Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon tahun 1980-2004

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan
tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya.
Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pelajaran pariwisata adalah suatu pelajaran
untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,
fisik dan kesejahteraan sosial wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata.
Harapan dan penyesuaian dibuat oleh penduduk yang menerima mereka dan terdapat
peran perantara dan instansi pengelola perjalanan wisata menjadi penengah antara
wisatawan dan penduduk di daerah tujuan wisata1.
Kelurahan Situmeang Habinsaran merupakan salah satu Desa di Kecamatan
Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.Kelurahan Situmeang Habinsaran sebelumnya
terdiri dari desa Pansinaran dan Desa Habinsaran. Kemudian pada tahun 1981
digabung menjadi sebuah kelurahan yaitu Kelurahan Situeang Habinsaran. Kemudian
menjadi Ibukota kecamatan Sipoholon. Alasan dijadikan Ibukota Kecamatan karena
lebih dekat ke kecamatan. Kelurahan Situmeang Habinsaran ini cukup dikenal karena
terdapat sumber Air panas.Air panas itu tepatnya berada di Kelurahan Situmeang
Habinsaran di Kecamatan Sipoholon dan dikenal masyarakat namanya Air panas
Sipoholon, karena berada di Kecamatan Sipoholon. Air panas ini berasal dari perut

1

Happy Marpaung, Pengetahuan Kepariwisataan , Bandung, Alfabeta:2002, hlm 1.

1

bumi yang merupakan Air panas alam yang telah ada sejak ratusan tahun. Air panas
ini dijadikan sebagai tempat wisata dan juga merupakan tambang belerang dan bau
kapur. Sebelum objek wisata pemandian Air panas Sipoholon ini dikenal oleh banyak
orang, masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran identik bertani tanaman muda
seperti sayur-sayuran, buah pisang dan lain sebagainya.Selain dari pada itu juga
sebagai tambang belerang dan batu kapur. Kehidupan ekonomi mereka rendah dan
masyarakat mayoritas sederhana, juga pendidikan masih rendah dan bangunan rumah
masyarakat masih sangat sedikit yang permanen2.
Pada awalnya masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran hanya sebagai
penghasil batu kapur dan belerang dari sumber air panas tersebut. Sebelum tahun
1980-an hanya penduduk setempat yang mandi di pemandian Air panas. Belum ada
kunjungan dari wisatawan dari daerah lain, namun setelah tahun 1980-an tempat ini
telah dikenal oleh banyak orang. Penduduk setempat yang dekat dengan sumber Air
panas membuat kolam tempat mandi bagi pengunjung. Hampir seluruh masyarakat

Tapanuli Utara mengenal objek wisata pemandian Air panas ini dan sudah mulai
ramai, sehingga pada tahun 1985 sudah ada beberapa penginapan3.
Mulai berkembangnya objek wisata pemandian Air panas Sipoholon telah
mengubah perekonomian masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran.Alasan
Penulis melakukan penelitian Air panas Sipoholon ingin mengetahui pengaruh objek
wisata pemandian Air panas Sipoholon terhadap perekonomian masyarakat

2
3

Wawancara dengan Basar Simanungkalit di Sipoholon, 01 Februari 2015.
Wawancara dengan Parlin Hutauruk di Sipoholon, 01 Februari 2015.

2

Kelurahan Situmeang Habinsaran. Objek wisata pemandian Air panas Sipoholon ini
berdiri atas ide dan pemikiran dari masyarakat itu sendiri tanpa adanya perhatian dari
pemerintah. Setelah berdiri objek wisata pemandian Air panas Sipoholon pemerintah
berperan dalam pembangunan jalan. Berdirinya objek wisata pemandian Air panas
Sipoholon telah mengubah Kelurahan Situmeang Habinsaran menjadi lebih baik lagi,

baik dari segi sosial maupun ekonomi. Penulis tertarik dengan penelitian ini karena
objek wisata pemandian Air panas Sipoholon tersebut sangat mempengaruhi
perkembangan masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengambil penelitian dengan
judul OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TAHUN
1980-2004.
Penulis mengambil awal tahun 1980 karena pada tahun tersebut objek wisata
pemandian Air panas Sipoholon telah di kenal banyak orang, dan beberapa
masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon membuka usaha
kolam pemandian Air panas di sekitar sumber Air panas. Akan tetapi fasilitas belum
cukup tersedia seperti perhotelan.Untuk menunjang pariwisata tentu diperlukan
ketersediaan hotel atau penginapan yang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya,
di Kabupaten Tapanuli Utara fasilitas ini tampaknya belum cukup memadai4,
khususnya objek wisata pemandian Air panas Sipoholon.

4

Bernardine, Mengenal Nusantara Provinsi Sumatera Utara, Bekasi: Sari Ilmu
Pratama,2009,hlm,188.


3

Penulis mengambil batas akhir tahun 2004 karena dibangun hotel yang
sebelumnya masih losmen-losmen. Sehingga pada tahun tersebut sudah mulai
berkembang pesat dengan pembangunan hotel di sekitar objek wisata pemandian Air
panas sehingga perekonomian dan pembangunan di Kelurahan Situmeang Habinsaran
kecamatan Sipoholon meningkat pesat karena semakin banyak pengunjung.
Masyarakat menciptakan beberapa lapangan kerja baru, seperti kios-kios, rumah
makan dan warung-warung. Termasuk penjualan kacang Sihobuk sebagai ikon kota
Tarutung. Hampir seluruh disepanjang jalan Kelurahan Situmeang Habinsaran
Kecamatan Sipoholon terdapat penjual kacang Sihobuk.Dalam penelitian ini peneliti
membahas dari segi sosial dan ekonomi yang sangat berpengaruh dalam lingkungan
wisata maupun masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah akar permasalahan dari penelitian. Berdasarkan
latarbelakang masalah diatas maka penulis membatasi 3 pokok permasalahan.
Rumusan masalah ini membantu penulis dalam membatasi pokok permasalahan yang
akan dibahas, yang menjadi rumusan masalah adalah:
1.


Bagaimana latar belakang terbentuknya objek wisata pemandian Air
panas Sipoholon ?

2.

Bagaimana proses perkembangan objek wisata pemandian Air panas
Sipoholon tahun 1980-2004?

4

3.

Apa pengaruh objek wisata pemandian Air panas Sipoholon terhadap
kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Kelurahan Situmeang
Habinsaran di Kecamatan Sipoholon?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Menjelaskan latar belakang


objek wisata pemandian Air panas

Sipoholon.
2.

Menjelaskan proses perkembangan objek wisata pemandian Air panas
Sipoholon tahun 1980-2004.

3. Menjelaskan pengaruh objek wisata pemandian Air panas Sipoholon
terhadap masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan
Sipoholon.
Selain tujuan penelitian, juga dapat diperoleh berbagai manfaat penelitian,
diantaranya adalah:
1.

Menambah pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian yang
menghasilkan karya historiografi serta memberikan referensi literatur
yang berguna terhadap dunia akademik, terutama dalam sosial Ilmu
Sejarah guna membuka ruang penulisan sejarah lokal yang lebih baik

kedepannya.

5

2.

Bagi masyarakat umum, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pengetahuan baru tentang pengaruh objek wisata Air panas Sipoholon
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Situmeang
Habinsaran.

1.4 Tinjauan Pustaka
Penulisan karya ilmiah merupakan sebuah rangkaian yang saling berkaitan
dengan mengunakan referensi yang berhubungan, supaya pemaparan sebuah karya
ilmiah lebih objektif, maka selayaknyalah menggunakan sumber-sumber yang
berkaitan dengan topik yang dibahas baik berupa buku-buku yang mendukung
paparan secara teoritis maupun paparan fakta-fakta. Maka penulis menggunakan
beberapa buku paduan dasar dalam penelitian ini.
James, J. Spellane dalam Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya,
(1987) mengatakan bahwa, pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat

lain, bersifat sementara yang dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu, serta kegiatan melakukan perjalanan
dengan tujuan: mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu,
berziarah, dan lain-lain yang bukan merupakan kegiatan yang baru saja dilakukan
oleh manusia masa kini. Untuk menarik perhatian wisatawan pemerintah dan pihak
swasta harus bekerjasama memenuhi prasarana dan sarana kepariwisataan dan
menyajikan keamanan di lokasi wisata, dengan demikian misi kepariwisataan

6

berdampingan

dengan pembangunan daerah yang tujuannya mengarah kepada

terciptanya masyarakat yang makmur. Dan buku ini sebagai panduan penulis dalam
perekonomian wisata pemandian Air pnas Sipoholon.
M. Sinaga dalam Mengenal Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dewasa ini,
(1972) mengatakan bahwa sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah Provinsi


Sumatera Utara dalam pengembangan keparawisataan untuk seluruh Provinsi
Sumatera Utara maka keparawisataan di Kabupaten Tapanuli Utara merupakan faktor
yang potensial didalam peningkatan kegiatan-kegiatan ekonomi daerah ini. Dengan
demikian Kabupaten Tapanuli Utara adalah bagian yang penting dalam kegiatankegiatan pariwisata baik Nasional maupun Internasional yang dapat menciptakan
serta memperluas lapangan kerja dan memberi pengaruh terhadap sektor-sektor
lainnya.Buku ini juga menjelaskan sedikit tentang wisata Air panas Sipoholon.
H. Marpaung dalam Pengetahuan Kepariwisataan, (2002) menjelaskan
bahwa objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentuk atau aktivitas dan fasilitas
yang berhubungan, yang dapat menari minat wisatawan atau pengunjung untuk
datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Buku ini membantu penulis dalam data
kepariwisataan aktivitas dan fasilitas yang berhubungan dengan pariwisata.

1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu hal penting yang tidak terpisahkan dari suatu
petunjuk teknis metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode
sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan aturan yang dirancang untuk

7

membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. Adapun

metode sejarah terbagi dalam empat langkah antara lain heuristik, kritik sumber,
interprentasi, dan historiografi atau penulisan sejarah.
1. Heuristik
Heuristik yaitu pengumpulan sumber-sumber untuk mendapatkan data data
yang terkait dengan objek penelitian.Dalam hal ini penulis menggunakan metode
library research (penelitian kepustakaan) dan field research (penelitian lapangan)

sumber dapat merupakan sumber primer maupun sumber skunder. Suatu prinsip yang
harus dipegang penulis yaitu di dalam heuristik, sejarawan harus terlebih dahulu
mencari sumber primer. Sumber primer disini berarti sumber yang disampaikan oleh
pihak yang mengalami langsung maupun menyaksikan suatu peristiwa.
Penulis juga memperoleh data mengenai wisata dari Perpustakaan USU
(Universitas Sumatera Utara), Perpustakaan Unimed ( Universitas Negeri Medan),
dan Perpustakaan Daerah. Sedangkan sumber lisan yang dianggap primer adalah
wawancara dengan pelaku peristiwa atau saksi mata, seperti wawancara dengan
marga Situmeang sebagai pelaku yang

pertama kali membuka usaha kolam

pemandian Air panas Sipoholon. Akan tetapi apabila penulis tidak mendapatkan

sumber primer sebagai bahan referensi maka sumber sekunder bisa digunakan. Dalam
langkah yang pertama ini penulis mencari karya tulis dengan cara penelitian
kepustakaan dan penulis juga mencari data dari orang sekitar dengan cara penelitian
lapangan di sekitar objek wisata pemandian air panas Sipoholon.

8

2. Kritik sumber
Kritik sumber (verifikasi) yaitu setelah sumber sejarah terkumpul maka
dilanjutkan dengan tahapan kritik sumber untuk memperoleh keabsahan/keaslian
sumber atau data yang di peroleh.Penulis dalam melakukan kritik sumber atau
menyeleksi terhadap sumber sumber melalui kritik intern dan kritik ekstern.Kritik
intern menelaah dan memverifikasi kebenaran isi baik yang bersifat tulisan (buku,
tesis, laporan dan arsip daerah) maupun sumber lisan (wawancara).Kritik eksternal
adalah kritik yang diberikan terhadap aspek luar dari sumber sejarahdengan cara
melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.
3. Interpretasi
Interpretasi adalah langkah/tahap penafsiran hasil dalam proses interpretasi ini
bertujuan untuk menghilangkan kesubjektifitasan sumber walaupun sebenarnya hal
ini tidak dapat dihilangkan secara total. Dalam tahap ketiga penulis menginterpretasi
data-data berupa buku dan hasil wawancara dari informan tentang objek wisata
pemandian Air panas Sipoholon yang penulis peroleh dari masyarakat sekitar.
4. Historigrafi
Historiografi adalah rekonstruksi dalam bentuk tulisan.Hasil penelitian yang
diwujudkan dalam bentuk suatu karya sejarah yang dituangkan dalam bentuk
tulisan.Penulis menuliskan semua data yang telah terseleksi dan telah ditafsirkan
berdasarkan prinsip kronologi. Tahap ini merupakan tahap terakhir bagi penulis untuk
menyajikan semua fakta ke dalam bentuk tulisan skripsi dengan judul ”Objek Wisata
Pemandian Air panas Sipoholon Tahun 1980-2004”.

9