PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA SISWA Peningkatan Motivasi Dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Treffinger Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur Tahun Ajaran 20

(1)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 3 KEMADOHBATUR

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Oleh: SITI RIKAYAH

A 510 090 107

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 3 KEMADOHBATUR TAHUN AJARAN 2012/2013

Siti Rikayah, A510090107, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2013, 100 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur melalui model pembelajaran Treffinger. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Subyek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki – laki, dan 16 siswa perempuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan pemahaman konsep matematika yang berdampak pada hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi terlihat dalam 4 indikator yaitu Antusias siswa dalam menerima pelajaran meningkat dari pra siklus sebesar 34, 78%, Siklus I sebesar s 56, 52%, dan Siklus II 78, 26%. Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru meningkat dari pra siklus sebesar 39, 13%, Siklus I sebesar 60, 87%, dan Siklus II sebesar 78, 26%. Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain yaitu meningkat dari pra siklus sebesar 30, 43%, Siklus I sebesar 60, 87%, dan Siklus II sebesar 78, 26%. Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru meningkat dari pra siklus sebesar 43, 48%, Siklus I sebesar 65, 22%, dan Siklus II sebanyak 19 atau sebesar 82, 61%. Peningkatan pemahaman konsep matematika dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh data pada pra siklus sebesar 43, 48% mengalami ketuntasan, siklus I sebesar 65, 22% mengalami ketuntasan, pada siklus II sebesar 78, 26%. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Treffinger dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur tahun pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Treffinger, motivasi, pemahaman konsep matematika yang berdampak pada hasil belajar.


(5)

1 A. PENDAHULUAN

Rendahnya motivasi dan pemahaman konsep matematika dialami siswa kelas IV SD Negeri 3 kemadohbatur, hal ini dapat dilihat dari rendahnya keaktifan belajar matematika, meliputi keberanian bertanya dan mengungkapkan ide, mengerjakan soal latihan di depan kelas dan hasil belajar. Rendahnya motivasi dan pemahaman konsep matematika karena rendahnya keaktifan siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur, dalam hal ini guru kurang menarik dalam memberikan materi, guru menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi kepada siswa, sehingga membuat siswa bosan dengan pelajaran matematika, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif, penyampaian materi cenderung monoton dan kurang bervariasi, dan dominasi guru dalam proses pembelajaran masih tinggi.

Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika melalui Model Pembelajaran Treffinger siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur. Kendala dalam mengajar matematika bukan saja terletak pada tingkat kesulitan materi, akan tetapi pada kurangnya motivasi belajar dari dalam diri siswa untuk belajar matematika.

Pembelajaran matematika adalah suatu proses kegiatan yang dilaksanakan guru dalam mengajarkan matematika kepada siswanya dengan konsep pembelajaran secara realistis atau berhubungan dengan dunia nyata. Dalam pelaksanaannya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, muda minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika. Agar potensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan secara optimal dan hasil belajarnya sesuai dengan yang diharapkan. Mata pelajaran matematika bertujuan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dalam memecahkan masalah matematika sebagai bekal dalam kehidupan masyarakat. Pembelajaran dirancang agar menarik dan menyenangkan untuk siswa.


(6)

2

Motivasi merupakan hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi membangkitkan semangat seseorang dalam melakukan sesuatu agar dapat belajar dengan baik, motivasi adalah keadaan yang ada dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai tujuan tertentu/ kepuasan dirinya serta mengadakan perubahan agar bisa lebih baik lagi. Menurut Afton Ilman (2012:19) mengklasifikasikan indikator motivasi belajar antara lain:

1) Antusias siswa dalam menerima pelajaran, 2) Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru,

3) Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain, 4) Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru.

Model pembelajaran yang digunakan peneliti adalah model pembelajaran Treffinger, Langkah – langkah treffinger adalah

1. Siswa diberikan orientasi tentang pelajaran yang akan dipelajari. 2. Siswa diberikan permasalahan

3. Siswa menyelesaikan permasalahan secara mandiri

4. Dibentuk kelompok untuk mendiskusikan permasalahan dengan teman untuk hasil yang maksimal

5. Siswa mengerjakan / menyelesaikan hasil diskusi di depan kelas 6. Memberikan reward dengan memberikan tanggapan

B. METODE PENELITIAN

Sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri 3 Kemadohbatur, ini dilaksanakan pada awal semester Genap (dua) awal Januari sekitar tanggal 3 sampai 15 Januari 2013. Jenis Penelitian yang dilaksanakan Penelitan Tindakan Kelas (PTK), yang menjadi subyek adalah Guru dan siwa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Kemadohbatur dengan Jumlah 23 siswa, 7 siswa laki – laki dan 16 siswa


(7)

3

perempuan. Penelitian ini untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika yang berdampak pada hasil belajar.

Pengambilan data dilakukan dengan observasi, metode tes dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Margono (dalam Rubino Rubiyanto, 2011: 158) mendefinisikan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas. Sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa.

2. Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. (Suharsimi Arikunto, 2002: 29). Tes digunakan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang dicapai siswa setelah diadakan tindakan.

3. Wawancara

Menurut Suharsini Arikunto (2003: 30) “Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab”. Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengajukan pertanyaan pada guru atau teman sejawat untuk mengevaluasi metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa, daftar nilai matematika kelas IV sebelum tindakan.


(8)

4

Dalam penelitian ini data dianalisis dengan analisis interaktif. Analisis interaktif digunakan untuk mengolah data yang berupa peningkatan hasil dan prestasi belajar matematika siswa. Miles dan Huberman (Dalam Sugiyono,2008: 337) menyatakan bahwa langkah – langkah teknik analisis interaktif terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang dilakukan dalam bentuk interaktif. Adapun keterangan dari langkah – langkah teknik analisis interaktif tersebut adalah sebagai berikut :

a) Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan semua data yang diperoleh selama observasi. Data yang didapat diperoleh dari observasi pendahuluan, dokumentasi dan catatan lapangan. Data dalam penelitian ini didapat dari semua kegiatan yang diamati pada pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan Treffinger.

b) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul di catatan – catatan lapangan. Dalam hal ini peneliti memilih hal–hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Kegiatan ini mulai dilakukan ketika setiap tindakan dilaksanakan.

c) Penyajian Data atau Pelaporan

Penyajian data dilakukan setelah peneliti mereduksi data. Penyajian data pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Adanya penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.

d) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan setelah penyajian data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.


(9)

5

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tindakan yang dilakukan guru peneliti adalah untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika yang berdampak pada hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur. Adapun permasalahannya adalah “Apakah penerapan model pembelajaran treffinger dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SD Negeri 3 kemadohbatur tahun ajaran 2012/2013?”

Tindakan yang dilakukan selama penelitian adalah menerapkan model pembelajaran treffinger. Setelah melakukan tindakan menggunakan model pembelajaran treffinger terdapat refleksi. Refleksi pada siklus I bertujuan untuk memeperbaiki tindakan mengajar siklus selanjutnya. Refleksi pada Siklus I yaitu :

a. Pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana, tetapi hasil yang dicapai pada siklus I belum maksimal sesuai yang kriteria yang diharapkan dalam penelitian . Pembelajaran belum terlalu interaktif, guru kurang interaksi dengan siswa dan guru belum dapat menyesuaikan diri dengan baik.

b. Guru kurang memotivasi siswa dan kurang memberikan bimbingan baik secara individu maupun kelompok kepada siswa, sehingga dalam kelompok siswa kurang bekerjasama dan hasilnya kurang optimal.

c. Kurang mengembangkan proses pembelajaran, karena tidak menginformasikan topik pembelajaran kepada siswa sebelum proses kegiatan belajar mengajar.

d. Banyak siswa yang malu dan tidak mau bertanya maupun mengemukakan pendapat karena mereka takut salah.


(10)

6 e. Indikator motivasi menunjukkan bahwa

1)Antusias siswa dalam menerima pelajaran sebanyak 13 siswa atau sebesar 56,52%

2)Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 14 siswa atau sebesar 60,87%

3)Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebesar 14 siswa atau sebesar 60,87%

4)Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru sebesar 15 siswa atau sebesar 65,22%

f. Hasil tes menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajarnya pada siklus I adalah 15 siswa atau sebesar 63, 64%. Sehingga ketuntasan belajar belum tercapai, perlu dilakukan tindakan lanjutan.

Pada Siklus II Guru peneliti mengadakan perbaikan dengan merencanakan pembelajaran sebagai berikutr :

a) Mengembangkan proses pembelajaran sebaik mungkin dan menginformasikan topik pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dengan tujuan siswa lebih siap dalam mengikuti pembelajaran.

b) Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan pada siswa dalam mempresentasikan hasil, dan memberikan motivasi pada siswa agar tidak takut mengeluarkan pendapat serta memberikan rangsangan agar siswa mau aktif berfikir. Dalam kelompok siswa bekerjasama dengan baik sehingga hasil yang dicapai bisa optimal.


(11)

7

c) Lebih mengaktifkan siswa dalam mengemukakan pendapat dan bertanya dengan memberikan motivasi dan penguatan.

Pada siklus II terdapat refleksi, ini merupakan perbaikan refleksi siklus I. Refleksi siklus II sebagai berikut

1)Kegiatan yang dilaksanakan siklus II pertemuan kedua ini secara keseluruhan sudah baik dan siswa sudah mulai mengerti tata aturan kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui model pembelajaran treffinger karena sebelumnya guru telah menginformasikan topik pembelajaran.

2)Guru dapat memotivasi siswa dengan baik membimbing siswa dalam melakukan presentasi dan menanggapi dengan baik apabila ada siswa yang bertanya, baik secara individu maupun kelompok.

3)Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan interaktif dan komunikatif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika.

4)Berdasarkan hasil observasi pada siklus II dapat disimpulkan bahwa Indikator Motivasi belajar sebagai berikut :

a) Antusias siswa dalam menerima pelajaran sebanyak 18 siswa atau sebesar 78, 26%

b)Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 18 siswa atau sebesar 78,26%

c) Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebesar 18 siswa atau sebesar 78,26%


(12)

8

d)Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru sebesar 19 siswa atau sebesar 82, 61%.

5)Pemahaman konsep matematika yang berdampak pada Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 78, 26% siswa mangalami ketuntasanbalajar, dan 21, 74% siswa tidak tuntas, juga ditunjukkan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 50.

Dari data di atas dapat disimpulkan model pembelajaran treffinger dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika yang akan berdampak pada hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur tentang peningkatan motivasi dan pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran Treffinger pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Indikator motivasi belajar

a) Antusias siswa dalam menerima pelajaran yaitu pada pra siklus 34, 78%, Siklus I 56, 52%, dan Siklus II 78, 26%.

b)Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru yaitu pada pra siklus 39, 13%, Siklus I 60, 87%, dan Siklus II 78, 26%.

c) Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain yaitu pada pra siklus 30, 43%, Siklus I 60, 87%, dan Siklus II 78, 26%.


(13)

9

d)Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru yaitu pada pra siklus 43, 48%, Siklus I 65, 22%, dan Siklus II 82, 61%. 2. Prosentase pemahaman konsep matematika dibuktikan dengan Hasil

Belajar Siswa yang diperoleh pada pra siklus adalah 43, 48%, siklus I adalah 65, 22%, pada siklus II prosentase ketuntasan yang diperoleh adalah 78, 26%. Sehingga tidak perlu dilakukan tindak lanjut lagi karena sudah sesuai dengan harapan peneliti.

E. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi aksara

Bachman, Edmund. 2005. Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP : Standar Kompetensi, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Herawati Susilo, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai sarana

Pengembangan Keprofesionalan guru dan calon guru. Bandung : Bayumedia

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Huda, Afthon Ilman. 2012. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Dua Dimensi dan Tiga Dimensi pada Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta tahun 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. UMS : Surakarta

Kamus Bahasa Indonesia. 2006. Kamus Pelajar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Raya Hamkan

Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta : BP - FKIP UMS

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : FKIP UMS


(14)

10

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Suharsimi, A., Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : Bumi Aksara

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika . Yogyakarta:Graha Ilmu

Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD http://intip.me/model-pembelajaran-treffinger/ (diakses pada12 November

2012).

pembelajaran-treffinger/#ixzz2C0eozKg0 (diakses pada12 November 2012)

http://indramunawar.blogspot.com/2011/10/pengertian-dan definisi. matematika(diakses tanggal 10 November 2012)

http://karmawati-yusuf.blogspot.com/2009/01/filosofi-pendidikan.html) (diaksestanggal 25 oktober 2012)

http://arinimath. Blogspot.com/2008/02/ definisi matematika.html) (diakses tanggal25 oktober 201)


(1)

5

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tindakan yang dilakukan guru peneliti adalah untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika yang berdampak pada hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur. Adapun permasalahannya adalah “Apakah penerapan model pembelajaran treffinger dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SD Negeri 3 kemadohbatur tahun ajaran 2012/2013?”

Tindakan yang dilakukan selama penelitian adalah menerapkan model pembelajaran treffinger. Setelah melakukan tindakan menggunakan model pembelajaran treffinger terdapat refleksi. Refleksi pada siklus I bertujuan untuk memeperbaiki tindakan mengajar siklus selanjutnya. Refleksi pada Siklus I yaitu :

a. Pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana, tetapi hasil yang dicapai pada siklus I belum maksimal sesuai yang kriteria yang diharapkan dalam penelitian . Pembelajaran belum terlalu interaktif, guru kurang interaksi dengan siswa dan guru belum dapat menyesuaikan diri dengan baik.

b. Guru kurang memotivasi siswa dan kurang memberikan bimbingan baik secara individu maupun kelompok kepada siswa, sehingga dalam kelompok siswa kurang bekerjasama dan hasilnya kurang optimal.

c. Kurang mengembangkan proses pembelajaran, karena tidak menginformasikan topik pembelajaran kepada siswa sebelum proses kegiatan belajar mengajar.

d. Banyak siswa yang malu dan tidak mau bertanya maupun mengemukakan pendapat karena mereka takut salah.


(2)

6 e. Indikator motivasi menunjukkan bahwa

1)Antusias siswa dalam menerima pelajaran sebanyak 13 siswa atau sebesar 56,52%

2)Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 14 siswa atau sebesar 60,87%

3)Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebesar 14 siswa atau sebesar 60,87%

4)Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru sebesar 15 siswa atau sebesar 65,22%

f. Hasil tes menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajarnya pada siklus I adalah 15 siswa atau sebesar 63, 64%. Sehingga ketuntasan belajar belum tercapai, perlu dilakukan tindakan lanjutan.

Pada Siklus II Guru peneliti mengadakan perbaikan dengan merencanakan pembelajaran sebagai berikutr :

a) Mengembangkan proses pembelajaran sebaik mungkin dan menginformasikan topik pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dengan tujuan siswa lebih siap dalam mengikuti pembelajaran.

b) Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan pada siswa dalam mempresentasikan hasil, dan memberikan motivasi pada siswa agar tidak takut mengeluarkan pendapat serta memberikan rangsangan agar siswa mau aktif berfikir. Dalam kelompok siswa bekerjasama dengan baik sehingga hasil yang dicapai bisa optimal.


(3)

7

c) Lebih mengaktifkan siswa dalam mengemukakan pendapat dan bertanya dengan memberikan motivasi dan penguatan.

Pada siklus II terdapat refleksi, ini merupakan perbaikan refleksi siklus I. Refleksi siklus II sebagai berikut

1)Kegiatan yang dilaksanakan siklus II pertemuan kedua ini secara keseluruhan sudah baik dan siswa sudah mulai mengerti tata aturan kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui model pembelajaran treffinger karena sebelumnya guru telah menginformasikan topik pembelajaran.

2)Guru dapat memotivasi siswa dengan baik membimbing siswa dalam melakukan presentasi dan menanggapi dengan baik apabila ada siswa yang bertanya, baik secara individu maupun kelompok.

3)Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan interaktif dan komunikatif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar matematika.

4)Berdasarkan hasil observasi pada siklus II dapat disimpulkan bahwa Indikator Motivasi belajar sebagai berikut :

a) Antusias siswa dalam menerima pelajaran sebanyak 18 siswa atau sebesar 78, 26%

b)Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 18 siswa atau sebesar 78,26%

c) Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain sebesar 18 siswa atau sebesar 78,26%


(4)

8

d)Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru sebesar 19 siswa atau sebesar 82, 61%.

5)Pemahaman konsep matematika yang berdampak pada Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa 78, 26% siswa mangalami ketuntasanbalajar, dan 21, 74% siswa tidak tuntas, juga ditunjukkan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 50.

Dari data di atas dapat disimpulkan model pembelajaran treffinger dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep matematika yang akan berdampak pada hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur tentang peningkatan motivasi dan pemahaman konsep matematika melalui model pembelajaran Treffinger pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Indikator motivasi belajar

a) Antusias siswa dalam menerima pelajaran yaitu pada pra siklus 34, 78%, Siklus I 56, 52%, dan Siklus II 78, 26%.

b)Kemauan mendengarkan penjelasan dari guru yaitu pada pra siklus 39, 13%, Siklus I 60, 87%, dan Siklus II 78, 26%.

c) Keberanian menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain yaitu pada pra siklus 30, 43%, Siklus I 60, 87%, dan Siklus II 78, 26%.


(5)

9

d)Kemauan mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru yaitu pada pra siklus 43, 48%, Siklus I 65, 22%, dan Siklus II 82, 61%. 2. Prosentase pemahaman konsep matematika dibuktikan dengan Hasil

Belajar Siswa yang diperoleh pada pra siklus adalah 43, 48%, siklus I adalah 65, 22%, pada siklus II prosentase ketuntasan yang diperoleh adalah 78, 26%. Sehingga tidak perlu dilakukan tindak lanjut lagi karena sudah sesuai dengan harapan peneliti.

E. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi aksara

Bachman, Edmund. 2005. Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP : Standar Kompetensi, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Herawati Susilo, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai sarana

Pengembangan Keprofesionalan guru dan calon guru. Bandung : Bayumedia

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Huda, Afthon Ilman. 2012. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Dengan Alat Peraga Dua Dimensi dan Tiga Dimensi pada Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta tahun 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. UMS : Surakarta

Kamus Bahasa Indonesia. 2006. Kamus Pelajar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Raya Hamkan

Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta : BP - FKIP UMS

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : FKIP UMS


(6)

10

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Suharsimi, A., Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : Bumi Aksara

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika . Yogyakarta:Graha Ilmu

Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD http://intip.me/model-pembelajaran-treffinger/ (diakses pada12 November

2012).

pembelajaran-treffinger/#ixzz2C0eozKg0 (diakses pada12 November 2012)

http://indramunawar.blogspot.com/2011/10/pengertian-dan definisi. matematika(diakses tanggal 10 November 2012)

http://karmawati-yusuf.blogspot.com/2009/01/filosofi-pendidikan.html) (diaksestanggal 25 oktober 2012)

http://arinimath. Blogspot.com/2008/02/ definisi matematika.html) (diakses tanggal25 oktober 201)


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Directinstruction ( Di ) Untuk Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan.

0 3 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KREATIFITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING BAGI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dan Kreatifitas Siswa Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping Bagi Siswa Kelas Viii B Smp Negeri 2 Ngempl

0 2 17

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN KREATIFITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dan Kreatifitas Siswa Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping Bagi Siswa Kelas Viii B Smp Negeri 2 Ngemplak Bo

0 1 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN MOTIVASI SISWA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI STRATEGI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dan Motivasi Siswa Dengan Pendekatan Scientific Melalui Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Pada Poko

0 2 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN MOTIVASI SISWA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIK MELALUI STRATEGI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dan Motivasi Siswa Dengan Pendekatan Scientific Melalui Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Pada Po

0 1 12

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA SISWA Peningkatan Motivasi Dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Treffinger Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur Tahun Ajaran 20

0 0 16

PENDAHULUAN Peningkatan Motivasi Dan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Treffinger Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kemadohbatur Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 8

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PTK siswa kelas VI di SD Negeri 4 Kartasura Tahun Ajaran 2010/2011).

0 0 17

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (PTK Pembelajaran Siswa Kelas X Sem

0 0 18

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Peningkatan motivasi dan pemahaman konsip siswa dalam pembelajaran Matematika melalui Strategi pembelajaran Aktif Course Review Horey(PTK Pembelajaran Siswa Ke

0 1 16