f.. bab III - VI 21 APRIL

(1)

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUPOKSI

3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau.

A. Analisis Lingkungan Strategis

Analisis lingkungan baik internal maupun eksternal merupakan hal penting dalam menetapkan faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors) suatu organisasi. Dengan mengetahui kondisi internal dan eksternal akan tergambar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi organisasi . Analisis ini diperlukan untuk meningkatkan kapabilitas organisasi dalam merespon setiap perkembangan dan dinamika lingkungan. Metode yang diterapkan dalam melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal yaitu dengan menerapkan Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Implementasi metode ini akan membantu organisasi untuk memperkuat keunggulannya dengan menangkap peluang yang ada atau menekan kelemahannya melalui penyelesaian terhadap tantangan yang dihadapi. Hal yang paling buruk akan terjadi, apabila organisasi mengembangkan kelemahannya karena ketidakmampuannya untuk mengantisipasi dan mengatasi ancaman yang terjadi. Identifikasi yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan :

a) Adanya Komitmen Pimpinan yang tinggi;

b) Tersedianya Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi dan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Organisasi Pelaksanan Teknis pada Dinas dan Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau


(2)

c) Adanya Regulasi Pendukung bidang komunikasi dan informatika

d) Tersedianya Sarana dan Prasarana : Server Data, Jaringan M-PLIK melalui VSAT dan modem GPRS, Infrastruktur jaringan Pemerintah Provinsi Riau (Jaringan Fiber Optik / kabel bawah tanah, Jaringan wireless, dan Jaringan PNS Box), layanan internet 40 Mbps, akses komunikasi telpon bebas biaya (IP-Phone)., Peralatan dan ruangan Multimedia, Media Center, Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) bantuan dari Kementerian Kominfo RI, Newsroom Pemerintah Provinsi Riau, mobil unit untuk diseminasi informasi, Digital signage (anjungan informasi)

e) Adanya Komisi Informasi merupakan lembaga mandiri di luar pemerintah yang berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik

f) Tersedianya aparatur pengelola multimedia, TIK, analis data, jurnalistik dan PPNS bidang Komunikasi dan Informatika

g) Terersedianya Sumber Data yang otentik dan valid pada SKPD Provinsi dan SKPD Kab/Kota;

h) Tersedianya website www.riau.go.id (portal),

http://mediacenter.riau.go.id, http://diskominfo.riau.go.id, dan http://.komisiinformasi.riau.go.id

i) Tersedianya aplikasi e-Mail Pemerintah Provinsi Riau, aplikasi perkantoran (e-office), aplikasi drive.riau.go.id (aplikasi penyimpanan data-data), SDDKD/SDDKN (Sistem Database Dukungan Kebijakan Daerah/Nasional)

j) Adanya Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Dinas Kominfo Provinsi Riau ;

k) Adanya Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai media komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dalam penyebarluasan informasi publik

l) Adanya kewenangan penerbitan penyelenggaraan jasa titipan kantor cabang, pengawasan pelayanan jasa telekomunikasi


(3)

terhadap izin telekomunuikasi khusus yang diterbitkan, pengawasan terhadap penerapan standar teknis dan standar pelayanan alat/perangkat Pos dan Telekomunikasi;

2. Kelemahan

a) Belum adanya Standar Operasional Prosedure (SOP) pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi ;

b) Belum adanya Regulasi Daerah tentang :

 Pengelolaan Data

 SLIP (Standar Layanan Informasi Publik);

 TI (Teknologi Informasi);

 Pos dan Telekomunikasi

c) Kurang optimalnya layanan informasi publik (personal, sarana dan konten)

d) Kurang maksimalnya keamanan jaringan (network security), pemanfaatan aplikasi yang telah dibangun, Akses jaringan internet hingga ke perdesaan dan ketersediaan Standar Teknis Penerapan Aplikasi di setiap SKPD;

e) Kurang maksimalnya ketersediaan data umum, data pembangunan dan data spasial.

f) Rendahnya Kesadaran Badan Publik dalam pembentukan PPID ;

g) Rendahnya pengetahuan publik tentang Keberadaan Komisi Informasi

h) Rendahnya pengawasan bidang pos, telekomunikasi dan informatika

i) Kurangnya jumlah aparatur bidang komunikasi dan informatika

3. Peluang


(4)

b) Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat (khususnya Kementerian Dalam Negeri RI, Kemkominfo RI dan Kemensesneg RI)

c) Adanya partisipasi dan Kemitraan Komunikasi Sosial antar Provinsi, Kab/Kota, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan masyarakat

d) Tingginya harapan masyarakat terhadap penyelenggaraan jasa Pos dan Telekomunikasi

e) Media massa yang sangat berkembang baik milik pemerintah maupun swasta;

f) Peran strategis KI (Komisi Informasi) dalam mengawal reformasi birokrasi agar pelayanan publik menjadi lebih baik; g) Edukasi INSAN (Internet Sehat dan Aman) yang CAKAP

(Cerdas, Kreatif dan Produktif);

h) Akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan Negara

4. Ancaman dan Tantangan

a) Persaingan global

b) SKPD yang menangani komunikasi dan informatika di tingkat Kabupaten/Kota tidak mempunyai nomenklatur yang sama. c) Belum optimalnya penyelenggaraan e-government;

d) Adanya kesenjangan digital (tidak meratanya) sarana komunikasi dan informatika di daerah perdesaan dan perbatasan

e) Kurangnya Komitmen Pimpinan SKPD Prov. Riau, SKPD Kab/Kota terhadap Integrasi Data/Pertukaran Data serta Keterisian Data;

f) Content digital yang kurang mendidik, sesat dan/atau merusak moral & tatanan sosial masyarakat


(5)

g) Rendahnya pengetahuan masyarakat akan hak dan kewajiban tentang penyiaran dan keterbukaan informasi;

h) Tingginya sengketa informasi publik yang terjadi.

i) Ketidaksiapan badan publik dalam menghadapi permintaan informasi;

j) Terjadinya perubahan regulasi tentang perangkat lunak dan perangkat keras terhadap platform produk TI.

k) Masih banyaknya penyelenggara Pos dan Telekomunikasi serta pengguna alat/perangkat Pos dan Telekomunikasi yang tidak memiliki izin.


(6)

Tabel 3.1. ANALISIS SWOT DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PROVINSI RIAU

KONDISI INTERNAL

KEKUATAN

1. Adanya Komitmen Pimpinan yang tinggi; 2. Tersedianya Peraturan Daerah Provinsi Riau

Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi dan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Organisasi Pelaksanan Teknis pada Dinas dan Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

3. Adanya Regulasi Pendukung :

 Undang -undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi,

 Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers

 Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran

 Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik .

 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

 Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

 Undang -undang Nomor 38 tahun 2009 tentang Pos.

 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.

KELEMAHAN

1. Belum adanya Standar Operasional Prosedure (SOP) pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi ; 2. Belum adanya Regulasi Daerah tentang :

 Pengelolaan Data

 SLIP (Standar Layanan Informasi Publik);

 TI (Teknologi Informasi);

 Pos dan Telekomunikasi

3. Kurang optimalnya layanan informasi publik (personal, sarana dan konten

4. Kurang maksimalnya keamanan jaringan (network security), pemanfaatan aplikasi yang telah dibangun, Akses jaringan internet hingga ke perdesaan dan ketersediaan Standar Teknis Penerapan Aplikasi di setiap SKPD;

5. Kurang maksimalnya ketersediaan data umum, data pembangunan dan data spasial.

6. Rendahnya Kesadaran Badan Publik dalam pembentukan PPID ;

7. Rendahnya pengetahuan publik tentang Keberadaan Komisi Informasi

8. Rendahnya pengawasan bidang pos, telekomunikasi dan informatika

9. Kurangnya jumlah aparatur bidang komunikasi dan informatika


(7)

KONDISI EKSTERNAL

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

 Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang – undang nomor 38 tahun 2009 tentang Pos;

 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 28 tahun 2006 tentang Domain go.id

 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 23 tahun 2009 tentang Pelaksanaan urusan pemerintah sub bidang Pos dan Telekomunikasi

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah

 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun

2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi

4. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pendukung :

 Server Data, Jaringan M-PLIK melalui VSAT dan modem GPRS

 Infrastruktur jaringan Pemerintah Provinsi Riau (Jaringan Fiber Optik /kabel bawah


(8)

tanah, Jaringan wireless, dan Jaringan PNS Box)

 layanan internet 40 Mbps

 akses komunikasi telpon bebas biaya (IP-Phone).

 Peralatan Multimedia

 Ruangan multimedia

 Media Center

 Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) bantuan dari Kementerian Kominfo RI

 Newsroom Pemerintah Provinsi Riau

 mobil unit untuk diseminasi informasi

 Digital signage (anjungan informasi)

5. Adanya Komisi Informasi merupakan lembaga mandiri di luar pemerintah yang berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik (KIP) 6. Tersedianya aparatur pengelola multimedia,

TIK, analis data, jurnalistik dan PPNS bidang Komunikasi dan Informatika

7. Tersedianya Sumber Data yang otentik dan valid pada SKPD Provinsi dan SKPD Kab/Kota; 8. Tersedianya website www.riau.go.id (portal),

http://mediacenter.riau.go.id, dan http://diskominfo.riau.go.id,

http://.komisiinformasi.riau.go.id

9. Tersedianya aplikasi e-Mail Pemerintah Provinsi Riau, aplikasi perkantoran (e-office), aplikasi drive.riau.go.id (aplikasi penyimpanan data-data), SDDKD/SDDKN (Sistem Database Dukungan Kebijakan Daerah/Nasional)

10. Adanya Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Dinas Kominfo Provinsi Riau


(9)

;

11. Adanya Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai media komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dalam penyebarluasan informasi publik

12. Adanya kewenangan :

 penerbitan penyelenggaraan jasa titipan kantor cabang

 pengawasan pelayanan jasa telekomunikasi terhadap izin telekomunuikasi khusus yang diterbitkan

 pengawasan terhadap penerapan standar teknis dan standar pelayanan alat/perangkat Pos dan Telekomunikasi;

PELUANG

1. Kemajuan teknologi informasi;

2. Keinginan masyarakat memperoleh data dan informasi;

3. Adanya dukungan dari

Pemerintah Pusat

(khususnya Kementerian

Dalam Negeri RI,

Kemkominfo RI dan

Kemensesneg RI)

4. Adanya partisipasi dan Kemitraan Komunikasi Sosial antar Provinsi, Kab/Kota,

STRATEGI MEMAKAI KEKUATAN UNTUK MEMANFAATKAN PELUANG:

1. Meningkatkan pelayanan pemerintah,

masyarakat dan duniausaha melalui TI; (2 -7) 2. Pemanfaatan Infrastruktur jaringan dalam

meningkatkan kuantitas pelayanan informasi (2 – 4)

3. Pemanfaatan sarana dan prasarana untuk penyebarluasan data informasi kepada masyarakat. (2,3 – 4)

4. Melibatkan peran swasta dan lembaga perguruan tinggi untuk mendukung layanan berbasis TI melalui kemitraan yang strategis; (4

5. Pemanfaatan sarana dan prasarana untuk edukasi INSAN (Internet Sehat dan Aman)

STRATEGI MENANGGULANGI KELEMAHAN UNTUK MEMANFAATKAN PELUANG:

1. Memanfaatkan teknologi informasi untuk menyederhanakan prosedur birokrasi serta transparansi untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitas layanan publik. (1 – 3)

2. Pembangunan dan Penguatan

Infrastruktur jaringan dan Portal Informasi guna penyeimbang dalam kemajuan teknologi (1 -4)

3. Pengembangan Data Center yang terintgrasi dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh SKPD; (1 – 4)

4. Mendorong pembentukan PPID pada masing-masing Badan Publik untuk


(10)

Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan masyarakat

5. Tingginya harapan

masyarakat terhadap

penyelenggaraan jasa Pos dan Telekomunikasi

6. Media massa yang sangat berkembang baik milik pemerintah maupun swasta; 7. Peran strategis KI (Komisi Informasi) dalam mengawal reformasi birokrasi agar pelayanan publik menjadi lebih baik;

8. Edukasi INSAN (Internet Sehat dan Aman) yang CAKAP (Cerdas, Kreatif dan Produktif);

9. Akuntabilitas dan

transparansi dalam

penyelenggaraan Negara

yang CAKAP (Cerdas, Kreatif dan Produktif)

bagi masyarakat (8 – 4) memberikan pelayanan informasi publik yang baik; (2 – 6) 5.Membangun kemitraan dengan Pusat maupun Kab/Kota dalam penerapan Sosialisasi peraturan perundang – undangan kepada masyarakat tentang komunikasi dan informatika (4-3)

6.Melibatkan peran swasta / dunia usaha, berpartisipasi meningkatkan ketersediaan infrastruktur TI hingga pedesaan (4 – 4)

7. Meningkatkan peran pemerintah, lembaga pendidikan dan dunia usaha dalam penciptaan SDM yang berkualitas; (4 – 9) 8. Meningkatkan peran dan kontribusi media

cetak dan media siaran baik milik pemerintah maupun swasta untuk

membantu desiminasi informasi

pembangunan yang telah dilakukan pemerintah daerah. (6 -3)

9. Memanfaatkan media informasi elektronik, non elektronik, dalam dan luar ruangan secara efektif dalam menyampaikan informasi publik; (6 -3)

10. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang INSAN dan CAKAP (8 -3)

11. Pengembangan Data Center yang terintgrasi dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh SKPD; (10,4)


(11)

ANCAMAN/TANTANGAN

1. Persaingan global

2. SKPD yang menangani komunikasi dan informatika di tingkat Kabupaten/Kota tidak mempunyai nomenklatur yang sama.

3. Belum optimalnya

penyelenggaraan e-government;

4. Adanya kesenjangan digital (tidak meratanya) sarana komunikasi dan informatika di daerah perdesaan dan perbatasan

5. Kurangnya Komitmen Pimpinan SKPD Prov. Riau, SKPD Kab/Kota terhadap Integrasi Data/Pertukaran Data serta Keterisian Data;

6. Content digital yang kurang mendidik, sesat dan/atau merusak moral & tatanan sosial masyarakat

7. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan hak dan kewajiban tentang penyiaran dan keterbukaan informasi;

STRATEGI MEMAKAI KEKUATAN UNTUK MENGATASI ANCAMAN/TANTANGAN

1. Melakukan edukasi kepada aparatur dan masyarakat tentang komunikasi dan informatika (1 – 6,11)

2. Memanfaatkan sistem informasi untuk pimpinan/eksekutif dalam pengambilan keputusan/kebijakan. (3 – 2,9)

3. Melakukan koordinasi dengan komisi

penyiaran untuk melakukan strategi dalam mengatasi siaran negara luar yang masuk di daerah perbatasan (4, 2)

4. Melakukan Koordinasi dengan SKPD terkait se- Provinsi Riau; (5 – 7)

5. Melakukan Pengawasan dan pengendalian melaui Provider,warnet,instansi terkait terhadap content situs-situs yang tidak mendidik, Sesat dan/ atau merusak moral & tatanan sosial masyarakat (6 – 6)

6. Meningkatkan pemahaman tentang

manfaat regulasi UU Penyiaran dan UU KIP ; (7 – 2)

7. Mendorong peran dan fungsi komisi

informasi provinsi riau untuk menyelesaikan sengketa informasi.(8 – 5)

8. Melakukan Identifikasi Badan Publik yang rawan atau mempunyai potensi untuk menjadi sasaran permintaan informasi publik; (9 – 5)

9. Melakukan pengawasan yang bersinambungan

STRATEGI MEMPERKECIL KELEMAHAN DAN MENGATASI ANCAMAN/TANTANGAN:

1. Mengedukasi masyarakat agar dapat memanfaatkan TI semaksimal mungkin dalam rangka menghadapi pasar global (1 – 3)

2. Peningkatan keamanan teknologi informasi yang modern, manageable, dan handal; (1 – 4)

3. Menyusun kebijakan/aturan dan standarisasi tata kelola pengembangan bidang

komunikasi dan informatika Provinsi Riau (3 – 1,2)

4. Menyusun SOP Komunikasi dan Informatika ( 3 – 1)

5. Pembangunan Infrastruktur hingga ke pedesaan (4 -4

6. Membangun kemitraan dengan Badan Publik terutama yang mempunyai potensi besar untuk disengketakan dan dengan pemohon informasi yang aktif melakukan permintaan informasi kepada Badan Publik; (9 – 3)

7. Melakukan sosialisasi, dialog interatif, Focus Group Dicussion (FGD), bimtek dsbnya dalam mencerdas-kan dan memberikan

pemahaman pada masyarakat dan aparat tentang komunikasi dan informatika

8. Memberikan pelayanan informasi publik dengan membuat Desk Informasi (Meja


(12)

8. Tingginya sengketa informasi publik yang terjadi.

9. Ketidaksiapan badan publik

dalam menghadapi

permintaan informasi; 10. Terjadinya perubahan

regulasi tentang perangkat lunak dan perangkat keras terhadap platform produk TI. 11. Masih banyaknya

penyelenggara Pos dan Telekomunikasi serta

penguna alat/perangkat Pos dan Telekomunikasi yang tidak memiliki izin.

12. Keterbatasan anggaran

terhadap perusahaan yang belum memiliki izin maupun yang telah memiliki izin penyelenggara Pos dan Telekomunikasi. (11 – 1)

10. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam pembahasan anggaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan teknologi yang digunakan (12 – 1)

Informasi) serta membangun dan

mengembangkan sistim layanan informasi publik secara online;

9. Memberikan pemahaman terhadap badan publik tentang pentingnya keterbukaan informasi secara berkesinambungan (9 – 7) 10. Sosialisasi UU KIP kepada masyarakat

selaku pemohon informasi dan pengguna informasi; (8 – 7)


(13)

Tabel 3.2. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Riau.

Aspek Kajian

Capaian/ Kondisi Saat Ini

Standar Yang Digunakan

Faktor Yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Eksternal

(Di Luar Kewenangan SKPD)

1 2 3 4 5 6

Pelayanan Dinas Kominfo Provinsi Riau Bidang Tik Dalam Pelayanan Publik Masih Lemahnya Kebijakan, Infrastruktur, Aplikasi Dan Perencanaan Bidang Tik Nilai E-Government Provinsi Riau

1. Komitmen Pimpinan yang tinggi terhadap pembangunan

Komunikasi dan informatika;

2. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas dan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Unit Pelaksana Teknis (UPT)

3. Regulasi Pendukung bidang komunikasi dan informatika 4. Tersedianya Sarana

dan Prasarana Pendukung :

5. Server Data, Jaringan M-PLIK melalui VSAT dan modem GPRS

1.Kemajuan

teknologi informasi

2.Dukungan Pusat (khususnya Kementerian Dalam Negeri RI, Kemkominfo RI dan Kemensesneg RI)

3.Keinginan masyarakat memperoleh data dan informasi;

4.Akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan Negara

5.Persaingan global

1. Masih rendahnya infrastruktur

bidang komunikasi dan informatika hingga ke perdesaan

2. Masih terbatasnya aparatur yang handal dan profesional

3. Belum tersedianya regulasi bidang TI 4. Belum adanya

dokumen perencanaan pembangunan TIK Provinsi Riau 5. Lemahnya koordinasi dengan instansi terkait dalam pengembangan telekomunikasi


(14)

1 2 3 4 5 6

 Infrastruktur jaringan Pemerintah Provinsi Riau (Jaringan Fiber Optik /kabel bawah tanah, Jaringan wireless, dan Jaringan PNS Box)

 layanan internet 40 Mbps

 akses komunikasi telpon bebas biaya (IP-Phone). 6. Tersedianya aparatur

pengelola multimedia dan TIK

7. Tersedianya aplikasi e-Mail Pemerintah Provinsi Riau, aplikasi perkantoran (e-office), aplikasi drive.riau.go.id (aplikasi penyimpanan data-data), SDDKD/SDDKN (Sistem Database Dukungan Kebijakan Daerah/Nasional 6. Kurang maksimalnya

keamanan jaringan (network security), pemanfaatan

aplikasi yang telah dibangun, dan ketersediaan

Standar Teknis Penerapan Aplikasi di setiap SKPD;

7. SKPD yang

menangani

komunikasi dan informatika di tingkat

Kabupaten/Kota tidak mempunyai nomenklatur yang sama.

8. Belum optimalnya penyelenggaraan e-government

9. Adanya kesenjangan digital (tidak meratanya) sarana


(15)

komunikasi dan informatika di daerah perdesaan dan perbatasan. 10. Keterbatasan

anggaran

1 2 3 4 5 6

Pelayanan Dinas Kominfo Provinsi Riau Dalam Memberikan Akses Informasi Publik Kepada Masyarakat Masih Lemahnya Kelengkapan Regulasi, Sarana Prasarana Dan Proses Pelayanan Informasi Publik Nilai Keterbukaan Informasi Provinsi Riau

1. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pendukung :

 Peralatan Multimedia  Ruangan multimedia

 Media Center

 Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK)

 Newsroom Pemerintah Provinsi Riau

 mobil unit untuk

diseminasi informasi

 Digital signage (anjungan informasi) 2. Adanya Komisi Informasi

merupakan lembaga mandiri di luar pemerintah

yang berwenang

menyelesaikan sengketa

1. Keinginan masyarakat memperoleh informasi; 2. Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat (khususnya Kementerian Dalam Negeri RI, Kemkominfo RI dan Kemensesneg RI) 3. Adanya partisipasi dan Kemitraan Komunikasi Sosial antar Provinsi, Kab/Kota, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan masyarakat 1. Kurangnya

Komitmen Pimpinan SKPD Prov. Riau, SKPD Kab/Kota terhadap Integrasi Data/Pertukaran

Data serta

Keterisian Data; 2.Content digital yang

kurang mendidik, sesat dan/atau merusak moral & tatanan sosial masyarakat

3. Rendahnya pengetahuan

masyarakat akan hak dan kewajiban tentang penyiaran dan keterbukaan informasi;


(16)

informasi publik

3. Tersedianya aparatur analis data, jurnalistik dan PPNS bidang Komunikasi dan Informatika

4. Persaingan global

5. Tersedianya Sumber Data yang otentik dan valid pada SKPD Provinsi dan SKPD Kab/Kota; 4. Tingginya harapan masyarakat terhadap penyelenggaraan jasa Pos dan Telekomunikasi 5. Media massa

yang sangat berkembang baik milik pemerintah maupun swasta; 6. Peran strategis

KI (Komisi Informasi) dalam mengawal reformasi birokrasi agar pelayanan publik menjadi lebih baik;

4. Tingginya sengketa informasi publik yang terjadi.

5. Ketidaksiapan

badan publik dalam menghadapi

permintaan informasi; 6. Terjadinya

perubahan regulasi tentang perangkat lunak dan perangkat keras terhadap platform produk TI.

1 2 3 4 5 6

6. Tersedianya website www.riau.go.id (portal), www.mediacenter.riau.go.i d, dan

www.diskominfo.riau.go.id,

http:// komisiinformasi.riau .go.id

7. Adanya Pejabat Pengelola

Informasi dan

Dokumentasi (PPID) Dinas

7. Edukasi INSAN (Internet Sehat dan Aman) yang CAKAP (Cerdas, Kreatif dan Produktif); (MC) 8. Akuntabilitas dan transparansi dalam

7. Masih banyaknya penyelenggara Pos dan Telekomunikasi serta penguna alat/perangkat Pos dan Telekomunikasi yang tidak memiliki izin.

8. Keterbatasan anggaran


(17)

Kominfo Provinsi Riau ; 8. Adanya Kelompok

Informasi Masyarakat (KIM) sebagai media komunikasi antara

pemerintah dan

masyarakat dalam penyebarluasan informasi publik

penyelenggaraan Negara


(18)

3.2. Telaahan Visi, Misi Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Tabel 3.3. Faktor Penghambat Dan Pendorong Pelayanan Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Riau

Terhadap Pencapaian Visi, Misi Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah

Visi : “Terwujudnya Provinsi Riau Yang Maju, Masyarakat Sejahtera, Berbudaya Melayu dan Berdaya Saing Tinggi, Menurunnya Kemiskinan, Tersedianya Lapangan Kerja Serta Pemantapan Aparatur”

No. Misi Dan Program KDK Dan Wakil

KDH Terpilih

Permasalahan Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

Misi 1 :

Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur

- Membuka Isolasi Daerah Terisolir Program :

Pengembangan Infrastruktur Komunikasi Dan Informatika

1. Masih Minimnya Ketersediaan Infrastruktur Jaringan

Komunikasi Dan Informatika Di Daerah Terisolir

1. Keterbatasan Anggaran 2. Cakupan Wilayah

Provinsi Riau Yang Tersebar

1. Komitmen Pimpinan Dan Staf Terhadap Pembangunan TIK 2. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

3. Program Cyber Provinsi Riau 4. Sudah Dibangunnya Program


(19)

Desa Informasi, Plik Dan Mplik Oleh Kementerian Kominfo RI

No. Misi Dan

Program KDK Dan Wakil KDH

Terpilih

Permasalahan Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

Misi 5 :

Mewujudkan Pemerintahan Yang Handal dan Terpercaya serta Pemantapan Kehidupan Politik a. Meningkatkan

Transparansi Penyelenggar aan

Pemerintahan

Kurangnya Pemahaman Badan Publik Terhadap UU No. 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik

*) Program Pengembanga n Komunikasi Dan Informasi Publik

Keterbatasan SDM Yang

Handal Dan Profesional Undang-Undang Nomor 14Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

*) Program Pengembang an Data Dan

Database Masih Kurang Lengkap Dan

Bersifat Parsial

Keinginan Masyarakat Memperoleh Informasi


(20)

Informasi/ Statistik Daerah

No. Misi Dan

Program KDK Dan Wakil KDH

Terpilih

Permasalahan Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

*) Program Kerjasama Informasi Dengan Media Massa

Belum Optimalnya Partisipasi Dan Kemitraan Dengan Lembaga Komunikasi Dalam Penyebarluasan Informasi

*) Program Penyelenggar aan Pos dan Informatika

Masih banyaknya jasa titipan dan provider yang belum

mematuhi peraturan *) Program

Pengembang an Aplikasi Informatika

Data center yang masih minim dan belum terintegrasi

Belum terintegrasinya sistem informasi di lingkungan

pemerintah Prvoinsi Riau


(21)

*) Program Pengembang an

Infrastruktur Komunikasi dan

Informatika

Terbatasnya ketersediaan infrastruktur komunikasi dan informatika

No. Misi Dan Program KDK Dan Wakil

KDH Terpilih

Permasalahan Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

*) Program

Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media massa *)Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur *) Program Peningkatan sarana prasrana aparatur

Terbatasnya

kemampuan teknis aparatur

Terbatasnya sarana dan prasarana

Terbatasnya anggaran

Terbatasnya anggaran

Tersedianya sarana peningkatan kapasitas sumber daya

aparatur


(22)

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Komunikasi dan Informatika RI

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, masyarakat informasi Indonesia diproyeksikan terwujud pada periode jangka menengah ketiga, yaitu tahun 2015 – 2019. Penetapan sasaran ini didasarkan pada kenyataan bahwa kemampuan untuk mengumpulkan, mengolah dan memanfaatkan informasi mutlak dimiliki oleh suatu bangsa tidak saja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa, tetapi juga untuk meningkatkan taraf dan kualitas hidup masyarakat.

Untuk mencapai sasaran tersebut, ketersediaan infrastruktur informasi yang memadai baik jumlah akses, kapasitas, kualitas maupun jangkauan merupakan prasyarat utama dan harus dimanfaatkan secara optimal bukan saja sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai alat yang menghasilkan peluang ekonomi dan kesejahteraan.

Draft Visi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia 2015 – 2019 adalah Terwujudnya masyarakat pengetahuan,

inovatif, dan

berdaya saing serta mandiri melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam

kerangka NKRI

Draft Misi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia adalah :

a. Meningkatkan ketersediaan dan akses informasi melalui pemanfaatan teknologi broadband menuju terbetnuknya masyarakat pengetahuan dalam kerangka NKRI

b. Mewujudkan sumber daya manusia yang melalui pembinaan kreatifitas dan peningkatan literasi TIK

c. Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing melalui pengembangan sistem kominfo yang berbasis kemampuan lokal, serta memperjuangkan kepentingan nasional kominfo dalam sistem pasar global


(23)

d. Memperkuat regulasi kominfo untuk menyongsong pertumbuhan teknologi dan kompetisi media

e. Mendorong peningkatan tayangan dan informasi edukatif untuk mendukung pembangunan karakter bangsa

Sasaran Kementerian Kominfo RI yang terkait dengan Rencana Strategis Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau :

a. Peningkatan Kualitas Pemanfaatan TIK melalui e-government, keamanan system informasi, Literasi/SDM TIK

b. Pengembangan kebijakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi publik dan open government

c. Penyediaan konten informasi publik berkualitas untuk peningkatkan kecerdasan dan pengembangan kepribadian bangsa dan lingkungan sosialnya

d. Penguatan media center, media komunitas, media tradisional, dan media lainnya yang ada di masyarakat

e. Penguatan literasi media dalam peningkatan kesadaran, kemampuan dan kapasitas masyarakat untuk memilih dan memanfaatkan media sesuai dengan kebutuhannya

f. Pemanfaatan media sosial untuk peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam interaksi pemerintah dan masyarakat

g. Penyebaran dan pemerataan informasi publik tepat waktu

h. Peningkatan kesadaran masyarakat pentingnya informasi publik dan membuka ruang publik dalam konteks penyusunan kebijakan yang inklusif

i. Penguatan SDM bidang komunikasi dan informasi

j. Penguatan kelembagaan informasi dan komunikasi pemerintah agar lebih terbuka dan akuntabel

3.4. Telaahan Renstra SKPD terkait di Kabupaten/Kota

SKPD penanggungjawab bidang Komunikasi dan Informatika di Kabupaten/Kota tidak memiliki nomenklatur yang sama dengan SKPD di Provinsi Riau. Terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang nomenklaturnya


(24)

bergabung dengan Dinas lain (Dinas Perhubungan), sebagian lagi dengan Sekretariat Daerah.

Telaahan terhadap Renstra Kabupaten/Kota dengan sample Kabupaten Siak dan Kabupaten Indragiri Hilir.

Permasalahan yang ditemui pada Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Indragiri Hilir:

1. Belum optimalnya sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi yang disediakan oleh Pemerintah Daerah

2. Belum berkembangnya integrasi jaringan seluruh SKPD yang didukung dengan implementasi teknologi informasi dan komunikasi. 3. Belum optimalnya pengelolaan dan pengembangan database

sehingga implementasi e-goverment belum sepenuhnya didukung oleh ketersediaan data akurat, cepat, dan tepat.

4. Belum optimalnya regulasi yang dimiliki Pemerintah Daerah

Visi yang ingin dicapai oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indragiri Hilir adalah Terwujudnya penyelenggaraan transportasi serta komunikasi dan informatika yang tertib, aman, nyaman, lancar, dan terjangkau tahun 2019.

Sedangkan Misinya adalah :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan, penyelenggaraan sarana dan prasarana transportasi, komunikasi dan informatika.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur perhubungan, komunikasi dan informatika.

3. Meningkatkan penyelenggaraan pengawasan, pengendalian, pemeliharaan sarana prasarana transportasi, komunikasi dan informatika.

4. Meningkatkan fungsi perencanaan dan evaluasi internal

5. Melakukan pengendalian dan pengawasan ketersedian sarana transportasi, komunikasi dan informatika yang terjangkau.

3.5. Penentuan Isu-isu strategis

Isu-isu strategis yang akan dihadapi dalam kurun waktu 2014-2019 antara lain:


(25)

1. Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi di Provinsi Riau

2. Kurangnya jumlah aparatur Bidang komunikasi dan informatika i di Provinsi Riau

3. Minimnya sarana dan prasarana komunikasi dan informatika di Provinsi Riau

4. Minimnya Data Center di Provinsi Riau

5. Belum optimalnya Layanan Pemerintah Provinsi Riau berbasis teknologi informasi/layanan online dan penyebarluasan informasi 6. Belum terintegrasinya Implementasi Cyber City di Provinsi Riau 7. Rendahnya pemahaman terhadap regulasi bidang Komunikasi dan

Informatika

8. Kurangnya komitmen lembaga penyiaran dalam mencerdaskan masyarakat


(26)

BAB IV.

VISI DAN MISI

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PROVINSI RIAU

4.1. VISI DAN MISI a. VISI

Visi Komunikasi dan Informatika merupakan Visi Dinas yang digunakan sebagai arahan kepada setiap jajaran Dinas Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugasnya. Rumusan Visi ini disusun dalam rangka mendukung tercapainya

Visi Pemerintahan Provinsi Riau tahun 2014-2019 yaitu :

“Terwujudnya Provinsi Riau Yang Maju, Masyarakat Sejahtera, Berbudaya Melayu dan Berdaya Saing Tinggi, Menurunnya Kemiskinan, Tersedianya Lapangan Kerja Serta Pemantapan Aparatur

Untuk mewujudkan Visi Pemerintahan Provinsi Riau dimaksud, merupakan kewajiban seluruh SKPD dalam Pemerintahan Provinsi dan seluruh potensi pemerintahan daerah di bawahnya. Khusus Dinas Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat memberikan kontribusi melalui upaya mewujudkan masyarakat informasi yang handal dan berdaya saing tinggi.

SKPD yang berperan dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera, berbudaya dan berbasis pengetahuan, tidak hanya Dinas Komunikasi dan Informatika, tetapi juga pihak lain, baik sebagai lembaga pemerintah daerah maupun lembaga non pemerintah. Dalam konteks ini Dinas Komunikasi dan Informatika memiliki kompetensi sebagai perumus kebijakan provinsi, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis serta pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi dan informatika.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, serta dengan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014-2019, maka Visi Dinas Komunikasi dan Informatika yaitu sebagai berikut :


(27)

“Terwujudnya Layanan Komunikasi dan Informatika yang handal dan berdaya saing “

Makna yang terkandung dalam rumusan Visi Dinas Komunikasi dan Informatika tersebut di atas yaitu:

a) Layanan Komunikasi dan Informatika adalah pembangunan bidang komunikasi dan informatika yang meliputi :

- Pembangunan infrastruktur (penyediaan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan aksesibilitas serta layanan informasi dan komunikasi yang mendukung ekonomi masyarakat di Provinsi Riau)

- Pembangunan Suprastruktur (yang difokuskan kepada Pengembangan dan Kelembagaan Kelompok Informasi sosial agar memiliki kesiapan untuk memanfaatkan infrastruktur yang telah disediakan dan mendayagunakan informasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat), - Pembangunan infostruktur (Penyediaan konten positif yang

mendidik, mencerahkan, memberdayakan dan meningkatkan nasionalisme masyarakat).

b) Handal adalah penyelenggaraan pelayanan yang aman, nyaman, faktual, cepat, tepat, transparan, dapat dipercaya dan diandalkan serta efektif dan efisien sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan.

c) Berdaya saing adalah Suatu kondisi Pemerintah dan Masyarakat yang tangguh, unggul dan memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang terhadap dinamika perubahan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya,tatanan sosial yang agamis

b. MISI

1. Memperluas jangkauan layanan teknologi informasi ke seluruh masyarakat Provinsi Riau.


(28)

2. Mewujudkan manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), efektif, efisien, professional, transparan dan akuntabel

3. Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik komunikasi lancar dan informasi benar

4.2. TUJUAN DAN SASARAN a. Tujuan

1. Tersedianya teknologi informasi yang mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), efektif dan efisien

2. Terselenggaranya pelayanan public yang transparan dan akuntabel

3. Tersedianya informasi public yang mendidik dan mencerahkan masyarakat

b. Sasaran

1. Meningkatnya ketersediaan teknologi informasi yang terintegrasi dalam pelayanan publik

2. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi yang transparan dan akuntabel

3. Meningkatnya penyebarluasan informasi yang aktual dan berimbang untuk mewujudkan sumber daya manusia unggul


(29)

Tabel 4.1. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-1 2 3 4 5

1. Tersedianya teknologi informasi yang mendukung penyelenggaraa n pemerintahan yang baik (good governance), efektif dan efisien Meningkatny a ketersediaan teknologi informasi yang terintegrasi dalam pelayanan publik Indikator : Nilai e-government Provinsi Riau

Sub Indikator :

2,3 2,45 2,6 2,75 2,9

- Jumlah jangkauan layanan

komunikasi dan informatika di Pedesaan

0 38 desa 38 desa 38 desa 38 desa

- Jumlah jangkauan layanan komunikasi dan informatika di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau 40

Jaringan Jaringan54 Jaringan58 Jaringan 58 Jaringan58

- Jumlah dokumen perencanaan bidang TIK (Dokumen Master Plan) 0 1 dokume n 0 dokume n 0

dokumen dokume0 n


(30)

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-1 2 3 4 5

- Jumlah aplikasi yang terintegrasi

5

aplikasi aplikasi10 aplikasi20 aplikasi20 aplikasi10

- Jumlah SKPD yang menerapkan e-government secara terintegrasi, aman dan handal

6 SKPD 30 SKPD 35 SKPD 42 SKPD 51

SKPD

-Persentase jasa pos titipan dan provider yang mematuhi peraturan

0 20 % 40 % 60 % 80 %

2. Tersedianya pelayanan public yang transparan dan akuntabel

Meningkatny a

ketersediaan data dan

Nilai Keterbukaan Informasi Provinsi Riau

Sub Indikator :


(31)

informasi yang

transparan dan

akuntabel

- Jumlah data dan informasi yang disajikan di

website resmi dan media online yang dikelola Dinas Kominfo dan PDE Provinsi Riau

15.000

data 20.000data 25.000data 30.000data 35.000data

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-1 2 3 4 5

- Jumlah SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dengan nilai keterbukaan informasi publik > 50

3 SKPD 10 SKPD 15 SKPD 20 SKPD 25 SKPD

- Persentase keterisian data pembangunan Provinsi Riau pada SDDKD


(32)

- Jumlah permohonan penyelesaian sengketa informasi 40 permo-honan 35 permo-honan 30 permo-honan 25 permo-honan 20 permo-honan

- Jumlah Pengunjung website resmi dan media online yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau 230.000 orang 260.000 orang 280.000 Orang 300.000 Orang 320.000 Orang

NO TUJUAN SASARAN INDIKATORSASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

KE-1 2 3 4 5

- Jumlah masyarakat yang memanfaatkan layanan internet yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau 22.000


(33)

3. Tersedianya informasi public yang mendidik dan

mencerahkan masyarakat

Meningkatny a

penyebarlua san informasi yang aktual dan

berimbang

Jumlah

masyarakat yang terlatih sebagai agen penyedia dan penyebar informasi publik

2.810 Orang

3.850 Orang

7.978 Orang

8.460 Orang

8.590 Orang


(34)

TABEL. 4.2. TUJUAN ,SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU

VISI : “Terwujudnya Layanan Komunikasi dan Informatika yang handal dan berdaya

saing “

MISI 1 : 1. Memperluas jangkauan layanan teknologi informasi ke seluruh masyarakat Provinsi Riau

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

1. Tersedianya teknologi informasi yang

mendukung

penyelenggaraan

pemerintahan yang baik (good governance), efektif dan efisien

Meningkatnya

ketersediaan teknologi informasi yang

terintegrasi dalam pelayanan publik

o Membangun terrestrial (FO dan microwave) atau sewa jaringan operator yang

menghubungkan setiap pusat pemerintahan Kota / Kabupaten

Pembangunan jaringan komunikasi dan

informatika hingga ke perdesaan

o Membangun atau sewa jaringan komunikasi (microwave atau nirkabel) yang

menghubungan setiap pusat pemerintahan Kab/Kota dengan kecamatan-kecamatan


(35)

NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

o Membangun atau sewa

jaringan komunikasi (kabel atau nir-kabel) dan titik akses (access point) yang

menghubungkan kecamatan dengan kelurahan/desa .

o Membangun atau sewa

jaringan yang

menghubungkan SKPD di lingkungan Pemprov Riau dan instansi

terkait di Ibukota Provinsi Riau


(36)

o Menyusun Rencana Induk e-government (Master Plan e-Gov) yang memuat

arsitektur proses bisnis, arsitektur informasi, arsitektur aplikasi dan arsitektur infrastruktur TI dan Rencana

Implementasinya

Menyusun aturan (Pergub) agar master plan e-gov menjadi acuan seluruh SKPD untuk membangun TI agar terintegrasi dan

memudahkan pengelolaannya

N O

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

*) Mengawali

implementasi master plan agar sesuai

dengan arsitektur dan jadwal yang sudah direncanakan

o Menyusun Tim manajemen proyek / kegiatan TI yang terpadu dan terpusat dan membuat aturan bahwa setiap pengembangan TI harus

berkoordinasi dengan Dinas Kominfo


(37)

*) Memanfaatkan secara optimal asset-aset teknologi informasi eks penyelenggaraan PON tahun 2012 untuk membangun data center yang bagus

o Membangun

fasilitas sebuah data center berstandar

internasional yang mengkonsolidasik an seluruh

perangkat TI di tiap-tiap SKPD dengan

mengoptimalkan seluruh asset-aset TI ex

penyelenggaraan PON 2012

N O

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

*) Menyusun kebijakan dan menyediakan sumber daya manusia yang cukup untuk mengoperasionalkan system-sistem

o Penyusunan kebijakan/aturan tata kelola TI, uraian jabatan dan tugas organisasi


(38)

informasi yang sudah diimplementasikan

pemenuhan kebutuhan SDM untuk mengelola layanan TI dengan baik

*) Menyiapkan aplikasi yang terintegrasi antar SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

*) Mengaplikasikan “paperless office system” dalam upaya efisiensi dan

efektivitas kinerja aparatur

o Membangun

aplikasi yang dapat

mengintegrasikan aplikasi-aplikasi di seluruh SKPD

o Membuat SE

Gubernur Riau dan memberikan

pelatihan kepada seluruh SKPD untuk pengunaan e-office di setiap SKPD

MISI 2 : Mewujudkan manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), efektif, efisien, professional, transparan dan akuntabel


(39)

N O

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

1 Tersedianya pelayanan public yang transparan dan akuntabel

Meningkatnya

ketersediaan data dan informasi yang

transparan dan akuntabel

Mengoptimalkan pengelolaan website pemprov dan SKPD

Menyajikan

data/informasi yang bermanfaat melalui website Pemprov Riau dan SKPD

Menyediakan sarana dan prasarana teknologi informasi bagi

masyarakat

Penyediaan sarana dan prasarana TIK bagi masyarakat Melakukan kerjasama

dengan media massa

Peningkatan peran media massa dalam penyebarluasan informasi kepada masyarakat


(40)

informasi benar N

O

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

1. Tersedianya informasi public yang mendidik dan mencerahkan masyarakat

Meningkatnya penyebarluasan

informasi yang aktual dan berimbang

Memberikan pelatihan pada aparatur dan masyarakat secara berkala untuk meningkatakan

pengetahuan di bidang komuniksi dan

informatika

Peningkatan kualitas SDM aparatur dan masyarakt melalui pelatihan bidang komunikasi dan informatika

Melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Pelatihan untuk

meningkatkan kualitas SDM

Kerjasama dengan PT dan Lembaga


(41)

BAB V.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Program Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau selama kurun waktu dari Tahun 2014 – 2019 terdiri dari :

1. Program Pengembangan Infrastruktur Komunikasi dan Informatika 2. Program Pengembangan Komunikasi, Informatika dan Media Massa 3. Program Pengembangan Aplikasi Informatika

4. Program Penyelenggaraan Pos dan Informatika

5. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informatika

6. Program Pengembangan Data Informasi/Statistik Daerah 7. Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik 8. Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa

9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

10. Program peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur 11. Program peningkatan disiplin aparatur

12. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

13. Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Secara rinci Rencana Program, Kegiatan, Indikator program dan kegiatan serta pagu indikatif disajikan pada Tabel 5.1


(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

BAB VI. INDIKATOR KINERJA DINAS KOMUNIKASI

DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU YANG

MENGACU

KEPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator Kinerja Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Riau mengacu kepada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Riau terdiri dari :

A. Tujuan (RPJMD) : Membuka isolasi Daerah Terisolir

Sasaran (RPJMD) : Meningkatnya kualitas akses masyarakat di pedesaan

Indikator Kinerja SKPD :

1. Nilai e-government Provinsi Riau Sub Indikator :

a. Jumlah jangkauan layanan komunikasi dan informatika di Pedesaan

b. Jumlah Jangkauan layanan komunikasi dan informatika di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

B. Tujuan (RPJMD) : Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Daerah

Sasaran (RPJMD) : Meningkatnya transparansi penyelenggaraan pemerintahan

Indikator Kinerja SKPD :

1. Nilai e-government Provinsi Riau Sub Indikator :

a. Jumlah dokumen perencanaan bidang TIK (Dokumen Master Plan )

b. Jumlah aplikasi yang terintegrasi

c. Jumlah SKPD yang menerapkan e-government secara terintegrasi, aman dan handal

d. Persentase jasa tittipan dan provider yang mematuhi peraturan


(55)

2. Nilai Keterbukaan Informasi Provinsi Riau Sub Indikator :

a. Jumlah data dan informasi yang disajikan di website resmi dan media online yang dikelola Dinas Kominfo dan PDE Provinsi Riau

b. Jumlah SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dengan nilai keterbukaan informasi publik > 50

c.Persentase keterisian data pembangunan Provinsi Riau pada SDDKD

d. Jumlah permohonan penyelesaian

sengketa informasi

e. Jumlah pengunjung website resmi dan media online yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau

f. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan layanan internet yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau

3. Jumlah masyarakat yang terlatih sebagai agen penyedia dan penyebar informasi publik


(56)

Tabel 6.1. INDIKATOR KINERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI

RIAU YANG MENGACU KEPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

NO. INDIKATOR

KONDISI KINERJA PADA

AWAL PERIODE

RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI KINERJA PADA

AKHIR PERIODE

RPJMD

2014 2015 2016 2017 2018

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Nilai e-government

Provinsi Riau 2,13 2,3 2,45 2,6 2,75 2,9 2,9

Sub Indikator :

- Jumlah jangkauan layanan

komunikasi dan informatika di Pedesaan

1.014 desa 0 38 desa 38 desa 38 desa 38 desa 1.166 desa

. - Jumlah jangkauan layanan

komunikasi dan informatika di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

38 Jaringan 40


(57)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

- Jumlah dokumen perencanaan bidang TIK (Dokumen Master Plan)

0 dokumen 0

dokumen dokumen1 0 dokumen dokumen0 0 dokumen 1 dokumen

- Jumlah aplikasi yang

terintegrasi

0 aplikasi 5 aplikasi 10 aplikasi 20 aplikasi 20 aplikasi 10 aplikasi 65 aplikasi

- Jumlah SKPD yang

menerapkan e-government secara terintegrasi, aman dan handal

3 SKPD 6 SKPD 30 SKPD 35 SKPD 42 SKPD 51 SKPD 51 SKPD

- Persentase jasa pos titipan dan provider yang mematuhi peraturan


(58)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2. Nilai Keterbukaan Informasi Provinsi

Riau 32,27 35,82 39,36 42,91 46,45 50 50

Sub Indikator : - Jumlah data dan informasi yang disajikan di website resmi dan media online yang dikelola Dinas Kominfo dan PDE Provinsi Riau

8760 Data dan informasi

15.000 Data dan informasi

20.000 Data dan informasi

25.000 Data dan informasi

30.000 Data dan informasi

35.000 Data dan informasi

35.000 Data dan informasi

- Jumlah SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dengan nilai keterbukaan informasi publik


(59)

> 50

- Persentase keterisian data pembangunan Provinsi Riau pada SDDKD

24,14 % 24,24 % 25,29 % 26,19 % 26,98% 27,66% 27,66%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

- Jumlah permohonan penyelesaian sengketa informasi

0 40 35 30 25 20 20

- Jumlah Pengunjung website resmi dan media online yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau 360.999 orang 230.000 orang 260.000 orang 280.000 Orang 300.000 Orang 320.000 Orang 1.750.999 orang

- Jumlah

masyarakat yang memanfaatkan layanan internet yang dikelola 61.142 orang 22.000 Orang 30.000 Orang 35.000 Orang 40.000 Orang 45.000 Orang 233.142 orang


(60)

Diskominfo Provinsi Riau 3 Jumlah masyarakat

yang terlatih sebagai agen penyedia dan penyebar informasi publik

4.360 orang

2.810 Orang

3.850 Orang

7.978 Orang

8.460 Orang

8.590 Orang

38.253 orang


(1)

2. Nilai Keterbukaan Informasi Provinsi Riau Sub Indikator :

a. Jumlah data dan informasi yang disajikan di website resmi dan media online yang dikelola Dinas Kominfo dan PDE Provinsi Riau

b. Jumlah SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dengan nilai keterbukaan informasi publik > 50

c.Persentase keterisian data pembangunan Provinsi Riau pada SDDKD

d. Jumlah permohonan penyelesaian

sengketa informasi

e. Jumlah pengunjung website resmi dan media online yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau

f. Jumlah masyarakat yang memanfaatkan layanan internet yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau

3. Jumlah masyarakat yang terlatih sebagai agen penyedia dan penyebar informasi publik


(2)

Tabel 6.1. INDIKATOR KINERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI

RIAU YANG MENGACU KEPADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

NO. INDIKATOR

KONDISI KINERJA PADA

AWAL PERIODE

RPJMD

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI KINERJA PADA

AKHIR PERIODE

RPJMD

2014 2015 2016 2017 2018

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Nilai e-government

Provinsi Riau 2,13 2,3 2,45 2,6 2,75 2,9 2,9

Sub Indikator : - Jumlah

jangkauan layanan

komunikasi dan informatika di Pedesaan

1.014 desa 0 38 desa 38 desa 38 desa 38 desa 1.166 desa

. - Jumlah jangkauan layanan

komunikasi dan informatika di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau

38 Jaringan 40


(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

- Jumlah dokumen perencanaan bidang TIK (Dokumen Master Plan)

0 dokumen 0

dokumen dokumen1 0 dokumen dokumen0 0 dokumen 1 dokumen

- Jumlah aplikasi yang

terintegrasi

0 aplikasi 5 aplikasi 10 aplikasi 20 aplikasi 20 aplikasi 10 aplikasi 65 aplikasi

- Jumlah SKPD yang

menerapkan e-government secara terintegrasi, aman dan handal

3 SKPD 6 SKPD 30 SKPD 35 SKPD 42 SKPD 51 SKPD 51 SKPD

- Persentase jasa pos titipan dan provider yang mematuhi peraturan


(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2. Nilai Keterbukaan

Informasi Provinsi

Riau 32,27 35,82 39,36 42,91 46,45 50 50

Sub Indikator : - Jumlah data dan informasi yang disajikan di website resmi dan media online yang dikelola Dinas Kominfo dan PDE Provinsi Riau

8760 Data dan informasi

15.000 Data dan informasi

20.000 Data dan informasi

25.000 Data dan informasi

30.000 Data dan informasi

35.000 Data dan informasi

35.000 Data dan informasi

- Jumlah SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dengan nilai keterbukaan informasi publik


(5)

> 50

- Persentase keterisian data pembangunan Provinsi Riau pada SDDKD

24,14 % 24,24 % 25,29 % 26,19 % 26,98% 27,66% 27,66%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

- Jumlah permohonan penyelesaian sengketa informasi

0 40 35 30 25 20 20

- Jumlah Pengunjung website resmi dan media online yang dikelola Diskominfo Provinsi Riau 360.999 orang 230.000 orang 260.000 orang 280.000 Orang 300.000 Orang 320.000 Orang 1.750.999 orang

- Jumlah

masyarakat yang memanfaatkan layanan internet 61.142 orang 22.000 Orang 30.000 Orang 35.000 Orang 40.000 Orang 45.000 Orang 233.142 orang


(6)

Diskominfo Provinsi Riau 3 Jumlah masyarakat

yang terlatih sebagai agen penyedia dan penyebar informasi publik

4.360 orang

2.810 Orang

3.850 Orang

7.978 Orang

8.460 Orang

8.590 Orang

38.253 orang