IMPLEMENTASI METODE LATIHAN KETERAMPILAN/DRILL PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF UNTUK SISWA DIFABEL (TUNARUNGU) DI SMALB.

(1)

iv

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Indikator Keberhasilan ... 7

E. Pembatasan Masalah ... 7

F. Tujuan Penelitian ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Metode Pembelajaran ... 10

1. Pembelajaran Keterampilan Vokasional ... 10

2. Metode Pembelajaran Latihan Keterampilan/drill... 12

B. Konsep Pendidikan Difabel ... 16

1. Pendidikan Siswa Difabel... 16

2. Tunarungu ... 17


(2)

v

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Penelitian Terdahulu ... 20

E. Kerangka Pemikiran ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Variabel Penelitian ... 23

1. Definisi Konsep ... 23

2. Definisi Operasional Variabel ... 23

B. Metode Penelitian ... 24

C. Prosedur Penelitian ... 25

1. Desain Penelitian ... 25

2. Prosedur Penelitian ... 26

3. Teknik Pengumpulan Data ... 28

D. Subjek Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data... 31

1. Analisis Dalam Kondisi... 31

2. Analisis Antar Kondisi ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Subjek ... 36

B. Implementasi Pembelajaran ... 37

C. Hasil Penelitian ... 45

D. Pembahasan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74 RIWAYAT HIDUP


(3)

vi

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Klasifikasi Tunarungu menurut Samuel A Kirk ... 17

3.1 Perbandingan pembelajaran ... 26

3.2 Instrumen Penelitian ... 29

3.3 Panjang kondisi ... 32

3.4 Estimasi kecenderuangan arah ... 32

4.1 Skor kemampuan keterampilan ... 45

4.2 Panjang kondisi penelitian ... 46

4.3 Kecenderungan arah ... 48

4.4 Trand stabilitas baseline A1 ... 50

4.5 Trand stabilitas intervensi... 52

4.6 Trand stabilitas Baseline A2 ... 54

4.7 Kecenderungan stabilitas kondisi A-B-A ... 54

4.8 Jejak data ... 54

4.9 Level stabilitas dan rentang ... 55

4.10 Level perubahan ... 55

4.11 Hasil analisis ... 55

4.12 Data jumlah variabel ... 56

4.13 Perubahan kecenderungan ... 56

4.14 Perubahan kecenderungan stabilitas ... 57

4.15 Perubahan level dan stabilitas ... 57

4.16 Data overlap ... 59

4.17 Rangkuman analisi data antar kondisi ... 59


(4)

vii

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Kemampuan keterampilan vokasional ... 45

4.2 Kecenderungan arah kondisi ... 47

4.3 Level stabilitas baseline A1 ... 50

4.4 Trend stabilitas baseline A1 ... 50

4.5 Level stabilitas Intervensi ... 51

4.6 Trend stabilitas intervensi... 52

4.7 Level stabilitas Baseline A2 ... 53

4.8 Trend stabilitas Baseline A2 ... 53

4.9 Data overlap kondisi baseline A1 ke intervensi ... 58


(5)

viii

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal

4.1 Kemampuan keterampilan vokasional ... 46

4.2 Waktu rata-rata kemampuan siswa AS ... 61

4.3 Waktu rata-rata tiap langkah kemampuan siswa AS ... 62

4.4 Waktu rata-rata kemampuan siswa SN ... 63

4.5 Waktu rata-rata tiap langkah kemampuan siswa SN ... 64

4.6 Waktu rata-rata kemampuan siswa AA ... 65

4.7 Waktu rata-rata tiap langkah kemampuan siswa AA ... 66

4.8 Waktu rata-rata tiap langkah kemampuan semua siswa ... 67


(6)

ix

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.2 Kerangka pemikiran ... 22

3.1 Desain A- B-A (Sunanto dkk) ... 25

4.1 Decibel subjek ... 37

4.2 Guru memberikan penjelasan singkat ... 38

4.3 Guru memberikan kesempatan mempelajari job sheet ... 39

4.4 Siswa melakukan persiapan alat dan bahan tambal ban ... 39

4.5 Siswa melakukan proses melepas roda ... 40

4.6 Siswa melakukan proses menambal ban ... 40

4.7 Siswa melakukan proses pemasangan ban ke roda ... 41

4.8 Guru mendampingi siswa ketika praktek berlangsung ... 41

4.9 Guru membantu siswa ketika siswa menghadapi kendala ... 42

4.10 Guru membiarkan siswa aktif dalam proses belajar ... 42

4.11 Guru memberikan kesempatan siswa berlatih mandiri ... 43


(7)

i

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Septian Saptaringga (2014). Implementasi Metode Latihan Keterampilan/Drill Pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif Untuk Siswa Difabel (Tunarungu) Di SMALB.

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan kemampuan siswa SMALB dalam keterampilan otomotif yang belum optimal. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai hasil implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan/ drill pada pembelajaran keterampilan vokasional otomotif untuk siswa SMALB tunarungu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian subjek tunggal (single subject research). Metode ini adalah metode yang bertujuan untuk memodifikasi prilaku, dimana pengambilan dan pengolahan data dalam metode ini difokuskan untuk melihat perubahan prilaku subjek, apakah ada atau tidaknya pengaruh intervensi terhadap target behavior dalam fase yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 1 subjek tunarungu di SMALB Negeri B Garut pada pembelajaran keterampilan otomotif dapat diketahui bahwa dengan implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan/ drill hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara keseluruhan dapat dilihat dari persentase pada analisis dalam kondisi maupun antar kondisi. Dilihat dari analisis dalam kondisi menggambarkan peningkatan secara signifikan dan stabil dimana fase baseline A1 dengan rata-rata 32%, fase intervensi dengan rata-rata 87% kemudian fase

baseline A2 dengan rata-rata 99%. Dilihat dari analisis antar kondisi dari fase

baseline A1 ke fase intervensi tidak ada data overlap atau tumpang tindih dan dari fase intervensi ke fase baseline A2 terjadi data overlav atau tumpang tindih sebesar 62%. Melihat dari hasil penelitian menggambarkan bahwa pemberian

intervensi berpengaruh terhadap target behavior. Kesimpulnnya bahwa metode pembelajaran latihan keterampilan/ drill dapat membatu siswa dalam meningkatakan kemampuan keterampilan pada pembelajaran vokasional otomotif tambal ban.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Latihan Keterampilan/ Drill, Pemahaman dalam Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif Tambal Ban.


(8)

ii

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Septian Saptaringga (2014). "Implementation Methods Training Skills / Drills In Automotive Vocational Learning Skills for Students with Disabilities (Deaf) In SMALB".

This study was conducted based on the student's ability SMALB problems in automotive skills is not optimal. The goal of this research is to gain an overview of the results of the implementation of teaching methods skills training / drill on automotive vocational skills learning for deaf students SMALB. The method used in this study was a single subject research methods (single-subject research). This method is a method that aims to modify behavior, where the retrieval and processing of data in this method is focused to see changes in the subject's behavior, whether or not there is the influence of the intervention to the target behavior in a predetermined phase. Based on the results of a study of one subject Deaf in State B SMALB Garut on automotive skill learning can be seen that with the implementation of learning methods skills training / drills to increase student learning outcomes as a whole can be seen from the percentage in the analysis and inter-state conditions. Judging from the analysis of the conditions describe a significantly improved and stable where the baseline A1 phase with an average of 32%, the intervention phase with an average of 87% then A2 baseline phase with an average of 99%. Judging from the inter-state analysis of the baseline phase to the intervention phase A1 no data overlap and from the baseline phase to the intervention phase of data overlav or A2 occurred overlap by 62%. Judging from the results of the study illustrate that the administration of the intervention effect on the target behavior. Kesimpulnnya that the method of training learning skills / drills can be petrified by increasing the ability of students learning vocational skills inautomotive tire.

Keywords: Learning Methods Skills Training / Drill, Understanding the Learning Skills Vocational Automotive Tire Patch.


(9)

1 Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini mengimplikasikan bahwa keberhasilan pembangunan suatu bangsa bergantung pada berhasil atau tidaknya pembangunan bidang pendidikan dalam hal sumber daya manusia. Manusia sebagai mahluk hidup sosial akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang berkaitan dengan pola-pola tingkah laku dengan adanya pendidikan. Pendidikan sendiri harus mendapatkan dukungan untuk menjalankan fungsi penyelengaraannya bagi masyarakat dengan sebaik-baiknya. Pentingnya fungsi pendidikan baik bersifat formal maupun non formal harus mendapat perhatian yang sangat serius dari pemerintah. Pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan seseorang, karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan mengembangkan potensi diri serta mampu menghadapi segala tantangan dan hambatan di masa depan. Hal ini tidak terkecuali untuk siswa berkebutuhan khusus.

Amanat hak atas pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus ditetapkan dalam Undang-Undang No.20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32 disebutkan bahwa: Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, social. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 1 tahun 2008:5 mengatakan bahwa:

Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, intelektual, sosial, memiliki potensi kecerdasan dan bakat yang


(10)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

istimewa. Standar proses pendidikan khusus ini berlaku untuk peserta didik seperti: Tunanetra, Tunagrahita ringan, tunarungu, tunadaksa ringan, tunalaras, pada sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah luar biasa (SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa (SMALB).

Ketetapan dalam Permendiknas tersebut bagi siswa berkebutuhan khusus sangat berarti. Permendiknas no. 1 tahun 2008:5 memberi landasan yang kuat bahwa siswa berkebutuhan khusus dapat memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang diberikan kepada siswa normal lainnya. Baik kesempatan dalam hal pendidikan maupun pengajaran untuk bekal kehidupan dan penghidupan di masa yang akan datang.

Bagian dari kaum difabel (different ability student) salah satunya adalah penyandang tunarungu. Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukan kesulitan mendengar atau gangguan fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran bisa terjadi karena keracunan ketika ibu mengandung atau kecelakaan saat dilahirkan. Gangguan pada siswa tunarungu umumnya permanen, yang menjadikan kemampuan bahasa siswa tidak dapat berkembang karena masalah terhambatnya komunikasi. Mengingat bahasa menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi kelancaran komunikasi sosial baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Hal ini menjadikan siswa tunarungu sulit untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat.

Siswa yang mengalami gangguan pendengaran atau tunarungu akan menanggung konsekuensi yang sangat kompleks, berkaitan dengan masalah kejiwaannya. Siswa tunarungu seringkali dihinggapi rasa tidak percaya diri karena tidak mampu mengontrol lingkungannya atau berkomunikasi secara sosial. Kondisi ini semakin menjadi beban bagi penderita tunarungu yang harus berjuang dalam tugas perkembangannya terutama pada aspek bahasa, kecerdasan, dan penyesuaian sosial. Potensi siswa tunarungu harus dikembangkan secara optimal


(11)

3

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan memerlukan layanan atau bantuan secara khusus terutama dalam bidang pendidikan.

Dwidyono (dalam Esrawati 2012:90) Istilah tunarungu diambil dari kata

“Tuna” dan Rungu”, sebagaimana dikemukakannya bahwa:

Tuna artinya kurang dan rungu artinya pendengaran. Secara umum pengertian siswa tunarungu adalah siswa yang mengalami gangguan fungsi pendengaran yang mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Atau siswa yang mengalami gangguan pendengan baik sedang, ringan maupun berat “Siswa tunarungu dapat diartikan suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap rangsangan melalui indera pendengaran. Menurut Hallahan dan Khauffman (1996: 26):

Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar, yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar dan yang ringan sampai yang berat, digolongkan ke dalam bagian tuli dan kurang dengar.

Terjadi perubahan yang mencolok dalam pendidikan untuk siswa-siswa dengan kekurangan pendengaran terutama di negara-negara maju. Layanan pendidikan mereka lebih dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian para ahli berkaitan dengan pemberian layanan khusus. Perkembangan teknologi, dan kebijakan-kebijakan pemerintah mempunyai peranan penting yang sangat menentukan dalam pencapaian suatu pola layanan pendidikan untuk siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus tidak bisa dipungkiri sering dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat karena kekurangannya, padahal mereka juga memiliki potensi yang besar untuk maju dan berkembang. Kesempatan yang sama kepada siswa berkebutukan khusus untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran itu ternyata belum bisa memecahkan masalah yang mereka hadapi, seperti halnya siswa tunarungu karena secara fisik siswa tunarungu tidak berbeda dengan siswa normal pada umumnya. Orang akan mengetahui bahwa siswa menyandang ketunarunguan pada saat berbicara, mereka berbicara tanpa suara atau dengan


(12)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suara yang kurang atau tidak jelas artikulasinya atau bahkan tidak berbicara sama sekali dan hanya berisyarat.

Cruickshank (dalam Esrawati 2012:91) mengemukakan bahwa „siswa tunarungu seringkali memperlihatkan keterlambatan dalam belajar dan kadang-kadang tampak terbelakang‟. Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh derajat gangguan pendengaran yang dialami siswa, melainkan juga tergantung kepada potensi kecerdasan yang dimilikinya. Tinggi rendahnya gradasi kehilangan pendengaran pada siswa tunarungu berpengaruh terhadap kemampuan menyimak suara atau bunyi langsung. Atas dasar itulah pemberian layanan pendidikan yang relevan dengan karakteristik siswa tunarungu dan bekal keterampilan khusus diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk bekal hidup di masa mendatang.

Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa tunarungu ini perlu bimbingan agar tepat dan sesuai tujuan. Pendidikan yang diarahkan pada keterampilan untuk kemandirian hidup siswa kelak adalah pendidikan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup ini berupa suatu keterampilan. Hal ini sesuai yang diungkapkan dalam Kurikulum Pendidikan Luar Biasa diketahui bahwa pembelajaran untuk siswa tunarungu di samping bidang akademik juga diarahkan pada keterampilan atau kecakapan hidup.

Menurut Pusat Kurikulum Depdiknas (2007), bahwa “keterampilan vokasional merupakan keterampilan membuat sebuah produk yang berkaitan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat”. Bekal keterampilan vokasional seorang siswa diharapkan dapat digunakan untuk memperoleh pekerjaan sesuai bidang yang diminatinya. Contohnya kemampuan menservis sepeda motor dapat digunakan sebagai modal kemampuan untuk bekerja di bidang otomotif, atau kemampuan meracik bumbu masakan dapat dijadikan modal kemampuan untuk bekerja pada industri tata boga. Jenjang pendidikan yang membelajarkan lebih


(13)

5

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

banyak keterampilan vokasional adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, keterampilan vokasional khususnya otomotif sekarang tidak hanya diterapkan untuk siswa sekolah menengah kejuruan saja. Sekarang siswa sekolah luar biasa (SLB) pun dituntut bisa dalam pembelajaran keterampilan vokasional khususnya otomotif agar menjadi bekal keterampilan di masa mendatang. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008: 4-5) bahwa:

Pendidikan terhadap siswa dengan kemampuan fisik dan mental yang mengalami kekurangan, mereka memerlukan pendidikan khusus untuk dapat hidup wajar dan mendapatkan hak-haknya dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan.

SLB Negeri B Garut adalah jenjang pendidikan yang sangat menentukan terciptanya SDM yang siap berbaur dalam masyarakan dan siap memasuki dunia kerja. SLB Negeri B Garut memiliki kurikulum pendidikan khusus yang lebih difokuskan pada keterampilan vokasional (65%), mata pelajaran (25%), muatan lokal (7%) dan pengembangan diri (3%). Keterampilan vokasional yang ada di SLB Negeri B Garut diantaranya adalah Tata Busana, Tata Boga, Komputer dan Tekno Mesin (otomotif). Keterampilan vokasional tersebut akan dipilih oleh siswa berdasarkan hal yang diminatinya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal di lapangan yang dilakukan pada tanggal 11 November 2013. Menurut kepala sekolah SLB Negeri B Garut, siswa SLB Negeri B Garut sedikit mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar keterampilan khususnya otomotif. Kosakata siswa yang kurang dalam bidang otomotif karena komunikasi, masalah media dan penerapan metode pembelajaran juga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar keterampilan otomotif. Pembelajaran keterampilan vokasional otomotif di SLB negeri B Garut harus


(14)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

direncanakan sematang mungkin. Terutama terhadap kebutuhan siswa itu sendiri, agar proses belajar mengajar dapat efektif, efisien serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan harapan pendidikan.

Pembelajaran yang efektif dan efisien salah satunya ditentukan oleh pemilihan metode pembelajaran yang tepat sasaran, saat guru menyusun rencana pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Menurut Sagala, S (2003:169) “metode menjadi cara yang digunakan guru untuk mengorganisasikan kelas pada umumnya dan cara dalam menyajikan pelajaran pada khususnya”. Menurut Slameto (2003:65) “metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula”. Pemilihan metode harus mempertimbangkan beberapa aspek penting, seperti menurut Surakhmad, W. (1979:76) mengemukakan “penggunaan metode pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain tujuan, anak didik, situasi, fasilitas, dan pribadi guru”.

Menimbang dan melihat kebutuhan siswa di SLB Negeri B Garut. Dalam pembelajaran keterampilan otomotif siswa SLB membutuhkan pembelajaran secara langsung dan mengalami sendiri agar materi pembelajaran dapat lebih dimengerti. Seperti menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003:26) “Prinsipnya dalam mengajarkan keterampilan otomotif, perlu diupayakan agar benar-benar secara langsung dibimbing dan mengalami sendiri (memberikan pengalaman langsung) materi yang dipelajari”. Berdasarkan hasil studi litelatur penulis menemukan metode yang cocok sejalan dengan apa yang dikatakan Departemen Pendidikan Nasional dalam pembelajaran otomotif, dan dirasa sangat tepat diterapkan untuk siswa tunarungu khususnya. Metode ini adalah metode latihan keterampilan atau metode drill dimana metode ini bertujuan khusus melatih keterampilan. Strategi pembelajaran metode latihan keterampilan atau drill dapat digunakan


(15)

7

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mendukung keberhasilan pembelajaran keterampilan khususnya untuk anak tunarungu. Metode drill akan memberikan pembelajaran keterampilan secara nyata melalui latihan yang dilakukan langsung di lapangan atau siswa diajak mengalami dan dibimbing langsung, dari pada melalui penuturan/verbal sesuai dengan kebutuhan anak tunarungu. Seperti yang dikemukakan Roestiyah, N (2008:125) “metode drill / latihan merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan - latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu”.

Berdasarkan dari latar belakang permasalahan, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian tentang, “Implementasi Metode Latihan Keterampilan/Drill

Pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif Untuk Siswa Difabel (Tunarungu) Di SMALB”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, untuk mempermudah dalam pengenalan masalahnya maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi anak tunarungu merupakan faktor penyebab kurangnya

pemahaman dalam proses pembelajaran keterampilan otomotif.

2. Siswa SLB Negeri B Garut kurang dalam penguasaan keterampilan otomotif. 3. Proses pembelajaran keterampilan otomotif tidak efektif dan efisien.

4. Hasil belajar keterampilan otomotif siswa SLB Negeri B Garut kurang memuaskan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:


(16)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagaimanakah hasil implementasi metode latihan keterampilan/drill pada pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban untuk siswa difabel (tunarungu) di SMALB?

D. Indikator Keberhasilan

Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan/drill pada

pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban untuk siswa difabel (tunarungu) di SMALB:

a. Siswa mampu melakukan langkah kerja persiapan kerja dengan waktu 1 menit sesuai job sheet.

b. Siswa mampu melakukan langkah kerja persiapan alat dan bahan dengan waktu 1 menit sesuai job sheet.

c. Siswa mampu melakukan langkah kerja proses melepas roda dan mencari kebocoran dengan waktu 6 menit sesuai job sheet.

d. Siswa mampu melakukan langkah kerja menambal ban yang bocor dengan waktu 27,5 menit sesuai job sheet.

e. Siswa mampu melakukan langkah kerja proses pengecekan dan pemasangan ban ke roda dengan waktu 9,5 menit sesuai job sheet.

E. Pembatasan Masalah


(17)

9

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Difabel atau kebutuhan khusus siswa dalam penelitian ini adalah siswa tunarungu SMALB.

2. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran keterampilan otomotif pada siswa difabel tunarungu adalah metode latihan keterampilan/drill.

3. Objek keterampilan dalam keterampilan otomotif dasar hanya difokuskan pada pembelajaran keterampilan otomotif tambal ban.

F. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil implementasi metode latihan keterampilan/drill pada pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban siswa SMALB difabel tunarungu.

Adapun secara khusus yaitu untuk mengetahui hasil implementasi perkembangan kemampuan siswa tiap fase yaitu fase baseline A1, intervensi,

baseline A2 dan waktu kerja dalam pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban dengan menggunakan metode latihan keterampilan.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat dijadikan referensi bagi pembaca yang ingin mengetahui mengenai penerapan metode pembelajaran latihan keterampilan pada siswa difabel tunarungu dalam pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban.


(18)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dengan penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan metode pembelajaran latihan keterampilan/drill pada keterampilan vokasional otomotif siswa tunarungu.

b. Bagi siswa, penerapan metode pembelajaran latihan keterampilan diharapkan dapat membatu siswa lebih memahami dalam proses belajar pembelajaran keterampilan vokasional khususnya bidang otomotif.

c. Bagi guru dan lembaga pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan pengetahuan dalam penggunaan metode yang tepat untuk proses belajar pembelajaran keterampilan vokasional khususnya bidang otomotif bagi anak berkebutuhan khusus.

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori. Bab ini akan membahas teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis.

Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini akan membahas metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian. Bab ini membahas tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.


(19)

11

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan akhir penelitian dan juga saran-saran.


(20)

23

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep

Penerapan metode pembelajaran latihan keterampilan adalah suatu metode yang diterapkan untuk membatu siswa tunarungu dalam mempermudah pemahaman mengenai keterampilan vokasional otomotif. Seperti yang dikemukakan (Roestiyah N.K, 2008:125) “metode latihan keterampilan adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari”.

2. Definisi Operasional Variabel

“Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat” (Sudjana, N, 2005:24). Menurut Sugiyono (2010:60) menyatakan bahwa “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat”. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (Intervensi) dan variabel terikat (Target behavior)

a. Variabel Bebas (Intervensi)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode latihan keterampilan. Metode latihan keterampilan/drill adalah metode dimana siswa melakukan kegiatan-kegiatan latihan secara langsung di lapangan agar siswa dapat memiliki pengalaman langsung dalam belajar keterampilan. Seperti yang dikemukakan (Roestiyah N.K, 2008:125) “Metode latihan keterampilan adalah suatu metode yang diterapkan untuk membatu siswa tunarungu dalam mempermudah pemahaman mengenai keterampilan vokasional otomotif ”.


(21)

24

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Variabel Teikat (Target behavior)

“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2010:61). Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan nama perilaku sasaran atau target behavior. Target behavior merupakan perilaku yang diharapkan dapat berubah setelah adanya intervensi (Sunanto, J, 2005:12). Target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban.

B. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1985:131) bahwa “Metode merupakan cara utama untuk mencapai suatu tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian subjek tunggal yang dikenal dengan istilah single subject research

(SSR) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh dan perubahan yang terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum dilakukan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior

diukur dibawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya fase intervensi. (Sunanto, J, 2005:56).


(22)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Prosedur Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian subjek tunggal (Single Subject Research)

dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu tertentu misalnya, perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan dalam subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Kondisi disini adalah kondisi baseline dan kondisi perlakuan (intervensi). Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum dilakukan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior diukur dibawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang-kurangnya fase

intervensi. (Sunanto, J, 2005:56)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A - B - A yang memiliki 2 fase yaitu : A1 (baseline), B (Intervensi), dan A2 ( baseline).

Bertujuan untuk mempelajari besarnya suatu perlakuan (intervensi) terhadap

target behavior tertentu yang diberikan kepada individu (Sunanto, J ,2005:61).

Waktu Gambar 3.1

Desain A-B-A (Sunanto, J, 2005:59) Target

behavior


(23)

26

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A1 = baseline

Baseline adalah kondisi awal kemampuan keterampilan subjek sebelum diberi perlakuan (intervensi). Pengukuran fase baseline dilakukan sampai data stabil.

B = intervensi

Intervensi adalah kondisi keterampilan subjek selama memperoleh perlakuan. Perlakuan diberikan sampai data menjadi stabil, dengan menggunakan metode yang dipakai di sekolah.

A2 = baseline

Pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sejauh mana intervensi diberikan pada subjek.

2. Prosedur Penelitian

Pembelajaran keterampilan tambal ban menggunakan metode latihan keterampilan/drill :

Tabel 3.1

Perbandingan pembelajaran di kelas dengan

pembelajaran latihan keterampilan tambal ban sepeda motor

Pembelajaran di kelas/Harian Pembelajaran Latihan Keterampilan 1. Persiapan Mengajar

a. Mengecek kehadiran b. Berdoa

1. Persiapan Mengajar a. Mengecek kehadiran b. Berdoa

2. Kegiatan Inti

a. Guru menuliskan teori bagaimana cara tambal ban yang bocor di papan tulis. Kemudian siswa menulis.

2. Kegiatan Inti

a. Guru memberikan pengarahan awal dan tujuan pembelajaran serta langsung membawa siswa kelapangan untuk melakukan proses latihan keterampilan.


(24)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Guru mendemontrasikan langkah-langkah menambal ban sepeda motor. Kemudian siswa melakukan mandiri.

b. Guru memberikan kesempatan siswa lebih dulu dalam melakukan proses tambal ban. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan proses tambal ban sepeda motor.

3. Evaluasi

a. Siswa melakukan tambal ban sepeda motor sesuai teori yang mereka dapat pada saat proses belajar mengajar sebelumnya. b. Guru memberikan respon

dan penilaian terhadap kerja dan hasil kerja siswa.

3. Evaluasi

a. Siswa melakukan tambal ban sepeda motor sesuai teori yang mereka dapat pada saat proses belajar mengajar sebelumnya. b. Guru mengevaluasi dan

memberikan motivasi serta bimbingan secara langsung pada siswa yang mengalami hambatan.

Adapun prosedur penelitian ini antara lain :

a. Menentukan dan menetapkan prilaku apa yang akan diubah sebagai target behavior dalam penelitian ini adalah keterampilan otomotif. Keterampilan otomotif yang diambil yaitu keterampilan tambal ban sepeda motor. Aspek pengamatan dalam penelitian ini adalah a). menyiapkan alat tambal ban sepeda motor, b). menggunakan alat tambal ban sepeda motor, c). melakukan pembukaan ban sepeda motor, d). mengecek kebocoran ban, e). menyiapkan alat tambal ban, f). menambal ban, g). kemudian mengecek ban lagi untuk memastikan ban yang bocor sudah baik kembali, h). memasang kembali ban, i). memompa ban.

b. Mengobservasi perilaku subjek dalam kemampuan keterampilan tambal ban sepeda motor. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat respon siswa selama observasi. Setiap hari dilakukan dua kali observasi. Peneliti mengamati


(25)

28

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekaligus mencatat respon dalam format data yang telah disediakan serta memberi penilaian pada setiap aspek yang dinilai, (tahap 1, fase baseline 1).

c. Melakukan intervensi langsung. Tahap ini merupakan tahap intervensi yang kegiatannya adalah memberikan latihan keterampilan langsung pada siswa saat tambal ban sepeda motor. Peneliti mengamati sekaligus mencatat respon dalam format data yang telah disediakan serta memberi penilaian pada setiap aspek yang dinilai, (tahap 2, fase intervensi)

d. Mengobservasi perilaku subjek dalam kemampuan keterampilan tambal ban sepeda motor. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat respon siswa selama observasi. Setiap hari dilakukan satu kali observasi Peneliti mengamati sekaligus mencatat respon dalam format data yang telah disediakan serta memberi penilaian pada setiap aspek yang dinilai, dengan dibantu guru mata pelajaran (tahap 3, fase baseline 2).

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi yaitu dengan cara mengamati setiap aspek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Pengamatan dilakukan pada saat fase baseline dan fase intervensi. Fase baseline pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat setiap keterampilan siswa yang telah ditentukan selama observasi. Setiap kali dilakukan observasi selama tes unjuk kerja, peneliti mengamati sekaligus mencatat keterampilan tambal ban sepeda motor dalam format data yang telah disediakan serta memberi nilai.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMALB Negeri B Garut. Pembelajaran keterampilan otomotif (Tambal ban) dengan menggunakan metode latihan keterampilan sasarannya adalah siswa difabilitas tunarungu.

Nama : AS


(26)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tempat, Tgl. Lahir : Garut, 26 Desember 1995 Kelas : XII SMALB B

Anak ke : 1

Difabilitas : Tunarungu (Berat) Alamat : Kp. Jambansari RT 04/04

Desa Bayongbong. Kec. Bayongbong Kab. Garut

Nama Wali : AG

Pekerjaan Wali : Wiraswasta (Dagang)

Alamat Wali : Kp. Jambansari RT 04/04 Desa Bayongbong. Kec. Bayongbong Kab. Garut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan keterampilan vokasional tambal ban sepeda motor. Instrumen berupa format yang disusun berisi langkah kerja (job sheet) tentang prosedur tambal ban.

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:147). Instrumen dalam penelitian berbentuk post test berupa job sheet langkah-langkah proses penambalan ban. Sebelum membuat instrumen terlebih menyususn kisi-kisi. Setelah pembuatan kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan pada pembuatan instrumen berupa job sheet.

Adapun format yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

No Indikator Aspek yang dilakukan Skor


(27)

30

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Menyiapkan alat untuk tambal ban

Menyiapkan : a. Alat press ban b. Kunci-kunci c. Pompa ban d. Karet kompon e. Lem

f. Ember 2 Membuka roda

dan mencari kebocoran ban

a. Membuka roda sepeda motor yang akan ditambal menggunakan kunci pas atau ring yang sesuai ukuran. b. Membuka ban dari velg

c. Membuka ban dalam yang akan ditambal dari ban luar

d. Pompa ban dalam yang akan ditambal dan mencari kebocoran e. Tandai lubang yang bocor pada ban

dalam yang akan ditambal. 3 Menambal

kebocoran ban

a. Menggosok dengan amplas ban khusus permukaan ban yang berlubang

b. Beri lem khusus pada permukaan ban dalam yang bocor dan sudah digosok.

c. Potong karet kompon sesuai lubang yang bocor

d. Tempelkan karet kompon pada permukaan ban dalam yang berlubang yang sudah di beri lem khusus.

e. Colokan kabel strikaan tambal ban dan tunggu 15 menit.

f. Tempatkan permukaan ban dalam yang bocor dan telah di beri karet lem tambahan pada alat press ban yang sudah panas.

g. Pres ban dan usahakan lurus atau tepat ditengah-tengah permukaan pres.

h. Tunggu ban dalam yang telah di pres selama 6 menit.

i. Cabut colokan strikaan setelah pengepresan berjalan 1 menit j. Buka alat pres dan lihat hasil


(28)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tambalan apakah sudah sempurna k. Rendam hasil tambalan ½ menit agar

panasnya berkurang.

l. Proses Tambal ban telah selesai 4 Memasang

kembali ban ke roda

a. Pompa kembali dan cek apakah masih terjadi kebocoran.

b. Cek ban luar dan bersihkan dari paku atau apapun yang dapat membuatnya bocor.

c. Masukan kembali ban dalam yang telah di tambal ke dalam ban luar d. Pasangkan kembali ban luar ke velg. e. Pasang kembali roda pada sepeda

motor. F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan kemampuan atau kompetensi yang ada pada subjek merupakan keterampilan tambal ban sepeda motor dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian dengan desain subjek tunggal terfokus pada data individu dari pada data kelompok. Menganalisis data pada penelitian dengan desain subjek tunggal ada bebarapa hal, diantaranya pembuatan grafik, analisis statistic diskriptif dan analisis visual. Penggunaan analisis grafik diharapkan dapat memperjelas gambaran dari suatu kondisi eksperimen baik sebelum perlakuan (baseline)

maupun pada saat setelah diberi perlakuan (intervensi), dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah perlakuan (baseline 2).

Menurut Sunanto J (2005:96), dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa hal yang menjadi perhatian peneliti diantaranya: "Banyaknya data point (skor) dalam setiap kondisi, banyaknya variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi”.

Analisis data pada penelitian desain subyek tunggal ini peneliti melakukan 3 hal yaitu: pembuatan grafik, analisis statistik deskriptif, dan analisis visual.


(29)

32

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah penganalisaan yang dilakukan meliputi analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

1. Analisis Dalam Kondisi

Menganalisa perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi baseline

atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi: a. Panjang Kondisi

Penentuan panjang kondisi diawali dengan menentukan panjang interval. Panjang interval menunjukan ada berapa fase dalam kondisi tersebut. Selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel.

Tabel 3.3 Panjang Kondisi

KONDISI BASELINE (A) INTERVENSI (B) I BASELINE (A2) Panjang Kondisi

b. Estimasi Kecenderungan Arah (trend/slope)

Bagi peneliti di bidang modifikasi perilaku, kecenderungan arah

(trend/slope) data pada suatu grafik sangat penting untuk memberikan gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti. Menurut Sunanto (2005:98) "Ada tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu (1) meningkat, (2) mendatar, dan (3) menurun. Masing-masing maknanya tergantung pada tujuan intervensi". Lebih jelasnya dibuat dalam sebuah tabel seperti berikut:

Tabel 3.4

Estimasi Kecenderungan Arah

KONDISI BASELINE (A)

Estimasi Kecenderungan Arah


(30)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mendatar

Menurun

"Ada dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik (trend) yaitu metode freehand dan metode split-middle" (Sunanto, J, 2005: 96). Penelitian ini menggunakan metode belah dua (Split Middle). Mengestimasi kecenderungan arah dengan menggunakan metode ini adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data point nilai ordinatnya. Menurut Sunanto (2005:108) ada beberapa langkah dalam metode ini, diantaranya:

1) Membagi data pada fase baseline menjadi dua bagian,

2) Bagian kanan dan kiri hasil tahap l, dibagi menjadi dua bagian, 3) Tentukan posisi median dari masing-masing bagian,

4) Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu, antara bagian kanan dan bagian kiri.

c. Kecenderungan Stabilitas

Menurut Sunanto, J (2005:98), “Kecenderungan stabilitas menunjukan derajat variasi atau besar kecilnya rentang kelompok data tertentu”. Jika rentang datanya kecil atau tingkat variasinya rendah maka data dikatakan stabil. Secara umum jika 80% - 90% data masih berada pada 15% di atas dan dibawah mean, maka data dikatakan stabil. Untuk menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan persentase penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12 dan 15). Persentase penyimpangan terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas digunakan yang kecil (10%) jika data mengelompok di bagian atas dan digunakan


(31)

34

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persentase besar (15%) jika data mengelompok di bagian tengah maupun bagian bawah.

Mean level untuk data di suatu kondisi dihitung dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data. Adapun langkah penentuan Kecenderengun Stabilitas menurut Sunanto (2005:115) diantaranya:

1) Menentukan Rentang Stabilitas dengan rumusan: Rentang Stabilitas = Skor Tertinggi x Kriteria Stabilitas

2) Menentukan Mean Level dengan cara menjumlahkan semua data yang ada pada kordinat dibagi banyaknya data

3) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas Atas = Mean Level + (O,S.Rentang Stabilitas) 4) Menentukan Batas atas dengan rumusan:

Batas bawah = Mean Level - (O,S.Rentang Stabilitas)

5) Menghitung Persentase Stabilitas (PS) dengan rumus BR Keterangan: PS =

BP BR

100% PS = Persentase Stabilitas

BR = Banyak Data Poin dalam Rentang BP = Banyak Data Poin

d. Jejak Data

Menentukan kecenderungan jejak data dilakukan dengan proses yang sama dengan proses kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Istilah Level menunjukan pada besar kecilnya data yang berada pada skala ordinat (sumbu Y). Data diambil berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan stabilitas.

f. Level Perubahan (Level Change)

Tingkat perubahan menunjukan berapa besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dengan cara:

1) Menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan terakhir dalam kondisi.


(32)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil.

Tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik (therapeutic)

atau memburuk (contratherapeutic) sesuai dengan tujuan intervensi atau pengajarannya.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah target behavior yang berubah sepanjang fase intervensi (B) dan bagimana perubahannya dibandingkan dengan fase baseline (A). Jika benar terjadi perubahan pada fase baseline dan fase

intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behavior.

2. Analisis Antar Kondisi

Menurut Sunanto, J (2005:115) untuk menganalisa visual antar kondisi terdapat lima komponen yaitu:

a. Jumlah Variabel yang Diubah

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (intervensi) terhadap variabel terikat (target behavior) secara jelas. Peneliti harus terfokus pada perubahan satu

target behavior dua kodisi. Jika terjadi perubahan pada fase baseline dan fase

intervensi benar-benar hanya pada satu variabel terikat, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh intervensi terhadap target behaviour.

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya

Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil data pada analisis Kecenderungan arah dalam masing-masing kondisi, baik itu fase baseline

maupun intervensi.

c. Perubahan Stabilitas

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas dengan melihat kecenderungan stabilitas pada masing-masing fase, baik itu fase baseline maupun

intervensi.


(33)

36

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menentukan level perubahan dengan cara menentukan data skor pada kondisi

baseline pada fase terakhir dan fase pertama pada kondisi intervensi kemudian dihitung selisih keduannya

e. Data Overlap

Menentukan overlap data pada kondisi baseline dengan intervensi dilakukan dengan cara:

1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline.

2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi.

3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data poit dalam kondisi kemudian dikalikan 100.

Semakin kecil persentase overlap makin baik pengaruh intervensi terhadap


(34)

72

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai melihat dari hasil analisis data baik analisis dalam kondisi maupun analisis antar kondisi di lapangan. Secara keseluruhan melalui evaluasi hasil belajar dalam melakukan keterampilan vokasional otomotif dari tahap baseline A1, tahap intervensi B, dan tahap baseline

A2 meningkat. Dilihat dari persentase pada analisis dalam kondisi yang menggambarkan peningkatan secara signifikan dan stabil dari fase baseline A1 dengan rata-rata 32% ke fase intervensi dengan rata-rata 87% kemudian fase

baseline A2 dengan rata-rata 99%. Dilihat dari analisis antar kondisi antara fase

baseline A1 ke intervensi tidak terjadi data yang tumpang tindih dan dari

intervensi ke baseline A2 terjadi data yang tumpang tindih sebesar 62%. Sedangkan dari waktu pengerjaan rata-rata 1 proses tambal ban dari 3 siswa adalah 49,5 Menit dengan waktu rata-rata dalam mengerjakan tiap langkah proses tambal ban, langkah 1: 57 detik, langkah 2: 58 detik, langkah 3: 435 detik, langkah 4: 1680 detik dan langkah 5: 597 detik.

Hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa pemberian intervensi

berpengaruh terhadap target behavior. Variabel bebas dalam penelitian ini berpengaryh terhadap variabel terikat atau kesimpulannya bahwa implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan keterampilan dalam pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban.


(35)

73

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian bahwa, penerapan metode pembelajaran latihan keterampilan/drill dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban pada siswa difabel khusunya tunarungu.

Maka penulis menyarankan:

1. Bagi guru sekolah luar biasa khususnya tunarungu, penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam implementasi metode latihan keterampilan untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan vokasional otomotif khususnya tambal ban.

2. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan masukan dan kesempatan dalam mendukung upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan vokasional khususnya otomotif tambal ban.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengkaji lebih dalam penggunaan metode pembelajaran pada siswa difabel khususnya tunarungu dalam pembelajaran vokasional otomotif tambal ban. Selain itu ada baiknya dilakukan penelitian lebih jauh mengenai implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan pada anak difabel dengan subjek yang lain dengan karakteristik yang berbeda. Serta desain penelitian yang lebih komplek seperti multiple cross subject

untuk melihat pengaruh metode latihan keterampilan/drill pada anak tunarungu khususnya. Diharapkan dengan demikian dapat memberikan gambaran lebih jauh mengenai implementasi metode pembelajaran latihan


(36)

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(37)

74

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adang, H. (2012). Metodologi Pembelajaran. Banten : LP3G.

Ahmad, I (2013). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif di SLBN B Pembina Sumedang Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia. Arikunto, S , (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian.

Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas, (2004). Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Depdiknas, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, TentangSistemPendidikanNasional. Jakarta

Depdiknas.Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomer 1 Tahun 2008 Tanggal 4 januari 2008.Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras.

jakarta.

Esrawati, (2012). Meningkatkan Keterampilan Menjahit Rok Melalui Teknik Bantuan Garis Bagi Anak Tunarungu Padang: Universitas Negeri Padang.

Firdan, Firdaus (2011). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Menggunakan Metode Demontrasi Bagi Peserta Didik Difabel di

SLBN B Pembina Sumedang Bandung:Universitas Pendidikan

Indonesia.

Kauffman & Hallahan (2005). Anak Berkebutuhan Khusus [Online]. Tersedia http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Nana Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung:PT. RemajaRosdakarya.

Permanarian, S. Dan Tati, H. ( 1995 ) Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud


(38)

75

Septian Saptaringga, 2014

Implementasi Metode Latihan KEterampilan/Drill pada Pembelajaran Keterampilan Vokasional Otomotif untuk Siswa Difabel(Tunarungu) di SMALB

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Februari 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta

Roestiyah, N,K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, N.(2005). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses BelajarMengajar. Bandung :Sinar Baru Algesindo.

Sugihartono, (2007) Psikologi Pendidikan Yogtakarta : UNY Press-Yogya Sugiyono (2010).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta

Sunanto, J. (2005). Pengantar Penelitian dengan Subyektunggal. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung:

Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. (2006). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara

UniversitasPendidikan Indonesia.( 2012 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI


(1)

Menentukan level perubahan dengan cara menentukan data skor pada kondisi baseline pada fase terakhir dan fase pertama pada kondisi intervensi kemudian dihitung selisih keduannya

e. Data Overlap

Menentukan overlap data pada kondisi baseline dengan intervensi dilakukan dengan cara:

1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline.

2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi.

3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data poit dalam kondisi kemudian dikalikan 100.

Semakin kecil persentase overlap makin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai melihat dari hasil analisis data baik analisis dalam kondisi maupun analisis antar kondisi di lapangan. Secara keseluruhan melalui evaluasi hasil belajar dalam melakukan keterampilan vokasional otomotif dari tahap baseline A1, tahap intervensi B, dan tahap baseline A2 meningkat. Dilihat dari persentase pada analisis dalam kondisi yang menggambarkan peningkatan secara signifikan dan stabil dari fase baseline A1 dengan rata-rata 32% ke fase intervensi dengan rata-rata 87% kemudian fase baseline A2 dengan rata-rata 99%. Dilihat dari analisis antar kondisi antara fase baseline A1 ke intervensi tidak terjadi data yang tumpang tindih dan dari intervensi ke baseline A2 terjadi data yang tumpang tindih sebesar 62%. Sedangkan dari waktu pengerjaan rata-rata 1 proses tambal ban dari 3 siswa adalah 49,5 Menit dengan waktu rata-rata dalam mengerjakan tiap langkah proses tambal ban, langkah 1: 57 detik, langkah 2: 58 detik, langkah 3: 435 detik, langkah 4: 1680 detik dan langkah 5: 597 detik.

Hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa pemberian intervensi berpengaruh terhadap target behavior. Variabel bebas dalam penelitian ini berpengaryh terhadap variabel terikat atau kesimpulannya bahwa implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan keterampilan dalam pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban.


(3)

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian bahwa, penerapan metode pembelajaran latihan keterampilan/drill dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran keterampilan vokasional otomotif tambal ban pada siswa difabel khusunya tunarungu.

Maka penulis menyarankan:

1. Bagi guru sekolah luar biasa khususnya tunarungu, penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam implementasi metode latihan keterampilan untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan vokasional otomotif khususnya tambal ban.

2. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan masukan dan kesempatan dalam mendukung upaya meningkatkan hasil belajar keterampilan vokasional khususnya otomotif tambal ban.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengkaji lebih dalam penggunaan metode pembelajaran pada siswa difabel khususnya tunarungu dalam pembelajaran vokasional otomotif tambal ban. Selain itu ada baiknya dilakukan penelitian lebih jauh mengenai implementasi metode pembelajaran latihan keterampilan pada anak difabel dengan subjek yang lain dengan karakteristik yang berbeda. Serta desain penelitian yang lebih komplek seperti multiple cross subject untuk melihat pengaruh metode latihan keterampilan/drill pada anak tunarungu khususnya. Diharapkan dengan demikian dapat memberikan gambaran lebih jauh mengenai implementasi metode pembelajaran latihan


(4)

74

keterampilan/drill untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan vokasional otomotif tambal ban pada anak difabel khususnya tunarungu.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adang, H. (2012). Metodologi Pembelajaran. Banten : LP3G.

Ahmad, I (2013). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif di SLBN B Pembina Sumedang Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia. Arikunto, S , (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian.

Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas, (2004). Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Depdiknas, (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, TentangSistemPendidikanNasional. Jakarta

Depdiknas.Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomer 1 Tahun 2008 Tanggal 4 januari 2008.Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, dan Tunalaras. jakarta.

Esrawati, (2012). Meningkatkan Keterampilan Menjahit Rok Melalui Teknik Bantuan Garis Bagi Anak Tunarungu Padang: Universitas Negeri Padang.

Firdan, Firdaus (2011). Eksplorasi Pembelajaran Keterampilan Otomotif Menggunakan Metode Demontrasi Bagi Peserta Didik Difabel di SLBN B Pembina Sumedang Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Kauffman & Hallahan (2005). Anak Berkebutuhan Khusus [Online]. Tersedia http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-berkebutuhan-khusus. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Nana Sudjana, (2009). Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung:PT. RemajaRosdakarya.

Permanarian, S. Dan Tati, H. ( 1995 ) Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud


(6)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 4 Februari 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta

Roestiyah, N,K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, N.(2005). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses BelajarMengajar. Bandung :Sinar Baru Algesindo.

Sugihartono, (2007) Psikologi Pendidikan Yogtakarta : UNY Press-Yogya Sugiyono (2010).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta

Sunanto, J. (2005). Pengantar Penelitian dengan Subyektunggal. Bandung :Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung:

Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. (2006). Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara

UniversitasPendidikan Indonesia.( 2012 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI