Pangobati Batak (Studi Kasus Penyembuh Inang Hotang di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan)

BAB II
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

2.1

Lokasi dan Lingkungan Alam
Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan,

Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif
sebagai berikut:


Sebelah Utara desa berbatasan dengan Desa Pusuk I Kecamatan Parlilitan.



Sebelah Selatan desa berbatasan dengan Desa Pusuk II Kecamatan
Parlilitan.




Sebelah Barat desa berbatasan dengan Hutan yang berbatasan dengan
Marbusehu Kecamatan Pulung.



Sebelah Timur desa berbatasan dengan Desa Sampean Kecamatan
Doloksanggul.
Desa Janji Hutanapa yang menjadi lokasi penelitian ini berbatasan

langsung dengan Desa Parjurgatan, dimana pemukiman penduduknya berupa
daerah pedesaan yang biasa disebut dengan kampung.
Jarak Desa Janji Hutanapa berkisar ± 244 Km dari Kota Medan, dengan perincian
sebagai berikut ini:
o Jarak dari kota Medan ke Kecamatan Parlilitan : ± 260 KM.
o Jarak dari Ke Kecamatan Parlilitan ke Desa Janji Hutanapa : ± 16 KM.

48

Universitas Sumatera Utara


Foto 1.
Denah Lokasi Penelitian-Medan.

Sumber: Google maps tahun 2016.
Untuk sampai ke Desa Janji Hutanapa, kita dapat menaiki transportasi
umum seperti bus TSK (Tunas Kencana) dan bus Sampri dengan arah tujuan ke
kota Parlilitan. Pemilihan waktu untuk pergi ke lokasi penelitian sebaiknya
dilakukan dari pukul 07.00 wib-16.00 wib untuk Bus Sampri dan pukul 06.30
wib- 09.00 wib untuk bus Tsk. Waktu untuk ke daerah parlilitan jika
menggunakan bus tidak boleh lewat dari jam-jam yang sudah ditentukan, jika
lewat maka bus tidak akan sampai ke daerah Parlilitan tempat lokasi penelitian,
melainkan hanya sampai daerah Doloksanggul. Perjalanan Medan-Parlilitan
memakan waktu 12 jam perjalanan, sedangkan untuk sampai ke lokasi penelitian
memerlukan waktu 9-10 jam perjalanan di dalam bus. Menurut peneliti lokasi
penelitian termasuk jauh dari pusat tempat tinggal peneliti karena menghabiskan

49

Universitas Sumatera Utara


seharian waktu perjalanan di dalam bus, ditambah jika kondisi jalan macet
memerlukan waktu lebih dari 12 jam untuk sampai ke lokasi penelitian.
Foto 2.
Desa Janji Hutanapa.
.

Sumber: Dokumen pribadi tahun 2016.
Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan secara geografis
terletak pada posisi 2°12′-2°28′ LU dan 38°39′-98°10′ BT. Berada pada
ketinggian 300 – 2000 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan luas wilayah
72.774,71 Ha. Ibukota Kecamatan Parlilitan adalah Parlilitan yang terletak di
Desa Sihotang Hasugian Tonga dengan jarak ± 48 Km dari Ibukota Kabupaten
(Doloksanggul) yang memiliki iklim sedang dan suhu udara sekitar 20⁰C – 30⁰C
dengan curah hujan 2.799 mm/tahun sedangkan keadaan tanah berbukit dan terjal
juga banyak lembah yang cukup curam. Kecamatan Parlilitan sangat berpotensi
dibidang pertanian dan perkebunan. Daerah ini terdiri dari 20 Desa yaitu: Desa

50

Universitas Sumatera Utara


Sihotang Hasugian Tonga, Desa Sihotang Hasugian Dolok I, Desa Baringin, Desa
Pusuk I, Desa Pusuk II Simaninggir, Desa Sionom Hudon Selatan, Desa Sionom
Hudon Toruan, Desa Sionom Hudon Tonga, Desa Sionom Hudon Julu, Desa
Sionom Hudon Timur, Desa Sionom Hudon Utara, Desa Sionom Hudon VII,
Desa Simataniari dimekarkan dari Desa Sihotang Hasugian Simataniari yang
sekarang menjadi Desa Sihas Dolok I, Desa Sihotang Hasugian Habinsaran
dimekarkan dari Desa Sihotang Hasugian Tonga, Desa Sihotang Hasugian Dolok
II adalah Pemekaran dari Sihotang Hasugian Dolok yang sekarang berubah nama
menjadi Sihotang Hasugian Dolok I, Desa Sionom Hudon Timur II mekar dari
Desa Sionom Hudon Timur, Desa Sionom Hudon Sibulbulon mekar dari Desa
Sionom Hudon Utara, Desa Sionom Hudon Runggu mekar dari Desa Sionom
Hudon Selatan, Desa Janji Hutanapa mekar dari Desa Pusuk I, Desa Baringin
Natam mekar dari Desa Baringin.

2.2

Sejarah Lokasi Penelitian
Menurut informasi dari beberapa warga yang sudah lama menetap di


lokasi ini, wilayah yang kini menjadi tempat tinggal mereka sekaligus tempat
penelitian ini dulunya adalah merupakan hutan belantara yang dibuka oleh
beberapa penduduk dengan menebang kayu-kayu hutan dan kemudian kayunya
digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Setelah pembukaan beberapa
lahan di kawasan hutan dengan cara menebang beberapa pohon tersebut, sebagian
penduduk yang ikut melakukan pembukaan lahan di hutan kemudian membangun

51

Universitas Sumatera Utara

sebuah rumah-rumah kecil yang menjadi tempat tinggal mereka dan sebagian
lahan dari pembukaan hasil hutan tersebut dikerjakann o;eh masyarakat menjadi
beberapa lahan.

2.3

Pola Pemukiman
Pola pemukiman masyarakat di Desa Janji Hutanapa, Parlilitan dapat


dilihat dari rumah penduduk, penduduk ada yang tinggal berkelompok artinya
beberapa rumah saling bersebelahan dengan penduduk lainnya seperti rumah
informan saya yaitu Ibu Sihotang dan ada juga beberapa rumah-rumah yang
letaknya tidak berkelompok dengan rumah masyarakat lainnya. Beberapa
penduduk ada yang tinggal di tengah lahan yang masih kosong ataupun jauh dari
rumah penduduk lainnya dan ada juga yang tinggal di tengah lahan pertanian yang
sedang ditanami tanaman, seperti jagung, padi, kopi dan lainnya. Rumah yang
bersampingan dengan lahan pertaniaan biasanya adalah rumah pemilik lahan
tersebut. Rumah penduduk rata-rata memiliki pekarangan, banyak pekarangan
yang ditanami oleh pepohonan dan bunga-bunga, tetapi ada juga pekarangan yang
dibiarkan tanpa ditanami apapun oleh sang pemilik rumah. Struktur bangunan di
daerah ini rata-rata sudah banyak yang permanen, bangunan rumah ada yang
secara keseluruhan terbuat dari batu bata, setengah batu yang digabung dengan
kayu dan ada yang secara keseluruhan bangunan rumah terbuat dari kayu ataupun
rumah panggung. Rumah penduduk sudah banyak yang dicat warna, walaupun
bangunan masih terbuat dari kayu.

52

Universitas Sumatera Utara


Foto 3.
Pemukiman penduduk Desa Janji Hutanapa.

Sumber: Dokumen pribadi tahun 2016.

2.4

Jumlah dan Keadaan penduduk
Menurut data Badan Statistik Humbang Hasundutan, Kecamatan Parlilitan

tahun 2015 jumlah penduduk di Desa Janji Hutanapa adalah 520 jiwa dengan
rincian laki-laki 273 jiwa dan perempuan 247 jiwa dengan luas wilayah 55 Km 2
sedangkan jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Parlilitan adalah 19.930
jiwa. Penduduk Kecamatan Parlilitan memiliki keanekaragaman baik secara suku
bangsa maupun agama yang dianut, tetapi jika dilihat dari lokasi Hutanapa hampir
seluruhnya suku Batak Toba dan agama yang dianut adalah Kristen. Berdasarkan
data yang didapat dari informan dan beberapa penduduk di lokasi penelitian ±10
tahun yang lalu ada satu keluarga yang beragama Islam yang merupakan


53

Universitas Sumatera Utara

penduduk asli di desa tersebut, namun karena orang tuanya sudah lama meninggal
dan anak-anaknya merautau meninggalkan daerah menyebabkan tidak ada lagi
penduduk yang beragama Islam di lokasi penelitian. Hal ini sangat jauh berbeda
jika dilihat dari keanekaragaman suku bangsa di Kecamatan Parlilitan. Di daerah
Janji Hutanapa yang merupakan lokasi penelitian, penduduk yang tinggal
merupakan penduduk asli. Penduduk yang tinggal bukan seorang pendatang yang
berasal dari luar daerah atau kampung, melainkan mereka tinggal di daerah
tersebut karena dahulunya leluhur ata nenek moyang, orang tua dan sanak saudara
mereka tinggal di daerah tersebut. Rumah penduduk disini kebanyakan
merupakan lahan ataupun tanah yang warisan dari leluhur mereka.

2.4.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
Lokasi penelitian sendiri menurut pengamatan dan informasi dari


penduduk sekitar, bahwa di Desa Janji Hutanapa penduduk yang paling banyak
adalah penduduk suku Batak Toba. Penduduk setempat mengatakan untuk lokasi
mereka sekitar sepuluh sampai dua puluh tahun terakhir tidak ada penduduk yang
tinggal di daerah tersebut selain penduduk suku Batak Toba. Hal ini memang
benar dirasakan oleh peneliti ketika hampir sebulan melakukan pencarian data dan
tinggal dilapangan bersama informan penduduk saling berkomunikasi selalu
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Batak Toba dengan penduduk lainnya.
Sangat jarang dan hampir tidak pernah mereka menggunakan bahasa lain selain
bahasa Batak Toba dan Bahasa Indonesia ketika berbicara dengan orang lain. Hal

54

Universitas Sumatera Utara

lain juga dapat dilihat dari komunikasi sesama anak-anak, mereka menggunakan
campuran Bahasa Indonesia dan bahasa Batak ketika berbicara dengan orangtua
maupun teman sebaya. Penduduk yang bermukim di desa ini adalah penduduk asli
daerah ini, berdasarkan informasi yang didapatkan peneliti ada beberapa
penduduk yang sudah sampai generasi ke empat tinggal di daerah tersebut Seperti
Bapak Sabar dan anak-anaknya yang merupakan generasi ke empat tinggal di

daerah ini, Ibu Upik generasi ke-3 dan masih banyak lagi.
Banyak penduduk yang tinggal di lokasi penelitian ini, sangat sering
berhubungan dengan datu atau yang sering dipanggil dengan sebutan sebagai
pangobati.

2.4.2

Mata Pencaharian di Desa Janji Hutanapa
Setiap manusia

dituntut

untuk

dapat

memenuhi

segala


macam

kebutuhannya agar tetap dapat terus melanjutkan hidupnya. Untuk dapat
memenuhi kebutuhannya sehari-hari, manusia harus bekerja untuk mendapatkan
uang. Untuk mata pencaharian penduduk dilokasi ini banyak yang bekerja sebagai
petani 70%, Pegawai Negeri Sipil 15%, pedagang dan wiraswasta 10% dan
penggarap kayu-kayu di hutan 5%. Kondisi ekonomi di Desa Janji Hutanapa
berdasarkan mata pencaharian penduduknya menurut peneliti tergolong kepada
kondisi ekonomi masyarakat yang menengah karena mata pencaharian didominasi
oleh penduduk yang bertani. Penduduk yang bertani rata-rata lahan yang
dikerjakannya adalah merupakan lahan tetap, lahan pribadi atau lahan milik

55

Universitas Sumatera Utara

keluarga, menurut peneliti hal ini sangat membantu penduduk karena lahan yang
dikerjakan tidak harus dibayarkan kepada orang lain sebagai pengganti sewa
tanah.
Foto 4.
Lahan Pertanian Penduduk

Sumber: Dokumen pribadi tahun 2016.

2.5

Sarana kesehatan
Sarana kesehatan masyarakat sangat penting dibangun, bila perlu lokasi

pembangunannya dekat dengan tempat tinggal warga agar mudah dijangkau dan
juga guna meningkatkan taraf hidup sehat bagi masyarakat setempat.

56

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.
Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Parlilitan
Sarana Kesehatan

Jumlah

Rumah Bersalin

1

Puskesmas

2

Puskesmas Pembantu

3

Pos Kesehatan Desa

19

Pos Pelayanan Terpadu

30

Balai Pengobatan

1

Toko Obat

4

Sumber:http://humbanghasundutankab.go.id/ ( diakses 27 agustus, pukul 10:35).

2.6

Bahasa
Penduduk di Desa Janji Hutanapa biasanya berkomunikasi menggunakan

bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, namun terkadang bahasa Indonesia yang
digunakan bercampur-baur dengan bahasa daerah setempat yaitu bahasa Batak
Toba, hal ini terjadi karena mayoritas suku bangsa masyarakat yang tinggal di
desa Hutanapa adalah suku bangsa Batak Toba.

2.7

Hubungan Kemasyarakatan
Masyarakat di Desa Janji Hutanapa masih terbilang masyarakat yang

masih gayub (kompak), hal ini dapat dilihat dari perkumpulan-perkumpulan yang

57

Universitas Sumatera Utara

berkembang di tengah masyarakat. Perkumpulan ini sering disebut masyarakat
Partamiangan. Partamiangan berasal dari bahasa Batak yang berasal dari kata
tangiang yang artinya doa dan dapat diartikan partangiangan merupakan kegiatan
perkumpulan doa di dalam mayarakat. Perkumpulan partamiangan yang
berkembang di tengah masyarakat bukan hanya satu sejenis saja, melainkan
banyak jenis nama perkumpulannya seperti, Partamiangan Gereja, Partamiangan
STM (Serikat Tolong Menolong) dan Partamiangan Marga/Boru. Perkumpulan
ini dilaksanakan dengan waktu yang berbeda-beda, seperti Partamiangan Gereja
diadakan setiap seminggu sekali yaitu hari rabu malam, dimulai pukul 20:0021:30 Wib, Partamiangan STM diadakan sebulan sekali yaitu hari minggu
pertama dalam setiap bulan, dimulai pukul 16:00-18:00 Wib dan Partamiangan
Marga juga sama diadakan sebulan sekali yaitu minggu ke dua dan ke tiga dalam
setiap bulan tergantung Marga/Boru yang mereka miliki, dimulai pukul 16:0018:00 Wib. Acara Partamiangan biasanya diadakan dirumah-rumah masyarakat
anggota partamiangan dan biasanya dilakukan secara bergantian dengan jadwal
yang sudah ditentukan dan dibagikan kepada setiap anggota. Perkumulan
partamiangan, biasanya beranggotakan para orang tua tetapi kadang ada beberapa
orang tua yang mengikut sertakan anak-anak mereka dengan tujuan agar anakanaknya juga ikut mengenal keluarga mereka minimal yang semarga dengan
mereka. Partamiangan dipungut iuran kepada anggotanya kecuali, Partamiangan
Gereja. Jumlah pungutan iuran setiap anggota dan partamiangan dibedakan sesuai
keanggotaan masyarakat, misalnya seperti kelurga yang sudah ditinggal mati oleh

58

Universitas Sumatera Utara

suaminya biasanya iuran anggota tersebut jauh lebih murah dari kelurga yang
masih lengkap pasangannya. Iuran yang dipungut dari setiap anggota
partamiangan biasanya digunakan untuk membantu setiap anggota baik suka dan
duka dan biasanya iuran ini digunakan untuk membeli perlengkapan atau alat
yang bisa digunakan untuk kebutuhan para anggotanya. Selain kegiatan doa
bersama-sama, ada kegiatan lain yang secara tidak sadar dilakukan oleh para
anggota partamiangan yaitu mengobrol dan bercengkrama dengan sesama
anggota, dengan demikian masing-masing anggota dapat mengenal dengan lebih
dekat setiap sesama anggota kelompok lingkungan mereka, terlebih semakin juga
mengenal dan dekat dengan masyarakat lain sekitar lingkungan di Desa Janji
Hutanapa, yang merupakan anggota partamiangan ini. Di zaman modern, kini
banyak masyarakat yang sudah terlalu sibuk dengan urusan dan dunianya masingmasing, sehingga mereka kurang mengetahui siapa-siapa saja yang kadang tinggal
di sekitar mereka, kegiatan partamiangan inilah yang diharapkan sebagai tempat
buat masyarakat saling mengenal satu sama lainnya dan juga menolong serta
mendukung sesama anggota Partamingan.

59

Universitas Sumatera Utara