Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1 Return Saham
Return saham adalah tingkat keuntungan yang menjadi tujuan utama investor baik
secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari suatu kegiatan investasi yang
dilakukannya (Robert Ang,1997). Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return,
karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi
yang dihadapinya. Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan
keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai
saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return memiliki peran
yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari sebuah saham.
Return dapat berupa return realisasi (realized return) yang sudah terjadi atau return
ekspektasi (expected return) yang belum terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa yang akan
datang (Hartono 2003:107).Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini sangat penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga digunakan
sebagai landasan penghitungan return ekspektasi di masa yang akan datang.
Penghitungan return saham (total return) terdiri dari capital gain (loss) dan yield
(Jogiyanto, 1998). Capital gain (loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan
nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari capital gain disebabkan harga jual
saham lebih besar dari harga belinya. Sebaliknya jika harga jual saham lebih kecil dari harga
beli disebut capital loss.Capital gain sangat bergantung dari harga pasar instrument investasi,
yang berarti bahwa instrument investasi tersebut harus diperdagangkan di pasar. Sedangkan
8
Universitas Sumatera Utara
yield (dividen) merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang
diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan
tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh badan usaha dan kebijakan pembagian
dividen.
Return Total= Capital gain (loss) + yield
Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif
dengan harga periode lalu (Jogiyanto, 1998) :
Pt – Pt-1
Capital Gain (loss) =
Pt-1
Keterangan :
pt
= Harga saham periode sekarang
Pt-1
= Harga saham periode sebelumnya
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi
tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodic
sebesar Dt rupiah per lembar.
Dt
Yield =
Pt-1
Keterangan :
Dt = Dividen kas yang dibayarkan
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
Sehingga return total ( rate of return/ ROR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROR = Capital gain(loss) + yield
= Pt - Pt-1 +
Pt-1
= Pt –
Dt
Pt-1
Pt-1 + Dt x 100%
Pt-1
9
Universitas Sumatera Utara
Namun karena tidak semua perusahaan membagikan dividen secara periodik, maka
return dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto:1998) :
Pt – Pt-1
Return Saham =
Pt-1
2.1.2
Rasio Profitabillitas
a. Return on Equity
Rasio ini berfungsi dalam mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi&Halim, 1996:85).Rasio ini
diperoleh dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas di dalam perusahaan.
Yaitu:
ROE =
�
�
� ��
�
�
��
Semakin tinggi ROE menunjukkan bahwa semakin efisien perusahaan dalam
menggunakan modal sendiri untuk memperoleh laba atau keuntungan.Dengan demikian,
semakin tinggi ROE, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan
meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik ini
menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian
akan semakin besar. Dengan kata lain, ROE berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
b. Return on Investment
Return on Investment atau
yang dikenal juga dengan Return on Assets (ROA),
berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
10
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.ROA adalah gabungan dari dua kemampuan yaitu
kemampuan menghasilkan laba dan kemampuan menghasilkan asset. Sehingga semakin
tinggi nilai rasio ini, menunjukkan semakin baik produktivitas asset dalam menghasilkan laba
bersih.Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik
akan nilai saham (Arifin 2002; 65).
Secara sistematis, ROI dapat dihitung dengan rumus;
ROI =
2.1.3
�
�
� � �
�
��
Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan cara untuk memperoleh sumber dana dan
mengalokasikan dana tersebut secara optimal dengan tujuan memaksimalkan nilai
perusahaan, dalam hal ini memakmurkan para pemegang saham.
Manajemen keuangan adalah keseluruhan tugas yang dilakukan oleh manajer
keuangan yang mencakup keputusan investasi,pembiayaan,dan dividen baik dalam hal
merencanakan, mengalokasikan, memperoleh, dan menggunakan dana seefektif dan seefisien
mungkin. Dahulu tujuan perusahaan adalah memaksimumkan profit, namun dalam
perkembangannya kini tidak hanya berorientasi profit saja.
Menurut Rasyid (2002:67) tujuan perusahaan dewasa ini adalah memaksimalkan nilai
perusahaan,dan nilai perusahaan tersebut direduksi menjadi nilai saham perusahaan.
Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan saat ini berlomba memaksimumkan nilai
perusahaan melalui memaksimalkan selisih antara nilai pasar saham dengan jumlah yang
ditanamkan oleh investor di perusahaan. Tujuan lain yang ingin dicapai perusahaan adalah
meningkatkan kepuasan manajer, kesejahteraan karyawan dan tanggung jawab sosial dan
11
Universitas Sumatera Utara
lingkungan. Semua tujuan ini bermuara kepada penciptaan nilai perusahaan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, manajer keuangan secara aktif mengatur masalah keuangan dari berbagai tipe
bisnis, baik keuangan maupun non keuangan, swasta atau umum, besar maupun kecil.
b. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi dan tanggung jawab setiap manajer keuangan untuk tiap organisasi belum tentu
sama,tetapi pada prinsipnya fungsi utama seorang manajer keuangan meliputi pengambilan
keputusan investasi (investment decision), pengambilan keputusan pembelanjaan atau
pembiayaan (financing decision), dan kebijakan dividen (devident decision).
Keputusan investasi (investment decision) ini menyangkut tentang pengalokasian dana
baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi, baik investasi yang bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang.
Keputusan pembelanjaan (financing decision) menyangkut tentang pembelanjaan
kegiatan perusahaan yang optimal, kebutuhan dana untuk investasi yang efisien, komposisi
sumber dana yang optimal,penggunaan modal asing atau modal sendiri, pengaruh keputusan
pembelanjaan perusahaan terhadap nilai perusahaan, serta peningkatan prestasi manajemen.
Semenntara keputusan kebijakan dividen (devident decision) menyangkut penentuan apakah
dana yang diperoleh akan ditahan untuk diinvestasikan kembali atau dibagikan kepada
investor.
12
Universitas Sumatera Utara
c. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan utama manajemen menurut Brigham dan Gapenski (2000:8) adalah
“maksimalisasi kekayaan pemegang saham dengan memaksimalkan harga dari saham biasa
perusahaan”.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan memahami fungsi dan
tujuan pokok manajemen keuangan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan maka manajer
keuangan harus mampu mengambil ketiga keputusan dari fungsi manajemen keungan
tersebut secara efektif dan efisien. Efektif dalam pembiayaan investasi tercermin dalam
perolehan dana dengan biaya minimum. Sedangkan kebijakan dividen yang optimal akan
tercermin melalui adanya peningkatan kemakmuran kepemilikan investor/ owner.
2.1.4
Pengertian Nilai (Value)
Definisi nilai (value) menurut Webster dalam Widjaja (2001), yaitu: “That quality of
thing according to which it is thought of as being more or less desirable, usefull, estimatable,
important, etc.worth or degree of worth”. Value tercipta ketika memperoleh sesuatu yang
lebih berharga dibandingkan dengan apa yang kita korbankan untuk memperolehnya, dengan
kata lain value merupakan selisih antara hasil yang diperoleh seseorang dengan pengorbanan.
Di dalam dunia bisnis, konsumen akan menilai suatu barang berdasarkan value. Perusahaan
akan memperoleh value setelah konsumen melakukan pembayaran atas barang tersebut.
Proses penciptaan nilai di dalam perusahaan menurut Tunggal (2001), dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu:
1) Melalui peningkatan rate of return (tingkat pegembalian) dari modal yang ada,
sehingga laba operasi yang dihasilkan dapat meningkat tanpa memasukkan lebih
banyak dana ke dalam perusahaan.
2) Meningkatkan investasi pada proyek yang menghasilkan tingkat pengembalian
yang lebih besar daripada biaya modalnya, dan mengurangi atau menghentikan
investasi pada proyek yang tingkat pengembaliannya lebih rendah dibandingkan
biaya modalnya.
3) Melalui penambahan modal yang diinvestasikan, dimana nilai lebih besar
daripada biaya atau pengorbanan untuk mendapatkan tambahan modal tersebut.
13
Universitas Sumatera Utara
Karena begitu pentingnya value bagi suatu perusahaan, maka konsep Value
Based Management semakin sering dipakai akhir-akhir ini. Definisi Value Based
Management menurut Tunggal (2001) adalah “menerapkan suatu pola pikiran
(mindset) di mana setiap orang di dalam organisasi belajar untuk
memprioritaskan keputusan tersebut terhadap nilai perusahaan harus berorientasi
pada penciptaan nilai (creation of value)”.
2.1.5
Economic Value Added (EVA)
2.1.5.1 Sejarah dan Pengertian Economic Value Added
Awal mula istilah Economic Value Added (EVA) diluncurkan oleh Stern Stewart
Management Service, yaitu sebuah perusahaan konsulat di Amerika Serikat pada tahun 1989.
Konsep EVA dipopulerkan oleh G.Bennet Steward III, managing partner dari Stern Steward
& Co.dalam bukunya “The Quest for Value” pada tahun 1991. Berawal dari usaha mereka
untuk memperoleh jawaban terhadap metode penilaian yang lebih baik. EVA merupakan
modifikasi residual income. Steward berusaha memperbaiki residual income dengan
melakukan penyesuaian atas NOPAT dan Capital, yang menurut mereka menyebabkan
distorsi dalam modal akuntansi untuk pengukuran kinerja. Dan sejak saat itu, ratusan
perusahaan di dunia mengadopsi disiplin tersebut.
Economic Value Added (EVA) atau disebut juga dengan nilai tambah ekonomis
(NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam
pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil mempertimbangkan harapan-harapan
setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilannya dinyatakan dengan
ukuran tertimbang dan struktur modal yang ada (Widayanto,1993;51).
EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk
tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan
14
Universitas Sumatera Utara
laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas setelah
dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal
ekuitas (Brigham & Weston,2006:69).
EVA merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan
sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA berfungsi sebagai “pengingat
konstan” bagi para manajer bahwa mereka belum benar-benar melakukan pekerjaan mereka
dengan baik hingga mereka dapat menghasilkan laba yang dapat menutup semua biaya
modalnya. Selama perusahaan menemukan bahwa konsep EVA dapat menghubungkan secara
lebih baik antara strategi perusahaan dan investasi dengan nilai bagi pemegang saham, maka
EVA menjadi alat yang berguna. EVA juga membantu menekankan mengapa sangat penting
bagi semua manajer untuk memahami konsep biaya modal. EVA yang positif secara umum
menunjukkan terjadinya penciptaan nilai bagi para pemegang saham, sementara EVA yang
negatif menunjukkan penghancuran nilai (Van Home,2007:142).
2.1.5.2 Langkah-langkah Penghitungan EVA
Secara matematis, EVA dapat dihitung dengan rumus;
EVA= NOPAT – Capital charges
Dari rumus tersebut diketahui bahwa EVA terdiri dari unsur NOPAT dan Capital
charges.
Dimana;
NOPAT = Net Operating After Tax
Capital Charges =WACC x Invested Capital
Dari rumus tersebut maka perhitungan EVA dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)
15
Universitas Sumatera Utara
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak
penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookkeeping
entries seperti biaya penyusutan (Tunggal,2001:5). Untuk menentukan nilai EVA ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan NOPAT, yaitu;
1. Penjualan
Penjualan yang disyaratkan pemegang saham adalah penjualan dari kegiatan operasi
perusahaan (barang dan jasa), bukan penjualan aktiva perusahaan. Aktiva sebagai alat
penunjang dari aktivitas operasi perusahaan dan bukan bagian dari kegiatan atau rutinitas
pokok perusahaan, karena aktiva sama dengan hutang ditambah modal, maka perolehan suatu
aktiva dikarenakan adanya penggunaan modal atau hutang, sehingga apabila perusahaan
menjual aktivanya akan menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola modal.
2. Biaya operasi
Biaya operasi adalah biaya yang timbul dari kegiatan operasi perusahaan. Beban
pinjaman (biaya hutang) diklasifikasikan sebagai biaya modal karena biayaini timbul sebagai
pengorbanan untuk memperoleh modal. Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang), biaya
promosi dan iklan diamortisasi sesuai dengan umur ekonomisnya masing-masing. Biaya
bunga dari pembelian bahan baku secara kredit merupakan konsekuensi dari kegiatan operasi
karena sangat berkaitan dengan kelancaran kegiatan operasi perusahaan
3. Pajak Penghasilan
Persentase pajak penghasilan harus ada penyesuaian dengan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Pajak dibebankan berdasarkan persentase yang berlaku dikalikan
laba sebelum pajak. Menurut Young dan Obyne (2001:31), untuk menjadi alat pengukur
kinerja, EVA dihitung sebagai berikut:
Penjualan Bersih
xxx
Biaya Operasi
(xxx)
16
Universitas Sumatera Utara
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
xxx
Pajak
(xxx)
Laba bersih setelah pajak (NOPAT)
xxx
Biaya modal
(xxx)
EVA
xxx
NOPAT = Laba bersih sebleum pajak- Beban Pajak
4. Menghitung Capital Charges
Menurut Tunggal (2001:36), Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan
untuk mengganti para investor atas resiko dari modal yang ditanamkan. Perhitungan Capital
Charges adalah sebagai berikut (Young,2001:39):
Invested Charges = Invested Capital x WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
5. Menghitung Invested Capital
Invested capital adalah jumlah seluruh pinjaman di luar pinjaman jangka pendek
tanpa bunga (non interest bearing liabilities), seperti hutangdagang, biaya yang masih harus
dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya (Tunggal, 2001:5).
Menurut Young (2001:39), “Invested Capital adalah jumlah seluruh keuangan
perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak menanggung bunga,
seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan,
dan sebagainya”.
Perhitungan Invested Capital dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Pendekatan operasi (Operating approach)
Invested capital = kas : working capital requirement +
Aktiva tetap
17
Universitas Sumatera Utara
Invested Capital Requirement = persediaan + piutang
dagang = aktiva lancar lainnya – ( hutang dagang + biayabiaya yang masih harus dibayar + uang muka pelanggan)
2. Pendekatan keuangan (Financial appproach)
Invested Capital = pinjaman jangka pendek + pinjaman
jangka panjang lainnya + ekuitas
Penilaian EVA menurut Wijayanto (1993) dapat dinyatakan sebagai berikut:
1) Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi
prosesnilai tambah pada perusahaan.
2) Apabila EVA = 0, berarti menunjukkan posisi impas atau Break Event Point.
3) Apabila EVA < 0, berarti EVA bernilai negatif yang menujukkan tidak terjadi
proses nilai tambah
6. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah
tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari
masing-masing sumber dana itu berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung weight average (rata-rata tertimbang) dari
berbagai sumber dana tersebut. Penetapan bobot (weight) dapat didasarkan pada:
1) Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktural modal.
2)
Proporsi modal dalam struktur modal yang dinyatakan dalam persentase.
Menurut Tunggal (2001:4), WACC dapat dihitung dengan mengkalikan masingmasing komponennya:
WACC= [ D x rd (1-tax) ] + [ E x rE ]
18
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
D = tingkat modal dari hutang (debt)
rd = cost of debt
E = tingkat modal dari ekuitas
rE = cost of equity
2.1.6
Market Value Added
Market value added atau nilai tambah pasar adalah besaran yang langsung mengukur
penciptaan nilai perusahaan berupa selisih nilai pasar ekuitas dengan jumlah yang
ditanamkan investor dalam perusahaan. Konsep yang juga dikembangkan oleh Stern Steart &
Co. ini merupakan total nilai pasar (market value) semua saham dan utang perusahaan pada
satu periode tertentu.
Menurut Rasyid (2002:69), “Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara
modal yang ditanamkan di prusahaan sepanjang waktu dari investasi modal,pinjaman dan
laba ditahan dan uang yang bisa diambil sekarang,atau sama dengan selisih antara nilai buku
dan nilai pasar saham plus obligasi”.
Lebih lanjut menurutnya, Market Value Added dapat diformulasikan sebagai berikut:
MVA = Total Market Value – Total Invested Capital
Dimana:
Total market value = price per share x total number of share
Parameter yang digunakan untuk mengukur Market Value Added adalah jika MVA >
0 (positif) berarti perusahaan behasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan
oleh pemegang saham (investor). Jika MVA < 0 (negatif), ini menunjukkan bahwa
19
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh
penyandang dana (Youn O’Byrne :2001).
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil pengujian dari penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 3.3 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian
Judul
Variabel
Kesimpulan
Penelitian
Rizki
Pengaruh Kinerja
Dependen
Secara
Tampu
Keuangan
variabel:
simultan
bolon
Terhadap
return
:
(2004)
Return Saham
saham.
variabel
Perusahaan
Independen
EPS,DE
Perkebunan
variabel:
R, PER,
yang Terdaftar
earning
ROI,dan
di Bursa Efek
per share
ROE
Indonesia.
(EPS),
berpeng
price
aruh
earning
signifika
ratio(PER)
n
, debt to
terhadap
20
Universitas Sumatera Utara
equity
return
ratio(DER
saham.
), return
Secara
on
parsial:
investment
variabel
(ROI),
EPS,
return on
PER,dan
equity(RO
ROI
E).
berpeng
aruh
terhadap
return
saham,
sedangk
an
variabel
DER
dan
ROE
tidak
berpeng
aruh
signifika
n
terhadap
21
Universitas Sumatera Utara
return
saham.
Taufik
(2007)
Pengaruh
Dependen
EVA, ROE
Pendekatan
variabel:
dan
Tradisional
stock
ROA
Accounting
return .
mempen
dan Economic
Independen
garuhi
Value Added
variabel:
stock
Terhadap
return on
return
Stock Return
equity
perusaha
Perusahaan
(ROE),
an
Sektor
return on
perbank
Perbankan di
assets
an di
Bursa Efek
(ROA),
BEJ,
Jakarta.
dan
namun
economic
dominas
value
i tidak
added
terlalu
(EVA).
besar.Pe
nagruh
EVA
lebih
superior
dibandin
g ROE
22
Universitas Sumatera Utara
dan
ROA.
Mochamm
Pengaruh
Dependen
Secara
ad
Economic
variabel:
simultan
Mocht
ValueAdded,R
return
: EVA,
asom
esidual
saham.
residual
(2009)
Income,
Independen
income,
Earnings, Arus
variabel:
earnings
Kas Operasi,
economic
, arus
Market Value
value
kas
Added dan
added
operasi,
Return on
(EVA),
market
Assets
residual
value
Terhadap
income,
added
Return Saham
earnings,
dan
Perusahaan
arus kas
return
Manufaktur
operasi,
on assets
yang Terdaftar
market
berpeng
di BEI.
value
aruh
added
terhadap
(MVA),
return
return on
saham.
assets
Secara
(ROA).
parsial:
variabel
23
Universitas Sumatera Utara
earnings
, arus
kas
operasi,
dan
return
on assets
berpeng
aruh
terhadap
return
saham,
sedangk
an
variabel
economi
c value
added,
market
value
added
dan
residual
income
tidak
24
Universitas Sumatera Utara
berpeng
aruh.
Jhonatan
Pengaruh
Dependen
Variabel
Hasiho
Economic
variabel:re
EVA
lan
Value
turn
tidak
(2011)
Added,Market
saham.
berpeng
Value Added,
Independen
aruh
dan Rasio
variabel:
secara
Profitabilitas
economic
signifika
Terhadap
value
n dan
Return Saham
added
memiliki
Perusahaan
(EVA),
arah
yang Terdaftar
market
pengaru
di BEI.
value
h negatif
added
terhadap
(MVA),
return
return on
saham,
equity
sedangk
(ROE),
an
dan return
variabel
on assets
MVA,
(ROA).
ROE
dan
ROA
juga
25
Universitas Sumatera Utara
tidak
memiliki
pengaru
h yang
signifika
n
terhadap
return
saham
tetapi
memiliki
arah
pengaru
h yang
positif.
Ady
Pengaruh
Dependen
EVA dan
Suhen
Economic
variabel:
ROA
dra
Value Added,
return
tidak
(2013)
Market Value
saham.
memiliki
Added,dan
Independen
pengaru
Rasio
variabel:
h
Profitabilitas
economic
signifika
Terhadap
value
n tetapi
Return Saham
added
memiliki
pada
(EVA),
arah
26
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan
market
pengaru
Tambang yang
value
h yang
Terdaftar di
added
positif
BEI.
(MVA),
terhadap
return on
return
assets
saham,
(ROA),
sedangk
dan return
an MVA
on equity
dan
(ROE).
ROE
juga
tidak
berpeng
aruh
signifika
n tetapi
memiliki
arah
pengaru
h
negatif.
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber.
Rizki Tampubolon (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia” menyimpulkan bahwa secara simultan variabel EPS,PER,DER,ROI,dan ROE
27
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan hasil uji parsial menunjukkan
bahwa variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham,PER berpengaruh
signifikan terhadap return saham, dan ROI berpengaruh signifikan terhadap return saham,
sedangkan variabel DER dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitiannya Rizki menggunakan populasi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang
terdaftar di BEI selama periode 2002-2008 yang dijadikan juga sebagai sample.
Taufik (2007) melakukan penelitian terhadap sampel 17 perusahaan sektor perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode tahun 2002-2005 dengan menguji pengaruh
pendekatan tradisional accounting (ROE dan ROA) dan EVA terhadap return saham.
Hasilnya adalah EVA,ROE,dan ROA mempengaruhi stock return sektor perbankan di Bursa
Efek Jakarta tahun 2002-2005,namun dominasinya tidak terlalu besar. EVA ternyata lebih
superior mempengaruhi stock return sektor perbankan dibanding ROE dan ROA.
Jhonatan Hasiholan (2011) melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Economic
Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
Perusahaan yang Terdaftar di BEI”. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 sampel perusahaan
dengan periode penelitian untuk tahun 2006-2009. Hasilnya menunjukkan bahwa secara
simultan, variabel Economic Value Added tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham perusahaan dan memiliki arah pengaruh yang negatif, begitu juga variabel
Market Value Added, Return on Equity, Return on Asset tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham perusahaan tetapi memiliki arah pengaruh yang positif.
Penelitian Jhonatan tersebut mengacu kepada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Mochtasom (2009) dalam penelitiannnya yang berjudul “Pengaruh Economic Value
Added, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi,Market Value Added, dan Return on
Assett terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”, dengan
28
Universitas Sumatera Utara
kesimpulan penelitian bahwa secara simultan, variabel bebas Economic Value Added,
Residual Income, Earnings, Market Value Added, Return on Asset, memiliki pengaruh
terhadap return saham perusahaan. Dan secara parsial, variabel Earnings, Arus Kas Operasi
dan Return on Asset berpengaruh terhadap return saham,sedangkan variabel Economic Value
Added,Market Value Added dan Residual Income tidak berpengaruh
Ady Suhendra (2013), melakukan penelitian terhadap 60 perusahaan tambang yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan selama tahun 2009-2011,
dengan menguji pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio
Profitabilitas terhadap Return Saham. Dan mendapat kesimpulan bahwa EVA dan ROA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan memiliki arah pengaruh yang
positif, sementara MVA dan ROE juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham dan memiliki arah pengaruh yang negatif.
29
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Variabel Independen
Variabel Dependen
(X)
(Y)
H5
ROE
H1
(X1)
Return Saham
H2
ROI
(Y)
(X2)
H3
EVA
(X3)
H4
MVA
(X4)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Return on Equity memiliki pengaruh terhadap return saham
Return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan (emiten) dalam
menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri, sehingga ROE sering disebut
30
Universitas Sumatera Utara
sebagai rentabilitas modal sendiri. secara umum Return on Equity (ROE) dihasilkan dari
pembagian laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri selama satu tahun
terakhir. Return on Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi pula bagi pemegang saham.
Return on Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan tingkat keefisienan perusahaan
dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi
perusahaan itu sendiri dan juga bagi pemegang saham. Semakin efisien perusahaan
menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan, maka saham perusahaan
tersebut semakin dilirik oleh investor, yang berdampak pada harga saham. Dengan demikian
jika harga saham meningkat, maka akan berpengaruh pada kenaikan return saham.
Return on Investment memiliki pengaruh terhadap return saham.
Return On Investment atau disebut juga Return on Assetmerupakan rasio antara laba
bersih terhadap total aktiva. Return on Investment (ROI) menggambarkan kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional
perusahaan. ROI yang semakin meningkat menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin
baik dan para pemegang saham akan mendapat keuntungan dari dividen yang diterima
semakin meningkat.
Kinerja keuangan perusahaan yang baik dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva
yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. ROA yang semakin
tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan juga semakin baik sehingga dapat
mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Permintaan yang tinggi
terhadap saham perusahaan akan berdampak terhadap kenaikan harga saham perusahaan
tersebut yang pada akhirnya mendorong peningkatan return saham yang diterima oleh para
investor.
31
Universitas Sumatera Utara
Economic Value Added memiliki pengaruh terhadap return saham.
Economic Value Added (EVA) merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang
dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA
berfungsi sebagai “pengingat konstan” bagi para manajer bahwa mereka belum benar-benar
melakukan pekerjaan mereka dengan baik hingga mereka dapat menghasilkan laba yang
dapat menutup semua biaya modalnya. Selama perusahaan menemukan bahwa konsep EVA
dapat menghubungkan secara lebih baik antara strategi perusahaan dan investasi dengan nilai
bagi pemegang saham, maka EVA menjadi alat yang berguna. EVA juga membantu
menekankan mengapa sangat penting bagi semua manajer untuk memahami konsep biaya
modal. EVA yang positif secara umum menunjukkan terjadinya penciptaan nilai bagi para
pemegang saham, sementara EVA yang negatif menunjukkan penghancuran nilai (Van
Home,2007:142).
Market Value Added memiliki pengaruh terhadap return saham.
Menurut Brigham dan Houston (2006:68), “perbedaan antara nilai pasar saham
perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan disebut sebagai
Market Value Added (MVA)”.MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja
manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang.
Semakin besar nilai MVA, menunjukkan bahwa indikasi MVA semakin baik. Dari
paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila MVA positif maka perusahaan telah berhasil
meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai MVA negatif,
maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi menjadi lebih besar,bahkan menurunkan
nilai modal yang telah ditanamkan investor. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui
32
Universitas Sumatera Utara
bahwa baik Return on Equity, Return on Investment, Economic Value Added dan Market
Value Added memiliki pengaruh masing-masing terhadap return saham.
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2007:51). Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependennya.
Adapun
hipotesis
H1
:
Return
H2
:
Return
H3
:
Economic
H4
:
Market
on
on
yang
Equity
Investment
Value
Value
Added
Added
diajukan
memiliki
memiliki
memiliki
memiliki
dalam
pengaruh
pengaruh
pengaruh
pengaruh
penelitian
ini
adalah:
return
saham.
terhadap
return
saham.
terhadap
return
saham.
terhadap
return
saham.
terhadap
H5 : Return on Equity, Return on Assets, Economic Value Added,dan Market Value Added
memiliki pengaruh terhadap return saham.
33
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1 Return Saham
Return saham adalah tingkat keuntungan yang menjadi tujuan utama investor baik
secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari suatu kegiatan investasi yang
dilakukannya (Robert Ang,1997). Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return,
karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi
yang dihadapinya. Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan
keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai
saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return memiliki peran
yang amat signifikan di dalam menentukan nilai dari sebuah saham.
Return dapat berupa return realisasi (realized return) yang sudah terjadi atau return
ekspektasi (expected return) yang belum terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa yang akan
datang (Hartono 2003:107).Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini sangat penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga digunakan
sebagai landasan penghitungan return ekspektasi di masa yang akan datang.
Penghitungan return saham (total return) terdiri dari capital gain (loss) dan yield
(Jogiyanto, 1998). Capital gain (loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan
nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari capital gain disebabkan harga jual
saham lebih besar dari harga belinya. Sebaliknya jika harga jual saham lebih kecil dari harga
beli disebut capital loss.Capital gain sangat bergantung dari harga pasar instrument investasi,
yang berarti bahwa instrument investasi tersebut harus diperdagangkan di pasar. Sedangkan
8
Universitas Sumatera Utara
yield (dividen) merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang
diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan
tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh badan usaha dan kebijakan pembagian
dividen.
Return Total= Capital gain (loss) + yield
Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif
dengan harga periode lalu (Jogiyanto, 1998) :
Pt – Pt-1
Capital Gain (loss) =
Pt-1
Keterangan :
pt
= Harga saham periode sekarang
Pt-1
= Harga saham periode sebelumnya
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi
tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodic
sebesar Dt rupiah per lembar.
Dt
Yield =
Pt-1
Keterangan :
Dt = Dividen kas yang dibayarkan
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
Sehingga return total ( rate of return/ ROR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROR = Capital gain(loss) + yield
= Pt - Pt-1 +
Pt-1
= Pt –
Dt
Pt-1
Pt-1 + Dt x 100%
Pt-1
9
Universitas Sumatera Utara
Namun karena tidak semua perusahaan membagikan dividen secara periodik, maka
return dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto:1998) :
Pt – Pt-1
Return Saham =
Pt-1
2.1.2
Rasio Profitabillitas
a. Return on Equity
Rasio ini berfungsi dalam mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang tersedia bagi para pemegang saham. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi&Halim, 1996:85).Rasio ini
diperoleh dengan membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas di dalam perusahaan.
Yaitu:
ROE =
�
�
� ��
�
�
��
Semakin tinggi ROE menunjukkan bahwa semakin efisien perusahaan dalam
menggunakan modal sendiri untuk memperoleh laba atau keuntungan.Dengan demikian,
semakin tinggi ROE, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan
meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik ini
menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati investor, karena tingkat pengembalian
akan semakin besar. Dengan kata lain, ROE berpengaruh terhadap return saham perusahaan.
b. Return on Investment
Return on Investment atau
yang dikenal juga dengan Return on Assets (ROA),
berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
10
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.ROA adalah gabungan dari dua kemampuan yaitu
kemampuan menghasilkan laba dan kemampuan menghasilkan asset. Sehingga semakin
tinggi nilai rasio ini, menunjukkan semakin baik produktivitas asset dalam menghasilkan laba
bersih.Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik
akan nilai saham (Arifin 2002; 65).
Secara sistematis, ROI dapat dihitung dengan rumus;
ROI =
2.1.3
�
�
� � �
�
��
Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan cara untuk memperoleh sumber dana dan
mengalokasikan dana tersebut secara optimal dengan tujuan memaksimalkan nilai
perusahaan, dalam hal ini memakmurkan para pemegang saham.
Manajemen keuangan adalah keseluruhan tugas yang dilakukan oleh manajer
keuangan yang mencakup keputusan investasi,pembiayaan,dan dividen baik dalam hal
merencanakan, mengalokasikan, memperoleh, dan menggunakan dana seefektif dan seefisien
mungkin. Dahulu tujuan perusahaan adalah memaksimumkan profit, namun dalam
perkembangannya kini tidak hanya berorientasi profit saja.
Menurut Rasyid (2002:67) tujuan perusahaan dewasa ini adalah memaksimalkan nilai
perusahaan,dan nilai perusahaan tersebut direduksi menjadi nilai saham perusahaan.
Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan saat ini berlomba memaksimumkan nilai
perusahaan melalui memaksimalkan selisih antara nilai pasar saham dengan jumlah yang
ditanamkan oleh investor di perusahaan. Tujuan lain yang ingin dicapai perusahaan adalah
meningkatkan kepuasan manajer, kesejahteraan karyawan dan tanggung jawab sosial dan
11
Universitas Sumatera Utara
lingkungan. Semua tujuan ini bermuara kepada penciptaan nilai perusahaan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, manajer keuangan secara aktif mengatur masalah keuangan dari berbagai tipe
bisnis, baik keuangan maupun non keuangan, swasta atau umum, besar maupun kecil.
b. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi dan tanggung jawab setiap manajer keuangan untuk tiap organisasi belum tentu
sama,tetapi pada prinsipnya fungsi utama seorang manajer keuangan meliputi pengambilan
keputusan investasi (investment decision), pengambilan keputusan pembelanjaan atau
pembiayaan (financing decision), dan kebijakan dividen (devident decision).
Keputusan investasi (investment decision) ini menyangkut tentang pengalokasian dana
baik dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi, baik investasi yang bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang.
Keputusan pembelanjaan (financing decision) menyangkut tentang pembelanjaan
kegiatan perusahaan yang optimal, kebutuhan dana untuk investasi yang efisien, komposisi
sumber dana yang optimal,penggunaan modal asing atau modal sendiri, pengaruh keputusan
pembelanjaan perusahaan terhadap nilai perusahaan, serta peningkatan prestasi manajemen.
Semenntara keputusan kebijakan dividen (devident decision) menyangkut penentuan apakah
dana yang diperoleh akan ditahan untuk diinvestasikan kembali atau dibagikan kepada
investor.
12
Universitas Sumatera Utara
c. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan utama manajemen menurut Brigham dan Gapenski (2000:8) adalah
“maksimalisasi kekayaan pemegang saham dengan memaksimalkan harga dari saham biasa
perusahaan”.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan memahami fungsi dan
tujuan pokok manajemen keuangan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan maka manajer
keuangan harus mampu mengambil ketiga keputusan dari fungsi manajemen keungan
tersebut secara efektif dan efisien. Efektif dalam pembiayaan investasi tercermin dalam
perolehan dana dengan biaya minimum. Sedangkan kebijakan dividen yang optimal akan
tercermin melalui adanya peningkatan kemakmuran kepemilikan investor/ owner.
2.1.4
Pengertian Nilai (Value)
Definisi nilai (value) menurut Webster dalam Widjaja (2001), yaitu: “That quality of
thing according to which it is thought of as being more or less desirable, usefull, estimatable,
important, etc.worth or degree of worth”. Value tercipta ketika memperoleh sesuatu yang
lebih berharga dibandingkan dengan apa yang kita korbankan untuk memperolehnya, dengan
kata lain value merupakan selisih antara hasil yang diperoleh seseorang dengan pengorbanan.
Di dalam dunia bisnis, konsumen akan menilai suatu barang berdasarkan value. Perusahaan
akan memperoleh value setelah konsumen melakukan pembayaran atas barang tersebut.
Proses penciptaan nilai di dalam perusahaan menurut Tunggal (2001), dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu:
1) Melalui peningkatan rate of return (tingkat pegembalian) dari modal yang ada,
sehingga laba operasi yang dihasilkan dapat meningkat tanpa memasukkan lebih
banyak dana ke dalam perusahaan.
2) Meningkatkan investasi pada proyek yang menghasilkan tingkat pengembalian
yang lebih besar daripada biaya modalnya, dan mengurangi atau menghentikan
investasi pada proyek yang tingkat pengembaliannya lebih rendah dibandingkan
biaya modalnya.
3) Melalui penambahan modal yang diinvestasikan, dimana nilai lebih besar
daripada biaya atau pengorbanan untuk mendapatkan tambahan modal tersebut.
13
Universitas Sumatera Utara
Karena begitu pentingnya value bagi suatu perusahaan, maka konsep Value
Based Management semakin sering dipakai akhir-akhir ini. Definisi Value Based
Management menurut Tunggal (2001) adalah “menerapkan suatu pola pikiran
(mindset) di mana setiap orang di dalam organisasi belajar untuk
memprioritaskan keputusan tersebut terhadap nilai perusahaan harus berorientasi
pada penciptaan nilai (creation of value)”.
2.1.5
Economic Value Added (EVA)
2.1.5.1 Sejarah dan Pengertian Economic Value Added
Awal mula istilah Economic Value Added (EVA) diluncurkan oleh Stern Stewart
Management Service, yaitu sebuah perusahaan konsulat di Amerika Serikat pada tahun 1989.
Konsep EVA dipopulerkan oleh G.Bennet Steward III, managing partner dari Stern Steward
& Co.dalam bukunya “The Quest for Value” pada tahun 1991. Berawal dari usaha mereka
untuk memperoleh jawaban terhadap metode penilaian yang lebih baik. EVA merupakan
modifikasi residual income. Steward berusaha memperbaiki residual income dengan
melakukan penyesuaian atas NOPAT dan Capital, yang menurut mereka menyebabkan
distorsi dalam modal akuntansi untuk pengukuran kinerja. Dan sejak saat itu, ratusan
perusahaan di dunia mengadopsi disiplin tersebut.
Economic Value Added (EVA) atau disebut juga dengan nilai tambah ekonomis
(NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam
pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil mempertimbangkan harapan-harapan
setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilannya dinyatakan dengan
ukuran tertimbang dan struktur modal yang ada (Widayanto,1993;51).
EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk
tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan
14
Universitas Sumatera Utara
laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas setelah
dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal
ekuitas (Brigham & Weston,2006:69).
EVA merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan
sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA berfungsi sebagai “pengingat
konstan” bagi para manajer bahwa mereka belum benar-benar melakukan pekerjaan mereka
dengan baik hingga mereka dapat menghasilkan laba yang dapat menutup semua biaya
modalnya. Selama perusahaan menemukan bahwa konsep EVA dapat menghubungkan secara
lebih baik antara strategi perusahaan dan investasi dengan nilai bagi pemegang saham, maka
EVA menjadi alat yang berguna. EVA juga membantu menekankan mengapa sangat penting
bagi semua manajer untuk memahami konsep biaya modal. EVA yang positif secara umum
menunjukkan terjadinya penciptaan nilai bagi para pemegang saham, sementara EVA yang
negatif menunjukkan penghancuran nilai (Van Home,2007:142).
2.1.5.2 Langkah-langkah Penghitungan EVA
Secara matematis, EVA dapat dihitung dengan rumus;
EVA= NOPAT – Capital charges
Dari rumus tersebut diketahui bahwa EVA terdiri dari unsur NOPAT dan Capital
charges.
Dimana;
NOPAT = Net Operating After Tax
Capital Charges =WACC x Invested Capital
Dari rumus tersebut maka perhitungan EVA dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menghitung NOPAT (Net Operating After Tax)
15
Universitas Sumatera Utara
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak
penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookkeeping
entries seperti biaya penyusutan (Tunggal,2001:5). Untuk menentukan nilai EVA ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perhitungan NOPAT, yaitu;
1. Penjualan
Penjualan yang disyaratkan pemegang saham adalah penjualan dari kegiatan operasi
perusahaan (barang dan jasa), bukan penjualan aktiva perusahaan. Aktiva sebagai alat
penunjang dari aktivitas operasi perusahaan dan bukan bagian dari kegiatan atau rutinitas
pokok perusahaan, karena aktiva sama dengan hutang ditambah modal, maka perolehan suatu
aktiva dikarenakan adanya penggunaan modal atau hutang, sehingga apabila perusahaan
menjual aktivanya akan menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola modal.
2. Biaya operasi
Biaya operasi adalah biaya yang timbul dari kegiatan operasi perusahaan. Beban
pinjaman (biaya hutang) diklasifikasikan sebagai biaya modal karena biayaini timbul sebagai
pengorbanan untuk memperoleh modal. Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang), biaya
promosi dan iklan diamortisasi sesuai dengan umur ekonomisnya masing-masing. Biaya
bunga dari pembelian bahan baku secara kredit merupakan konsekuensi dari kegiatan operasi
karena sangat berkaitan dengan kelancaran kegiatan operasi perusahaan
3. Pajak Penghasilan
Persentase pajak penghasilan harus ada penyesuaian dengan undang-undang
perpajakan yang berlaku. Pajak dibebankan berdasarkan persentase yang berlaku dikalikan
laba sebelum pajak. Menurut Young dan Obyne (2001:31), untuk menjadi alat pengukur
kinerja, EVA dihitung sebagai berikut:
Penjualan Bersih
xxx
Biaya Operasi
(xxx)
16
Universitas Sumatera Utara
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
xxx
Pajak
(xxx)
Laba bersih setelah pajak (NOPAT)
xxx
Biaya modal
(xxx)
EVA
xxx
NOPAT = Laba bersih sebleum pajak- Beban Pajak
4. Menghitung Capital Charges
Menurut Tunggal (2001:36), Capital Charges adalah aliran kas yang dibutuhkan
untuk mengganti para investor atas resiko dari modal yang ditanamkan. Perhitungan Capital
Charges adalah sebagai berikut (Young,2001:39):
Invested Charges = Invested Capital x WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
5. Menghitung Invested Capital
Invested capital adalah jumlah seluruh pinjaman di luar pinjaman jangka pendek
tanpa bunga (non interest bearing liabilities), seperti hutangdagang, biaya yang masih harus
dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya (Tunggal, 2001:5).
Menurut Young (2001:39), “Invested Capital adalah jumlah seluruh keuangan
perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, passiva yang tidak menanggung bunga,
seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan,
dan sebagainya”.
Perhitungan Invested Capital dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Pendekatan operasi (Operating approach)
Invested capital = kas : working capital requirement +
Aktiva tetap
17
Universitas Sumatera Utara
Invested Capital Requirement = persediaan + piutang
dagang = aktiva lancar lainnya – ( hutang dagang + biayabiaya yang masih harus dibayar + uang muka pelanggan)
2. Pendekatan keuangan (Financial appproach)
Invested Capital = pinjaman jangka pendek + pinjaman
jangka panjang lainnya + ekuitas
Penilaian EVA menurut Wijayanto (1993) dapat dinyatakan sebagai berikut:
1) Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi
prosesnilai tambah pada perusahaan.
2) Apabila EVA = 0, berarti menunjukkan posisi impas atau Break Event Point.
3) Apabila EVA < 0, berarti EVA bernilai negatif yang menujukkan tidak terjadi
proses nilai tambah
6. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah
tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena biaya dari
masing-masing sumber dana itu berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari
perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung weight average (rata-rata tertimbang) dari
berbagai sumber dana tersebut. Penetapan bobot (weight) dapat didasarkan pada:
1) Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktural modal.
2)
Proporsi modal dalam struktur modal yang dinyatakan dalam persentase.
Menurut Tunggal (2001:4), WACC dapat dihitung dengan mengkalikan masingmasing komponennya:
WACC= [ D x rd (1-tax) ] + [ E x rE ]
18
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
D = tingkat modal dari hutang (debt)
rd = cost of debt
E = tingkat modal dari ekuitas
rE = cost of equity
2.1.6
Market Value Added
Market value added atau nilai tambah pasar adalah besaran yang langsung mengukur
penciptaan nilai perusahaan berupa selisih nilai pasar ekuitas dengan jumlah yang
ditanamkan investor dalam perusahaan. Konsep yang juga dikembangkan oleh Stern Steart &
Co. ini merupakan total nilai pasar (market value) semua saham dan utang perusahaan pada
satu periode tertentu.
Menurut Rasyid (2002:69), “Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara
modal yang ditanamkan di prusahaan sepanjang waktu dari investasi modal,pinjaman dan
laba ditahan dan uang yang bisa diambil sekarang,atau sama dengan selisih antara nilai buku
dan nilai pasar saham plus obligasi”.
Lebih lanjut menurutnya, Market Value Added dapat diformulasikan sebagai berikut:
MVA = Total Market Value – Total Invested Capital
Dimana:
Total market value = price per share x total number of share
Parameter yang digunakan untuk mengukur Market Value Added adalah jika MVA >
0 (positif) berarti perusahaan behasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan
oleh pemegang saham (investor). Jika MVA < 0 (negatif), ini menunjukkan bahwa
19
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh
penyandang dana (Youn O’Byrne :2001).
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil pengujian dari penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 3.3 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian
Judul
Variabel
Kesimpulan
Penelitian
Rizki
Pengaruh Kinerja
Dependen
Secara
Tampu
Keuangan
variabel:
simultan
bolon
Terhadap
return
:
(2004)
Return Saham
saham.
variabel
Perusahaan
Independen
EPS,DE
Perkebunan
variabel:
R, PER,
yang Terdaftar
earning
ROI,dan
di Bursa Efek
per share
ROE
Indonesia.
(EPS),
berpeng
price
aruh
earning
signifika
ratio(PER)
n
, debt to
terhadap
20
Universitas Sumatera Utara
equity
return
ratio(DER
saham.
), return
Secara
on
parsial:
investment
variabel
(ROI),
EPS,
return on
PER,dan
equity(RO
ROI
E).
berpeng
aruh
terhadap
return
saham,
sedangk
an
variabel
DER
dan
ROE
tidak
berpeng
aruh
signifika
n
terhadap
21
Universitas Sumatera Utara
return
saham.
Taufik
(2007)
Pengaruh
Dependen
EVA, ROE
Pendekatan
variabel:
dan
Tradisional
stock
ROA
Accounting
return .
mempen
dan Economic
Independen
garuhi
Value Added
variabel:
stock
Terhadap
return on
return
Stock Return
equity
perusaha
Perusahaan
(ROE),
an
Sektor
return on
perbank
Perbankan di
assets
an di
Bursa Efek
(ROA),
BEJ,
Jakarta.
dan
namun
economic
dominas
value
i tidak
added
terlalu
(EVA).
besar.Pe
nagruh
EVA
lebih
superior
dibandin
g ROE
22
Universitas Sumatera Utara
dan
ROA.
Mochamm
Pengaruh
Dependen
Secara
ad
Economic
variabel:
simultan
Mocht
ValueAdded,R
return
: EVA,
asom
esidual
saham.
residual
(2009)
Income,
Independen
income,
Earnings, Arus
variabel:
earnings
Kas Operasi,
economic
, arus
Market Value
value
kas
Added dan
added
operasi,
Return on
(EVA),
market
Assets
residual
value
Terhadap
income,
added
Return Saham
earnings,
dan
Perusahaan
arus kas
return
Manufaktur
operasi,
on assets
yang Terdaftar
market
berpeng
di BEI.
value
aruh
added
terhadap
(MVA),
return
return on
saham.
assets
Secara
(ROA).
parsial:
variabel
23
Universitas Sumatera Utara
earnings
, arus
kas
operasi,
dan
return
on assets
berpeng
aruh
terhadap
return
saham,
sedangk
an
variabel
economi
c value
added,
market
value
added
dan
residual
income
tidak
24
Universitas Sumatera Utara
berpeng
aruh.
Jhonatan
Pengaruh
Dependen
Variabel
Hasiho
Economic
variabel:re
EVA
lan
Value
turn
tidak
(2011)
Added,Market
saham.
berpeng
Value Added,
Independen
aruh
dan Rasio
variabel:
secara
Profitabilitas
economic
signifika
Terhadap
value
n dan
Return Saham
added
memiliki
Perusahaan
(EVA),
arah
yang Terdaftar
market
pengaru
di BEI.
value
h negatif
added
terhadap
(MVA),
return
return on
saham,
equity
sedangk
(ROE),
an
dan return
variabel
on assets
MVA,
(ROA).
ROE
dan
ROA
juga
25
Universitas Sumatera Utara
tidak
memiliki
pengaru
h yang
signifika
n
terhadap
return
saham
tetapi
memiliki
arah
pengaru
h yang
positif.
Ady
Pengaruh
Dependen
EVA dan
Suhen
Economic
variabel:
ROA
dra
Value Added,
return
tidak
(2013)
Market Value
saham.
memiliki
Added,dan
Independen
pengaru
Rasio
variabel:
h
Profitabilitas
economic
signifika
Terhadap
value
n tetapi
Return Saham
added
memiliki
pada
(EVA),
arah
26
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan
market
pengaru
Tambang yang
value
h yang
Terdaftar di
added
positif
BEI.
(MVA),
terhadap
return on
return
assets
saham,
(ROA),
sedangk
dan return
an MVA
on equity
dan
(ROE).
ROE
juga
tidak
berpeng
aruh
signifika
n tetapi
memiliki
arah
pengaru
h
negatif.
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber.
Rizki Tampubolon (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia” menyimpulkan bahwa secara simultan variabel EPS,PER,DER,ROI,dan ROE
27
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan hasil uji parsial menunjukkan
bahwa variabel EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham,PER berpengaruh
signifikan terhadap return saham, dan ROI berpengaruh signifikan terhadap return saham,
sedangkan variabel DER dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitiannya Rizki menggunakan populasi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang
terdaftar di BEI selama periode 2002-2008 yang dijadikan juga sebagai sample.
Taufik (2007) melakukan penelitian terhadap sampel 17 perusahaan sektor perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode tahun 2002-2005 dengan menguji pengaruh
pendekatan tradisional accounting (ROE dan ROA) dan EVA terhadap return saham.
Hasilnya adalah EVA,ROE,dan ROA mempengaruhi stock return sektor perbankan di Bursa
Efek Jakarta tahun 2002-2005,namun dominasinya tidak terlalu besar. EVA ternyata lebih
superior mempengaruhi stock return sektor perbankan dibanding ROE dan ROA.
Jhonatan Hasiholan (2011) melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Economic
Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
Perusahaan yang Terdaftar di BEI”. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 sampel perusahaan
dengan periode penelitian untuk tahun 2006-2009. Hasilnya menunjukkan bahwa secara
simultan, variabel Economic Value Added tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham perusahaan dan memiliki arah pengaruh yang negatif, begitu juga variabel
Market Value Added, Return on Equity, Return on Asset tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham perusahaan tetapi memiliki arah pengaruh yang positif.
Penelitian Jhonatan tersebut mengacu kepada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Mochtasom (2009) dalam penelitiannnya yang berjudul “Pengaruh Economic Value
Added, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi,Market Value Added, dan Return on
Assett terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”, dengan
28
Universitas Sumatera Utara
kesimpulan penelitian bahwa secara simultan, variabel bebas Economic Value Added,
Residual Income, Earnings, Market Value Added, Return on Asset, memiliki pengaruh
terhadap return saham perusahaan. Dan secara parsial, variabel Earnings, Arus Kas Operasi
dan Return on Asset berpengaruh terhadap return saham,sedangkan variabel Economic Value
Added,Market Value Added dan Residual Income tidak berpengaruh
Ady Suhendra (2013), melakukan penelitian terhadap 60 perusahaan tambang yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan selama tahun 2009-2011,
dengan menguji pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio
Profitabilitas terhadap Return Saham. Dan mendapat kesimpulan bahwa EVA dan ROA tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dan memiliki arah pengaruh yang
positif, sementara MVA dan ROE juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham dan memiliki arah pengaruh yang negatif.
29
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Variabel Independen
Variabel Dependen
(X)
(Y)
H5
ROE
H1
(X1)
Return Saham
H2
ROI
(Y)
(X2)
H3
EVA
(X3)
H4
MVA
(X4)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Return on Equity memiliki pengaruh terhadap return saham
Return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan (emiten) dalam
menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri, sehingga ROE sering disebut
30
Universitas Sumatera Utara
sebagai rentabilitas modal sendiri. secara umum Return on Equity (ROE) dihasilkan dari
pembagian laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri selama satu tahun
terakhir. Return on Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi pula bagi pemegang saham.
Return on Equity (ROE) yang tinggi mencerminkan tingkat keefisienan perusahaan
dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi
perusahaan itu sendiri dan juga bagi pemegang saham. Semakin efisien perusahaan
menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan, maka saham perusahaan
tersebut semakin dilirik oleh investor, yang berdampak pada harga saham. Dengan demikian
jika harga saham meningkat, maka akan berpengaruh pada kenaikan return saham.
Return on Investment memiliki pengaruh terhadap return saham.
Return On Investment atau disebut juga Return on Assetmerupakan rasio antara laba
bersih terhadap total aktiva. Return on Investment (ROI) menggambarkan kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional
perusahaan. ROI yang semakin meningkat menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin
baik dan para pemegang saham akan mendapat keuntungan dari dividen yang diterima
semakin meningkat.
Kinerja keuangan perusahaan yang baik dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva
yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. ROA yang semakin
tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan juga semakin baik sehingga dapat
mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. Permintaan yang tinggi
terhadap saham perusahaan akan berdampak terhadap kenaikan harga saham perusahaan
tersebut yang pada akhirnya mendorong peningkatan return saham yang diterima oleh para
investor.
31
Universitas Sumatera Utara
Economic Value Added memiliki pengaruh terhadap return saham.
Economic Value Added (EVA) merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang
dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA
berfungsi sebagai “pengingat konstan” bagi para manajer bahwa mereka belum benar-benar
melakukan pekerjaan mereka dengan baik hingga mereka dapat menghasilkan laba yang
dapat menutup semua biaya modalnya. Selama perusahaan menemukan bahwa konsep EVA
dapat menghubungkan secara lebih baik antara strategi perusahaan dan investasi dengan nilai
bagi pemegang saham, maka EVA menjadi alat yang berguna. EVA juga membantu
menekankan mengapa sangat penting bagi semua manajer untuk memahami konsep biaya
modal. EVA yang positif secara umum menunjukkan terjadinya penciptaan nilai bagi para
pemegang saham, sementara EVA yang negatif menunjukkan penghancuran nilai (Van
Home,2007:142).
Market Value Added memiliki pengaruh terhadap return saham.
Menurut Brigham dan Houston (2006:68), “perbedaan antara nilai pasar saham
perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan disebut sebagai
Market Value Added (MVA)”.MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja
manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang.
Semakin besar nilai MVA, menunjukkan bahwa indikasi MVA semakin baik. Dari
paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa bila MVA positif maka perusahaan telah berhasil
meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai MVA negatif,
maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi menjadi lebih besar,bahkan menurunkan
nilai modal yang telah ditanamkan investor. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui
32
Universitas Sumatera Utara
bahwa baik Return on Equity, Return on Investment, Economic Value Added dan Market
Value Added memiliki pengaruh masing-masing terhadap return saham.
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2007:51). Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel dependennya.
Adapun
hipotesis
H1
:
Return
H2
:
Return
H3
:
Economic
H4
:
Market
on
on
yang
Equity
Investment
Value
Value
Added
Added
diajukan
memiliki
memiliki
memiliki
memiliki
dalam
pengaruh
pengaruh
pengaruh
pengaruh
penelitian
ini
adalah:
return
saham.
terhadap
return
saham.
terhadap
return
saham.
terhadap
return
saham.
terhadap
H5 : Return on Equity, Return on Assets, Economic Value Added,dan Market Value Added
memiliki pengaruh terhadap return saham.
33
Universitas Sumatera Utara