Sekolah Internasional Berbasis Teknologi di Kecamatan Beringin, Deli Serdang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
2.1.1

Sekolah Internasional
Sekolah internasional adalah sekolah dengan konsep pendidikan

internasional, dalam lingkungan internasional, baik sekolah yang mengadopsi
kurikulum seperti International Baccalaureate, Edexcel atau Cambridge
International Examinations atau sekolah yang mengikuti kurikulum nasional

berbeda dari negara sekolah tersebut.
2.1.2

Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang

yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi
meliputi semua alat, mesin, aparat, perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti
pengangkut/pemindah dan pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan

kita menghasilkan semua itu. (Read Bain:1937)
Teknologi sudah menjadi kebutuhan dan merata di setiap sektor
kehidupan manusia. Terlebih setelah adanya penemuan komputer dan laptop,
yang sekarang hampir semua pekerjaan manusia memiliki hubungan dengan
komputer ataupun laptop. Sehingga pantas jika komputer adalah penemuan yang
paling mutakhir, dan yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.
2.1.3

Kecamatan Beringin, Deli Serdang
Kecamatan Beringin merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Deli Serdang yang dijadikan zona permukiman pada rencana tata
ruang Deli Serdang. Bandara Internasional Kualanamu yang akan menjadi pusat
kota proyek aerotropolis pada proyek Mebidangro terletak pada Kecamatan
Beringin. Kecamatan Beringin juga merupakan penghubung antara Bandara
Internasional Kualanamu dengan Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang, yaitu Lubuk
Pakam.

7
Universitas Sumatera Utara


2.2 Tinjauan Umum Proyek
2.2.1

Latar Belakang

Gambar 2.1 Ilustrasi Latar Belakang Proyek
Sumber: Pengolahan Data

8
Universitas Sumatera Utara

Metropolitan Mebidang-Ro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo), Segitiga
Ekonomi Regional Indonesia-Thailand-Singapura (IMT-GT), dan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) sangat mempengaruhi pembangunan di Sumatera
Utara. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya lowongan kerja di Sumatera
Utara khususnya di Metropolitan Mebidang-Ro. Para ekspatriat tersebut
membutuhkan tempat tinggal dan fasilitas pendukung untuk keberlangsungan
kehidupan yang nyaman bagi mereka.
Sebuah fasilitas akademik merupakan salah satu fasilitas yang

dibutuhkan para ekspatriat. Demi meningkatkan kualitas fasilitas di Indonesia
dibutuhkan suatu fasilitas pendidikan yang berkualitas dan memenuhi persyaratan
sebagai Sekolah Internasional, yaitu sistem pendidikan yang berkualitas, tenaga
pengajar yang kompeten, dan fasilitas yang mendukung setiap kegiatan belajar
mengajar.
2.2.2

Perkembangan Kota
Istilah Metropolitan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang dan Karo)

mulai diperkenalkan pada tahun 2008 setelah perubahan batas terkait masuknya
sebagian Kabupaten Karo. Sebelumnya hanya meliputi Medan-Binjai-Deli
Serdang (Metropolitan Mebidang). Medan merupakan Kota inti dalam sistem
Perkotaan Metropolitan ini. Perkembangan dan pertumbuhan kegiatan perkotaan
akibat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk serta bertambahnya
fungsi Kota Medan menuntut infrastuktur dan ruang pembangunan yang lebih
luas. Wilayah administrasi Kota medan sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan
penduduknya sehingga mulai terjadi interaksi komuting yang semakin meningkat
sejak tahun 1980-an. Sejak itu pembangunan Kota Medan selalu didasarkan pada
pertimbangan pembangunan dalam sistem perkotaan Metropolitan terkait wilayah

sekitar Kota Medan yaitu Binjai dan Deli Serdang.
Dulu wilayah Kabupaten Deli Serdang yang beribu kota kabupaten di
Lubuk Pakam disebut Kabupaten Deli dan Serdang dan pemerintahannya
berpusat di Kota Medan. Wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang

9
Universitas Sumatera Utara

berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan,
dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan. Berdasarkan PP No 7 Tahun
1984, ibu kota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan ke Lubuk Pakam dengan
lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera
Utara tanggal 23 Desember 1986.
Munculnya proyek Mebidangro berdampak besar pada pembangunan
Kabupaten Deli Serdang, terutama pengaruh pembangunan Bandara Internasional
Kuala Namu di Kecamatan Beringin. Sebelum pembangunan Bandara
Internasional Kualanamu, lokasi pembangunan tersebut merupakan perkebunan
kelapa sawit milik PT PN II di Kualanamu bahkan jalan menuju bandara saat ini,
dahulu hanya jalanan desa berupa jalan tanah yang berukuran sempit.
Bandara Internasional Kuala Namu akan menjadi pusat kota aerotropolis.

Tidak hanya melayani penerbangan, tetapi Bandara ini juga menjadikan
sekitarnya menjadi kawasan bisnis dan rekreasi, mengintegrasikan bandara
dengan kawasan di sekitar bandara dengan radius hingga 30 km dan dampak
ekonomi sampai 70 km. Dampak tersebut menjangkau lokasi perancangan di
Kecamatan Beringin.
Pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu berdampak pada
kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, kebutuhan akademi untuk
meningkatkan sumber daya manusia, kebutuhan transportasi untuk menghasilkan
kinerja yang cepat dan berkualitas, komersil, perkantoran, perumahan, dan lain
sebagainya untuk mendukung fungsi bandara dan fungsi lainnya.
2.2.3

Kebijakan Pembangunan
Visi Metropolitan Mebidangro yaitu “Nyaman dihuni, memiliki fasilitas

kota yang mudah dijangku, mendorong gairah beraktifitas sosial, ekonomi,
maupun kebudayaan, banyak ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda

atau jalan kaki dan transportasi umum yang handal”. Berdasarkan buku
Mebidangro, kebijakan pembangunan proyek mebidangro di Kabupaten Deli

Serdang adalah sebagai berikut.

10
Universitas Sumatera Utara

a. Sistem Pusat Permukiman di Deli Serdang terdapat di Sunggal, Tanjung
Morawa, Percut Sei Tuan, Pancur Batu, Lubuk Pakam, dan Galang
b. Sistem Jaringan Transportasi di Deli Serdang terdiri atas:
1. Jalan tol yang dapat diakses menuju Binje, Tebing, dan Pelabuhan
Belawan
2. Transportasi sungai di Sungai Belawan dan Sungai Percut
3. Transportasi perkeretaapian dengan jalur kereta api sebagai berikut:









Jalur kereta api Stasiun Kota - Batang Kuis – Lubuk Pakam
Jalur kereta api Stasiun Kota – Sunggal – Binjai
Jalur kereta api Stasiun Kota – Pancur Batu
Jalur kereta api Stasiun Kota – Deli Tua
Jalur kereta api Lubuk Pakam – Galang
Jalur kereta api Aras Kabu – Bandara Kuala Namu
Jalur kereta api Deli Tua – Sibolangit

4. Transportasi Laut terdapat di Pelabuhan Pantai Labu, Pelabuhan Rantau,
dan Pelabuhan Percut yang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpan
5. Transportasi Udara terdapat di Bandara Internasional Kuala Namu
c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air berupa air permukaan pada sungai dan
waduk yang disebar di berbagai wilayah di Kabupaten Deli Serdang. Juga
terdapat sistem pengendalian banjir, sistem jaringan irigasi, sistem jaringan
rawa, dan sistem pengamanan pantai.
d. Sistem Jaringan Utilitas/Prasarana Perkotaan terdiri atas :
1. Sistem penyediaan air minum terdapat IPA (Instalasi Pengolahan Air
Minum) Sei Ular, IPA Tirtanadi, dan Tirtadeli.
2. Sistem drainase dialiri pada masing masing DAS Deli Percut, Sei Serdang,
Ular, Bedagai, dan Wampu.

3. Sistem jaringan air limbah terdapat IPAL Lubuk Pakam, Sunggal,
Sinembah Tanjung Muda Hilir, dan Namorambe.
e. Sistem Pengolahan Sampah terdapat TPA Namobintang, TPA Durian
Tonggal, TPA Tadukan Raga, dan TPA Batang Kuis. Sistem Pengolahan
Sampah Regional juga ditetapkan di Kabupaten Deli Serdang.

11
Universitas Sumatera Utara

f. Sistem Jaringan Energi terbagi menjadi :
1. Jaringan Pipa Minyak dan Gas Bumi yang memiliki penyimpanan di
DEPO Bahan Bakar Minyak Darat Lubuk Pakam yang terhubung dengan
perpipaan gas bumi bumi bawah tanah sumatera utara.
2. Pembangkit tenaga listrik meliputi PLTU Sumut Infra dan PLTU Merbau
Pemkab Deliserdang mendukung percepatan pembangunan kawasan
perkotaan Mebidangro. Seperti pengembangan kawasan ekonomi terpadu di Paluh
Merbau Kecamatan Percut Sei Tuan, pengembangan Kawasan Industri
Deliserdang (KIDS) di Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kawasan Industri (KI)
Tanjungmorawa, KI Hamparan Perak, KI di Kecamatan Labuhan Deli, KI di
Kecamatan Patumbak dan KI Kecamatan Sunggal.

Begitu juga pengembangan Kota Mandiri dengan memanfaatkan potensi
areal hak guna usaha PTPN2 sebagai KI terpadu yang terbentang di antara
Belawan dan Bandara Kualanamu yakni di Kecamatan Percut Sei Tuan dan
Batangkuis seluas berkisar 8.172 hektare.
Kemudian, Kota Mandiri Kuala Bekala di Kecamatan Pancur Batu yang
didukung sarana dan prasarana seperti jalan bebas hambatan, transportasi cepat
massal (mass rapid transit/MRT). Kemudian jaringan kereta api, pengolahan
limbah, air bersih, pembangkit listrik, Islamic Center, pusat kebudayaan,
perkantoran, perumahan dan pemukiman, pusat olahraga serta taman kota.
Untuk kawasan pengembangan pendidikan dan olahraga yakni Kampus
USU baru di Desa Kuala Bekala, Kampus IAIN di Durian Jangak Kecamatan
Pancur Batu dan kawasan olahraga di Kecamatan Percut Sei Tuan.
Bandara Kuala Namu, jalan tol Medan Binjai serta Medan, Kualanamu,
dan Tebing tinggi. Kemudian, rencana pembangunan Waduk Lau Simeme dan
TPA Regional Mebidangro, peningkatan beberapa ruas jalan dari Kabupaten
menjadi jalan Provinsi maupun jalan Nasional serta berbagai program lainnya
yang kesemuanya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan warga

12
Universitas Sumatera Utara


masyarakat daerah ini. Meningkatkan kelancaran akses yang menghubungkan
Kabupaten Karo dan Deliserdang.

Keterangan :
Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)
Pusat Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Gambar 2.2 Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang
Sumber: RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030

13
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025
Hirarki


Pusat
Kegiatan
Lokal (PKL)

Pusat
Pelayanan
Kawasan
(PPK)



Lubuk Pakam 




Pancur Batu 



Tanjung

Morawa



Batang Kuis 




Percut Sei

Tuan




Hamparan

Perak




Sunggal




Deli Tua



Pagar

Merbau

Kota

Fungsi yang dikembangkan
Pusat pemerintahan kabupaten;
Perdagangan dan jasa;
Kota transit;
Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;
Permukiman perkotaan
Perdagangan dan jasa regional
TOD
Pendidikan dan olah raga;
Pariwisata;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Perumahan dan permukiman;
Kota transit
Perdagangan dan jasa regional;
Pengolahan pertanian dan perikanan;
Perumahan dan permukiman.
Industri;
Pusat pendidikan dan olah raga;
Perdagangan dan jasa;
Industri;
Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);
Pariwisata, dan
Kegiatan Militer
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa regional;
TOD
Pelayanan sosial
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman.

14
Universitas Sumatera Utara

Pusat
Pelayanan
Lingkungan
(PPL)


Tembung




Galang





Sibolangit



Gunung

Meriah


Namo Rambe 


Bangun
Purba



Patumbak



STM Hulu



Kuta limbaru



Biru-biru


STM Hilir



Labuhan Deli




Pantai Labu



Perdagangan dan jasa;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Militer
Perumahan dan permukiman.
Perdagangan dan jasa lokal;
Pariwisata;
Agropolitan
Kawasan konservasi
Perumahan dan permukiman.
Pengolahan pertanian;
Kehutanan
Pengolahan pertanian;
Perumahan
Pariwisata
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan;
Industri;
Perdagangan dan jasa.
Pengolahan pertanian;
Kehutanan
Pariwisata
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
Perumahan dan permukiman;
Kehutanan
Pengolahan pertanian;
Pariwisata
Pengolahan pertanian;
Kehutanan
Pengolahan pertanian dan perikanan;
RTH;
Perumahan dan permukiman;
Perdagangan dan jasa.
Pengolahan pertanian dan perikanan;
Transpotasi;
Perdagangan dan jasa;
Perumahan dan permukiman

15
Universitas Sumatera Utara






Beringin

Pengolahan pertanian;
Transpotasi;
Perdagangan dan jasa;
Perumahan dan permukiman

Sumber: RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010-2030

2.2.4

Deskripsi Umum Proyek
Lokasi perancangan Sekolah Internasional terletak pada Jalan Bakaran

Batu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, tepatnya
pada koordinat geografis 3,59 LU dan 98,86 BT. Lokasi perancangan berbatasan
langsung dengan Rumah Sakit Patar Asih yang terletak di utara lokasi
perancangan. Di sekitar site terdapat jajaran rumah toko, rumah tinggal, lahan
pertanian, lahan perkebunan, lahan persawahan, lahan kosong, dan rumah sakit.
Penduduk Kecamatan Beringin saat ini berjumlah 55.276 jiwa yang mendiami
13.056 rumah tangga. Mata Pencaharian penduduk beringin pada umumnya
adalah

petani,

buruh/karyawan,

pedagang,

nelayan,

pelayanan

publik,

perindustrian, dan lain sebagainya.
Nama Proyek

: Sekolah Internasional

Lokasi

: Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin, Kabupaten Lubuk
Pakam

Gambar 2.3 Lokasi Perancangan Sekolah Internasional
Sumber: Google Earth

16
Universitas Sumatera Utara

Luas Lahan

: 3 hektar

Topografi

: relatif datar dengan ketinggian 8 mdpl

Perbatasan

: Utara

= Bangunan Komersil

Selatan

= Rumah Sakit Lubuk Pakam

Timur

= Permukiman Warga

Barat

= Persawahan

Pemilik

: Pemerintah

Pembiayaan

: APBD

Program Peruntukkan

: Ekspatriat dan lokal

Pencapaian
Kecamatan Beringin dapat diakses langsung pada tempat-tempat penting
seperti Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Kota Medan, Danau Toba, Kota
Berastagi, Pelabuhan Belawan, Tol Belmera, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya
akan dijelaskan pada Gambar 2.3 yang merupakan diagram pencapaian lokasi
sekitar kawasan.
Kota
Berastagi
90 km
+/- 2 jam

Pelabuhan
Belawan

Kuala Namu
11 km
14 menit
Kota Medan
47 km
+/- 1 jam

Kecamatan
Kecamatan
Beringin
Beringin

Danau Toba
92 km
+/- 2 jam

Tol Belmera
30 km
34 menit

Gambar 2.4 Diagram Pencapaian Lokasi Sekitar Kawasan
Sumber: Pengolahan Data

17
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Pencapaian Lokasi Terhadap Lokasi Daerah Mebidangro
Sumber: Pengolahan Data

Batasan Proyek
1. GSB = (1/2n) + 1  n = lebar jalan
2. Sempadan sambing dan belakang = 3 meter
3. KDB = 60 %
4. KLB maksimum = 8 x KDB
5. KDH minimum = 25%
6. Harga lahan di pinggir jalan Rp.100.000,-/m2, sedangkan harga lahan di
pedalaman Rp.50.000,-/m2.

2.2.5

Tujuan Proyek
Adapun tujuan proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan fasilitas pendidikan yang memenuhi standar internasional yang
mendukung fungsi permukiman pada kawasan aerotropolis kualanamu

18
Universitas Sumatera Utara

2. Menyediakan fasilitas pendidikan bagi ekspatriat yang bekerja pada kawasan
aerotropolis kualanamu dan penduduk setempat yang mencari pendidikan
terbaik
2.3 Tinjauan Daerah Perancangan
Pada penyusunan rencana tata ruang kawasan kualanamu dan sekitarnya,
site perancangan sekolah internasional yang berlokasi di Jalan Bakaran Batu Desa
Tumpatan Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang termasuk ke dalam zona
permukiman yang diwarnai dengan warna hijau lumut seperti yang terlihat pada
Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Kualanamu
Sumber: RDTR Kabupaten Deli Serdang

19
Universitas Sumatera Utara

2.3.1

Tinjauan Kota
Kabupaten Deli Serdang memiliki luas area 2.808,91 km2, memiliki

jumlah penduduk 1.790.431 jiwa, dan memiliki kepadatan penduduk 637,41
jiwa/km2. Ibukota kabupaten Deli Serdang terletak di kota Lubuk Pakam.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 1984 Pasal 1 ayat 2
dijelaskan seiring Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang dari kota Medan
ke Kota Lubuk pakam, maka Kecamatan Lubuk pakam di kembangkan menjadi 4
(empat) Wilayah Kecamatan dalam rangka terciptanya daya guna hasil
penyelenggaraan pemerintah serta pembinaan wilayah, maka Kecamatan Lubuk
pakam dikembangkan menjadi lokasi kedudukan Pemerintahan TK.II Deli
Serdang akan berhenti, karena mengikuti perkembangan masyarakat dan negara.
Perkembangan dimaksud menimbulkan tugas-tugas baru bagi perangkat
pemerintahan yang ada di daerah.
Kota Lubuk pakam sebagai Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang dan Pusat
Pemerintahan Pemda TK.II Deli Serdang cukup strategis dan mempunyai prospek
pengembangan wilayah yang cukup dominan dengan beberapa Kota Satelitnya
seperti Tanjung Morawa, Perbaungan, Galang dan lain lain. Sedangkan
berdasarkan PP No. 7/1984 Pasal 1 dijelaskan bahwa Pusat Pemerintahan
Kecamatan Lubuk Pakam ini adalah berkedudukan di kelurahan Lubuk Pakam
Pekan.
2.3.2

Tinjauan Sub-Wilayah
Perkembangan

Pemerintahan

khususnya

Pemerintahan

di

daerah tidak akan berhenti, karena mengikuti perkembangan masyarakat dan
negara. Perkembangan dimaksud menimbulkan tugas-tugas baru bagi perangkat
pemerintah yang ada di daerah.
Demikian halnya dengan Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang
berdasarkan PP No. 7 Tahun 1984 dalam pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa dalam
rangka Pemindahan Ibukota Kabupaten Deli Serdang dari Medan ke Lubuk

20
Universitas Sumatera Utara

Pakam, guna terciptanya daya guna dan hasil guna Penyelenggaraan Pemerintahan
serta Pembinaan Wilayah, maka wilayah Kecamatan Lubuk Pakam ditata kembali
dan dikembangkan menjadi 4 (empat) wilayah Kecamatan yaitu Kecamatan
Lubuk Pakam, Kecamatan Pantai Labu, Kecamatan Pagar Merbau dan Kecamatan
Beringin yang beribukota di Desa Karang Anyer.
Peresmian pemekaran pada tanggal 27 Desember 1986 oleh Bapak
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan sekaligus melantik Drs.
SJ. Sagala menjadi Camat Beringin yang pertama. Saat ini wilayah Kecamatan
Beringin terdiri dari 11 Desa, dimana 2 (dua) desa diantaranya merupakan desa
perkebunan yaitu Desa Pasar VI Kuala Namu dan Desa Emplasmen Kuala Namu.
Desa Pasar VI Kuala Namu merupakan daerah sentral proyek pembangunan
Bandara Internasional pengganti Bandara Polonia Medan. Keseluruhan daerah
Kecamatan Beringin terdiri atas 89 Dusun yang didiami oleh 58.194 jiwa dalam
13.775 rumah tangga.
2.4 Tinjauan Fungsi: Sekolah Internasional
Sekolah internasional adalah sekolah yang menyampaikan pendidikan
internasional

dalam

lingkungan

internasional,

baik

dengan

kurikulum

International Baccalaureate, Edexcel atau Cambridge International Examinations
atau dengan kurikulum nasional berbeda dari negara tersebut. Menurut Depdiknas
(2006:3) SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya
berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya
internasional, sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.
Sekolah internasional pertama kali dibangun pada abad ke-19 di Jepang,
Swiss dan Turki. Awalnya, sekolah internasional dibangun untuk anak dari orangorang besar yang profesinya bersifat internasional, yang berpergian keluar negeri,
seperti

anak-anak

personil

perusahaan

internasional,

organisasi

internasional, organisasi non-pemerintah, dan staf kedutaan.
Sekolah internasional memungkinkan anak-anak untuk menjadi warga
negara global dengan menyediakan pendidikan yang ketat dan komprehensif

21
Universitas Sumatera Utara

dengan perendaman penuh ke dalam berbagai bahasa dan budaya. Banyak sekolah
internasional menggunakan kurikulum yang dirancang khusus untuk sekolah
internasional seperti IGCSE atau Program IB Diploma yang semuanya
berkomitmen

untuk

internasionalisme,

mengembangkan

warga

global,

menyediakan lingkungan belajar optimal, dan mengajar dalam pengaturan
internasional

yang

menumbuhkan

pemahaman,

kemandirian,

saling

ketergantungan, dan kerja sama.
2.4.1

Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Tabel 2.2 Analisa Penggunaan Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Kegiatan

Belajar
Formal

Belajar
Outdoor
Berdiskusi

Praktek
Akademik

Olah Raga

Makan

Membaca

Pengguna: Siswa
Kebutuhan Ruang
Karakter Ruang
 Privat
 Memperhatikan cahaya, udara, dan
sistem akustik
Ruang Kelas
 Dipakai setiap hari belajar
 Memperhatikan sirkulasi
 Fleksibel terhadap beberapa kegiatan
 Semi Publik
Kelas Outdoor
 Perlu peneduhan
 Ruang luar yang fleksibel
 Privat
Ruang Kelas
 Fleksibel terhadap beberapa
Ruang Diskusi
konfigurasi penyusunan kursi
Laboratorium Bahasa  Privat
Laboratorium Fisika
 Dengan kebutuhan pencahayaan dan
Laboratorium Kimia
penghawaan yang baik
Laboratorium Biologi
Ruang Musik
Ruang Workshop
 Semi publik
Lapangan Olah Raga
 Fleksibel dengan beberapa kegiatan
Gedung Olah Raga
selain kegiatan olah raga
 Semi publik
 Area makan yang cukup bagi
Kantin
pengguna
 Memperhatikan cahaya dan udara
 Semi Publik
Perpustakaan
 Memperhatikan sistem cahaya,

22
Universitas Sumatera Utara

Menyimpan
Barang

Loker

Berorganisasi Ruang Organisasi
Cek
Ruang UKS
Kesehatan
Buang Air
WC
Pengguna: Guru
Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Parkir
Tempat Parkir

Mengajar

Ruang Kelas
Open Space

Berdiskusi

Ruang Workshop
Ruang Kelas

Bimbingan
Praktik
Akademik

Laboratorium Bahasa
Laboratorium Fisika
Laboratorium Kimia
Laboratorium Biologi
Ruang Musik

Makan

Kantin
Pantry

Kegiatan
Kantor

Ruang Guru

Bimbingan
Siswa

Ruang BP

Membaca

Perpustakaan







udara, dan akustik
Memperhatikan sirkulasi
Jarak antara rak buku
Privat
Dengan sirkulasi yang baik
Kebutuhan semua siswa harus
terpenuhi
 Semi Publik
 Fleksibel sesuai kegiatan
 Semi Publik
 Memperhatikan cahaya dan hawa
Privat
Karakter Ruang
Publik
 Privat
 Memperhatikan sistem cahaya,
udara, dan akustik
 Dipakai setiap hari belajar
 Memperhatikan sirkulasi
 Fleksibel terhadap beberapa kegiatan
 Privat
 Fleksibel terhadap beberapa
konfigurasi penyusunan kursi
 Privat
 Sistem cahaya dan udara
yang baik
 Semi publik
 Area makan yang cukup bagi
pengguna
 Memperhatikan sistem cahaya dan
udara
 Privat
 Harus memenuhi jumlah guru yang
ada
 Privat
 Ruang tidak begitu luas
 Tidak memerlukan cahaya, udara,
dan akustik khusus
 Semi Publik
 Memperhatikan sistem cahaya, udara
dan akustik

23
Universitas Sumatera Utara

 Memperhatikan sirkulasi
 Jarak antara rak buku
Bimbingan
 Semi Publik
Ruang Organisasi
Organisasi
 Fleksibel sesuai kegiatan
Buang Air
WC Guru
Privat
Pengguna: Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Karakter Ruang
Kegiatan
Kantor Kepsek
Semi Publik
Administrasi Kantor Wakil Kepsek
Menerima
Publik
Ruang Tamu
Tamu
Rapat
Ruang Rapat
Semi Publik
 Semi publik
 Area makan yang cukup
Makan
Pantry
 Memperhatikan sistem cahaya dan
udara
Buang Air
WC
Privat
Pengguna: Kepala Bagian
Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Karakter Ruang
Parkir
Parkir
Publik
Menyusun
Kantor Kepala
Privat
Kurikulum
Kurikulum
Mengawasi
Privat
Kantor Pengawas
Pembelajaran
Memelihara
Kantor Kepala
Semi Publik
Bangunan
Manajemen Bangunan
Mengatur
Kantor Kepala
Semi Publik
Keuangan
Manager Keuangan
Kantor Kepala
Semi Publik
Mengatur IT
Operasional IT
Rapat
Ruang Rapat
Semi Publik
 Semi publik
 Area makan yang cukup bagi
Kantin
Makan
pengguna
Pantry
 Pencahayaan dan penghawaan harus
diperhatikan
Buang Air
WC
Privat
Pengguna: Staf dan Karyawan
Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Karakter Ruang
Membantu
Semi Publik
Kegiatan
Area Asisten
Administrasi
Menjaga
Kantor Kepala
Semi Publik
Perpustakaan Kantor Staf Perpus
Memelihara
Kantor Staf
Semi Publik

24
Universitas Sumatera Utara

Bangunan
Menjaga
Menjaga
Lingkungan
Sekolah

Manajemen Gedung
Ruang Janitor
Ruang Security
Hunian Penjaga
Sekolah

Makan

Pantry

Buang Air

WC

Semi Publik
 Semi Publik
 Hunian permanen

 Semi Publik
 Area makan yang cukup
 Memperhatikan cahaya dan udara
Privat

Sumber :Pengolahan Data

2.4.1.1 Penggunaan
Entrance

Perpustakaan

Aula
Hall
Kantin

Ruang Kelas

Klinik

Lapangan

Laboratorium

Toilet

Pulang

Gambar 2.7 Diagram Penggunaan Ruang Bagi Siswa
Sumber : Pengolahan Data

25
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.8 Diagram Penggunaan Ruang Bagi Guru
Sumber : Pengolahan Data

Gambar 2.9 Diagram Penggunaan Ruang Bagi Staff
Sumber : Pengolahan Data

26
Universitas Sumatera Utara

2.4.1.2 Kegiatan
Masuk Sekolah

Meletakkan Buku dan Tas

Bersiap-siap Memulai Pelajaran

Belajar di Kelas

Kegiatan
Belajar

Membaca
Buku

Mewar-nai

Menggambar

Menulis

Berbicara

Bermain

Kegiatan Ekstrakulikuler
Pulang
Gambar 2.10 Diagram Alur Kegiatan Siswa
Sumber : Pengolahan Data

27
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.11 Diagram Alur Kegiatan Guru
Sumber : Pengolahan Data

Gambar 2.12 Diagram Alur Kegiatan Staff
Sumber : Pengolahan Data

28
Universitas Sumatera Utara

2.4.2

Deskripsi Kebutuhan dan Besaran Ruang
Tabel 2.3 Kebutuhan Ruang untuk Gedung Sekolah

No
Nama Ruang
1 Hall
2 Ruang Kelas
3 Laboratorium
4 Ruang Serba Guna
5 R. Seni
6 Rak Buku
7 R. Baca
8 R. Browsing
9 R. Pengurus
10 Ruang Diskusi
11 Ruang Guru
12 R. Kepala Sekolah
13 R. Kepala Bagian
14 R. Tata Usaha
15 R. Bimbingan Konseling
16 R. Rapat
17 R. Pengurus Sekolah
18 Kantin
19 Retail
20 R. Komunitas
21 Mushola
22 Tempat Wudhu
23 UKS
24 WC
25 Gudang
26 R. Penyimpanan
27 R. Panel
28 R. Pompa
29 R. Genset
30 R. Trafo
31 R. Ground Reservoir
32 R. Septictank
Sumber : Pengolahan Data

Standar
3 m2/org
1.8-2.0 m2/org
4.5 m2/org
2 m2/org
80 m2/ruang
0.75 m2/org
1.65 m2/org
2.6 m2/org
25 m2/ruang
2.5 m2/org
14.1m2/4 meja
4 m2/org
25 m2/ruang
4 m2/org
4 m2/org
1.9 m2/org
4 m2/org
1.2 m2/org
15 m2/ruang
15 m2/ruang
0.85 m2/org
16 m2/org
12 m2/ruang
-

Sumber
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
DA
TSS
DA
-

Jenis
Publik
Semi-publik
Semi-publik
Semi-publik
Semi-publik
Publik
Publik
Publik
Private
Semi-publik
Private
Private
Private
Private
Private
Private
Private
Publik
Publik
Private
Publik
Service
Private
Service
Service
Service
Service
Service
Service
Service
Service
Service

Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
Luas Lahan Maksimal
Luas Bangunan Maksimal
Koefisien Dasar Hijau
Luas Lahan Hijau Minimal
Sumber : Pengolahan Data

30.000 m2
15.000 m2
25%
7500 m2

29
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.5 Kebutuhan Ruang untuk Lapangan
No
1
2
3
4

Nama Ruang
Lapangan Serba Guna
Parkir Mobil
Parkir Sepeda Motor
Parkir Bus

Standar
1.5 m2/org
1 mobil/org
1 motor/org
-

Sumber
Depdiknas
Wikipedia
Wikipedia
Wikipedia

Jenis
Publik
Publik
Publik
Publik

Sumber : Pengolahan Data

2.4.3

Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Pada umumnya, sarana pendidikan dapat digolongkan ke dalam lima
kategori, yaitu: kebutuhan ruang/bangunan, kebutuhan perabot, kebutuhan
peralatan dan media pembelajaran, kebutuhan sumber belajar, dan kebutuhan
lahan.
Kebutuhan ruang/bangunan bagi sekolah ditetapkan sesuai dengan jenis
aktivitas pendidikan yang dilakukan di sekolah, yaitu aktivitas manajemen/
perkantoran, aktivitas pembelajaran, dan aktivitas penunjang program pendidikan.
Kebutuhan tiap-tiap jenis ruang ditentukan oleh kebutuhan pemakainya, antara
lain: kepala dan wakil kepala sekolah, staf guru, pegawai, komite sekolah, para
siswa, dan orang lain yang berkepentingan. Sesuai dengan kebutuhan riil di
sekolah, maka kebutuhan jenis ruang dapat ditentukan antara lain: ruang kepala
sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang pegawai, ruang guru dan ruang sidang,
ruang komite sekolah, ruang tamu, ruang pembelajaran teori, ruang komputer,
ruang laboratorium, ruang keterampilan, ruang kesenian, ruang olah raga, ruang
perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling, ruang koperasi sekolah dan
koperasi siswa, ruang kantin sekolah, ruang OSIS, ruang UKS, rumah dinas,
rumah penjaga, pos penjaga, ruang ibadah, dapur umum, gudang umum, kamar
mandi dan tempat ganti pakaian untuk guru dan siswa, dan ruang/bangsal parkir.
Kebutuhan luas ruang ditentukan oleh rasio pemakai, ruang gerak
pemakai, luas jumlah ukuran perabot dan peralatan tiap-tiap ruang, dan model
umum ukuran bangunan sekolah. Untuk ruang perkantoran, ruang tiap pemakai
ditentukan dengan rasio 1 : 2 m2, selanjutnya ditambahkan dengan ruang gerak
bagi pemakainya, jumlah perabot dan peralatan yang tersedia, serta disesuaikan
dengan model ukuran bangunan. Untuk ruang pembelajaran ukurannya tergantung
pada jenis aktivitas pembelajaran. Ruang belajar teori diperlukan dengan rasio 1 :

30
Universitas Sumatera Utara

1,5 m2 dengan kapasitas tiap ruang maksimal 36 orang untuk SD dan 40 orang
untuk SMP dan SMA. Ruang belajar teori untuk SD berukuran 63 m2 (7 x 9 m)
dan untuk SMP dan SMA berukuran 72 m2 (8 x 9 m). Untuk ruang belajar praktik
(terutama praktik lab IPA dan ruang kesenian tari) umumnya menggunakan rasio
1: 2 - 3.5 m2. Penggunaan ruang praktik disesuaikan dengan jumlah rombongan
belajar (1/2, 1/3, ¼. 1/5, 1/6, 1/8, atau 1/10) dengan menggunakan sistem kelas
berjalan (Depdiknas, 2003).
Kebutuhan perabot pendidikan umumnya wadah atau tempat peralatan
ditempatkan pada tiap-tiap jenis ruang yang digunakan sesuai dengan jenis
aktivitas dalam tiap-tiap ruang tersebut. Untuk jumlah dan ukuran perabot yang
dibutuhkan pada tiap-tiap ruang umumnya ditentukan oleh jumlah pemakainya,
sifat penggunaan (tunggal/ganda), sifat perabot (bergerak/tidak bergerak), dan
jumlah serta ukuran peralatan pendidikan yang disimpan dalam perabot. Di
samping itu, ukuran perabot juga haruslah disesuaikan dengan kelayakan
antropometri dan ergonomis pemakainya (Depdiknas, 2003).
Kebutuhan minimal untuk lahan bagi kepentingan sekolah dapat
dikelompokkan menjadi kebutuhan lahan untuk ruang/bangunan, infrastruktur
bangunan, lahan untuk perindangan/taman sekolah, serta lahan untuk tempat
bermain, tempat upacara, dan lapangan olahraga yang keberadaannya dapat
disatukan. Kebutuhan lahan untuk bangunan disesuaikan dengan jumlah luas
ruang bangunan yang dibutuhkan setelah memperhitungkan rasio pengguna,
jumlah pemakai, jumlah perabot tiap ruang, dan model umum ukuran bangunan.
Kebutuhan luas infrastruktur bangunan sebesar 20% dari luas ruang bangunan
dibagi koefisien dasar bangunan (Depdiknas, 2003). Kebutuhan minimal lapangan
olahraga/tempat bermain/lapangan upacara dapat menggunakan pedoman luas
satu lapangan olahraga yang paling luas dibutuhkan (lapangan sepak bola/basket)
atau menggunakan standar rasio tempat upacara/tempat bermain dengan rasio
minimal 1 : 1,5 m2. Kebutuhan lahan untuk perindangan sekolah/taman sekolah
minimal sebesar 25% dari luas lahan lainnya.
2.4.4

Studi Banding Arsitektur: Bandung International High School
Bandung International High School adalah Sekolah Menengah Atas

berbasis internasional yang berada di daerah Bandung. Sekolah Swasta milik
negara ini didirikan pada tahun 1997 dengan nama Bandung School namun

31
Universitas Sumatera Utara

dengan seiringnya waktu berjalan tepatnya pada 11 April tahun 2004, namanya
berubah menjadi Bandung International High School.
BIHS didirikan untuk menjadi sebuah pusat lembaga pendidikan dan
pengembangan serta untuk menetapkan standar baru dalam pendidikan di
Indonesia. BIHS berlokasi di Kawasan Bandung yang di dalamnya beroperasi
1.500 perusahaan nasional dan multinasional dari 32 negara.
Sebagai Sekolah bertaraf internasional, tidak hanya proses pembelajaran
yang dilakukan dalam bahasa Inggris, tetapi Bandung International High School
juga dilengkapi dengan kurikulum berstandar internasional yang dibuat dan
dikembangkan oleh para akademisi kelas dunia. Semua program, termasuk
pelajaran wajib dari pemerintah juga diajarkan dalam bahasa Inggris.

Gambar 2.13 Bangunan Sekolah BIHS
Sumber: www.BIHS.com

Gambar 2.14 Sport Centre Sekolah BIHS
Sumber: www.BIHS.com

32
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.15 Fasilitas di Dalam Gedung Sekolah
Sumber: www.BIHS.com

33
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.16 Fasilitas pada Sport Centre Sekolah BIHS
Sumber: www.BIHS.com

Gambar 2.17 Cafe dan Perumahan Guru
Sumber: www.BIHS.com

34
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.18 Gedung Dorminotory dan Fasilitasnya
Sumber: www.BIHS.com

2.5 Elaborasi Tema: Arsitektur Eco-Tech
2.5.1

Pengertian
Tema Eco-Tech diartikan sebagai perpaduan arsitektur high technology

dengan arsitektur sustainable.
Arsitektur High-Tech dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam
merancang bangunan bagi manusia dengan kekhususan/ spesialisasi di dalam
bidang pemanfaatan teknologi terkini baik untuk estetika, struktur, dan fungsinya
untuk menjawab masalah perancangan. Bangunan high-tech sendiri harus lebih
mempresentasikan teknologinya daripada sekedar menggunakannya untuk hal
efisiensi. Struktur dan utilitas yang ditonjolkan merupakan salah satu ciri dari
arsitektur high-tech.
Arsitektur

sustainable

(berkelanjutan)

adalah

arsitektur

yang

memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, alam
dan aspek-aspek lainnya secara global. Proses arsitektur sustainable mulai dari
proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi

35
Universitas Sumatera Utara

arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
(glass houses effect), juga mengandung maksud untuk lebih menekankan
pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari aspek fungsional,
lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.
2.5.2

Interpretasi Arsitektur Eco-Tech
Ciri-ciri arsitektur eco-tech :

1. Memakai struktur pondasi
2. Mempunyai bentuk yang mengekspresikan strukturnya
3. Ruangan menyesuaikan dengan fungsi bangunan
4. Orientasi bangunan mengarah pada lingkungan
5. Menggunakan teknologi yang mempertimbangkan nilai-nilai ekologi
6. Menggunakan sistem-sistem alami, selaras dengan iklim setempat, daur
ulang, dan menggunakan potensi setempat
7. Material yang dipilih yang hemat energi dan dapat di daur ulang
8. Melalui pendekatan ekologi dan iklim setempat
9. Menyesuaikan dengan site dan lingkungan
10. Perancangan bentuk dan struktunya berdasarkan kebutuhan
11. Arsitektur Eco-tech harus mampu berhubungan dengan ekologi

2.5.3

Keterkaitan Tema dengan Judul
Sebuah sekolah yang berbasis teknologi membutuhkan fasilitas dan

kebutuhan yang berteknologi pula, dengan menganut konsep arsitektur HighTech, hal tersebut akan terwujud. Dengan demikian, sekolah tersebut sangat

pantas disebut dengan sekolah internasional.
Disamping itu, untuk meminimalisir energi dan untuk membuat
kenyamanan pembelajaran di sekolah tersebut, dibutuhkan arsitektur sustainable
yang meminimalisir pemakaian energi dan membuat lingkungan nyaman untuk
belajar di sekolah tersebut.

36
Universitas Sumatera Utara

Perpaduan

antara

arsitektur

Hi-Tech

dan

arsitektur

sustainable

merupakan arsitektur Eco-Tech. Oleh karena itu, arsitektur Eco-Tech merupakan
tema yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
2.5.4

Studi Banding Arsitektur: Zeeland West High School
Pada Agustus 2002, Zeeland West High School selesai dibangun. Dengan

total kapasitas ruang kelas lebih dari 1500 siswa. Sekolah ini menggunakan tema
arsitektur sustainable dan arsitektur high-tech. Sekolah ini memanfaatkan potensi
alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan energi pada bangunan. Selain itu,
untuk mengurangi biaya penggunaan energy, bangunan ini menggunakan
perancangan yang memungkinkan bangunan untuk meminimalkan penggunaan
energi dengan memaksimalkan potensi alam yang ada tanpa merusak lingkungan.

Gambar 2.19 Konsep Perancangan ZWHS
Sumber: www.zhs.zps.org

Bangunan ini menggunakan photovoltaic panels untuk mengubah sinar
matahari menjadi listrik, penggunaan turbin angina untuk menghasilkan listrik,
serta geothermal power sebagai sumber energi listrik. Sehingga Zeeland West
High School dapat menghasilkan energy listrik sendiri. Bangunan ini juga

menggunakan black rubber roofs untuk memaksimalkan panas matahari pada
musim dingin. Atap bangunan yang berwarna putih terbuat dari thermopolyefin,

37
Universitas Sumatera Utara

sehingga cahaya dan panas matahari dapat dipantulkan dan cahaya tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami ruangan. Untuk ruangan laboratorium
beberapa jendela menggunakan clerestories untuk memasukkan sinar matahari ke
dalam ruangan. Penghematan energi juga dilakukan dengan menggunakan sensor
penghuni sehingga lampu akan mati secara otomatis, dan pengatur suhu ruangan
secara otomatis di setiap ruangan, suhu ruangan akan menjadi lebih rendah jika
tidak ada orang di ruangan. Sistem geothermal pada ZWHS terdiri dari 20 pipa
sepanjang 400 kaki di dalam tanah.
Sirkulasi dari bangunan satu ke bangunan lain hanya memakan waktu
tiga menit. Parkir kendaraan berada diluar, setelah itu harus berjalan kaki
melewati lapangan rumput untuk masuk ke dalam ruangan. Bentuk bangunan
ZWHS menonjolkan prinsip eco-tech, yaitu structural expression dengan tetap
menonjolkan kolom-kolom dan kaidah struktur. Pemanfaatan atap datar untuk
penghangat dan pendingin ruang secara alami dan penggunaan dinding tebal
sebagai upaya memperlambat rambatan suhu di luar bangunan. Pembuatan ruang
terbuka hijau berupa lansekap dan tempat olahraga agar dapat digunakan oleh
warga sekitar untuk menjaga hubungan dengan lingkungan sosial.

38
Universitas Sumatera Utara