Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon tahun 1980-2004

(1)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Marlon Simanungkalit

Umur : 48 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Batak Toba

Pekerjaan : Pengusaha pemandian air panas

2. Nama : Parlin Hutauruk

Umur : 65 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Batak Toba

Pekerjaan : Pensiun PNS

3. Nama : Gerhad Simatupang

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP


(2)

Suku Bangsa : Batak Toba

Pekerjaan : Petani

4. Nama : Basar Simanungkalit

Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Batak Toba

Pekerjaan :Pengusaha pemandian Air Panas

5. Nama : Esty Rama Hutabarat

Umur : 29 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : S1

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Batak Toba

Pekerjaan : Guru

6. Nama : Rengsi Hutabarat

Umur : 31 tahun


(3)

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Batak Toba

Pekerjaan : Wiraswasta

7. Nama : Elvio Saragi

Umur : 28 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Batak Toba

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

8. Nama : Boliando Simanjuntak

Umur : 43 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SI

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Indonesia


(4)

9. Nama : Dewi Simanjuntak

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

10.Nama : Dewi Simanjuntak

Umur : 53 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

11.Nama : Trisno Panggabean

Umur : 54 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


(5)

Agama : Kristen Protestan Suku Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

12.Nama : Sanggam Situmorang

Umur : 58 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMA

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Indonesia


(6)

LAMPIRAN

Gambar I: Peta Kecamatan Sipoholon


(7)

Gambar III: Sumber Air panas Sipoholon


(8)

(9)

GAMBAR VI: Goa Sumber mata Air panas Sipoholon


(10)

Gambar VIII: Kolam Renang Air panas Sipoholon


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahaman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1990.

Gottschhalk, Louis, Mengerti Sejarah, trej. dari Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press,1985.

H.U Bernardine dkk, Mengenal Nusantara Provinsi Sumatera Utara, Bekasi: Sari Ilmu Pratama, 2009.

Marpaung, Happy, Pengetahuan Kepariwisataan, Alfabeta, Bandung:2002. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,

1995.

Marpaung, Happy,SH,MH, Pengertian Pariwisata, Bandung: Alfabeta,2002. M. Sinaga, Mengenal Daerah Tapanuli Utara Dewasa ini, Tarutung: belum

diterbitkan, 1972.

Pendit, Nyoman. S, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pradya Pramita, 1994. Poerbajaka, Pendapatan dan Pendidikan, Jakarta: Rajawali,1985.

Sajogyo, Pendapatan Dan Sumber Daya manusia, Bandung: Angkasa,1980. Simanjuntak,M,Pretty, Persebaran Potensi Objek Wisata Tarutung Kabupaten

Tapanuli Utara, “Skripsi Sarjana”, Tidak Diterbitkan, Universitas Negeri Medan : Medan, 2012.

Soekadijo, R.G, Anatomi Pariwisata,Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,1997. Soekartawi, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Jakarta: Grafindo Persada, 1993.


(12)

Spillane, James, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Yogyakarta: Kanisius, 1987.

Suhartono. W. Pranoto,Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.


(13)

BAB III

PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON (1980-2004)

Sesuai perkembangan, kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat.Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata.Dalam tambahan, perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan kepariwisataan dapat

memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah yang ada.18

3.1 Tempat Usaha

Banyak bisnis kepariwisataan yang kecilditangani oleh keluarga.Dapat berupa pelayanan taxi, toko souvenir atau restoran kecil. Perluasan yang mana langsung kepada kepemimpinan, seperti perusahaan hotel dan transportasi dapat meningkatkan


(14)

hubungan kepada sektor lain dari ekonomi akan menentukan berapa banyak

pekerjaan dan berapa banyak pemasukan turis dapat dilaksanakan.19

Dulu pemandian air panas Sipoholon di pinggir jalan lintas Sumatera itu, masih berupa sebuah kolam atau kubangan besar berlumpur.Tapi di tahun 1980-an, mulai dikelola pemilik tanah menjadi tempat pemandian umum.Hingga tahun 2003 pengusaha kolam pemandian air panas kira-kira 50 KK. Puluhan rumah berganti status menjadi kedai atau restoran.Bahkan salah satu pengusaha pemandian, Boliando Simanjuntak pemilikBoli-Boli Cafe telah membangun resto cukup modern menyediakan kuliner nasional.Di situ juga dibangun penginapan bagi yang ingin menginap. Tapi sempat ada kekhawatiran muncul, setelah adanya aktivitas segelintir orang di sana yang telah menjadikan tanah kapur sekitar kawah-kawah air panas belerang menjadi komoditi bisnis. Di beberapa titik terlihat tanah kapur di perbukitan tak semulus dulu lagi, sudah compang-camping.Bahkan alat berat pun sudah ikut menggreder bukit-bukit kapur. Hal ini mencuatkan kekhawatiran, satu saat kawasan pemandian itu akan terganggu. Air panas Sipoholon sebagai pemandian umum sudah menjadi salah satu ikon wisata kebanggaan bagi daerah itu.

3.2Sarana Pendukung

Sarana pendukung merupakan merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperluakn untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan


(15)

awisatanya. Pembangunan sarana wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan dan secara kualitatif yang menunjuk pada mutu pelayanan yang etrcermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh kenyamanan.

Sarana pariwisata adalah perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan wisatawan. Didalam pengembangan kepariwisataan dibutuhkan layanan. Salah satu faktor yang menentukan dalam pelayanan adalah

kesiapan sarana dan prasarana kepariwisataan20dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Sarana pokok kepariwisataaan yaitu perusahaan yang kehidupannya

tergantung kepada arah kedatangan orang yang melakukan perjalanan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: travel again, perusahaan-perusahaan angkutan wisata, penginapan seperti hotel dan jenis lainnya.

b. Sarana pelengkap kepariwisataan yaitu perusahaan yang menyediakan

fasilitas rekreasi yang dapat melengkapi sarana pokokdan memiliki fungsi membuat wisatawan tidak cepat bosan. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini adalah; fasilitas olahraga seperti lapangan bola tenis, kolam berenang, dan lain-lain


(16)

Sarana penunjang kepariwisataan yaitu perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap. Sarana penunjang kepariwisataan ini berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah objek wisata tapi lebih penting adalah agar wisatawan lebih mudah mengeluarkan uang ditempat yang dikunjungi

3.2.1 Rumah makan

Rumah makan di kota-kota biasanya tidak diselenggarakan khusus untuk wisatawan, bahkan biasanya pendapatannya berasal dari penduduk setempat.rumah makan atau restoran yang khusus memberikan jasanya kepada orang-orang yang

dalam perjalanan letaknya diluar kota, di tepi jalur-jalur lintas yang penting21.

Fasilitas makanan dan minuman itu bermacam-macan sebutannya, menurut bentu dan mutu fasilitasnya serta pelayanan dan apa yang di hidangkan ada makanan yang di edarkan dalam pikulan atau alat-alat lain, ada kedai atau warung makan, ada restoran berbintang, ada fast-food restaurant, dan sebagainya. Juga ada tempat-tempat dimana hanya di hidangan minuman dan makanan kecil atau makanan sederhana. Namanya

bermacam-macam menurut apa yang di hidangkan22.

Selain dapat menikmati panorama alam yang indah, wisatawan juga dapat menikmati makanan khas Tapanuli yaitu Arsik, yang dapat di peroleh dari Rumah Makan yang ada disekitar objek wisata Pemandian Air panas Sipoholon.

21R.G. Soekadijo, Anatomi Pariwisata,Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,1997,hlm122. 22Ibid.,hlm 124


(17)

3.2.2 Kolam Renang

Pemandian air panas Sipoholon juga menyediakan kolam renang khusus anak-anak dan orang dewasa. Penyediaan kolam renang ini disesuaikan dengan ukuran kedalaman kolam, ukuran kedalaman kolam untuk anak-anak lebih rendah dibandingkan dengan untuk dewasa. Demikian juga untuk temperatur air kolam, temperatur kolam untuk anak-anak lebih rendah dibandingkan orang dewasa. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, maka dapat dituliskan bahwa jumlah kolam renang yang ada dikawasan objek Pemandian Air panas Sipoholon sebanyak 3 buah, yakni dua kolam untuk dewasa dan satu kolam untuk anak-anak. Biaya masuk untuk kolam renang Rp.5000/orang dan ada juga kolam renang yang dikenakan biaya

Rp.4000/orang.23

3.2.3 Kamar Mandi

Kamar mandi di lokasi wisata pemandian air panas Sipoholon cukup bagus dan bersih. Ukuran kamar mandi ada yang 2 x 2 meter dan ada yang 1,5 x 1,5 meter per kamar mandi. Toilet nya berada pada setiap rumah-rumah pengusaha yang membuka kolam pemandian dan tidak di kenakan biaya, cukup dengan minum teh manis, makan atau hanya mandi dengan membeli sabun, atau shampo yang telah disediakan pemilik kolam.


(18)

3.2.4 Tempat parkir

Sarana tempat parkir ini sangat mempengaruhi perkembangan lokasi wisata karena pengunjung tidak merasa khawatir dengan keamanan kendaraan yang mereka gunakan. Dan tempat parkir di lokasi pemandian air Sipoholon ini tersedia tempat parkir beroda dua dan beroda empat. Lumayan luas dan keamanannya terjamin karena tepat berada di halaman depan rumah pemilik kolam pemandian air panas.

3.2.5 Hotel

Dalam mengembangkan objek wisata sarana penginapan sangat terlihat penting bagi wisatawan sebagai tempat peristirahatan maupun sebagai tempat tinggal sementara. Keadaan hotel di Pemandian Air panas cukup memadai dan tersedia dekat dengan Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon salah satu nya adalah Hotel Boli-Boli Cafe yang terdiri dari lantai 1 (satu) dan lantai 2 (dua). Jenis kamar yang disediakan kelas VIP, standart, dan ekonomi dan terdiri dari 15 kamar. Fasilitas ekonomi dan standart hanya disediakan tempat tidur dan lemari. Fasilitas VIP yaitu tempat tidur, lemari, kamar mandi dalam dan TV. Harga VIP Rp.200.000/malam,

standart Rp.150.000/malam, ekonomi Rp.100.000/malam.24

3.2.6 Ketersediaan Angkutan Umum

Berbicara soal pariwisata, kita juga tidak luput membicarakan pengangkutan atau transportasi karena transportasi merupakan pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan ke tempat tujuan wisata. Tanpa sarana transportasi maka kegiatan


(19)

transportasi wisata tidak akan berjalan dengan baik karena pengunjung akan mengalami kesulitan untuk menuju ke suatu objek wisata. Untuk itu dapat dikatakan dalam melakukan kepariwisataan peranan prasarana pengangkutan sangat menentukan, tanpa adanya pengangkutan sulit bagi orang untuk melakukan perjalanan untuk menuju lokasi wisata.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan , keberadaan prasarana transportasi di lokasi objek wisata pemandian air panas Situmeang Habinsaran sudah memadai. Ini terlihat dari tersedianya transportasi yang siap untuk mengangkut para wisatawan untuk menuju lokasi objek wisata. Para wisatawan yang hendak menuju

lokasi wisata harus menggunakan mini bus dan becak.25

1. Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata

Jaringan jalan raya merupakan prasarana yang menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lain. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar. Jalan untuk menuju lokasi objek wisata dari ibukota Provinsi berjarak kira-kira 275 km dan dari ibukota Kecamatan kira-kira 6 km dari ibukota kabupaten. Dari hasil pengamatan langsung dilapangan keadaan jalan menuju lokasi objek wisata pemandian air panas bisa dikatakan cukup baik, karena jalan beraspal sehingga para wisatawan tidak begitu sulit untuk

mengendarai kendaraannya untuk menuju lokasi tersebut26

25 Wawancara dengan Gerhad Simatupang di Sipoholon, 15 Juli 2015 26 Ibid


(20)

3.3 Pengunjung

Objek wisata pemandian air panas Sipoholon buka setiap hari, akan tetapi pengunjung banyak berkunjung pada hari libur saja. Sedangkan pengunjung yang datang pada hari biasa saja tergolong sedikit. Pada hari biasa pengunjung yang datang bisa mencapai 50-100 orang, sementara pada hari libur atau weekend bisa mencapai 100-200 orang perhari. Objek wisata ini akan kebanjiran pengunjung hanya pada

hari-hari besar saja seperti, Idul Fitri, Tahun Baru, dan hari-hari besar lain.27

Suatu daerah wisata sudah semestinya di upayakan agar daerah tersebut banyak di kunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan luar negeri maupun wisatawan lokal khusunya untuk daerah Kelurahan Situmeang Habinsaran tempat objek wisata pemandian air panas Sipoholon. Berbeda dengan pemandian air panas di tempat lain, di sumber mata air panas Sipoholon kita bisa melihat langsung sumber mata air yang keluar dari dalam bumi. Perjalanan untuk melihat sumber mata air panas cukup berat karena kita harus melewati tebing karang dan apabila tidak hati-hati kita bisa terpeleset dan terpelosok ke dalam tanah basah yang mengandung air panas. Tempat ini memang sudah mulai dikembangkan dan dipromosikan secara luas sehingga bukan hanya penduduk lokal saja yang mendatanginya namun penduduk dari luar daerah juga mulai ramai berkunjung terutama pada saat weekend atau hari libur nasional.


(21)

BAB IV

PENGARUH OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

MASYARAKAT KELURAHAN SITUMEANG HABINSARAN

Setiap usaha senantiasa berpengaruh terhadap sistem sosial masyarakat baik yang menyangkut aspek-aspek kehidupan bidang budaya, ekonomi, pendidikan, maupun transportasi dan komunikasi yang berkaitan erat dengan aspek kebutuhan lainnya. Dari segi dimensi historis dan kronologis menunjukkan bila ada aksi maka ada reaksi, karena keduanya selalu saling berhadapan akibat dari suatu gagasan yang baru dalam sebuah kelompok masyarakat.

Gagasan untuk menampilkan pariwisata sebagai sektor ekonomi rakyat secara khusus dan negara pada umumnya membawa pengaruh terhadap masyarakat. Dalam hal ini dimaksudkan masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran yang telah mendapatkan pengaruh dari industri pariwisata. Setelah berlangsung cukup lama gagasan itu dimanfaatkan untuk menggerakkan pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Pengaruh tersebut mendatangkan keberuntungan keuangan secara positif dan kerugian non keuangan secara negatif.


(22)

4.1 Pendapatan

Pengaruh wisata pemandian air panas Sipoholon terhadap lokasi tempat pemandian air panas Sipoholon menjadikan daerah lokasi tempat wisata tersebut semakin ramai, semakin maju dan semakin banyak terbuka lapangan pekerjaan. Lokasi wisata pemandian air panas Sipoholon menarik banyak perhatian masyarakat sehingga kebersihan di tempat lokasi terjaga. Wisata Pemandian Air panas juga berpengaruh pada penduduk disekitarnya. Karena banyak masyarakat yang beternak bebek dan ayam, sehingga hasil telur ayam dijual ke tempat pemandian air paans Sipoholon. Bukan ahnya telur ayam dan bebek saja, tetapi juga sayuran maupun buah-buahan seperti buah pisang. Terutama kacang sihobuk yang khas dikejar oleh para pengunjung wisata. Sementara Wisata Pemandian Air panas tidak berpengaruh

terhadap pemerintahan karena retribusi untuk pemerintah setempat tidak ada.28

Pengaruh Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon terhadap ekonomi nampak salah satunya adalah adanya peningkatan pendapatan. Sebelum tahun 1980-an masyarakat h1980-anya berpenghasil1980-an dari hasil t1980-ani sayur1980-an d1980-an padi. Pendapat1980-an mereka dari hasil tanah hanya sekitar Rp.300.000-Rp 400.000 perbulan. Pendapatan masyarakat meningkat terlihat dari terbukanya lapangan kerja seperti rumah makan, restoran, warung, toko, kios-kios, penginapan atau losmen sudah ada hingga tahun 2003. Pengaruh yang paling besar terlihat pada tahun 2004 dibangun hotel Boli-boli cafe nama pemilik Boliando Simanjuntak tepat dekat dengan pemandian air panas.


(23)

Tabel V

Pendapatan Informan Perbulan

NO Alternatif jawaban

N-50

F %

1 Rp. 200.000-300.000 4 8

2 Rp. 400.000-500.000 15 30

3 Rp. 600.000-700.000 20 40

4 Diatas Rp.700.000 11 22

JUMLAH 50 100

Sumber: Data sekunder 2003

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan berpenghasilan Rp200.000-Rp300.000 terdiri dri 40 orang (8%), berpenghasilan Rp400.000- Rp500.000 terdiri dari 15 orang (30%). Berpenghasilan Rp600.000- Rp700.000 terdiri dari 20 orang (40%) dan diatas Rp700.000 terdiri dari 11 orang (22%). Dengan demikian tingkat pendapatan di kawasan objek wisata pemandian air panas Sipoholon berkisar

Rp600.000-Rp700.000 perbulan.29

Suatu bidang usaha harus bisa bermanfaat bagi penduduk sekitar, baik bidang industry maupun bidang usaha lainnya. Demikian halnya dengan objek wisata, juga harus bisa dirasakan oleh penduduk setempat. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon adalah salah satu usaha di bidang pariwisata yang ada di Tapanuli Utara.Objek wisata ini sudah banyak membawa perubahan bagi penduduk


(24)

setempat.Terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan memperluas lapangan kerja.

4.2 Pendidikan

Pengaruh Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon terhadap sosial nampak salah satunya adalah meningkatnya pendidikan. Menurut bapak Basar Situmeang yang merupakan salah satu pemilik pemandian air panas menjelaskan bahwa sebelum adanya wisata pemandian Air panas Sipoholon pendidikan di Kelurahan Situmeang Habinsaran masih sangat kurang. Masih ada yang hanya tamat SMP, juga banyak masyarakat yang hanya tamat SMA dan hanya sedikit yang melanjutkan pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi, itu disebabkan karena ekonomi masih sangat rendah. Masyarakat hanya sebagai petani yang hanya cukup untuk membiaya kehidupan sehari-hari. Sementara tanaman yang di tanami hanya tanaman muda seperti sayuran, buah-buahan, ubi dan padi sebagai makanan pokok. Sedangkan untuk biaya pendidikan hanay cukup hingga SMA. Namun semakin berkembang nya usaha wisata pemandian air panas semakin bertambah juga

pendapatan dan biaya untuk pendidikan semakin terpenuhi.30

Perkembangan perekonomian dan pendidikan menjadikan masyarakat Situmeang Habinsaran semakin sejahtera kehidupannya. Bangunan-bangunan rumah pun semakin lebih baik lagi yang sebelumnya papan sudah mulai banyak membangun


(25)

rumah bentuk permanen. Disamping Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon berpengaruh juga dalam sosial budaya, terlihat dari perubahan mata pencaharian masyarakat yang sebelumnya hanya sebagai petni dan tambang batu kapur dan belerang, menjadi pengusaha rumah makan, restoran, hotel, terutama pengusaha kolam pemandian air panas dan kolam renang.

4.3 Budaya

Pengaruh yang ditimbulkan oleh kunjungan wisatawan terhadap objek pemandian air panas Sipoholon terhadap social budaya masyarakat adalah adanya perubahan pola mata pencaharian. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa pekerjaan masyarakat sebelumnya berfokus pada tanaman padi, sayuran dan tanaman-tanaman muda lainnya.Setelah terbentuk wisata pemandian air panas Sipoholon di samping sebagai petani masyarakat membuka lapangan kerja seperti rumah makan, penjualan souvenir, beternak bebek untuk di jual ke lokasi yang

membuka usaha air panas tersebut.31

Kedatangan wisatawan juga berpengaruh terhadap social budaya masyarakat, tetapi dalam hal ini yang paling nampak perubahannya adalah perubahan mata pencaharian masyarakat.Perubahan dalam masyarakat karena adanya penggerak-penggerak tertentu yaitu perubahan penggerak-penggerak proses dari dalam diri dan dari luar diri. Dari dalam diri yaitu berupa pendapatan baru dari lapangan-lapangan perjuangan seseorang untuk memperoleh tanah, pekerjaan, pedidikan dan usaha


(26)

lainnya. Sedangkan yang bersal dari luar untuk sebagian terletak dalam lingkungan karena pengaruh pergerakan dari dunia luar.Pembangunan pariwisata merupakan pembangunan yang perlu di kembangkan, bagi suatu negara yang mengembangkan industri wisata di negaranya.Lalu lintas orang-orang tersebut membawa hasil yang cukup banyak.Demikian hal nya bagi masyarakat yang memanfaatkan pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti hal nya kawasan objek pemandian air

panas Sipoholon yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran.32

Dalam penelitian ini pendapatan masyarakat mengalami perubahan yaitu sebelum dibukanya kawasan objek wisata dan setelah di bukanya objek wisata pemandian air panas tersebut. Sebagai akibatnya yaitu dengan adanya denagna danya arus wisatawan baik wisatawan local maupun wisatawan mancanegara membawa pengaruh/keuntungan yang nyata bagi masyarakat, diantaranya:

1. Bertambahnya lapangan kerja yaitu, semakin banyaknya penduduk yang

pekerjaan sebelumnya hanya bertani, tetapi juga menjadi pedagang dan wiraswasta.

2. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pengembangan pariwisata

juga berpengaruh terhadap social budaya masyarakat. Adanya pola perubahan mata pencaharian yang sebelumnya hanya berfokus pada tanaman-tanaman muda deperti padi, sayuran, dll. Setelah terbentuk objek wisata poemandian air

32Pretty M Simanjuntak “Persebaran Potensi Objek Wisata Tarutung Kabupaten Tapanuli


(27)

panas Sipoholon banyak yang beternak bebek, penjualan kacang sihobuk, membuka rumah makan dan pembangunan hotel.

Dalam pengembangan objek wisata agar suatu daerah menjadi tujuan wisata maka harus siap menerima kedatangan wisatawan. Mengusahakan objek wisata lebih menarik dan pembenahan objek wisata dengan tidak mengubah bentuk aslinya. Selama pengembangan pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dari objek wisata yang ada maka upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan penyuluhan kelompok sadar wisata bagi masyarakat agar mereka

mampu memanfaatkan pengembangan yang dilakukan, dan bisa melihat potensi apa saja yang dapat diperoleh.

2. Mengadakan pelatihan bagi masyarakat dalam meningkatkan lapangan kerja

terutama yang berhubungan dengan pariwisata. Seperti pelatihan membuat kain tenun sebagai cendera mata bagi wisatawan dan juga membuka lahan pertanian seperti kacang Sihobuk yang hasilnya dapat di jual bagi wisatawan. Dan juga beternak bebek agar hasilnya dapat di jual ke tempat usaha pemandian air panas Sipoholon.

3. Perbaikan jalan menuju tempat lokasi pemandian air panas agar mudah di lalui


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Dalam sejarah perekonomian Kelurahan Situmeang habinsaran

dilatarbelakangi oleh mata pencaharian yang cukup minimum dan pendapatan yang rendah sehingga pendidikan pun sangat tergolong rendah karena pendapatan ekonomi hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup untuk kelangsungan hidup masyarakat. Dengan perekonomian yang rendah mendorong masyarakat untuk membuka lapangan kerja baru. Sehingga memanfaatkan sumber daya alam yaitu sumber air panas yang berasal dari perut bumi keluar akibat letusan gunung berapa sejak ratusan tahun yang lalu. Sumber Air panas tepatnya berada dekat dengan pemukiman masyarakat Situmeang Habinsaran bertempat tinggal sehingga mudah menjangkau untuk membuka usaha. Usaha yang pertama kali mereka lakukan dalam memanfaatkan sumber Air panas tersebut adalah dengan pengambilan batu kapur dan tambang belerang.

Pada tahun 1980-an terbentuklah pemandian Air panas atas dari inisiatif masyarakat itu sendiri. Awal dibukanya pemandian Air panas tersebut atas ide bapak Situmeang tepat di belakang rumahnya sumber mata air tersebut. Di tarik air panas melalui pipa sampai ke tempat bak yang ada dirumahnya. Seiring berkembangnya usaha pemandian bapak Situmeang tersebut di ikuti oleh beberapa masyarakat lain yang ada disekitar pemandian air panas tersebut. Semakin berkembangnya pemandian air panas tersebut maka semakin mengubah perekonomian masyarakat Situmeang


(29)

habinsaran. Terbuka lapangan kerja dan mayarakat yang satu dengan masyarakat yang lain memiliki ide masing-masing untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga dengan membuka lapangan kerja baru sesuai kemampuan dan keinginan mereka.Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon semakin dikenal oleh banyak orang. Dengan dinginnya suhu Kota Tarutung sangat mendukung untuk berkunjung ke pemandian air Panas tersebut. Pengunjung semakin ramai, didatangi dari berbagai tempat dari wisatawan lokal maupun luar kota datang sengaja untuk berkunjung maupun hanya sekedar singgah dan kembali melanjutkan perjalanan mereka. Dengan semakin berkembangnya Wisata Pemandian Air panas Sipoholon maka semakin berpengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi maupun budaya bagi masyarakat Kelurahan Situmeang habinsaran.

Pengaruh Wisata Pemandian Air panas Sipoholon terhadap kehidupan sosial adalah semakin meningkatnya pendidikan bagi masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran. Dalam perekonomian semakin meningkat pendapatan karena lapangan kerja semakin luas seiring perkembangan Wisata Pemandian Air panas Sipoholon. Dalam budaya, terlihat dari perubahan mata pencaharian . Sebelumnya hanya sebagai petani, tambang belerang dan batu kapur, setelah Wisata pemandian Air panas Sipoholon terbentuk maka kebanyakan masyarakat beralih ke pengusaha kolam pemandian Air panas, membuka restoran, hotel/penginapan.


(30)

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan membuktikan bahwa Wisata Pemandian Air panas Sipoholon memberikan perubahan terhadap kehidupan masyarakat Kelurahan Situmeang habinsaran. Terutama perekonomian masyarakat yang semakin membaik dan pendidikan semakin meningkat. Namun dalam berbagai jenis tempat wisata yang ada di berbagai daerah masih banyak yang lebih maju dan berkembang dibanding wisata pemandian Air panas Sipoholon. Semua tergantung pada sarana dan prasarana tempat wisata tersebut sehingga memberikan pelayanan yang cukup baik bagi pengunjung. Namun Wisata Pemandian Air panas Sipoholon masih tergolong kurang dalam bentuk sarana maupun prasarana. Sesuai dengan uraian kesimpulan diatas, maka didapat saran sebagai berikut:

1. Sarana maupun prasarana di Objek Wisata Pemandian air Panas

Sipoholon lebih ditingkatkan lagi. Supaya pengunjung lebih nyaman dan lebih sering berkunjung ke tempat wisata jika sarana maupun prasarana lebih ditingkatkan lagi .

2. Bagi masyarakat yang tinggal dilokasi objek wisata perlu kiranya

meningkatkan kesadarannya dalam hal sadar wisata terutama dalam memanfaatkan potensi objek wisata untuk lebih baik lagi.

3. Hendaknya pemerintah setempat dan masyarakat bekerjasama dalam

meningkatkan pengembangan objek wisata untuk lebih menarik perhatian wisatawan.


(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON

2.1 Letak Geografis

2.1.1 Letak dan Batas Wilayah

Air panas Sipoholon adalah salah satu tempat wisata pemandian air panas yang terletak tidak jauh dari kota Tarutung tepatnya di Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Menurut masyarakat setempat, pemandian air panas ini merupakan air panas yang keluar dari perut bumi.Pemandian ini juga sudah menjadi ikon tersendiri bagi daerah Sipoholon.Air panas yang meluap keluar dari dalam tanah menjadikan kita tertarik untuk melihatnya secara langsung tentunya. Untuk itu wisatawan akan bisa melihat lokasi-lokasi tempat keluarnya air panas tersebut. Sumber air panas itu sendiri merupakan tanah milik masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran. Namun tempat pemandian air panas itu di buka oleh perorangan, ada yang milik pribadi dan ada juga yang menyewa. Luas wilayah

Kelurahan Situmeang Habinsaran 17,49Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara :Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon

- Sebelah Selatan : Desa Hutauruk Kecamatan Sipoholon

- Sebelah Timur :Kecamatan Tarutung

- Sebelah Barat : Desa Simanungkalit5


(32)

2.1.2 Keadaan Iklim

Di daerah Kelurahan Situmeang Habinsaran ini dikenal hanya dua musim yaitu: musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga April dan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober. Hal ini dipengaruhi oleh letak wilayah Indonesia yang terletak antara dua benua dan dua samudera yang mengakibatkan pergantian arah angin setiap enam bulan sekali, yakni

angin musom barat dan angin musom timur.6

Kelurahan Situmeang Habinsaran berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut 950 m, banyaknya curah hujan 8,8 mm dan suhu udara Kelurahan Situmeang

Habinsaran ini rata-rata 22◦C dengan luas wilayah seluruhnya adalah 1656 Ha.

Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara memiliki temperatur yang dingin karena banyak mengandung uap air dan dipengaruhi oleh topografi yang berbukit-bukit sangat mendukung masyarakat untuk menikmati pemandian air panas yang muncul ke permukaan daerah Kelurahan Situmeang

Habinsaran Kecamatan Sipoholon.7

2.2 Kondisi Penduduk

2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Tingkat perkembangan dan potensi suatu daerah dapat di ketahui dari komposisi penduduk berdasarkan umur dan untuk mengetahui ratio atau perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.

6ibid


(33)

Tabel I

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 1415

2 Perempuan 1359

Jumlah 2774

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003

Berdasarkan dari Kantor Lurah jumlah kepadatan penduduk Kelurahan Situmeang Habinsaran tahun 2003 adalah 2774 orang dengan jumlah kepala keluarga sebesar 639 KK. Jumlah penduduk laki-laki 1415 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar1359 jiwa. Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan jumlah perempuan.

2.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur

Tingkat perkembangan dan potensi suatu daerah dapat diketahui dari komposisi penduduk berdasarkan umur dan untuk mengetahui ratio atau perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. (dapat dilihat tabel dibawah ini).


(34)

Tabel II

Distribusi penduduk menurut kelompok umur

NO Kelompok umur Jumlah

1 0-3 tahun 336 jiwa

2 4-6 tahun 311 jiwa

3 7-12 tahun 487 jiwa

4 13-15 tahun 281 jiwa

5 16-19 tahun 270 jiwa

6 19 tahun keatas 1089 jiwa

Jumlah 2774 jiwa

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran

Berdasarkan data dari Kantor Lurah Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003 menunjukkan bahwa jumlah penduduk seluruhnya 2774 jiwa, masing-masing laki-laki 1415 jiwa dan perempuan 1359 jiwa. Pengelompokan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat memberikan gambaran mengenai besarnya penduduk usia kerja, rasio jenis kelamin (sex rasio) dan rasio beban tanggungan komposisi penduduk berdasarkan umur di Kelurahan Situmeang Habinsaran Sipoholon.


(35)

2.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Indonesia adalah negara yang menjamin kebebassan beragama dan menjalankan ibadah agama dan kepercayaan masing-masing. Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut agama di Kelurahan Situmeang habinsaran dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel III

Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang dianut

No Agama yang diantut Jumlah

1 Islam -

2 Kristen protestan 2567 orang

3 Kristen katolik 207 orang

4 Hindu -

5 Budha -

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003

Penduduk di Kelurahan Situmeang Habinsaran secara umum menganut agama Kristen Protestan yakni Kristen Protestan sebanyak 2567 jiwa dan sebanyak 207 jiwa yang beragama Khatolik.


(36)

2.3Sistem Mata Pencaharian

Kelurahan Situmeang Habinsaran identik bertani seperti padi, sayuran, dan palawija. Disamping sebagai petani masyarakat juga sebagai penambang batu kapur dan belerang. Dalam bidang pertanian, mereka memfokuskan pada bidang penanaman padi. Akan tetapi setelah terbuka gerbang pariwisata ke daerah ini, secara perlahan mereka mulai mengubah pola mata pencaharian mereka, dari pertanian ke perdagangan. Masyarakat Situmeang habinsaran membuka usaha sendiri seperti kios-kios, restoran, rumah makan, penjualan souvenir-souvenir, termasuk usaha membuka pemandian air panas dan kolam renang. Sementara peternakan pada umumnya merupakan usaha sampingan untuk dijual hasilnya ke wisata pemandian air panas Sipoholon.Semakin berkembang usaha masyarakat maka pendapatan pun semakin

bertambah8.

Potensi-potensi objek wisata semakin diperbaharui dan dilestarikan serta kebersihan ditingkatkan supaya pengunjung merasa lebih nyaman. Mata pencaharian adalah jenis pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencirikan pekerjaan. Menurut data yang ada mayoritas penduduk dikelurahan Situmeang Habinsaran ini adalah berwirausaha/pedagang,bertani,PNS, dan buruh.

Secara terperinci distribusi penduduk menurut jenis mata pencaharian dapat dilihat dari tabel berikut ini:

8Wawancara dengan Marlon Simanungkalit, Kelurahan Situmeang Habinsaran: 19 Agustus


(37)

Tabel IV

Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah

1 PNS 213 orang

2 TNI/POLRI 3 orang

3 Swasta 8 orang

4 Wiraswasta 1093 orang

5 Tani 1193 orang

6 Pertukangan 55 orang

7 Buruh Tani 75 orang

8 Pensiunan 126 orang

9 Jasa 8 orang

10 Jumlah 2774

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat wisata objek pemandian air panas Sipoholon dominan bertani, hingga mencapai 693 orang. Dan setelah dominan bertani adalah PNS sekitar 113 orang.

2.4 Potensi Objek Wisata

Potensi adalah semua sumber yang terdapat di suatu daerah yang bersangkutan, baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sosial yang perlu di


(38)

kembangkan9. Yang termasuk potensi dalam suatu wilayah atau tempat adalah sebagai berikut:

a. Potensi, yaitu: benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang

dalam istilah pariwisata disebut dengan Bataral Animi Titas Pariwisata .

b. Bentuk tanah dan pemandangan alam, misalnya: lahan yang datar, pegunungan,

danau, pantai dan air terjun.

1. Hutan belukar, misalnya: hutan yang luas, banyak pohon-pohon.

2. Flora, fauna dan tanam-tanaman, daerah perburuan dan cagar alam.

3. Pusat-pusat kesehatan, misalnya: sumber air panas, air mineral,

dimana semuanya itu di harapkan dapat menyembuhkan macam-macam penyakit.

c. Hasil ciptaan manusia, yaitu: benda-benda bersejarah, rumah ibadah, upacara

perkawinan.

d. Tata cara hidup masyarakat, yaitu: tata cara hidup tradisional dari suatu

masyarakat yang merupakan salah satu sumber penting untuk dibawakan pada para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya yang merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk datang dan tinggal lebih lama di daerah tersebut.


(39)

Dengan adanya beberapa sumber atau jenis yang dapat dijadikan sebagai potensi daya tarik bagi wisatawan untuk dapat berkunjung kedaerah tujuan wisata anatara lain:

1. Sumber, misalnya: sisa-sisa peradaban masa lalu , peninggalan budaya,

museum purbakala dan peralatan musik tradisional.

2. Sumber buatan manusia, misalnya: pemandangan alam, iklim lingkungan

hidup, flora dan fauna, lebih dan gunung.

3. Sumber yang bersifat manusiawi, yaitu sumber daya manusia yang melekat

dalam masyarakat dalam bentuk warisan, budaya, seperti tari-tarian dan

upacara adat.10

Dari berbagai pendapat disimpulkan bahwa, semua potensi yang disebut diatas merupakan sumber daya yang perlu dikembangkan sebagai daya tarik dalam pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dalam pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dari objek wisata yang bersangkutan membutuhkan perhatian khusus, jika potensi itu tidak dilestarikan maka daerah tersebut tidak akan berkembang karena daya tarik atau potensi yang dimiliki oleh daerah objek wisata tidak terlihat atau tidak di ketahui kelebihannya.


(40)

Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang banyak di kunjungi masyarakat khususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha

dan menambah pendapatan.11

Keberadaan objek wisata pemandian air panas Sipoholon membuat Kelurahan Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang membuka usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga kolam renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di daerah ini, sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas Sipoholon walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang habinsaran Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun menyebutnya kawasan air panas Sipoholon

Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat

11 Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas


(41)

berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang banyak di kunjungi masyarakatkhususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha

dan menambah pendapatan.12

Keberadaan objek wisata pemandian air panas Sipoholon membuat Kelurahan Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang membuka usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga kolam renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di daerah ini, sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas Sipoholon walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang habinsaran Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun menyebutnya kawasan air panas Sipoholon.

Potensi objek wisata terdiri atas 2 yakni :

a. Potensi Internal Objek Wisata

Potensi internal adalah potensi wisata yang dimiliki objek itu sendiri yang meliputi komponen kondisi fisik objek, kualitas objek, dan dukungan bagi pengembangan. Upaya pengembangan potensi internal adalah suatu usaha yang dilakukan dalam mengembangkan, merawat objek wisata yangtelah tersedia sebelumnya demi kemajuan objek wisata tersebut. Dalam hal ini pengembangan yang

12Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas


(42)

dilakukan harus sesuai dengan selera wisatawan agar wisatawan tersebut dapat

tinggal lebih lama dan tidak merasa cepat bosan13

Suatu objek wisata dikatakan sudah maju atau tergantung pada potensi eksternal dan internal serta kondisi sadar wisata yang berada dilokasi tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan keadaan otensi internal yang ada di objek wisata pemandian air panas Sipoholon adalah sebagai berikut:

1. Daya Tarik Utama Objek Wisata

Daya tarik dan objek wisata adalah elemen terpenting dalam pengembangan suatu destinasi atau daerah tujuan wisata. Dikatakan demikian karena secara primer wisatawan yang bermaksud berkunjung kedaerah tujuan wisata karena termotivasi oleh objek dan daya tarik wisata yang berbeda dari yang biasa dilihat. Objek dan daya tarik ideal harus diterapkan oleh 7K (Keamanan, Ketertiban, Kesejukan, Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan). Suasana aman dengan ketertiban lingkungan, mampu memberikan kesejukan kepada wisatawan ditunjukkan oleh keramahtamahan masyarakat yang hidup dilingkungan yang bersih dan memberikan nuansa keindahan yang menjadi kenangan tersendiri dalam sanubari wisatawan yang akan dibawa kembali ke daerah/negara asalnya sehingga nantinya bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Pada umumnya objek wisata pemandian air panas sipoholon belum bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Hal ini disebabkan karena fasilitas wisata masih kurang memadai dan penerapan 7K (Keamanan,


(43)

Ketertiban, Kesejukan, Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan) belum sepenuhnya terlaksana, oleh karena itu objek wisata pemandian air panas

Sipoholon setelah ditinjau ke lapangan masih bersifat daya tarik penangkap wisata14

2. Kekuatan Atraksi Komponen Objek Wisata

Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan untuk wisatawan. Jadi atraksi wisata dibedakan dengan objek wisata (tourist objec), karena objek wisata dapat disaksikan tanpa membayar selain itu dalam atraksi wisata untuk menyaksikan nya harus dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan objek wisata dapat dilihat tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, seperti danau, pemandangan, pantai, gunung, candi, monumen. Atraksi wisata juga tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja, tetapi banyak atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada wisatawan. Komponen ini memegang peranan yang sangat penting, mengingat potensi wisata yang dijual, sedangkan komponen lain merupakan pendukungnya. Tanpa adanya persiapan yang matang maka atraksi tersebut tidak dapat menjadi daya tarik pada wisatawan. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon setelah ditinjau kelapangan kekuatan atraksi komponen objek wisatanya baik alami maupun buatan masih kurang mampu mempertinggi kualitas dan kesan objek, karena objek wisata ini belum ada yang bisa disaksikan dan dipertunjukkan tanpa membayar, objek wisata ini hanya


(44)

sebagai tempat persinggahan sementara, atau menikmati yang sudah ada dan belum bisa berinteraksi dengan objek lain.

3. Keragaman Atraksi atau Daya Tarik Pendukung

Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan dengan cara pengembangan atraksi wisata disuatu kawasan sebagai daya tarik wisata. Pengembangan atraksi wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan sesuai potensi dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan mengelola secara optimal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki suatu tempat atau kawasan wisata disuatu daerah baiknya memiliki keanekaragaman atraksi baik itu merupakan atraksi keindahan alam keagungan kebudayaan, pusat perekonomian, maupun atraksi lengkap yang dalam keseluruhan merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari segala pelosok dalam maupun luar negeri. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon setelah penulis meninjau kelapangan belum memiliki keragaman atraksi atau daya tarik pendukung, wisatawan datang berkunjung hanya untuk melihat dan menikmati objek wisata saja karena upaya pengembangan industri pariwisata belum terlaksana sepenuhnya hal ini disebabkan kurang perhatian pemerintah sepenuhnya terhadap dunia pariwisata.

b. Potensi Eksternal Objek Wisata

Potensi eksternal objek wisata adalah potensi wisata yang mendukung pengembangan suatu objek wisata yang terdiri dari aksebilitas, fasilitas penunjang


(45)

dan fasilitas pelengkap potensi eksternal kepariwisataan tersebut meliputi keterkaitan antar objek, dukungan paket wisata, pengembangan dan promosi objek wisata, waktu tempuh terhadap ibukota kabupaten, ketersediaan angkutan umum menuju objek wisata, ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik/dasar wisatawan (makan/minum, penginapan, bangunan untuk menikmati objek)

1. Keterkaitan Antar Objek

Yang dimaksud dengan keterkaitan antar objek disini adalah kerjasama antar objek yang satu dengan objek wisata yang lain, dimana objek wisata yang satu saling memerlukan objek wisata yang lainnya agar pengunjung tidak menikmati satu objek wisata saja. Hubungan atau keterkaitan antar objek misalnya objek wisata yang satu menyediakan objek wisata alam, sedangkan objek wisata lain menyediakan objek wisata buatan manusia. Sehingga mereka saling bekerja sama untuk mengolah objek wisata tersebut. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon tidak memiliki keterkaitan dengan objek wisata lain disekitarnya karena objek wisata ini berdiri sendiri tanpa bantuan dengan objek wisata lain.

2. Dukungan Paket Wisata

Dukungan paket wisata yang dimaksud adalah perusahaan perjalanan yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan sesuatu perjalanan bagi seseorang yang berencana melakukannya. Ia memiliki fasilitas untuk mempersiapkan peerjalanan, mendapatkan informasi, mendapatkan visa dan dokumen perjalanan lainya, mengatur


(46)

perjalanan, menjual tiket, memperoleh reservasi kamar hotel, memimpin perjalanan yang semuanya itu dapat menjadi suatu paket perjalanan yang istilah dalam teknisnya disebut wisata dalam bingkisan, atau paket wisata. Hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa perjalanan untuk lokasi objek wisata pemandian air panas Sipoholon belum ada sama sekali. Sehingga objek wisata ini belum termasuk dalam agenda kunjungan wisatawan dalam suatu paket wisata.

2.4.1 Kondisi Objek Wisata

Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon ini sebenarnya belum memuaskan jika dibandingkan dengan objek wisata lainnya. Namun bukan berarti lokasi ini tidak layak dikembangkan melainkan lokasi ini perlu pembenahan sedemikian rupa sehingga lokasi ini dapat berkembang maju dan dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan asli daerah masyarakat setempat.

Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon jika kita lihat belum mengalami kerusakan dominan kondisinya masih bagus dan terawat. Namun bukan berarti objek wisata ini tidak dikembangkan lagi tapi harus perlu pembenahan dan penambahan sarana dan prasarana yang menunjang objek wisata ini agar para

wisatawan merasa betah berkunjung kelokasi objek pemandian air panas Sipoholon15.


(47)

2.4.2 Kebersihan Lingkungan Objek Wisata

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit, dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada ditempat yang bersih dan nyaman. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon tergolong baik karena masyarakat setempat menjaga kebersihan dengan baik sehingga jarang dijumpai sampah. Keberadaan tempat sampah juga banyak dijumpai ditempat tertentu karena tempat sampah adalah mencerminkan kebersihan suatu tempat. Karena apabila misalnya kita melihat tempat sampah, kita tidak akan membuang sampah sembarangan tempat.

2.4.3 Pengembangan dan Promosi Objek Wisata

Dengan kekayaan budaya, tempat wisata, sumber daya manusia yang memadai dan dana yang cukup tidaklah dapat begitu saja pariwisata maju dan menyerap banyak wisatawan. Satu hal juga yang sangat penting dalam proses pengembangan kepariwisataa adalah promosi wisata. Promosi wisata dapat dilakukan lewat media cetak, dan elektronik. Promosi wanita sebetulnya dapat dilakukan dari dua arah, dalam arti bukan pihak dari pemerintah saja yang melakukan promosi tetapi wisatawan juga dapat melakukan promosi saat merasakan kenyamanan, manfaat datang di objek wisata tersebut. Salah satu faktor yang mendorong seseorang mengunjungi suatu tempat adalah ingin mengetahui lebih atas informasi yang didapatkan baik lewat media cetak maupun media elektronik yang berupa iklan.


(48)

Informasi yang diperoleh tersebut, wisatawan akan melakukan promosi ulang ke pihak yang lain.

Sehingga dengan demikian, daerah tersebut akan selalu dikunjungi yang memiliki nilai tinggi bagi pemerintah dari satu sisi dan disisi lain bagi masyarakat disekitar objek wisata keberhasilan promosi akan tergambar dari peningkatan grafik pengunjung, secara otomatis pengembangan objek wisata akan menciptakan suasana yang kondusif pada peningkatan pendapatan asli daerah. Akan tetapi objek wisata pemandian air panas Sipoholon belum ada pelaksanaan kegiatan promosi sepenuhnya, sehingga air panas tersebut belum dikenal dan belum tau informasi tentang objek wisata ini.Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Dengan kata lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan

wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan manfaat bagi rakyat banyak.16

2.4.4 Waktu Tempuh Terhadap Ibukota Kabupaten

Diera teknologi canggih seperti sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain tidak lagi jadi masalah yang memberatkan hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja. Untuk menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan

16Yoeti,Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : Pradnya Paramita, 1997,hlm


(49)

adalah angkutan umum. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan bahwa waktu tempuh daerah tujuan wisata terhadap Ibukota Kabupaten antara 10 sampai 15 menit dengan jarak 6 Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos Rp. 5000-10.000 dengan angkutan umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp. 10.000-20.000.

2.4.5 Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata

Jaringan jalan raya merupakan prasarana yang menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lain. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar. Jalan menuju lokasi objek wisata 2 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 6 Km dari Ibukota Kabupaten, 275 Km dari Ibukota Provinsi. Dari hasil pengamatan langsung ke lapangan keadaan jalan untuk menuju lokasi objek pemandian air panas Sipoholon bisa dikatakan sudah cukup baik, karena jalan sudah sepenuhnya beraspal sehingga wisatawan mudah untuk mengendarai kendaraannya untuk menuju lokasi tersebut.

Waktu tempuh terhadap Ibukota Kabupaten diera teknologi canggih seperti sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain tidak lagi jadi masalah yang memberatkan hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja. Untuk menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan adalah angkutan umum. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan bahwa waktu tempuh daerah tujuan wisata terhadap Ibukota Kabupaten antara 10 sampai 15 menit dengan jarak 6


(50)

Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos Rp. 5000-10.000 dengan angkutan umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp. 10.000-20.000.

2.5 Animo Pengunjung

Pendapat para pengunjung tentang objek wisata pemandian air panas Sipoholon bahwa objek wisata itu indah dan alami. Mereka nyaman disana karena suasana sejuk dan masih alami. Mereka juga senang dengan pemandangan alam yang indah disekitar sumber air panas Sipoholon. Akan tetapi disamping itu ada kesan negatif yang mereka dapatkan disana yaitu tentang sarana dan prasarananya. Lokasi pemandian air panas Sipoholon masih sedikit daya tariknya, sehingga kegiatan pengunjung masih sangat terbatas. Adapun kegiatan yang bisa dinikmati para wisatawan adalah berupa keindahan alam, itu berupa semburan mata air yang cukup panas sehingga dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Para wisatawan juga dapat menikmati sumber air panas yang cukup hangat yang dapat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit. Selain dari wisata alam para wisatawan juga

dapat menikmati makanan khas Tarutung yaitu kacang Sihobuk.17

Kunjungan wisatawan yang datang ke objek wisata pemandian air panas Sipoholon membawa pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat

setempat.Dimana dengan adanya wisatawan maka pendapatan semakin

bertambah.Misalnya jualan banyak yang laku yang telah mereka sediakan disekitar objek wisata pemandain air panas Sipoholon. Peningkatan arus kunjungan wisatawan


(51)

ke objek wisata pemandian air panas Sipoholon terjadi pada hari-hari besar seperti pada hari Natal/Tahun Baru, Paskah, Hari Libur Sekolah, ada juga Hari Lebaran Idul Fitri.

2.6 Inisiatif Masyarakat dan Pemerintah

Pada tahun 1980-an masyarakat berinisiatif membentuk pemandian air panas Sipoholon. Menciptakan lapangan kerja melalui pembentukan wisata pemandian air panas Sipoholon, seperti pembuatan bak mandi dan kolam renang. Membangun hotel dan penginapan, membuka kios-kios, rumah makan, dan restoran, dan sekitar wisata pemandian air panas Sipoholon terdapat penjualan kacang Sihobuk sebagai ikon Kota Tarutung.

Suatu daerah menjadi tujuan wisata daerah tersebut harus siap menerima kedatangan wisatawan, mengusahakan objek wisata yang menarik, pembenahan objek wisata dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya. Namun pemerintah belum sepenuhnya mengalokasikan dana untuk pembangunan pariwisata tersebut, dan bukan berarti pemerintah lepas tanga terhadap keberadaan objek wisata tersebut. Seiring dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dengan membangun beberapa failitas yang diutamakan seperti jalan dan tempat pemberhentian juga memberikan penyuluhan dan latihan tentang arti sebagai daerah yang dekat dengan lokasi objek wisata.


(52)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pelajaran pariwisata adalah suatu pelajaran untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi, fisik dan kesejahteraan sosial wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata. Harapan dan penyesuaian dibuat oleh penduduk yang menerima mereka dan terdapat peran perantara dan instansi pengelola perjalanan wisata menjadi penengah antara

wisatawan dan penduduk di daerah tujuan wisata1.

Kelurahan Situmeang Habinsaran merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.Kelurahan Situmeang Habinsaran sebelumnya terdiri dari desa Pansinaran dan Desa Habinsaran. Kemudian pada tahun 1981 digabung menjadi sebuah kelurahan yaitu Kelurahan Situeang Habinsaran. Kemudian menjadi Ibukota kecamatan Sipoholon. Alasan dijadikan Ibukota Kecamatan karena lebih dekat ke kecamatan. Kelurahan Situmeang Habinsaran ini cukup dikenal karena terdapat sumber Air panas.Air panas itu tepatnya berada di Kelurahan Situmeang Habinsaran di Kecamatan Sipoholon dan dikenal masyarakat namanya Air panas Sipoholon, karena berada di Kecamatan Sipoholon. Air panas ini berasal dari perut


(53)

bumi yang merupakan Air panas alam yang telah ada sejak ratusan tahun. Air panas ini dijadikan sebagai tempat wisata dan juga merupakan tambang belerang dan bau kapur. Sebelum objek wisata pemandian Air panas Sipoholon ini dikenal oleh banyak orang, masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran identik bertani tanaman muda seperti sayur-sayuran, buah pisang dan lain sebagainya.Selain dari pada itu juga sebagai tambang belerang dan batu kapur. Kehidupan ekonomi mereka rendah dan masyarakat mayoritas sederhana, juga pendidikan masih rendah dan bangunan rumah

masyarakat masih sangat sedikit yang permanen2.

Pada awalnya masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran hanya sebagai penghasil batu kapur dan belerang dari sumber air panas tersebut. Sebelum tahun 1980-an hanya penduduk setempat yang mandi di pemandian Air panas. Belum ada kunjungan dari wisatawan dari daerah lain, namun setelah tahun 1980-an tempat ini telah dikenal oleh banyak orang. Penduduk setempat yang dekat dengan sumber Air panas membuat kolam tempat mandi bagi pengunjung. Hampir seluruh masyarakat Tapanuli Utara mengenal objek wisata pemandian Air panas ini dan sudah mulai

ramai, sehingga pada tahun 1985 sudah ada beberapa penginapan3.

Mulai berkembangnya objek wisata pemandian Air panas Sipoholon telah mengubah perekonomian masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran.Alasan Penulis melakukan penelitian Air panas Sipoholon ingin mengetahui pengaruh objek wisata pemandian Air panas Sipoholon terhadap perekonomian masyarakat

2Wawancara dengan Basar Simanungkalit di Sipoholon, 01 Februari 2015. 3Wawancara dengan Parlin Hutauruk di Sipoholon, 01 Februari 2015.


(54)

Kelurahan Situmeang Habinsaran. Objek wisata pemandian Air panas Sipoholon ini berdiri atas ide dan pemikiran dari masyarakat itu sendiri tanpa adanya perhatian dari pemerintah. Setelah berdiri objek wisata pemandian Air panas Sipoholon pemerintah berperan dalam pembangunan jalan. Berdirinya objek wisata pemandian Air panas Sipoholon telah mengubah Kelurahan Situmeang Habinsaran menjadi lebih baik lagi, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Penulis tertarik dengan penelitian ini karena objek wisata pemandian Air panas Sipoholon tersebut sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TAHUN 1980-2004.

Penulis mengambil awal tahun 1980 karena pada tahun tersebut objek wisata pemandian Air panas Sipoholon telah di kenal banyak orang, dan beberapa masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon membuka usaha kolam pemandian Air panas di sekitar sumber Air panas. Akan tetapi fasilitas belum cukup tersedia seperti perhotelan.Untuk menunjang pariwisata tentu diperlukan ketersediaan hotel atau penginapan yang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya,

di Kabupaten Tapanuli Utara fasilitas ini tampaknya belum cukup memadai4,

khususnya objek wisata pemandian Air panas Sipoholon.

4Bernardine, Mengenal Nusantara Provinsi Sumatera Utara, Bekasi: Sari Ilmu


(55)

Penulis mengambil batas akhir tahun 2004 karena dibangun hotel yang sebelumnya masih losmen-losmen. Sehingga pada tahun tersebut sudah mulai berkembang pesat dengan pembangunan hotel di sekitar objek wisata pemandian Air panas sehingga perekonomian dan pembangunan di Kelurahan Situmeang Habinsaran kecamatan Sipoholon meningkat pesat karena semakin banyak pengunjung. Masyarakat menciptakan beberapa lapangan kerja baru, seperti kios-kios, rumah makan dan warung-warung. Termasuk penjualan kacang Sihobuk sebagai ikon kota Tarutung. Hampir seluruh disepanjang jalan Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon terdapat penjual kacang Sihobuk.Dalam penelitian ini peneliti membahas dari segi sosial dan ekonomi yang sangat berpengaruh dalam lingkungan wisata maupun masyarakatnya.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah akar permasalahan dari penelitian. Berdasarkan latarbelakang masalah diatas maka penulis membatasi 3 pokok permasalahan. Rumusan masalah ini membantu penulis dalam membatasi pokok permasalahan yang akan dibahas, yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana latar belakang terbentuknya objek wisata pemandian Air

panas Sipoholon ?

2. Bagaimana proses perkembangan objek wisata pemandian Air panas


(56)

3. Apa pengaruh objek wisata pemandian Air panas Sipoholon terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran di Kecamatan Sipoholon?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Menjelaskan latar belakang objek wisata pemandian Air panas

Sipoholon.

2. Menjelaskan proses perkembangan objek wisata pemandian Air panas

Sipoholon tahun 1980-2004.

3. Menjelaskan pengaruh objek wisata pemandian Air panas Sipoholon

terhadap masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon.

Selain tujuan penelitian, juga dapat diperoleh berbagai manfaat penelitian, diantaranya adalah:

1. Menambah pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian yang

menghasilkan karya historiografi serta memberikan referensi literatur yang berguna terhadap dunia akademik, terutama dalam sosial Ilmu Sejarah guna membuka ruang penulisan sejarah lokal yang lebih baik kedepannya.


(57)

2. Bagi masyarakat umum, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru tentang pengaruh objek wisata Air panas Sipoholon terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Situmeang Habinsaran.

1.4Tinjauan Pustaka

Penulisan karya ilmiah merupakan sebuah rangkaian yang saling berkaitan dengan mengunakan referensi yang berhubungan, supaya pemaparan sebuah karya ilmiah lebih objektif, maka selayaknyalah menggunakan sumber-sumber yang berkaitan dengan topik yang dibahas baik berupa buku-buku yang mendukung paparan secara teoritis maupun paparan fakta-fakta. Maka penulis menggunakan beberapa buku paduan dasar dalam penelitian ini.

James, J. Spellane dalam Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, (1987) mengatakan bahwa, pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara yang dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu, serta kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan: mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, berziarah, dan lain-lain yang bukan merupakan kegiatan yang baru saja dilakukan oleh manusia masa kini. Untuk menarik perhatian wisatawan pemerintah dan pihak swasta harus bekerjasama memenuhi prasarana dan sarana kepariwisataan dan menyajikan keamanan di lokasi wisata, dengan demikian misi kepariwisataan


(58)

berdampingan dengan pembangunan daerah yang tujuannya mengarah kepada terciptanya masyarakat yang makmur. Dan buku ini sebagai panduan penulis dalam perekonomian wisata pemandian Air pnas Sipoholon.

M. Sinaga dalam Mengenal Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dewasa ini, (1972) mengatakan bahwa sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam pengembangan keparawisataan untuk seluruh Provinsi Sumatera Utara maka keparawisataan di Kabupaten Tapanuli Utara merupakan faktor yang potensial didalam peningkatan kegiatan-kegiatan ekonomi daerah ini. Dengan demikian Kabupaten Tapanuli Utara adalah bagian yang penting dalam kegiatan-kegiatan pariwisata baik Nasional maupun Internasional yang dapat menciptakan serta memperluas lapangan kerja dan memberi pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.Buku ini juga menjelaskan sedikit tentang wisata Air panas Sipoholon.

H. Marpaung dalam Pengetahuan Kepariwisataan, (2002) menjelaskan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentuk atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menari minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Buku ini membantu penulis dalam data kepariwisataan aktivitas dan fasilitas yang berhubungan dengan pariwisata.

1.5Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu hal penting yang tidak terpisahkan dari suatu petunjuk teknis metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan aturan yang dirancang untuk


(59)

membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. Adapun metode sejarah terbagi dalam empat langkah antara lain heuristik, kritik sumber, interprentasi, dan historiografi atau penulisan sejarah.

1. Heuristik

Heuristik yaitu pengumpulan sumber-sumber untuk mendapatkan data data yang terkait dengan objek penelitian.Dalam hal ini penulis menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dan field research (penelitian lapangan) sumber dapat merupakan sumber primer maupun sumber skunder. Suatu prinsip yang harus dipegang penulis yaitu di dalam heuristik, sejarawan harus terlebih dahulu mencari sumber primer. Sumber primer disini berarti sumber yang disampaikan oleh pihak yang mengalami langsung maupun menyaksikan suatu peristiwa.

Penulis juga memperoleh data mengenai wisata dari Perpustakaan USU (Universitas Sumatera Utara), Perpustakaan Unimed ( Universitas Negeri Medan), dan Perpustakaan Daerah. Sedangkan sumber lisan yang dianggap primer adalah wawancara dengan pelaku peristiwa atau saksi mata, seperti wawancara dengan marga Situmeang sebagai pelaku yang pertama kali membuka usaha kolam pemandian Air panas Sipoholon. Akan tetapi apabila penulis tidak mendapatkan sumber primer sebagai bahan referensi maka sumber sekunder bisa digunakan. Dalam langkah yang pertama ini penulis mencari karya tulis dengan cara penelitian kepustakaan dan penulis juga mencari data dari orang sekitar dengan cara penelitian lapangan di sekitar objek wisata pemandian air panas Sipoholon.


(60)

2. Kritik sumber

Kritik sumber (verifikasi) yaitu setelah sumber sejarah terkumpul maka dilanjutkan dengan tahapan kritik sumber untuk memperoleh keabsahan/keaslian sumber atau data yang di peroleh.Penulis dalam melakukan kritik sumber atau menyeleksi terhadap sumber sumber melalui kritik intern dan kritik ekstern.Kritik intern menelaah dan memverifikasi kebenaran isi baik yang bersifat tulisan (buku, tesis, laporan dan arsip daerah) maupun sumber lisan (wawancara).Kritik eksternal adalah kritik yang diberikan terhadap aspek luar dari sumber sejarahdengan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.

3. Interpretasi

Interpretasi adalah langkah/tahap penafsiran hasil dalam proses interpretasi ini bertujuan untuk menghilangkan kesubjektifitasan sumber walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Dalam tahap ketiga penulis menginterpretasi data-data berupa buku dan hasil wawancara dari informan tentang objek wisata pemandian Air panas Sipoholon yang penulis peroleh dari masyarakat sekitar.

4. Historigrafi

Historiografi adalah rekonstruksi dalam bentuk tulisan.Hasil penelitian yang diwujudkan dalam bentuk suatu karya sejarah yang dituangkan dalam bentuk tulisan.Penulis menuliskan semua data yang telah terseleksi dan telah ditafsirkan berdasarkan prinsip kronologi. Tahap ini merupakan tahap terakhir bagi penulis untuk menyajikan semua fakta ke dalam bentuk tulisan skripsi dengan judul ”Objek Wisata


(61)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon Tahun 1980-2004”. Merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan secara analisis tentang Wisata Pemandian Air panas Sipoholon yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam masyarakat. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat.bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorfosa dalam berbagai aspeknya.

Air panas Sipoholon sebelumnya hanya sebuah pegunungan yang mengeluarkan air panas langsung dari sumber air panas yang berada dekat dengan Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Kemudian di kelola oleh masyarakat menjadi tempat pemandian Air panas yang semakin lama semakin berkembang hingga menambah lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Dengan inisiatif masyarakat yang ingin mengembangkan usaha air panas tersebut, maka masyarakat memenuhi sarana maupun prasarana hingga menjadi tempat wisata yang dikunjungi oleh banyak orang.

Seiring perkembangan Wisata Pemandian Air panas tersebut mampu mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Situmeang Habinsaran, khususnya tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yangbersifat kualitatif melalui beberapa tahapan yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi.


(62)

OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TAHUN 1980-2004

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : SUSAN YOSEVINA SARAGI

NIM : 110706047

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh proses penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi saya berjudul “Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon tahun 1980-2004” berisi tentang kontribusi Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon dalam peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Semua ini terwujud berkat bantuan berupa bimbingan, motivasi, tenaga dan waktu dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Medan, Oktober 2015 Penulis,

Susan Yosevina S Nim: 110706047


(68)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan kasih karuniaNya saja sehingga terselesaikannnya penulisan skripsi ini. Banyak pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini baik bantuan moril maupun materil, baik langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Samsul Tarigan, selaku dosen Pembantu Dekan II dan

pembimbing akademik selama mengikuti perkuliahan.

3. Bapak Drs. Edi Sumarno, M. Hum, selaku Ketua Departemen Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan motivasi, semangat dan memberikan kemudahan kepada penulis.

4. Ibu Nurhabsyah M.Si, selaku Sekretaris Departemen Sejarah Fakultas Ilmu

Budaya USU, yang telah memberikan dorongan dalam mengikuti perkuliahan dan motivasi dalam setiap kesempatan.

5. Bapak Drs. Sentosa Tarigan M.SP. selaku dosen Pembimbing Skripsi ini yang

telah memberikan inspirasi, semangat, dorongan, ide dan banyak bimbingan dan saran dalam mengerjakan skripsi ini.


(69)

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya, terutama staf pengajar Jurusan Sejarah yang telah mengajari dan bersedia membagikan ilmunya kepada penulis yang nantinya akan menjadi bekal penulis ke depannya.

7. Abang “Ampera” sebagai staf pendidikan yang membantu dalam kepentingan administrasi dari awal perkuliahan hingga akhir penulisan skripsi ini.

8. Teristimewa kepada Ayahanda Maringan Saragi dan Ibunda Rumata

Simatupang, terimakasih atas doa, dukungan, semangat, pengorbanan dan kasih sayang, tidak pernah lelah membimbing kami, membiayai dan mengajari kami dengan sabar dan tidak mudah putus asa, selalu mengucap syukur dalam segala hal.

9. Buat semua abang, kakak, adik yang sangat saya sayangi:

- Keluarga E. Simanungkalit/Lena Saragi

- Abang Chandra Saragi

- Keluarga J. Sihombing/Nova Saragi

- Keluarga C. Hutagalung/Elvio Saragi

- Adik penulis Febrin Saragi

Terimakasih atas doa dan dukungannya. Juga buat keponakan yang manis dan lucu-lucu, Lambok Suhendra, E. Gracea, Joshua, Zefanya, dan Nathanael.

10.Bapak tua penulis Op.Kesya Hutauruk, yang banyak membantu penulis dan


(70)

11.Kepada yang terkasih Chisky Gatra Elianto Silaban, terimakasih telah mendampingi penulis, memberi semangat dan dukungan serta pengorbanan hingga penulis bisa seperti sekarang ini.

12.Buat adik-adik Esly, Okta, Niko, Ferdinan, Bram, dan adik tersayang Devi

Napit. Sahabat-sahabatku Monica, Yulind , Dona, Brenda, Dian, Esra, Nora dan Deby. Terimakasih sudah memberi semangat dan dukungan pada penulis.

13.Buat teman-teman Sejarah stambuk 2011 khususnya Rentina dan Ita Putri

yang selalu berjuang bersama dengan penulis dan tidak pernah lelah dalam memberi dukungan dan motivasi selama penulisan skripsi ini dan selama perkuliahan. Terimakasih juga buat Suhariadi, Dores, Naomi, Josia, Lamzar Rio, Lisda, Eve, Jeny, Wendy dan semua teman-teman yang tidak bisa saya sebut namanya satu persatu. Terimakasih.

14.Kepada semua informan dalam penelitian ini terimakasih atas bantuan dan

dukungannya.

15.Kepada semua pihak yang turut membantu yang tidak bisa saya sebutkan

namanya satu persatu.

Kiranya kasih dan anugerah serta berkat Tuhan senantiasa menyertai kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Oktober 2015

Penulis,


(71)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN KETUA DEPARTEMEN

LEMBAR PENGESAHAN DEKAN DAN PANITIA UJIAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latarbelakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

1.4.Tinjauan Pustaka... 6


(72)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON

2.1 Letak Geografis ... 10

2.1.1 Letak dan Batas Wilayah... 10

2.1.2 Keadaan Iklim ... 11

2.2. Kondisi Penduduk ... 12

2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 12

2.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 13

2.2.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 14

2.3.Sistem Mata Pencaharian... 15

2.4. Potensi Objek Wisata ... 16

2.4.1. Kondisi Objek Wisata ... 24

2.4.2. Kebersihan Lingkungan Objek Wisata... 26

2.4.3. Pengembangan dan Promosi Objek Wisata... 26

2.4.4. Waktu Tempuh Terhadap Ibukota Kabupaten…….…. 27

2.4.5. Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata... 28

2.5.Animo Pengunjung... 29


(73)

BAB III PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON (1980-2004)

3.1.Tempat Usaha... 31

3.2.Sarana Pendukung... 32

3.2.1. Rumah makan... 34

3.2.2. Kolam Renang... 35

3.2.3. Kamar Mandi ... 35

3.2.4. Tempat Parkir... 36

3.2.5. Hotel... 36

3.2.6. Ketersediaan Angkutan Umum... 36

3.3.Pengunjung... 38

BAB IV PENGARUH OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUMEANG HABINSARAN 4.1. Pendapatan... 40

4.2. Pendidikan... 42


(74)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 46

5.2 Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49

DAFTAR INFORMAN... 51


(75)

Daftar Tabel

TABEL 1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin………12

TABEL II Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur……….….13

TABEL III Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang dianut…....…………14

TABEL IV Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian………...16


(76)

Daftar Gambar

GAMBAR I : Peta Kecamatan Sipoholon

GAMBAR II : Peta Kelurahan Situmeang Habinsaran

GAMBAR III : Sumber Air panas Sipoholon

GAMBAR IV : Kolam Renang Air panas Sipoholon

GAMBAR V : Hotel Boli-Boli Cafe Air panas Sipoholon

GAMBAR VII : Goa Sumber mata Air panas Sipoholon

GAMBAR VII : Kelurahan Situmeang Habinsaran

GAMBAR VIII : Kolam Renang Air panas Sipoholon


(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN KETUA DEPARTEMEN

LEMBAR PENGESAHAN DEKAN DAN PANITIA UJIAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latarbelakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

1.4.Tinjauan Pustaka... 6


(2)

vi

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON

2.1 Letak Geografis ... 10

2.1.1 Letak dan Batas Wilayah... 10

2.1.2 Keadaan Iklim ... 11

2.2. Kondisi Penduduk ... 12

2.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 12

2.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 13

2.2.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 14

2.3.Sistem Mata Pencaharian... 15

2.4. Potensi Objek Wisata ... 16

2.4.1. Kondisi Objek Wisata ... 24

2.4.2. Kebersihan Lingkungan Objek Wisata... 26

2.4.3. Pengembangan dan Promosi Objek Wisata... 26

2.4.4. Waktu Tempuh Terhadap Ibukota Kabupaten…….…. 27

2.4.5. Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata... 28

2.5.Animo Pengunjung... 29


(3)

BAB III PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON (1980-2004)

3.1.Tempat Usaha... 31

3.2.Sarana Pendukung... 32

3.2.1. Rumah makan... 34

3.2.2. Kolam Renang... 35

3.2.3. Kamar Mandi ... 35

3.2.4. Tempat Parkir... 36

3.2.5. Hotel... 36

3.2.6. Ketersediaan Angkutan Umum... 36

3.3.Pengunjung... 38

BAB IV PENGARUH OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS SIPOHOLON TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUMEANG HABINSARAN 4.1. Pendapatan... 40

4.2. Pendidikan... 42


(4)

viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 46

5.2 Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49

DAFTAR INFORMAN... 51


(5)

Daftar Tabel

TABEL 1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin………12

TABEL II Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur……….….13

TABEL III Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang dianut…....…………14

TABEL IV Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian………...16


(6)

x

Daftar Gambar

GAMBAR I : Peta Kecamatan Sipoholon

GAMBAR II : Peta Kelurahan Situmeang Habinsaran

GAMBAR III : Sumber Air panas Sipoholon

GAMBAR IV : Kolam Renang Air panas Sipoholon

GAMBAR V : Hotel Boli-Boli Cafe Air panas Sipoholon

GAMBAR VII : Goa Sumber mata Air panas Sipoholon

GAMBAR VII : Kelurahan Situmeang Habinsaran

GAMBAR VIII : Kolam Renang Air panas Sipoholon