variabel pembelajaran yang satu sama lain saling

berpengaruh.
Berkaitan dengan proses pembelajaran guru mempunyai tugas yang sangat
berat guna mengatasi persoalan basil belajar siswa, kareoa guru merniliki peran

6

penting dalam proses pembelajaran. Peran ini adalah mentransformasikan

pengetahuan. keterarnpilan dan nilai-nilai kepada peserta didik. Bila pembelajaran
itu dilihat sebagai suatu sistem, maka faktor yang turut mempengaruhi lmaJitas
pembelajaran tersebut harus dipenuhi.

Dalam rangka mengatasi persoalan perolehan basil belajar bahasa Indonesia
SMA Negeri 1 Idi Aceh Timur yang masih relatif rendah, mesk.ipun berbagai

upaya telah dilakukan untuk meningkatan hasil belajar tersebut, namun sejauh ini
basil bel8jar bahasa Indonesia tersebut masih tetap rendah dan tidak menunjukkan
adanya peningkatan yang cukup berarti (signifikan).
Menurut pengamatan penulis di SMA Negeri 1 ldi Aceh Timur, basil
belajar bahasa Indonesia yang masih relatif rendah di SMA tersebut diduga
disebabkan kebanyakan guru mengajar dengan menggWlakan satu model berupa
model pembelajaran konvensional dengan metode ceramab dan latihan saja, guru
yang mendominasi proses belajar mengajar dan siswa tidak diaktitkan dalam
suasana pembelajaran demok.ratis yang dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Kenyataannya dalam praktik pembelajaran bahasa Indonesia yang telah
dilaksanakan, guru beranggapan bahwa proses dan isi mata pelajaran tidak. begitu
penting. Bahkan menurut Sanjaya (2007) pembelajaran mata pelajaran bahasa
tidak diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, karena yang
dipelajari lebih banyak bahasa sebagai ilmu bukan sebagai alat komunikasi.
Padahal guru yang baik adalah guru yang memiliki model mengajar yang
baik. Pengajaran akan lebih baik jika guru mengaitkan materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata kehidupan siswa dan mendorong siswa membuat

7

hubungan antara pengetahuan yang ditnilikinya dengan penerapannya dalam
kehldupan mereka sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bukan transfer
pengetahuan langsung dari guru ke siswa (Nurhadi, 2002). Bila siswa tidak
mengetahui kebennanfaatan suatu materi pelajaran akan mengakibatkan
kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa untuk memperoleh basil
belajar siswa yang lebih baik, dibutuhkan model pembelajaran yang marnpu untuk
lebih memberdayakan siswa da!am suatu proses pembelajaran. Ada banyak model
pembelajaran yang mengaktifkan seluruh aspek kepribadian siswa yang tergolong
dalam pembelajaran kontesktual, di antaranya model pembelajaran berbasis
m.asalah, model inkuiri, model pembelajaran kooperatif, model simulasi sosial,
bermain peran dan sebagainya.
Model pembelajaran kooperatif, adalah salah satu bentuk model
pembelajaran yang berorientasi kepada pemikiran bah.wa anak akan belajar lebib
baik jika lingkungan diciptakan sedemikian rupa agar terasa lebih alamiah, siswa
dapat sating bekeJja sama. bertukar ilmu pengetahuan (sharing knowledge), sating
bertukar informasi, sehingga masing-masing siswa mampu menjawab persoaln~
persoalan belajar bahasa Indonesia yang dihadapi.
Model pembel.Yaran kooperatif dikembangkan dengan tujuan agar
pembelajaran lebih produktif dan bermakna, di mana siswa ikut serta dan terlibat
secara ak.tif dalam proses pembelajaran. Unsur pokok dalam pembelajarao
kooperatif adalah sating ketergantungan positif, tanggung jawab individual,

8

interaksi personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok (Johnson &

Johnson, 1993). Aktivitas pembelajaran kooperatif menekank.an pada kesadaran
siswa

perlu

belajar

berpikir,

masalah dan belajar untuk
me~ahkn

mengklasifikasikan pengetahuan dan keterampiJan serta saling memberitahukan
pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut kepada siswa yang mcmbutuhkan,
dan setiap siswa merasa senang mengembangkan pengetahuannya kepada anggota
lain dalam kelompok. Dengan demikian, penerapan pembelajaran kooperatif

dalam proses belajar mengajar memudahkan siswa dalam memecahkan masalah
yang dihadapi siswa setiap materi selesai diajarkan.
Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model yang
mengkondisikan siswa aktif secara fisik dan mental. Seperti yang dikemukakan
oleh Sanjaya (2007) bahwa belajar dalam kelompok pcmbelajarnn kooperatif
memiliki perspe.ktif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya
interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk

berpikir mengolah berbagai infonnasi. Dari pendapat tersebut mak.a penerapan
pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar memudahkan siswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi siswa setiap materi selesai diajarkan serta
dapat menumbuhkan keterampilan sosial dan keterampilan berkomtm.ikasi.

Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, perolehan hasil belajar suatu
kegiatan pembelajaran dipengaruhi pula oleh kemampuan guru dalam mengenal dan
memahami karakteristik siswa. Seorang guru mampu mengenali karnkteristik siswa

akan dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif yang
memungkinkan peningkatan basil belajar siswa. Menurut Dick and Carey (2005),

9

seorang guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa

akan sangat berpengaruh te.rbadap keberhasilan proses belajar siswa. Apabila seorang
guru telah mengetahui karakteristik siswanya, maka selanjutnya guru dapnt

menyesuaikan dengan metnde pembelajaran yang akan digunakan.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa dapat menguasai materi

pelajaran tidak hanya terbatas pada tahap ingatan tanpa pengertian (rote learning),
tetapi diserap secara bermakna (meaningful learning). Agar terjadi transfer belajar
yang efektif, maka guru harus memperhatikan karakteristik setiap siswa untuk
dapat disesuaikan dengan materi yang dipelajarinya. Pembelajaran ak.an semakin

efektif atau semakin berkualitas hila proses belajar mengajar dilakukan sesuai
dengan karakteristik siswa yan~

diajar. Sejalan dengan hal tersebut Slavin (1990)

mengemukakan bahwa lwakteristik adalah aspek-aspek yang ada dalam

diri

siswa yang dapat mempengaruhi perilakunya.
Salah satu karakteristik siswa adalah kemampuan berpikir verbal siswa.
Keterampilan dan kemampuan berpikir verbal ni.emiliki peran yang sangat penting
bagj siswa guna men.ingkatlcan kemampuan siswa dalam memberikan dan

mempersiapkan proses komWlikasi secara terampil dalam menyampaikan maksud,
ma.kna. atau pesan yang terl