PENGARUH DOLANAN BOCAH TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS IV SD N KLECO 1 PADA Pengaruh Dolanan Bocah Terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas IV SD N Kleco 1 Pada Pembelajaran Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2013/2014.

PENGARUH DOLANAN BOCAH TERHADAP KECERDASAN
INTERPERSONAL SISWA KELAS IV SD N KLECO 1 PADA
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013
TAHUN AJARAN 2013/2014
Aisyah Senja Mustika
A 510 100 116
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan
kecerdasan interpersonal yang signifikan pada kelompok eksperimen antara
sebelum dan sesudah penerapan dolanan bocah, dan mengetahui apakah ada
perbedaan kecerdasan interpersonal yang signifkan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol sesudah penerapan dolanan bocah pada siswa kelas IV SD
pelaksana kurikulum 2013. Jenis penelitian ini eksperimen, desain yang
digunakan jenis Pretest-posttest Control Group Design. Subjek dan sampel
penelitian difokuskan pada siswa kelas 4.1 dan kelas 4.2. Teknik pengumpulan
data berupa selft-report dengan instrumen pengumpulan data berupa skala
kecerdasan interpersonal, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan uji t.
Hasil penelitian menggunakan uji t diperoleh tobs sebesar -0,1961 yang tidak
berada pada DK = {t | t < -2,576 atau t > 2,576}. Menunjukkan dolanan bocah
tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada kecerdasan interpersonal
siswa yang diberi perlakuan. Hasil analisis data menggunakan uji t pada

kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan dolanan bocah tidak memberikan
perbedaan kecerdasan interpersonal yang siginifikan antara kedua kelompok.
Ditujukkan dengan tobs yaitu 0,656 yang tidak berada pada DK = {t | t < -2,576
atau t > 2,576}. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan
eksperimentasi dolanan bocah tidak memberikan perbedaan kecerdasan
interpersonal yang signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan
sesudah penerapan dolanan bocah, dan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sesudah penerapan dolanan bocah pada siswa kelas IV SD
pelaksana kurikulum 2013

Keywords: Dolanan bocah, kecerdasan interpersonal, kurikulum 2013.

PENDAHULUAN
Sistem pendidikan di Indonesia, mengadaptasi cukup banyak sistem
pendidikan di luar negeri khususnya model dan strategi pembelajaran yang
digunakan. Tidak seluruh strategi ini dapat digunakan langsung, dikarenakan
iklim pembelajaran yang berbeda, maka beberapa strategi harus dimodifikasi.
Sejak zaman dahulu, anak-anak Indonesia kaya akan permainan
tradisional. Hampir disetiap pulau di Indonesia memiliki ciri khas permainan
daerahnya masing-masing. Lulu china buta, dakon, gobak sodor, jeg-jegan,

gatheng, engklek, pencokan, jamuran, cublak-cublak suweng, kucing dan tikus,
delikan dan masih banyak lagi. Jumlahnya sekitar ratusan dan tersebar diseluruh
Indonesia dengan nama yang beragam. Dari penelitian yang dilakukan oleh
Ferdiansyah, 2009 dalam permainan betengan terdapat 12 dari 20 softskill yang
terdapat didalam dunia kerja diantaranya kemampuan berkomunikasi, kerjasama,
integritas, motivasi, etika, kemampuan daya analitik, inisiatif, berorientasi pada
detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, kreativitas, kemampuan beradaptasi dan
ketrampilan interpersonal. Sedangkan menurut Wahyuni, 2009 permainan Gobak
Sodor mampu meningkatkan kualitas penyesuaian anak di SD Cakraningkratan
Surakarta(Fitria Susanti, dkk, vol 8, no 2, 2010). Penelitian-penelitian lain yang
serupa semakin menguatkan posisi permainan tradisional sebagai warisan budaya
bangsa yang menyampaikan berbagai nilai kharakter dan pantas dilestarikan.
Sekarang ini permainan tradisional mulai jarang dimainkan. Di
Yogyakarta misalnya, pada tahun 1997 saja dari 30 jenis permainan tradisional
hanya 13 jenis yang masih dikenal dan dimainkan anak-anak. Sisanya sudah tidak
diketahui lagi bahkan oleh guru sekalipun(Ariani dalam Dharmamulya, 2005:
207). Sekarang ini komputer dan video game membatasi anak-anak berinteraksi
dengan orang lain. Permainan di dalamnya bersifat agresif seperti tembaktembakan dan kejar-kejaran, imajinasinyapun tidak berkembang karena tidak
diciptakan sendiri serta tidak mengeksplor kreativitas saat bermain (Tedjasaputra,
2001: 113). Bila kondisi semacam ini tidak diimbangi dengan aktivitas yang

mengajarkan kerjasama, sementara teknologi dari berbagai arah mengepung dunia

anak, tentu akan melahirkan generasi dengan ego dan sifat individualistik yang
tinggi(Dharmamulya, 2005: 207-208).
Pada kurikulum terbaru 2013 muatan materi pada kelas IV yang tersaji
dalam satu buku tematik memunculkan beberapa permainan tradisional
diantaranya gobak sodor, engklek, dan beteng-betengan(Kemdiknas, 2013: 28-29,
69). Tercantumnya dolanan bocah dalam buku pelajaran tersebut adalah salah satu
upaya pemerintah untuk memperkenalkan permainan tradisional pada siswa.
Untuk mempermudah implementasi, penulis bermaksud menerapkan dolanan
bocah tersebut pada pembelajaran Kurikulum 2013. Tujuannya guru bisa setiap
saat memperkenalkan permainan tradisional tanpa meninggalkan materi pokok
yang harus disampaikan.
Langkah-langkah dalam penerapan donalan bocah syarat akan interaksi
sosial, oleh karenanya melalui penelitian ini mencoba melihat apakah terdapat
pengaruh yang signifikan penerapan donalan bocah dengan kecerdasan
interpersonal siswa kelas IV SD. Kecerdasan interpsersonal adalah kemampuan
untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain, kecerdasan ini melibatkan
beberapa kecakapan diantaranya kemampuan berempati, berorganisasi dengan
sekelompok orang dengan tujuan yang senada, kemampuan mengenali dan

membaca pikiran orang lain, menjalin kontak dan berteman(Amstrong 1993: 11).
Pada penelitian ini hipotesis pertama yaitu terdapatnya perbedaan
kecerdasan interpersonal pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
penerapan donalan bocah. Hipotesis kedua yaitu terdapatnya perbedaan
kecerdasan interpersonal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini eksperimen. Di dalamnya terdapat perlakuan
(treatment), yaitu sesuatu yang mungkin menjadi penyebab(variabel bebas)
sedangkan efek dari perlakuan itu adalah hasil(variabel terikat) (Dantes, 2013:
94). Desain yang digunakan dalam penelitian ini jenis Pretest-posttest Control
Group Design, yaitu desain eksperimen yang membagi subjek menjadi kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Tes dilakukan sebelum (pretest) dan setelah
pemberian perlakuan (posttest) kepada kedua kelompok subjek.
Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar pelaksana kurikulum 2013 yaitu
SD N 1 Kleco, Laweyan, Surakarta. Subjek dan sampel penelitian difokuskan
pada siswa kelas 4.1 dan kelas 4.2. Waktu pelaksanaan adalah pada bulan
November 2013 dan uji lanjut pada Januari 2014.
Teknik pengumpulan data yang digunakan selft-report. Merupakan

teknik pengumpulan data sejenis survey, questioner, atau skala dimana responden
akan membaca pertanyaan dan memilih jawaban sendiri tanpa campur tangan dari
peneliti. Instrumen yang digunakan berupa skala psikologi trait kecerdasan
interpersonal metode lima pilihan TMAS dengan jumlah soal 45 butir.
Teknik uji validitasn penelitian ini validasi Multitrait-Multimethode,
digunakan bilamana terdapat dua trait atau lebih yang diukur oleh dua macam
metode atau lebih. Hasil pengenaan skala pada sekelompok subjek kemudian
dikorelasikan dan koefisien korelasinya dimasukkan dalam suatu matriks validasi.
Sedangkan untuk menguji realibilitas pada penelitian ini digunakan teknik
keofesien realibilitas alpha dengan rumus α =

].

Untuk menguji hipotesis yang pertama yaitu terdapatnya perbedaan
kecerdasan interpersonal pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
penerapan donalan bocah digunakan uji t =

. Sedangkan untuk menguji

hipotesis kedua yaitu terdapatnya perbedaan kecerdasan interpersonal pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesudah penerapan donalan bocah
digunakan uji t =



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data menggunkan uji t menunjukkan donalan bocah tidak
memberikan perbedaan yang signifikan pada kecerdasan interpersonal siswa yang
diberi perlakuan. Hal ini ditunjukkan dengan t obs yaitu -0,1961 yang tidak berada
pada DK = {t | t < -2,576 atau t > 2,576}. Taraf signifikansi yang digunakan

sebesar 5% dengan N = 35. Hasil analisis data menggunakan uji t pada kelompok
eksperimen dan kontrol menunjukkan donalan bocah tidak memberikan perbedaan
kecerdasan interpersonal yang siginifikan antara kedua kelompok. Hal ini
ditujukkan dengan tobs yaitu 0,656 yang tidak berada pada DK = {t | t < -2,576
atau t > 2,576}. Taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan N = 35.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dikaitkan dengan teori mengenai
kecerdasan interpersonal dan permainan tradisional serta pengalaman lapangan
selama penelitian, maka analisa beberapa faktor penyebab tidak adanya perbedaan
yang signifikan pada penelitian antara lain adalah sebagai berikut: pertama,

Ketidakseimbangan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sejak awal
kecerdasan interpersonal kedua kelas terpaut cukup jauh. Hal ini dapat diamati
dari hasil pretest kelompok kontrol yang mencapai 6.587 sedangkan kelompok
eksperimen hanya 6.094.
Kedua, informasi yang diperoleh dari wawancara guru kelas menyatakan
bahwa sejak kelas 1, kelas 4.1 yang merupakan kelas eksperimen sering terjadi
pertengkaran antar siswa. Hampir siswa disana kurang bersahabat antar satu
dengan yang lain. Kondisi kurang harmonis bisa diamati pula saat melakukan
pengajaran. Ego siswa masih tinggi, kegiatan berbagi makanan dan minuman
setelah kegiatan bermain masih menjadi hal yang kurang umum. Kondisi ini
berbeda dengan kelas kontrol yang cenderung lebih humanis. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Prayitno(2010: 31) bahwa seorang anak yang perkembangan
kecerdasan interpersonalnya kurang cenderung menyendiri, tidak suka berkumpul,
menarik diri dari orang lain. Amstrong (2002: 161-162) juga menjelaskan untuk
mengetahui apakah orang tersebut mengalami kesulitan pada kecerdasan
interpersonalnya dapat dilihat dari sikap sering bertengkar atau mengalami
kesalahpahaman dengan orang lain, sering bermusuhan atau membela diri di
depan orang lain dan memiliki kesulitan besar dalam berempati dengan orang lain.
Ketiga, setelah empat kali perlakuan menggunakan donalan bocah
dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit dianggap kurang proporsional.

Huizinga(dalam Dharmamulya, dkk, 2005: 19) mengungkapkan salah satu ciri
atau sifat dari “bermain” yaitu occuring within a circumstance time and space

atau dilakukan pada waktu yang relatif longgar. Sebab di dalam permainan
cenderung dibawakan dengan bebas, Schwartzman, 1976 menjelaskan bahwa
dalam permainan anak terdapat nilai perwujudan dari rasa cemas dan marah, atau
improvisasi emosi. Sehingga bila waktu yang digunakan terlalu sedikit, maka inti
dari permainan tidak optimal. Keempat, terlalu banyak dolanan bocah yang
digunakan selama perlakuan. Saat dilaksanakan siswa harus paham setiap
peraturan yang diberikan kepada kelompok yang kemudian memiliki tanggung
jawab untuk mengetahui seluk beluknya, menafsirkan dan menerapkan
(Amstrong, 2013:122). Dalam empat kali perlakuan peneliti telah menerapkan
empat dolanan bocah, artinya siswa dikenalkan empat dolanan berturut-turut.
Padahal untuk memahami dan mempraktikkan satu macam strategi dibutuhkan
waktu penyesuaian, jika terlalu banyak dolanan yang dikenalkan maka waktu
yang dibutuhkan siswa untuk memahami aturan permainan akan semakin banyak.
Kelima, jumlah murid yang terlibat dalam permainan terlalu banyak.
Jumlah pemain yang dideal dalam dolanan Benteng Pohon Berbuah misalnya,
strategi ini diadaptasi dari permainan Bentengan yang ideal dimainkan 6 sampai
10 orang(Dharmamulya, 2005: 179). Namun pada permainan ini sampai 35 siswa

sehingga kurang proporsional.
Dapat pula dianalisa beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mengefektifkan pelaksanaan donalan bocah antara lain: pertama, kecerdasan
interpersonal dibangun sepanjang waktu, (Wheeler: 2005,20,1) dan tidak dapat
diperoleh secara instant karena dibentuk oleh beberapa kecakapan seperti
kemampuan berempati, berorganisasi, kemampuan mengenali dan membaca
pikiran orang lain, menjalin kontak dan berteman (Amstrong: 1993: 11 (dalam
Musfiroh 2010: 6)). Namun beberapa langkah sangat mungkin ditempuh agar
berkembang lebih cepat dan effektif. Salah satu caranya adalah dengan
pembimbingan, pembimbing dalam hal ini guru membantu siswa untuk
mengindentifikasi

dolanan

bocah

yang

sesuai


untuk

mengembangkan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan interpersonal siswa. Semakin
lama maka hasilnya semakin baik, sebaiknya dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan. Tidak harus sering namun terpola, sehingga setelah selesai bermain

diharapkan siswa dapat mengambil nilai-nilai yang terdapat dalam permainan
tersebut untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Kedua, setiap satu kali pelaksanaan dolanan bocah dibutuhkan setidaknya
3-4 x 35 menit. Ini disebabkan dalam permainan tradisional kepuasan bermain
mempengaruhi tingkat interaksi antarsiswa, semakin seru permainan semakin
interaktif permainan, dan ini bisa dicapai dengan pemberian waktu yang
proporsional. Ketiga, sebaiknya tidak mengenalkan strategi(permainan) yang
terlalu banyak dalam kurun waktu singkat. Satu strategi bisa diterapkan untuk
beberapa kali pertemuan.
Keempat, pembatasan jumlah siswa atau memilih permainan yang tepat
untuk jumlah pemain banyak. Jika jumlah murid melebihi 30 siswa sebaiknya
kelas dibagi dua gelombang. Bisa dilakukan dengan memberikan lembar kerja

siswa pada saat menunggu giliran bermain, atau pilih dolanan anak yang akan
diterapkan dengan pertimbangan dapat dimainkan oleh banyak siswa namun tetap
efektif. Kelima, berikan kegiatan tambahan untuk menunjang keberhasilan
dolanan bocah, membuka pembicaraan dengan kelompok akan membantu
seseorang mengembangkan kemampuan interpersonalnya(Wheeler:2005)
Keenam, pilihlah materi yang paling sesuai untuk penerapan dolanan
bocah. Dari pengalaman peneliti dolanan bocah cukup sesuai untuk materi eksak
dan non-eksak yang dapat dibuat kuis, tebak-tabakan atau sandi. Namun jenis
materi seperti kerajinan tangan tidak cocok disampaikan dengan dolanan bocah.
Ketujuh, penerapan donalan bocah memerlukan tempat yang luas dan
memungkinkan mobilisasi siswa yang bebas. Seperti yang diungkapkan oleh
Amstrong (2013:111) sarana yang mendukung untuk pengajaran antara lain meja
bundar untuk diskusi kelompok, bangku/meja berpasangan dan area sosial seperti
papan permainan atau lapangan.
Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi “terdapat
perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah
perlakuan” ditolak. Dapat disimpulkan pula hipotesis penelitian yang berbunyi
“terdapat perbedaan kecerdasan interpersonal yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompk kontrol sesudah penerapan donalan bocah” ditolak.

SIMPULAN
Hasil penelitian menggunakan uji t menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan
sesudah perlakuan. Dengan tobs yaitu -0,1961 tidak berada pada DK = {t | t < 2,576 atau t > 2,576}. Setelah perlakuan juga tidak ditemukan adanya
perbedaan kecerdasan interpersonal yang signifikan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, ditunjukkan dengan tobs yaitu 0,656 yang
tidak berada pada DK = {t | t < -2,576 atau t > 2,576}.
Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian
tersebut antara lain: 1) dibutuhkan waktu yang relatif lama dan bertahap
untuk meningkatkan beberapa kecakapan yang membentuk kecerdasan
interpersonal secara signifikan, 2) ketidakseimbangan kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, 3) Kelompok eksperimen yang sejak awal memiliki
masalah dengan hubungan antar teman, 4) Alokasi waktu kurang proporsional
dibandingkan dengan kebutuhan, 5) dolanan bocah yang disampaikan dalam
waktu yang relatif singkat terlalu bervariasi, dan 6) Jumlah siswa yang
terlibat dalam permainan terlalu banyak sehingga mengurangi keintensifan
masing-masing siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis
adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah
perlakuan, dan hipotesis adanya perbedaan kecerdasan interpersonal yang
74
signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen antara sebelum
dan sesudah perlakuan ditolak. Penerapan dolanan bocah yang diintegrasikan

dengan materi ajar kurikulum 2013 sangat mungkin dimodifikasi lebih lanjut
dan dibuat suatu model pembelajaran yang diilhami oleh dolanan bocah.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Tanzeh. 2011. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.
Alwisol. 2010. Psikologi Kepribadian: Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Sebelas Maret University Press:
Surakarta.
Candraawati P. dan Fuad Nashori.2008. “Hubungan Ketrampilan Komunikasi
dengan Resolusi Konflik pada Remaja”. Naskah Publikasi UII.
(http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskahpublikasi-04320004.pdf). Diakses 28 Oktober 2013 pukul 15.02 WIB.
Dian Aprani. 2010 “Penerapan Permainan tradisional Engklek untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B RA AlHidayah 2 Tarik Sidoarjo”. Jurnal PG PAUD FIP UNESA
(http://ejournal.unesa.ac.id). Diakses 9 November 2013 pukul 08.31
WIB.
Fitria Susanti, Siswati, Prasetyo Budi Widodo. 2010, “Pengaruh Permainan
Tradisonal Terhadap Kompetensi Interpersonal Dengan Teman
Sebaya Pada Siswa Sd (Studi Eksperimental pada Siswa Kelas 3 SDN
Srondol Wetan 04-09 dan SDN Srondol Wetan 05-08 )”, Jurnal
Psikologi Undip Vol. 8, No.2. (http://ejournal.undip.ac.id). Diakses 18
Oktober 2013 pukul 14.00 WIB.
Howard Gardner. 2013. Mutiple Intelligences : Kecerdasan Majemuk Teori dalam
Praktik. Tangerang: INTERAKSARA.
Ibrahim dan Nana Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta.
_____________. 2006. Changing Minds. Jakarta Selatan: PT Trans Media.
Imam Gozali. 2008. Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis
Data dengan SPSS 16.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
Immanuel Dhihermawan Setyobudi. 2011. “Eksperimentasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan
Teams Games Tournament (TGT) pada Pokok Bahasan Persamaan

dan Pertindaksamaan Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan Awal SMA
di Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.” Thesis Universitas
Sebelas Maret. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013 pukul 1430
WIB.
Isjanto dan Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ismatul Khasanah, Agung Prasetyo, ellya Rakhmawati. 2011. “Permainan
tradisional sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Dasar
Anak Usia Dini”, Jurnal Penelitian PAUDIA, vo. 1 no. 1
(http://ortalgaruda.org). Diakses 9 November 2013 pukul 08.00 WIB.
Kemdiknas. 2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI
Kelas 4: Berbagi Pekerjaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
__________. 2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI
Kelas 4: Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
__________. 2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI
Kelas 4: Tema Selalu Berhemat Energi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
__________.2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI
Kelas 4: Peduli Terhadap Makhluk Hidup. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Mayke S. Tedjasaputra. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk
Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo.
Nana Sudjana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Nana Syaodih S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Rosda
Karya.
Nyoman Dantes. 2013. Metode Penelitian. ANDI: Yogyakarta.
Patricia A Wheeler. “The Important of Interpersonal Skills.” Healthcare
Executive Jan/Feb 2005; 20, 1; pg 44 ProQuest Research Library
(http://proquest.com). Diakses pada tanggal 18 Januari 2014 pukul
10.00 WIB.

Ria Sartika, Daviq Chairitsyah, Devi Risma. 2013. “Pengaruh Komunikasi Orang
Tua Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak Usia 4-5 Tahun di TK
Education 21 Kulim Pekanbaru”. (http://repository.unry.ac.id).
Diakses 9 November 2013 pukul 08.50 WIB.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel penelitian. Bandung :
ALFABETA.
Samino dan Saring. 2012. Layanan Bimbingan Belajar: Pedoman bagi Pendidik
dan Calon Pendidik. Fairuz Media:Kartasura.
Saifuidin Azwar. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_____________. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugeng A. Prayitno.2010. Perpustakaan Atraktif. Jakarta: Grasindo.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sukirman Dharmamulya. 2005. Permainan tradisional Jawa. Yogyakarta:
KEPEL PRESS.
Sutrisno Hadi. 2007. Metodologi Research. ANDI: Yogyakarta.
Thomas Amstrong. 2013. Kecerdasan Multipel di dalam Kelas Edisi Ketiga.
Jakarta: PT. Indeks.
_____________. 2002. 7 Kinds of Smart: Menemukan dan Meningkatkan
Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Team. 2012. Solusi Praktis dan Mudah Menguasai SPPS 20 untuk Pengelolaan
Data. Semarang: ANDI
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia
Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Rosda Karya: Bandung.