PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

(1)

ii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV

SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

Oleh SITI HODIJAH

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Jagabaya 1 di Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar lampung. Penelitian menggunakan pendekatan tindakan kelas dengan dua siklus tindakan. Teknik pengumpulan data dengan melalui observasi dan tes.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan PTK diharapkan tercapai proses belajar mengajar yang

efektif dan efisien, karena dalam penelitian tindakan terdapat kata “tindakan”,

artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar pada siklus I rata-rata didapat 58,24 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang, terjadi peningkatan pada siklus I dan II dengan rata-rata 64,08 menjadi 70,96 dengan kenaikan sebesar 6,88. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan perbaikan pembelajaran sudah tercapai.


(2)

Judul Skripsi

:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUIMODELPEMBELAJARAN

KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV

SD N 2 JAGABAYA 1BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa

:

SITI HODIJAH

NPM

: 1113069090

Program studi

: S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. BAHARUDDIN RISYAK, M. Pd. Drs. MAMAN SURAHMAN, M.Pd. NIP 195105071981031002 NIP195904191958031004


(3)

iv

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Prof. Dr. Hi. SUDJARWO, M. S. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. MAMAN SURAHMAN, M. Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. BUJANG RAHMAN, M. SI. NIP 19600315 198503 1 003


(4)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : SITI HODIJAH No. Pokok Mahasiswa : 1113069090

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu pendidika Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperati pada Siswa Kelas IV SD 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah pekerjaan saya sendiri dan sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai penyelesaian studi pada universitas lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan

Materai

SITI HODIJAH NPM 1113069090


(5)

vi

PERSEMBAHAN

Terucap puji syukur kepada-Mu ya Allah, kupersembahkan karyaku ini kepada : Suamiku tercinta Ismail Efendi yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

Anak-anakku tercinta : Devaza Ariando Effendi dan Danish Absyar Ghani Bintang Effendi.

Kedua orang tua ku yang telah merawat, membesarkanku dan mendukungku meraih cita-cita serta selalu mengingatkanku pada-Nya. Keluarga besarku terkasih.


(6)

MOTTO

Dimulai dengan bismillah diakhiri dengan alhamdulillah

Lakukan yang terbaik


(7)

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Panjang (Bandar Lampung) pada tanggal 12 Desember 1984, putri ketiga dari tujuh bersaudara dari orang tua bernama Nur Hasan dan Darnawati.

Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh yaitu SD Negeri 1 Karang Raja Lampung Selatan lulus tahun 1997, SLTP PGRI Karang Raja Lampung Selatan lulus tahun 2000, MAN 1 Bandar Lampung lulus tahun 2003, D II IAIN Raden Intan Bandar Lampung lulus tahun 2005, dan tercata sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada tahun 2011 sampai tahun 2013. Penulis bekerja sebagai guru tetap (PNS) di SD Negeri 2 Jagabaya 1 mulai Februari 2009 sampai sekarang.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.Skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas IV SD N 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. BUJANG RAHMAN, M. Si. Selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. BAHARUDDIN RISYAK, M. Pd. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. MAMAN SURAHMAN, M. Pd. Selaku Pembimbing atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Hi. SUDJARWO, M. S. Selaku Penguji pada ujian skripsi, terima kasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal terdahulu. 5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan FKIP, khususnya jurusan Ilmu

Pendidikan.

6. Ibu Hj. HARYATI, S. Pd. Selaku Kepala SD N 2 Jagabaya 1 yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.


(9)

x

7. Ibu-ibu staf pengajar SD N 2 Jagabaya 1 yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Bapak, ibu, kakak, adik dan suami serta anak-anakku tercinta yang selalu memberikan kepercayaan dan dorongan semangat untuk mencapai cita-cita. 9. Semua teman-teman yang telah membantu dan memberikan semangat,terima

kasih atas bantuan dan partisipasinya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, akan tetapi semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman,Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis

SITI HODIJAH NPM 1113069090


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini mengandung pengertian yang luas bahwa bangsa Indonesia yang cerdas dan berkompetensi yang ditandai dengan adanya kemampuan berpikir, kepribadian yang bagus dan memiliki keterampilan yang menjadi tujuan pembangunan itu sendiri. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa kemudian ditegaskan melalui berbagai kebijakan. Disusunnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mempertegas keseriusan pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan nasional khususnya dalam bidang pendidikan.

Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai dengan suatu pembaharuan dan transformasi pemikiran tentang hakikat pembelajaran sebagai suatu proses yang aktif, interaktif dan konstuktif. Titik sentral setiap peristiwa pembelajaran terletak pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan pengalamannya, pengembangan dalam berpikir dan


(11)

2

mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), seharusnya proses pembelajaran ini akan menciptakan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis dan kreatif. Indikator keberhasilan IPS ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan dan perubahan prilaku siswa. Sehingga kelak di kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam sosial.

Menghadapi keseriusan pemerintah seperti tersebut diatas, tentu kita harus berbesar hati. Mengingat dewasa ini masih banyak masalah-masalah sosial yang harus segera diatasi seperti jumlah pengangguran yang terus bertambah, eksplorasi alam yang berlebihan, kerusakan alam dan permusuhan antar kelompok, hal ini menunjukkan belum berhasilnya pendidikan IPS di sekolah. Dalam skala mikro, kegagalan pendidikan IPS ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa dan kurangnya minat siswa untuk mempelajari IPS. Hal ini dapat dibuktikan dengan keadaan yang sebenarnya pada saat pelajaran IPS berlangsung. Penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan masih mendominasi setiap pembelajaran IPS. Media yang digunakan juga sangat terbatas, bahkan ada yang hanya menggunakan kapur dan papan tulis.

Sementara pelaksanaan penilaian hanya mengandalkan ulangan/ujian tertulis dan pengelolaan kelas masih bersifat teacher centered, yaitu guru sebagai sumber utama pengetahuan. Padahal dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan arus globalisasi , anggapan bahwa guru adalah satu-satunya sumber informasi, sudah tidak mungkin lagi


(12)

dipertahankan. Bahkan sekolah sendiri sudah tidak mungkin lagi menjadi informasi bagi siswa. Karena tindakan seperti ini hanya akan mengakibatkan siswa menjadi pasif. Sehingga image yang terbentuk bahwa pelajaran IPS menjadi semakin jenuh dan tidak bergairah. Bahkan pada saat guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah, beberapa siswa terlihat menguap, beberapa siswa dibangku belakang ramai berbicara antar teman tanpa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Kadang mereka juga membuat ulah yang negatif yang dapat mengganggu teman lainnya. Ada juga yang mengisi waktu luangnya dengan mengerjakan tugas lainnya. Tingkah laku yang pasif tersebut tentu menjadi permasalahan bagi guru karena berpengaruh pada prestasi belajar siswa, seperti halnya yang terjadi pada siswa kelas IV SDN 2 Jagabaya 1. Pada pelajaran IPS kelas IV SDN 2 Jagabaya 1 yang memang seharusnya siswa lebih banyak membaca dan menghapal, telah ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran IPS adalah 65. Dari jumlah 25 siswa, baru 9 siswa ( 36% ) yang telah mencapai KKM.

Salah satu indikasi penyebab munculnya masalah tersebut dalam proses pembelajaran IPS kemungkinan adalah guru kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dan mengeluarkan ide-ide atau kemampuan berfikir dalam proses pembelajaran. Disamping itu, dalam proses pembelajaran guru kurang memperhatikan perbedaan individual. Pada dasarnya setiap siswa berbeda yang satu dengan yang lainnya, baik dalam hal kemampuan maupun dalam hal cara belajarnya. Dapat diartikan bahwa setiap siswa mempunyai ciri-ciri yang khusus. Kondisi seperti ini melatarbelakangi adanya perbedaan kebutuhan pada setiap anak. Dalam pembelajaran klasikal, perbedaan individu jarang mendapat


(13)

4

perhatian, semua siswa dalam satu kelas dianggap mempunyai kemampuan dan kecepatan yang sama, oleh karena itu diperlakukan dengan cara yang sama.

Untuk meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pendidikan, prestasi pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Titik sentralnya, adalah tindakan guru pada proses pembelajaran. Salah satu tindakan guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada sikap menghargai perbedaan individu adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi alternatif untuk mencapai tujuan IPS, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis, inkuiri, memecahkan masalah, keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk (Depdiknas, 2005).

Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut, berdasarkan analisis konseptual dan kondisi pembelajaran IPS di SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung belum maksimal dalam penerapan model dan metode, serta penggunaan alat peraga. Hal ini membentuk anggapan pada siswa bahwa bidang studi IPS merupakan bidang studi hafalan dan membosankan sehingga sampai saat ini, prestasi belajar siswa IPS belum meningkat. Oleh sebab itu, perlu diadakan perbaikan karena akan berakibat pada menurunnya prestasi belajar IPS siswa di masa yang akan datang.


(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Banyak siswa yang beranggapan bahwa bidang studi IPS adalah bidang studi hafalan dan membosankan.

2. Penggunaan metode ceramah lebih mendominasi pembelajaran IPS. 3. Tidak meningkatnya prestasi belajar IPS siswa.

4. Belum maksimalnya penerapan model serta penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran.

5. Hasil belajar IPS siswa belum mencapai KKM yang diinginkan dan baru mencapai 36%. Sedangkan target yang harus dicapai adalah 70% dari jumlah keseluruhan siswa.

6. Guru kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

7. Guru kurang memperhatikan perbedaan individual.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian ini pada ”Upaya peningkatan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas IV SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung”.


(15)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah ”Seberapa efektif pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. siswa :

a. Dapat meningkatkan minat dan gairah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Siswa terbiasa belajar bekerjasama. 2. guru :

a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran kooperatif.

b. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif.

c. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran kooperatif.


(16)

3. sekolah :

a. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi pembelajaran di sekolah.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila pelajaran IPS mengunakan model pembelajaran kooperatif maka prestasi belajar siswa kelas IV SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung akan meningkat.


(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Secara umum pengertian belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku (Darsono, 2000: 24). Menurut Fontana (dalam Suherman, 2003: 7-8), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Djamarah (2005:216) belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dan bertujuan, dimana tujuan dalam belajar ialah terjadinya suatu perubahan tingkah laku pada individu.

Pendapat lain mengatakan bahwa belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia, belajar bisa terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu ke waktu dan berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi faktor dari dalam dan dari luar diri dimana keduanya saling berinteraksi. Gagne (dalam Slameto: 122)


(18)

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk merubah tingkah laku sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar akan dimiliki setiap individu dalam proses belajar.Winkel (1997: 168) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar, atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Oleh karena itu dapat dikatakan prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari sesuatu/materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setelah mengalami proses belajar.

B. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian IPS

Istilah IPS di Indonesia muncul pada tahun 1975 - 1976, yaitu pada saat penyusunan kurikulum PPSP (Proyek Perintisan Sekolah Pembangunan) yang merupakan sebuah label untuk mata pelajaran sejarah, ekonomi, geografi dan mata pelajaran sosial lainnya untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah (Sadiharjo, 2004 : 30). IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu terpanduan (Ischak, 2001 : 136).


(19)

10

Pengetahuan Sosial merupakan perangkat fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan (Kurikulum 2004, 2003 : 6). Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) menyatakan:

“Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada SD/SDLB/MI dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan mengapresiasikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku yang kritis, kreatif dan mandiri”.

Secara implisit kandungan materi IPS yang perlu diberikan kepada siswa yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan manusia, termasuk cara-cara manusia memanfaatkan alam untuk mencukupi kehidupannya. Oleh karena itu, kajian pada IPS meliputi disiplin Ilmu Geografi, Ekonomi, Antropologi, Tata Negara dan Sejarah.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai IPS di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Antropologi, Sejarah dan Tata Negara yang berkaitan dengan masa lampau, yang dapat dimaknai untuk masa kini serta dapat diantisipasi untuk masa yang akan datang baik secara regional, nasional maupun global.

2. Tujuan IPS

Ada empat tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan IPS (Kurikulum 2004) yaitu:


(20)

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah dan Kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

2. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam kelompok masyarakat yang majemuk baik secara rasional maupun global.

Berdasarkan tujuan dari pendidikan IPS diatas, maka diharapkan guru dapat memilih dan menggunakan metode, pendekatan serta strategi pembelajaran yang tepat. Pendekatan adalah suatu jalan, cara atau kebijakan yang ditempuh guru dan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan metode adalah cara mengajar atau menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, yang bersifat umum dan dapat dilakukan pada semua mata pelajaran.

C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Pengertian Kooperatif

Banyak guru telah melaksanakan metode belajar berkelompok, dengan membagi para siswa dan memberikan tugas kelompok, namun hasil kegiatannya tidak seperti yang diharapkan. Siswa tidak memanfaatkan kegiatan tersebut dengan baik dan kreatif untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka. Para siswa tidak dapat bekerja sama secara efektif, memboroskan waktu dengan bermain, bergurau, duduk diam dan bahkan ada kalanya siswa memanfaatkan kesempatan


(21)

12

ini untuk mengerjakan tugas mata pelajaran lainnya serta pada waktu yang sama ada beberapa siswa mendominasi kelompoknya.

Terdapat suatu gagasan mengenai penggunaan strategi dan pendekatan dalam pembelajaran IPS, didalamnya terdapat kajian tentang model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) (Sunal dan Has, 1993: 128-151). Keinginan para guru untuk mengaktifkan siswa dapat dikatakan sangat baik, karena guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning yang sistem pembelajarannya tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Lebih dari itu, pembelajaran koperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar kelompok secara kooperatif, siswa dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih, saling berinteraksi komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama, saling membantu untuk mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Sintaks pembelajaran kooperatif itu sendiri adalah informasi, pengarahan strategi,


(22)

membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok dan pelaporan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa pendapat yang menyatakan tentang cara pelaksanaan pembelajaran kooperatif diantaranya menurut Kunandar ( 2007 : 364 ) dalam pembelajaran kooperatif siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen, tiap kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. Secara individu /kelompok tiap minggu atau dua minggu sekali dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan konsep siswa. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu/kelompok yang meraih prestasi tinggi akan diberikan penghargaan.

Pendapat lain yaitu menurut Ibrahim ( 2000:145 ) adapun langkah-langkah pembelajaran model kooperatif ialah sebagai berikut :

1) Peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen menurut prestasi, jenis kelamin, ras/suku.

2) Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik.

3) Guru menyajikan bahan pelajaran dan peserta didik bekerja dalam tim. 4) Guru membimbing kelompok pesreta didik.

5) Peserta didik diberi tes tentang materi yang telah diajarkan. 6) Memberikan penghargaan.


(23)

14

Jadi dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif ialah membentuk kelompok yang heterogen untuk memahami materi ajar agar dapat memperoleh prestasi.

Model Pembelajaran Kooperatif mempunyai beberapa kerakteristik yang membedakan dari model-model pembelajaran lain, yaitu:

1) Siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok-kelompok (yang sering disebut tim) untuk menguasai suatu materi akademik.

2) Tim harus terdiri dari pembelajar cepat, pembelajar sedang dan pembelajar lamban

3) Bila memungkinkan setiap tim anggotanya heterogen, bila ditinjau dari segi ras (suku, budaya, jenis kelamin,dsb).

4) Penghargaan yang bentuknya diberikan, bentuknya lebih diprioritaskan dalam bentuk penghargaan kelompok daripada individual.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan guru dapat mendorong siswa mencapai tujuan pembelajaran, baik berupa tujuan akademik, penerimaan terhadap keberagaman maupun sebagai suatu sarana untuk mengembangkan keterampilan sosial (Lie, 2002 : 9-11). Sedangkan beberapa karakter yang dimiliki oleh kerja kelompok antara lain:

1) Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran akademik. Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa difasilitasi untuk memahami konsep-konsep sulit dan berlatih kritis.


(24)

2) Model pembelajaran kooperatif mengharuskan siswa untuk selalu berada dalam kondisi bergantung satu sama lain antar sesama anggota kelompok yang terdiri dari berbagai karakter siswa seperti tingkat kecerdasan, jenis kelamin dan ras.

3) Ada banyak keterampilan sosial yang bisa untuk dikuasai siswa melalui model pembelajaran kooperatif, contohnya berbagi tugas dengan seluruh anggota kelompok (teamwork), aktif bertanya, aktif mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya atau menjawab pertanyaan,membantu teman dan lain sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif ialah membentuk kelompok yang heterogen untuk memahami materi ajar agar dapat memperoleh prestasi.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif ialah sebagai berikut :

a. Kelebihan :

1) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

2) Mencegah keagresifan dalam sistem kompetisi dan keteransingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.

3) Meningkatkan kemajuan belajar (Pencapaian akademik). 4) Pemahaman yang lebih mendalam.

5) Meningkatkan harga diri tiap individu.


(25)

16

7) Penerimaan perbedaan individu lebih besar. 8) Menambah motivasi dan percaya diri.

9) Menambah rasa senang di sekolah serta menyenangi teman-teman. 10) Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif. b. Kekurangan :

1) Banyak siswa takut pekerjaan terbagi tidak rata atau adil, satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.

2) Siswa tidak senang apabila diminta bekerjasama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam kelompok mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan satu kelompok dengan siswa yang lebih pandai. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena dalam pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi juga aspek apektif dan psikomotornya, seperti kerjasama dalam kelompok, keaktifan serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok. 3) Sering terjadi kekacauan dalam kelas. Keadaan ini dapat diatasi

dengan mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan dluar kelas seperti perpustakaan, laboratorium, aula atau tempat terbuka.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung, selama 2 bulan mulai bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Februari 2013. Mulai dari perencanaan sampai pelaporan hasil. penelitian sesuai dengan materi ajar pada semester 2 kelas IV menurut Kurikulum KTSP.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, subjeknya adalah siswa kelas IV SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

C. Tehnik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan melalui :

1. pengamatan (observasi) pada saat pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang diinginkan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas

siswa dengan menggunakan tanda “√” . Lembar observasi digunakan untuk

mengamati aktivitas belajar siswa yang meliputi : a. Kehadiran siswa.


(27)

18

b. Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran.

c. Kelancaran mengemukakan ide dalam memecahkan masalah. d. Keaktifan siswa dalam diskusi.

e. Kemampuan menghimpun hasil diskusi. f. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru. g. Keaktifan dalam bertanya.

h. Keaktifan siswa mencari sumber belajar.

i. Kemampuan siswa dalam menjelaskan hasil kerja kelompok. j. Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan.

2. Tes individu yang berupa ulangan harian setiap akhir pelaksanaan siklus. Tes yang dilakukan merupakan tes tertulis berhubungan dengan materi yang diajarkan pada setiap siklusnya. Soal tes terdiri dari 10 soal isian singkat.

D. Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan kualitas siswa, serta mencapai tujuan pembelajaran atau pendidikan. Model pembelajaran kooperatif ini dilaksanakan dalam 2 siklus sampai diperoleh hasil yang ditentukan dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan, yang direncanakan pelaksanaan tindakannya pada minggu ke 1 bulan Januari 2013. Dalam setiap pertemuan tersebut menerapkan empat tahapan sebagaimana penelitian tindakan kelas pada umumnya, yaitu: perencanaan (planning), implementasi (tindakan), observasi (observing) dan refleksi (reflecting) (Aqib, 2008: 8).


(28)

Selama penelitian, untuk mengamati proses pembelajaran dan membantu pengumpulan data, peneliti dibantu oleh observer yang merupakan teman sejawat pada SD Negeri 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung. Observer membantu peneliti dalam mengumpulkan data selama berjalannya penelitian.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan-tindakan-observasi-refleksi, dan dilaksanakan dengan kolaborasi partisipatif antara peneliti dengan guru, prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting).

Adapun urutan kegiatan secara garis besar dapat dilihat pada skema berikut :

Gambar 3.1. Skema Tahap Pelaksanaan Tindakan (Dimyati dan Mulyono, 2002:124).

ANALISIS & REFLEKSI RENCANA TINDAKAN PELAKSANAAN TINDAKAN OBSERVASI PERBAIKAN RENCANA TINDAKAN PELAKSANAAN TINDAKAN ANALISIS & REFLEKSI OBSERVASI SIKLUS 2 SIKLUS 1 DST


(29)

20

Prosedur penelitian seperti tergambar di atas di terjemahkan sebagai berikut : 1. Perencanaan, yaitu merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan.

Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Menyusun rencana tindakan yang hendak diselenggarakan di dalam pembelajaran Matematika. Dalam kaitan ini rencana disusun secara reflektif, partisipatif, dan kolaboratif antara peneliti dengan guru agar tindakan dapat lebih terarah pada sasaran yang hendak di capai.

2. Pelaksanaan, sebagai langkah ke dua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Praktek pembelajaran berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama sebelumnya.

3. Observasi, yaitu merupakan kegiatan melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan.

4. Refleksi, yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan berahir. Pada kegiatan ini kita akan mencoba melihat atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.

Siklus I

 Perencanaan Tindakan

Guru/peneliti menunjuk seorang teman sejawat untuk dijadikan observer/pengamat. Kemudian guru dan pengamat membuat rencana pembelajaran, menentukan kelompok-kelompok secara random, membuat rangkuman materi yang akan diberikan dan membuat soal-soal dalam bentuk


(30)

lembar kerja siswa, membuat soal-soal ulangan harian, menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa serta menyiapkan lembar observasi kinerja guru.  Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan 1

1. Guru memberi pertanyaan sebagai apersepsi dan memberikan motivasi tentang materi yang akan disajikan.

2. Guru mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS sesuai dengan yang telah disusun dalam RPP 1.

3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. 4. Guru membentuk kelompok diskusi siswa.

5. Guru memberikan lembar kerja siswa pada tiap-tiap kelompok untuk didiskusikan bersama-sama.

6. Tiap kelompok siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas sesuai isi perintah dalam Lembar Kerja yang diberikan guru.

7. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

8. Lalu memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk saling memberikan tanggapan pada kelompok presentasi.

9. Guru memberikan penguatan dan menyimpulkan hasil diskusi secara keseluruhan.

10. Memberikan tugas berupa pekerjaan rumah atau portofolio untuk dikerjakan secara individu oleh siswa.


(31)

22

b. Pertemuan 2

1. Guru memberi pertanyaan sebagai apersepsi dan memberikan motivasi tentang materi yang akan disajikan.

2. Guru mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS sesuai dengan yang telah disusun dalam RPP 2.

3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. 4. Guru membentuk kelompok diskusi siswa.

5. Guru memberikan lembar kerja siswa pada tiap-tiap kelompok untuk didiskusikan bersama-sama.

6. Tiap kelompok siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas sesuai isi perintah dalam Lembar Kerja yang diberikan guru.

7. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

8. Lalu memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk saling memberikan tanggapan pada kelompok presentasi.

9. Guru memberikan penguatan dan menyimpulkan hasil diskusi secara keseluruhan.

10. Memberikan tes akhir berupa ulangan harian untuk dikerjakan secara individu oleh siswa guna mengetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan siklus I.

 Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan selama tindakan berlangsung. Pengamatan mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan sebagaimana format terlampir.


(32)

 Refleksi

Guru dan pengamat mendiskusikan tentang hasil pembelajaran, jalannya pembelajaran, dan mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus ini. Selanjutnya penyempurnaan dari siklus ini dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

 Perencanaan Tindakan

Berdasarkan refleksi yang didapat dari pelaksanaan siklus I, kemudian guru dan pengamat membuat rencana perbaikan pembelajaran, , membuat rangkuman materi yang akan diberikan dan membuat soal-soal dalam bentuk lembar kerja siswa, membuat soal-soal ulangan harian, menyiapkan lembar pengamatan/observasi peserta didik, menyiapkan lembar pengamatan/observasi guru untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

 Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan 1

1. Guru memberi pertanyaan sebagai apersepsi dan memberikan motivasi tentang materi yang akan disajikan.

2. Guru mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS sesuai dengan yang telah disusun dalam RPP 3.

3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. 4. Guru membentuk kelompok diskusi siswa.


(33)

24

5. Guru memberikan lembar kerja siswa pada tiap-tiap kelompok untuk didiskusikan bersama-sama.

6. Tiap kelompok siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas sesuai isi perintah dalam Lembar Kerja yang diberikan guru.

7. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

8. Lalu memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk saling memberikan tanggapan pada kelompok presentasi.

9. Guru memberikan penguatan dan menyimpulkan hasil diskusi secara keseluruhan.

10. Memberikan tugas berupa pekerjaan rumah atau portofolio untuk dikerjakan secara individu oleh siswa.

b. Pertemuan 2

1. Guru memberi pertanyaan sebagai apersepsi dan memberikan motivasi tentang materi yang akan disajikan.

2. Guru mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS sesuai dengan yang telah disusun dalam RPP 4.

3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. 4. Guru membentuk kelompok diskusi siswa.

5. Guru memberikan lembar kerja siswa pada tiap-tiap kelompok untuk didiskusikan bersama-sam

6. Tiap kelompok siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas sesuai isi perintah dalam Lembar Kerja yang diberikan guru.


(34)

7. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

8. Lalu memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk saling memberikan tanggapan pada kelompok presentasi.

9. Guru memberikan penguatan dan menyimpulkan hasil diskusi secara keseluruhan.

10. Memberikan tes akhir berupa ulangan harian untuk dikerjakan secara individu oleh siswa guna mengetahui hasil belajar siswa setelah pelaksanaan siklus II.

 Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan selama tindakan berlangsung. Pengamatan mencakup aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan sebagaimana format terlampir.

 Refleksi

Guru dan pengamat mendiskusikan tentang hasil pembelajaran, jalannya pembelajaran, dan mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus ini. Selanjutnya penyempurnaan dari siklus ini dilaksanakan pada siklus berikutnya.

F. Indikator Keberhasilan

Ketuntasan belajar akan dapat dikatakan tercapai jika ketuntasan individual mencapai minimal 65 dan secara klasikal 70% dari jumlah siswa (Depdikbud, 2004: 13). Berdasarkan pengalaman guru yang mengajar di kelas IV SDN 2


(35)

26

Jagabaya 1, peneliti menentukan bahwa penelitian ini akan dikatakan berhasil jika ketuntasan individu dalam pelajaran IPS telah mencapai minimal 65.

G. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006 : 152).

Alat atau instrument pada penelitian ini yaitu:

1) Butir soal yang diambil diambil dari soal-soal materi yang berkaitan dengan materi pokok pelajaran IPS kelas IV. Untuk mengidentifikasi kemampuan siswa sebelum diberi tindakan penilaian dan sekaligus untuk menentukan tingkatan ranking tiap-tiap siswa untuk membentuk kelompok kooperatif, (terlampir).

2) Butir soal evaluasi dalam bentuk ulangan harian setelah pelaksanaan siklus untuk mengetahui kemajuan dan prestasi hasil belajar dibuat sesuai dengan materi pokok yang dipelajari, (terlampir).

3) Instrumen observasi yaitu berupa skala penilaian yang akan diisi oleh pengamat pada saat proses pembalajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan aktivitas belajar siswa, (terlampir).


(36)

H. Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif dan merupakan prosedur statistik untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu variabel. Penilaian adalah satu proses kegiatan untuk mengukur ketercapaian dari suatu tujuan pembelajaran. Dari dua jenis data yang diambil dalam penelitian ini akan dilakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Proses penilaian hasil pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini disusun di dalam pemetaan materi dan format penilaian. Aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdiri dari 3 aspek yaitu:

1. Penanaman konsep dari pembelajaran IPS. 2. Penalaran dan komunikasi.

3. Pemecahan masalah dalam diskusi kelompok.

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian IPS dengan Pembelajaran Kooperatif

Interval Persentase Tingkat

Kemampuan Keterangan

85 - 100 Baik Sekali

75 – 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 – 59 Kurang

0 - 39 Gagal


(37)

28

Data aktivitas guru dan siswa berupa skala penilaian yang akan diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku guru dan aktivitas belajar siswa. Peningkatan aktivitas dilihat dari perolehan nilai selama proses pembelajaran.

Proses penilaian tes akhir siswa dilaksanakan dengan cara:

1. Memberikan penilaian pada hasil tes akhir siswa sesuai dengan tema pelajaran IPS yang telah dilaksanakan.

2. Menghitung skor nilai siswa secara keseluruhan. 3. Menghitung rata-rata nilai siswa dengan rumus:

∑x X = n Keterangan:

X : Nilai rata – rata siswa

∑x : Nilai yang diperoleh siswa

n : Jumlah total siswa

4. Menentukan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

5. Menentukan persentase ketuntasan siswa dengan rumus: Jumlah siswa tuntas

x 100 = ... Jumlah siswa


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif dengan diskusi kelompok efektif dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SDN 2 Jagabaya 1 Bandar Lampung.

2. Pada siklus I, prestasi belajar IPS meningkat dari rata-rata 58,24 menjadi 64,08 ( 5,84). Dari jumlah 25 siswa, 9 orang (36%) tuntas naik menjadi 13 orang (52%) tuntas, dan 16 orang (64%) belum tuntas turun menjadi 12 orang (48%) belum tuntas.

Pada siklus II, prestasi belajar meningkat dari rata-rata 64,08 menjadi 70,96 (6,88). Dari 13 orang (52%) tuntas naik menjadi 20 orang (80%) tuntas, dan 12 orang (48%) belum tuntas turun menjadi 5 orang (20%) belum tuntas.


(39)

42

B. Saran

Penulis menyarankan agar :

1. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik, memperhatikan penjelasan guru, mengikuti diskusi dengan tertib dan menyelesaikan tugas dengan benar, sehingga dapat mencapai prestasi yang bagus.

2. Guru dalam mengembangkan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran hendaknya juga diiringi dengan bimbingan serta pengarahan sehingga suasana diskusi dapat berjalan tertib, sehingga dapat memudahkan siswa memahami materi dengan baik.

3. Sekolah dapat memfasilitasi guru dan siswa dalam penggunaan metode agar prestasi belajar siswa terus mengalami peningkatan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2008. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya Arikunto, S. Suharjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta:

Bumi Aksara.

Darsono. 2000. Pendidikan dan Pembelajaran. Jakarta: Siliwangi.

Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS.

Dimyati dan Mulyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri Zain, Azwan. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif Usaha Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Ischak. 2001. Ilmu yang Menelaah dan Menganalisa Gejala Manusia. Bandung: Mediatama.

Kunandar. 2007. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Rineka Cipta. Kurikulum. 2004 tentang Ilmu Pengetahuan sosial.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia. Nurgiantoro. 1995. Kriteria Penilaian. Jakarta: Rineka Cipta. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sadiharjo, 2004. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdikbud.

Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(41)

44

Sulardi. 1996. Luas Bangun Datar. Jakarta: Erlangga.

Sunal dan Has. 1993. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Gramedia Utama. Suherman. 2003. Perkembangan Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Medica. Surya, M. 1975. Metode Pembelajaran. Bandung: Media Utama.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


(42)

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatan Masalah ... 5

D. RumusanMasalah ... 6

E. TujuanPenelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Hipotesis Tindakan... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Prestasi Belajar ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Prestasi Belajar ... 9

B. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 9

1. Pengertian IPS ... 9

2. Tujuan IPS ... 10

C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 11


(43)

xii

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperati ... 13

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif.. 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitia ... 17

B. Subjek Penelitian ... 17

C. Tehnik Pengambilan Data ... 17

D. Model Penelitian ... 18

E. Prosedur Pennelitian ... 19

F. Indikator Keberhasilan ... 25

G. Instrumen Penelitian ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

Siklus I ... 29

1. Perencanaan ... 29

2. Pelaksanaan Tindakan ... 30

3. Observasi ... 31

4. Refleksi... 32

5. Rekomendasi Untuk Siklus II ... 32

Siklus II ... 34

1. Perencanaan ... 34

2.Pelaksanaan Tindakan ... 34

3.Observasi ... 35

4.Refleksi ... 36

5. Rekomendasi...36

B. Pembahasan...38

1. Siklus I...38


(44)

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(45)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(46)

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Penilaian IPS dengan Pembelajaran Kooperatif...29 4.1 Daftar Tabulasi Nilai IPS Siklus I Kelas IV...35 4.2 Daftar Tabulasi Nilai IPS Siklus II Kelas IV...39


(47)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman


(48)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV

SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

( Skripsi )

SITI HODIJAH 1113069090

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(1)

xii

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperati ... 13

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif.. 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitia ... 17

B. Subjek Penelitian ... 17

C. Tehnik Pengambilan Data ... 17

D. Model Penelitian ... 18

E. Prosedur Pennelitian ... 19

F. Indikator Keberhasilan ... 25

G. Instrumen Penelitian ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

Siklus I ... 29

1. Perencanaan ... 29

2. Pelaksanaan Tindakan ... 30

3. Observasi ... 31

4. Refleksi... 32

5. Rekomendasi Untuk Siklus II ... 32

Siklus II ... 34

1. Perencanaan ... 34

2.Pelaksanaan Tindakan ... 34

3.Observasi ... 35

4.Refleksi ... 36

5. Rekomendasi...36

B. Pembahasan...38

1. Siklus I...38


(2)

xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 41 B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA


(3)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(4)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Penilaian IPS dengan Pembelajaran Kooperatif...29 4.1 Daftar Tabulasi Nilai IPS Siklus I Kelas IV...35 4.2 Daftar Tabulasi Nilai IPS Siklus II Kelas IV...39


(5)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman


(6)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV

SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

( Skripsi )

SITI HODIJAH 1113069090

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE INQURI PADA KELAS IV SDN 2 JAGABAYA 1 KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG

0 14 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 TALANG BANDAR LAMPUNG

1 6 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG

0 11 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PANJANG UTARA BANDAR LAMPUNG

1 13 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD N 2 GEDUNG AIR BANDAR LAMPUNG

0 7 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJA BASA JAYA BANDAR LAMPUNG

0 8 115

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DI KELAS V SD NEGERI 3 WAY TERUSAN SP 3 BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH

0 6 86

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT KELAS IV SD NEGERI 2 PEKUNCEN

0 0 15

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LUAR KELAS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PASIR KULON

1 1 14