TINJAUAN ASPEK KOGNITIF PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS IX Tinjauan Aspek Kognitif Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas IX.

TINJAUAN ASPEK KOGNITIF PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP
KELAS IX

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika

Diajukan oleh:

AGUS PRIHANTORO
A 410 080 334

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ii

iii


TINJAUAN ASPEK KOGNITIF PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP
KELAS IX
Oleh:
Agus Prihantoro1, Sumardi2, Masduki3
1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, prihan495p@yahoo.com
2

3

Staf Pengajar UMS Surakarta, s_mardi15@yahoo.co.id

Staf Pengajar UMS Surakarta, masduki918@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research aimed to determine the extent of distribution of the cognitive
demand of the junior high school mathematics books. The research analyze each

test item in cognitive demand by using Survey of Enacted Curiculum (SEC). SEC
divide cognitive demand into 5 level, they are: memorrize, Perform Procedure,
Demonstrate Understanding, Conjecture/ Generalize/ Prove, dan Solve NonRoutine Problems. The results of this research is the " Belajar Matematika Aktif
dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/ MTs” book have 5.2% of memorize,
69.6% of perform precedure, demonstrate understanding by 20.9%,
conjecture/generalizw/prove 3.5% and solve non-routine problems by 0.9%. The
" Matematika Bermakana IX" book have 2.4% of memorize, perform precedure for
57.1%, 27.4% of demonstrate understanding, conjecture/generalizw/prove by
9.5% and solve non-routine problems by 3,6%. Percentage cognitive demanf of
the " Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX” book is 3.1% of
memorize, 57.8% of perform precedure, demonstrate understanding by 32.5%,
conjecture/generalizw/prove by 4.1% and solve non-routine problems by 2.2%. It
can be concluded that the majority of the books are perform precedure, while
conjecture/ generalize/prove and solve non-routine problems are lacking. All
three books are less train students in critical thinking and creative because most
item at low level of cognitive demand.
Keyword : Cognitive Demand, Textbook, Survey of Enacted Curriculum (SEC)

iii


1. PENDAHULUAN
Matematika memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga siswa dituntut untuk menguasai mata
pelajaran matematika dengan baik. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika mempunyai tujuan agar siswa
mempunyai kemampuan dan keahlian berupa: 1) memahami konsep matematika,
2) menggunakan penalaran dan sifat dalam menjelaskan gagasan matematika, 3)
memecahkan

masalah

matematika,

4)

mengkomunikasikan

gagasan,

5)


menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses
sistem pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana dan
prasarana, serta faktor lingkungan. Sarana pembelajaran yang berperan dalam
proses pembelajaran adalah buku. Buku merupakan komponen dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Permen Nomor 2 Tahun 2008 menyatakan bahwa
buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan yang
memuat materi pembelajaran disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Buku pelajaran mempunyai pengaruh yang kuat dalam memberikan pengalaman
belajar siswa.
Dilihat dari hasil ujian nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2010/2011,
provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan tingkat ketidaklulusan tertinggi
yaitu sebesar 4.823 siswa dari 20.234 siswa yang tidak lulus ujian. Sementara itu,
Matematika merupakan mata pelajaran dengan nilai rata-rata ujian terendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Rata-rata nilai mata pelajaran
Matematika sebesar 6,29, sedangkan nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris dan IPA adalah 7,24, 6,49 dan 7,02 ( Tuhusetya, 2011 ).
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang
dilakukan belum tercapai tepat sasaran. Hal ini mengindikasikan perlunya

perhatian yang lebih intensif pada kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
serta penanaman sifat karakter siswa. Perlunya pembagian porsi tingkat berfikir
yang seimbang menjadi hal yang sangat perlu serta penting untuk ditingkatkan.
Tingkat berfikir membawa siswa untuk dapat berfikir kreatif serta inovatif.
1

2

Yamin (2009: 30) menyatakan bahwa apabila semua tingkat pada kawasan
kognitif sudah dapat diterapkan secara merata dan

terus menerus di setiap

kegiatan pengajaran dan pelatihan, maka kualitas pendidikan yang dihasilkan
tentu akan lebih baik. Menurut Yunengsih (2007), Surveys of Enacted
Curriculum (SEC) membagi tingkat berfikir ranah kognitif dalam 5 tingkatan

yaitu: Memorize, Perform procedure, Demonstrate understanding, Conjecture/
Generalize/ Prove dan Solve non-routine problems/ make connection. Semakin


tinggi tingkatan yang dikuasai siswa maka semakin tinggi pula kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah.
Dari pernyataan di atas tentunya diperlukan analisis yang lebih
mendalam mengenai faktor-faktor yang harus dipertimbangkan guru matematika
SMP dalam memilih buku pelajaran sebagai bahan mengajar di kelas. Sehingga
diharapkan nantinya dalam pembelajaran, buku tersebut dapat mengasah
kemampuan siswa sehingga dapat berfikir kreatif dan inovatif serta dapat
memenuhi tujuan pendidikan dengan maksimal.
Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif karena
analisis datanya non-statistik yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian
aspek kognitif pada buku teks. Sedangkan metode pengumpulan data yang
digunakan dengan observasi tiap sampel soal.
Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk memetakan soal
pada buku teks matematika kelas IX SMP yang ditinjau dari tingkatan aspek
kognitif.
2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena
mendiskripsikan sejauh mana ketercapaian aspek kognitif pada buku. Penelitian
kualitatif adalah pendekatan penelitian yang mendiskripsikan kenyataan secara
benar, berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang

didapat dari situasi yang alamiah (Satori, D dan Aan, 2011: 25).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1)
menentukan buku teks yang digunakan yaitu: “Belajar Matematika Aktif dan

3

Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan
Dwi Susanti, “Matematika Bermakna IX” karangan Idris Harta dan “Seribu Pena
Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” karangan M.Cholik Adinawa dan
Sugijono; 2) Penentuan soal yang diteliti yaitu soal-soal uji kompetensi pada tiap
bab; 3) Penggunaan data, bahwa data akan dianalisis untuk dipetakan kedalam
aspek kognitif.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan Surveys Enacted of
Curriculum (SEC) sebagai instrumen atau alat ukur ketercapaian aspek kognitif.

Survei ini dikembangkan oleh The Council of Chief State Schoo Officers
(CCSSO) bermitra dengan Andrew Porter dan John Smithson dari Wisconsin
Center for Education Research (WCER) di Amerika Serikat. Surveys Enacted of
Curriculum (SEC) membagi aspek kognitif ke dalam 5 tingkatan yaitu: memorize


(mengingat),

perform

procedure

(menampilkan

prosedur

perhitungan),

demonstrate understanding (mendemonstrasikan konsep), conjecture/ generalize/
prove (pembuktian), dan solve non-routine problem (menyelesaikan persoalan

non rutin). Data hasil penelitian tersebut ditulis dalam bentuk tabel agar lebih
mudah di analisis untuk memnentukan komparasi ketiga buku tersebut.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil data penelitian, berikut hasil analisis dari ketiga buku
teks tersebut. Hasil dari analisis soal uji kompetensi pada buku “Belajar

Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” terhadap aspek
kognitif menurut SEC diperoleh Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Belajar Matematika
Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs”
Apek Kognitif
M

P

D

C

S

Jumlah

%

Jumlah


%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

6

5,2

80


69,6

24

20,9

4

3,5

1

0,9

Dari data pada Tabel 5.1 kemudian diubah ke dalam diagram batang pada
Gambar 5.1 berikut.

4

Gambar 5.1 Diagram Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Belajar
Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs”
69.60%

70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%

20.90%
20.00%
10.00%

5.20%
3.50%
0.90%

0.00%
M

P

D

C

S

Dari Gambar 5.1 terlihat dengan jelas bahwa distribusi aspek kognitif pada
buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs”
tersebar dengan rasio yang tidak seimbang. Pada buku tersebut soal yang berada
pada tingkat memorize (M) sebesar 5,20%. Sementara soal yang berada pada level
perform procedures (P) sangat banyak atau mendominasi lebih dari 50% dari

soal-soal pada buku tersebut. Sedangkan soal yang berada pada tingkat
demonstrate understanding (D) sebesar 20,9%. Soal-soal yang berada pada level
Conjecture/Generalize/Prove (C) mempunyai persentase yang lebih kecil dari
demonstrate understanding (D) yaitu 3,50%. Sedangkan soal yang berada pada

tingkat solve non routine problem memiliki persentase paling rendah dari tingkat
yang lain yaitu sebesar 0,9%.
Hasil dari analisis soal uji kompetensi pada buku “Matematika Bermakna
IX” terhadap aspek kognitif menurut SEC (Survey fo Enacted Curiculum)
diperoleh Tabel 5.2 berikut.

5

Tabel 5.2 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Matematika
Bermakna IX”
Apek Kognitif
M

P

D

C

S

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

2

2,4

48

57,1

23

27,4

8

9,5

3

3,6

Dari data pada Tabel 5.2 kemudian data di ubah ke dalam diagram batang
pada Gambar 5.2 berikut.
Gambar 5.2 Diagram Distribui Aspek Kognitif pada Buku
“Matematika Bermakna IX”

57.10%

60.00%
50.00%
40.00%

27.40%

30.00%

20.00%
10.00%

9.50%
2.40%
3.60%

0.00%
M

P

D

C

S

Dari Gambar 5.2 terlihat dengan jelas bahwa distribusi aspek kognitif pada
buku “Matematika Bermakna IX” perbandingan antar aspek lebih baik dari buku
sebelumnya tetapi rasio tetap belum seimbang. Pada buku tersebut soal yang
berada pada tingkat memorize (M) sebesar 2,4% dan merupakan persentase
terkecil dibanding yang lainnya. Sementara soal yang berada pada level perform
procedures (P) masih mendominasi bahkan lebih dari setengah dari soal-soal pada

buku tersebut yaitu sebesar 57,1%. Soal yang berada pada tingkat demonstrate
understanding (D,) Conjecture/Generalize/Prove (C) dan solve non routine
problem berturut-turut sebesar 27,4%, 9,5%, 3,6%.

6

Hasil dari analisis soal uji kompetensi pada buku “Seribu Pena
Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” terhadap aspek kognitif menurut SEC
(Survey of Enacted Curiculum) diperoleh Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Seribu Pena
Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX”
Apek Kognitif
M

P

D

C

S

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

10

3,1

185

57,8

105

32,5

13

4,1

7

2,2

Dari data pada Tabel 5.3 di atas, kemudian data tersebut diubah ke dalam
diagram batang pada Gambar 5.3 berikut.
Gambar 5.3 Diagram Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Seribu
Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX”
57.80%

60.00%
50.00%
40.00%

32.50%

30.00%
20.00%
10.00%

3.10%

4.10%
2.20%

0.00%
M

P

D

C

S

Dari Gambar 5.3 terlihat dengan jelas bahwa distribusi aspek kognitif pada
buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” belum merata. Pada
buku tersebut soal yang berada pada tingkat memorize (M) sebesar 3,1%.
Sementara soal yang berada pada level perform

procedures (P) juga masih

mendominasi yakni sebesar 57,8%. Soal yang berada pada tingkat demonstrate

7

understanding (D), Conjecture/Generalize/Prove (C) dan

solve non routine

problem (S) berturut-turut sebesar 32,5%, 4,1% dan 2,2%.

Dari hasil analisis soal uji kompetensi dari ketiga buku berikut tabel
rekapitulasi distribusi aspek kognitif ketiga buku tersebut.
Tabel 5.4 Rekapitulasi Aspek Kognitif pada Ketiga Buku
Apek Kognitif
Buku

M

P

D

Jumlah % Jumlah % Jumlah

C
%

S

Jumlah % Jumlah %

Belajar Matematika Aktif
dan Menyenangkan untuk

6

5,2

80

69,6

24

20,9

4

3,5

1

0,9

2

2,4

48

57,1

23

27,4

8

9,5

3

3,6

10

3,1

185

57,8

105

32,5

13

4,1

7

2,2

Kelas IX SMP/MTs
Matematika Bermakna IX
Seribu Pena Matematika
Untuk SMP/Mts Kelas IX

Data dalam Tabel 5.4tersebut diubah dalam bentuk diagram batang pada
Gambar 5.4 berikut.
Gambar 5.4 Distribusi aspek kognitif pada Ketiga Buku Penelitian
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%

40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

M

P

D

C

S

Matematika Aktif dan
Menyenangkan

5.20%

69.60%

20.90%

3.50%

0.90%

Matematika Bermakna

2.40%

57.10%

27.40%

9.50%

3.60%

Seribu Pena Matematika

3.10%

57.80%

32.50%

4.10%

2.20%

Gambar 5.4 menunjukkan perbedaan tingkat distribusi aspek kognitif pada
buku yang diteliti. Dari ketiga buku tersebut memiliki persamaan yakni sebagian

8

besar soalnya masuk pada tingkat perform procedure. Hanya saja soal buku
“Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs“ paling
banyak jika dibandingkan dengan 2 buku lainya. Sedangkan buku “Matematika
Bermakna IX” dan “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX”
mempunyai persentase yang sama.
Pada tingkat memorize buku karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi
Susanti ini memiliki persentase soal terbanyak yaitu 5,2%. Sedangkan buku
karangan Idris Harta mempunyai persentase soal terendah yaitu hanya 2,4%.
Pada tingkat demonstrate understanding (mendemonstrasikan konsep),
buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” mempunyai persentase
soal terbanyak sebesar 32,5%. Sedangkan buku “Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” memiliki persentase terendah hanya
berkisar 20,9%. Sedangkan Pada tingkatan Conjecture/ Generalize/ Prove
(pembuktian), buku karangan Idris Harta yang berjudul “Matematika Bermakna
IX” memiliki soal persentase soal terbanyak sebesar 9,5%. Sedangkan yang
memiliki soal tingkat Conjecture/ Generalize/ Prove (pembuktian) paling sedikit
adalah buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX
SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti, yaitu 3,5%.
Pada tingkatan solve non-routine problem (menyelesaikan persoalan non
rutin), buku karangan Idris Harta yang berjudul ‘’Matematika Bermakna IX”
memiliki persentase soal terbanyak yaitu 3,6%. Sedangkan yang memiliki soal
tingkat solve non-routine problem (menyelesaikan persoalan non rutin) paling
sedikit adalah buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas
IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti sebesar 0,9%.
Persentase distribusi aspsek kognitif pada buku “Belajar Matematika Aktif
dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” menunjukkan bahwa soal
terbanyak pada tingkatan perform procedure. Sedangkan soal dengan persentase
terendah adalah solve non routin problem. Data tersebut menunjukkan bahwa
buku ini melatih tentang perhitungan. Tingginya persentase tingkat perform
procedure menunjukkan bahwa buku ini menguatkan siswa dalam konsep

perhitungan. Akan tetapi rendahnya tingkat conjecture dan solve non routin

9

problem menunjukkan bahwa buku karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi

Susanti ini kurang menguji siswa dalam berfikir kreatif.
Persentase distribusi aspek kognitif pada buku “Matematika Bermakna
IX” terbanyak pada perform precedure. Buku ini masih banyak menguji siswa
dalam perhitungan karena tingginya level perform precedure.

Persentase

tingkatan conjecture dan solve non routin problem masih terlalu sedikit sehingga
kurang mampu melatih siswa berfikir kreatif. Akan tetapi buku karangan Idris
Harta ini lebih baik dibanding 2 buku lainnya, karena memiliki persentase
conjecture dan solve non routin problem paling tinggi.

Persentase aspek kognitif pada buku “Seribu Pena Matematika Untuk
SMP/ MTs Kelas IX” didominasi pada tingkat perform precedure. Sama dengan
kedua buku lainnya buku karangan M.Cholik Adinawa dan Sugijono ini
kebanyakan menguji siswa dalam perhitungan. Porsi untuk tingkat conjecture/
generalizw/ prove dan solve non routine problem masih sangat sedikit, sehingga

kurang melatih dan menguji siswa dalam berfikit kreatif.
Ketiga buku matematika tersebut memiliki persamaan yaitu kebanyakan
soal didominasi oleh tingkat perform precedure dan sangat minimnya persentase
tingkat kognitif yang lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yunengsih (2008) yang menyimpulkan bahwa kebanyakan soal
UN 2005/2006 dan 2006/2007 berada pada tingkat perform precedure. Dalam
penelitiannya menyatakan UN 2005/2006 dan 2006/2007

belum memenuhi

standar penilaian aspek kognitif yang telah ditetapkan karena tidak adanya soal
tingkat conjecture/ generalizw/ prove dan solve non routine problem.
Ketiga buku tersebut masih kurang dalam 2 tingkat kognitif teratas. Padahal
2 tingkat teratas conjecture/ generalizw/ prove dan solve non routine problem
merupakan soal yang menuntut siswa dalam berfikir kreatif, bahkan merupakan
berfikir tingkat tinggi. Sesuai dengan hasil penelitian Lai (2011) bahwa buku
pelajaran tidak hanya menyediakan unsur-unsur inti dalam mata pelajaran tetapi
juga harus dirancang untuk mengembangkan pemikiran siswa yang kritis dan
kreatif dan keterampilan generik lainnya melaui informasi dan kegiatan yang
mereka sediakan. Pentingnya berfikir tingkat tinggi,mengakibatkan perlunya

10

pembagian porsi tingkatan aspek kognitif yang seimbang. Pembelajaran
matematika tidak sekedar belajar konsep perhitungan akan tetapi perlunya
peningkatan kemampuan siswa dalam pemahaman atau penalaran untuk
mengasah logika siswa.

Peserta didik dibiasakan untuk memecahkan soal

kompleks atau penalaran layaknya tingkat kognitif conjecture/ generalizw/ prove
dan solve non routine. Sehingga diharapkan siswa dapat memecahkan
permasalahannya dengan berfikir penalaran dan logika tanpa mementingkan
egonya sendiri.
4. SIMPULAN
Komparasi ketiga buku terhadap aspek kognitif yakni:
a. Pada tingkat memorize buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan
untuk Kelas IX SMP/MTs“memiliki persentase soal terbanyak yaitu 5,2%.
Sedangkan buku “Matematika Bermakna IX” merupakan buku dengan
persentase soal terendah yaitu hanya 2,4%.
b. Pada tingkat perform procedure buku “Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs“ memiliki persentase soal paling
banyak yaitu sebesar 69,6%. Sedangkan buku “Matematika Bermakna IX”
merupakan persentase soal terendah sebesar 57,1%.
c. Pada tingkat demonstrate understanding (mendemonstrasikan konsep), buku
“Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX Jilid 1” karangan
M.Cholik Adinawa dan Sugijono mempunyai persentase soal terbanyak yaitu
32,5%. Sedangkan buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk
Kelas IX SMP/MTs” memiliki persentase terendah hanya berkisar 20,9%.
d. Pada tingkatan Conjecture/ Generalize/ Prove (pembuktian), buku karangan
Idris Harta yang berjudul “Matematika Bermakna IX” memiliki soal
persentase soal terbanyak yiatu 9,5%. Sedangkan yang memiliki soal tingkat
Conjecture/ Generalize/ Prove (pembuktian) paling sedikit adalah buku

“Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs”
karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti, sebesar 3,5%.
e. Pada tingkatan solve non-routine problem (menyelesaikan persoalan non
rutin), buku karangan Idris Harta yang berjudul ‘’Matematika Bermakna IX”

11

memiliki persentase soal terbanyak yaitu 3,6%. Sedangkan yang memiliki soal
paling sedikit adalah buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan
untuk Kelas IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti
sebesar 0,9%.
Ketiga buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas
IX SMP/MTs”, ‘’Matematika Bermakna IX” dan “Seribu Pena Matematika Untuk
SMP/Mts Kelas IX” mempunyai kemiripan yaitu tinggi persentase soal pada
tingkaat perform precedure. Ketiga buku tersebut kebanyakan soalnya berupa
perhitungan sesuai dengan rumus matematika atau soal pada tingkat perform
precedure. Ketiga buku tersebut belum dapat melatih siswa berfikir kritis dan

kreatif karena soal-soal yang berada pada tingkat berfikir menengan ke atas atau
soal pada level conjecture/generalize/prove dan solve non routine problem masih
sangat sedikit.
5. DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M. C. dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk SMP/ MTs
Kelas IX. Jakarta: Erlangga.
Harta, Idris. 2006. Matematika Bermakna IX. Surakarta: Mediatama
Lai, Yiu Chi. 2011. “Designing Information and Communication Technology
Textbooks for Senior Secondary Students: A Case Study in Hong Kong”.
The International journal of the Book. 8, (3), 33-50.
Satori, D dan Aan Komariah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Susanti, D dan Wahyudin Djumanta. 2008. Belajar Matematika Aktif dan
Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs. Online. Tersedia di:
http://bse.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 3 Juli 2009.
Tuhusetya, Sawali. 2011. Daya Serap Terendah Soal UN Bahasa Indonesia SMP
2011. Online. Tesedia di:http://sawali.info/2011/12/24/daya-serapterendah-soal-un-bahasa-indonesia-smp-2011.html. Diakses tanggal 2
Februari 2012.
Yamin, Martinis. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Yunengsih, Yuyun dkk. 2008. Ujian Nasional: Dapatkah Menjadi Tolak Ukur
Standar Nasional Pendidikan? (Hasil Kajian Ujian Nasional Matematika
pada Sekolah Menengah Pertama ). Jakarta: Putera Sampoerna
Foundation.