Objek Wisata Pemandian Air panas Sipoholon tahun 1980-2004

BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS
SIPOHOLON
2.1 Letak Geografis
2.1.1 Letak dan Batas Wilayah
Air panas Sipoholon adalah salah satu tempat wisata pemandian air panas yang
terletak tidak jauh dari kota Tarutung tepatnya di Kelurahan Situmeang Habinsaran
Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Menurut masyarakat setempat,
pemandian air panas ini merupakan air panas yang keluar dari perut bumi.Pemandian
ini juga sudah menjadi ikon tersendiri bagi daerah Sipoholon.Air panas yang meluap
keluar dari dalam tanah menjadikan kita tertarik untuk melihatnya secara langsung
tentunya. Untuk itu wisatawan akan bisa melihat lokasi-lokasi tempat keluarnya air
panas tersebut. Sumber air panas itu sendiri merupakan tanah milik masyarakat
Kelurahan Situmeang Habinsaran. Namun tempat pemandian air panas itu di buka
oleh perorangan, ada yang milik pribadi dan ada juga yang menyewa. Luas wilayah
Kelurahan Situmeang Habinsaran 17,49Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:

5

- Sebelah Utara


:Desa Sipahutar Kecamatan Sipoholon

- Sebelah Selatan

: Desa Hutauruk Kecamatan Sipoholon

- Sebelah Timur

:Kecamatan Tarutung

- Sebelah Barat

: Desa Simanungkalit5

Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran, 28 Juli 2015.

10

2.1.2 Keadaan Iklim
Di daerah Kelurahan Situmeang Habinsaran ini dikenal hanya dua musim

yaitu: musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober
hingga April dan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober. Hal ini
dipengaruhi oleh letak wilayah Indonesia yang terletak antara dua benua dan dua
samudera yang mengakibatkan pergantian arah angin setiap enam bulan sekali, yakni
angin musom barat dan angin musom timur.6
Kelurahan Situmeang Habinsaran berada pada ketinggian tanah dari permukaan
laut 950 m, banyaknya curah hujan 8,8 mm dan suhu udara Kelurahan Situmeang
Habinsaran ini rata-rata 22◦C dengan luas wilayah seluruhnya adalah 1656 Ha.
Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara
memiliki temperatur yang dingin karena banyak mengandung uap air dan dipengaruhi
oleh topografi yang berbukit-bukit sangat mendukung masyarakat untuk menikmati
pemandian air panas yang muncul ke permukaan daerah Kelurahan Situmeang
Habinsaran Kecamatan Sipoholon.7
2.2 Kondisi Penduduk
2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Tingkat perkembangan dan potensi suatu daerah dapat di ketahui dari
komposisi penduduk berdasarkan umur dan untuk mengetahui ratio atau
perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.
6
7


ibid
Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran, Op Cit.

11

Tabel I
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No

Jenis Kelamin

Jumlah

1

Laki-laki

1415


2

Perempuan

1359

Jumlah

2774

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003
Berdasarkan dari Kantor Lurah jumlah kepadatan penduduk Kelurahan
Situmeang Habinsaran tahun 2003 adalah 2774 orang dengan jumlah kepala keluarga
sebesar 639 KK. Jumlah penduduk laki-laki 1415 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan sebesar1359 jiwa. Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan jumlah perempuan.
2.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur
Tingkat perkembangan dan potensi suatu daerah dapat diketahui dari komposisi
penduduk berdasarkan umur dan untuk mengetahui ratio atau perbandingan antara
penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. (dapat dilihat tabel dibawah ini).


12

Tabel II
Distribusi penduduk menurut kelompok umur
NO

Kelompok umur

Jumlah

1

0-3 tahun

336 jiwa

2

4-6 tahun


311 jiwa

3

7-12 tahun

487 jiwa

4

13-15 tahun

281 jiwa

5

16-19 tahun

270 jiwa


6

19 tahun keatas

1089 jiwa

Jumlah

2774 jiwa

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran
Berdasarkan data dari Kantor Lurah Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun
2003 menunjukkan bahwa jumlah penduduk seluruhnya 2774 jiwa, masing-masing
laki-laki 1415 jiwa dan perempuan 1359 jiwa. Pengelompokan penduduk berdasarkan
umur dan jenis kelamin dapat memberikan gambaran mengenai besarnya penduduk
usia kerja, rasio jenis kelamin (sex rasio) dan rasio beban tanggungan komposisi
penduduk berdasarkan umur di Kelurahan Situmeang Habinsaran Sipoholon.

13


2.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
Indonesia adalah negara yang menjamin kebebassan beragama dan
menjalankan ibadah agama dan kepercayaan masing-masing. Untuk mengetahui
komposisi penduduk menurut agama di Kelurahan Situmeang habinsaran dapat di
lihat pada tabel berikut:
Tabel III
Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang dianut
No

Agama yang diantut

Jumlah

1

Islam

-


2

Kristen protestan

2567 orang

3

Kristen katolik

4

Hindu

-

5

Budha


-

207 orang

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003
Penduduk di Kelurahan Situmeang Habinsaran secara umum menganut agama
Kristen Protestan yakni Kristen Protestan sebanyak 2567 jiwa dan sebanyak 207 jiwa
yang beragama Khatolik.

14

2.3 Sistem Mata Pencaharian
Kelurahan Situmeang Habinsaran identik bertani seperti padi, sayuran, dan
palawija. Disamping sebagai petani masyarakat juga sebagai penambang batu kapur
dan belerang. Dalam bidang pertanian, mereka memfokuskan pada bidang
penanaman padi. Akan tetapi setelah terbuka gerbang pariwisata ke daerah ini, secara
perlahan mereka mulai mengubah pola mata pencaharian mereka, dari pertanian ke
perdagangan. Masyarakat Situmeang habinsaran membuka usaha sendiri seperti kioskios, restoran, rumah makan, penjualan souvenir-souvenir, termasuk usaha membuka
pemandian air panas dan kolam renang. Sementara peternakan pada umumnya
merupakan usaha sampingan untuk dijual hasilnya ke wisata pemandian air panas

Sipoholon.Semakin berkembang usaha masyarakat maka pendapatan pun semakin
bertambah8.
Potensi-potensi objek wisata semakin diperbaharui dan dilestarikan serta
kebersihan ditingkatkan supaya pengunjung merasa lebih nyaman. Mata pencaharian
adalah jenis pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang
mencirikan pekerjaan. Menurut data yang ada mayoritas penduduk dikelurahan
Situmeang Habinsaran ini adalah berwirausaha/pedagang,bertani,PNS, dan buruh.
Secara terperinci distribusi penduduk menurut jenis mata pencaharian dapat dilihat
dari tabel berikut ini:

8

Wawancara dengan Marlon Simanungkalit, Kelurahan Situmeang Habinsaran: 19 Agustus

2015

15

Tabel IV
Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No

Pekerjaan

Jumlah

1

PNS

213 orang

2

TNI/POLRI

3 orang

3

Swasta

8 orang

4

Wiraswasta

1093 orang

5

Tani

1193 orang

6

Pertukangan

55 orang

7

Buruh Tani

75 orang

8

Pensiunan

126 orang

9

Jasa

8 orang

10

Jumlah

2774

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran Tahun 2003
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat wisata objek
pemandian air panas Sipoholon dominan bertani, hingga mencapai 693 orang. Dan
setelah dominan bertani adalah PNS sekitar 113 orang.
2.4 Potensi Objek Wisata
Potensi adalah semua sumber yang terdapat di suatu daerah yang
bersangkutan, baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sosial yang perlu di

16

kembangkan9. Yang termasuk potensi dalam suatu wilayah atau tempat adalah
sebagai berikut:
a.

Potensi, yaitu: benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang
dalam istilah pariwisata disebut dengan Bataral Animi Titas Pariwisata .

b.

Bentuk tanah dan pemandangan alam, misalnya: lahan yang datar, pegunungan,
danau, pantai dan air terjun.
1. Hutan belukar, misalnya: hutan yang luas, banyak pohon-pohon.
2. Flora, fauna dan tanam-tanaman, daerah perburuan dan cagar alam.
3. Pusat-pusat kesehatan, misalnya: sumber air panas, air mineral,
dimana semuanya itu di harapkan dapat menyembuhkan macammacam penyakit.

c.

Hasil ciptaan manusia, yaitu: benda-benda bersejarah, rumah ibadah, upacara
perkawinan.

d.

Tata cara hidup masyarakat, yaitu: tata cara hidup tradisional dari suatu
masyarakat yang merupakan salah satu sumber penting untuk dibawakan pada
para wisatawan. Bagaimana kebiasaan hidupnya, adat istiadatnya yang
merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk datang dan tinggal lebih
lama di daerah tersebut.
9

Happy Marpaung, Op.cit.,hlm 119.

17

Dengan adanya beberapa sumber atau jenis yang dapat dijadikan sebagai
potensi daya tarik bagi wisatawan untuk dapat berkunjung kedaerah tujuan wisata
anatara lain:
1.

Sumber, misalnya: sisa-sisa peradaban masa lalu , peninggalan budaya,
museum purbakala dan peralatan musik tradisional.

2.

Sumber buatan manusia, misalnya: pemandangan alam, iklim lingkungan
hidup, flora dan fauna, lebih dan gunung.

3.

Sumber yang bersifat manusiawi, yaitu sumber daya manusia yang melekat
dalam masyarakat dalam bentuk warisan, budaya, seperti tari-tarian dan
upacara adat.10
Dari berbagai pendapat disimpulkan bahwa, semua potensi yang disebut diatas

merupakan sumber daya yang perlu dikembangkan sebagai daya tarik dalam
pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dalam
pembangunan suatu objek wisata. Potensi yang merupakan daya tarik dari objek
wisata yang bersangkutan membutuhkan perhatian khusus, jika potensi itu tidak
dilestarikan maka daerah tersebut tidak akan berkembang karena daya tarik atau
potensi yang dimiliki oleh daerah objek wisata tidak terlihat atau tidak di ketahui
kelebihannya.

10

Ibid, hlm 125.

18

Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu
pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja
sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat
berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang
banyak di kunjungi masyarakat khususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air
panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun
rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha
dan menambah pendapatan.11
Keberadaan objek wisata pemandian air

panas Sipoholon membuat

Kelurahan Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang
membuka usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga
kolam renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di
daerah ini, sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas
Sipoholon walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang
habinsaran Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun
menyebutnya kawasan air panas Sipoholon
Dilihat dari sejarahnya objek wisata ini sebelumnya merupakan suatu
pegunungan, tetapi karena masyarakat yang tinggal di daerah ini banyak bekerja
sebagai buruh tani dekat dengan sumber mata air panas tersebut sehingga masyarakat

11

Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas
Sipoholon), Kelurahan Situmeang Habinsaran: 25 Agustus 2015

19

berusaha, bagaimana mengolah sumber mata air panas menjadi suatu pemandian yang
banyak di kunjungi masyarakatkhususnya masyarakat lokal. Setelah sumber mata air
panas di olah oleh masyarakat, maka banyak di antara mereka yang membangun
rumah dekat dengan sumber air panas, dengan tujuan supaya bisa membuka usaha
dan menambah pendapatan.12
Keberadaan objek wisata pemandian air panas Sipoholon membuat Kelurahan
Situmeang Habinsaran semakin maju, dimana setiap rumah makan yang membuka
usaha disekitar objek wisata sudah tersedia beberapa kamar mandi dan juga kolam
renang untuk anak-anak dan dewasa. Dengan adanya sumber air panas di daerah ini,
sehingga masyarakat menyebut kawasan ini kawasan pemandian air panas Sipoholon
walaupun sebenarnya kawasan ini masuk ke Kelurahan Situmeang habinsaran
Sipoholon. Tetapi karena kebiasaan, maka masyarakat sekitar nya pun menyebutnya
kawasan air panas Sipoholon.
Potensi objek wisata terdiri atas 2 yakni :
a. Potensi Internal Objek Wisata
Potensi internal adalah potensi wisata yang dimiliki objek itu sendiri yang
meliputi komponen kondisi fisik objek, kualitas objek, dan dukungan bagi
pengembangan. Upaya pengembangan potensi internal adalah suatu usaha yang
dilakukan dalam mengembangkan, merawat objek wisata yangtelah tersedia
sebelumnya demi kemajuan objek wisata tersebut. Dalam hal ini pengembangan yang
12

Wawancara dengan Basar Simanungkalit (salah satu pengusaha kolam pemandian air panas
Sipoholon), Kelurahan Situmeang Habinsaran: 25 Agustus 2015

20

dilakukan harus sesuai dengan selera wisatawan agar wisatawan tersebut dapat
tinggal lebih lama dan tidak merasa cepat bosan13
Suatu objek wisata dikatakan sudah maju atau tergantung pada potensi
eksternal dan internal serta kondisi sadar wisata yang berada dilokasi tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung dilapangan keadaan otensi internal yang ada
di objek wisata pemandian air panas Sipoholon adalah sebagai berikut:
1. Daya Tarik Utama Objek Wisata
Daya tarik dan objek wisata adalah elemen terpenting dalam pengembangan
suatu destinasi atau daerah tujuan wisata. Dikatakan demikian karena secara primer
wisatawan yang bermaksud berkunjung kedaerah tujuan wisata karena termotivasi
oleh objek dan daya tarik wisata yang berbeda dari yang biasa dilihat. Objek dan daya
tarik ideal harus diterapkan oleh 7K (Keamanan, Ketertiban, Kesejukan,
Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan). Suasana aman dengan
ketertiban lingkungan, mampu memberikan kesejukan kepada wisatawan ditunjukkan
oleh keramahtamahan masyarakat yang hidup dilingkungan yang bersih dan
memberikan nuansa keindahan yang menjadi kenangan tersendiri dalam sanubari
wisatawan yang akan dibawa kembali ke daerah/negara asalnya sehingga nantinya
bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Pada umumnya objek wisata pemandian air
panas sipoholon belum bisa menjadi daya tarik penahan wisata. Hal ini disebabkan
karena fasilitas wisata masih kurang memadai dan penerapan 7K (Keamanan,
13

Happy Marpaung, Op.cit.,hlm 11.

21

Ketertiban, Kesejukan, Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan, dan Kenangan)
belum sepenuhnya terlaksana, oleh karena itu objek wisata pemandian air panas
Sipoholon setelah ditinjau ke lapangan masih bersifat daya tarik penangkap wisata14
2. Kekuatan Atraksi Komponen Objek Wisata
Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu
pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan untuk wisatawan. Jadi atraksi
wisata dibedakan dengan objek wisata (tourist objec), karena objek wisata dapat
disaksikan tanpa membayar selain itu dalam atraksi wisata untuk menyaksikan nya
harus dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan objek wisata dapat dilihat tanpa
dipersiapkan terlebih dahulu, seperti danau, pemandangan, pantai, gunung, candi,
monumen. Atraksi wisata juga tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja,
tetapi banyak atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada wisatawan.
Komponen ini memegang peranan yang sangat penting, mengingat potensi wisata
yang dijual, sedangkan komponen lain merupakan pendukungnya. Tanpa adanya
persiapan yang matang maka atraksi tersebut tidak dapat menjadi daya tarik pada
wisatawan. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon setelah ditinjau kelapangan
kekuatan atraksi komponen objek wisatanya baik alami maupun buatan masih kurang
mampu mempertinggi kualitas dan kesan objek, karena objek wisata ini belum ada
yang bisa disaksikan dan dipertunjukkan tanpa membayar, objek wisata ini hanya

14

Ibid, hlm 13.

22

sebagai tempat persinggahan sementara, atau menikmati yang sudah ada dan belum
bisa berinteraksi dengan objek lain.
3. Keragaman Atraksi atau Daya Tarik Pendukung
Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan dengan
cara pengembangan atraksi wisata disuatu kawasan sebagai daya tarik wisata.
Pengembangan atraksi wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan sesuai potensi
dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan mengelola secara optimal
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki suatu tempat atau kawasan wisata disuatu
daerah baiknya memiliki keanekaragaman atraksi baik itu merupakan atraksi
keindahan alam keagungan kebudayaan, pusat perekonomian, maupun atraksi
lengkap yang dalam keseluruhan merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari
segala pelosok dalam maupun luar negeri. Objek wisata pemandian air panas
Sipoholon setelah penulis meninjau kelapangan belum memiliki keragaman atraksi
atau daya tarik pendukung, wisatawan datang berkunjung hanya untuk melihat dan
menikmati objek wisata saja karena upaya pengembangan industri pariwisata belum
terlaksana sepenuhnya hal ini disebabkan kurang perhatian pemerintah sepenuhnya
terhadap dunia pariwisata.
b. Potensi Eksternal Objek Wisata
Potensi eksternal objek wisata adalah potensi wisata yang mendukung
pengembangan suatu objek wisata yang terdiri dari aksebilitas, fasilitas penunjang

23

dan fasilitas pelengkap potensi eksternal kepariwisataan tersebut meliputi keterkaitan
antar objek, dukungan paket wisata, pengembangan dan promosi objek wisata, waktu
tempuh terhadap ibukota kabupaten, ketersediaan angkutan umum menuju objek
wisata,

ketersediaan

fasilitas

pemenuhan

kebutuhan

fisik/dasar

wisatawan

(makan/minum, penginapan, bangunan untuk menikmati objek)
1. Keterkaitan Antar Objek
Yang dimaksud dengan keterkaitan antar objek disini adalah kerjasama antar
objek yang satu dengan objek wisata yang lain, dimana objek wisata yang satu saling
memerlukan objek wisata yang lainnya agar pengunjung tidak menikmati satu objek
wisata saja. Hubungan atau keterkaitan antar objek misalnya objek wisata yang satu
menyediakan objek wisata alam, sedangkan objek wisata lain menyediakan objek
wisata buatan manusia. Sehingga mereka saling bekerja sama untuk mengolah objek
wisata tersebut. Objek wisata pemandian air panas Sipoholon tidak memiliki
keterkaitan dengan objek wisata lain disekitarnya karena objek wisata ini berdiri
sendiri tanpa bantuan dengan objek wisata lain.
2. Dukungan Paket Wisata
Dukungan paket wisata yang dimaksud adalah perusahaan perjalanan yang
mempunyai tujuan untuk mempersiapkan sesuatu perjalanan bagi seseorang yang
berencana melakukannya. Ia memiliki fasilitas untuk mempersiapkan peerjalanan,
mendapatkan informasi, mendapatkan visa dan dokumen perjalanan lainya, mengatur

24

perjalanan, menjual tiket, memperoleh reservasi kamar hotel, memimpin perjalanan
yang semuanya itu dapat menjadi suatu paket perjalanan yang istilah dalam teknisnya
disebut wisata dalam bingkisan, atau paket wisata. Hasil observasi dilapangan
menunjukkan bahwa perjalanan untuk lokasi objek wisata pemandian air panas
Sipoholon belum ada sama sekali. Sehingga objek wisata ini belum termasuk dalam
agenda kunjungan wisatawan dalam suatu paket wisata.

2.4.1

Kondisi Objek Wisata

Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon ini sebenarnya belum
memuaskan jika dibandingkan dengan objek wisata lainnya. Namun bukan berarti
lokasi ini tidak layak dikembangkan melainkan lokasi ini perlu pembenahan
sedemikian rupa sehingga lokasi ini dapat berkembang maju dan dapat menyerap
tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan asli daerah masyarakat setempat.
Kondisi objek wisata pemandian air panas Sipoholon jika kita lihat belum
mengalami kerusakan dominan kondisinya masih bagus dan terawat. Namun bukan
berarti objek wisata ini tidak dikembangkan lagi tapi harus perlu pembenahan dan
penambahan sarana dan prasarana yang menunjang objek wisata ini agar para
wisatawan merasa betah berkunjung kelokasi objek pemandian air panas Sipoholon15.

15

Basar Simanungkalit, loc.cit.

25

2.4.2

Kebersihan Lingkungan Objek Wisata

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan
suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit, dan pencemaran. Wisatawan
akan merasa betah dan nyaman bila berada ditempat yang bersih dan nyaman. Objek
wisata pemandian air panas Sipoholon tergolong baik karena masyarakat setempat
menjaga kebersihan dengan baik sehingga jarang dijumpai sampah. Keberadaan
tempat sampah juga banyak dijumpai ditempat tertentu karena tempat sampah adalah
mencerminkan kebersihan suatu tempat. Karena apabila misalnya kita melihat tempat
sampah, kita tidak akan membuang sampah sembarangan tempat.
2.4.3

Pengembangan dan Promosi Objek Wisata

Dengan kekayaan budaya, tempat wisata, sumber daya manusia yang
memadai dan dana yang cukup tidaklah dapat begitu saja pariwisata maju dan
menyerap banyak wisatawan. Satu hal juga yang sangat penting dalam proses
pengembangan kepariwisataa adalah promosi wisata. Promosi wisata dapat dilakukan
lewat media cetak, dan elektronik. Promosi wanita sebetulnya dapat dilakukan dari
dua arah, dalam arti bukan pihak dari pemerintah saja yang melakukan promosi tetapi
wisatawan juga dapat melakukan promosi saat merasakan kenyamanan, manfaat
datang di objek wisata tersebut. Salah satu faktor yang mendorong seseorang
mengunjungi suatu tempat adalah ingin mengetahui lebih atas informasi yang
didapatkan baik lewat media cetak maupun media elektronik yang berupa iklan.

26

Informasi yang diperoleh tersebut, wisatawan akan melakukan promosi ulang ke
pihak yang lain.
Sehingga dengan demikian, daerah tersebut akan selalu dikunjungi yang
memiliki nilai tinggi bagi pemerintah dari satu sisi dan disisi lain bagi masyarakat
disekitar objek wisata keberhasilan promosi akan tergambar dari peningkatan grafik
pengunjung, secara otomatis pengembangan objek wisata akan menciptakan suasana
yang kondusif pada peningkatan pendapatan asli daerah. Akan tetapi objek wisata
pemandian air panas Sipoholon belum ada pelaksanaan kegiatan promosi
sepenuhnya, sehingga air panas tersebut belum dikenal dan belum tau informasi
tentang objek wisata ini.Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah
tujuan wisata, baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu
negara sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara
tersebut. Dengan kata lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan
wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan manfaat bagi rakyat banyak.16

2.4.4

Waktu Tempuh Terhadap Ibukota Kabupaten

Diera teknologi canggih seperti sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke
tempat lain tidak lagi jadi masalah yang memberatkan hati orang untuk mengadakan
kunjungan kemana saja. Untuk menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan
16

Yoeti,Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata , Jakarta : Pradnya Paramita, 1997,hlm

211

27

adalah angkutan umum. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan
bahwa waktu tempuh daerah tujuan wisata terhadap Ibukota Kabupaten antara 10
sampai 15 menit dengan jarak 6 Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos
Rp. 5000-10.000 dengan angkutan umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp.
10.000-20.000.
2.4.5

Prasarana Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata

Jaringan jalan raya merupakan prasarana yang menghubungkan suatu tempat
dengan tempat yang lain. Tanpa prasarana jalan yang baik maka tidak akan mungkin
kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar. Jalan menuju lokasi objek wisata 2
Km dari pusat pemerintahan Kecamatan, 6 Km dari Ibukota Kabupaten, 275 Km dari
Ibukota Provinsi. Dari hasil pengamatan langsung ke lapangan keadaan jalan untuk
menuju lokasi objek pemandian air panas Sipoholon bisa dikatakan sudah cukup baik,
karena jalan sudah sepenuhnya beraspal sehingga wisatawan mudah untuk
mengendarai kendaraannya untuk menuju lokasi tersebut.
Waktu tempuh terhadap Ibukota Kabupaten diera teknologi canggih seperti
sekarang ini, waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain tidak lagi jadi masalah
yang memberatkan hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja. Untuk
menuju lokasi wisata angkutan yang dipergunakan adalah angkutan umum.
Berdasarkan hasil observasi ke lapangan menunjukkan bahwa waktu tempuh daerah
tujuan wisata terhadap Ibukota Kabupaten antara 10 sampai 15 menit dengan jarak 6

28

Km dari Ibukota Kabupaten menghabiskan ongkos Rp. 5000-10.000 dengan angkutan
umum, kecuali naik becak mesin ongkosnya Rp. 10.000-20.000.

2.5 Animo Pengunjung
Pendapat para pengunjung tentang objek wisata pemandian air panas Sipoholon
bahwa objek wisata itu indah dan alami. Mereka nyaman disana karena suasana sejuk
dan masih alami. Mereka juga senang dengan pemandangan alam yang indah
disekitar sumber air panas Sipoholon. Akan tetapi disamping itu ada kesan negatif
yang mereka dapatkan disana yaitu tentang sarana dan prasarananya. Lokasi
pemandian air panas Sipoholon masih sedikit daya tariknya, sehingga kegiatan
pengunjung masih sangat terbatas. Adapun kegiatan yang bisa dinikmati para
wisatawan adalah berupa keindahan alam, itu berupa semburan mata air yang cukup
panas sehingga dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Para wisatawan
juga dapat menikmati sumber air panas yang cukup hangat yang dapat bermanfaat
untuk menyembuhkan penyakit kulit. Selain dari wisata alam para wisatawan juga
dapat menikmati makanan khas Tarutung yaitu kacang Sihobuk.17
Kunjungan wisatawan yang datang ke objek wisata pemandian air panas
Sipoholon

membawa

setempat.Dimana

pengaruh

dengan

adanya

yang

sangat

wisatawan

besar

terhadap

maka

pendapatan

masyarakat
semakin

bertambah.Misalnya jualan banyak yang laku yang telah mereka sediakan disekitar
objek wisata pemandain air panas Sipoholon. Peningkatan arus kunjungan wisatawan
17

Wawancara dengan Gerhad Simatupang, tanggal 20 Agustus 2015.

29

ke objek wisata pemandian air panas Sipoholon terjadi pada hari-hari besar seperti
pada hari Natal/Tahun Baru, Paskah, Hari Libur Sekolah, ada juga Hari Lebaran Idul
Fitri.

2.6 Inisiatif Masyarakat dan Pemerintah
Pada tahun 1980-an masyarakat berinisiatif membentuk pemandian air panas
Sipoholon. Menciptakan lapangan kerja melalui pembentukan wisata pemandian air
panas Sipoholon, seperti pembuatan bak mandi dan kolam renang. Membangun hotel
dan penginapan, membuka kios-kios, rumah makan, dan restoran, dan sekitar wisata
pemandian air panas Sipoholon terdapat penjualan kacang Sihobuk sebagai ikon Kota
Tarutung.
Suatu daerah menjadi tujuan wisata daerah tersebut harus siap menerima
kedatangan wisatawan, mengusahakan objek wisata yang menarik, pembenahan
objek wisata dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya. Namun pemerintah belum
sepenuhnya mengalokasikan dana untuk pembangunan pariwisata tersebut, dan bukan
berarti pemerintah lepas tanga terhadap keberadaan objek wisata tersebut. Seiring
dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dengan membangun
beberapa failitas yang diutamakan seperti jalan dan tempat pemberhentian juga
memberikan penyuluhan dan latihan tentang arti sebagai daerah yang dekat dengan
lokasi objek wisata.

30