Analisis Potensi Sumber Daya Air Di Nusa Penida.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015

P000

ANALISIS POTENSI SUMBER DAYA AIR DI NUSA PENIDA
K. D. Harmayani1) G. M. Konsukartha 2) I. G. N. K. Arsana3)
1,2,3Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung Telp/Fax: 0361 703385
kdharmayani@yahoo.com

Pendahuluan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 Kecamatan Nusa Penida
memiliki luas wilayah 202,84 k yang meliputi Pulau Nusa Penida (Nusa Gede), Pulau
Nusa Lembongan, dan Pulau Nusa Ceningan dengan jumlah penduduk pada tahun
2012 yaitu sebanyak 45.270 jiwa. Dan pada tahun 2013 meningkat 0,154% menjadi
45.340 jiwa. Perkembangan pembangunan di Nusa Penida telah memberikan
konsekuensi tersendiri bagi perkembangan berbagai sektor dan juga penyediaan
sarana dan prasarana penunjangnya. Ketersediaan sumber air untuk melayani
kebutuhan air minum masyarakat, industri dan aktivitas sosial budaya menjadi suatu
kebutuhan yang sangat penting. Untuk itu penyediaan air minum merupakan salah
satu bagian dari prasarana wilayah yang harus terus dikembangkan untuk mendukung
perkembangan wilayah Nusa Penida. Potensi sumber daya air di Pulau Nusa Penida

sangat minim sehingga menjadi permasalahan di dalam pemenuhan kebutuhan air
minum. Upaya pemenuhan kebutuhan air minum telah memunculkan persoalan dalam
kaitannya dengan pembangunan prasarana penyediaan air minum untuk
meningkatkan jangkauan pelayanan.
Berdasarkan atas sumber mata air yang ada, yang dikaitkan dengan kondisi
kebutuhan akan penyediaan air saat ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mempersiapkan tampungan air baku dalam upaya meningkatkan ketersediaan air
sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan penyediaan air baku untuk masyarakat
Nusa Penida.
2. Memanfaatkan sumber mata air Penida yang terbuang untuk dipergunakan kembali
sebagai air baku untuk air minum masyarakat di wilayah Nusa Penida.

Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data primer lapangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
Wawancara dan Observasi. Sementara itu, data sekunder yang dibutuhkan dalam
menganalisis sumber mata air antara lain:Data Penduduk, Data Topografi, Tingkat
Pemakaian Air Rumah Tangga, dan Debit Sumber Mata Air
Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan metode Kuantitatif Deskriptif yaitu
metode penelitian untuk membuat deskripsi (uraian) tentang sesuatu hal dilakukan
dengan mencari fakta dan diinterpretasikan. Penelitian ini biasanya mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, proses yang
berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena.

Potensi Air Tanah di Pulau Nusa Penida
Di Pulau Nusa Penida telah dilakukan pemboran air tanah oleh Proyek
Pengembangan Air Tanah (P2AT) Propinsi Bali dan Bali Tourism
Development Coorporation (BTDC) dengan kedalaman antara 30 -108 m.
Potensi air tanah telah dikelola oleh PDAM Nusa Penida (melalui sumur bor)
secara terbatas, di Desa Kutampi.
Sumur bor yang ada di Desa Kutampi sebanyak 2 buah dengan lokasi
saling berdekatan dan kedalaman sumur mencapai 45 m. Kapasitas
terpasang dan pengaliran masing-masing sumur bor sebesar 2,5 l/dt. Pipa
transmisi yang digunakan adalah pipa galvanis, diameter 100 mm dan
ditampung di reservoir kapasitas 200 m3 sebelum didistribusikan ke
masyarakat. Pipa distribusi menggunakan pipa PVC dengan diameter
antara 50 mm – 200 mm dengan wilayah pelayanan meliputi : Desa
Kutampi, Batnunggul, Ped, dan Toyapakeh. Namun sayangnya sumur bor
Kutampi ini kualitas airnya kurang baik.


Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas serta hasil pengamatan yang telah dilakukan
pada lokasi penelitian dapat disimpulkan:
1. Umumnya lokasi mata air di Nusa Penida terletak di tepi pantai bagian
selatan Nusa Penida, yaitu pada perbatasan antara daratan dan lautan,
sehingga lokasinya sangat curam/terjal (+90o).
2. Hasil analisis parameter kualitas air dari mata air Penida dan air sumur
terdapat dua parameter yang melebihi baku mutu dari dua puluh satu
parameter yang dianalisis, yaitu BOD dan COD. Walaupun parameter BOD
dan COD melebihi baku mutu air, namun masing – masing sumber air
tersebut masih layak untuk bahan baku air minum.

Saran
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan ada beberapa hal yang
dapat disarankan:
1. Pemanfaatan sumber mata air Penida ini dinilai penting artinya untuk
keperluan penyediaan air baku. Selain itu yang lebih penting adalah untuk
konservasi sumber daya air.
2. Lingkungan sekitar sumber mata air seharusnya terbebas dari aktivitas
masyarakat sekitar, sehingga potensi tercemarnya sumber mata air akan

dapat diminimalisir.

Hasil dan Pembahasan
Potensi Air Permukaan
Potensi air permukaan di Pulau Nusa Penida cukup banyak jumlahnya sedangkan
di Pulau Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan tidak ditemukan adanya potensi air
permukaan. Namun meski banyak jumlahnya, tapi alur-alur sungai yang ada di
pulau ini seluruhnya bersifat musiman (intermitten), dimana pada musim hujan debit
airnya relatif besar namun cepat mengali ke hilir (laut), hal ini disebabkan oleh karst
negatif yang merupakan morfologi negatif (lembah antara tonjolan bukit-bukit)
sehingga membentuk pola pengaliran sungai yang memperlihatkan kesejajaran
(pararel) dengan arah aliran langsung ke laut lepas, serta ditambah lagi dengan
kondisi dasar sungai yang tersusun atas formasi batu gamping dengan
permeabilitas yang sangat tinggi (porous), sehingga air langsung merembes dan
terbuang percuma.
Potensi Sumber Mata Air
Sumber mata air yang terdapat di wilayah studi mempunyai potensi yang berbeda
dan penyebaran tidak sama. Kapasitas sumber mata air sangat tergantung dari
kondisi hidrologi, iklim, daerah tangkapan, vegetasi, dan struktur geologi.
Penyebaran sumber mata air yang ada di masing-masing Kabupaten di Bali tidak

merata dan sebagian lagi potensi sumbernya kecil. Pemanfaatan sumber mata air
eksisting pada umumnya untuk penyediaan air bersih dan juga digunakan untuk air
irigasi. Saat ini dari ada 9 (sembilan) mata air yang diketahui yaitu mata air Penida,
Seganing, Tembeling, Guyangan, Tabuanan, Aceng/Sekartaji, Wates, Angkel,
Toyapakeh. Dari Sembilan tersebut, ada 2 (dua) mata air yang sudah dikelola
(dibangun jaringan air bersih) oleh PDAM, yaitu Mata Air Penida (besar debit = +200
lt/det) dan Mata Air Guyangan (besar debit = +178 lt/det). Berdasarkan informasi
dari pihak PDAM setempat, pemanfaatan kedua mata air tersebut saat ini belum
bisa optimal karena biaya operasional yang tinggi.

Daftar Pustaka
Anonim, (2007) Peraturan Menteri Pekerjaan Umun No. 18/PRT/M/2007
Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Anonim, (2007) Ditjen Cipta Karya Dep PU Tentang Kebutuhan Air Non
Domestik Kategori I,II,III dan IV.
Triatmadja, R. Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan.
Tiatmodjo, B. (1993) Hidraulika II. Edisi Ke Dua. Beta Offset, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Klungkung 2014. Kecamatan Nusa Penida
Dalam
Angka

2014.
http://klungkungkab.bps.go.id.index.php/kda-kabklungkung.html [Diakses tanggal 12/07/2015]