Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB V

BAB V
RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI
KEWILAYAHAN
Isu
besarnya

utama

pembangunan

kesenjangan

antar

wilayah

wilayah.

saat

ini


adalah

Sehubungan

masih

dengan

hal

tersebut penyusunan perencanaan pembangunan yang berbasis
pengembangan wilayah, harus melihat keterpaduan sektoral, spasial,
dan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah.
Sebagai

upaya

mewujudkan


pembangunan

berimbang,

maka

pembangunan wilayah perlu senantiasa diarahkan pada pertumbuhan,
pemerataan, dan keberlanjutan.
Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dimaksudkan untuk
meningkatkan

pemerataan

pembangunan

dengan

tetap

mengoptimalkan pengembangan potensi daerah. Pembangunan bukan

hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di
seluruh

wilayah.

menghilangkan

Oleh

/

karena

itu

memperkecil

pembanguan

kesenjangan


harus

yang

dapat

ada,

baik

kesenjangan antar kelompok pendapatan, maupun kesenjangan
antar wilayah, dengan prioritas wilayah desa untuk mengurangi
jumlah penduduk miskin yang sebagian besar tinggal di desa dan
wilayah

pinggiran.

Dalam


pelaksanaan

kebijakan-kebijakan,

Pemerintah secara berkelanjutan perlu berupaya untuk meningkatkan
koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi kebijakan antar Instansi dan antara
Lembaga

sehingga

pelaksanaan

pembangunan

nasional

dapat

keseimbangan


antarwilayah

dan

pembangunan
mencapai

tujuan

pemerataan

wilayah
utama

kualitas

dalam
yaitu

kehidupan


masyarakat.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.1

Didalam penyusunan arah kebijakan pembangunan kewilayahan
dilakukan dengan tahapan: (1) melakukan identifikasi kekuatan dan
potensi wilayah Kabupaten Musi Rawas, (2) mengidentifikasi sebaran
dan

konsentrasi

spasial

sektor-sektor

unggulan,


(3)

mengidentifikasi konektivitas wilayah, dan (4) formulasi arah
kebijakan dan strategi.

5. 1 Karakteristik Wilayah Di Kabupaten Musi Rawas
Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 6,350.10 Km 2
atau 6,39% terhadap luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan . Dari
tabel 6.1 terlihat bahwa Kabupaten Musi Rawas menempati urutan
kelima wilayah terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu
masih sangat dimungkinkan bagi Kabupaten Musi Rawas terus
memekarkan wilayah.
Tabel 5.1
Luas Kabupaten dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumsel
2013
No
1
2
3
4

5
6
7
8
9
10
11
11
13
14
15

Kabupaten
Ogan Komering Ilir
Banyuasin
Musi Banyuasin
Muara Enim
Musi Rawas
Musi Rawas Utara
OKU Selatan

Lahat
Ogan Komering Ulu
OKU Timur
Ogan Ilir
Empat Lawang
Pali
Pagar Alam
Prabumulih

Kecamatan
18
19
14
20
14
7
19
22
12
20

16
10
5
5
6

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

Luas (Km2)
18,359.04
11,832.99
18,359.04
14,266.26
7,383.90
6,350.00
6,008.65
5,493.94
5,311.74
4,797.06
3,370.00
2,666.07
2,256.44
1,840.00
633.66
434.50

V.2

16
17

Palembang
Lubuk Linggau
TOTAL
Sumber : Badan Pusat Statistik

16
8
231

400.61
401.50
91,806.36

Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2 keadaan topografi
Kabupaten Musi Rawas bervariasi mulai dari hutan potensial, sawah,
ladang, kebun,karet, cadas dan Kebun Lainnya. Disebelah Barat
terdapat dataran rendah yangsempit dan berbatasan dengan Bukit
Barisan, dataran ini semakin timur semakin luas. Secara detail topografi
wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Kecamatan dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Sumber

Kecamatan

Ketinggian dari

Jarak ke Ibukota

Permukaan Laut (m)
STL Ulu
130 – 200
Selangit
130 – 200
Sumber Harta
125 – 140
Tugumulyo
125 – 140
Purwodadi
125 – 140
125 – 140
Muara Beliti
TP. Kepungut
125 – 140
Jayaloka
125 – 150
Suka Karya
125 – 150
125 – 150
Muara Kelingi
BTS Ulu
125 – 150
125 – 150
Tuah Negeri
Muara Lakitan
125 – 150
125 – 150
Megang Sakti
: Badan Pusat Statistik

Kabupaten (Km)
54
42
34
21
36
3
26
42
35
36
61
21
73
56

Perwilayahan dipandang sebagai pembagian suatu wilayah yang
luas ke dalam wilayah yang lebih kecil, dan dapat diklasifikasikan
berdasarkan

tujuan

pembentukan wilayah itu sendiri, umumnya

berdasarkan wilayah administrasi. Hal serupa dapat pula ditujukan
untuk wilayah dengan beberapa kesamaan seperti kondisi fisik, ruang
lingkup

pengaruh

ekonomi

dengan

pusat

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

pertumbuhan,

bahkan

V.3

kesamaan budaya dan adat istiadat yang berasal dari leluhur yang
sama.
Demikian pula halnya dengan wilayah di Kabupaten Musi
Rawas, dilihat dari topografi maka pengembangan wilayah akan
dikelompokkan menjadi wilayah pegunungan, pegunungan ke lembah,
lembah ke dataran, dataran ke lahan basah dan rawa gambut.
Dalam rencana tata ruang Kabupaten Musi Rawas terdapat dua
puluh satu Kawasan Strategis yang menjadi fokus pengembangan
wilayah di Kabupaten Musi Rawas, yaitu wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau
lingkungan.

5.2.

Potensi Wilayah
Beragam potensi alam yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas

menjadikan

kabupaten

Pengembangan

Provinsi

ini

termasuk

Sumatera

Selatan

ke

dalam

Bagian

Wilayah

Barat

yang

berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor
perkebunan,

pengembangan sektor energi dan sebagai daerah

penyangga (buffer) Provinsi Sumatera Selatan.

Grafik 5.1. Luas Panen (Ha) dan Produksi (Ton) Padi Sawah dan Padi Ladang
di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
250162
217901

201120122013

47739

33766

39592

144122

30169 36347 33796

12758
12484 : Musi Rawas Dalam Angka 2014
11047Sumber

Padi SawahPadi Ladang

Padi SawahPadi Ladang

Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.4

Berdasarkan Grafik 5.1. dapat dilihat potensi sektor pertanian
subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas padi
sawah dan padi ladang selama tiga tahun terakhir. Perbaikan saluran
irigasi yang dilakukan pada tahun 2012 cukup mempengaruhi total
luas panen dan produksi tanaman padi sawah di Kabupaten Musi
Rawas. Setelah proses perbaikan saluran irigasi selesai, pada tahun
2013

produksi

padi

sawah

meningkat

menjadi

217.901

ton

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 144.122 ton.
Grafik 5.2. Produksi (Ton) Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
292,2

Semangka

368,0
234,6 214,8 215,8

Bayam

515,0

Kangkung
Labu Siam 8,6 1,7 0,4

Terong
Tomat
Cabe Rawit
Cabe Besar

600,9
999,4

542,1
569,1
564,9

Ketimun
Buncis

1191,2

2,4 0,0 0
342,5
256,1
163,7 273,7
296,8
322,9

Kacang Panjang

523,2
519,5

745,4

520,2
551,8
576,2 679,7

849,2

2011
2012
2013

1067,4

Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Pada Grafik 5.2 diatas sebagian besar produksi tanaman sayuran
dan buah-buahan semusim di Kabupaten Musi Rawas pada tahun
2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan produksi terjadi pada komoditas ketimun.Peningkatan total
luas tanam dan total luas panen pada kelompok tanaman hortikultura
di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 yang menyebabkan
produksi meningkat.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.5

Grafik 5.3 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Jenis Komoditas
di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
150,3
156,8
166,1
41,25
Kemiri
76,25
92,56
113,5 113,5 81,5
Kayu Manis
Pinang

37997,7
38376,8
33801,85
6449,1
Kelapa
2503,19
2498,69
4234,45 4236,66 3934 ,2
Kopi

Kelapa Sawit

201120122013

331249,45 331062 ,45 333282,05

Karet

Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Berdasarkan Grafik 5.3 dapat dilihat luas areal tanaman
perkebunan rakyat pada tahun 2013 di Kabupaten Musi Rawas.
Peningkatan luas areal tanaman terjadi pada komoditas karet,
kemiri

dan

pinang.

Sedangkan

untuk

tanaman

kelapa

sawit

mengalami sedikit penurunan luas areal tanaman dari 38.376,8 Ha
pada tahun 2012 menjadi 33.801,85 Ha pada tahun 2013.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.6

Grafik 5.4. Produksi Daging tahun 2013 Menurut Jenis Ternak Di Kabupaten Musi Rawas
899286

867260

646458

192396
23063

87165

5284 5326

6862668626

Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Grafik 5.4. menunjukkan produksi daging menurut jenis ternak
di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013. Pada tahun 2013 dapat
dilihat peningkatan produksi ternak hampir terjadi pada sebagian
besar jenis ternak. Sedangkan kerbau, domba dan babi mengalami
sedikit penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya.
Grafik 5.5. Produksi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap
di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013
50.574
40.671
27.769

201120122013

1.2480

977

859

BudidayaTangkap

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.7

Produksi perikanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2011-2013
dapat dilihat pada Grafik 5.5. Pada tahun 2013 produksi ikan budidaya
mengalami peningkatan, hal ini salah satunya disebabkan saluran
irigasi yang telah diperbaiki tahun sebelumnya. Produksi perikanan
budidaya meningkat dari 27.769 ton di tahun 2012 menjadi 50.574
ton di tahun 2013. Sebaliknya produksi ikan tangkap pada tahun 2013
hanya berproduksi sebanyak 859 ton sedangkan tahun sebelumnya
sebanyak 977 ton

7656,5

Grafik 5.6 Produksi Minyak Mentah berdasarkan Hasil Lifting
di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013

3032,13

2537,5 2581,69 2689,48 2863,49
2428,07

2588,39 2442,11 2405,062.255,26
2153,43

2048,34

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014
Grafik 5.6. menunjukkan produksi minyak mentah Kabupaten
Musi Rawas pada tahun 2013 berdasarkan hasil lifting mengalami
peningkatan

dibandingkan

dengan

produksi

tahun

sebelumnya.

Produksi minyak bumi meningkat dari 2.153,43 ribu barel menjadi
2.255,26 ribu barel di tahun 2013. Sedangkan produksi gas bumi turun
dari 139.864,18 ribu MMBTU menjadi 127.752,86 ribu MMBTU.
Kekuatan dan potensi di atas memiliki momentum yang
tepat untuk dikembangkan lebih lanjut bila melihat peluang yang
tersedia

baik

Pengembangan

di

tingkat

koridor

Kabupaten

ekonomi

maupun

(MP3EI)

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

wilayah

Provinsi

.

Sumatera

V.8

diperkirakan akan meningkatkan investasi baik secara langsung di
sektor-sektor unggulan di mana Kabupaten Musi Rawas memiliki
posisi

yang

kuat

maupun

berupa

percepatan

pembangunan

infrastruktur skala besar. Peluang berikutnya datang dari masih
meningkatnya permintaan global atas komoditi pangan dan energi,
termasuk sumber energi terbarukan (etanol, biodisel). Di sisi lain, tren
peningkatan lapisan kelas menengah provinsi

dengan daya beli tinggi

juga diperkirakan masih berlangsung. Kesemuanya ini menyediakan
peluang

bagi

pengembangan

sektor-sektor

unggulan

wilayah

Kabupaten Musi Rawas.
5.3.

Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan

Wilayah
Dalam

rangka

pengembangan

klaster

industri

unggulan

diperlukan analisis konsentrasi dan sebaran spasial sektor-sektor
unggulan wilayah. Dengan mengkombinasikan metode kuantitatif

Coefficient of Localization dan Location Quotient akan diketahui
pola-pola sebaran sektor-sektor tersebut secara spasial. Sektor-sektor
pertambangan, perikanan budidaya, hortikultura buah-buahan,
perkebunan karet dan industri manufaktur relatif terkonsentrasi di
beberapa daerah saja. Demikian juga dengan sektor angkutan dan
telekomunikasi serta keuangan, di mana Palembang memiliki peran
yang sangat besar.
Tabel 5.7
Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan
SEKTOR
Padi

KONSENTRASI SPASIAL
STL Ulu Terawas (15,81%)
Tugumulyo (17,04%)
Megang
Sakti(34,61%)
(20,81%)
Muara Beliti

Kopi

Selangit (22,36%)
STL Ulu Terawas (13,68 %)

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.9

Sukakarya (95,06%)
Muara Kelingi (3,26%)

Sawit

Muara Lakitan (0,91%)
Jayaloka (19,38%)
Karet

BTS Ulu (13,64%)
Muara Lakitan (14,00%)
Megang Sakti (18,98%)

Sapi

Sumber Harta (11,86%)
Tugumulyo (15,85%)
Muara Beliti (22,91%)

Perikanan

Purwodadi (16,93%)

Budidaya

Tugumulyo (39,84%)
Sumber Harta (8,05%)

Kelapa

Muara Kelingi (25,37%)
BTS
Ulu (43,74%)
Tugumulyo
(18,49%)

Angkutan &
telekomunikasi

Muara Beliti (16,75%)

Muara Kelingi (11,42%)
Catatan: Angka di dalam kurung menggambarkan
peran Kecamatan
dalam pembentukan output
sektoral secara wilayah
5.3.1.
Jika

Produksi Karet
dilihat

dari

volume

produksinya,

sentra

budidaya

perkebunan karet rakyat terkonsentrasi di dua daerah di wilayah, yakni
Kecamatan Jayaloka dan Kecamatan Muara lakitan Kedua daerah
tersebut pada tahun 2013 berproduksi masing-masing sebesar
27.497 ribu ton dan 19.871 ribu ton. Di samping kedua Kecamatan
tersebut, kecamatan BTS Ulu dan Kecamatan STL Ulu Terawas juga
menghasilkan produksi yang lumayan tinggi, masing-masing 19.350
ribu ton dan 15.234. ribu ton. Total produksi keempat daerah tersebut
menyumbang 60 persen lebih produksi karet rakyat Kabupaten Musi
Rawas .

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.10

Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet
tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari
gejolak harga, dan akses pendanaan khususnya untuk mendukung
peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat
produktivitasnya. Di samping itu untuk petani karet skala kecil perlu
dipikirkan pengembangan sumber penghasilan tambahan berupa
aktivitas non-farm di perdesaan.
5.3.2.

Produksi Kopi

Sentra

produksi

kopi

utama

Kabupaten

Musi

Rawas

terkonsentrasi di daerah dataran tinggi. Kecamatan penghasil kopi
terbesar pada tahun 2013 adalah Muara Beliti, Selangit dan STL Ulu
Terawas, masing-masing dengan volume produksi 626 ribu ton, 404 ribu
ton,

dan

247

menyumbang

ribu
70

ton.

persen

Total

produksi

produksi

ketiga

Kabupaten

daerah
Musi

tersebut

Rawas.

Di

samping ketiga sentra utama tersebut, masih terdapat dua daerah
dengan hasil kopi relatif besar yakni Kecamatan Tiang Pumpung
Kepungut produksi 195 ribu ton. Sedangkan produksi daerah-daerah
lain bervariasi di kisaran dua-ribuan ton ke bawah.
Dukungan

yang

diperlukan

bagi

sentra-sentra

produksi

tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, pembinaan pascapanen
(pengolahan, pengemasan, dan standarisasi mutu), akses pemasaran,
dan

akses

pendanaan

untuk

mendukung

pengembangan

dan

peremajaan tanaman tua dengan varitas unggul. Pengembangan industri
pengolahan kopi sangat strategis meningkatkan nilai tambah industri
kopi di tingkat lokal.
5.3.3.

Kelapa Sawit

Sentra produksi kelapa sawit rakyat yang utama terkonsentrasi
di wilayah Kecamatan Suka Karya,Muara Kelingi dan Muara lakitan.
Pada tahun 2012 total produksi di ketiga daerah tersebut menyumbang
99 persen total produksi sawit Kabupaten Musi Rawas, dengan masingRKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.11

masing produksinya berturut-turut adalah 918.925 ribu ton, 31.538
ribu ton, dan 8.820 ribu ton.Di samping ketiga sentra utama tersebut
menyusul dua daerah dengan total produksi cukup signifikan yakni
Kecamatan BTS Ulu (2.496 ribu ton) dan Megang Sakti (1.378 ribu
ton).
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi sawit
adalah

penyuluhan,

pembinaan,

dan

akses

pendanaan

untuk

mendukung peremajaan tanaman tua khususnya kepada petani
perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat indikasi penurunan
tingkat produktivitas kelapa sawit dibandingkan periode 90-an
sampai awal 2000-an. Di samping itu mediasi dan penyelesaian
permasalahan pertanahan juga sangat penting untuk menjamin
keberlangsungan industri sawit dan pemberdayaan masyarakat sekitar
perkebunan.
5.3.4.

Produksi Padi

Sentra produksi Padi tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas
yakni di Kecamatan Megang Sakti sebesar 6.980 Ha Luas lahan Sawah
baik Sawah irigasi dan Sawah Non irigasi, di kecamatan Megang Sakti
sendiri Luas Panen Padi adalah 17.272 dengan produksi padi sebesar
93.269 yang rata- rata produksinya 5,67 Ha. Selain Kecamatan
Megang Sakti Kecamatan Tugumulyo sebesar

2.720 Ha dan

kecamatan sumber harta 2.016 Ha Luas lahan Sawah irigasi dan
Sawah Non irigasi.
Dukungan Yang perlu di lakukan untuk mengembangkan
produksi padi yaitu dengan membentuk kelompok tani, Pengadaan
alat seperti traktor tangan, mesin padi, Hand supriyed, perontok padi,
membuka saluran irigasi.
5.3.5. Peternakan Sapi dan Kerbau

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.12

Sentra peternakan sapi dan kerbau tersebar di wilayah Kabupaten
Musi Rawas yakni Kecamatan Megang Sakti dengan populasi sapi
mencapai 4,824 ribu ekor dan kerbau 74 ribu ekor. Di samping
daerah utama tersebut menyusul empat kabupaten dengan
populasi sapi pada kisaran 30-40 ribu ekor, yakni Sumber
Harta, Tugumulyo,. Total populasi sapi di ketiga kecamatan
tersebut menyumbang 70 persen lebih populasi ternak sapi an
kerbau di Kabupaten Musi Rawas.
Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra peternakan sapi
adalah

penyuluhan

dan

pembinaan

khususnya

terkait

dengan

kesehatan dan reproduksi sapi, akses pemasaran, pengawasan
infrastruktur rumah potong hewan dan pendingin untuk sapi potong,
dan pengembangan/pembinaan koperasi susu untuk sapi perah.
5.4. Konektivitas Antar Kecamatan di Kabupaten Musi
Rawas.
Selama Secara regional, Kabupaten Musi Rawas mempunyai
kedudukan strategis dalam pergerakan eksternal dengan propinsipropinsi lain di Pulau Sumatera karena dilalui jalan negara yang
menuju ke Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera
Barat. Kabupaten Musi Rawas mempunyai 2 (dua) ruas jalan utama
yang sekaligus merupakan bagian dari Jalan Lintas Sumatera yang
merupakan urat nadi perekonomian provinsi-provinsi di Sumatera serta
penghubung antara Pulau Sumatera dan Jawa, yaitu:
a. Jalan Nasional Lintas Tengah Sumatera yang membentang mulai dari
batas Provinsi Lampung - Martapura - Baturaja - Simpang Sugiwaras
- Muara Enim - Lahat - Tebing Tinggi - Muara Beliti - Lubuklinggau Terawas - Batas Provinsi Jambi sepanjang 472,35.km dan melewati 6
(enam) kabupaten/kota dan pada umumnya terletak pada daerah
dataran tinggi pengunungan.
b. Jalan Nasional Penghubung Antar Lintas yang terdiri dari 2 (dua) ruas
jalan yaitu ruas Muara Beliti – Lubuklinggau – Rejang Lebong -

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.13

Kepahiang - Bengkulu melewati 3 (tiga) kabupaten/kota yang secara
umum pada daerah dataran tinggi, dan ruas Muara Beliti - Sekayu Betung - Palembang dan melewati 2 (dua) kabupaten. Secara umum
ruas ini terletak pada daerah dataran rendah dan juga berada di
pinggiran Sungai Musi.
5.5. Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten
Musi Rawas
Kecamatan Tugumulyo
Pengembangan Kecamatan Tugumulyo diarahkan sebagai sektor
pertanian dan holtikultura khususnya tanaman padi,cabe, tomat,
ketimun, kacang panjang. Dan dilihat dari sektor ternak (seperti
kerbau,

sapi,

kambing,

dan

juga

jumlah

ternak

unggas)

dan

perikanan budidaya (seperti ikan nila, ikan mas, ikan gurame, ikan lele,
ikan belut, dan ikan hias) . Dari sisi sektoral, sumber pertumbuhan
wilayah

adalah

pertanian

tanamaan

pangan,

peternakan

dan

perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan
Tugumulyo diarahkan pada:


Peningkatan produktivitas pertanian



Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi



Peningkatan benih berlabel/bersertifikasi



Peningkatan akses permodalan khususnya bagi petani skala kecil



Pengadaan bibit unggul, inseminasi buatan



Peningkatan keterampilan dan penguasaan teknologi tepat
guna



Peningkatan pembenihan dan pembesaran ikan nila, ikan mas,
ikan gurame, ikan lele, ikan belut dan ikan hias



Pemasaran benih ikan dan ikan kosumsi

Kecamatan Purwodadi

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.14

Pengembangan Kecamatan Purwodadi diarahkan sebagai sentra
produksi pangan khususnya padi, palawija, hortikultura, ternak, dan
perikanan budidaya. Dari sisi sektoral, sumber utama pertumbuhan
daerah adalah pertanian, perdagangan, dan perkebunan. Oleh karena
itu, prioritas pembangunan di Kabupaten Purwodadi perlu diarahkan
pada:
 Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan
jaringan irigasi dan penyuluhan.
 Peningkatan efisiensi distribusi input produksi : sarana pertanian,
bibit unggul, pupuk, pakan ternak.
 Pemantapan prasarana dengan fokus jalan produksi dan
pasar produk pertanian.
 Peningkatan dukungan akses permodalan, yang bias dilakukan
melalui

subsidi

kredit

dan

didukung

penjaminan

produksi

pertanian.
 Pemberdayaan koperasi petani.
Kecamatan Muara Lakitan
Pengembangan Kecamatan Muara Lakitan diarahkan untuk
memantapkan perannya sebagai salah satu sentra pertambangan
khususnya batubara yang terdapat di sungai semangus dan
sungai

pinang,

kandis

Kecamatan

Muara

Lakitan.

Namun

demikian untuk perspektif jangka panjang, pengembangan daerah
ini juga diarahkan pada sektor-sektor unggulan dengan basis utama
perkebunan, khususnya komoditi karet dan kelapa sawit. Sektor
pertambangan

dan

perkebunan

merupakan

sumber

utama

pertumbuhan daerah. Oleh karena itu, prioritas pembangunan
diarahkan pada:
 -Pemantapan dan pemeliharaan infastruktur jalan
 -Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus: penyuluhan,
pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.15

 Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani


Peningkatan dukungan pemberdayaan koperasi
petani.

 Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses pendidikan
menengah dan kesehatn

Kecamatan Sumber Harta
Pengembangan Kecamatan Sumber Harta diarahkan sebagai
sentra produksi Perkebunan khususnya Karet, Kayu Manis, dan
Pinang. Sedangkan
Sektor

Perikanan

Sektor
dan

Pariwisata khususnya Danau Aur.

Perkebunan

berperan

penting

bagi

perekonomian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan.
Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:


Peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan melalui
penyuluhan,

pemanfaatan bibit/benih unggul, serta didukung

jaminan kelancaran distribusi pupuk, pakan ternak dan alsintan.


Peningkatan dukungan akses kredit modal



Peningkatan infrastruktur jalan



Dukungan pemberdayaan koperasi petani



Pengembangan agrowisata



Pemasaran benih ikan dan ikan kosumsi



Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan
jaringan irigasi dan penyuluhan.



Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses kesehatan.



Peningkatan daya dukung lingkungan

Kecamatan BTS Ulu
Pengembangan Kecamatan BTS Ulu diarahkan sebagai sentra
produksi Peternakan dan Perkebunan, khususnya komoditi karet, Kopi,
Kelapa, Sapi Potong, dan Ayam petelur . Sektor Peternakan dan Sektor

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.16

Perkebunan merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:


Peningkatan

produktivitas

melalui

kegiatan

penyuluhan,

pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan,
serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet


Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku
usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian
subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah



Peningkatan infrastruktur jalan



Pemberdayaan koperasi petani.



Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan
menengah dan kesehatan.



Peningkatan daya dukung lingkungan.

Kecamatan Muara Kelingi
Pengembangan
memantapkan

Kecamatan

perannya

Muara

sebagai

Kelingi

salah

diarahkan

satu

sentra

untuk
utama

Perkebunan, dan pertanian, khususnya Karet, Sawit, tanaman padi,
tanaman palawija (seperti jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dan
kacang tanah) dan Tanaman sayuran (seperti tomat, cabe, kacang
panjang, terung, ketimun, buncis, kangkung, bayam). Dan buahbuahan seperti Durian , Duku, dan semangka. Oleh karena itu
prioritas pembangunan diarahkan pada:
 Peningkatan

produktivitas

melalui

kegiatan

penyuluhan,

pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan,
serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.17

 Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan
pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui
pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah
 Peningkatan efisiensi distribusi input produksi : sarana pertanian,
bibit unggul dan pupuk, Dukungan pemberdayaan koperasi petani
Kecamatan Muara Beliti
Pengembangan Kecamatan Muara Beliti diarahkan sebagai
sentral produksi sektor perkebunan seperti karet dan sawit. Sektor
perkebunan berperan penting bagi perekonommian daerah dan
merupakan sumber utama pertumbuhan. Sedangkan untuk lahan
perairan sebagai besar di manfaatkan untuk sawah. Dan dilihat dari
sektor tenak sapi, kerbau, kambing, domba, dan ayam ras. . Oleh
karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:


Pengendalian kompetisi lahan untuk pertambangan, pertanian,
dan perkebunan - Pemantapan dan pemeliharaan jaringan jalan



Peningkatan dan pemeliharaan jaringan irigasi



Peningkatan produktivitas pertanian khususnya melalui dukungan
penyuluhan, pemanfaatan bibit/benih unggul, jaminan distribusi
pupuk dan alsintan



Peningkatan jalur logistik dan pemasaran



Peningkatan akses permodalan bagi petani, peternak,, dan petani
perkebunan rakyat.

Kecamatan Tuah Negeri
Pengembangan

Kecamatan

Tuah

Negeri

diarahkan

untuk

memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama sector
perkebunan (seperti karet). Oleh karena itu prioritas pembangunan
diarahkan pada:


Peningkatan

produktivitas

melalui

kegiatan

penyuluhan,

pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan,
serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.18



Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku
usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian
subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah



Peningkatan infrastruktur jalan



Dukungan pemberdayaan koperasi petani

Kecamatan STL Ulu Terawas
Pengembangan Kecamatan STL Ulu diarahkan untuk memacu
pertumbuhannya dan mengejar ketertinggalannya dari daerah lain.
Percepatan pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki
keunggulan komparatif, yakni tanaman pangan padi, palawija, sayursayuran, buah-buahan, dan peternakan sapi potong, ayam pedaging,
ayam petelur, ayam buras, domba, kambing,dan itik/entok. Kecamatan
ini juga bertopang pada subsektor tanaman perkebunan karet dan
kelapa sawit. Komoditas karet menjadi sumber penghassilan utsms
penduduk di desa/kelurahan di kecamatan ini. Dan juga kecamatan ini
terdapat kawasan wisatan yakni bukit cogong. Oleh karena itu,
prioritas pembangunan diarahkan pada:


Peningkatan
penyuluhan,

produktivitas
pemanfaatan

pertanian
bibit/

benih

melalui
unggul,

peningkatan
peningkatan

distribusi pupuk dan alsintan




Peningkatan dan pemeliharaan jaringan jalan
Peningkatan akses permodalan bagi petani
Peningkatan akses pemasaran



Peningkatan daya dukung lingkungan



Peningkatan akses pendidikan menengah

Kecamatan Sukakarya
Keadaan alam kecamatan Suka Karya yang memiliki jenis tanah
podsolik sangat baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan
tanaman karet. Keunggulan inilah yang kemudian diamanfaatkan

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.19

penduduk guna bercocok tanam tanaman pertanian pangan maupun
tanaman perkebunan karet. Pengelolaan perkebunan karet yang
menjadi salah satu masyarakat masih menjadi produk unggulan di
sub sektor perkebunan. Oleh karena itu prioritas pembangunan
diarahkan pada:


Peningkatan

produktivitas

melalui

kegiatan

penyuluhan,

pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan,
serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet


Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku
usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian
subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah



Peningkatan infrastruktur jalan



Dukungan pemberdayaan koperasi petani

Kecamatan Selangit
Pengembangan Kecamatan Selangt diarahkan sebagai sentra
produksi perkebunan utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah
sektor perkebunan (seperti perkebunan karet dan kopi). Percepatan
pertumbuhan perkebunan sangat penting mengingat besarnya pangsa
dalam struktur perekonomian daerah. Oleh karena itu prioritas
pembangunan diarahkan pada:


Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi



Peningkatan produktivitas usaha pertanian melalui penyuluhan,
pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk
dan alsintan



Peningkatan dukungan akses permodalan melalui subsidi kredit
pertanian dan sertifikasi tanah



Peningkatan infrastruktur jalan produksi



Pemberdayaan koperasi pertanian



Peningkatan daya dukung lingkungan



Peningkatan akses pendidikan menengah dan kesehatan

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.20

Kecamatan Megang Sakti
Pengembangan Kecamatan Megang Sakti diarahkan sebagai
tanaman pangan sub sektor tanaman pangan meliputi tanaman padi
dan palawija (seperti jagung, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Dari sektor perkebunan yang menjadi
unggulan di kecamatan megang sakti adalah kelapa sawit dan karet.
Sedangkan sektor peternakan Kecamatan Megang Sakti mempunyai
jenis ternak berbagi 3 yaitu ternak besar ( seperti sapi potong, sapi
perah, dan kerbau), ternak kecil (seperti kambing, domba, dan babi),
sedangkan jenis ternak unggas (seperti ayam ras pedaging, ayam ras
petelur, ayam kampung, itik). Oleh karena itu prioritas pembangunan
diarahkan pada:


Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi



Peningkatan dukungan akses permodalan



Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada
peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan
jaminan distribusi pupuk dan alsintan



Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi



Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak

Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut
Pengembangan Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut diarahkan
untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama
sector

perkebunan

(seperti

karet).

Oleh

karena

itu

prioritas

pembangunan diarahkan pada:


Peningkatan

produktivitas

melalui

kegiatan

penyuluhan,

pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan,

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.21

serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet


Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan
pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui
pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah



Peningkatan infrastruktur jalan



Dukungan pemberdayaan koperasi petani

Kecamatan Jayaloka
Pengembangan Kecamatan Jayaloka diarahkan untuk sektor
pertanian terutaman subsektor tanaman perkebunan komoditas karet
menjadi

sumber

penghasilan

utama

penduduk

di

setiap

desa/kelurahan di kecamatan ini. Tanaman sayuran yang diusahakan
di kecamatan jayaloka berupa cabe, kacang panjang, terung, buncis,
kangkung, dan bayam, sedangkan tanaman palawija yang diusahakan
berupa jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu, dan ubi alar. Oleh
karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada:


Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi



Peningkatan dukungan akses permodalan



Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada
peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan
jaminan distribusi pupuk dan alsintan



Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi



Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

V.22