Ketahanan Energi Indonesia (Studi Analisis : Optimalisasi Pemanfaatan Panas Bumi sebagai Alternatif Energi Baru dan Terbarukan di Sumatera Utara) Chapter III IV

BAB III
ANALISIS PEMANFAATAN PANAS BUMI SEBAGAI
PENOPANG KETAHANAN ENERGI DI SUMATERA UTARA

3.1.Analisis Panas Bumi Sebagai Alternatif Energi Baru dan Terbarukan
di Sumatera Utara
Untuk meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi dan menarik
investor. Pemerintah telah melakukan berbagai fasilitas dan insentif, perbaikan
fasilitas dan insentif, perbaikan fasilitas publik dan infrastuktur, berkoordinasi
dengan berbagai pihak terkait terkait dan mempermudah proses perizinan.
Berikut ini adalah peraturan yang mengatur tentang Panas Bumi :
1. Undang-Undang No.21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi.
2. Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas
Bumi, sebagaimana telah diubah dalam PP No. 70 Tahun 2010.
3. Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2010 tentang Penugasan Kepada PT.PLN
(Persero) untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit Tenaga
Listrik yang menggunakan Energi Baru, Terbarukan, Batubara dan Gas.
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
a) Peraturan Menteri ESDM No 11 Tahun 2006 tentang Mekanisme
Penetapan Wilayah Kerja Panas Bumi.


74

Universitas Sumatera Utara

b) Peraturan Menteri ESDM No 02 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penugasan Survei Pendahuluan.
c) Peraturan Menteri ESDM No. 1 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan Usaha Panas Bumi.
d) Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2014 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan Energi
Baru, Terbarukan, Batubara, dan Gas serta Transmisi Terkait.
e) Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2014 tentang Pembelian
Tenaga Listrik dan PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh
PT.PLN (Persero).
Selain itu pemerintah juga menyediakan intensif fiskal sebagai berikut :
a) PMK 130/PMK 01/2011 tentang Pemerintah dapat memberikan
fasilitas pembebasan pajak penghasilan pajak .
b) Peraturan Pemerintah No.52 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas

PP No 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk
Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu atau Daerah Tertentu.
Dalam pp ini pemerintah dapat memberikan fasilitas keringanan pajak.

3.1.1. Alasan Kenapa Menggunakan Energi Panas Bumi
Sesuai namanya, energi panas bumi adalah energi yang diambilkan dari
panas yang berasal dari dalam bumi. Panas yang terdapat di dalam tanah tersebut

75

Universitas Sumatera Utara

memanaskan air yang kemudian menguap. Uap air yang panas dan bertekanan
tinggi digunakan untuk memutar turbin. Prinsip kerjanya kurang lebih sama
dengan PLTU batu bara atau nuklir. Bedanya, dalam pembangkit panas bumi,
tungku untuk memanaskan airnya adalah bumi itu sendiri. Dan panas yang
digunakan adalah panas yang berasal dari magma di dalam perut bumi. Bumi kita
sebenarnya adalah bola panas yang ditutupi oleh batuan dan tanah (kerak) yang
dingin. Tanah dan batu (kerak) penutup itu sangat tipis jika dibandingkan dengan
batuan panas yang ada di dalamnya36.

Panas bumi dianggap sebagai energi berkelanjutan karena jumlah panas
yang keluar dari perut bumi ke permukaan begitu besar, jauh lebih besar dari
energi yang mungkin diekstrak dari pengeboran dengan teknologi yang ada saat
ini. kali lebih besar dari seluruh energi primer yang dipergunakan oleh manusia.
Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki potensi Energi
Terbarukan terutama Panas Bumi. Sumatera Utara merupakan salah satu daerah
dengan potensi Panas Bumi terbanyak di Indonesia. Potensi ini tersebar di
berbagai daerah di Sumatera Utara yang umumnya merupakan daerah dataran
tinggi seperti Kabupaten Karo, Siamalungun, Tapanuli Utara, Humbahas, Samosir,
Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Mandailing Natal. Kekuatan potensi Panas
bumi di Sumatera Utara sebesar 1.500 MWe, sedangkan PLTP Sibayak yang saat
ini pada tahap operasi produksi dengan kapasitas terpasang 12 MW dan PLTP

36

http://lintas.ebtke.esdm.go.id/panas-bumi/id/pemerintahan/view/4/11-energi-panas-bumi diambil pada 19
Juni 2017 pukul 00:43

76


Universitas Sumatera Utara

Sarulla belum beroprasi. Sehingga persentase pemanfaatan panas bumi di Provinsi
Sumatera utara dari total potensi yang ada baru sekitar 0.8 %.

3.1.2. Keunggulan Menggunakan Energi Panas Bumi
1. Energi nya tidak dapat di ekspor
Sumber energi panas bumi cenderung tidak akan habis, karena proses
pembentukannya yang terus menerus selama kondisi lingkungannya (geologi dan
hidrologi) dapat terjaga keseimbangannya.
Menurut pak Jamus Saragih (Kepala Seksi Pengembangan Energi bidan
Energi Baru)
“Energi nya tidak bisa di kirim ke negara lain. Karena itu
pemanfaatan nya bisa dimaksimalkan agar dapat membantu sumatera
utara dalam memenuhi kebutuhan energinya”
Mengingat

energi

panas


bumi

ini

tidak dapat

diekspor, maka

pemanfaatannya diarahkan untuk mencukupi kebutuhan energi domestik, dengan
demikian energi panas bumi akan menjadi energi alternatif andalan dan vital
karena dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap sumber energi fosil
yang kian menipis dan dapat memberikan nilai tambah dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan aneka ragam sumber energi di Indonesia.

2. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan tergolong rendah
Panas bumi merupakan jenis energi bersih. Dengan mengoptimalkan energi
panas bumi, Indonesia akan dapat berkontribusi signifikan bagi perlindungan alam

77


Universitas Sumatera Utara

dan perubahan iklim. Di samping itu produksi energi listrik dari panas bumi tidak
menghasilkan limbah sehingga tidak merusak lingkungan. Selain itu energi panas
bumi juga tidak menghasilkan polusi, dan pada saat yang sama, tidak memberikan
kontribusi pada efek rumah kaca.

3. Dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang
Pemanfaatan energi panas bumi dapat berlangsung secara berkelanjutan
dan dalam jangka waktu yang sangat lama hingga ratusan tahun. Menurut pak
Jamus Saragih (Kepala Seksi Pengembangan Energi bidan Energi Baru)
“Pemanfaatan energi Panas Bumi jika Pembangunan Pembangkit
Tenaga Listrik nya sudah rampung maka PLTP itu bisa bertahan
lama, puluhan bahkan bisa sampai ratusan tahun”
Pengalaman penggunaan sistem panas bumi di seluruh dunia dalam
beberapa dekade menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan
mempertahankan tingkat produksi di bawah batas tertentu.
Selain itu PLTP tidak membutuhkan energi fosil untuk membangkitkan
listrik, sehingga tidak perlu membeli energi fosil yang harganya fluktuatif. Selain

itu, PLTP memiliki kemampuan yang besar untuk mencukupi kebutuhannya
sendiri karena dapat menggunakan energinya sendiri untuk menggerakkan
mesinnya dan dapat memproduksi tanpa terkendala gangguan cuaca, dan
karenanya tidak membutuhkan cadangan energi dari energi fosil sebagaimana

78

Universitas Sumatera Utara

halnya pembangkit listrik energi terbarukan lain seperti tenaga angin dan tenaga
surya.

4. Tidak menimbulkan efek radiasi yang berbahaya bila terjadi kebocoran
Dibandingkan pembangkit listrik tenaga nuklir, risiko dari PLTP terbilang
rendah karena tidak menimbulkan efek radiasi yang berbahaya bilamana terjadi
kebocoran37.

3.1.3. Kendala dalam pemanfaatan Energi Panas bumi
1. Sulitnya memperoleh izin dalam pengurusan lahan untuk pembangunan
pembangkit listrik Panas bumi

Sebagian besar wilayah panas bumi berada di kawasan hutan lindung dan
konservasi yang berada di bawah kewenangan Kementerian Kehutanan, dan bukan
di bawah Kementerian ESDM, sehingga menyebabkan dualisme perizinan.
Menurut pak Jamus Saragih (Kepala Seksi Pengembangan Energi bidan Energi
Baru)
“Dalam proses pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik nya susah
dalam mendapatkan izin dari kementrian kehutanan. Karena
biasanya Wilayah Kerja(WKP) panas bumi berada di kawasan hutan
dan pegunungan.”
Kondisi tumpang tindihnya prosedur perizinan di antara kedua kementerian
tersebut membuat pengembang dihadapkan pada ketidakpastian perizinan.

37

Data diolah dari hasil wawancara oleh pihak dinas pertambangan dan energi Sumatera Utara

79

Universitas Sumatera Utara


Masalah tersebut juga ditambah dengan belum adanya target waktu penyelesaian
proses perizinan. Hal tersebut menyebabkan lambatnya penyelesaian proses
perijinan. Masalah lain adalah kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Dalam kasus tertentu, pemerintah pusat telah memberikan
dukungan dan izin namun Pemda sebagai penguasa wilayah menurut UU Otonomi
Daerah tidak memberikan izin.

2. Dalam Prosen Pembangunannya Menggunakan Modal Yang Tidak Sedikit
Untuk membangun sebuah PLTP tentunya harus melalui beberapa proses
seperti penentuan lokasi , observasi, pengembangan, lelang dan penentuan WKP
(wilayah kerja panas bumi). Proses proses ini banyak memakan biaya yang sangat
besar. Menurut pak Jamus Saragih (Kepala Seksi Pengembangan Energi bidan
Energi Baru)
“Dalam proses pengembangan dan pembangunan nya membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Dan juga membutuhkan alat alat canggih yang biasanya susah
didapatkan di Indonesia.
Untuk menentukan lokasi pengembangan energi panas bumi yang tepat
perlu dilakukan tahap eksplorasi terlebih dulu. Kegiatan eksplorasi memerlukan
biaya yang besar dan juga dihadapkan pada risiko tidak ditemukannya sumber
energi panas bumi di daerah eksplorasi yang bernilai komersial. Meskipun hasil

pengeboran membuktikan temuan sumber energi panas bumi, masih ada
ketidakpastian terkait besar cadangan, potensi listrik dan kemampuan produksi

80

Universitas Sumatera Utara

dari sumur-sumur yang akan dibor kemudian. Hal berbeda akan ditemui investor
bila pemerintah dapat menyediakan data publik yang memadai terkait hasil
penelitian kandungan energi panas bumi pada saat Wilayah Kerja Panas Bumi
(WKP) ditawarkan38.
Untuk daerah yang di sekitarnya belum memiliki lapangan panas bumi
yang telah dikembangkan sebelumnya, pengembang harus membuktikan bahwa
sumur bor mampu menghasilkan fluida produksi sebesar 10% - 30% dari produksi
keseluruhan yang dibutuhkan PLTP. Di samping itu, perlu dibuktikan pula
keamanan secara teknis operasional maupun lingkungan mengingat bahwa pada
saat energi panas bumi telah digunakan untuk membangkitkan listrik, fluida harus
dapat dikembalikan ke reservoir secara aman39.
Pengembangan energi panas bumi di Indonesia dihadapkan pada biaya
investasi pembangunan pembangkit yang sangat besar. Biaya pengeboran

merupakan komponen terbesar yang dapat menghabiskan dana lebih dari 50%
biaya total. Misalnya secara rata-rata, total biaya pengeboran dan konstruksi
pembangkit listrik tenaga panas bumi berada dalam rentang 2 – 4.5 juta Euro per
MW-nya, tergantung pada kualitas dari sumber daya energinya, dengan biaya
energi 0.04-0.10 Euro per kWh. Bila angka-angka tersebut digunakan untuk

38

Setiawan Sigit . 2012. ENERGI PANAS BUMI DALAM KERANGKA MP3EI : Analisis terhadap

Prospek, Kendala, dan Dukungan Kebijakan (dikutip dari Bellman, Eric. 2011. A Power Struggle Boils in
Indonesia. Foreign Investment in Geothermal Sector Gets Bogged Down; A Nod to the Gods. Online
Wallstreet Journal). dalam jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol XX(1).2012. Hal 11
39

opcit

81

Universitas Sumatera Utara

mengkalkulasi biaya keseluruhan pembangunan PLTP dengan keluaran energi
terkecil di Indonesia yaitu PLTP Sibayak (Pertamina) 12 MW di Sumatera Utara dengan asumsi kurs € 1 = Rp 11.754,67523 - maka akan dibutuhkan rentang biaya
investasi minimal dan maksimal sebesar Rp282 Miliar dan Rp635 Miliar.

3. Masih Banyaknya Masyarakat yang Tidak mengetahui apa Manfaat dari
Energi Panas Bumi
Pemanfaatan panas bumi di sumatera utara masih angat minim, hal ini
menyebabkan masih banyaknya masyarakat yang tidak mengerti mengenai
pentingnya energi panas bumi dan seberapa besar manfaatnya. Selainnya itu energi
ini juga masih susah untuk didapatkan karena pengelolaannya belum di lakukan di
semua titik potensi40 .

3.2.Panas bumi sebagai penyokong ketahanan energi Sumatera Utara
Sumberdaya energi merupakan sarana produksi dan sarana kehidupan
sehari-hari yang memegang peran penting dalam pembangunan. Ketersediaan
energi yang berkesinambungan, handal, terjangkau dan ramah lingkungan
merupakan hal yang fundamental dalam membangun industri energi yang bisa
mendukung perkembangan ekonomi dan sosial suatu negara. Berdasarkan hal
tersebut beberapa negara termasuk Indonesia telah mulai memanfaatkan energi
baru terbarukan (EBT) sebagai pengganti energi fosil yang cadangannya mulai
40

Data diolah dari berbagaisumber dan hasil wawancara oleh pihak dinas pertambangan dan energi Sumatera
Utara

82

Universitas Sumatera Utara

menipis. Tidak seperti negara-negara maju, pengembangan EBT di Indonesia
hingga saat ini masih belum dominan karena masih didominasi penggunaan bahan
bakar fosil.
Sumberdaya EBT berpeluang dikembangkan namun mengalami kendala
terkait dengan ketidakpastian regulasi, kebutuhan pendanaan yang besar,
penguasaan teknologi, infrastruktur pendukung, proses perizinan termasuk
pembebasan lahan, harga yang sesuai dengan keekonomiannya, serta kapabilitas
SDM.
Target EBT dalam bauran energi nasional paling sedikit 23% pada tahun
2025 dan paling sedikit 31% pada tahun 2050 merupakan target yang ambisius,
namun target tersebut dapat dicapai melalui upaya, antara lain:
1. Kepemimpinan nasional yang kuat, melalui Presiden yang menjadikan
target EBT sebagai komitmen nasional yang harus dilaksanakan.
2. Perbaikan sistem regulasi serta kepastian dan konsistensi Pemerintah
dalam penerapan regulasi untuk menarik minat investor.
3. Dengan kemajuan teknologi EBT yang sangat pesat, dibutuhkan perbaikan
dalam penerapan harga EBT sesuai dengan keekonomiannya agar dapat
bersaing dengan harga energi fosil.
4. Penurunan harga minyak mentah dunia yang bersifat sementara, dapat
dijadikan peluang untuk tetap komitmen menggunakan EBT sebagai
pengganti energi fosil.

83

Universitas Sumatera Utara

5. Komitmen bersama antara Pemerintah, pelaku bisnis dan dukungan sektor
keuangan nasional dalam rangka pembangunan infrastruktur energi
terbarukan yang padat modal, teknologi dan resiko tinggi, melalui
dukungan insentif fiskal, penjaminan investasi, kepastian regulasi,
pemberian subsidi serta memberikan perhatian khusus untuk daerah yang
terisolasi dan pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan
negara lain.
6. Keterlibatan

Pemerintah

sangat

diperlukan

dalam

mendorong

pembangunan infrastruktur industri mesin peralatan energi terbarukan
untuk meningkatkan TKDN dan penguasaan teknologi energi terbarukan41.

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat harus diimbangin dengan
ketersediaan tenaga listrik karena meningkatnya permintaan tenaga listrik. Rasio
elektrifikasi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 masih di bawah 100 persen
dan lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 93,15% namun kekurangan pasokan
energi masih menjadi masalah yang harus diatasi segera. Rasio elektrifikasi
merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dan jumlah
keseluruhan rumah tangga (RUPTL PLN 2015-2024). Rasio elektrifikasi ini
menggambarkan tingkat ketersediaan energi listrik untuk masyarakat. Selama
periode 2014-2016 terjadi sedikit penambahan pembangkit listrik PLN untuk

41

Diambil dari website Dewan Energi Nasional http://www.den.go.id/index.php/dinamispage/index/559-

dialog-energi-rencana-umum-energi-nasional--terobosan-pembangunan-energi-terbarukan.html pada 12 Juli
2017 07:26 WIB

84

Universitas Sumatera Utara

wilayah Sumatera Utara yaitu sebesar 378,37 MW, dari 2.379,28 MW meningkat
menjadi 2.757,65 MW pada tahun 2016.
Sistem

kelistrikan

di

Provinsi

Sumatera

Utara

dipasok

dengan

menggunakan sistem transmisi 150kV dan transmisi 275 kV yang berasal dari
Sektor

Pembangkitan

Belawan,

Sektor

PembangkitanMedan,

Sektor

Pembangkitan Pandan dan Sektor Pembangkitan Labuhan Angin (tidak
termasukPulau Nias/Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Pulau Tello dan Pulau Sembilan
yang masih beroperasisecara isolated). PLN juga melakukan swap energy dengan
PT Inalum untuk ikut membantumemenuhi kebutuhan beban puncak. Disamping
pusat-pusat pembangkit tersebut, ada beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLN) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (IPP) yang memasok
listrik langsung ke sistem distribusi (20kV)42. Kapasitas terpasang pembangkit
listrik di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016 sebesar 2.757,65 MW. Dengan
total beban puncak pada tahun 2016 yang mencapai lebih kurang 1900 MW ,
dengan beban puncak yang mampu dicapai adalah sebesar 1950 MW. Maka
Sumatera Utara memiliki cadangan sebesar 50 MW. Sumatera Utara memiliki
jumlah rumah tangga sebesar 3.260.960 Rumah Tangga dan jumlah pelanggan
sebesar 3.037.509 Rumah Tangga . Maka Rasio Elektrifikasi Sumatera Utara
adalah sebesar 93,15 % .
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat harus diimbangin dengan
ketersediaan tenaga listrik karena meningkatnya permintaan tenaga listrik. Rasio

42

Bappenas , 2015. Seri Analisis Pembangunan Wilayah Sumatera Utara Tahun 2015.

85

Universitas Sumatera Utara

elektrifikasi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 masih di bawah 100 persen
dan lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 93,15% namun kekurangan pasokan
energi masih menjadi masalah yang harus diatasi segera. Rasio elektrifikasi
merupakan perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dan jumlah
keseluruhan rumah tangga (RUPTL PLN 2015-2024). Rasio elektrifikasi ini
menggambarkan tingkat ketersediaan energi listrik untuk masyarakat. Selama
periode 2014-2016 terjadi sedikit penambahan pembangkit listrik PLN untuk
wilayah Sumatera Utara yaitu sebesar 378,37 MW, dari 2.379,28 MW meningkat
menjadi 2.757,65 MW pada tahun 2016.
Cadangan daya listrik ini belumlah ideal yaitu seharusnya mencapai 30 %
dari daya mampu listrik. Apabila daya mampu sistem sumatera Utara sekitar 1900
MW maka seharusnya cadangan daya listrik sudah mencapai 570 MW. Oleh
karena itu, apabila terjadi kerusakan di salah satu pembangkit utama seperti
Belawan atau Payapasir maka akan mengakibatkan terganggunya pasokan listrik
di Sumatera Utara.
Penggunaan listrik di Provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan
sejalan dengan pertumbuhan ekonominya. Namun pasokan tenaga listrik
(pembangkitan) mengalami penurunan daya mampu (derating capacity) karena
umur pembangkit yang semakin tua dan penambahan kapasitas pembangkit baru
yang relatif kecil. Kota Medan merupakan pusat beban terbesar di Sumatera Utara
(hampir 60% dari seluruh demand di Provinsi ini) dengan tingkat pertumbuhan
beban yang tinggi. Sehubungan dengan kurangnya pasokan listrik di Sumatera

86

Universitas Sumatera Utara

Utara sebagai akibat dari tidak seimbangnya penambahan pembangkit dan
pertumbuhan beban, maka pada saat beban puncak diberlakukan pemadaman
bergilir.
Kebijakan pemerintah dengan mewajibkan PT. PLN membeli energi dari
sumber energi terbarukan kecil dan menengah sampai 10 MW (Permen ESDM
nomor 4 tahun 2012) mendorong swasta mengembangkan pembangkit listrik dari
sumber terbarukan. Salah satu energi terbarukan yang cukup banyak di Sumatera
Utara adalah energi air dan geothermal (panas bumi).
Sumatera Utara memiliki banyak sekali titik potensi panas bumi. Potensi
panas bumi di Provinsi Sumatera Utara terdapat di beberapa Kabupaten antara lain
: Kabupaten Karo, Siamalungun, Tapanuli Utara, Humbahas, Samosir, Tapanuli
Selatan, Padang Lawas, dan Mandailing Natal . Jumlah total potensi sumber daya
dan cadangan yaitu :
– Sumber daya Speculative

: 1.500 MWe

– Sumber daya Hipotetik

: 170 MWe

– Cadangan Terduga

: 1.627 MWe

– Cadangan Mungkin

: -

– Cadangan Terbukti

: 384 Mwe

– Kapasitas Terpasang

: 12 MW

Dari data potensi tersebut diketahui bahwa potensi sumber daya
speculative sebesar 1.500 MWe, sedangkan PLTP Sibayak yang saat ini pada
tahap operasi produksi dengan kapasitas terpasang 12 MW. Sehingga persentase

87

Universitas Sumatera Utara

pemanfaatan panas bumi di Provinsi Sumatera utara dari total potensi yang ada
baru sekitar 0.8 %.
Saat ini di Sumatera Utara terdapat 2 (dua) perusahaan yang telah
melakukan kegiatan pengembangan lapangan Panas Bumi yaitu :
Sarulla Operation Limeted pada WKP Sarulla dan Pertamina Geothermal
Energy pada WKP Sibayak. Selain kedua WKP tersebut, pada saat ini di Provinsi
Sumatera Utara telah ditetapkan 3 (tiga) WKP panas bumi yaitu : WKP Panas
Bumi di daerah Sorik Merapi- Roburan- Sampuraga di Kabupaten Mandailing
Natal , WKP Panas Bumi di daerah Sipoholon Ria-Ria di Kabupaten Tapanuli
Utara , dan WKP Panas Bumi di daerah Simbolon Samosir di Kabupaten Samosir.
Kabupaten Toba samosir, KabupatenTapanuli Utara , Kabupaten Humbang
Hasundutan, dan Kabupaten Dairi.
Menurut Pak Gustian Yudha Utama dari bagian Ketenagalistrikan Dinas
Pertambangan dan Energi Sumatera Utara,
“Pemanfaatan panas bumi di Sumatera Utara belum banyak
menyokong kebutuhan energi daerah karena masih sedikit nya titik
titik panas bumi yang sudah dijadikan pembangkit tenaga listrik.
Apalagi sekarang pembangkit panas bumi yang berada di Sibayak
mengalami kerusakan turbin sehingga produksi energi listrik nya
berkurang.”
Pak Jamus Saragih (kepala seksi pengembangan energi bidang
energi baru) juga berpendapat serupa. Menurutnya,
“Pemanfaatan panas bumi belum banyak membantu kebutuhan kita
akan energi. Karena dari 16 titik yang sudah di temukan baru ada
dua yang berhasil dijadikan pembangkit tenaga listrik. Apalagi
sekarang pembangkit panas bumi yang di Sibayak salah satu turbin

88

Universitas Sumatera Utara

nya mengalami kerusakan dan pembangkit panas bumi yang di
Sarulla baru bisa beroperasi di tahun 2018.”
Konsumsi Energi Listrik Di Sumatera Utara diperkirakan akan meningkat
setiap tahunnya. Guna mendukung terjaminnya suplai energi untuk kebutuhan
Industri di Sumatera Utara, maka perlu adanya upaya untuk percepatan
pembangunan infrastruktur energi dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi
energi terbarukan seperti Panas Bumi.

Pemerintah Sumatera Utara dalam hal ini memiliki peran yang sangat
penting dalam masalah ini. Ada banyak permasalahan yang dihadapi pemerintah
sumatera utara dalam mengembangan potensi energi terbarukan seperti Panas
Bumi. Adapun Permasalah yang dihadapi pemerintah antara lain :
1. Belum kondusifnya iklim usaha bagi Pertambangan dan Energi terutama
prosedur dan biaya perizinan usaha yang masih di rasakan cukup
memberatkan di sebabkan belum optimalnya pelayanan satu pintu dan
lemahnya koordinasi antar instansi dalam mengoptimalkan sektor
Pertambangan dan Energi.
2. Masih minimnya data potensi sumber daya mineral dan energi yang dapat
di dayagunakan di Sumatera Utara.
3. Masih

lemahnya

kemampuan

Pertambangan

dan

Energi

dalam

memanfaatkan peluang dan potensi sumber daya terutama potensi sumber
daya yang tersedia di Sumatera Utara serta permodalan.

89

Universitas Sumatera Utara

4. Produksi, daya saing dan akses pasar yang dimiliki pertambangan dan
energi sangat terbatas di sebabkan oleh kurangnya pengetahuan,
penguasaan teknologi, jaringan informasi, jaringan pemasaran dan sarana
yang dimiliki pertambangan dan energi disamping komitmen stakeholders
belum optimal.
5. Rendahnya kemampuan pertambangan dan energi dalam mengembangkan
semangat dan perilaku kewirausaan, yang disebabkan kemampuan dan
kualitas manajemen pertambangan dan energi relatif rendah.
6. Terbatasnya kemampuan, keterampilan sumber daya pembina, tingginya
tingkat mutasi pegawai dan kurangnya sarana mobilitas yang dimiliki dinas
pertambangan dan energi provinsi sumatera utara dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas pembinaan.
7. Koordinasi antara Dinas Pertambangan dan Energi provinsi dengan
kabupaten / kota belum optimal terutama penyampaian laporan
perkembangan pembinaan pertambangan dan energi di daerah nya masingmasing.
8. Inventarisasi pertambangan dan energi belum terlaksana secara optimal
sehingga data yang akurat terhadap perkembangan dan energi43.

Krisis energi listrik masih terjadi di sejumlah daerah di Indonesia,
termasuk di Provinsi Sumatera Utara. Karenanya terus berlangsung pemadaman

43

Data diolah dari berbagai sumber dan dari hasil wawancara oleh pihak dinas pertambangan

90

Universitas Sumatera Utara

listrik PLN secara bergilir. Ini akibat defisit daya listrik tidak sebanding antara
daya listrik yang dibutuhkan dengan kemampuan daya listrik tersedia dari
pembangkit yang ada. Ancaman krisis listrik kian meluas. Inilah yang makin
memacu pemerintah dan stakeholder ketahanan energi nasional mendorong
pemanfaatan potensi energi alternatif. Seperti panas bumi, sebagai salah satu
sumber listrik yang dinilai lebih aman dan tersedia berlimpah di Indonesia yang
termasuk dalam kawasan "cincin api" (Ring of Fire) di dunia ini
Sumatera Utara memiliki peluang besar dalam mengembangkan energi
baru dan terbarukan khususnya energi panas bumi. Hal ini tidak hanya karena kita
memiliki potensi sumber daya energi baru yang besar tetapi juga karena jenis nya
yang beragam. Pengembangan energi baru seperti panas bumi juga sudah
dicantumkan dalam cetak biru (Roadmap) EBT sampai dengan tahun 2025 dan
2050. Sektor kelistrikan memiliki peran besar dalam pengembangan energi ini.
Apalagi PLN sekarang diwajibkan untuk membeli energi dari sumber energi
terbarukan kecil dan menengah sampai 10 MW (Permen ESDM nomor 4 tahun
2012) mendorong swasta mengembangkan pembangkit listrik dari sumber
terbarukan.
Prospek pengembangan sumber energi terbarukan mempunyai peluang
besar dan bersifat strategis mengingat sumber energi terbarukan merupakan
sumber energi bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan apabila dimanfaatkan
untuk kebutuhan tenaga listrik terutama daerah pedesaan yang terpencil akan

91

Universitas Sumatera Utara

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat, yang berarti meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Namun demikian pengelolaan sumberdaya energi terbarukan mengalami
beberapa kendala diantaranya belum terkelola dengan baiknya data-data yang ada.
Selain itu pengembangan nya juga terkesan mahal karena subsidi harga bbm yang
akhirnya menciptakan citra harga yang cukup besar, dan karena tingkat
keenomian Energi baru yang belum bisa bersaing dengan energi fosil. masih
adanya daerah di Sumatera Utara belum menikmati energi listrik, sehingga secara
ekonomi sangat tidak menguntungkan dalam hal investasi tenaga listrik karena
disamping kemampuan daya beli masyarakat yang lemah, juga disebabkan oleh
intensitas pemakaian energi listrik yang rendah.
Masa depan energi Indonesia ditentukan dari besarnya pemanfaatan energi
baru terbarukan. Bauran energi nasional telah dirancang untuk terus meningkatkan
pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Seperti diketahui, bauran energi nasional
dari kementrian ESDM terdiri dari 39% minyak bumi, 22% gas, 29% batu bara,
dan 10 % EBT. Selanjutnya, pada 2025 bauran energi nasional direncanakan
menjadi 25% minyak bumi, 22% gas, 30% batu bara dan 23% EBT. Lalu, bauran
energi nasional di tahun 2050 menjadi 20% minyak bumi, 24% gas, 25% batu
bara, dan 31% EBT.
Target bauran energi nasional telah ditetapkan, yang menjadi persoalan
saat ini adalah pencapaian targetnya. Pelu kerja sama lintas sektoral agar bisa

92

Universitas Sumatera Utara

mencapai target dan terwujud Indonesia dan tentunya Sumatera Utara sendiri
dalam mewujudkan kemandirian energi.
Kita tentunya harus bersyukur karena negara kita dikaruniai dengan
berbagai jenis sumber energi. Karena apabila diperhatikan dan dimanfaatkan
dengan sebaiknya maka sumber energi tersebut dapat memberikan manfaat cukup
besar. Oleh karena itu kita harus cermat dalam mengelola sumber energi tersebut.
Keberadaan titik potensi panas bumi di Sumatera Utara yang merupakan
salah satu yang terbanyak di Indonesia tentunya merupakan Pr yang sangat besar
buat kita semua. Karena jika tidak dikembangan dengan semestinya hal ini akan
menjadi sia sia. Pembangunan dan pengembangan sedang dilakukan hampir
disemua titik potensi. Investasi sektor energi khususnya energi baru dan
terbarukan harus didorong. Kerana pengembangan panas bumi membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Bukan tidak mungkin nantinya jika sebagian dari titik
potensi panas bumi seperti sarulla, sorik merapi, sipoholon ria dan samosir sudah
mulai beroprasi maka hal ini akan menutupi defisit energi kita dan bahkan bisa
dipakai untuk membantu semua provinsi di pulau sumatera dalam memenuhi
kebutuhan energi listrik nya.
Tanpa ketahanan energi yang baik, tentunya pertumbuhan ekonomi dapat
terganggu. Kondisi ketahanan energi Sumatera utara yang saat ini kondisinya
masih “rentan/kurang” masih sangat perlu diperbaiki. Kebutuhan akan energi
yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi

93

Universitas Sumatera Utara

memaksakita untuk segera menyelesaikan pengembangan dan pembangunan
energi alternatif seperti panas bumi ini.
Para investor juga kurang tertarik untuk berinvestasi pada eksplorasi panas
bumi di Indoneseia. Hal ini disebabkan oleh belum adanya kepastian hukum atau
masih adanya tarik ulur kebijakan di kementrian terkait. Peraturan perundangan
yang dibuat oleh kementrian ESDM belum tentu sejalan dengan peraturan di
kementrian lain. Selain itu, lokasi sumur geothermal yang sebagian berada di
kawasan konservasi juga menjadi salah satu hambatan dalam proses produksi.
Selain akan berhadapan dengan LSM yang concern terhadap isu konservasi,
pembebasan lahan pun dinilai cukup mahal. Kendala ini diperparah dengan
perizinan yang sulit didapat. Hal ini seolah menjadi gambaran bahwa seolah tidak
adanya koordinasi di pihak pemerintah dalam menopang pembangunan dan
pengembangan teknologi panas bumi.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan komunikasi
intensif pemerintah yang terwakili oleh Kementrian ESDM dengan pihak-pihak
terkait. Rumuskan bersama peraturan perundangan yang memberikan kemudahan
dan akses agar para investor berminat untuk menanamkan investasinya pada
energi panas bumi di Indonesia. Lakukan kajian intensif terhadap perubahan pasar
makro yang mungkin berpengaruh pada harga jual. Energi panas bumi tidak bisa
dijadikan satu-satunya sumber energi. Pemerintah tetap harus fokus pada upaya
diversifikasi energi lainnya. Jika kita mampu memanfaatkan setiap potensi sumber
energi yang ada maka Indonesia bisa mandiri secara energi dan tidak lagi

94

Universitas Sumatera Utara

bergantung pada negara lain. Memang dibutuhkan waktu yang lama, energi yang
ekstra, dan keuangan yang besar namun demi energi masa depan yang lebih baik,
maka harus direncanakan dari saat ini. Karena apa yang kita investasikan sekarang
akan bermanfaat di masa depan.
Fasilitas dambaan generasi millenial adalah serba nyaman, bersih, dan
aman yang menghadirkan kemudahan dan ketepatan. Sayangnya hal tersebut
masih belum bisa secara maksimal dilakukan karena masih banyak nya kendala
yang terjadi. Untuk itu baik dari pemerintah, dan masyarakat haruslah saling
berintegrasi untuk menyelamatkan bangsa ini agar lebih maju. Biarlah bangsa ini
berjaya di negeri sendiri. Meskipun jauh dari kata mungkin karena fakta yang ada
masih lebih besar ketidakmungkinannya tetapi bukan hal yang mustahil untuk
terjadi.
Masyarakat sepertinya harus bersabar sedikit karena titik titik ini masih
butuh waktu lagi untuk menunjukkan kebolehan nya dalam mengatasi krisis
energi listrik. Dan lagi masyarakat juga harus di berikan pengarahan dan
pembelajaran agar bisa pintar pintar memilih energi mana yang harus digunakan
agar masyarakat tidak semakin bergantung kepada energi fosil yang kemungkinan
akan habis beberapa puluh tahun lagi.
Integrasi dari semua elemen harus diperkuat dengan menjunjung tinggi
semangat kebhinekaan. Pemerintah tidak akan bekerja secara maksimal tanpa
keikutsertaan masyarakat. Masyarakat pun tidak akan berkembang secara

95

Universitas Sumatera Utara

maksimal jika tanpa campurtangan pemerintah. Baik pemerintah dan masyarakat
harus sama-sama bahu-membahu untuk mewujudkan Sumatera Utara tanpa defisit
energi.
Semoga kita mampu mencapai ketahanan energi yang lebih. Selain
mengembangkan energi terbarukan mari kita juga bersama sama menyelamatkan
sda minyak dan gas agar demi mencukupi kebutuhan energi anak cucu kita di
masa yang akan datang.

96

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka yang dapat
disimpulkan dari penelitian ini adalah :
1. Panas Bumi memiliki pengaruh besar dalam menyokong kebutuhan
energi di Sumatera Utara melalui pembangunan dan pemanfaatan
panas bumi melalui pembangunan pembangkit-pembangkit listrik
tenaga Panas Bumi.
2. Dengan dibangun nya pembangkit listrik tenaga panas bumi maka hal
ini dapat mengurangi defisit energi di Sumatera Utara. Selain itu, hal
ini tentunya juga dapat meningkatkan berjalan nya roda perekonomian.
Karena energi merupakan pengarub besar dalam berjalan nya roda
perekonomia.
3. Jika pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi sudah
selesai dan sudah bisa beroprasi maka hal ini akan menambah
pemasokan dana pendapatan daerah. Pemerintah melalui Kementerian
ESDM memberikan penugasan kepada PLN untuk membeli listrik
tersebut sebagaimana diatur dalam Permen ESDM Nomor 02 Tahun

97

Universitas Sumatera Utara

201137 . PLN wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit listrik
tenaga panas bumi yang dibangun pengembang sesuai dengan harga
hasil lelang WKP. Untuk itu pemerintah menetapkan harga patokan
pembelian listrik oleh PLN – yang harganya sudah ditentukan saat
lelang - paling tinggi US$ 9.70 sen/kWh dan harga pembelian listrik
harus mendapat persetujuan Menteri ESDM.
4. Energi panas bumi merupakan sumber energi lokal yang tidak dapat
diekspor dan sangat bermanfaat untuk banyak orang karena dapat
mengurangi penggunaan bahan bakar sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui. Dengan berkurang nya pemakaian sumber daya tersebut
maka polusi udara pun juga berkurang.
5. Dari 16 titik potensi yang ditemukan baru 2 yang sudah dibangun
menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (WKP Lau Debuk
yang mengalami kerusakan turbin dan WKP Sarulla yang masi baru
bisa beroperasi tahun 2018), 1 titik potensi dalam tahap eksplorasi
menuju tahap pembangunan (WKP Sorik Merapi), 2 titik potensi
sedang dalam proses pelelangan, dan sisanya 11 titik yang tersisa
masih belum tersentuh apapun. Dari data potensi tersebut diketahui
bahwa potensi sumber daya speculative

sebesar 1.500 MWe,

sedangkan PLTP Sibayak yang saat ini pada tahap operasi produksi
dengan kapasitas terpasang 12 MW. Sehingga persentase pemanfaatan

98

Universitas Sumatera Utara

panas bumi di Provinsi Sumatera utara dari total potensi yang ada baru
sekitar 0.8 %.
6. Walaupun

Panas

Bumi

memiliki

banyak

peran

positif

tapi

Pemanfaatan Panas Bumi di Sumatera Utara masih belum optimal
karena walaupun pengembangan dam pembangunan sedang dilakukan
besar besar an tapi manfaat nya masi belum bisa di rasakan oleh
masyarakat karena pembangunan pembangkit tenaga listrik Panas
Bumi masih banyak yang belum selesai.

4.2.Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menyarankan beberapa hal
terkait dengan optimalisasi pemanfaatan Panas Bumi di Sumatera Utara, yaitu :
1. Pemerintah dan Masyarakat harus saling bekerja sama dalam proses
pengawasan pengembangan energi Baru khususnya panas bumi. Karena
hal ini sangat berpengaruh penting dalam kehidupan masyarakat. Perlu
dibangun relasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah untuk
meningkatkan

keharmonisan

yang

berguna

untuk

kemajuan

pengembangan energi panas bumi.
2. Pemerintah sebaiknya meningkatkan integrasi antar setiap lembaga untuk
memaksilkan tugas dan fungsinya masing-masing. Setiap sektor harus
membangun relasi yang sehat agar investor tertarik untuk menanamkan

99

Universitas Sumatera Utara

modalnya dan agar pembangunan pembangkit listrik panas bumi dapat
lebih cepat selesai pembangunan nya sehingga manfaatnya pun dapat lebih
cepat dirasakan oleh kita semua.
3. Pemerintah harus memberikan jaminan stabilitas politik yang kondusif
sehingga regulasi-regulasi di bidang investasi dan pengusahaan panas
bumi dapat mendukung iklim investasi yang baik. Dengan demikian
diharapkan investor dapat lebih tertarik menanamkan modalnya untuk
membangun pembangkit Iistrik tenaga panas bumi. Sementara itu,
pemerintah juga harns memprioritaskan pada pembangunan infrastruktur
karena salah satu kendala investor dalam menanamkan modalnya di
Indonesia adalah karena masalah infrastruktur.
4. Pemerintah harus bertindak aktif dalam memberikan informasi .dan
jaminan investasi bagi investor. Informasi ini .meliputi data-data lapangan
mengenai potensi cadangan panas bumi dan informasi geologis serta
geografis yang membantu pengembang pada saat eksplorasi panas bumi.
5. Peningkatan kualitas SDM seharusnya perlu semakin digerakkan agar
masyarakat lebih mengerti mengenai energi baru khususnya panas bumi.
Perlu dilakukan program-program pelatihan ataupun bantuan untuk
meningkatkan kualitas SDM. Dukungan pemerintah akan sangat
berpengaruh sehingga masyarakat akan semakin terdorong untuk
menggunakan energi baru jika fasilitas baik sarana maupun prasarana telah
disediakan.

100

Universitas Sumatera Utara