WINRIP CTC SOCIAL Monitoring LARAP Ipuh - Bantal (2) Feb 2014

KEMENT ERI AN PEKERJAAN
UMUM
DIREKTO RAT JENDERAL BINA MARGA

DIREKTORAT BINA PROGRAM

Jl. Pattimura No.20 Keb. Baru

:.Hv.0202

Ref. No
Enclosure

-

Jakarta 121'10 Telp.(O21')7200281, 7393928, Fax. (021) 720'1760

/sl.u fotrt /zota

Jakarta, February 2-V ,2014


To:

Mrs. Elisabeth Goller
Senior Transport SpecialisUTask Team Leader - WINRIP
lndonesia Sustainable Development Department
East Asia and Pacific Region
Jakarta

Subject

:

LARAP lmplementation Monitoring Reports for Package No. 4lpuh - Bantal,
Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu Province and Monitoring Report for
Package No. 3 Manggopoh - Pd. Sawah, Kabupaten Agam, West Sumatera
Province WINRIP Loan 8043-lND

Dear Mrs.Goller,

Reference to Aide Memoire December 9-12 and December 17, 2013 regarding the above

mentioned subject, we herewith submit LARAP lmplementation Monitoring Report with the
following explanation :

1.

Package No. 3 Manggopoh

-

Padang Sawah:

The Local Government has completed the payment for compensation of 5 (five) from the

2.

remaining 15 (fifteen) PAP (attached).
Package No.4 lpuh - Bantal :
The original list nominative are change from 217 PAP becomes 227 PAP. The Local
Government has completed the payment of compensation to the remaining 70 of the total
227 PAP up to January 15, 2014 (attached).


We are waiting your response at the earliest convenience.

Yours Sincerely

HARRIS H. BATUBARA
Director of Planning
Cc:
1. Director General of Highways (as a report)
2. Director of lmplementation Affairs Region l, DGH
3. Director of Technical Affairs, DGH
4. Head of Sub Directorate of Financing and Foreign Cooperation, DOP
5. Head of Sub Directorate System and Controlling Region I as OIC PMU WlNRlP, DIA
6. Head of Sub Directorate of Environmental and Road Safety, DTA
7. Core Team Consultant (CTC) WINRIP
8. File

I

PUTAU SUIIATERA


$r,

lrdcd* tmlrn

(l+t

lrldq fst
c&fttuu

s*t*

\\

\a

J"**.

h,n6r.


TECHNICALASSISTANCE FOR SUPPORT OF THE PROJECT MANAGEMENT UNIT
coRE TEAM CONSULTANTS (CTC)

Laporan Monitoring LARAP
Sub Proyek lpuh - Bantal
Kabupaten Muko - Muko, Provinsi Bengkulu
Report No. 22
Februari 2414

DAFTAR ISI
Halaman

I.

tr.

Itr.

Pendatruluan


I

l.l.Latar Belakang

2

l.2.Maksud dan Tujuan

2

l.3.Sasaran

2

l.4.Ruang Lingkup

2

I .5.Metodologi Pendekatan


J

Gambaran Umum

4

2.l.Deskripsi Proyek

4

2.2.HasilLarap

4

Hasil Monitoring
3.1. Pengadaan Tanah

a.
b.


7
7

Inventarisasi dan Pengukuran Aset Proyek

Musyawarah

c. PembayaranKompensasi
d. Surat Pelepasan Hak
e. Sertifikasi
3.2.Pemukiman Kembali (Relokasi)

Lampiran:
Lampiran lE:

Copy Surat Persetujuan Harga Kompensasi WTP Kecamatan Sungai Rumbai

Lampiran lF:

Copy Surat Persetujuan Harga Kompensasi WTP Kecamatan Pondok Suguh


Lampiran 2E:

Daftar Nominatif WTP Kecamatan Sungai Rumbai

Lampiran 2F:

DaftarNominatif WTP Kecamatan Pondok Suguh

Lampiran 3E:

Lampiran 3F:

Copy Bukti Pembayaran (Kwitansi) Kompensasi WTP Kecamatan Sungai

Rumbai

CopyBukti Pembayaran (Kwitansi) Kompensasi WTP Kecamatan Pondok
Suguh


Lampiran 4E

Copy Surat PernyataanPelepasan Hak WTP Kecamatan Sungai Rumbai

Lampiran 4F

Copy Surat Pernyataan Pelepasan Hak WTP Kecamatan Pondok Suguh

Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Ldar Belakang
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum akan melaksanakan
proyek peningkatan ruas jalan lpuh - Bantal yang terletak di Kabupaten Muko-Muko,
Provinsi Bengkulu. Proyek ini merupakan salah satu paket pekerjaan yang akan
dibiayai dengan pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) melalui program Western
Indonesia National Road lmprovement Project (WlNRlP).
Ruas jalan lpuh

-


Bantal merupakan bagian darijaringan jalan Lintas Barat Sumatera

yang merupakan jalan alternatif dalam pendistribusian kebutuhan barang dan jasa di
Pulau Sumatera. Penanganan peningkatan ruas jalan lpuh - Bantal ini akan mengikuti

data teknis proyek berdasarkan data dari desain rinci (detail design), yaitu lebar
perkerasan 7 meter, lebar bahu jalan kiri kanan masing-masing 2 meter, dan lebar

ruang milik jalan (Rumija) antara 14 - 15 meter. Untuk keperluan penanganan
peningkatan ruas jalan tersebut tidak akan membutuhkan tambahan lahan di luar
Rumija yang telah ada saat

ini.

Namun, diperlukan pembebasan lahan Rumija

tersebut dari pemanfaatan oleh warga masyarakat.
Sesuai dengan kesepakatan yang terdapat dalam Loan Agreement Program WINRIP

antara Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia, jika suatu paket pekerjaan jalan
memerlukan tambahan/pengadaan lahan, maka Rencana Pengadaan Tanah dan
Pemukiman Kembali (Land Acquisition and Resettlement Plan

/

LARAP) harus

disiapkan dengan mengacu kepada kebijakan pengadaan tanah dan pemukiman
kembalididalam LARP Framework untuk program WlNRlP.

Dalam rangka memenuhi Loan Agreement tersebut di atas, kegiatan pembebasan
lahan pada ruas jalan lpuh - Bantal tersebut telah dilakukan penyusunan Dokumen

LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan atau Rencana Kerja
Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali), yang telah mendapat persetujuan (no

objection letter) Bank Dunia pada tanggal 10 Desember 2012. Untuk mencapai

keberhasilan pencapaian program yang telah dituangkan dalam dokumen
LARAP, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring pelaksanaan I-ARAP.

PMU telah menyelesaikan Laporan Monitoring ISRAP lpuh

-

Bantal Tahap l. Di dalam

laporan tersebut berisi hasil pelaksanaan pembayaran ganti kerugian (kompensasi)
terhadap 157 dai total217 WTP yang dapat diselesaikan oleh Satker Pelaksanaan Jalan

Nasional Wilayah

I Provinsi Bengkulu hingga pertengahan bulan Desember 2013.

Dengan demikian, masih tersisa 60 WTP yang belum diselesaikan pembayaran ganti
kerugiannya. Pada tanggal 24 Desember 2013, Laporan Monitoring I-ARAP lpuh

-

Bantal

Tahap ltelah disampaikan PMU ke Bank Dunia, dan persetujuan dari Bank Dunia terhadap
laporan tersebut telah diperoleh pada tanggal6 Januari 2014.

Selama periode waktu Desember 2013 hingga pertengahan Februari 2014, Tim
Pengadaan Tanah Satker PJN Wilayah

I

pembayaran ganti rugi terhadap sisa 60

WTP.

Provinsi Bengkulu berhasil menyelesaikan
Pihak Tim Pengadaan Tanah harus

menambahkan 10 WTP baru dikarenakan adanya perubahan daftar nominatif warga
terkena proyek, sehingga jumlah WTP penerima gantikerugian menjadi 70.

Laporan Monitoring Larap lpuh

-

Bantal Tahap

ll

ini akan berisi pelaporan dari

pelaksanaan pembayaran ganti kerugian (kompensasi) untuk 70 WTP tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud

Memantau kesesuaian pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah dan pemukiman
kembali dengan program yang tercantum dalam Rencana Kerja Pengadaan Tanah
dan Pemukiman Kembali atau Land Acquisition and Resettlement Action Plan.

1.2.2.Tujuan

a.

Untuk memastikan bahwa persyaratan-persyaratan Pemerintah Indonesia dan Bank
Dunia diterapkan secara menyeluruh selama proses;

b.

Untuk memastikan bahwa kegiatan pengadaan tanah dilaksanakan melalui pemberian
kompensasi yang layak atas aset milik warga terkena proyek baik berupa tanah,
bangunan ataupun aset lain yang melekat;

1.3. Sasaran
Kegiatan pengadaan tanah dan pemukiman kembali ruas jalan lpuh - Bantal dapat berjalan

seelra adil, partisipatif dan transparan.

1.4. Ruang Lingkup
Lingkup monitoring pelaksanaan IARAP lpuh - BantalTahap ll ini mencakup pemantauan

terhadap pelaksanaan program yang tercantum dalam Rencana Kerja Pengadaan Tanah
dan Pemukiman Kembali, yakni:

a.

Kegiatan pengadaan tanah; merupakan kegiatan untuk membebaskan tanah
dengan memberikan kompensasi kepada yang berhak atas tanah, bangunan,
tanaman serta aset lain yang berada di atasnya. Monitoring dilakukan terhadap
pelaksanaan program pada tahapan pengadaan tanah sebagai berikut:

1)

Sosialisasi terhadap warga terkena proyek;

2) Inventarisasi dan pengukuran aset terkena proyek;
3) Musyawarah/negosiasi nilai kompensasi;
4) Pembayaran kompensasi/ganti kerugian;
5) Pelepasan hak atas tanah terkena proyek.
b.

Monitoring dan pelaporan; merupakan kegiatan monitoring dan pelaporan setiap

peride waktu tertentu (bulanan) yang dilakukan oleh Tim (Petugas) Monitoring
LARAP yang ditunjuk atau ditetapkan oleh Kepala Satker PJN Wilayah I Provinsi
Bengkulu yang bertanggung jawab atas pelaksanaan LARAP lpuh

Laporan monitoring pelaksanaan LARAP lpuh

-

Bantal Tahap

- Bantal.
ll

ini dilengkapi

dengan dokumen pendukung, seperti bukti pembayaran, dan berita acaltt pada setiap
tahapan kegiatan pengadaan tanah dan pemukiman kembali, serta hasil pengamatan dan

wawanelra langsung dengan beberapa warga terkena proyek terpilih.
1.5.

liletodolog i Pendekatan
Metode pendekatan yang dilakukan dalam monitoring pelaksanaan LARAP lpuh

Tahap

ll ini adalah

- Bantal

dengan melakukan pengumpulan data sekunder pelaksanaan

pengadaan tanah dari Tim Monitoring Proyek, dilengkapi dengan data primer melalui

wawancara terhadap beberapa warga terkena proyek sebagai sampel,

dan

pengamatan lapangan. Metode analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif
terhadap data sekunder maupun data primer.

Bab ll
GAMBARAN UMUM
2.1. IleskripsiProyek
Ruas Jalan lpuh - Bantal terletak di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu adalah
salah satu dari paket pekerjaan program WlNRlP. Ruas jalan ini merupakan bagian
dari jalan lintas barat Sumatera sebagai jalan alternatif dalam pendistribusian
kebutuhan barang dan jasa di Pulau Sumatera.
Proyek peningkatan ruas jalan lpuh - Bantal sepanjang 42,150 Km dimulai dari KM
167+270 BKS sampai dengan KM 209 + 420 BKS. Secara administratif lokasi ruas

jalan lpuh

-

Bantal berada di dalam wilayah Kecamatan lpuh, Kecamatan Sungai
Rumbai, Kecamatan Pondok Suguh, dan Kecamatan Tramang Jaya di Kabupaten

Mukomuko.

Jenis penanganan pekerjaan pada ruas jalan lpuh - Bantal ini adalah peningkatan
kapasitas jalan berupa pelebaran perkerasan dari kondisi lebar awal antara 5 - 6
meter menjadi 7 meter. Konsekuensi dari perenc€lnaan teknis (engineering design)
tersebut adalah kebutuhan pembersihan lahan dari peruntukan lain dikarenakan
adanya pemanfaatan ruang milik jalan (Rumija) oleh sebagian warga masyarakat.

2.2.

Hasil LARAP

2.2.1 Data Pengadaan Tanah
Berdasarkan hasil survey sensus yang dilaksanakan tanggal 11-16 Agustus 2011,
ringkasan data pengadaan tanah adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Survey LARAP
Uraian

No.
1.

2.

Jumlah WTP:
Peroranqan
Institusi
Tanah vanq akan dibebaskan
Terkena seluruhnya
o Terkena sebaqian
o Sertifikat Hak Milik
Surat Keteranqan Tanah
o Neoara
Bangunan terkena:
Milik oeroranoan:

.
o
.

.

3.

A.

Luas terkena

Jumlah

(m2)

178
167
11

171 bidanq

2.730

0

0

171 bidans
120 bidanq
47 bidanq
4 bidanq
195 unit
184 unit

2.730

Keterangan

Uraian

No.

o Permanen
o Semi Dermanen
o Darurat
o Teras kavu
o Teras permanen
o Paoar kavu
o Teras permanen
o Pondasi
o Kolam
o Makam
B. Milik institusi:

.
.

Permanen
Teras kavu
. Paqar kavu
Paqar oermanen
o Paqar kawat
Tanaman (oohon/rumoun):

o

4.

.

Sawit

o

unit
unit
unit
unit

24 unit
67 unit
23 unit
6 unit
2 unit
2 unit
11 unit
2 unit
2 unit
1 unit
5 unit
1 unit
32

Keterangan

35
8

184
474
221
474

1 unit
bangunan
darurat terkena
seluruhnya

195

52
9,5

16

14

20
62

1 unit pos jaga
permanen
terkena
seluruhnya

15

2
5
1
1

I
1

2

Manqqa
Coklat

Sumber: Dokumen Larap lpuh

3
1
34
67

(m2)

11

o Peoava
o Pisano
o Jambu
o Nanoka
o Kelaoa
o Rambutan
o

Luas terkena

Jumlah

1

-

Bantal, 2012.

2.2.2 Rencana Pelaksanaan Kompensasi

Proyek akan mengkompensasi tanah yang terkena sesuai dengan nilai nyata dari
tanah tersebut. Besaran kompensasi akan dimusyawarahkan antara warga terkena
proyek dengan Tim Pengadaan Tanah dengan menggunakan hasil penilaian yang
dilakukan oleh Tim Penilai mengikuti aturan mekanisme pengadaan tanah untuk
kepentingan umum (Perpres Rl No.7112012; dan Peraturan Kepala BPN No. 512012),
dengan tanpa adanya pemotongan pajak apapun.
Proyek akan mengkompensasi atas bangunan berdasarkan harga pasar material
bangunan dengan tanpa menghitung nilai depresiasi. Estimasi biaya penggantian
bangunan yang terkena proyek akan dihitung dengan menggunakan perhitungan
berdasarkan harga satuan material yang ditetapkan oleh Dinas terkait di Provinsi
Bengkulu. Demikian juga penggantian untuk aset lain yang terkena dihitung dengan
metode yang sama. Untuk pemilik warung yang seluruh bangunannya terkena (1
orang), pemindahan/pembongkaran bangunan yang terkena dilakukan setelah kios

pengganti selesai dibangun dislsa lahannya yang ada.
Proyek juga akan memberikan kompensasi atas tanaman yang terkena sesuai dengan
tingkat produktivitas tanaman tersebut. Dasar perhitungan penggantian tanaman akan
mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko.

Pemerintah akan melakukan penggantian atas bangunan kuburan terkena @ Rp.
800.000,-, dan bantuan biaya untuk upacara pemindahan kuburan @ Rp. 1.500.000,-.
Pihak proyek akan melakukan pemecahan (splitzing) surat tanah baik terhadap status
tanah sertifikat hak milik maupun status tanah belum sertifikat hak milik. Seluruh biaya
pengurusan administrasi pertanahan tersebut sampai diterbitkannya surat tanah yang
baru akan ditanggung oleh Pihak proyeUPemerintah.

6

I
I
t
I
t
t

Bab lll
HASIL MONITORING
3.1.

a)

Pengadaan Tanah

Inventarisasi dan pengukuran aset terkena proyek
Tim Pengadaan Tanah Satker PJN

I

Provinsi Bengkulu telah melakukan kegiatan

inventarisasi dan pengukuran terhadap aset terkena proyek sesuai detail engineering
design penanganan jalan lpuh - Bantal, dan pematokan/ penandaan bersama dengan

T

t
I
I
t
t
I
t
I
t
I
t
I
I

warga terkena proyek. Berdasarkan hasil inventarisasi dan pengukuran dengan
mencocokkan dokumen kepemilikan (nama, luasan dan batas-batas) yang dituangkan
dalam Daftar Nominatif Warga Terkena Proyek, bahwa total WTP sebanyak 217 yang
merupakan pemilik bangunan dan/atau tanaman terkena proyek. Berdasarkan hasil
pengukuran terbaru ternyata terdapat Warga Terkena Proyek yang belum teridentifikasi

pada hasil pengukuran sebelumnya. Dengan demikian terdapat perubahan Daftar
Nominatif Warga Terkena Proyek dengan ada penambahan 10 WTP baru sehingga
totaf WTP meryadi 227

.

Pada periode pertama (Tahap

l)

pelaksanaan inventarisasi dan pengukuran aset

terkena proyek terdiri dari bangunan rumah seluas 58,10 m', teras seluas 352,04 m2,

pagar sepanjang 342,75 m, pondasi sepanjang 62,50 m2, lantai semen/perkerasan
seluas 1.369,15 m', dan tanaman sebanyak 23 pohon, dengan jumlah pemilik aset
sebanyak 157 WTP. Sedangkan hasil inventarisasi dan pengukuran berikutnya (Tahap
lf) adalah bangunan rumah seluas 180,4 m', teras seluas 315,6 m2, pagar sepanjang
127,3 m, tanaman sebanyak 35 batang, lantai/perkerasan seluas 945,00 mt, dan

kuburan sebanyak
(termasuk

9

uniU4 ahli waris, dengan jumlah pemilik sebanyak 70 WTP

4 WTP ahli waris makam).

Dengan demikian total dari dua tahapan

pelaksanaan inventarisasi dan pengukuran aset terkena proyek tersebut adalah
sebagai berikut:

a) Total pemilik aset terkena proyek sebanyak 227 lfffP
b) Bangunan rumah seluas 238,5 m2
c) Teras seluas 667,64 m2
d) Pagar sepanjang 470,05 m
e) Lantai/perkerasan seluas 2.314,21 m2
f) Tanaman sebanyak 58 batang

I
t
t
t
I
I
I
I
I
I
I
t
I
I
t
t
I
I
I
I

kepada 157 WTP pada tahap pertama, dan 70 WTP pada tahap kedua
kecamatan yang dilalui ruas jalan lpuh

-

Bantal.

Tabel 2. Ringkasan Pelaksanaan Pembayaran Kompensasi
Periode

Kecamatan

tl

Jumlah

lpuh

42

0

42

Pondok Suguh

u

42

76

SungaiRumbai

57

28

85

Tramang Jaya

24

0

24

TOTAL

157

70

227

Daftar Nominatif Warga Terkena Proyek pada periode tahap Tahap I disajikan pada
Lampiran 2A,2B.,2C,2D (telah disampaikan ke Bank Dunia pada tanggal 24 Desember
2O13); dan pada periode Tahap

ll

disajikan pada Lampiran 2E,2F dalam Laporan

Monitoring ini. Rincian bukti pembayaran (kuitansi) kompensasi kepada WTP ditiap desa
di 4 kecamatan pada periode tahap Tahap I dapat dilihat pada Lampiran 3A, 38, 3C, 3D
(telah disampaikan ke Bank Dunia pada tanggal 24 Desember 2013), sedangkan untuk
periode Tahap ll dapat dilihat pada Lampiran 3E, 3F dalam Laporan Monitoring ini.

d) Surat Pelepasan Hak
Pelaksanaan pelepasan dan penyerahan hak dari 157 pemilik bangunanftanaman terkena

proyek di tiap desa di

4 kecamatan yang dilalui Jalan lpuh -

Bantal dapat dilihat pada

Lampiran 4A, 4B., 4C, 4D (telah disampaikan ke Bank Dunia tanggal 24 Desember

2013), sedangkan untuk 69 pemilik bangunan/tanaman terkena proyek dapat dilihat
pada Lampiran 4E, 4F dalam Laporan Monitoring ini.

e)

Sertifikasi
Didalam Larap lpuh - Bantal disebutkan sertifikasi (splitzing) akan diberlakukan untuk

semua tanah yang terkena proyek baik yang sertifikat maupun yang belum
bersertifikat.

Berhubung tidak terdapat tanah warga yang terkena proyek sebagaimana diuraikan

pada hasil inventarisasi dan pengukuran, maka kegiatan pemecahan (splitzing) surat
tanah tidak dilakukan oleh pemerintah/proyek.

Pemukiman Kembali (Relokasi)
Menurut dokumen Larap terdapat 1 (satu) bangunan pos jaga (Alwi) di Desa Air Bikuk

T

t
I
I
t
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

Di dalam Dokumen Larap lpuh
2.730 m'

llZl

- Bantal tertuang bahwa tanah terkena proyek seluas

bidang). Namun, berdasarkan hasil inventarisasi dan pengukuran ulang

yang dilakukan oleh Tim Pengadaan Tanah Satker PJN

I

Provinsi Bengkulu

menunjukkan bahwa ternyata tidak terdapat tanah milik warga/instansi yang terkena

proyek. Bangunan terkena proyek adalah bangunan milik warga/instansi yang
menempati/menjorok ke Ruang Milik Jalan (RumUa).

b) Musyawarah
Kegiatan musyawarah untuk menetapkan besarnya kompensasi atas aset terkena
proyek telah dilakukan antara Tim Pengadaan Tanah dengan para WTP selama
periode bulan Oktober

-

November 2013, dan Desember

2013. Dalam

penetapan

besarnya nilai kompensasi bangunan terkena proyek mengacu pada harga satuan

bangunan yang dari Dinas Cipta Karya Provinsi Bengkulu. Sedangkan nilai
kompensasi tanaman terkena proyek mengacu pada harga satuan tanaman dari Dinas

Pertanian Kabupaten Muko-muko.

Rincian Surat Pernyataan Persetujuan Harga kompensasi bangunan dan tanaman

terkena proyek dari masing-masing pemiliknya pada periode Tahap I menurut
kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 14, 18, 1C, 1D pada Laporan Monitoring
Larap lpuh - Bantal yang telah disampaikan ke Bank Dunia tanggal 24 Desember
2013, sedangkan hasil musyawarah untuk periode tahap kedua disajikan pada
Lampiran 1E,1F dalam Laporan Monitoring
c)

ini.

Pembayaran kompensasi
Pembayaran dilakukan setelah melalui proses penyepakatan nilai kompensasi serta

pemerikasaan surat-surat atau dokumen kepemilikan.Cara pembayaran
kompensasi ditakukan dengan tranfer uang dari rekening Bank milik proyek kepada
rekening Bank milik masing-masing WTP. Setelah WTP memeriksa kebenaran uang

kompensasi sudah masuk

ke rekening Bank,

selanjutnya WTP menyerahkan

dokumen kepemilikan tanah terkena proyek kepada Tim Pengadaan Tanah untuk
kelengkapan penyelesaian administrasi dalam surat pelepasan

hak atas tanah dan

proses pemecahan surat tanah.

Hingga tanggal akhir November 2A13, Tim Pengadaan Tanah telah melakukan

dai total 227 pemilik bangunan/tanaman terkena
proyek. Sedangkan pembayaran kompensasi dari sisanya sebanyak 70 pemilik

pembayaran kompensasi kepada 157

bangunanltanaman terkena proyek telah dilakukan oleh Tim Pengadaan Tanah selama
bulan akhir Desember 2013. Berikut ini ringkasan pelaksanaan pembayaran kompensasi

I
I
I
I
I
t
I
I
I
I
I
t

dan 1 (satu) bangunan warung milik Jabani di Desa Tunggang Kecamatan Pondok
Suguh yang terkena seluruhnya. Hingga tgl 20 Desember 2013, Tim Pengadaan
Tanah/pihak proyek telah membayar kompensasi kepada seorang pemilik (a/n Alwi)

bangunan pos jaga yang terkena seluruhnya seluas

I

m2 sebesar Rp 1.575.000,-

Bangunan pos jaga tersebut akan dipindahkan/dimundurkan oleh pemiliknya (Alwi) ke

area sisa lahan milik WTP tersebut yang masih cukup luas. Bukti pembayaran
kompensasi atas bangunan pos jaga terkena tersebut dapat dilihat pada No 11 pada
Daftar Nominatif WTP di Desa Air Bikuk Kecamatan Pondok Suguh Kabupaten Mukomuko (telah disampaikan ke Bank Dunia pada tanggal24 Desember2013).

Pada pelaksanaan pembayaran kompensasi Tahap ll ini, Tim Pengadaan Tanah Satker
PJN I Provinsi Bengkulu telah melakukan pembayaran kompensasi atas 9 unit bangunan
makam terkena proyek dan bantuan pemindahannya yang diterimakan kepada 4 orang

ahliwarisnya.

T

I
I
I
I
t
I
t

3

10

E

c<

gH

g$

EE

t9 F a
.J=JO

c
o
o
o

€E€X

o

E!

Bi f,d

H= FE

.=E

gEE

i
*tst:
Blg$R IE

.Y

p(E
c
(!

c(u
o
c

c

o.

t

o
'6=

J

E

z

o
Y
c

o

G

(9

tr
E

c
pG

z

o

!=;€-H

(E
ah

(E

H

t
s e r'f E s
P,re

-Hb=
O0-(\1 .!4 .

o
=
t
=

EO

o-5
F!

eF

-c

J

N

-o
tro
EE
(Uc

oEt+
=s
€fl;F#'="=t
E^3
€EF
f FEb E;a8.$3
(E.o.tr
iE sf 3 3 s *o "i:
EE P: F
=B5i

to

o
o
o-

b

eSP

o

Q(,)

.

E$
.

F

o o .

|

EER

o

so

o
P
o

so

so

ef,
a< oo)
EJ
o)
q)
c
t
Fo

-)

f,

zo

qa

('

(U

$$E
G(5
aPe

so

l3
q(E
c9

o
lr

o

Y

J
IJJ

o

(u
'e

F

o

F

Y(L
(UF
-s

eER
ET 5
-Y-Ct

161

Cr
fo
-N

*._

g EE
c

E
o
o(U

cO
6(L

-(U(1)
oE
5(l)0 'E
-o
-Y
(5(u(l)
Y(L(L

o
r

o

c

6

o

F

.(E

LrJ

o)

o

Y

z
uJ

J

(L

lco

€r

^-o
LJ (\I
j

P

>o
Ea

egEEt

gggg

E F FE

E

tt
r $
I I E Fs
E

5 8-9Er
$l

qEe

.=o

(E

fr;E

[tt

F=.8
J|,E

Fg$g bg;s r
c

ee;

iE E; 2fie

E$Ea

J

o

€E

=
_o-

xgp

6 -9.;

goE
SE *T

€€

c

o
o
o

o
ul

c

g;

E

oO

o

EE$

FgF

gtgE t* a-

FH

r.9 o)J
Fe

IE

J

J

c

o
I(5
E

gsFEH

gs
E<
(L$l

iE9X
Ea
sl$r
iD? o€
=-

O--

ha

(It F=
F FI\

'='Y o
Eq,

9€o
- (usf

IE

'E
E

F!

Es'

E oc\l

igFE

EEE
''''*

ol

-

*a
o-s

o
FE oc't
iYn C C

gE ES
Fa
rC
(S
-0J

€BCE
gE

oE

5;

FFr"
irr'6 g

EU
Qo

PX

=8d:

'E
sftc
o jY

o-

f;E

.Y

-Y'6

62

E

to

=(5
6o
tat

6(o
.Yts

i:o
=8
!5Y
ltp
EohF

Eg

c(U
E

o
L
o
oo
J

-c

o
E
o
o

o(!=

frs

Pb

F;

EOLL

8i

d=
O

([o
-r

!!o
cg
EU)

Y
o
'F
c)
\.(L
rt{
-,E

a<
EJ
o

o
r

so

(!

(.)

o
r

o)
q)

o
(\l

o

zo

c

tr

so

o
P
o

F

fr5
E.*Ec

o
.q
q)

o

!<

:HEEfr
$E

tr:-

EE#EE
ar)

?'a

8E

q)

EE
o-

o
Y
c

EO
ct.|

1r,'6

$
G
E([

o

c

qE

o

c

(!

'Eg

€* ZEE =s
.d5
>,o
o-tr
FsEss fi$6s 6_9

c
o
c

o
'6=

'6

f;x
O-c
ae€
o-a=

N

{,

o

€E

E$
l-E

a=E
€i e
s5E

=a

g

8N
9c

Esci
'6

c

E-5

$

o
o

o

f;g

F$

€*

'E c

(Y)

gF
=

Fse

d_5R

c=

o
o.

r!t

6e

Y

c)

o)
L
(5

F

Y(L
rn{

Et
a<
EJ
c)
t

o

o)
o)

c

o
F

c(!
.q

o)

o

Y

E2
PF

o
i6

Pg

c)

Sg

6c
JE

9e

o
.F

N'6

c
o
E
c
o
E
o
o

JG

E

tro(6

E Fa
gE
.9'e5
- E(\l
EEo
aJ(D
F oo

+ 9E 6

Eg
OY

Eg
Eb

E
o

re

EgEI

F-9=e
5€s" s"EFE

s*Es =EI
Ees

'€(I'f,e

fi55 FgFE Erg

Eg

E

G'

c'l

FE

E

Ep

*E€e

o
c
o
o

c

c

t€

€E

c

E
o)
)<

E;,

o
po
L

o
'6'
=

E
o
o-

c

$
o.
o_tr
gEFEH EEg
I9 -s FgFE $Es 6g
a

6o

EE

.Ee

oc F'E
E
EO)
(U(50 =o
.= e> oJ
F-" d. ?'a

..Y E

g:

'-o

Eb

g,:
!Rp

85

(9

o

:rEs

H$
Hx
o-.- E C
o;.=
o
E>
EAR EI
-c o -,:
!Eo
r (It (l) F
U
P-t o g E8
6 (,,:
O ccg
Ef;{ ag_aE
EE FU
EFa EJCE=
EE:
.n(6(E1:
E
F-S
E CDa
)x !!€
x+i o
E Hg
(f)

c(f)
(!r

c
o
o
o

O

Eis

to
-cF

oo-cF

Ei
-s^
o-.- (!
c (o
O liO (E-

ET

E ER
E s?

iFd

TL

=
c
(s

J

po
.E
qt

c([
o
c
o

c(I'
f

(5

t

E

o
:<
c
o
L
o
oo
J

c.

o

1f

-c.

o
o
o
o

F:!
E 6:

E,::3
fr

S

i:e
E4F

:f;.9s
gEgE

e

Qo
lq(E

=u)
Y

6

o
.F
0)
Y(L
m{

P
o

F

EE
a<
EJ
c)
tr

o
q)
o)

c
o

F

so
o

so
o

cr)

o
N

zo
c

o
E
o
aC
(!(E
(u E-

c
o
.(!

o,

o

Y

-v(5
oc
-cf

-o)
!Id
xi -o
ii=
oo
dg
$

53
a@
(5$t.-

ui

-e''E
EE

E

gAE

E F* E
*FH,;

E

EE T E
E? Ef cEFE.=E

Ff;

(L

x-0N
lo.- k
c =c5
E

or-=8E
=o
6

$c€€
c.96u
(s-Cc

$EgE

g$

-cF

.E

fi EE*

getEg F*88
6E g
F

f;ocF

g3
(,s

(5C!

€'E *

gE

tr_\FF

sE r

f c c.=
EFEEE E3,EE

E
d,E
fcc

Ff;gge Ff;g$

8fr$
O6E

*

F,L

=E
.R.€

-Y
(uo-

fi=
+
e^
ot
E=
O.- t (5r
C O F'E
OH=
=
ET 9ER
E;3 E

(L

F -O

86tr

t
-

E'6.
J
F

E
*-

F€ Fgx F*;

F€tsg Ff;g$g
F
q.r:
=F

to-cF

-Y

(L

c'j

E

(L

F

t-

=6

E

E rS
g':5P

,iEu
6,E

N(Dc (!
cst€
Gl .--Ca

FggR

9i

=€
.NE
9'c o
e€q

E

F-EgR

F-Ee

s

t sFE
*o-.u

E

i

398

*$eE
o-Ec

or=g f

c)

*Eg

i* 6x

P6Fg

eE;Ex $EgE

3€
E

3€g

;$*E
c-96u

o-Ec
E E FE

H

3E

r
.CE0E
(E

c.9 6
!IcE
tr9Jq

tE*eH #E*

$
r

o
$A
C(f)

O.=o
o.sl
Eo
(5(l)

c

JO
Osf
PN

o
o
o

o

iiF
E5

Ea
(E
-J

E€

Hg
d
J
'e
o
(u
$l

.:
!

-o
E

HE $

o
q
o
o

oo)

E.Y+<

(U

c

E

o

c

'6'
=
E

o
o
I

L

t

o
.ct
o

E

o

o)

o
Y
C,
g
o
o.
o
J

o

:
(5E

c(U

-g

-o
o

o
o

=

:

c

G

.Y
f
.Y

o
p

st s

ESE

E6F
aEJ >l
CEE
o96

E€€
.:zc I

gE

c
I

EE
o
P
o

(5
'e
o
Y(L
a{
EE

a<
EJ
to

(U
CD

o,

c
o
F

c(!
.g
g)
o
:<

F6
rOfr