Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeliminasi semua jaringan vital
ataupun nekrotik, mikroorganisme dan mencegah terjadinya infeksi rekuren.1,2
Tujuan perawatan saluran akar tersebut salah satunya dapat dicapai dengan preparasi
saluran akar (cleaning dan shaping) secara kemomekanis.1,2 Preparasi kemomekanis
melibatkan tindakan instrumentasi secara mekanis dengan menggunakan instrumen
endodonti dan pembersihan saluran akar secara kimiawi dengan bahan irigasi saluran
akar.2
Tindakan instrumentasi secara mekanis berperan dalam pembentukan dan
pelebaran saluran akar (shaping) untuk memfasilitasi tindakan irigasi dan obturasi
saluran akar.3 Insrumentasi secara mekanis sekaligus juga dapat membersihkan
saluran akar dengan mengangkat jaringan pulpa yang terinflamasi ataupun nekrotik
dari saluran akar.4 Walaupun demikian, penelitian Peters et al. (2001) menyatakan
bahwa insrumentasi secara mekanis dengan teknik apapun tetap meninggalkan 35%
atau lebih daerah saluran akar yang tidak terinstrumentasi (termasuk kanal aksesoris,
ramifikasi saluran akar, fins, isthmi dan cul-de-sac).5 Oleh karena itu, instrumentasi

mekanis harus selalu disertai dengan irigasi saluran akar untuk dapat membersihkan
saluran akar sampai ke daerah sepertiga apikal dan saluran akar yang tidak dapat
dicapai oleh tindakan instrumentasi secara mekanis.1 Irigasi saluran akar juga
berperan dalam melarutkan smear layer yang terbentuk akibat tindakan instrumentasi
secara mekanis.1 Pada saat tindakan instrumentasi mekanis, terdapat perubahan pada
dinding dentin bagian dalam dan terbentuk lapisan mikro yang disebut dengan smear
layer.4
Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi
dan menyumbat tubulus dentin.6 Gambaran smear layer pada scanning electron
microscope terlihat seperti lapisan tidak teratur, struktur amorf dan berbentuk granul-

Universitas Sumatera Utara

2

granul.3,6 Penelitian menyatakan bahwa smear layer terdiri dari komponen organik
berupa jaringan pulpa vital ataupun nekrotik, sel-sel darah, kolagen, prosesus
odontoblast, protein koagulan, bakteri, hasil produk bakteri dan komponen anorganik
yang berasal dari komponen anorganik dentin yang sebahagian besar mengandung
kalsium hidroksiapatit dan trikalsium posfat.4,6,7

Keberadaan smear layer dapat menyebabkan kegagalan pada perawatan
saluran akar. Bakteri kemungkinan dapat tertinggal pada smear layer walaupun
setelah tindakan preparasi chemomechanical.6 George et al. (2005) menyatakan
bahwa smear layer dapat menjadi substrat bagi bakteri sehingga bakteri dapat
bertahan hidup pada smear layer, berkembang dan berproliferasi ke dalam tubulus
dentin.6,8 Smear layer juga sebagai penghalang terhadap adaptasi dan penetrasi bahan
sealer ke tubulus dentin dan dapat memicu terjadinya celah mikro di apikal saluran
akar.6,8 Shahravan et al. (2007) meneliti pengaruh smear layer terhadap pembentukan
celah mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyingkiran smear layer akan
mengurangi terjadinya celah mikro di apikal saluran akar.8
Penyingkiran smear layer menjadi pertimbangan penting dalam perawatan
saluran akar.8 Tindakan instrumentasi mekanis harus selalu disertai irigasi saluran
akar dengan penggunaan bahan irigasi yang dapat menyingkirkan smear layer.
Namun, belum ada bahan irigasi tunggal yang dapat secara bersamaan memiliki
kemampuan menyingkirkan smear layer secara keseluruhan.7,9 Selain dapat
menyingkirkan smear layer, bahan irigasi yang ideal juga harus memiliki sifat
antimikroba, melarutkan jaringan pulpa vital ataupun nekrotik, lubrikan (pelumas),
tidak toksik dan tegangan permukaan rendah.12 Bahan irigasi yang paling sering
digunakan adalah sodium hipoklorit (NaOCl) ataupun kombinasinya dengan larutan
lain.7

Sodium hipoklorit (NaOCl) merupakan bahan irigasi yang paling banyak
digunakan dalam perawatan saluran akar.1 Bahan ini memiliki sifat antimikroba yang
cukup kuat dan dapat melarutkan sisa-sisa jaringan pulpa (vital atau nekrotik).1
Namun, penggunaan NaOCl dengan konsentrasi tinggi bersifat toksik dan ekstrusi
NaOCl ke apikal saluran akar dapat menyebabkan kerusakan jaringan periapikal.1

Universitas Sumatera Utara

3

Penggunaan NaOCl tidak dapat digunakan sebagai bahan irigasi tunggal karena tidak
efektif dalam menyingkirkan smear layer anorganik.10 Sehingga, penggunaan NaOCl
harus dikombinasikan dengan bahan irigasi lainnya berupa bahan chelating untuk
mendapatkan efek penyingkiran smear layer anorganik dari saluran akar.1,10
EDTA (ethylenediaminetetraacetid acid) adalah salah satu bahan chelating
yang efektif menghilangkan smear layer anorganik dan relatif tidak toksik.7,11
Namun, EDTA memiliki efek antibakteri yang lemah dan tidak mampu melarutkan
jaringan organik sehingga tidak dapat melarutkan smear layer organik. Selain itu,
EDTA juga dapat memberikan efek erosi pada dentin.7,9 Çalt and Serper (2002)
melaporkan bahwa penggunaan EDTA 17% selama 10 menit sebagai bahan irigasi

dapat menyebabkan erosi pada peritubular dan intertubular dentin. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, larutan ini harus dikombinasikan dengan bahan
irigasi lain yang mampu melarutkan jaringan organik dan efek antibakteri yang cukup
kuat.7,9
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan dua kombinasi bahan irigasi
yang berbeda yaitu NaOCl dan EDTA. Silveira et al. (2013) melaporkan bahwa
kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% terbukti efektif menyingkirkan smear layer
organik dan anorganik pada bagian sepertiga koronal dan sepertiga tengah saluran
akar, tetapi tidak efektif pada sepertiga apikal saluran akar.7,9 Kombinasi kedua bahan
ini juga tidak luput dari kekurangan. Walaupun dapat menyingkirkan smear layer,
penggunaan kombinasi NaOCl dan EDTA juga dapat menimbulkan efek erosi pada
dentin.1,9,10
Akibat kelemahan yang dimiliki oleh bahan- bahan irigasi tersebut,
penggunaan bahan alami sebagai bahan irigasi alternatif saluran akar terus
dikembangkan dan diharapkan memiliki khasiat lebih baik dan lebih biokompatibel
sehingga dapat digunakan secara klinis. Hal ini sesuai dengan prioritas dan fokus
penelitian untuk pembangunan nasional (JAKSTRANAS IPTEK 2015- 2019) tentang
pengembangan dan penemuan bahan baru dari tanaman tradisional dalam bidang
kesehatan.12


Universitas Sumatera Utara

4

Salah satu bahan alami yang dapat dikembangkan sebagai bahan irigasi
saluran akar adalah buah lerak (Sapindus rarak DC). Lerak telah digunakan sebagai
bahan untuk mencuci batik, mencuci perhiasan dari logam mulia, pembersih wajah,
menghilangkan jerawat, obat penyakit kulit terutama penyakit kudis, bahan dasar
sampo serta kosmetik.13 Khasiat farmakologik buah lerak antara lain sebagai
antijamur, bakterisid, antiinflamasi dan peluruh dahak.14 Komponen aktif dari buah
lerak berupa saponin, alkaloid, polifenol, dan flavanoid.16
Kandungan utama buah lerak adalah saponin yang merupakan senyawa aktif
permukaan bersifat sebagai surfaktan (menurunkan tegangan permukaan) dan bersifat
sebagai deterjen yang dapat melarutkan kotoran sehingga dihubungkan kemungkinan
efek buah lerak terhadap smear layer organik dan anorganik.14 Kemampuan buah
lerak dapat melarutkan smear layer organik dihubungkan dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak etanol buah lerak 6,25%-25% dapat
melarutkan jaringan pulpa, dimana jaringan pulpa merupakan salah satu komponen
organik dari smear layer.17 Selain itu, ekstrak etanol buah lerak dihubungkan dapat
melarutkan smear layer organik dan anorganik berdasarkan penelitian sebelumnya

yang melaporkan bahwa ekstrak buah lerak 0,01% yang digunakan sebagai bahan
dentin conditioner efektif mampu membersihkan smear layer dan sama efektifnya
dengan asam poliakrilat 10%.18
Penelitian penggunaan buah lerak di bidang kedokteran gigi sebagai alternatif
bahan irigasi saluran akar juga telah dilakukan. Buah lerak telah terbukti memiliki
efek antibakteri dan antifungal. Ekstrak buah lerak 0,01% memiliki efek antibakteri
terhadap Streptococcus mutans19 dan efek antifungal terhadap Candida albicans.20
Bahan ini juga memiliki efek antibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis21 dan
Enterococcus faecalis22 dengan nilai KBM (Kadar Bunuh Minimum) 25% serta
terhadap bakteri Fusobacterium nucleatum dengan nilai KHM (Kadar Hambat
Minimum) 0,25%.23 Penelitian juga membuktikan bahwa ekstrak etanol lerak
memiliki efek analgetik pada konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%

24

dan efek antiinflamasi

pada konsentrasi 0,01%.25

Universitas Sumatera Utara


5

Ekstrak etanol lerak pada konsentrasi 6,25%, 12,5% dan 25% memiliki
kemampuan melarutkan jaringan pulpa yang lebih baik dibandingkan dengan NaOCl
2,5%.17 Tegangan permukaan ekstrak etanol lerak 25% lebih rendah dari klorheksidin
2%26 dan konsentrasi 5-25% memiliki tegangan permukaannya lebih rendah
dibandingkan dengan NaOCl 2,5%.27 Uji toksisitas terhadap buah lerak juga telah
dilakukan dan hasilnya diperoleh nilai LC50 ekstrak etanol lerak berada pada
konsentrasi 1,25%.28 Selain itu, penelitian lainnya menyatakan bahwa ekstrak etanol
buah lerak 0,01% dapat mencegah kebocoran mikro di apikal saluran akar.16
Dari penelitian- penelitian sebelumnya, buah lerak dapat digunakan sebagai
alternatif bahan irigasi saluran akar karena hampir memenuhi persyaratan bahan
irigasi. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian mengenai kemampuan ekstrak
etanol lerak sebagai bahan irigasi saluran akar dalam menyingkirkan smear layer.
Konsentrasi ekstrak etanol lerak yang akan digunakan untuk melihat kemampuannya
dalam menyingkirkan smear layer adalah 25%. Pemilihan konsentrasi 25%
didasarkan pada tegangan permukaan ekstrak etanol lerak pada konsentrasi tersebut
lebih rendah dibandingkan bahan irigasi yang sering digunakan, memiliki
kemampuan melarutkan jaringan pulpa dan efek antibakteri yang cukup efektif.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, adapun permasalahan yang timbul:
1. Apakah ada pengaruh ekstrak etanol buah lerak pada konsentrasi 25%
terhadap smear layer jika dipakai sebagai bahan irigasi saluran akar gigi ?
2. Apakah ada perbedaan pengaruh bahan irigasi antara ekstrak etanol buah
lerak 25% dengan kombinasi sodium hipoklorit 2,5% dan EDTA 17% terhadap
smear layer saluran akar gigi ?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol buah lerak pada konsentrasi
25% terhadap smear layer jika dipakai sebagai bahan irigasi saluran akar gigi.

Universitas Sumatera Utara

6

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh bahan irigasi antara ekstrak etanol
buah lerak 25% dengan kombinasi sodium hipoklorit 2,5% dan EDTA 17% terhadap

smear layer saluran akar gigi.

1.4 Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui ekstrak etanol lerak dapat menyingkirkan smear layer,
akan diperoleh manfaat, yaitu:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang pengembangan ekstrak
etanol buah lerak sebagai alternatif larutan irigasi saluran akar.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai studi/ referensi
tambahan tentang larutan irigasi dari ekstrak etanol lerak untuk digunakan dalam
perawatan saluran akar bagi bidang ilmu kedokteran gigi khususnya endodonti.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan
material kedokteran gigi yang berasal dari bahan alami sehingga limbahnya lebih
mudah terurai dan bersifat biokompatibel dengan cara kerja yang berbeda dari bahan
terdahulu.
2. Sebagai informasi bagi dokter gigi dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan gigi masyarakat menggunakan bahan alami yang mudah didapat dengan
harga terjangkau.
3. Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengembangkan

pembudidayaan tanaman tradisional lerak.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Sitotoksisitas Ekstrak Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Secara In Vitro

6 63 80

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

1 55 78

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

13 65 131

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Kontak Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Kelarutan Jaringan Pulpa (Penelitian in Vitro)

0 0 14

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 18

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

1 2 2

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 20

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

1 9 5

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 40