ANALYSIS DISTRIBUTION OF PRIMARY EDUCATION FACILITIES IN DISTRICT GEMOLONG SRAGEN YEAR 2005-2009 Analisis Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Dasar Di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2005-2009.

ANALYSIS DISTRIBUTION OF PRIMARY EDUCATION FACILITIES
IN DISTRICT GEMOLONG SRAGEN YEAR 2005-2009

JURNAL PUBLIKASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi

Oleh :
LILIK HERMAWAN
E 100 010 090

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012


 

 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

iii 
 

ANALISIS PERSEBERAN SARANA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI
KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2005-2009
ANALYSIS DISTRIBUTION OF PRIMARY EDUCATION FACILITIES
IN DISTRICT GEMOLONG SRAGEN YEAR 2005-2009

Nama : Lilik Hermawan
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen
dengan judul “Analisis Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Dasar di
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2005-2009”. Tujuan dari
penelitian ini adalah Mengetahui persebaran sarana pendidikan sekolah dasar
dalam memenuhi kebutuhan jumlah penduduk usia sekolah dasar 7-12 tahun di
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Menganalisa kualitas Sekolah Dasar
(SD) di Kecamatan Gemolong dan pengaruhnya terhadap jumlah murid pada
masing-masing Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data sekunder
dimana hasil akhirnya berupa peta dan analisis yang digunakan adalah analisis
peta untuk mengevaluasi obyek di daerah penelitian. Unit analisis yang digunakan
dalam penelitian unit analisis desa.
Hasil dari penelitian untuk prasarana sekolah (gedung) terdapat
kekurangan kecukupan yaitu di Desa ngembatpadas (-1 gedung), Kwangen (-1
gedung). Sedangkan tingkat kecukupan yang melebihi tingkat kebutuhan terdapat
di Desa Jatibatur (+2 gedung), sedangkan untuk Desa Brangkal, Genengduwur,
Gemolong dan Purworejo masing-masing (+1 gedung) sedangkan Desa lainnya

tingkat kecukupannya sudah sesuai dengan kebutuhannya. Untuk prasarana Guru
pengajar didaerah penelitian secara keseluruhan tingkat kecukupannya belum
tercukupi/kurang. Seluruh desa yang ada di daerah penelitian mempunyai tingkat
kekurangan yang bervariasi. Kekurangan tertinggi terdapat di Desa
Ngembatpadas(-52 guru), Gemolong (-42 guru) sedangkan tingkat kekurangan
yang paling sedikit terdapat di Desa Jatibatur (-5 guru). Untuk prasarana ruang
kelas di daerah penelitian sudah tercukupi kebutuhannya. Sedangkan wilayah
tingkat kecukupannya juga masih kurang diantaranya di Desa Kaloran (-2 ruang),
Ngembatpadas, Kragilan, Kwangen (masing-masing -1 ruang), serta Desa
Gemolong dan Tegaldowo (-3 ruang).
Kualitas sekolah dengan jumlah murid tidak terdapat hubungan yang
signifikan. Sekolah dengan kualitas tinggi dengan jumlah murid yang tinggi hanya
terdapat 2 sekolah. Sedangkan untuk kualitas sekolah rendah dengan jumlah
murid yang rendah hanya terdapat 2 sekolah. Pada umumnya di daerah penelitian
yang tebanyak adalah kualitas sekolah sedang dengan jumlah murid rendah
sebanyak 15 sekolah. Hal ini menggambarkan suatu kondisi dimana pada daerah
penelitian kualitas sekolah secara umum tidak berpengaruh terhadap besarnya
jumlah murid.
Sebagian besar murid Sekolah Dasar berasal dari daerahnya sendiri, hal
ini dikarenakan agar orang tua dapat memperhatikan kelangsungan proses belajar

jika dibandingkan yang berasal dari kelurahan/Desa lain hal ini disebabkan pada
iv 
 

daerah asal murid tersebut tidak dapat tertampung atau dengan alasan kualitas
sekolah didaerah lain yang lebih baik jika dibandingkan dengan daerah asal.
The research was conducted in the District Gemolong Sragen with the
title "Analysis of Distribution of Primary Education Facilities in District
Gemolong Sragen Year 2005-2009". The purpose of this study is Knowing the
distribution of primary education facilities to meet the needs of the population of
primary school age 7-12 years in the District Gemolong Sragen. Analyze the
quality of elementary school (SD) in the District Gemolong and its effect on the
number of students in each elementary school (SD) in the District Gemolong
Sragen. The method used in this study is secondary data analysis methods which
ultimately results in the form of maps and analysis is used to evaluate the object
of our analysis in the study area. The unit of analysis used in the research unit of
analysis of the village.
The results of the research for school infrastructure (buildings) there is
lack of adequacy in the Village ngembatpadas (-1 building), Kwangen (-1
building). While the level of adequacy that exceed the requirements contained in

the Village Jatibatur (+2 buildings), while for the Village Brangkal,
Genengduwur, Gemolong and Purworejo respectively (+1 building) while the
other village adequacy levels are in accordance with their needs. Teacher
educators for infrastructure research area as a whole has not met the level of
adequacy / less. Entire villages in the study area has a shortage of varying levels.
Highest in the Village shortcomings Ngembatpadas (-52 teachers), Gemolong (-42
teachers) while the deficiencies found in the village at least Jatibatur (-5 teacher).
For classroom facilities in the study area has been provided for their needs. While
the level of adequacy of which are still lacking in the village of Kaloran (-2
space), Ngembatpadas, Kragilan, Kwangen (-1 each room), as well as the Village
Gemolong and Tegaldowo (-3 space).
Quality of schools by the number of students there is no significant
relationship. Schools with high quality with a high number of students that there
are only two schools (6.8%). As for the low-quality schools with low student
numbers there are only two schools (6.8%). Generally in the area of research is
the quality of schools is tebanyak with low student numbers by 14 schools
(48.27%). It describes a condition where the area of school quality research in
general does not affect the magnitude of the number of students.
The majority of primary school pupils from their own country, this is due
to the parents to pay attention to the continuity of the learning process compared

to those derived from administrative / other village this is due to the student's area
of origin can not be accommodated or by reason of the quality of schools in other
areas more good when compared to the area of origin


 

PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan sangat tergantung dari kualitas para pendidik serta
metode pengajaran dengan metode ilmiah yang diharapkan mampu memberikan
bekal kepada para siswa agar mampu bersaing dalam dunia pendidikan pada
khususnya dan pada dunia kerja pada umumnya..
Kecamatan Gemolong merupakan salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Sragen yang bercirikan agraris dimana sebagian penduduknya
mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dengan jumlah penduduk sebesar
47.416 jiwa pada tahun 2009 dengan luas wilayah 40,23 km². pada tahun 2005
anak usia sekolah dasar 7-12 tahun di Kecamatan Gemolong berjumlah 5.776 jiwa
dan pada tahun 2009 sebesar 6.099 jiwa. Dalam kurun waktu 5 tahun terdapat
peningkatan jumlah usia sekolah dasar sebesar 323 jiwa yang tersebar di 14 Desa
di Kecamatan Gemolong.

Penelitian ini dilakukan atas dasar untuk mengetahui jumlah guru yang
tidak sesuai dengan jumlah murid ataupun dengan kondisi gedung sekolah yang
ada. Dari hal itu maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut tentang bagaimana
persebaran sarana pendidikan sekolah dasar dalam memenuhi kebutuhan jumlah
penduduk usia sekolah dasar 7-12 tahun di Kecamatan Gemolong Kabupaten
Sragen dan apakah persebaran kualitas sekolah dasar di daerah penelitian secara
keruangan berpengaruh terhadap asal murid sekolah dasar tahun ajaran 2009/2010.
Dalam penelitian ini pendidikan hanya dibatasi pada sekolah dasar
mengenai jumlah gedung, jumlah murid, jumlah ruang kelas, jumlah guru, data
kualitas sekolah dan data asal murid di Kecamatan Gemolong Tahun Ajaran
2009/2010. Adapun data jumlah gedung, jumlah murid, jumlah ruang kelas,
jumlah guru tiap Desa dapat dilihat dalam tabel 1.2 sebagai berikut :

1
vi 
 

Tabel 1.2 Data Jumlah Murid, Jumlah Gedung, Jumlah Guru dan Jumlah Ruang Kelas Sekolah Dasar (SD) Tahun Ajaran 2004/2005–
2008/2009 di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen
Tahun

2005
2006
2007
M
Gr Gd Rk
M
Gr Gd Rk
M
Gr Gd
1 Kaloran
310 17
2
10
316
16
2
10
316
17
2

2 Ngembatpadas 493 26
3
18
386
17
2
16
388
18
2
3 Kragilan
372 22
2
11
318
17
2
11
377
21

2
4 Brangkal
353 18
2
11
323
15
2
11
350
18
2
5 Jatibatur
388 28
3
16
288
24
3
15

308
24
3
6 Paleman
310 21
2
10
401
18
2
12
419
18
2
7 Genengduwur
293 18
2
10
286
16
2
10
308
16
2
8 Tegaldowo
322 19
2
11
255
18
2
10
277
20
2
9 Gemolong
1.324 55
4
25 1.462 52
4
26 1.487 54
4
10 Kwangen
321 19
2
11
199
12
1
6
207
12
1
11 Purworejo
242 15
2
10
226
15
2
10
229
16
2
12 Jenalas
160
8
1
5
131
8
1
5
153
10
1
13 Kalangan
192 10
1
6
213
9
1
6
224
10
1
14 Nganti
214
8
1
6
175
7
1
5
172
8
1
Jumlah
5.324 270 29 160 4.979 245 27 153 5.175 252 27
Sumber : 1. Kecamatan Gemolong Dalam Angka Tahun 2005-2009
2. Kantor Cabang Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan Gemolong
No

Desa

2

Keterangan : M
Gr
Gd
Rk

: Murid
: Guru
: Gedung
: Ruang Kela


 

2008
2009
Rk
M
Gr Gd Rk
M
Gr Gd Rk
10
330 20
2
12 308 19
2
11
16
399 23
2
16 375 24
2
16
12
360 24
2
12 295 20
2
10
12
352 24
2
12 247 18
2
10
15
304 30
3
15 267 32
3
14
12
413 21
2
12 377 20
2
11
11
315 20
2
11 257 19
2
10
10
292 24
2
10 245 19
2
10
26 1.520 68
4
26 1.634 96
6
28
6
227 14
1
6
145 14
1
10
10
241 20
2
11 210 20
2
10
6
172 12
1
6
128 12
1
5
6
226 12
1
6
190 11
1
5
5
204
9
1
6
147 11
1
5
157 5.335 321 27 161 4.825 335 29 155

Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik mengadakan
penelitian

dengan

judul

:

“ANALISIS

PERSEBARAN

SARANA

PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GEMOLONG
KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2005-2009”
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
masalah di daerah penelitian sebagai berikut :
Bagaimana persebaran sarana pendidikan Sekolah Dasar dalam memenuhi
kebutuhan jumlah penduduk usia sekolah dasar 7-12 tahun di Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen ?
Apakah kualitas Sekolah Dasar di Kecamatan Gemolong secara keruangan
berpengaruh terhadap jumlah murid pada masing-masing Sekolah Dasar ?
Bagaimana asal murid pada masing-masing Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui persebaran sarana pendidikan Sekolah Dasar dalam memenuhi
kebutuhan jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Gemolong Kabupaten
Sragen.
Menganalisa kualitas Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Gemolong dan
pengaruhnya terhadap jumlah murid pada masing-masing Sekolah Dasar.
Mengetahui asal murid pada masing-masing Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisa data
sekunder dimana hasil akhirnya berupa peta dan analisis yang digunakan adalah
analisis peta untuk mengevaluasi obyek di daerah penelitian.
Data sekunder diperoleh dari kantor-kantor yang ada hubungannya
dengan masalah penelitian. Berdasarkan dengan hal tersebut, maka penelitian
melakukan dengan beberapa tahap :

38 
 

Pemilihan daerah Penelitian
penelitian dilakukan di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Dasar
pertimbangan adalah tidak meratanya jumlah sarana pendidikan dasar dimana
terdapat jumlah sarana pendidikan dasar di daerah penelitian dimana jumlah total
sarana pendidikan dasar pada daerah penelitian pada tahun 2009 berjumlah 29
gedung serta kurangnya pemanfaat sarana pendidikan oleh masyarakat yang dapat
dilihat pada tahun 2005 – 2009 tahun terdapat selisih antara jumlah penduduk usia
sekolah dasar 7-12 tahun dimana jumlah murid sekolah dasar lebih sedikit dari
jumlah penduduk usia sekolah dasar, hal ini menunjukan bahwa tingkat
pemanfaatan sarana yang ada kurang efisien. (sumber : Kecamatan Gemolong
Dalam Angka Tahun 2005-2009 dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Nasional
Kecamatan Gemolong).
Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan melalui data sekunder yang ada hubungannya
dengan obyek penelitian yaitu :
Data monografi : jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin menurut
pendidikan,

menurut

mata

pencaharian,

dan

penyebaran

penduduk,

kepadatan/pertambahan penduduk.
Data keadaan fisik daerah penelitian : letak, luas, daerah dan batas daerah,
penggunaan lahan, sarana transportasi, jumlah sekolah dasar dan fasilitas yang
ada.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
sekunder dan analisis peta. Data sekunder digunakan

untuk mengetahui

persebaran sarana pendidikan sekolah dasar, jumlah murid serta variasi asal
murid. Analisis peta dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui imbangan
kualitas sekolah dasar dan jumlah murid sekolah dasar tahun 2009/2010.


4
 

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Pemenuhan Kebutuhan Sarana Pendidikan Sekolah Dasar
Dari pengolahan data yang dilakukan didapatkan tingkatan ketersediaan
prasarana pendidikan SD seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Tingkat Kecukupan Prasarana Pendidikan SD di Kecamatan
Gemolong Tahun 2009/2010
Ketersediaan
No
1

Standar Kebutuhan

Desa
Kaloran

Sekolah Guru R. Kelas Sekolah
2
19
11
2

Selisih Antara Tingkat
Kecukupan
Guru R. Kelas Sekolah Guru R. Kelas
59
13
0
-40
-2

2

Ngembatpadas

2

24

16

3

76

17

-1

-52

-1

3

Kragilan

2

20

10

2

47

11

0

-27

-1

4

Brangkal

2

18

10

1

35

8

+1

-17

+2

5

Jatibatur

3

32

14

1

37

8

+2

-5

+6

6

Peleman

2

20

11

2

49

22

0

-29

0

7

Genengduwur

2

19

10

1

29

7

+1

-10

+3

8

Tegaldowo

2

19

10

2

58

13

0

-39

-3

9

Gemolong

6

96

28

5

138

31

+1

-42

-3

10
11

Kwagen
Purworejo

1
2

14
20

10
10

2
1

48
26

11
6

-1
+1

-34
6

-1
+4

12

Jenalas

1

12

5

1

28

6

0

-16

-1

13

Kalangan

1

11

5

1

24

5

0

-13

0

14

Nganti

1

11

5

1

22

5

0

-11

0

Sumber : Hasil Analisa

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui perincian tingkat kecukupan
pemenuhan prasaran pendidikan di Kecamatan Gemolong tahun 2009/2010.
Untuk prasarana sekolah (gedung) terdapat kekurangan kecukupan yaitu desa
Ngembatpadas (-1 gedung), Kwangen (-1 gedung). Sedangkan tingkat
kecukupan yang melebihi tingkat kebutuhan terdapat di desa Jatibatur (+2
gedung), sedangkan untuk desa Brangkal, Genengduwur, dan Purworejo
masing-masing (+1 gedung), sedangkan desa lainnya tingkat kecukupan
sudah sesuai dengan kebutuhan.
Untuk prasarana guru pengajar di daerah penelitian secara
keseluruhan tingkat kecukupannya belum tercukupi atau kurang. Seluruh desa
yang ada di daerah penelitian mempunyai tingkat kekurangan yang bervariasi.
Kekurangan tertinggi terdapat di desa Ngembatpadas (-52 guru), Gemolong (42 guru), sedangkan tingkat kekurangan yang paling sedikit terdapat di desa
Jatibatur (-5 guru).
10 
5
 

Secara umum untuk prasarana ruang kelas di daerah penelitian sudah
tercukupi kebutuhannya. Sebagian wilayah tingkat kecukupannya juga masih
kurang, diantaranya di desa Kaloran (-2 ruang), Ngembatpadas, Kragilan,
Kwangen (-1 ruang), serta desa Gemolong dan Tegaldowo (-3 ruang).

Kualitas Sekolah Dasar di Daerah Penelitian
Untuk mengukur kualitas sekolah dasar dapat dilihat dari persentase
jumlah kelulusan murid sekolah dasar yang diukur berdasarkan nilai ujian akhir
nasional (UAN) tahun ajaran 2008/2009 yang diambil dari nilai rata-rata tertinggi
kemudian dilakukan skoring berdasarkan rata-rata nilai ujian akhir nasional
(UAN) untuk tiap sekolah dasar di Kecamatan Gemolong yaitu menjadi 3 kelas:
Kelas nilai rata-rata tinggi (Skor 3), Kelas nilai rata-rata sedang (Skor 2), Kelas
nilai rata-rata rendah (Skor 1).
Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) pada Setiap Sekolah Dasar
di Kecamatan Gemolong Tahun Ajaran 2009/2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Nama Sekolah
SDN 1 Kaloran
SDN 2 Kaloran
SDN 1 Ngembatpadas
SDN 2 Ngembatpadas
SDN 1 Kragilan
SDN 2 Kragilan
SDN 1 Brangkal
SDN 2 Brangkal
SDN 1 Jatibatur
SDN 2 Jatibatur
Madrasah Jatibatur
SDN 1 Peleman
SDN 2 Peleman
SDN 1 Genengduwur
SDN 2 Genengduwur
SDN 1 Tegaldowo
SDN 2 Tegaldowo
SDN 1 Gemolong
SDN 2 Gemolong
SDN 3 Gemolong
SDN 4 Gemolong
Madrasah 1 Gemolong
Madrasah 2 Gemolong
SDN 1 Kwangen
SDN 1 Purworejo
SDN 2 Purworejo
SDN 1 Jenalas
SDN 1 Kalangan
SDN 1 Nganti

Rata-rata Nilai
UAN
7,2
7,5
6,7
6,9
7,0
7,1
6,1
7,5
6,8
7,5
7,2
7,2
7,6
7,4
6,9
6,9
6,8
8,4
8,2
7,4
7,6
7,5
7,8
8,0
7,9
6,9
7,2
7,4
7,5

Sumber : Hasil Anallisa

6
11 
 

Rata-rata Kelulusan (%)

Skoring

100%
100%
100%
99,98%
100%
100%
98,99%
100%
100%
100%
99,99%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
99,99%
100%
100%
100%
100%
100%
100%

2
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Sekolah Dasar (SD) yang
mempunyai kualitas sekolah tinggi didasarkan pada rata-rata nilai Ujian Akhir
sekolah (UAN) adalah : SDN 1 Gemolong, SDN 2 Gemolong, Madrasah 2
Gemolong, SDN 1 Kwangen, Dan SDN 1 Purworejo. Sedangkan sekolah dasar
yang mempunyai rata-rata kelulusan kurang dari 100% adalah : SDN 2
Ngembatpadas, SDN 1 Brangkal, Madrasah Jatibatur, dan Madrasah 2 Gemolong.
Analisis Kualitas Sekolah Dasar di Dearah Penelitian dengan Jumlah Murid
Dalam pembahasan ini kualitas sekolah dasar diukur dari rata-rata tingkat
kelulusannya. Semakin tinggi tingkat kelulusannya maka akan semakin baik
kualitas sekolah tersebut. Untuk mengetahui perbandingan kualitas sekolah dasar
dengan jumlah murid yang ada dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hubungan Kualitas Sekolah dengan Jumlah Murid di Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen
No

Kualitas
Sekolah

Jumlah Murid

Jumlah

Tinggi

Sedang

Rendah
1 (3,44%)

1

Tinggi

2 (6,89%)

0 (0%)

2

Sedang

2 (6,89%)

5 (17,24%)

3

Rendah

2 (6,89%)

1 (3,33%)

2 (6,89%)

5 (17,24%)

6 (20,68%)

6 (20,68%)

17 (58,62%)

29 (100%)

Jumlah

3 (10,34%)

14 (48,27%) 21 (72,41%)

Sumber : Hasil Analisa

Dari tabel 4.3 tersebut diatas dapat diketahui bahwa antara kualitas sekolah
dengan jumlah murid tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sekolah dengan
kualitas tinggi dengan jumlah murid yang tinggi hanya terdapat 2 sekolah
(6,89%). Sedangkan untuk kualitas sekolah rendah dengan jumlah murid yang
rendah hanya terdapat 2 sekolah (6,89%). Pada umumnya di daerah penelitian
yang terbanyak adalah kualitas sekolah sedang dengan jumlah murid yang rendah
sebanyak 14 sekolah (48,27%). Hal ini menggambarkan suatu kondisi dimana
pada daerah penelitian kualitas sekolah secara umum tidak berpengaruh terhadap
besarnya jumlah murid.

7
12 
 

Adapun distribusi asal atau tempat tinggal murid Sekolah Dasar (SD) dapat dilihat dalam tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Asal Murid Pada Masing-masing Sekolah Dasar di Kecamata Gemolong Tahun 2012
No

Nama SD

8

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Kaloran I
Kaloran II
Ngembatpadas
Ngembatpadas II
Kragilan I
Kragilan II
Brangkal I
Brangkal II
Jatibatur I
Jatibatur II
MI Jatibaturr
Peleman I
Peleman II
Genengduwur I
Genengduwur II
Tegaldowo I
Tegaldowo II
Gemolong I
Gemolong II
Gemolong III
Gemolong IV
MI Gemolong I
MI Gemolong II
Kwangen I
Purworejo I
Purworejo II
Jenalas I
Kalangan I
Nganti I

Kaloran
150
140
2
1

Ngembatpadas
15
3
185
174
3
1

Kragialn

5
3
130
152

Brangkal

2
2
5
2
2

Peleman

Distribusi atau Asal Murid
Genengduwur
Tegaldowo

2
124
123

1

Jatibatur

1
1
90
107
67
1
2

Gemolong

Kwangen

Purworejo

Jenalas

Kalangan

Nganti

2
2

2
2

180
1

5
145

5
1
1
2
3
165
200

3
130
127

1
1

108
134

9
5
10
10
8
2

1

2

348
260
279
255
243
157

2
3
2
2
3
3
145
6

1
2
3
2
1

110
90
2

4
120
6

 

43 
 

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar murid sekolah dasar
berasal dari daerahnya sendiri, hal ini dikarenakan agar orang tua dapat
memperhatikan kelangsungan proses belajar jika dibandingkan mereka harus
sekolah diluar daerah mereka, akan tetapi terdapat juga murid yang berasal dari
kelurahan lain hal ini disebabkan pada daerah asal murid tersebut tidak dapat
tertampung atau dengan alasan kualitas sekolah di daerah lain yang lebih baik jika
dibandingkan dengan daerah asal.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
xliv 
9
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
xlv 
 

10

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
xlvi 
 

11 

KESIMPULAN
Untuk prasarana sekolah (gedung) terdapat kekurangan kecukupan yaitu di desa
Ngembatpadas (-1 gedung), Kwangen (-1 gedung). Sedangkan tingkat kecukupan
yang melebihi tingkat kebutuhan terdapat di desa Jatibatur (+2 gedung),
sedangkan untuk desa Brangkal, Genengduwur, Gemolong dan Purworejo
masing-masing (+1 gedung) sedangkan desa lainnya tingkat kecukupannya sudah
sesuai dengan kebutuhannya. Untuk prasarana guru pengajar di daerah penelitian
secara keseluruhan tingkat kecukupannya belum tercukupi atau kurang. Seluruh
desa yang ada di daerah penelitian mempunyai tingkat kekurangan yang
bervariasi. Kekurangan tertinggi terdapat di desa Ngembatpadas (-52 guru),
Gemolong (-42 guru), sedangkan tingkat kekurangan yang paling sedikit terdapat
di desa Jatibatur (-5 guru). Untuk prasarana ruang kelas di daerah penelitian sudah
tercukupi kebutuhannya. Sebagian wilayah tingkat kecukupannya juga masih
kurang diantaranya di desa Kaloran (-2 ruang), Ngembatpadas, Kragilan,
Kwangen (-1 ruang), serta desa Gemolong dan Tegaldowo (-3 ruang).
Kualitas sekolah dengan jumlah murid tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Sekolah dengan kualitas tinggi dengan jumlah murid yang tinggi hanya terdapat 2
sekolah. Sedangkan untuk kualitas sekolah rendah dengan jumlah murid yang
rendah hanya terdapat 2 sekolah. Pada umumnya di daerah penelitian yang
terbanyak adalah kualitas sekolah sedang dengan jumlah murid rendah sebanyak
15 sekolah. Hal ini menggambarkan suatu kondisi dimana pada daerah penelitian
kualitias sekolah secara umum tidak berpengaruh terhadap besarnya jumlah
murid.
Sebagian besar murid sekolah dasar berasal dari daerahnya sendiri, hal ini
dikarenakan agar orang tua dapat memperhatikan kelangsungan proses belajar
dibandingkan mereka harus sekolah diluar daerah mereka, akan tetapi terdapat
juga murid yang berasal dari kelurahan lain. Hal ini disebabkan pada daerah asal
murid tersebut tidak dapat tertampung atau dengan alasan kualitas sekolah di
daerah lain yang lebih baik jika dibandingkan dengan daerah asal.

12 xlvii 
 

SARAN
Perlu adanya upaya dari seluruh pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan,
perbaikan mutu tenaga pengajar serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya
Bagi instasi terkait perlu adanya pelaksanaan untuk pemenuhan kecukupan untuk
tenaga pengajar (guru), dimana sebagian besar wilayah di daerah penelitian masi
banyak kekurangan tenaga pengajar.

13 
xlviii 
 

DAFTAR PUSTAKA
Alex Yulianto, 1999. Pemetaan Sekolah Dasar Kotamadya Surakarta Tahun
1995/1996-1999/2000. Skripsi S-1. Fakultas Geografi UMS, Surakarta.
Basuki Sudiharjo, 1977. Prinsip-Prinsip Dasar Pembuatan Peta Tematik.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Beny Sri Rahmawati, 2004. Analisis Persebaran Sekolah Dasar Negeri Tahun
2000-2004 di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Skripsi S-1.
Fakultas Geografi UMS, Surakarta.
Bintarto, 1983. Geogarfi Sosial. Fakuktas Geografi. Yogyakarta: Fakultas
Geografi. UGM.
Bintarto dan Surastopo, 1979. Metode Analisis Geografi. Jakarta: LP3ES.
Bos, E.S, 1977. Thematic Cartography, Yogyakarta Faculty of Geography,
Gadjah Mada University.
Hadari Nawawi-Mimi Martini, 1994. Kebijakan Pendidikan di Indonesia Ditinjau
dari Sudut Hukum. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Kasto, 1984. Geografi dan Masalah Kependudukan di Indonesia. Yogyakarta:
Fakultas Goegrafi Universitas Gadjah Mada.
Lukman Azis dan Ridwan Rahman, 1979. Peta Tematik. Bandung: Departemen
Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB.
Sariman, 1998. Pengaruh Persebaran Penduduk Terhadap Persebaran Sekolah
Dasar di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun 1996. Skripsi S1. FKIP Geografi UNS, Surakarta.
Sitepu, A. Ginting, F. Soejipto, Abdullah, 1986/1987. Pemetaan Sekolah. Jakarta,
Biro Perencanaan Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tilaar Acee Suryadi. H.A.R, 1997. Analisis Kebijakan Suatu Pengantar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.

Widianingsih, 2005. Analisis Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Dasar Tahun
2000-2004 di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Skripsi S-1,
Fakultas Geografi UMS, Surakarta.
Zahara Idris, 1981. Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya Padang.
xlix