Tatalaksana Farmasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur.

(1)

ABSTRAK

TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

Yulianty Scarshera, 0610190, pembimbing I Dr. Felix Kasim, dr. M.kes dan pembimbing II Dra. Rosnaeni Apt.

Pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan dapat dilakukan di Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan Rumah Sakit berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi. Hal itu dapat diwujudkan dengan pengelolaan obat yang bertujuan untuk menerapkan secara tepat dan benar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengelolaan obat yang meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan penghapusan obat di RSUD Cianjur.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif observasional. Teknik penelitian dengan wawancara yang dipandu dengan kuesioner sebagai penuntun wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah Direktur RSUD Kabupaten Cianjur, Kepala Bagian IFRS, petugas IFRS dan petugas apotek RSUD Kabupaten Cianjur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Cianjur belum melaksanakan proses perencanaan dan pengadaan obat yang tidak akurat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kekosongan obat untuk pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan. Akibatnya pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan obat di RSUD Cianjur. Pendistribusian, penggunaan dan penghapusan secara umum sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tata laksana farmasi di RSUD Kabupaten Cianjur secara umum adalah cukup baik.


(2)

ABSTRACT

PHARMACEUTICAL MANAGEMENT IN PUBLIC HOSPITALS OF CIANJUR

Yulianty Scarshera, 0610190, 1st Tutor : Dr. Felix Kasim, dr. M.kes 2nd Tutor : Dra. Rosnaeni Apt.

Health services are any activities to maintain and improve health, aims to achieve optimal health status for the community. One form of health services can be performed in a hospital. Hospital health services oriented to the patient services, the provision of quality drugs, including pharmaceutical services. This can be achieved with medication management that aims to apply accurately and correctly.

The purpose of this study was to determine the drug management process including planning, procurement, distribution, use and elimination of drugs in hospitals Cianjur.

The method used in this research is qualitative research methods with the type of descriptive study. Research techniques with a guided interview with the questionnaire as an interview guide. Informants in this study is the Director of Cianjur Regency Hospital, Head of IFRS, IFRS officer and pharmacist Cianjur hospital.

The results showed that hospitals do not implement Cianjur planning and procurement processes that are not accurate drug. This can be seen with the drug vacancies for inpatient services and outpatient care. As a result the patient was not satisfied with the services of pharmaceutical in Cianjur hospital. Distribution, use and removal in general is eligible and in accordance with the Standard Service at the Hospital Pharmacy.

The conclusion of this research is pharmaceutical governance in Cianjur hospital in general are pretty good.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Tujuan Penelitian ... 1-2 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 1-2 1.5 Kerangka Pemikiran... 1-3 1.6 Metodologi Penelitian ... 1-3 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 1-3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit ... 2-1 2.1.1 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit... 5-1 2.1.2 Kalsifikasi Rumah Sakit ... 5-1 2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit Pemerintah... 5-1 2.1.4 Jenis-jenis Rumah Sakit……… 2.1.5 Mutu Pelayanan Rumah Sakit……… 2.1.6 Komite Etik Rumah Sakit………. 2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)... 2-1

2.2.1 Pengertian IFRS ... 5-1 2.2.2 Tugas dan Fungsi IFRS ... 5-1


(4)

2.2.3 Bagan Organisasi... 5-1 2.2.4 Panitia Farmasi dan Terapi... 5-1 2.2.5 Formularium Rumah Sakit ... 5-1 2.2.6 Manusia Sumber Daya Farmasi Rumah Sakit... 5-1 2.2.7 Fasilitas dan Peralatan ... 5-1 2.2.8 Administrasi dan Pelaporan... 5-1 2.3 Pengelolaan obat ... 5-1

2.3.1 Perencanaan obat... 2.3.1.1 Tahap pemilihan obat... 2.3.1.2 Tahap penghitungan kebutuhan obat... 5-1 2.2.2 Pengadaan obat... 5-1 2.2.3 Distribusi obat ... 5-1 2.2.4 Penggunaan obat... 5-1 2.2.5 Penghapusan obat ... 5-1 BAB III BAHAN/SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan / Subjek Penelitian ... 3-1 3.1.1 Bahan Penelitian... 5-1 3.1.2 Subjek Penelitian ... 5-1 3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 3-1 3.3 Metode Penelitian... 3-1 3.3.1 Design Penelitian... 5-1 3.3.2 Besar Sampel Penelitian ... 5-1 3.3.3 Prosedur Kerja ... 5-1 3.3.4 Jalannya Penelitian ... 5-1 3.3.5 Metode analisis... 5-1 3.3.6 Aspek etik penelitian ... 5-1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum RSUD Kabupaten Cianjur... 4-1 4.2 Wawancara... 4-2 4.3 Pembahasan... 4-3


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 5-1 5.2 Saran... 5-1 DAFTAR PUSTAKA ... 5-1 LAMPIRAN... 5-1 RIWAYAT HIDUP ... 5-1


(6)

Lampiran 1.

Daftar pertanyaan Responden 1:

1. Apakah visi dan misi RSUD Cianjur?

2. Produk jasa apa saja yang tersedia di RSUD Cianjur? 3. Bagaimana struktur organisasi di RSUD Cianjur? 4. Apakah di di RSUD Cianjur memiliki IFRS? 5. Apakah IFRS dipimpin oleh seorang apoteker?

6. Berapa orang apoteker yang terdapat di RSUD Cianjur? 7. Apakah pimpinan IFRS memiliki asisten yang memadai? 8. Apakah IFRS memiliki personel pendukung yg cukup? 9. Bagaimana fasilitas peralatan di IFRS Cianjur?

10.Apakah pelaksanaan administrasi farmasi telah terlaksana dengan baik? 11.Darimana sumber biaya untuk pengadaan obat di RSUD Cianjur? 12.Apakah ada kendala dalam pengelolaan obat di RSUD Cianjur? 13.Apa harapan untuk ke depannya?

14.Prestasi apa saja yang telah dicapai oleh RSUD Cianjur?

Responden 2 :

1. Bagaimana struktur organisasi di IFRS RSUD Kabupaten Cianjur? 2. Bagaimana pelaksanaan rapat perencanaan obat?

3. Dengan cara apa perhitungan perencanaan jumlah obat dilaksanakan? 4. Metode apa yang digunakan dalam pengadaan obat?

5. Bagaimana proses distribusi obatnya?

6. Apa yang akan dilakukan jika ada obat yang rusak atau kadaluarsa? 7. Kendala apa saja yang dihadapi?

8. Apa harapan untuk ke depannya?


(7)

1. Dengan cara apa perhitungan perencanaan jumlah obat dilaksanakan? 2. Apakah Instalasi Farmasi RSUD Cianjur menyediakan obat esensial

dengan nama generik dan brand name?

3. Metode apa yang digunakan dalam pengadaan obat? 4. Bagaimana cara penyimpana obat di RSUD Cianjur? 5. Bagaimana mutu obat yang ada?

6. Bagaimana proses distribusi obatnya?

7. Apa yang akan dilakukan jika ada obat yang rusak atau kadaluarsa? 8. Kendala apa saja yang dihadapi?

9. Apa harapan untuk ke depannya?


(8)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yulianty Scarshera

Nomor Pokok Mahasiswa : 0610190

Tempat dan Tanggal Lahir : Cianjur, 2 Juli 1987

Alamat : Jl. K.H Asnawi no. 31 Cianjur

Riwayat Pendidikan:

Tahun 2000 : Lulus SDN Ibu Jenab 1 Cianjur Tahun 2003 : Lulus SMP Negeri 2 Cianjur Tahun 2006 : Lulus SMA Negeri 1 Cianjur

Tahun 2006 - sekarang : Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien (DepKes, 2004).

Upaya kesehatan dapat ditunjang dengan adanya pelayanan farmasi rumah sakit yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care). Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan (DepKes,2004)

Pengelolaan obat secara umum bertujuan untuk menerapkan pengelolaan obat secara tepat dan benar. Pembangunan di bidang farmasi bertujuan untuk menjamin tersedianya obat yang bermutu dengan jenis dan jumlah yang tepat, tersebar


(10)

secara merata dan teratur sehingga mudah diperoleh masyarakat pada saat dibutuhkan (Profil JaBar, 2005).

Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit memerlukan penyediaan obat-obatan yang lengkap tergantung kebutuhannya. Untuk mengelola penyediaan obat diperlukan kerjasama tim. Kerjasama ini melibatkan seluruh petugas fasilitas kesehatan; dokter, perawat, pekerja kesehatan dan petugas gudang penyimpanan obat, setiap pegawai harus mengetahui cara pengelolaan penyediaan obat secara benar di fasilitas kesehatannya. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem tata laksana farmasi yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti mengenai tata laksana farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

 Apakah perencanaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah dilaksanakan sesuai prosedur.

 Apakah pengadaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah dilaksanakan sesuai prosedur.

 Apakah pendistribusian obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah sesuai prosedur.

 Apakah penggunaan obat di Rumah Sakit pasien rawat inap dan rawat jalan sudah sesuai prosedur.

 Apakah penghapusan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah sesuai prosedur.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian:

 Untuk mengetahui tata laksana farmasi di instansi pelayanan kesehatan pemerintah.


(11)

Tujuan Penelitian:

 Untuk mengetahui proses pengelolaan obat yang di RSUD Cianjur.

 Untuk mengetahui standar pengelolaan obat yang berlaku di RSUD Cianjur.

1.4 Manfaat Penelitian

 Manfaat dalam bidang akademik/ilmiah:

 Menambah pengetahuan di bidang pengelolaan obat khususnya di RSUD Cianjur.

 Manfaat praktis:

 Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi tenaga kesehatan yang akan berkiprah di rumah sakit.

 Mampu menerapkan pengelolaan obat secara tepat dan benar.

 Pelayanan masyarakat:

 Terlaksananya optimasi penggunaan dana melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan obat secara tepat dan benar.

 Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

 Meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan kepada masyarakat. 1.5 Landasan Teori

Pengelolaan obat secara keseluruhan mencakup perencanaan, pengadaan, distribusi, penggunaan serta pencatatan dan pelaporan. Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan menentukan jumlah obat dalam rangka pengadaan. Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan kebutuhan, menghindari terjadinya kekosongan obat, meningkatkan penggunaan obat secara rasional, meningkatkan efisiensi penggunaan obat (DepKes RI, 1990).

Pengadaan merupakan suatu proses untuk menyediakan obat dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan, dimaksudkan agar tersedia obat dengan jenis dan jumlah yang tepat, dengan mutu yang terjamin dan dapat diperoleh pada waktu yang tepat (DepKes RI, 1990).


(12)

Distribusi adalah suatu rangkaian dalam rangka pengeluaran dan pengiriman obat yang bermutu pada waktu dan jumlah yang tepat ke unit pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah mendekatkan obat dan alat kesehatan kepada pemakai di unit pelayanan kesehatan, sehingga setiap saat tersedia dalam jumlah, jenis, mutu yang dibutuhkan secara ekonomis dan efektif. Dengan demikian sistem distribusi yang baik harus dapat memelihara dan menjamin mutu, optimalisasi pengaturan persediaan, menggunakan secara optimal dan efisien fasilitas yang tersedia, memberikan informasi untuk memperkirakan kebutuhan obat mendatang, menggunakan secara efisien sarana transportasi yang tersedia, menghindari penipuan dan pencurian, meminimumkan kerusakan dan produk yang kadaluarsa (DepKes RI, 1990).

Pengunaan adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran obat yang didasarkan atas resep dokter dan penjelasan cara menggunakan obat yang benar. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat, yaitu adalah peresepan yang rasional, tahap pelayanan obat, dari penyiapan sampai pengemasan, serta penyerahan dan penyuluhan obat (DepKes RI 1990).

Pencatatan dan pelaporan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di unit pelayanan kesehatan. Hal ini meliputi kegiatan pencatatan penerimaan obat, pencatatan penyimpanan obat, dan pelaporan yang dilakukan per triwulan/semester/tahun (DepKes RI, 1990).

1.6 Metodologi Penelitian

Desain penelitian yang digunakan bersifat penelitian kualitatif dengan jenis penelitian observasional deskriptif dengan studi evaluasi.

Teknik penelitian dengan wawancara yang dipandu dengan kuisioner sebagai penuntun wawancara.

Adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah : 1. Direktur RSUD Kabupaten Cianjur.

2. Kepala Bagian Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Cianjur. 3. Petugas Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Cianjur.


(13)

4. Petugas Apotik RSUD Kabupaten Cianjur.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah RSUD Kabupaten Cianjur.


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara umum manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah sesuai prosedur, dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur secara umum belum dilaksanakan sesuai prosedur Hal ini dapat dilihat dengan adanya kekosongan obat untuk pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan. Kesalahan terdapat di Dinkes yang terlambat memenuhi permintaan obat. Akibatnya pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan obat di RSUD Cianjur.

2. Pengadaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur secara umum sudah dilaksanakan sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dilaksanakannya pengadaan obat dengan 2 cara, yaitu dengan sistem penunjukan langsung (PL) dan sistem tender (lelang). Sistem pengadaan obat dengan penunjukan langsung bertentangan dengan Keppres No. 80 Tahun 2003.

3. Pendistribusian obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur secara umum sudah sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dilaksanakannya pendistribusian obat sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

4. Penggunaan obat di Rumah Sakit pasien rawat inap dan rawat jalan sudah sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dibedakannya apotik obat untuk rawat inap dan rawat jalan sesuai Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

5. Penghapusan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dilakukannya penghapusan obat rusak/kadaluarsa oleh Rumah Sakit dengan


(15)

memusnahkan obat yang kadaluarsa dengan cara dibakar atau dipendam/ditanam dalam tanah, sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur agar dapat mempertahankan dan meningkatkan manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakitnya meskipun secara umum sudah sesuai prosedur.

2. Diharapkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur hendaknya meningkatkan frekuensi pelatihan untuk tenaga pengelola obat. Hal ini dimaksudkan agar sistem manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakit dapat lebih baik lagi dengan SDM yang lebih terampil.

3. Diharapkan pada RSUD Cianjur dapat dilakukan pengarsipan persediaan obat yang akurat dengan menelusuri konsumsi di waktu lampau untuk memperkirakan kebutuhan obat di masa yang akan datang.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, Rul.2007. Pengelolaan obat, http://www.kelola-obat.htm diambil tanggal 1 Desember 2008.

DepKes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

DepKes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit.

Bahdar j, Hamid, Elemen Pelayanan Minimum Farmasi di Rumah Sakit

http://www.ikabisurgeon.com/news_view.asp?id=43, 9 Mei 2008, diambil tanggal 1 Desember 2008.

Depkes RI. 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Jakarta. Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Pelayanan Farmasi. Kebijakan Obat Nasional (KONAS). Http://www.litbang.depkes.go.id/download/lokakarya/ Loknas Bandung/Konas-Obat.pdf, diakses tanggal 18 Maret 2008.

dr.Asri Tadda. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit.

astaqauliyah.com/2008/.../pengertian-dan-fungsi-rumah-sakit/, 1 Januari 2008 diambil pada tanggal 4 Desember 2008.

dr. Sugiharto, MBA. Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Administrasi Rumah Sakit.

HMF, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,

farmasi-istn.com/2008/01/instalasi-farmasi-rumah-sakit.html, 3 Januari 2008, diambil pada tanggal 3 Desember 2008.

Kapalawi, Irwandy. Indikator Kinerja Rumah Sakit,

http://irwandykapalawi.wordpress.com/2007/12/17/indikator-kinerja-rumah-sakit, 17 Desember 2007, diambil pada tanggal 3 Desember 2008.

pdfdatabase.com/index.php?q=definisi+rumah+sakit , 27 Agustus 2008. Diambil pada tanggal 3 Desember 2008.


(17)

Rumah Sakit Umum Daerah kelas B,

cianjurkab.go.id/Ver.3.0/Daftar_Kantor_Nomor_6.html Diambil pada tanggal 28 Januari 2009.

Siregar, Charles JP. 2005. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta

Suryawati Sri. Efisiensi Pengelolaan Obat di Rumah Sakit [Tesis]. Yogyakarta : Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada ; 1997.

Quick D. Jonathan. Managing Drug Supply (2nd ed). Management Sciences for Health. USA : Kumarian Press ; 1997.


(1)

Distribusi adalah suatu rangkaian dalam rangka pengeluaran dan pengiriman obat yang bermutu pada waktu dan jumlah yang tepat ke unit pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah mendekatkan obat dan alat kesehatan kepada pemakai di unit pelayanan kesehatan, sehingga setiap saat tersedia dalam jumlah, jenis, mutu yang dibutuhkan secara ekonomis dan efektif. Dengan demikian sistem distribusi yang baik harus dapat memelihara dan menjamin mutu, optimalisasi pengaturan persediaan, menggunakan secara optimal dan efisien fasilitas yang tersedia, memberikan informasi untuk memperkirakan kebutuhan obat mendatang, menggunakan secara efisien sarana transportasi yang tersedia, menghindari penipuan dan pencurian, meminimumkan kerusakan dan produk yang kadaluarsa (DepKes RI, 1990).

Pengunaan adalah rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran obat yang didasarkan atas resep dokter dan penjelasan cara menggunakan obat yang benar. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat, yaitu adalah peresepan yang rasional, tahap pelayanan obat, dari penyiapan sampai pengemasan, serta penyerahan dan penyuluhan obat (DepKes RI 1990).

Pencatatan dan pelaporan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di unit pelayanan kesehatan. Hal ini meliputi kegiatan pencatatan penerimaan obat, pencatatan penyimpanan obat, dan pelaporan yang dilakukan per triwulan/semester/tahun (DepKes RI, 1990).

1.6 Metodologi Penelitian

Desain penelitian yang digunakan bersifat penelitian kualitatif dengan jenis penelitian observasional deskriptif dengan studi evaluasi.

Teknik penelitian dengan wawancara yang dipandu dengan kuisioner sebagai penuntun wawancara.

Adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah : 1. Direktur RSUD Kabupaten Cianjur.

2. Kepala Bagian Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Cianjur. 3. Petugas Instalasi Farmasi RSUD Kabupaten Cianjur.


(2)

4. Petugas Apotik RSUD Kabupaten Cianjur.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah RSUD Kabupaten Cianjur.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara umum manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah sesuai prosedur, dengan rincian sebagai berikut :

1. Perencanaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur secara umum belum dilaksanakan sesuai prosedur Hal ini dapat dilihat dengan adanya kekosongan obat untuk pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan. Kesalahan terdapat di Dinkes yang terlambat memenuhi permintaan obat. Akibatnya pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan obat di RSUD Cianjur.

2. Pengadaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur secara umum sudah dilaksanakan sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dilaksanakannya pengadaan obat dengan 2 cara, yaitu dengan sistem penunjukan langsung (PL) dan sistem tender (lelang). Sistem pengadaan obat dengan penunjukan langsung bertentangan dengan Keppres No. 80 Tahun 2003.

3. Pendistribusian obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur secara umum sudah sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dilaksanakannya pendistribusian obat sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

4. Penggunaan obat di Rumah Sakit pasien rawat inap dan rawat jalan sudah sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dibedakannya apotik obat untuk rawat inap dan rawat jalan sesuai Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

5. Penghapusan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sudah sesuai prosedur. Hal ini dapat dilihat dengan dilakukannya penghapusan obat rusak/kadaluarsa oleh Rumah Sakit dengan


(4)

memusnahkan obat yang kadaluarsa dengan cara dibakar atau dipendam/ditanam dalam tanah, sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur agar dapat mempertahankan dan meningkatkan manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakitnya meskipun secara umum sudah sesuai prosedur.

2. Diharapkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur hendaknya meningkatkan frekuensi pelatihan untuk tenaga pengelola obat. Hal ini dimaksudkan agar sistem manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakit dapat lebih baik lagi dengan SDM yang lebih terampil.

3. Diharapkan pada RSUD Cianjur dapat dilakukan pengarsipan persediaan obat yang akurat dengan menelusuri konsumsi di waktu lampau untuk memperkirakan kebutuhan obat di masa yang akan datang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, Rul.2007. Pengelolaan obat, http://www.kelola-obat.htm diambil tanggal 1 Desember 2008.

DepKes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

DepKes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit.

Bahdar j, Hamid, Elemen Pelayanan Minimum Farmasi di Rumah Sakit

http://www.ikabisurgeon.com/news_view.asp?id=43, 9 Mei 2008, diambil tanggal 1 Desember 2008.

Depkes RI. 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Jakarta. Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan Pelayanan Farmasi. Kebijakan Obat Nasional (KONAS). Http://www.litbang.depkes.go.id/download/lokakarya/ Loknas Bandung/Konas-Obat.pdf, diakses tanggal 18 Maret 2008.

dr.Asri Tadda. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit.

astaqauliyah.com/2008/.../pengertian-dan-fungsi-rumah-sakit/, 1 Januari

2008 diambil pada tanggal 4 Desember 2008.

dr. Sugiharto, MBA. Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Administrasi Rumah Sakit.

HMF, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,

farmasi-istn.com/2008/01/instalasi-farmasi-rumah-sakit.html, 3 Januari 2008, diambil pada tanggal 3 Desember

2008.

Kapalawi, Irwandy. Indikator Kinerja Rumah Sakit,

http://irwandykapalawi.wordpress.com/2007/12/17/indikator-kinerja-rumah-sakit, 17 Desember 2007, diambil pada tanggal 3 Desember 2008.

pdfdatabase.com/index.php?q=definisi+rumah+sakit , 27 Agustus 2008. Diambil


(6)

Rumah Sakit Umum Daerah kelas B,

cianjurkab.go.id/Ver.3.0/Daftar_Kantor_Nomor_6.html Diambil pada

tanggal 28 Januari 2009.

Siregar, Charles JP. 2005. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, EGC, Jakarta

Suryawati Sri. Efisiensi Pengelolaan Obat di Rumah Sakit [Tesis]. Yogyakarta : Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada ; 1997.

Quick D. Jonathan. Managing Drug Supply (2nd ed). Management Sciences for Health. USA : Kumarian Press ; 1997.