Analisis Pengaruh Fertilitas Terhadap Tenaga Kerja Wanita di Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan; misalnya
berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya (Mantra, 2003:145).
Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak-anak
yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan abstinensi atau menggunakan alat-alat
kontrasepsi.Kemampuan biologis seorang perempuan unuk melahirkan sangat sulit untuk
diukur.Ahli demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live birth).
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena
seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang
bayi. Disamping itu seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu
orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi.Sebaliknya seorang perempuan yang telah
melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun.
Memperhatikan

kompleksnya


pengukuran

terhadap

fertilitas

tersebut,

maka

memungkinkan pengukuran terhadap fertilitas ini dilakukan dengan dua macam pendekatan
:pertama, Pengukuran Fertilitas Tahunan (Yearly Performance) dan kedua, Pengukuran Fertilitas
Kumulatif (Reproductive History).

Universitas Sumatera Utara

1. Yearly Performance (current fertility)
Mencerminkan fertilitas dari suatu kelompok penduduk/berbagai kelompok penduduk
untuk jangka waktu satu tahun.Yearly Performance terdiri dari :
a. Angka Kelahiran Kasar atau Crude Birth Ratio (CBR)

Angka Kelahiran Kasar dapat diartikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu
tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis
sebagai berikut :
��� =

Dimana :
CBR


�
��

: Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar

Pm : Penduduk pertengahan tahun
K
B

: Bilangan konstan yang biasanya 1.000
: Jumlah kelahiran pada tahun tertentu


b. Angka Kelahiran Umum atau General Fertility Rate (GFR)
Angka Kelahiran Umum adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita yang berumur 15-49
tahun atau 15-44 tahun. Dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut :
��� =


�
��(15 − 49)

Dimana :
GFR
B
Pf (15-49)

: Tingkat Fertilitas Umum
: Jumlah kelahiran
: Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada

pertengahan tahun


Universitas Sumatera Utara

c. Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur atau Age Spesific Fertility Rate (ASFR)
Terdapat variasi mengenai besar kecilnya kelahiran antar kelompok penduduk tertentu,
karena tingkat fertilitas penduduk ini dapat pula dibedakan menurut: jenis kelamin, umur, status
perkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk yang lain.
Diantara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampuan
melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok umur
Age Specific Fertility Rate (ASFR). Sehingga, ASFR dapat diartikan sebagai banyaknya
kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur tertentu, dengan rumus sebagai berikut:

ASFR

����� =

: Age Specific Fertility Rate

��
�

��

Bi : Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi : Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k

: Angka konstanta 1.000

d. Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR)
Tingkat Fertilitas Total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan
perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan:
1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya .
2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.
Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah perempuan
hipotesis selama masa reproduksinya. Dalam praktek Tingkat Fertilitas Total dikerjakan dengan
menjumlahkan tingkat fertilitas perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima
tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata

Universitas Sumatera Utara


tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan. Maka rumus dari Tingkat Fertilitas Total atau
TFR adalah sebagai berikut :
7

��� = 5 �

�=1

���� (� = 1,2, … . . )

Dimana:
ASFR
I

= Angka kelahiran menurut kelompok umur.

= Kelompok umur 5 tahunan, dimulai dari 15-19.
Kebaikan dari perhitungan TFR ini adalah TFR merupakan ukuran untuk seluruh wanita

usia 15-49 tahun, yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok umur

(Hatmadji, 2004 :63).
2. Reproductive History (cummulative fertility)
a. Children Ever Born (CEB) atau jumlah anak yang pernah dilahirkan
CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa wanita selama
reproduksinya dan disebut juga paritas.Kebaikan dari perhitungan CEB ini adalah mudah
didapatkan informasinya (di sensus dan survey) dan tidak ada referensi waktu.
b. Child Woman Ratio (CWR)
CWR adalah hubungan dalam bentuk ratio antara jumlah anak di bawah 5 tahun dan
jumlah penduduk wanita usia reproduksi. Kebaikan dari perhitungan CWR ini adalah untuk
mendapatkan data yang diperlukan tidak usah membuat pertanyaan khusus dan berguna untuk
indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di negara yang registrasinya cukup baik pun, statistik
kelahiran tidak ditabulasikan untuk daerah yang kecil-kecil.

Universitas Sumatera Utara

2.2 Teori Ekonomi tentang Fertilitas
Leibenstein dapat dikatakan sebagai peletak dasar dari apa yang dikenal dengan “teori
ekonomi tentang fertilitas”. Menurut Leibenstein tujuan teori ekonomi fertilitas adalah:
“untuk merumuskan suatu teori yang menjelaskan faktor-faktor yang menentukan jumlah
kelahiran anak yang dinginkan per keluarga. Tentunya, besarnya juga tergantung pada

berapa banyak kelahiran yang dapat bertahan hidup (survive). Tekanan yang utama
adalah bahwa cara bertingkah laku itu sesuai dengan yang dikehendaki apabila orang
melaksanakan perhitungan-perhitungan kasar mengenai jumlah kelahiran anak yang
diinginkannya. Dan perhitungan-perhitungan yang demikian ini tergantung pada
keseimbangan antara kepuasan atau kegunaan (utility) yang diperoleh dari biaya
tambahan kelahiran anak, baik berupa uang maupun psikis. Ada tiga macam tipe
kegunaan yaitu (a) kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai suatu ‘barang konsumsi’
misalnya sebagai sumber hiburan bagi orang tua; (b) kegunaan yang diperoleh dari
anak sebagai suatu sarana produksi, yakni, dalam beberapa hal tertentu anak
diharapkan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan menambah pendapatan
keluarga; dan (c) kegunaan yang diperoleh dari anak sebagai sumber ketentraman, baik
pada hari tua maupun sebaliknya”.
Menurut Leibenstein anak dilihat dari dua aspek yaitu aspek kegunaannya (utility) dan
aspek biaya (cost). Kegunaannya adalah memberikan kepuasaan, dapat memberikan balas jasa
ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber yang dapat
menghidupi orang tua di masa depan. Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak adalah
biaya dari mempunyai anak tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Biaya memiliki tambahan seoarang anak dapat dibedakan atas biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Yang dimaksud biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan dalam
memelihara anak seperti memenuhi kebutuhan sandang dan pangan anak sampai ia dapat berdiri
sendiri. Yang dimaksud biaya tidak langsung adalah kesempatan yang hilang karena adanya
tambahan seoarang anak.Misalnya, seoarang ibu tidak dapat bekerja lagi karena harus merawat
anak, kehilangan penghasilan selama masa hamil, atau berkurangnya mobilitas orang tua yang
mempunyai tanggungan keluarga besar (Leibenstein, 1958).
Menurut Kingsley Davis dan Judith Blake terdapat tiga tahap penting dalam proses
reproduksi yaitu tahap hubungan kelamin (intercourse), tahap konsepsi (conception) dan tahap
kehamilan (gestation).
Faktor-faktor sosial, ekonomi dan dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan melalui
faktor-faktor yang ada kaitannya dengan ketiga tahap reproduksi di atas. Faktor-faktor yang
langsung mempunyai kaitan dengan ketiga tahap tersebut disebut variabel antara.
Menurut Ronald Freedman, intermediate variable sangat erat hubungannya dengan
norma-norma sosial/masyarakat. Jadi pada akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh
norma-norma yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1

Skema Fertilitas dan Intermediate Variable

Tingkat
Mortalitas

L
I
N
G
K
U
N
G
A
N

Norma tentang
besarnya
keluarga


Variabel
Antara

Struktur SosialEkonomi
Program
KB

F
E
R
T
I
L
I
T
A
S

Norma tentang
variabel antara

Menurut Gary Becker, ia mengganggap anak sebagai barang konsumsi tahan lama
(durable goods). Orang tua mempunyai pilihan antara kuantitas dan kualitas anak. Kualitas
diartikan pengeluaran (biaya) rata-rata untuk anak oleh suatu keluarga yang didasarkan atas 2
asumsi:
1. Selera orang tua tidak berubah.
2. Harga anak dan barang-barang konsumsi lainnya tidak dipengaruhi keputusan rumah tangga
untuk berkonsumsi.
Becker berpendapat bahwa apabila pendapatan naik maka banyaknya anak yang dimiliki
juga bertambah.Jadi hubungan antara pendapatan dan fertilitas adalah positif.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Tenaga Kerja Wanita
Menurut Sumitro Djojohadikusumo (1987), tenaga kerja adalah semua orang yang
bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan
sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun
yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu
panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.
Pada dasarnya angkatan kerja dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu angkatan kerja anakanak, angkatan kerja tua, dan angkatan kerja di antara kedua kelompok umur tersebut.Ketiga
kelompok ini terbagi pula pada kelamin lelaki dan perempuan.Khusus untuk perempuan dapat
pula dikelompokkan menjadi yang berstatus kawin dan yang berstatus belum kawin. Kedua
kelompok angkatan kerja perempuan yang dibagi atas status ini mempunyai pola yang berbeda
satu sama lain (Syahruddin, 1980).
Jumlah angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang bersekolah dan mengurus
rumah tangga.Semakin banyak penduduk yang bersekolah dan mengurus rumah tangga, semakin
sedikit jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja dan semakin rendah tingkat partisipasi
angkatan kerja (Simanjuntak, 1998:46).
Beberapa ukuran dasar dalam angkatan kerja:
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Labor Force Participation Rate)
TPAK menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai
persentase penduduk dalam kelompok umur itu. Ini dapat juga merupakan tingkat partisipasi
total dari seluruh penduduk dalam usia kerja.
Rumus:

�������������
�����������

× 100%

Universitas Sumatera Utara

2. Tingkat Partisipasi Menurut Umur dan Jenis Kelamin (Age-Sex-Specific Activity Rate)
Biasanya disebut dengan tingkat partisipasi angkatan kerja menurut umur dan jenis
kelamin. Merupakan basic ratesyang dipelajari dan diproyeksikan dalam analisa economically
active population.
Rumus untuk perempuan :

�������� ����� ��������� ���� ��������
����� ℎ ������ ℎ ��������� ���� ��������

× 100%

3. Tingkat Partisipasi Menurut Jenis Kelamin
Tingkat partisipasi menurut kelamin adalah jika tingkat tingkat partisipasi ini disajikan
terpisah antara laki-laki dan wanita.Dilihat dari polanya biasanya tingkat partisipasi untuk lakilaki lebih tinggi dibanding wanita.
Rumus untuk wanita:

�������� ����� ������
������ ����� ������

× 100%

4. Tingkat Partisipasi Kasar (Crude Activity Rate)
Tingkat Partisipasi kasar adalah jumlah economically active population dibagi jumlah
seluruh penduduk dan dinyatakan dalam persentase.Crude Activity Rate ini sangat dipengaruhi
oleh komposisi umur dari penduduk.Ini digunakan untuk perbandingan dimana penganalisa
ingin menunjukkan jumlah relative orang dalam angkatan kerja tanpa memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi.Ini juga berguna dalam perbandingan dimana ingin ditunjukkan
pengaruh berbagai tingkat kenaikan alamiah dan migrasi terhadap aktifitas ekonomi.
2.4 Penelitian terdahulu:
1. Lee Namchul dan Chung Ji-Sun (2008) dalam studinya “Interrelation between Fertility and
Female Labor Force in Korea” menemukan bahwa antara fertilitas dan tingkat partisipasi
angkatan kerja wanita di Korea memiliki hubungan negatif. Tingkat kesuburan total Korea
turun dari 2.83 per wanita usia subur di 1980 menjadi 1,13 per wanita usia subur pada tahun

Universitas Sumatera Utara

2006, partisipasi angkatan kerja wanita meningkat 42.8 persen pada 1980 menjadi 50,3
persen pada tahun 2006.
2. Xiaobo He dan Rong Zhu (2013) dalam penelitiannya “Fertility and Female Labour Force
Participation: Causal Evidence from Urban China” meneliti hubungan antara fertilitas dan
partisipasi angkatan kerja wanita wilayah perkotaan di Cina. Hasil penelitian mereka
menunjukkan bukti bahwa memiliki satu anak lagi bukan merupakan penghalang untuk
meningkatnya partisipasi angkatan kerja wanita, menyiratkan bahwa penghentian Kebijakan
Satu Anak (One Child Policy) atau kenaikan tingkat fertilitas secara signifikan tidak
mengurangi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita wilayah perkotaan di Cina.
3. Norehan Abdullah, Nor’ Aznin Abu Bakar, dan Husin Abdullah (2013) dalam penelitiannya
“Fertility Model and Female Labour Force Participation in Selected ASEAN Countries”
menemukan adanya hubungan searah dari fertilitas ke tingkat pendidikan, angka harapan
hidup saat lahir dan tingkat partisipasi tenaga kerja wanita.
2.5 Kerangka Konseptual
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Fertilitas

Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja Wanita

2.6 Hipotesis
1. Fertilitas berpengaruh negatif terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Indonesia.
2. Terdapat hubungan kointegrasi antara fertilitas dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita
di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

3. Terdapat hubungan kausalitas antara fertilitas dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di
Indonesia.

Universitas Sumatera Utara