METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB. docx

Setelah itu guru meminta salah seorang pelajar untuk maju ke depan dan
menujukkan balok lain, misalnya:
‫خذ العصا الخضراء‬
Lalu pelajar itu mengatakan:
‫هذه العصا خضراء‬
Setelah itu pelajar tersebut diminta untuk melakukan dan mengatakan hal
yang sama kepada temannya yang lain, dan seterusnya.
e. Sebagai penutup, guru bisa mengadakan pengetesan keberhasilan pelajar
dalam pengguasaan kosa kata yang telah diajarkan.2
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Guru Diam (Silent Way).
Kelebihan metode guru diam:
a. Tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dalam metode ini berfungsi untuk
mendorong serta membentuk respon pelajar.
b. Respon pelajar dipancing tanpa intruksi lisan dari guru dan tanpa pemberian
contoh yang berulang. Oleh karena model kalimat diberikan hanya satu kali,
pelajar yang tidak menyimak akan terdorong untuk menyimak model
kalimat seterusnya.
c. Karena tidak ada pembetulan-pembetulan kalau ada kesalahan yang
dilakukan oleh pelajar, dan tidak ada keterangan-keterangan, maka pelajar
didorong untuk membuat analogi-analogi sendiri dengan cara mengadakan
kesimpulan dan rumusan aturan-aturan sendiri.3

Kekurangan metode guru diam:
a. Pada konsep dasar metode guru diam memberikan kebebasan kepada pelajar
untuk menentukan pilihan-pilihan dalam situasi-situasi yang disajikan
termasuk dalam membuat kontruksi kalimat.
b. Jika dicermati secara seksama, metode guru diam digunakan untuk pelajar
tingkat pemula yang hanya diberikan materi-materi pelafalan suku kata,
kosa kata, dan membuat kontruksi kalimat-kalimat sederhananya.
c. Metode guru diam bertujuan untuk membimbing para pelajar agar mencapai
kelancaran berbahasa yang hampir sama dengan penutur asli, maka mereka
dituntut untuk menguasai lafal yang benar, intonasi, irama, jeda dalam
berbicara dengan bahasa Asing yang telah dipelajari.
d. Pada dasarnya metode guru diam pada akhirnya cenderung memiliki banyak
kesamaan dengan audiolingual, sebab bagaimanapun para pelajar yang
diberi materi pelajaran satu kali akan sangat membutuhkan pengulangan. 4

A. Metode Guru Diam (Al-Thariqah al-Shamitah / Silent Way)
1. Konsep Dasar Metode Guru Diam
Metode ini diperkenalkan oleh Caleb Gategno, yaitu seorang ahli pengajaran
bahasa yang diterapkan menjadi prinsip-prinsip yang kognitif dan ilmu filsafat
dalam pembelajarannya. Ia mencermati konsep filsafat Stevick (1979) yang

dijadikan sebagai ide dasar untuk memunculkan metode ini, antara lain:
a. Diri (the self) seseorang sama dengan tenaga yang bekerja dalam tubuhnya
melalui pancaindra, dan bertujuan untuk mengatur masukan-masukan dari
luar. Diri itu kemudian membuang sesuatu yang dianggap tidak berguna dan
menyimpan sesuatu yang dianggap bagian dari diri.
b. Diri seorang, seseorang itu mulai bekerja pada waktu manusia diciptakan
dalam kandungan.1
Dinamakan metode guru diam (silent way) karena guru diminta diam sekitar
90% dari alokasi waktu yang dipakai, tetapi ada juga saat-saat tertentu bagi para
pelajar untuk diam tidak membaca, tidak menghayal, tidak juga menonton
video, melainkan berkonsentrasi pada bahasa asing yang baru saja didengar.

2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Guru Diam (Silent Way)
Langkah-langkah yang bisa diambil oleh guru dalam menggunakan metode ini
secara garis besarnya, antara lain:
a. Guru menyediakan alat berupa: (a) papan peraga yang bertulisan materi
(fidel chart). Papan ini berisi ejaan dari semua suku kata dalam bahasa
Asing yang dipelajar. (b) tongkat yang digunakan sebagai alat peraga dalam
membentuk kalimat lengkap.
b. Guru menyajikan satu butir bahasa yang dapat dipahami. Penyajiannya

hanya satu kali saja. Dengan demikian ia memaksa pelajar untuk menyimak
dengan baik.
c. Kemudian guru menyajikan papan peraga yang kedua berisi kosa kata
terpilih.
d. Guru menggunakan tongkat warna-warni yang telah disediakan untuk
memancing para pelajar berbicara dengan bahasa Asing yang sedang
dipelajari. Misalnya, Pada saat ini guru mengangkat tongkatnya dan berkata:
‫هذه العصا حمراء‬
Setelah itu guru mengangkat tongkat lain yang berlainan warna, misalnya:
‫هذه العصا زرقاء‬
2
1

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), hal: 201

Ibid, hal: 203-204
Ibid, hal: 206
4
Ibid, hal: 206-207

3

B. Metode Konseling (Thariqah al-Ta’allum al-Irsyadi / Conseling Learning
Method)
1. Konsep Dasar Metode Konseling
Metode ini diperkenalkan oleh Carles A. Curran dan kawan-kawan
(1975). Dalam proses pengajaran metode ini, melalui lima tahap penguasaan
bahasa yaitu :
1. Embryonic stage, tahap ketergantungan pelajar (client) pada guru
(counselor).
2. Self assertion stage, tahap pelajar telah memperoleh dukungan moral dari
rekan senasibnya untuk sama-sama memakai bahasa asing yang diajarkan.
3. Separate existence stage, pelajar mulai tidak tergantung kepada orang lain,
jika terdapat kesalahan, maka guru akan memperbaikinya.
4. Reversal stage, pelajar tidak lagi diam, tetapi lebih aktif dalam
percakapan-percakapan yang hidup.
5. Independent stage, pelajar memiliki kemandirian penuh, ia berkomunikasi
secara bebas dengan menggunakan bahasa asing.5
2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Konseling
Langkah-langkah menggunakan metode konseling yakni sebagai berikut:

a. Guru menyediakan peralatan yang akan digunakan terutama alat perekam
suara (tape-recorder) untuk merekam percakapan para pelajar. Kemudian
guru membagi pelajar menjadi beberapa kelompok.
b. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menentukan
topik yang akan dipelajari secara sepakat. Kemudian mereka diminta
untuk merekam suaranya, dan setiap pelajar diberi kesempatan untuk
bertanya, kemudian guru akan menerjemahkan kalimat yang diminta.
c. Kemudian rekaman diputar kembali agar mereka mendengarkannya.
d. Setelah didengarkan, guru memberikan kesempatan kepada para pelajar
untuk memperbaiki jika ada kesalahan yang mereka lakukan.
e. Pada pertemuan berikutnya, pelajar diperdengarkan kembali rekaman
tersebut, selanjutnya mereka disuruh untuk menulis transkripsi rekaman
dengan kerja sama.
f. Dalam mengembangkan struktur tersebut, guru dapat menyuruh para
pelajar untuk merubah bentuk kalimat yang telah mereka buat ke dalam
bentuk lainnya. Misalnya kalimat aktif menjadi kalimat pasif.6
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Konseling
Kelebihan metode konseling:
5
6


Ibid, hal: 209
Ibid, hal: 209-210

a. Adanya aktivitas mandiri pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar
(orientasi pada pelajar)
b. Belajar bahasa asing dilakukan dengan kerja sama dan mengurangi rasa
rendah diri pada pelajar yang lambat belajar.
c. Memacu kemampuan pelajar dalam menerapkan pola-pola komunikasi
dengan bahasa asing yang sedang dipelajari.7
Kekurangan metode konseling:

C.

7
8

a. Para pelajar membuat kalimat-kalimat sendiri. Ini hanya dapat berjalan
dengan lancar jika para pelajar sudah memiliki pengetahuan tata bahasa
dan kosa kata bahasa asing yang sedang dipelajari. Jika guru selalu

memberikan terjemahan maka corak penyajian cenderung berubah
menjadi “penyajian terjemahan”, maka guru akan cenderung berperan
sebagai “penerjemah”.
b. Materi pelajaran dalam metode ini berdasarkan proses, tidak berdasarkan
isi, maka akan sulit untuk dibukukan, karena setiap kelas akan memiliki
materi yang tidak sama. Atas dasar ini materi yang disajikan untuk semua
kelas hanya mengenai struktur bahasa.
c. Peran guru bahasa sebagai penyuluh, yang dapat dikatakan tidak biasa
dalam pengajaran bahasa, hanya sebagai pemberi rasa aman. Peran ini
nampaknya tidak akan memacu perkembangan kemampuan berbahasa,
d. Evaluasi kemajuan pelajar maupun evaluasi akhir program mungkin lebih
rumit dilakukan dibandingkan dengan evaluasi-evaluasi dalam kelas biasa8
Metode Suggestopedia
1. Konsep Dasar Meode Suggestopedia
Metode suggestopedia pertama kali diperkenalkan oleh Georgi Lozanov di
Bulgaria. Suggestopedia adalah metode yang menerapkan sugesti ke dalam
pelajaran, yang bertujuan untuk menghapus pengaruh negatif yang tidak
disadari terdapat pada diri seorang pelajar, serta untuk memberantas rasa takut
dalam diri pelajar.
Selain itu, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bancropf dalam Azhar

Arsyad menyatakan bahwa terdapat 6 unsur dasar dalam metode suggestopedia,
yaitu:
a. Authority, yaitu adanya kemampuan dan penguasaan penuh pada diri guru
mengenai materi yang dibawakannya

Ibid, hal: 211
Ibid, hal: 211-212

d. Pelajar duduk dengan santai serta mendengarkan ulasan materi yang baru

b. Infantilisasi, yaitu menjadikan pelajar seakan-akan seperti anak kecil yang
menerima authority dari guru
c. Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal yang berupa
semangat dari kepribadian seorang guru dan dari keadaan ruangan.
d. Intonasi, yakni pengaturan nada suara ketika guru berbicara dan
memberikan materi.
e. Irama atau Rhythm, pelajaran membaca atau berbicara dilakukan dengan
irama, berhenti sejenak di antara kata-kata dan rasa yang disesuaikan
dengan irama nafas.
f. Keadaan Pseudo-passive, keadaan pelajar betul-betul rileks, tapi tidak

tidur. Pada saat inilah daya ingat mereka menjadi kuat.9

disajikan oleh guru yang diiringi dengan musik lembut dengan tujuan
untuk menambah nyaman suasana santai agar para pelajar dapat masuk ke
dalam dialog-dialog, selanjutnya dengan gerakan pernafasan dan
konsentrasi.11
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Suggestopedia
Kelebihan metode suggestopedia :
a. Metode ini memandang manusia sebagai satu kesatuan yang utuh antara
fisik, rasa, jiwa, dan intelaktual yang bersatu dalam proses pembelajaran,
hal ini sangat menentukan hasil belajar seseorang
b. Dalam metode ini seorang guru harus memiliki authority, yakni guru yang
berkualitas dan layak baik dari segi linguistik, maupun kejiwaan. Dengan
demikian akan membuatnya lebih berwibawa dan disegani oleh pelajar.
c. Menamamkan rasa percaya diri pelajar, karena mereka dilatih unuk
melihat bahwa belajar adalah sesuatu yang mudah, dan berusaha untuk
menghadapi masalah dengan tenang serta diiringi dengan hal-hal yang
menyenangkan.12

Sementara itu, Lazanov dalam Blair yang dikutip oleh Nababan, bahwa inti

metode Suggestopedia berdasarkan pada asumsi berikut:

1) Belajar itu melibatkan fungsi-fungsi dasar dan di bawah sadar manusia.
2) Pelajar mampu belajar lebih cepat daripada dengan metode lainnya.
3) Proses belajar mengajar dapat terhambat oleh beberapa faktor, seperti
norma-norma umum atau kendala-kendala yang telah lazim berlaku di
masyarakat, suasana yang kurang tepat dalam pengajaran.
2. Langkah-langkah Metode Suggestopedia
Operasional suggestopedia berjalan selama 24 hari untuk satu tahap dengan
materi sebanyak 10 unit dengan 12 orang pelajar setiap kelasnya.10
a. Menyediakan alat-alat yang diperlukan, misalnya musik klasik yang akan
digunakan untuk latar belakang tahap santai.
b. Pembagian waktu dalam proses belajar mengajar. Biasanya lima hari
pertama diberikan pelajaran lisan. Materi yang disajikan terdiri dari
beberapa dialog dan ulasan, penceritaan cerita-cerita pendek dan
sebagainya.
c. Pada hari keenam dan seterusnya peran dan aktivitas belajar lebih
ditekankan kepada pelajar dengan cara:
1) Mengulas materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Penyajian materi baru dengan keterangan tata bahasa yang relevan

serta terjemahan-terjemahan
3) Penyajian materi selama satu jam dengan kondisi santai dan rileks.

Kekurangan metode suggestopedia:
a. Suggestopedia memandang bahwa saat seseorang tertidur (rileks) adalah
kesempatan yang baik untuk belajar. Namun hal ini belum bisa dibuktikan,
sebab ketika seseorang mendengarkan rekaman saat tidur, bisa saja orang
tersebut mengalami kelelahan karena tidak bisa beristirahat dengan baik.
b. Pembagian waktu yang ketat, hal ini menjadikan proses belajar mengajar
cenderung tidak efektif. Demikian pula dengan sarana dan prasarana yang
lengkap dan pelaksanaannya mahal.
c. Cara evaluasi belajar dengan tes formatif (kemajuan belajar) dan sumatif
(evaluasi akhir program) yang sangat sulit diselenggarakan, sebab
melakukan evaluasi tersebut tidak bisa hanya dengan pengamatan perilaku
bahasa pelajar saja.13

11
9
10

Ibid, hal: 213
Sri Utami Subakyo Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), Hal: 61

Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), hal: 215
12
Ibid, hal: 216
13
Ibid, hal: 216