Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

(1)

ANALISIS PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL KUALA NAMU DI DESA BERINGIN

KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

OLEH

VINA MARIA OMPUSUNGGU

127024024/SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL KUALA NAMU DI DESA BERINGIN

KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP) Program Studi Magister Studi Pembangunan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

VINA MARIA OMPUSUNGGU

127024024/SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Judul Tesis : Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

Nama Mahasiswa : Vina Maria Ompusunggu Nomor Pokok : 127024024

Program Studi : Studi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si)

Ketua Anggota

(M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP)

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA) (Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal 11 Februari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si Anggota : M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP

Drs. Agus Suriadi, M.Si Hatta Ridho, S.Sos, MSP


(5)

PERNYATAAN

ANALISIS PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA

INTERNASIONAL KUALA NAMU DI DESA BERINGIN

KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 11 Februari 2015 Penulis


(6)

ANALISIS PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA KUALA NAMU DI DESA

BERINGIN KECAMATAN BERINGIN DELI SERDANG

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kehidupan sosial dan ekonomi serta strategi adaptasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di desa beringin, Kecamatan beringin, Deli serdang. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan lembar observasi dan wawancara sebagai data kualitatif dan menggunakan dokumen dan lapangan studi. Desa beringin ditandai dengan ciri-ciri yang mencakup dimana masyarakatnya memiliki pekerjaan sebagai petani, pedagang, nelayan, karyawan, Pegawai Negeri Sipil, ibu rumah tangga, buruh harian lepas, dan lain-lain. cenderung lebih besar pendidikan masyarakat yang tertinggi adalah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) sebesar 2.852 jiwa dari 6.960 jiwa. Dimana, setelah pembangunan bandara tersebut menjadikan sebagian masyarakat mengalami kehilangan rumah dan lahan dikarenakan pengalihfungsian lahan. Meskipun demikian, pihak bandara memberikan ganti rugi kepada masyarakat terhadap penggunaan lahan mereka. Ganti rugi yang diberikan tidak menjadikan masyarakat mendapat perubahan yang baik dalam meningkatkan kehidupan mereka dari yang sebelumnya. Sehingga masyarakat melakukan strategi adaptasi dalam mengikuti perubahan yang ada. strategi adaptasi dalam kehidupan sosial termasuk partisipasi dalam organisasi sosial, dan menjaga hubungan baik dengan kerabat lingkungan. Strategi adaptasi dalam kehidupan ekonomi termasuk beberapa upaya seperti mencari pekerjaan tambahan atau meningkatkan jam kerja, menyimpan penghasilan atau mengurangi pengeluaran. strategi adaptasi dapat membantu mempertahankan kelangsungan hidupnya.


(7)

THE ANALYSIS OF CHANGES IN SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS OF THE POST-DEVELOPMENT KUALA NAMU INTERNASIONAL AIRPORT IN THE BERINGIN VILLAGE BERINGIN SUBDISTRICT DELI SERDANG

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyse the socio and economic life as well as the adaption strategies in social and economic life of the population in beringin village, beringin district, Deli serdang. The instruments for collecting data are observation sheet and interview as the qualitative data and using the document and field study. Beringin village marked by characteristics that include is people have jobs as farmers, traders, fishermen, employees, civil of servants, housewives, casual workers, and others. Tend to be larger people highest education is Junior High School (SLTP) for 2.852 inhabitans of 6.960 inhabitants. In which, after the development of the Kuala Namu International Airport, it makes some people loss of homes and land due to land changer. Nevertheless, The Airport compensated the people for the used of their land. Compensation does not make the people get a good change to improve their lives than ever before. So that people do adaptation strategies in following the changes. The adaptation strategies in the socio life include the participation in social organizations, and maintain a good relationship with the environment relatives. The adaptation strategies in the economic life include some efforts such as search for the second job or increase the office hours, save income or reduce outcome. Adaptation strategies can help to survive.


(8)

KATA PENGATAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, Penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA., selaku Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si sebagai sekretaris Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Anggota Komisi Pembanding.

5. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, MSP sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan banyak arahan, motivasi dan ide – ide kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini. 6. Bapak Drs. Agus Suriadi, M.Si dan Bapak Hatta Ridho, S.Sos, MSP,

selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

7. Seluruh Dosen dan Staf di Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu baik di bidang Akademik maupun Administratif. 8. Seluruh rekan – rekan seperjuangan angkatan XXVI, atas dukungan dan

kerjasamanya, mudah – mudahan kita semua akan sukses, amin.

9. Seluruh informan yang telah banyak memberikan bantuan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

10.Buat suami terkasih F.J. Bangkit Ritonga, ST, terima kasih atas dukungan, doa dan motivasi yang diberikan.

11.Buat orang tua tersayang A. Ompusunggu, SH/ L. Situmorang, S.Pd dan mertua tersayang Mertua Tarkus Ritonga/ M. Pardosi, terima kasih atas doa dan motivasi yang diberikan.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua. Amin.

Medan, 11 Februari 2015

Penulis


(9)

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

Nama : Vina Maria Ompusunggu

Tempat/ Tgl. Lahir : Tanjung Morawa, 07 Maret 1989

Alamat : Jl. Kemiri II. Gg. Kelapa II No. 10 Medan

Agama : Kristen Protestan

Status : Kawin

II. Keluarga

Suami : Fenty Julius Bangkit Ritonga, ST III. Pendidikan

SD SD Negeri 060819 Medan , tahun 1995 – 2001 SMP SMP Negeri 3 Medan, tahun 2001 – 2004 SMA SMA Negeri 14 Medan, tahun 2004 – 2007

Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara,

tahun 2008 – 2012

Strata II Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, tahun 2012 – 2015

Medan, 26 Februari 2015 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR……… iii

RIWAYAT HIDUP... iv

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1. 1 Latar Belakang ……… .. 1

1. 2 Masalah Penelitian ……… .. 11

1. 3 Tujuan Penelitian ………. 12

1. 4 Manfaat Penelitian ………... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 13

2. 1 Konsep Pembangunan ……….. 13

2. 2 Indikator Pembangunan ………... 15

2. 3 Tujuan dan Manfaat Pembangunan ………. 20

2. 4 Pembangunan Sosial Ekonomi dan Strategi Adaptasi….. 22

2. 4. 1 Pembangunan Sosial ……….. 22

2. 4. 2 Konsep Pembangunan Ekonomi ………. 31

2. 4. 3 Infrastruktur ……….. .. 35

2. 4. 4 Strategi Adaptasi ………. 39

2. 5. Batasan Penelitian ………. 41

2.6 Defenisi Konsep ……….. .. 43


(11)

BAB III METODE PENELITIAN ……… 45

3. 1 Bentuk Penelitian ………. 45

3. 2 Lokasi Penelitian ………. 45

3. 3 Informan Penelitian ………... .. 46

3. 4. Teknik Pengumpulan Data ……… .. 47

3. 5 Teknik Analisis Data ……….. .. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………. 49

4. 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………. .. 49

4.1.1 Letak Geografis Desa Beringin ……… . 49

4.1.2 Potensi Prasarana dan Sarana ………... 52

4.1.3 Komposisi Penduduk ……… ... 53

4.1.4 Sarana Pendidikan ……… 59

4. 2 Kondisi Fisik Pemukiman Warga Desa Beringin ……… 60

4. 3 Kehidupan Sosial Penduduk ……… 64

4. 3. 1 Pendidikan ………... 64

4. 3. 2 Interaksi Sosial Penduduk ……… 66

4. 4. Kehidupan Ekonomi Penduduk ……….. 69

4.4.1. Pekerjaan ……… 69

4.4.2. Pendapatan dan Pengeluaran ………. 72

4.5. Strategi Adaptasi dalam Menghadapi Perubahan Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu ………. 75

4.6 Analisis Teoritis Tentang Pengaruh Pembangunan pada Suatu Wilayah ……… 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 80

5.1. Kesimpulan ……… 80

5.2. Saran ………. 81


(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

4.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun

2012-2013 ……… 54

4.2. Jumlah Penduduk Menurut Agama Dan Penganutnya Di Desa Beringin Kecamatan

Beringin Tahun 2012 – 2013 ………. 56 4.3. Mata Pencaharian di Desa Beringin Kecamatan

Beringin Tahun 2013 ………. 58 4.4. Sarana Pendidikan di Desa Beringin Kecamatan

Beringin Tahun 2013 ……… 59 4.5. Kondisi Sarana Pendidikan Masyarakat Desa

Beringin Pasca Pembangunan Bandar Udara

Internasional Kuala Namu ………... 64 4.6. Jumlah Dusun di Desa Beringin Pasca

Pembangunan Bandar Udara Kuala Namu

Tahun 2013 ………... 66

4.7. Kondisi Mata Pencaharian Masyarakat Desa Beringin Pasca Pembangunan Bandar Udara

Internasional Kuala Namu ………. 69 4.8. Matrik Kondisi Pendapatan Masyarakat Desa

Beringin Pasca Pembangunan Bandara


(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran ……….. 44

4.1. Luas Wilayah Desa Beringin ………... 49 4.2. Jumlah Penduduk (Jiwa) Menurut Jenis

Kelamin/Gender Desa Beringin Kecamatan

Beringin Tahun 2012-2013 ………..……… 53

4.3. Jumlah Penduduk Menurut Etnis/Suku Bangsa di Desa Beringin Kecamatan

Beringin Tahun 2012-2013 ………. 55

4.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Beringin Kecamatan

Beringin Tahun 2013 ……… 57

4.5. Jarak Rumah Penduduk Dengan Batas

Bandar Udara Internasional Kuala Namu ……..……. 60 4.6. Kondisi Fisik Dam Parit Penduduk ………... 62 4.7. Kondisi Fisik Rumah yang Berbentuk Miring

Dikarenakan Pembelian yang Tidak Melebihi Batas dang Dibutuhkan dalam Pembangunan


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Pedoman Wawancara……… 86

2. Struktur Pemerintahan Desa Beringin Kecamatan Beringin

Tahun 2014………... ……… 88


(15)

ANALISIS PERUBAHAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA KUALA NAMU DI DESA

BERINGIN KECAMATAN BERINGIN DELI SERDANG

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kehidupan sosial dan ekonomi serta strategi adaptasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di desa beringin, Kecamatan beringin, Deli serdang. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan lembar observasi dan wawancara sebagai data kualitatif dan menggunakan dokumen dan lapangan studi. Desa beringin ditandai dengan ciri-ciri yang mencakup dimana masyarakatnya memiliki pekerjaan sebagai petani, pedagang, nelayan, karyawan, Pegawai Negeri Sipil, ibu rumah tangga, buruh harian lepas, dan lain-lain. cenderung lebih besar pendidikan masyarakat yang tertinggi adalah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) sebesar 2.852 jiwa dari 6.960 jiwa. Dimana, setelah pembangunan bandara tersebut menjadikan sebagian masyarakat mengalami kehilangan rumah dan lahan dikarenakan pengalihfungsian lahan. Meskipun demikian, pihak bandara memberikan ganti rugi kepada masyarakat terhadap penggunaan lahan mereka. Ganti rugi yang diberikan tidak menjadikan masyarakat mendapat perubahan yang baik dalam meningkatkan kehidupan mereka dari yang sebelumnya. Sehingga masyarakat melakukan strategi adaptasi dalam mengikuti perubahan yang ada. strategi adaptasi dalam kehidupan sosial termasuk partisipasi dalam organisasi sosial, dan menjaga hubungan baik dengan kerabat lingkungan. Strategi adaptasi dalam kehidupan ekonomi termasuk beberapa upaya seperti mencari pekerjaan tambahan atau meningkatkan jam kerja, menyimpan penghasilan atau mengurangi pengeluaran. strategi adaptasi dapat membantu mempertahankan kelangsungan hidupnya.


(16)

THE ANALYSIS OF CHANGES IN SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS OF THE POST-DEVELOPMENT KUALA NAMU INTERNASIONAL AIRPORT IN THE BERINGIN VILLAGE BERINGIN SUBDISTRICT DELI SERDANG

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyse the socio and economic life as well as the adaption strategies in social and economic life of the population in beringin village, beringin district, Deli serdang. The instruments for collecting data are observation sheet and interview as the qualitative data and using the document and field study. Beringin village marked by characteristics that include is people have jobs as farmers, traders, fishermen, employees, civil of servants, housewives, casual workers, and others. Tend to be larger people highest education is Junior High School (SLTP) for 2.852 inhabitans of 6.960 inhabitants. In which, after the development of the Kuala Namu International Airport, it makes some people loss of homes and land due to land changer. Nevertheless, The Airport compensated the people for the used of their land. Compensation does not make the people get a good change to improve their lives than ever before. So that people do adaptation strategies in following the changes. The adaptation strategies in the socio life include the participation in social organizations, and maintain a good relationship with the environment relatives. The adaptation strategies in the economic life include some efforts such as search for the second job or increase the office hours, save income or reduce outcome. Adaptation strategies can help to survive.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pembangunan yang dimanapun dilaksanakan di kepulauan nusantara ini dan di dalam skala apapun, adalah bagian terpadu dari pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat secara merata. Pembangunan dilaksanakan untuk mempermudah hidup masyarakat sehingga tidak cenderung bergantung pada satu aspek saja. Kegiatan pembangunan pada hakikatnya mengadakan perubahan ekosistem dan lingkungan hidup. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan bagi berhasilnya pembangunan, sehingga sekaligus dapat meningkatkan penghidupan masyarakat disekitarnya.

Pembangunan merupakan sarana menyejahterakan manusia melalui proses pengelolaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia dengan memanfaatkan IPTEK. Proses tersebut dilaksanakan secara bertahap dan sistematis berlandaskan suatu kebijaksanaan pembangunan. Kebijakan pembangunan pada kenyataannya mengalami perubahan mengikuti permasalahan yang sedang dihadapi. Sedangkan tantangan dan permasalahan yang muncul sebagai akibat yang diterapkannya suatu model pembangunan. (Tumiwa:2009)

Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai lahan perkebunan yang luas yang terdiri dari berbagai macam pertanian organik dan non organik yang banyak menyerap tenaga kerja lokal seperti industri bahan mentah (karet,


(18)

kertas,minyak,) dan industri pangan. Dengan berkembangnya industri dan teknologi yang mendunia yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin membuat hidup manusia yang semakin praktis mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan manusia untuk hidup lebih modern. Masuknya modernisasi ke Indonesia banyak merubah tatanan masyarakat secara sosial, ekonomi, budaya dan politik. Modernisasi pada awalnya dilaksanakan sebagai usaha untuk menguji prospek pembangunan yang dilakukan oleh Negara dunia ketiga. Perubahan dan pembangunan yang di lakukan oleh negara satelit (maju) terhadap negara dunia ketiga banyak menyisakan ketergantungan yang lebih menguntungkan negara satelit. Setiap program pembangunan dimaksudkan untuk membantu dan memacu masyarakat membangun berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti infrastruktur. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakat di wilayah sekitarnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang dilakukan pemerintah untuk memodernisasikan negara yaitu dengan membangun kebutuhan infrastruktur (jalan, terminal, pasar, perkantoran, bandara, stasiun) yang membutuhkan ratusan hektar lahan, yang banyak menyempitkan lahan pertanian.

Sebagai contoh pada pembangunan Rel Kereta Api khusus pengangkutan batu bara di Kalimantan Timur yang menghabiskan lahan hutan kelapa sawit dinilai mempercepat kehancuran kawasan hutan dan lingkungan Kalimatan Timur. Selain itu, efek yang terjadi timbulnya dampak sosial ekonomi yang lain, yaitu konflik sosial seperti perebutan lahan dan menurunnya ekonomi mikro masyarakat. Seperti halnya pembangunan bandara pasti berdampak terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya baik sisi positif maupun


(19)

negatif. Idealnya, dampak positif harus lebih mendominasi dari dampak negatif sehingga dapat dikatakan pembangunan tersebut bukan rekayasa atau tepatnya memberikan manfaat khususnya kepada masyarakat sekitar proyek pembangunan.

Pembangunan Bandara Kuala Namu adalah upaya pemerintah dalam pemindahan Bandara Internasional Polonia yang berada di Kota Medan sudah sangat terbatas kemampuannya dan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi udara, dan juga tidak memungkinkan untuk melakukan pengembangan karena akan menghambat perkembangan wilayah kota, terutama secara vertikal. Oleh karena itu pemerintah memindahkan Bandara Polonia ke Bandara Kuala Namu yang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Bandara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk kota Medan, Indonesia. Bandara Kuala Namu yang memakai ribuan hektar lahan pertanian, yang terdiri dari perkebunan PTPN II, perkebunan warga, serta pemukiman warga yang memiliki dampak buruk bagi masyarakat sekitar. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.

Bandara Kuala Namu di Deli serdang, merupakan satu dari proyek raksasa di Indonesia yang kini sudah beroperasi sejak 25 Juli 2013 lalu. Keberadaan Bandara Internasional Kuala Namu di Kabupaten Deli Serdang telah memberikan pengaruh terhadap perubahan aktivitas penggunaan lahan dan kondisi sosial ekonomi di masyarakat sekitar. Kawasan kuala namu merupakan salah satu sentra produksi pangan di Kabupaten Deli Serdang. Dengan pengalih fungsian lahan tersebut, berpengaruh terhadap produksi pangan dan pergeseran


(20)

jenis pekerjaan di daerah Deli Serdang. Pembangunan Bandara Kuala Namu menyebabkan pengalih fungsian lahan di sekitarnya hingga puluhan ribu hektar. Perubahan ini didukung dengan adanya pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan bandara dibeberapa kawasan tertentu, sehingga kawasan sekitarnya pun menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut.

Seperti halnya pada pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Desa Tanak Awu Lombok Tengah. Dengan adanya Bandara Internasional Lombok dan pengembangan infrastruktur pendukung lainnya menjadi penunjang untuk pengembangan pariwisata Lombok Tengah dan pariwisata di Pulau Lombok dan secara umumnya juga untuk pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pembangunan Bandara Internasional Lombok membawa dampak positif diantaranya adanya peningkatan pengunjung wisata dari luar negeri, terjadinya peningkatan pendapatan daerah, terbukanya lapangan kerja baru, perningkatan ekonomi masyarakat dengan tumbuhnya usaha-usaha baru yang berimplikasi meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi. Selain memiliki dampak positif, bandara internasional Lombok memiliki dampak negatif diantaranya pengurangan daerah hijau, belum siapnya sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kabupaten Lombok Tengah pada Khususnya yang akan mengakibatkan tenaga kerja yang akan di ambil dari Lombok Tengah hanya tenaga kerja kasar, sedangkan tenaga kerja ahli akan diambil dari luar yang mengakibatkan terjadinya masalah sosial yang sangat parah, dan adanya perubahan kultur masyarakat sekitar Lombok Tengah. Tumiwa: (http://link-webs.blogspot.com, 20 Juli 2009).


(21)

Dalam penelitian Emir Hartato, salah satu mahasiswa Universitas Indonesia yang berjudul “Dampak Pembangunan Internasional Lombok (BIL) terhadap Nilai Tanah di Kabupaten Lombok Tengah” menyatakan bahwa pembangunan Bandara Internasioanal Lombok (BIL) di Tanak Awu, Kabupaten Lombok Tengah secara langsung telah menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan baru dan mampu mendorong pusat-pusat pertumbuhan lain yang digambarkan dengan fenomena kenaikkan harga tanah. Nilai tanah di Kabupaten Lombok Tengah mengalami perubahan makna bagi penduduk. Tanah yang semula memiliki nilai sosial dan bersifat untuk kepentingan umum saat ini berubah menjadi bernilai ekonomi.

Dalam penelitian Hidayati, seorang mahasiswa Universitas Gajah Mada yang berjudul “Dampak proses pembangunan Bandara Internasional Lombok terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar : studi kasus Desa Penujak kecamatan Proya Barat dan desa Tanak Awu dan ketara kecamatan pujut kabupaten lombok tengah” mengemukakan bahwa adanya perubahan sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan Bandara Internasional Lombok dari kondisi yang terjadi sebelum pembangunan bandara tersebut. (Hidayati. 2011.

Dampak proses pembangunan Bandara Internasional Lombok terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar : studi kasus Desa Penujak kecamatan Proya Barat dan desa Tanak Awu dan ketara kecamatan pujut kabupaten lombok tengah. Vol.2. Yogyakarta: UGM)

Begitu juga halnya keberadaan Bandara Kuala Namu membawa dampak yang besar terhadap sosial ekonomi masyarakat, telah terciptanya peluang usaha baru yang meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Contohnya


(22)

sepanjang lajur. Ratusan peluang usaha tercipta dengan banyaknya masyarakat yang membuka usaha-usaha baru terutama sektor ekonomi kerakyatan. Rumah makan skala sederhana, warung makan dan minuman, toko kecil, penjaja bahan bakar minyak (BBM) eceran, penjual makanan dan minuman keliling, penjual jasa seperti ojek, tambal ban, cuci kenderaan (doorsmer) dan lain sebagainya. Semuanya tercipta dampak dari operasional Bandara Kuala Namu menggantikan Bandara Polonia yang sudah ditutup secara resmi untuk penerbangan komersil. Selain membuka peluang usaha baru, keberadaan bandara Kualanamu juga meningkatkan perekonomian masyarakat. Sejak bandara kebanggaan masyarakat Sumut tersebut beroperasi, jumlah konsumen dalam pembelian makanan dan minuman semakin meningkat yang otomatis turut menambah pendapatan. Selain itu adanya bertambah tempat penginapan terdekat dan beberapa pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengakui, bisnis usaha dari SPBU miliknya di Jalan Batangkuis, Tanjungmorawa, omset penjualannya meningkat tajam 100-150 persen. Biasanya dalam sehari hanya menghabiskan sekira 7-10 ton kini bisa mencapai 25 ton seiring semakin tingginya volume kendaraan yang melintas di lajur arteri.

Jika diperhatikan, keberadaan Bandara Internasional Kualanamu berdampak positif terhadap laju pembangunan. Namun di sisi lain, keberadaan Bandara Kuala Namu, memiliki dampak positif dan negatif bagi wilayah sekitarnya. Terdapat beberapa persoalan realita, Seperti halnya pedagang yang sekarang berada di KNIA adalah mayoritas pindahan dari Bandara Polonia dan masyarakat diluar wilayah Deli Serdang, sangat jarang ada masyarakat asli Kuala Namu yang bekerja di KNIA dan Tidak bisa dipungkiri, Bandara Kuala Namu


(23)

akan berdampak terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang akan menggeser nilai-nilai kearifian lokal. Pergeseran nilai-nilai sosial dan budaya pascaoperasi Bandara Kuala Namu secara otomatis akan terjadi lewat interaksi. Akan banyak ragam manusia yang datang yang akan merubah kultur (kebudayaan) dan cara pandang masyarakat sehingga berdampak terhadap sektor sosial dan budaya masyarakat sekitar terkhususnya pada Desa Beringin.

Dilihat dari hasil penelitian Alex Sander yang berjudul “Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Masyarakat Studi Survey Terhadap Masyarakat yang Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang” dengan menggunakan sampel kluster yang mengambil 5% dari jumlah sampel yang ada, menunjukkan bahwa adanya pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap Okupasi masyarakat sekitar bandara dan adanya pergeseran Okupasi dan bertambahnya pekerjaan informal lainnya. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa petani yang lebih banyak bergeser pekerjaannya ke sektor informal lainnya. Adapun pekerjaan yang paling banyak bertambah dari pengaruh pembangunan Bandara Kuala Namu adalah Buruh bangunan, mocok-mocok dan pedagang. (Sander, Alex. E-Journal: “Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Masyarakat Studi Survey Terhadap Masyarakat yang Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang” Vol.3, 13 April 2011)

Desa Beringin adalah salah satu dari 11 desa yang terkena dari pengaruh pembangunan Bandara kuala namu, yang berjarak 1 kilometer dari bandara luas desa beringin sebelum pembangunan Bandara adalah 430 Ha dan kini menjadi 310 Ha yang berbatasan sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ramunia II,


(24)

sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo Ramunia , sebelah Barat berbatasan dengan pembangunan Bandara Kuala Namu. Desa Beringin terdiri dari 8 Dusun yang berpenduduk dari suku yang beraneka ragam yaitu suku Melayu, Jawa, Minang, Tapanuli, Kalimantan, dan keturunan Tionghoa yang hidup berdampingan dengan mayoritas masyarakat Jawa.

Akhir tahun 2006 jumlah penduduknya berkisar 6,951 yang terdiri dari laki-laki 3.391 jiwa dan perempuan 3.351 jiwa yang mayoritas berprofesi sebagai Petani dan buruh tani sebagian kecil adalah pedagang, Nelayan, dan Pegawai Negeri (Data Demografi Desa). Pada akhir maret 2007 jumlah penduduk desa beringin adalah 7.082 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.469 jiwa dan perempuan berjumlah 3.613 jiwa yang juga mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh tani sebagian kecil adalah pedagang, nelayan dan pegawai negeri (Data Demografi Desa). Pembangunan Bandara Kuala Namu telah memakan ribuan hektar di Desa Beringin yang menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Seperti halnya pada akhir tahun 2013 jumlah penduduk desa beringin adalah 6.960 jiwa yang saat ini mayoritas telah terjadinya pengalihan usaha dari petani menjadi pedagang. Hal inilah yang menjadi dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat di desa beringin yang menimbulkan perubahan jenis pekerjaan penduduk yang semakin bertambah.

Dilihat dari realitas tersebut maka seiring dengan perkembangan pembangunan tersebut pengalih fungsian tentu tidak akan bisa dihindari, contohnya saja untuk pembangunan perumahan, perkantoran dan fasilitas lainnya


(25)

untuk mendukung aktivitas bandara. Akan tetapi ini merupakan hal logis yang harus dihadapi dalam sebuah pembangunan.

Wilayah Desa Beringin yang berada pada ketinggian 0 – 8 meter dari permukaan air Laut, dan suhu udara rata-rata adalah antara 23 s/d 32 derajat Celcius dijadikan pengganti Bandara Polonia. Sebelum adanya pembangunan bandara di desa beringin jumlah desa terdiri dari 11 dusun. Adapun beberapa dusun yang sebelum pembangunan Bandara Kuala Namu masih eksis adalah Dusun Lestari, Dusun Kamboja dan Dusun Rumbia. Sebagai catatan dusun Melati 2/3 luas wilayahnya juga sudah di bangun bandara tersebut yang luas arealnya adalah 120 Ha. Desa Beringin yang terletak di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu desa yang terkena imbas langsung dari pembangunan Bandara Kuala Namu diantara berbagai desa lainnya yang juga terkena dampak dari derap pembangunan bandara tersebut.

Dalam kenyataannya masyarakat Desa Beringin tidak banyak dilibatkan di dalamnya, walaupun hanya sebagai pekerja borongan. Para pekerja yang dipakai dalam pembangunan ini banyak didatangkan dari luar desa atau bahkan dari luar Sumatera. Perkembangan pembangunan pada praktiknya diharapkan dapat menimbulkan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar dari pembangunan. Dalam pembangunan Bandara Kuala Namu pemerintah mengharapkan akan adanya banyak dampak positif bagi masyarakat sekitar antara lain adalah untuk membuka lahan pekerjaan yang luas bagi masyarakat dan sekaligus sebagai bagian dari langkah pemerintah untuk memodernisasikan masyarakat. Hal ini akan membawa dampak keuntungan positif bagi masyarakat seperti para pedagang di bibir jalan dan para perencana serta pelaku pembangunan lainnya


(26)

karena akan meningkatkan penghasilan dan penghidupan yang layak. Akan tetapi ironisnya harapan pemerintah tersebut tak menjadi kenyataan karena realitas yang terjadi adalah para petani dan masyarakat lainnya menjadi pihak yang dirugikan dalam proses pembangunan. Mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian akibat lahan pertanian mereka telah habis terjual dengan harga yang kurang pantas dan kenyataannya mereka tidak dilibatkan sebagai angkatan pekerja produktif dalam proyek tersebut. Tentu saja hal itu membuat masyarakat menjadi semakin dirugikan dan terjadinya masyarakat miskin, karena situasi ini membawa pengaruh yang sangat rentan bagi para petani untuk beralih mata pencaharian ke sektor informal , selain itu adanya perubahan sosial yang dibawa oleh penduduk dari luar sehingga menggeser nilai-nilai kearifan lokal di masyarakat sekitar, khususnya pada Desa Beringin (perspektif masyarakat terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu,2013).

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik meneliti lebih lanjut, maka judul dalam penelitian ini adalah “Analisis Perubahan Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu (Studi di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)”.

1. 2 Masalah Penelitian

Masalah merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian dimana penulis mengajukan pertanya terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian. (Arkinto, 2001:47). Perumusan masalah sangat penting dalam suatu penelitian agar diketahui arah jalannya penelitian tersebut.


(27)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu (Studi di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

b. Bagaimana strategi adaptasi penduduk dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dalam menghadapi perubahan pasca pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu

1. 3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penetapan masalah penelitian diatas, adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat pasca pembangunan Bandar Udara Internasioanal Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang”

b. Untuk mengetahui strategi adaptasi penduduk dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dalam menghadapi perubahan pasca pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu


(28)

1. 4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai perubahan sosial ekonomi dari kehadiran pembangunan Bandar Udara Kuala Namu terhadap masyarakat di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di daerah pedesaan.

3. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep Pembangunan

Menurut pengertian ilmu ekonomi yang ketat, istilah pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama (Todaro : 2008). Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan dan meningkatkan produktivitas. Untuk itu sebelum berbicara pembangunan, beberapa para ahli memberikan gagasannya mengenai pembangunan. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan bahkan peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Menurut Deddy T. Tikson, bahwa pembangunan dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya yang secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi , transformasi dalam struktur sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme,


(30)

disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat. Menurut Jakob Oetama Pembangunan ialah usaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Apapun usaha yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat masuk dalam kategori pembangunan. Menurut Todaro, merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi proses sosial, ekonomi dan institusional demi mencapai kehidupan yang lebih baik. (Todaro:2005)

Pembangunan biasanya didefenisikan sebagai “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan pembangunan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa / nation-building. Dari defenisi diatas akan mucul tujuh ide pokok:

1. Pembangunan merupakan suatu proses, pembangunan dilakukan secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahap yang bersifat tanpa akhir.

2. Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan

3. Pembangunan dilakukan secara terencana, baik jangka waktu pendek, jangka sedang, dan jangka panjang, yang dimana dilakukan untuk jangka waktu tertentu.

4. Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan pembangunan

5. Pembangunan mengarah modernitas yang diartikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik dari sebelumnya.


(31)

7. Pembangunan ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga semakin kukuh fondasinya dan menjadi negara yang sejajar dengan bangsa lain. (Sondang P. Siagian: 2001)

Dari berbagai macam pengertian dari pembangunan maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu upaya yang melibatkan

masyarakat untuk melakukan proses perubahan dan sebuah transformasi yang dilakukan dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial dan memiliki kehidupan yang layak.

2. 2 Indikator Pembangunan

Penggunaan indikator dan variable pembangunan bisa berbeda untuk setiap negara. Di negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), struktur perekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomi suatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan


(32)

Indeks Pembangunan Manusia (HDI). Berikut ini, akan disajikan ringkasan Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indikator tersebut :

1. Pendapatan perkapita

Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

2. Struktur ekonomi

Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah


(33)

akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.

3. Urbanisasi

Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengan proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan.

4. Angka Tabungan

Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan faktor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.


(34)

5. Indeks Kualitas Hidup

IKH atau Physical Quality of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indikator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.

6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam


(35)

pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan mengembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai faktor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengan mengombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan

Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan

peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan

knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota

keluarga dan lingkungannya.

2. 3 Tujuan dan Manfaat Pembangunan

Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang dilakukan secara berkelanjutan. Artinya melanjutkan apa yang telah dibangun, membangun yang belum dibangun dan menambah bagian-bagian baru sesuai kebutuhan nyata masyarakat. Prinsip pembangunan seperti ini yang perlu dilaksanakan dalam sebuah kepemimpinan di daerah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga


(36)

kesinambungan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai dalam aktivitas pemerintahan dan pembangunan pada periode lima tahun sebelumnya, maka untuk memelihara serta melanjutkan aktivitas pemerintahan dan pembangunan dimaksud demi mencapai masyarakat daerah yang maju, mandiri, damai dan sejahtera, perlu ditetapkan visi – misi Pembangunan yang hendak dilaksanakan dalam periode lima tahun kepemimpinan pasangan yang terpilih sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dalam kurun waktu tersebut. Visi-Misi yang ditetapkan hendaknya jelas sasaran yang hendak dibangun, sasaran yang dibangun itu dikehendaki menjadi apa setelah lima tahun baik dari sisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya berazaskan nilai-nilai Pancasila .

Tujuan utama pembangunan bukan lagi menciptakan tingkat pertumbuhan GNP yang setingi-tingginya, melainkan penghapusan dan pengurangan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan dan penyediaan lapangan kerja dalam konteks perekonomian yang terus berkembang. Tiga tujuan inti pembangunan adalah (1) peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan, (2) peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, (3) perluasan rentang pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu dan bangsa, yakni membebaskan mereka dari ketergantungan (Todaro:2005)


(37)

Selain itu ada kaitan antara tujuan pembangunan ekonomi dan tujuan pembangunan nasional dengan dimensi jangka waktu pendek dan panjang yaitu:

1. Tujuan pembangunan ekonomi jangka pendek yang berhubungan dengan tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan berikutnya.

2. Tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Pada tahap awal pembangunan dititikberatkan pada bidang ekonomi dengan harapan akan berpengaruh pada bidang lain.

2. 4 Pembangunan Sosial Ekonomi dan Strategi Adaptasi 2. 4. 1 Pembangunan Sosial

Aspek sosial merupakan salah satu yang dapat dirasakan dalam pembangunan. Sosial dapat dikategorikan dalam 5 kategori pokok yaitu “kehidupan sehari-hari”, “lawan kata individual”, “manusia sosial”, “lawan kata dari ekonomi” dan “hak asasi masyarakat” (Conyers:1994). Pembangunan sosial memberikan beberapa terminologi yaitu sebagai pembangunan alternatif, pembangunan berbasis rakyat dan pembangunan partisipatoris. Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul


(38)

dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Pembangunan yang berfokus pertumbuhan yang menempatkan uang sebagai yang paling pokok (capital

centered development) berubah menjadi pembangunan sebagai proses yang

manusiawi (people centered development). Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis. Adapun teori-teori yang menjelaskan mengenai perubahan sosial adalah sebagai berikut:

1. Teori Evolusi (Evolution Theory)

Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.

a. Unilinear Theories of Evolution

Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.


(39)

b. Universal Theories of Evolution

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.

c. Multilined Theories of Evolution

Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan.

2. Teori Konflik (Conflict Theory)

Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat. Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.

Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.


(40)

a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.

b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat. c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.

d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.

3. Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)

Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag.

Para penganut Teori Fungsionalis lebih menerima perubahan sosial sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini berhenti pada saat perubahan itu telah diintegrasikan dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata bermanfaat, maka perubahan itu bersifat fungsional dan akhirnya diterima oleh masyarakat, tetapi apabila terbukti disfungsional atau tidak bermanfaat, perubahan akan ditolak. Tokoh dari teori ini adalah William Ogburn.


(41)

Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut:

a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.

b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat. c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.

d. Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota kelompok masyarakat.

4. Teori Siklis (Cyclical Theory)

Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Karena dalam setiap masyarakat terdapat perputaran atau siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari. Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut :

a. Teori Oswald Spengler

Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun.


(42)

b. Teori Pitirim A. Sorokin

Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan sensasi.

1) Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.

2) Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal.

3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.

c. Teori Arnold Toynbee

Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah mengalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang dewasa ini beralih menuju ke tahap kepunahannya. Pembangunan sosial sebagai suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana pembangunan dilakukan saling melengkapi proses pembangunan ekonomi. Edi Suharto mengartikan Pembangunan Sosial sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial. Secara kontekstual pembangunan sosial lebih berorientasi pada prinsip keadilan sosial ketimbang pertumbuhan ekonomi. (Suharto, Edi :2010)


(43)

Manusia merupakan makhluk biopsikososial yang terdiri dari aspek biologis (tubuh), psikis (kejiwaan), dan lingkungan sosial. Oleh karena itu, pemenuhan aspek fisik saja dianggap tidak mencukupi kebutuhan manusia. Pembangunan ekonomi yang berjalan selama ini pada kenyataannya lebih terfokus pada pembangunan fisik seperti pertumbuhan GNP dan pembangunan gedung-gedung, sementara pemerataan hasil pembangunan dan penjagaan lingkungan kurang diperhatikan, sehingga proses pembangunan justru menciptakan jarak semakin lebar antara yang kaya dan miskin, serta mengancam keberlangsungan lingkungan. Menurut Adi, tujuan Pembangunan sosial pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia melalui upaya-upaya untuk mengangkat manusia dari keterbelakangan menuju kesejahteraan (Adi : 2008). Pembangunan sosial bertujuan meningkatkan kapasitas perseorangan dan institusi mereka, memobilisasi dan mengelola sumber daya guna menghasilkan perbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai dengan aspirasi mereka sendiri demi mencapai hasil yang lebih baik dan mencapai keadilan sosial.

Pendekatan pembangunan sosial untuk kesejahteraan sosial dalam mengatasi permasalahan sosial memiliki delapan karakteristik :

1. Proses pembangunan sosial terkait dengan pembangunan ekonomi.

2. Memiliki fokus yang interdisiplin, di mana ia menggambarkan sudut pandang dari beragam ilmu sosial.

3. Menunjukkan sebagai proses.

4. Proses perubahannya bergerak maju secara alami. 5. Proses pembangunan sosial bersifat intervensionis. 6. Memiliki strategi yang beragam.


(44)

7. Menekankan pada populasi sebagai suatu kesatuan (cakupannya bersifat universal atau inklusif).

8. Bertujuan mempromosikan atau mendukung terwujudnya kesejahteraan sosial.

Secara lebih luas mengenai pembangunan sosial bahwa menurut Adi adalah

“development of the capacity of people to work continuosly for their own and society’s welfare”. Pembangunan sosial menempatkan masyarakat sebagai pusat

dari proses pembangunan dan ekonomi sebagai cara untuk melayani kebutuhan manusia.

Menurut Midgley, pembangunan sosial memiliki tiga strategi besar yaitu: 1. Pembangunan sosial oleh individu, dikenal juga sebagai pendekatan

individualis atau perusahaan. Akar ideologinya adalah liberal atau individualis, di mana ideologi tersebut menekankan pada pentingnya kebebasan individu dalam memilih. Pendekatan individualis atau perusahaan memang saat ini tidak populer dalam pembangunan sosial. Pendekatan ini dipromosikan melalui peningkatan fungsi sosial individu dan hubungan antarpribadi. Dalam strategi ini, individu-individu dalam masyarakat secara swadaya membentuk usaha pelayanan guna memberdayakan masyarakat. 2. Pembangunan sosial oleh komunitas dikenal juga sebagai pendekatan

komunitarian. Pendekatan komunitarian sendiri dipengaruhi kuat oleh ideologi populis. Strategi ini percaya bahwa antara masyarakat dan komunitas memiliki kemampuan yang saling terkait untuk memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi, masalah sosial mereka teratasi, dan kesempatan untuk maju


(45)

tersedia. Untuk mencapai hal tersebut, masyarakat dan komunitas perlu saling bekerja sama melalui pengembangan komunitas lokalnya.

3. Pembangunan sosial oleh pemerintah dikenal pula sebagai pendekatan statis. Pendekatan statis didasari oleh ideologi kolektivis atau sosialis di mana ia menekankan pada pentingnya kolektivitas. Kumpulan ini dibangun dari asosiasi masyarakat yang memiliki sumber daya secara kolektif dan membagi wewenang untuk membuat keputusan. Melalui strategi tersebut, pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi dalam pemerintahan. Di samping adanya partisipasi individu dan masyarakat, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan apakah kebijakan pembangunan sosial diimplementasikan dan apakah kebijakan sosial dan ekonomi diselaraskan. (Midgley : 2000)

Menurut Midgley model pembangunan sosial pada dasarnya menekankan pentingnya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok marjinal yaitu peningkatan taraf hidup masyarakat yang kurang memiliki kemampuan ekonomi secara berkelanjutan dengan tujuan : pertama menumbuhkembangkan potensi diri yang lemah secara ekonomi, kedua menyediakan dan memberikan pelayanan sosial khususnya pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, perumahan serta pelayanan yang meningkatkan partisipasi sosial dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan kedua hal ini diperlukan adanya intervensi pemerintah.

Dalam buku Conyers mengatakan bahwa faktor sosial yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan adalah (1) faktor manusia yang menyangkut lingkungan sosial budaya yang mempengaruhi cara mereka


(46)

merasakan kebutuhan dan mewujudkannya dalam program pembangunan, (2) pemenuhan kebutuhan sosial yang berkenaan dengan pelayanan sosial misalnya pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan atau pelayanan kesejahteraan sosial lainnya, serta pemeliharaan kebudayaan tradisional, (3) keadilan sosial dengan memperhatikan dampak yang timbul dengan adanya berbagai ketimpangan antar individu atau kelompok, (4) pembangunan manusia seutuhnya. (Conyers:1994)

2. 4. 2 Konsep Pembangunan Ekonomi

Menurut pandangan Schumpeter (Suryana, 2000:5), pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi ini disebabkan oleh perubahan, terutama dalam lapangan industri dan perdagangan.

Pembangunan ekonomi adanya proses pembangunan yang terjadi terus menerus yang bersifat memperbaiki menjadi lebih baik. Dalam Sukirno tahun 1996 berpendapat bahwa pembangunan ekonomi merupakan proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dengan hal itu pembangunan diharapkan diharapkan memiliki kenaikan pendapatan riil masyarakat dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi bukan hanya merupakan gambaran ekonomi saja melainkan adanya pendapatan total yang dibagi jumlah penduduk. Pembangunan ekonomi bersifat multidimensional yang kebijaksanaannya komprehensif baik ekonomi maupun nonekonomi. Oleh sebab itu, menurut Todaro sasaran pembangunan adalah :


(47)

1. Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan dan lingkungan.

2. Meningkatkan taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai – nilai budaya manusiawi, yang semata – mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, akan tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu maupun nasional.

3. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan nasional dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain, tetapi dari sumber – sumber kebodohan dan penderitaan.

Menurut Suryana pembangunan ekonomi ada empat model, yaitu pembangunan yang berorientasi pertumbuhan, penyediaan lapangan pekerjaan, penghapusan kemiskinan dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Orientasi pembangunan ekonomi di Indonesia lebih menekankan pada pertumbuhan yang mengakibatkan ketimpangan antara desa dan kota. Dalam konteks spasial, terjadi urban bias yang cenderung mendahulukan pertumbuhan ekonomi melalui kutub-kutub pertumbuhan yang diharapkan dapat menimbulkan efek penetasan (trickle down effect) ke wilayah hitterland-nya. Dengan hal ini telah terjadi transfer sumberdaya dari wilayah pedesaan ke wilayah perkotaan.

Pembangunan yang melahirkan kemiskinan dan pengangguran struktural di pertanian dan perdesaan perlu mengintegrasikan pembangunan pertanian dan


(48)

perdesaan secara seimbang. Dalam hal ini semua stakeholder perlu terlibat dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk melakukan pengembangan wilayah yang harus meperhatikan pembangunan fisik wilayah (pembangunan jalan, bandara, terminal, dan lain-lain), sumber daya manusia dan sosial, dan aspek teknologi. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi : 1. Pembangunan sebagai suatu proses

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.

2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

3. Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikan terus-menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupun kekacauan politik,


(49)

maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

Pembangunan ekonomi yang berlangsung di suatu negara membawa dampak, baik positif maupun negatif. Dampak positif pembangunan ekonomi, yaitu:

a. Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. b. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan

yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.

c. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.

d. Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.

e. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dari dampak – dampak positif yang ada, terdapat juga dampak negatif dari pembangunan ekonomi, seperti halnya :


(50)

a. Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.

b. Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian. c. Hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani

2. 4. 3 Infrastruktur

Infrastruktur merupakan prasarana publik primer dalam mendukung kegiatan ekonomi suatu negara, dan ketersediaan infrastruktur sangat menentukan tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan ekonomi. Pembangunan infrastruktur merupakan Public Service Obligation, yaitu sesuatu yang seharusnya menjadi kewajiban Pemerintah. Keberadaan infrastruktur sangat penting bagi pembangunan, sehingga pada fase awal pembangunan disuatu negara hal tersebut akan dipikul sepenuhnya oleh Pemerintah yang dibiayai dari APBN murni. Dalam pemenuhan infrastruktur atau fasilitas publik, diperlukan investasi yang cukup besar dan pengembalian investasi dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, manajemen operasionalnya juga membutuhkan cost yang tinggi. Permasalahan inilah yang menjadi kendala bagi kebanyakan negara-negara berkembang dalam pemenuhan infrastruktur. Namun kendala keterbatasan pembiayaan dari pemerintah tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan pola kerjasama yang bersifat Public Private Partnership yang membawa manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kerjasama tersebut. Pendekatan baru untuk dapat mengurangi masalah ini melibatkan peran-peran stakeholder.

Pembangunan infrastruktur merupakan suatu strategi dalam penyediaan sarana yang utama untuk itu seperti diungkapkan dalam Infrastruktur Indonesia


(51)

(Kadin Indonesia-Jetro, 2006) yaitu Prinsip Dasar Penyediaan Infrastruktur secara keseluruhan antara lain:

1. Infrastruktur merupakan katalis bagi pembangunan. Ketersediaan infrastruktur dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hampir dalam semua aktivitas masyarakat dan pemerintah, keberadaan infrastruktur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan sudah menjadi kebutuhan dasar. 2. Keterkaitan infrastruktur dengan berbagai aspek, agar peran infrastruktur

dalam pembangunan menjadi optimal, maka keberadaan pembangunan infrastruktur harus terkait dengan: (a) Bangkitan-bangkitan pembangunan yang lainnya; (b) Pembangunan pertanian, perkebunan, budi daya pantai, kelautan, industri, perdagangan, jasa, pariwisata, pertambangan, migas dan sebagainya; (c) Masyarakat yang akan menjadi kelompok sasaran pelayanan infrastruktur tersebut dan kemampuan dalam membayar jasa layanan infrastruktur; (d) Institusi pengelolanya, misalnya peran pemerintah dalam pengelolaan atau pemeliharaan serta memberi arahan dalam bentuk regulasi sebagai bentuk layanan publik dan (e) Dalam konteks privatisasi, investasi infrastruktur perlu mempertimbangkan minat investor, tujuan yang dikehendaki investor, syarat-syarat investasi dan insentif bagi investor

3. Perencanaan kebutuhan infrastruktur harus dilakukan melalui kombinasi antara perencanaan yang digagas pemerintah pusat dengan yang digagas pemerintah daerah. Seiring dengan diimplementasikannya desentralisasi fiskal dan diberikannya kewenangan yang lebih luas bagi daerah, setiap daerah


(52)

diharapkan mampu lebih mengembangkan potensi daerahnya. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan di daerah harus didasarkan pada kebutuhan daerah masing-masing. Dalam hal ini, pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan daerah diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah tersebut dan daerah sekitarnya. Untuk itu perlu kerangka pembangunan yang digagas pemerintah daerah, disamping kerangka model yang digagas pemerintah pusat yang selama ini digunakan. Yang dimaksud dengan adanya perencanaan yang digagas pemerintah daerah adalah terdapat rencana indikasi kebutuhan infrastruktur secara lokal dan regional, sehingga perencanaan tersebut ditentukan oleh pemerintah daerah berdasarkan kebutuhan daerah. Sedangkan rencana pembangunan infrastruktur yang bersifat digagas pemerintah pusat dan dikoordinasikan oleh kantor Menko Perekonomian.

4. Keberhasilan kerjasama Pemerintah dan Swasta memerlukan kondisi yang harus dipenuhi, yaitu: (a) Stabilitas kerangka ekonomi makro; (b) Sektor keuangan yang efisien dan berkembang; (c) Kerangka kebijakan yang mantap; (d) Penerimaan proyek yang berkelanjutan; (e) Adanya mekanisme arbitrase atau penyelesaian penyelisihan yang jelas; (f) Undang-Undang perbankkan yang berkembang dengan baik dan (g) Adanya investasi pendamping dari pinjaman pemerintah/ekuitas/subsidi (Kewajiban Sektor publik).

5. Penyediaan infrastruktur harus memperhatikan aspek keberlanjutan. Pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek keberlanjutan, sehingga dalam jangka panjang keberadaan infrastruktur tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.


(53)

6. Mekanisme penyediaan infrastruktur harus mendasarkan pada prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, serta memperhatikan aspek efisiensi dan keadilan. (Afandi, 2008)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Infrastruktur sebagai sistem yang dikaitkan

dengan unsur yang berada di dalam suatu sistem ruang dan kegiatan, memiliki peran penting terhadap perubahan kemakmuran wilayah dan kesejahteraan masyarakat. Peran infrastruktur terhadap perkembangan wilayah dan kota memiliki kontribusi yang sangat signifikan, baik pada aspek perekonomian, sosial-kemasyarakatan, maupun kelestarian lingkungan. Akan tetapi arah kebijakan pembangunan sistem infrastruktur yang berlangsung saat ini belum menunjukan hasil yang memadai untuk memerankan fungsinya sebagai pengarah dan pendorong pembangunan.

2. 4. 4 Strategi Adaptasi

Adaptasi merupakan penyesuaian, daya tahan atau kemampuan merespon individu, kelompok atau masyarakat terhadap lingkungan atau sesuatu kondisi baru yang dialaminya. Langkah – langkah atau cara yang diambil individu atau masyarakat dalam menyesuaikan diri atau memperkuat daya tahannya terhadap lingkungan disebut strategi adaptasi. Marzali dalam Marrung (2011) mengemukakan bahwa strategi adaptasi adalah perilaku manusia dalam mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dalam menghadapi masalah – masalah sebagai pilihan – pilihan tindakan yang tepat guna sesuai dengan lingkungan sosial, kultural, ekonomi dan ekologis di tempat dimana mereka


(54)

hidup. Kemampuan individu dalam beradaptasi mempunyai nilai bagi kelangsungan hidupnya, sehingga makin besar kemampuan adaptasi individu maka makin besar pula kemungkinan kelangsungan hidupnya.

Adaptasi merupakan sifat dasar yang dimiliki manusia sebagai akibat adanya kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi adalah proses penyesuaian dari inidividu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma, proses perubahan maupun suatu kondisi yang diciptakan (Wahyudi, 2007). Wahyudi (2007) mengemukakan bahwa masyarakat yang miskin memiliki dan mengembangkan strategi tertentu untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, sehingga apa yang dalam pandangan pihak luar merupakan tindakan

irrasional dalam kenyataannya merupakan satu-satunya pemecahan dari himpitan

kesulitan sosial ekonomi.

Mosser dalam Simarmata (2009) mengemukakan berbagai pengelolaan asset sebagai strategi adaptasi yaitu :

a. Aset tenaga kerja : misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam bekerja untuk membantu ekonomi rumah tangga.

b. Aset modal manusia : misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas seseorang atau bekerja atau keterampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja terhadap tenaga yang dikeluarkannya.

c. Aset produktif : misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan lainnya.


(55)

d. Aset relasi rumah tangga atau keluarga : misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar, kelompok etnis, migrasi tenaga kerja dan mekanisme “uang kiriman”

e. Aset modal sosial : misalnya memanfaatkan lembaga – lembaga sosial lokal, arisan dan pemberi kredit dalam proses dan sistem perekonomian keluarga.

Edi Suharso dalam Simarmata (2009) mengemukakan bahwa strategi adaptasi dalam mengatasi tekanan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi :

a. Strategi Aktif : yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk (misalnya melakukan aktivitas sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di lingkuungan sekitar dan sebagainya)

b. Strategi pasif : yaitu mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya pengeluaran biaya untuk sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya)

c. Strategi Jaringan Pengamanan : misalnya menjalin relasi , baik secara informal maupun formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan (misalnya : meminjam uang tetangga, mengutang ke warung, memanfaatkan program anti kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank, dan sebagainya)

Selanjutnya Wahyudi (2007) mengemukakan strategi adaptasi dalam mengatasi tekanan nonekonomi dikelompokkan menjadi :

a. Strategi Aktif : yaitu melakukan berbagai kegiatan untuk melakukan dukungan emosional (misalnya lebih giat dalam beribadah , mencari nasihat orang lain)


(56)

b. Strategi Pasif : yaitu berusaha menghindari resiko yang diakibatkan oleh goncangan nonekonomi (misalnya mengurangi biaya sosial, kesehatan, pendidikan dan pasrah pada keadaan)

c. Strategi Jaringan : yaitu menjalin relasi untuk memperoleh bantuan baik secara informal maupun formal dari pihak lain (misalnya teman, tetangga, sanak keluarga)

2. 5. Batasan Penelitian

Karena keterbatasan peneliti dan agar lebih terinci dan terarah, maka penelitian ini dibatasi dalam upaya mengungkap informasi mengenai dampak pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu terhadap sosial ekonomi masyarakat di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Secara spesifik masalah – masalah penelitian ini dibatasi pada:

a. Perubahan adalah transformasi dari keadaan yang sekarang menuju keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik yang diberikan oleh pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu. Pembangunan tersebut diamati dari perbandingan kondisi sosial ekonomi masyarakat antara sebelum dan sesudah KNIA dibangun.

b. Bandara Internasional Kuala Namu yang dimaksud bukan hanya bangunan bandaranya saja, melainkan satu kesatuan termasuk sarana dan prasarana yang dibangun untuk mendukung keberadaan bandara tersebut.

c. Pusat pertumbuhan merupakan pusat pelayanan yang dapat memberikan daya tarik sehingga dapat memicu perkembangan ekonomi di wilayah sekitarnya.


(57)

d. Persepsi masyarakat mengenai sosial ekonomi masyarakat setempat, terdiri dari jumlah pendapatan dan pengeluaran, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. e. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat

oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.

f. Karakteristik sosial ekonomi merupakan ciri – ciri khusus yang ada pada seseorang, yang membedakan satu dengan yang lainnya. Sosial ekonomi sesuatu hal atau aktivitas yang menyangkut seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dalam hal pemenuhan kebutuan hidupnya dan cara-cara hidup yang diterima dari perubahan yang ada.

g. Strategi adaptasi adalah langkah-langkah atau cara yang diambil invidu ataupun kelompok masyarakat dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

2. 6 Defenisi Konsep

a. Kehidupan Perubahan Sosial : suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya seperti pendidikan, interaksi sosial, dan lain – lain.

b. Kehidupan Ekonomi : kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran.

c. Strategi Adaptasi : perilaku manusia dalam mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dalam menghadapi perubahan – perubahan sebagai pilihan – pilihan yang tepat guna dengan lingkungan sosial dan ekonomi di lingkunngan.


(58)

2. 7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pembangunan Bandar Udara

Perubahan Sosial :

• Pendidikan • Interaksi Sosial

Perubahan Ekonomi :

• Pekerjaan • Pendapatan • Pengeluaran

Strategi Adaptasi


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bentuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dalam menginterpretasikan data untuk melihat fenomena sosial yang ada secara sistematik, dimana menggambarkan secara rinci mengenai objek penelitian serta menganalisa fenomena - fenomena yang terjadi, dalam hal ini melihat keberadaan pembangunan Bandara Kuala namu terhadap sosial ekonomi masyarakat sekitar di Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.

3. 2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan sekitar Bandar Udara Internasional Kuala Namu , sebuah bandar udara internasional yang melayani Sumatera Utara. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Penelitian ini lebih fokus pada Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Desa Beringin memiliki 8 (delapan dusun), penelitian ini difokuskan pada tiga dusun, yaitu : dusun Melati, dusun Mesjid, dan dusun Delima. Lokasi ini dipilih karena menunjukkan ciri-ciri kawasan yang berada langsung dekat Bandar Udara International Kuala Namu. Lokasi ini mendapat pengaruh langsung sehingga terjadinya perubahan – perubahan khususnya pada sosial dan ekonomi masyarakat.


(60)

3. 3 Informan Penelitian

Metode penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sample. Subjek penelitian yang tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan informan kunci (key

informan) dan informan utama. Informasi kunci adalah mereka yang mengetahui

dan memilik informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Yang menjadi informan kunci yaitu :

a. Kepala desa di Desa Beringin b. Sekretaris di Desa Beringin c. Kepala Dusun di Desa Beringin

Sedangkan yang menjadi informan utama, yaitu masyarakat yang merupakan penduduk asli yang bertempat tinggal di Desa Beringin Kecamatan Beringan Kabupaten Deli Serdang khususnya dusun Melati, dusun Mesjid, dan dusun Delima yang terlibat langsung dalam keberadaan pembangunan Bandara Kuala Namu.


(1)

Sander, Alex. E-Journal: Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu

Terhadap Okupasi Masyarakat Studi Survey Terhadap Masyarakat yang

Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli

Serdang Vol.3, 13 April 2011

Simarmata, Rabanta. 2009. Strategi Adaptasi Ekonomi Petani Jeruk pada Saat

Prapanen Raya dan Saat Panen Raya (Studi Deskriptif pada Petani Jeruk

di Desa Suka Kec. Tiga Panah Kab. Karo).

http://repository.usu.ac.id/bitstream, diakses 25 maret 2014

Sondang P. Siagian. 2000. Administrasi pembangunan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hal 4-5

Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada

Sumardi, Muljanto & Hans Dieter Evers (editor). 1982. Kemiskinan dan

Kebutuhan Pokok. Jakarta : Pen. Rajawali

Suparlan, Parsudi. 2007. Sosial dan Ekonomi Pemukiman Kumuh. Availale

at:http://www.pu.go.id/Ditjen_mukim/ensiklopedia/kumuh_miskin/SOS_

NOMI_KUMUH.pdf, diakses tanggal 18 April 2014

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan (Problematika dan Pendekatan). Jakarta :

Salemba Empat

Tikson, Deddy. 2005. Keterbelakangan dan Ketergantungan di Indonesia,

Malaysia dan Thailand. iNINNAWA, Makassar


(2)

CV. Masagung

Todaro, Michael P. 2005. Pembangunan Ekonomi Edisi Kelima Jilid I.

Jakarta : Bumi Aksara

Todaro, Michael P. 2008. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan Jilid I.

Jakarta : Bumi Aksara

Tumiwa. 2009. Tantangan dan Permasalahan dalam Pembangunan.

(http://link-webs.blogspot.com, 20 Juli 2009). Diakses pada tanggal 23 Maret 2015

Wahyudi, Hendra dan Sismudjito . 2007. Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi

Keluarga Miskin Pasca Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) .

Jurnal Harmoni Sosial. Volume I No.2


(3)

Lampiran 1

Pedoman Wawancara

I. Data Informan :

1. Nama : ………..

2. Umur : ………..

3. Jenis Kelamin : ……….. 4. Pendidikan : ……….. 5. Suku Bangsa : ……….. 6. Dusun : ………..

II. Daftar Pertanyaan :

1. Sudah berapa lama bapak/ibu beretempat tinggal disini 2. Apakah tempat kelahiran bapak/ibu di kelurahan ini 3. Jika tidak, dari manakah daerah asal bapak/ibu sebelumnya 4. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah ini

5. Apakah bapak/ibu memiliki kerabat/keluarga yang juga bertempat tinggal di desa ini

6. Apakah ada komunitas kemasyarakatan di desa ini (STM, dll) 7. Apakah bapak/ibu ikut serta dalam komunitas itu

8. Jika tetangga menghadapi masalah, apakah bapak/ibu mau membantu

9. Jika bapak/ibu mengalami masalah, kepada siapa biasanya bapak/ibu minta tolong? Adakah yang mau menolong

10. Apakah di desa ini biasanya melakukan gotong royong 11. Apakah bapak/ibu ikut serta dalam gotong royong 12. Apakah warga disini antusias melakukan gotong royong 13. Bagaimana ketersediaan prasarana pendidikan di desa ini

14. Apakah prasarana pendidikan saat ini dapat mendukung teknik mengajar 15. Menurut bapak/ibu, Apakah biaya pendidikan saat ini sudah sesuai

16. Apakah uang sekolah atau buku-buku pelajaran dapat mencukupi penghasilan bapak/ibu

17. Apakah kebutuhan lainnya anak-anak di sekolah sudah dapat dipenuhi 18. Bagaimana kualitas tenaga pendidik dalam mengajar


(4)

19. Apakah yang menjadi pekerjaan bapak/ibu sebelum ada pembangunan Bandara KualaNamu dalam memenuhi kebutuhan

20. Apakah yang menjadi pekerjaan bapak/ibu setelah ada pembangunan Bandara Kuala Namu dalam memenuhi kebutuhan

21. Berapakah rata-rata penghasilan bapak/ibu 22. Berapakah rata-rata pengeluaran bapak/ibu

23. Apakah jenis pengeluaran dalam rumah tangga bapak/ibu

24. Apakah penghasilan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga 25. Jika tidak cukup, apa usaha yang bapak/ibu lakukan

26. Apakah ada system simpan pinjam di desa ini 27. Apakah bapak/ibu pernah mengikutinya

28. Apakah pembangunan Bandara Kuala Namu memberi kesempatan bekerja yang cukup besar di desa ini

29. Bagaimana sistem pemberian kerja bandara ke warga desa ini

30. Apakah upah yang diberikan ke tenaga kerja sudah sesuai dengan harapan warga 31. Apakah warga lokal desa ini memiliki prioritas untuk bekerja di desa ini

32. Apakah pembangunan Bandara Kuala Namu meningkatkan aktivitas usaha yang telah ada di desa ini

33. Apakah pembangunan Bandara Kuala Namu meningkatkan penghasilan bapak/ibu

34. Apakah pembangunan Bandara Kuala Namu menumbuhkan peluang usaha lain bagi warga

35. Apakah bapak/ibu terlibat dalam pembangunan Bandara Kuala Namu (pembelian lahan warga)

36. Jika iya, Apakah harga lahan yang dibeli sudah sesuai dengan harapan bapak/ibu 37. Apakah harga lahan dapat mencukupi kebutuhan atau sesuai dengan ganti rugi 38. Kemanakah bapak/ibu pindah setelah adanya penggusuran di tempat tinggal

bapak/ibu

39. Apakah yang bapak/ibu rasakan saat adanya pembangunan Bandara Kuala Namu 40. Apakah yang bapak/ibu lakukan setelah/akan digusur oleh pihak bandara

41. Jika bapak/ibu setelah/akan digusur dari daerah ini, tempat tinggal seperti apakah yang diharapkan

42. Apakah pemerintah desa atau pihak lain melakukan program pengembangan ekonomi masyarakat di desa ini


(5)

Lampiran 2

Struktur Pemerintahan Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun 2014

-- - -

Poniman Kepala Desa

Amsari (Ketua) BPD

Kepala Dusun

Supiyah Sekretaris

Rudi Irawan K. Pemerintahan

Suriadi K. Pembangunan

Rini Ansari Bendahara

Dwi Safitri K. Umum

Sangkot Cempaka

Islan Budiman

Sutrisno Damai

Ponidi Sepakat

Ibnu Reza Mawar

Darmun Delima

Sardi Masjid

Rahman Melati


(6)

PETA DESA BERINGIN Tahun 2014

U Dusun Melati

Dusun Mawar/Gang Abas

Lokasi Bandara Dusun Mesjid

Kwala Namu.

Dusun Delima

Dusun Mawar

Dusun Sepakat Dusun Damai

Dusun Budiman


Dokumen yang terkait

Masyarakat Batak Toba Di Desa Serdang Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang (1954-1990)

1 145 88

Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Masyarakat Studi Survey Terhadap Masyarakat yang Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

7 91 72

TIPOLOGI DESA DI KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 23

TIPOLOGI SOSIAL MASYARAKAT DESA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 6 24

Cover Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 14

Abstract Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Chapter I Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Chapter II Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 30

Reference Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 3

Appendix Analisis Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Namu di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 4