Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS,
RETURN ON EQUITY, DAN EARNING PER SHARE
TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM
PERUSAHAAN PADA BURSA
EFEK INDONESIA
OLEH
AZZAHRA QILSBY
100522180
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul pengaruh economic value added, return on asset, return on equity, earning per share berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau di tuliskan sumbernya secara sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, November 2013
Azzahra Qilsby 100522180
(3)
ABSTRAK
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PADA BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel economic value added, return on assets, return on equity, dan earning per share berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel independen yang diteliti adalah economic value added (EVA), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS). Sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah perubahan harga saham.
Berdasarkan hasil uji silmutan diperoleh kesimpulan economic value added (EVA), retun on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh hanya earning per share (EPS) yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham.
Kata Kunci: Economic Value Added (EVA), Retun on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS) dan Perubahan Harga Saham.
(4)
ABSTRACT
This study aims to determine whether the variable returns on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) dan economic value added (EVA) effect on prices changes in stcok prices on the company listed in Indonesia Stock Exchange.
Independent variables used in this study are return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) dan economic value added (EVA) and dependent variabel in this study is the changes in stcok prices.
Based on test result simultaneously obtained conclusion economic value added (EVA), return on asset (ROA), return on equity (ROE), and earning per share (EPS) have a significant effect on stock price movements. Based on result obtained only partial earning per share (EPS) the have a significant effect on stock price movements.
Keyword: Economic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), and Earning per Share (EPS), and the changes in stcok prices.
(5)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh economic value added, return on asset, return on equity dan earning per share terhadap perubahan harga saham perusahaan pada bursa efek indonesia”.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof Dr Azhar, SE, Msc, Ak selaku Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr Syafruddin Ginting Sugihen MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs Firman Syarif M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra Mutia Ismail MM, Ak selaku Sekretaris Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan skripsi ini.
(6)
5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan bimbingan dan kritik serta saran untuk perbaikan Skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya, Ayahanda Adi Mulyono, SH dan Siti Sawiyah Hrp yang telah memberikan doa, motivasi, perhatian, kasih sayang yang tulus serta pengorbanan yang tidak ternilai harganya hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Adik - adik penulis yang telah memberikan motivasi Yudha Prasetya ST, Wanda Rizkina Balqis, Widya Ulfah Utami, Anugrah Muslim.
8. Sahabat-sahabat perkuliahan dan seperjuangan penulis angkatan 2010 yang senantiasa membantu dan memberikan motivasi kepada penulis, Anita Putri, Destri Musriani, Nels Suvanni Kusuma Pertiwi, Nur Aisyah Zein SE dan Pratiwi Mansur. Dan teman terdekat penulis Rahmat Fauzi Rangkuti yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, November 2013
Azzahra Qilsby 100522180
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... .... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 7
2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) ... 7
2.1.2 Langkah – langkah menghitung EVA ... 9
2.1.3 Kelebihan EVA dan Kelemahan EVA ... 17
2.1.4 Return on Equity (ROE) ... 18
2.1.5 Return on Asset (ROA) ... 19
2.1.6 Earning Per Share (EPS) ... 20
2.1.7 Harga Saham ... 21
2.1.8 Pendekatan penilaian saham ... 21
2.1.9 Indeks Harga Saham ... 23
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 26
2.3.1 Kerangka Konseptual ... 26
2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 30
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33
3.6 Metode Analisis Data ... 38
3.6.1 PengujianAsumsi Klasik ... 38
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 38
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 39
(8)
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 39
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 40
3.6.2.1 Uji Simultan ... 41
3.6.2.2 Uji Parsial ... 41
3.6.2.3 Koefisiensi Determinasi ... 41
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 43
4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 44
4.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 45
4.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48
4.2.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 50
4.2.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 51
4.3 Pengujian Hipotesis ... 53
4.3.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 53
4.3.2 Hasil Uji Signifikan Simultan ... 54
4.3.3 Hasil Uji Signifikan Parsial ... 56
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 62
5.3 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
(9)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25
3.1. Daftar Populasi dan Sampel Berdasarkan Kriteria... 32
4.1. Statistik Deskriptif ... 43
4.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 48
4.3. Uji Autokorelasi ... 51
4.4. Uji Multikolinearitas ... 52
4.5. Koefisien Determinasi (R2) ... 54
4.6. Hasil Uji F ... 55
(10)
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual ... 28
4.1. Histogram ... 46
4.2. Grafik Normal P-Plot ... 46
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Halaman
1. Data Variabel Return On Asset(ROA) ... 65
2. Data Variabel Return On Equity (ROE) ... ...65
3 Data Variabel Earning Per Share (EPS) ... ... 66
4 Data Variabel Economic Value Added (EVA) ... .... ... 66
5 Data Variabel Perubahan Harga Saham.... ... ... 67
(12)
ABSTRAK
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PADA BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel economic value added, return on assets, return on equity, dan earning per share berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel independen yang diteliti adalah economic value added (EVA), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS). Sedangkan variabel dependen yang diteliti adalah perubahan harga saham.
Berdasarkan hasil uji silmutan diperoleh kesimpulan economic value added (EVA), retun on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh hanya earning per share (EPS) yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham.
Kata Kunci: Economic Value Added (EVA), Retun on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS) dan Perubahan Harga Saham.
(13)
ABSTRACT
This study aims to determine whether the variable returns on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) dan economic value added (EVA) effect on prices changes in stcok prices on the company listed in Indonesia Stock Exchange.
Independent variables used in this study are return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS) dan economic value added (EVA) and dependent variabel in this study is the changes in stcok prices.
Based on test result simultaneously obtained conclusion economic value added (EVA), return on asset (ROA), return on equity (ROE), and earning per share (EPS) have a significant effect on stock price movements. Based on result obtained only partial earning per share (EPS) the have a significant effect on stock price movements.
Keyword: Economic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), and Earning per Share (EPS), and the changes in stcok prices.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu sarana untuk mengatasi permasalahan likuiditas perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana investasi bagi pihak – pihak yang mempunyai kelebihan dana. Salah satu instrumen utama dalam menganalisis kondisi fundamental perusahaan adalah informasi keuangan, karena didalamnya mencerminkan kondisi kesehatan serta prospek perusahaan pada masa depan yang akan datang. Investasi pada pasar modal termasuk dalam kategori investasi yang likuiditasnya tinggi serta convertible ( mudah dikonversikan) sehingga penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal yaitu dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi – fungsi keuangan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya pada masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di up date sebagai salah satu kewajiban perusahaan public yang listed di Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan menyajikan data mentah berupa angka-angka yang dapat dianalisis lebih lanjut.
(15)
Secara umum ada dua pendekatan dalam analisis pasar modal, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal didasarkan pada pergerakan saham baik dalam skala harian, mingguan, maupun bulanan serta informasi lain yang relevan, sedangkan analisis fundamental menjadikan informasi keuangan perusahaan seabgai dasar analisis.
Tingkat profitabilitas perusahaan pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, pada perusahaan public yang listed pada Bursa Efek Indonesia, rasio keuangan yang sering dipakai dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah ROE (Return on Equity), ROA (Return on Assets), EPS (Earning per Share). Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang tersedia bagi pemegang saham. Dalam perhitungannya , ROE merupakan perbandingan antara Earning After Taxes dengan Modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, jika proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Return on assets atau Return on Investement menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA diperoleh dari rasio antara Earning After Taxes dengan total aktiva. Sedangkan EPS menunjukkan kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan laba dalam satu periode pelaporan keuangan. Nilai dari ketiga rasio keuangan diatas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam menganalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio.
(16)
Penggunaan rasio keuangan dalam penentuan kebijakan investasi telah dipakai secara luas namun demikian penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah mampu menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi persoalan ini dikembangkan suatu konsep baru yaitu EVA (Economic Value Added) yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu, oleh karena itu meskipun melibatkan perhitungan yang tidak sederhana sangat penting bagi investor untuk memahami konsep EVA. Biaya modal merupakan aspek yang paling khusus dan penting dalam EVA.
Berdasarkan akuntansi konvensional, banyak perusahaan yang terlihat menguntungkan padahal kenyataannya tidak demikian. Analisis EVA dapat memperkecil resiko manipulasi laporan keuangan oleh manajemen, sebagaimana yang dibahas Peter Drucker dalam artikelnya Harvard Bussines Review, menyatakan “Hingga perusahaan memberikan imbal hasil berupa laba yang lebih besar dari biaya modalnya, perusahaan itu beroperasi dalam kerugian. Tidak masalah apakah perusahaan itu membayar pajak seolah-olah memang memiliki laba, perusahaan itu masih memiliki imbal hasil yang lebih kecil dari sumber daya yang dipakainya”. EVA memperbaiki kesalahan ini dengan cara eksplisit mengakui bahwa pada saat para manajer menggunakan modal, mereka harus
(17)
membayarnya, seperti upah. Dengan memperhitungkan seluruh biaya modal, termasuk biaya ekuitas, EVA menunjukkan jumlah kekayaan berupa uang yang diciptakan atau dihabiskan oleh perusahaan dalam setiap periode pelaporan. Dengan kata lain, EVA merupakan cara pemegang saham menentukan seberapa besar laba yang mereka inginkan.
Dengan penerapan konsep EVA manajer keuangan dipaksa untuk dapat menggabungkan dua prinsip dasar keuangan dalam perusahaan yaitu mereka harus memaksimumkan kekayaan pemegang saham dan sekaligus meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari sejauh mana investor berharap laba dimasa depan melebihi dari biaya modal. Menurut definisi, peningkatan EVA secara terus – menerus akan membawa peningkatan nilai pasar bagi perusahaan. Pendekatan ini terbukti efektif pada seluruh jenis organisasi, dari perusahaan mulai tumbuh sampai dengan perusahaan yang berubah haluan. Hal ini karena tingkat EVA bukanlah yang terpenting, kinerja saat ini sudah tercermin dalam harga saham, ini merupakan perbaikan berkelanjutan dari EVA yang selanjutnya akan memberi peningkatan kekayaan para pemegang saham.
Keunggulan lain dari EVA adalah bahwa secara konseptual cukup sederhana dan mudah dijelaskan pada para manajer yang tidak memiliki dasar keuangan sekalipun hanya saja dalam perhitungannya agak rumit karena harus menghitung terlebih dahulu beberapa rumus yang belum tentu tercantum dalam laporan keuangan. Mayoritas perusahaan menggunakan sejumlah ukuran kinerja yang tidak seragam pada masing-masing unitnya, misalnya bagian produksi
(18)
kasnya, sedangkan departemen keuangan biasanya menganalisi investasi modal dalam bentuk nilai sekarang (net present value). Ketidakseragaman ini sering memunculkan kebingungan dalam membandingkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, konsep EVA dapat dijadikan salah satu solusinya, karena EVA menggunakan suatu ukuran keuangan tunggal yang menghubungkan seluruh pengambilan keputusan dengan fokus umum.
Penelitian mengenai EVA telah beberapa kali dilakukan, “O’Byrne, 2001, menyatakan bahwa berdasarkan riset yang dilakukan pada pasar modal New York (NYSE), perubahan EVA dalam 5 tahun menjelaskan perubahan nilai pasar saham sebesar 74% sementara perubahan earning pada periode yang sama hanya menjelaskan perubahan sebesar 24%. Sementara dalam penelitian ini obyek yang diamati adalah perusahaan yang go public pada Bursa Efek Indonesia yang memiliki saham - saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan nilai kapitalisasi pasar dari saham – saham tersebut.
Dengan latar belakang permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added, return on assets, return on equity, dan earning per share terhadap perubahan harga saham pada Bursa Efek Indonesia, serta untuk mengetahui variabel mana diantara EVA, ROA, ROE, dan EPS yang dominan mempengaruhi perubahan harga saham tersebut. Untuk itu peneliti memberi judul penelitian ini : “PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PADA BURSA EFEK INDONESIA”.
(19)
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah EVA, ROA, ROE, dan EPS berpengaruh baik parsial maupun silmutan terhadap perubahan harga saham pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah EVA, ROE, ROA, dan EPS berpengaruh baik parsial maupun silmutan terhadap perubahan harga saham pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diterima dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang
berarti bagi studi – studi yang berkaitan dengan analisis kinerja perusahaan dengan metode EVA.
1.4.2 Sebagai dasar pengambilan keputusan investasi bagi investor pasar modal khususnya di Bursa Efek Indonesia.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)
Menurut Young (2001: 17), “EVA adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal sebagai penghasilan sisa/ residual income) yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya modal”. Menurut Mirza (1997), “EVA adalah keuntungan operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya modal (cost of capital)”. Dengan kata lain EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa residual yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi.
Berdasarkan definisi diatas, EVA ditentukan oleh dua hal: Pertama, keuntungan bersih operasional setelah pajak menggambarkan penciptaan value didalam perusahaan. Kedua, biaya modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan value. Walaupun laba operasional setelah pajak naik belum tentu menaikkan nilai EVA. Hal ini disebabkan karena: Pertama, naiknya laba operasi dapat mengakibatkan naiknya resiko bisnis yang dihadapi perusahaan, apabila kenaikan laba operasi bukan berasal dari efisiensi internal melainkan hasil investasi pada bidang – bidang bisnis yang baru. Kenaikan resiko bisnis ini akan membawa
(21)
konsekuensi pada kenaikan required rate of return, yang pada gilirannya akan berakibat pada naiknya biaya modal. Kedua, EVA masih bergantung pada struktur modal, yang kemudian akan menentukan tingkat resiko keuangan dan biaya modal.Teuku dan Imbuh (1997; 42).
Hubungan antara EVA dan nilai perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai perusahaan apabila perhitungan Eva tidak hanya pada periode masa kini tetapi juga mencakup periode yang akan datang. Hal ini disebabkan karena EVA pada suatu tahun tertentu menunjukkan besarnya penciptaan nilai sekarang dari total penciptaan nilai selama umur perusahaan tersebut (Young, 2001:32),
Nilai Sekarang = Total modal yang diinvestasikan + EVA
Persamaan diatas jelas menunjukkan bahwa EVA yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dimana penciptaan nilai tersebut akan tercermin pada harga saham yang lebih tinggi sebaliknya mungkin saja nilai perusahaan lebih rendah dari total modal yang diinvestasikan apabila total EVA yang dihasilkan perusahaan tersebut mempunyai nilai negatif.
Dari penjelasan tersebut diatas jelas terlihat bahwa EVA sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai. Penggunaan EVA sangat terkait dengan semakin meningkatnya kesadaran para manajemen bahwa tugasnya adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan nilai pemegang saham dan bukan untuk mencapai tujuan lain. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai
(22)
dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengambilan dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
2.1.2 Langkah-langkah menghitung EVA
Ada beberapa metode dalam menentukan nilai EVA, dalam penelitian ini menggunakan rumusan EVA menurut versi S. David Young yang dikutip oleh Tunggal (2001:1) adalah sebagai berikut:
EVA – NOPAT – Capital Charges
Dimana :
NOPAT = Net Operating Profit After Tax Capital Charges = WAAC x Invested Capital
Dari rumusan tersebut diatas maka perhitungan EVA dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
2.1.2.1 Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax)
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan nin cash bookkeeping entries seperti biaya penyusutan (Tunggal, 2001: 5). Untuk menentukan nilai EVA ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal perhitungan NOPAT yaitu :
(23)
a. Penjualan
Penjualan yang disyaratkan pemegang saham adalah penjualan kegiatan operasi perusahaan (barang dan jasa), bukan penjualan aktiva perusahaan. Aktiva sebagai alat penunjang dari aktivitas operasi perusahaan dan bukan bagian dari kegiatan atau rutinitas pokok perusahaan, karena aktiva sama dengan hutang ditambah modal, maka perolehan suatu aktiva dikarenakan adanya penggunaan modal atau hutang, sehingga apabila perusahaan menjual aktivanya akan menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola modal.
b. Biaya Operasi
Biaya operasi yaitu biaya yang timbul dari kegiatan operasi perusahaan. Beban pinjaman (biaya hutang) diklasifikasikan sebagai biaya modal karena biaya ini timbul sebagai pengorbanan untuk memperoleh modal. Biaya penelitian dan pengembangan, biaya promosi dan iklan diamortisasi sesuai dengan umur ekonomisnya masing – masing. Biaya bunga dari pembelian bahan baku secara kredit merupakan konsekuensi dari kegiatan operasi karena sangat berkaitan dengan kelancaran kegiatan operasi perusahaan.
(24)
c. Pajak Penghasilan
Persentase pajak penghasilan harus ada penyesuaian dengan undang – undang perpajakan yang berlaku. Pajak dibebankan berdasarkan persentase yang berlaku dikalikan laba sebelum pajak. Rumusan NOPAT adalah sebagai berikut:
NOPAT = Laba bersih setelah pajak + biaya bunga
2.1.2.2 Mengidentifikasi Invested Capital
Invested Capital menurut Tunggal (2001 : 5) adalah jumlah seluruh pinjaman diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga, seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya. Menurut Young (2001 : 39) Invested Capital adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga, seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan, dan sebagainya.
Perhitungan Invested Capital dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pendekatan Operasi (operation Approach)
Invested Capital = kas: working capital requirement + aktiva tetap Invested capital requirement = persediaan + piutang dagang = aktiva lancar lainnya – (hutang dagang + biaya – biaya yang
(25)
b. Pendekatan keuangan (Financial Approach)
Invested capital = pinjaman jangka pendek + pinjaman jangka panjang lainnya + ekuitas pemegang saham.
2.1.2.3 Menghitung Capital Charge
Tunggal (2001 : 36) memberikan definisi Capital Charges sebagai berikut :
“ Capital Charges atau capital cost adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko dari modal yang ditanamkan”. Adapun rumusan dari capital charges adalah sebagai berikut (Young, 2001 : 39) :
Invested Charges = Invested Capital x WACC (Weighted Average Cost of Capital)
2.1.2.4 Mengitung Cost of Capital (Cost of Debt dan Cost of Equity) Cost of Capital merupakan konsep yang sangat penting dalam keuangan perusahaan karena konsep ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Menurut Riyanto (1995 : 245) dalam bukunya menyatakan bahwa konsep cost of capital dimaksudkan untuk dapat menentukan biaya riil dari penggunaan modal dari masing – masing sumber dana, untuk kemudian menentukan biaya modal rata – rata (average cost of capital) dari keseluruhan dana yang digunakan dalam perusahaan yang merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan.
(26)
a. Pengertian Cost of Capital
Cost of capital suatu perusahaan adalah suatu tingkat keuntungan yang harus dicapai agar bisa memuaskan keinginan para investor. Cost of capital ini penting karena merupakan penghubung utama antara keputusan – keputusan financial manajemen perusahaan untuk menentukan apakah perbandingan antara equity dan debt sudah optimal.
b. Komponen Cost of Capital
1) Biaya Hutang Jangka Pendek (Cost of Debt)
Biaya hutang adalah tingkat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan apabila mendapatkan dana untuk perusahaan dengan cara meminjam dari pihak lain, dengan meminjam dari pihak lain makan akan timbul dengan bunga yang merupakan biaya bagi perusahaan dengan perhitungan sebagai berikut :
Cost of Debt =
2) Biaya ekuitas (cost of equity)
Biaya ekuitas adalah tingkat pengembalian atau (return) yang dikehendaki investor karena adanya ketidakpastian tingkat laba sebagai akibat dari tambahan resiko atas keputusan yang diambil perusahaan.
Biaya bunga
(27)
Untuk menghitung besarnya biaya ekuitas dapat digunakan pendekatan price earning ratio (PER) dengan rumus sebagai berikut :
Re = 1 x
PER =
c. Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat cost of capital. Ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi tingkat cost of capital, yaitu:
1) Keadaan perekonomian pada umumnya, seperti jumlah demand dan supply, modal, inflasi.
2) Kondisi Pasar. Yang harus diperhatikan disini adalah factor – factor yang dihadapi dimana apabila resiko yang dihadapi perusahaan tinggi maka premium yang dituntut oleh investor juga tinggi sehingga, akan mengakibatkan cost of capital yang tinggi;
3) Operasi perusahaan dan keputusan dibidang keuangan. Resiko sebagai variasi dari return juga merupakan akibat dari keputusan yang dibuat oleh perusahaan. Resiko terbagi menjadi dua, yaitu :
100% PER
Laba per lembar saham Harga saham
(28)
i. Bussines Risk
Yaitu variabel daripada return asset yang dipengaruhi oleh keputusan investasi perusahaan.
ii. Financial Risk
Adalah kenaikan variability return pemegang saham biasa sebagai akibat karena digunakannya debt and preferred stock;
4) Jumlah dana yang digunakan
Semakin tinggi jumlah modal yang dibutuhkan maka Weighted cost of capital juga akan meningkat, disebabkan:
i. Jumlah sekuritas yang banyak untuk dijual menyebabkan floating cost meningkat sehingga mempengaruhi biaya modal perusahaan;
ii. Perusahaan yang mencari modal dalam jumlah relative besar (dibandingkan terhadap besar perusahaan) menyebabkan ROR yang dituntut investor meningkat;
iii. Jika jumlah sekuritas akan dijual banyak biasanya timbul kesulitan dalam menawarkan dibursa/pasar apabila tidak memberikan potongan harga, hal tersebut dapat meningkatkan cost of capital;
(29)
5) Menentukan Capital cost rate atau WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Tingkat biaya penggunaan modal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu biaya dari masing – masing sumber dana itu berbeda – beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung weight average dari berbagai sumber dana tersebut. Penetapan bobot atau weight dapat didasarkan pada:
i) Jumlah rupiah dari masing – masing komponen struktural modal :
ii) Proporsi modal dalam structural modal yang dinyatakan dalam presentase.
iii) WACC dapat dihitung dengan cara mengalihkan masing – masing komponennya (Tunggal, 2001:4)
WACC = {(D x rd) (1-tax)} + {(E x re)}
Dimana :
D = Tingkat modal dari hutang (debt) E = Tingkat modal dari ekuitas rd = Cost of debt
(30)
2.1.3 Kelebihan EVA dan Kelemahan EVA 2.1.3.1 Kelebihan EVA
EVA sebagai alat pengukur kinerja memiliki beberapa kelebihan dibandingkan tolak ukur kinerja lain diantara lainnya adalah (Young, 2001 : 32) :
a) EVA dapat dihitung pada tingkat divisi. Jika diketahui NOPAT yang mengukur laba perusahaan yang diperoleh dari operasi yang berjalan, modal yang diivestasikan dan WACC, maka EVA menurut teori dapat dihitung untuk setiap kesatuan termasuk divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis dan sebagainya.
b) Eva merupakan pengukuran aliran, bukan pengukuran saham, karenanya dapat dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu tertentu. EVA dikatakan sebagai suatu aliran sebab ia mengukur laba. EVA adalah cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan pengembalian menjadi aliran; c) EVA dapat meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham.
Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA merupakan laba “ekonomis” kebalikan dari laba “akunting”. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek laba ekonomis, tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Gagasan dari
(31)
laba ekonomis menegaskan hubungan EVA, terhadap kekayaan pemegang saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolak ukur berdasarkan nilai.
2.1.3.2 Kelemahan EVA
EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan juga memiliki kelemahan diantaranya adalah (Mirza, 1997):
a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas – aktivitas penentu seperti, loyalitas pelanggan;
b. EVA terlalu bertumpu pada kenyakinan bahwa investor sangat mengandalkan faktor fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor lain terkadang justru lebih dominan;
c. Konsep ini tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.
2.1.4 Return on Equity (ROE)
Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengujur pengembalian atas ekuitas saham biasa atau tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham (Brigham dan Houston 2001:91). Return on Equity (ROE) sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Retur in Common Equity).
(32)
Hanafi dan Halim (2000:85) mengatakan bahwa ROE mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Hal ini senada dengan pernyataan Ang (1997:18) bahwa ROE mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
ROE =
Rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya karena rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. ROE dipengaruhi ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan.
2.1.5 Return on Asset (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Horne and Wachowicz (1997: 147) mengatakan rasio ini rasio keuntungan yang menghubungkan laba dengan investasi. Menurut Ang (1997: 18) profitabilitas mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva.
Laba bersih setelah pajak Modal sendiri
(33)
ROA =
Rata – rata ROA untuk industri adalah 9% (Brigham dan Houston 2001: 90). ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset/aktiva. Rendahnya rasio ini diakibatkan oleh (a) rendahnya basic earning power (BEP) perusahaan, (b) tingginya biaya bunga karena penggunaan kewajiban diatas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah.
2.1.6 Earning per Share (EPS)
Earning per share adalah pendapatan perusahaan dari per lembar saham yang dijual. EPS didapatkan dari pembagian antara laba setelah pajak dengan jumlah lembar saham. Dengan memperhatikan EPS maka investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi dipasar modal. EPS dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tinggi maka EPS juga akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini yang akan mempengaruhi harga saham, karena pergerakan harga saham pengaruh awalnya adalah pendapatan perusahaan (Husnan, 1998: 287). Menurut Darsono (2005: 57), investor biasanya lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar saham adalah earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang berdear. Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk
Laba bersih setelah pajak
(34)
setiap satu lembar saham. Rumus untuk menghitung earning per share adalah sebagai berikut :
EPS =
2.1.7 Harga Saham
Persoalan mendasar bagi setiap investor dipasar modal adalah bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya serta melakukan peramalan (forecasting) terhadap perubahan harga saham pada masa yang akan datang sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan investasi. Ada beberapa konsep dasar nilai atau harga saham yang akan dibahas, yaitu nilai buku per lembar saham, harga pasar, harga teoritis / intrinsic value, harga nominal. Nilai buku per lembar saham adalah nilai kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Kekayaan bersih ekonomis merupakan selisih total aktiva dengan total kewajiban. Harga pasar adalah harga yang terbentuk dipasar jual beli saham. Harga teoritis adalah harga saham yang seharusnya terjadi, sedangkan harga nominal adalah harga yang tercantum pada saham biasa.
2.1.8 Pendekatan penilaian saham
Untuk menentukan harga saham diperlukan adanya suatu model perhitungan yang biasa dipergunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio. Model perhitungan merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel perusahaan (misalnya penjualan, laba, dan dividen) yang diamati menjadi perkiraan
Laba bersih setelah bunga dan pajak
x 100% jumlah saham beredar
(35)
harga saham. Ada beberapa pendekatan untuk menentukan harga saham yaitu:
2.1.8.1 Analisis Fundamental
Dalam analisis ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik tertentu. Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsic suatu saham dengan harga pasarnya yaitu dengan dua pendekatan.
1) Pendekatan Dividen
Dividen merupakan sebagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Pembayaran dividen yang tinggi mencerminkan prospek tingkat keuntungan yang baik suatu perusahaan, sedangkan penurunan tingkat pembayaran dividen dapat menjadi informasi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan sebab dividen juga dianggap sebagai tanda tersedianya pendapatan yang tinggi dalam perusahaan dan juga mengindikasikan tingkat pertumbuhan pendapatan saat ini dan masa yang akan datang. Pada akhirnya harga saham akan mengikuti naik turun besarnya dividen yang dibagikan.
2) Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan
(36)
kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.
2.1.8.2 Analasis Teknikal
Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan harga suatu saham dari waktu ke waktu. Model analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh supply dan demand terhadap saham tersebut, sehingga asumsi yang berlaku dalam model analisis ini adalah:
1) Harga saham ditentukan oleh interaksi supply and demand. 2) Supply and demand dipengaruhi banyak faktor baik yang
rasional maupun irasional.
3) Perubahan harga saham cenderung mengikuti tren tertentu. 4) Tren tersebut dapat berubah mengikuti pergeseran supply
and demand.
5) Pergeseran supply and demand dapat dideteksi dengan mempelajari diagram prilaku pasar.
6) Pola – pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa yang akan datang.
2.1.9 Indeks Harga Saham
Indeks Harga Saham (HIS) merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan komplek dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian – kejadian ekonomi, bahkan kejadian non ekonomi seperti misalnya social, politik, dan keamanan. Dengan demikian
(37)
HIS juga dapat dijadikan sebagai barometer kesehatan ekonomi suatu Negara.
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Ferawati (2010), Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2003), Halim (2007), Alam (2008), Panggabean (2005). Berdasarkan penelitian Ferawati (2010) menemukan bahwa EVA, ROA, EPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2003), menganalisis pengaruh EVA dan dan rasio keuangan dan investment opportunity set terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2001 dan 2002. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Halim (2007), menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan – perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta pada periode 2004 – 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008), menganalisis pengaruh rasio keuangan likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Panggabean (2005), menganalisis perbandingan korelasi EVA dan ROE terhadap harga saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta. Tinjauan penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat pada table 2.2 sebagai berikut:
(38)
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil
1 Ferawati (2010)
Pengaruh
Economic Value Adde ddan Rasio Profitabilitas Perusahaan terhadap
perubahan harga saham pada BEI
Variabel Independen: ROA, ROE, EVA, EPS. Variabel independen: Perubahan Harga saham Secara individual variabel EVA, ROA, EPS tidak berpengaruh signifkan terhadap
perubahan harga saham.
2 Sasongko dan Wulandari (2003)
Pengaruh EVA dan rasio – rasio profitabilitas
terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ periode 2001 – 2002 Variabel Independen : return on assets (ROA), earning per share (EPS), return on sales (ROS) dan basic earning power (BEP). Variabel dependen: Harga saham
Hanya EPS yang berpengaruh
terhadap harga saham, sedangkan ROA, ROS, dan
BEP tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
3 Halim (2007) Faktor – faktor yang
mempengaruhi harga saham dari perusahaan – perusahaan
manufaktur yang listing di BEJ pada periode 2004 – 2006
Variabel independen:
return on equity , debt to equity ratio, earning per share, dan net profit margin.
Hanya ROE dan
EPS yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.
(39)
2.3Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual
Pada dasarnya penelitian ini menggunakan rasio – rasio keuangan seperti yang dilakukan peneliti terdahulu. Penelitian ini menggunakan perubahan harga saham sebagai variabel dependen. Dan menggunakan rasio –rasio keuangan lainnya seperti return on asset, return on equity, economic value added, dan earning per share sebagai variabel independen.
No 4 Peneliti Alam (2008) Judul Pengaruh Rasio keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar terhadap harga saham Industri Manufaktur di BEJ. Variabel Variabel independen: current ratio, total debt to total assets, total assets turnover, inventory turnover, net profit margin, return on equity, price earning ratio. Variabel dependen: harga saham Hasil
CR, DTA, TATO, ITO, NPM, ROE, PER,secara
bersama – sama mempengaruhi harga saham. Rasio CR, NPM, dan ROE yang signifikan
berpengaruh
terhadap harga saham.
5 Panggabean (2005) Analisis Perbandingan Korelasi EVA dan ROE terhadap Harga Saham LQ 45 di BEJ. Variabel dependen : EVA, ROE, stock price Variabel independen: Harga Saham EVA berpengaruh terhadap harga saham.
(40)
Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama bagi kepentingan manajemen maupun dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor dipasar modal. Laporan ini mencakup dua hal pokok yaitu laporan rugi laba dan neraca. Disamping itu dimasukkannya alat analisis EVA dalam modal ini diharapkan akan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dari kinerja perusahaan.
Gambar 2.1 dibawah ini menjelaskan pengaruh return on asset, return on equity, economic value added, dan earning per share terhadap perubahan harga saham. Sesuai dengan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, dapat disusun suatu justifikasi bahwa economic value added memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham karena economic value added merupakan indikator yang mampu menciptakan nilai dari perusahaan. Economic Value Added (EVA) dalam penggunaan sebagai alat pengukuran memiliki fungsi untuk mempertimbangkan kemampuan manajer perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham. Return On Asset (ROA) juga berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Dimana rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham. Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Demikian juga earning per share (EPS) memiliki pengaruh positif
(41)
terhadap perubahan harga saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang diterima pemegang saham.
H
1H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya. Dari perumusan masalah dan uraian sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
H1 : Economic Value Added berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan.
H2 : Return on Equity berpengaruh terhadap perubahan harga saham Economic Value Added (EVA)
(X1)
Return On Asset (ROA) (X2)
Return On Equity (ROE) (X3)
Earning Per Share (EPS) (X4)
PERUBAHAN HARGA SAHAM
(42)
H3 : Return on Asset berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan.
H4 : Earning per share berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan.
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003: 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
3.2Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi penelitian
Menurut Sugiyono (2004: 55) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2010. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan..
3.2.2 Sample Penelitian
Menurut Erlina dan Mulyani (2007: 74) “sample adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sample secara purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004 :79) “pengambilan
(44)
sample bertujuan untuk mengambil sample dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Beberapa kriteria sampel yang digunakan peneliti sebagai berikut:
1) Perusahaan Go Publik yang telah terdaftar di BEI pada tahun 2008, 2009, 2010.
2) Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen yang telah dipublikasikan pada tahun 2008, 2009, 2010. 3) Perusahaan memiliki EVA yang positif selama tahun 2008, 2009, 2010.
Berdasarkan kriteria penentuan sampel diatas, maka dapat diperoleh sampel penelitian sebanyak 10 perusahaan. Proses seleksi sample berdasarkan kriteria dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sample Berdasarkan Kriteria
No POPULASI KRITERIA SAMPLE
AKHIR
1 2 3
1. ADHI - - -
2. ASII - -
3 BBRI
4 BDMN
5 BMTR - - -
6 BNGA
7 BNII
8 CNMN - - -
9 INDF
10 ISAT
11 KIJA - -
12 PGAS
(45)
14 SULI - -
15 TLKM
16 TOTL - -
17 TSPC - - -
18 UNSP - - -
19 UNTR
20 UNVR
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numeric (Kuncoro, 2003: 124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, 2009, 2010. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua. Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
3.4Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yaitu melalui jumlah buku akuntansi dan buku – buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui situs keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian.
(46)
3.5Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional merupakan penjelasan – penjelasan variabel yang telah dipilih. Defenisi operasional pada penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas (Independent = X) 1) EVA (Economic Value Added)
EVA / X1 merupakan hasil pengurangan total biaya modal terhadap
laba operasional setelah pajak. Biaya modal ini terdiri dari cost of debt dan cost of equity. Pada dasarnya pengukuran kinerja perusahaan bisa dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: (1) Earning measures yang didasarkan pada Accounting profit. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain EPS (Earning Per Share), ROI (Return on Investment), ROE (Return on Equity), (2) Cash Flow measures, yang mendasarkan kinerja pada arus kas operasi (operating cash flow). Termasuk dalam kategori ini antara lain free cash flow, cash flow return on gross investmen (ROGI), total shareholder return (TSR), (3) Value measures, yang mendasarkan kinerja pada nilai (value based management). Termasuk dalam kategori ini adalah market value added (MVA), cash value added (CVA).
Untuk menghitung EVA menurut versi S.David Young dalam Tunggal (2001 : 1) menggunakan rumus sebagai berikut:
(47)
a) Menghitung NOPAT
NOPAT adalah laba yang diperoleh dari perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan “non cash bookkeeping” seperti biaya penyusutan, NOPAT dapat dihitung dengan rumus :
NOPAT = EBIT (1-tax rate)
b) Menghitung Invested Capital
Invested Capital jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan lain sebagainya, dapat dihitung dengan rumus :
Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas – Pinjama Jangka pendek tanpa bunga.
c) Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah jumlah biaya dari masing – masing komponen modal, misalnya pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang (cost of debt) serta setoran modal saham cost of equity yang diberikan bobot sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan, rumusnya sebagai berikut :
(48)
WACC = {(D x rd)(1-Tax) + (E x re)}
dimana :
D = Tingkat modal dari hutang (debt) E = Tingkat modal dari ekuitas rd = Cost of debt
re = Cost of equity
Tax = Tingkat pajak penghasilan, diukur dengan beban pajak untuk perusahaan sebesar 30% per tahun sesuai dengan Undang – Undang perpajakan tahun 2000 pasal 17 ayat 1b. d. Menghitung Capital Charges
Rumus : Capital Charges = WACC x Invested Capital e. Menghitung EVA ( Economic Value Added)
Rumus : EVA = NOPAT – Capital Charges
2) Return on Assets
Return on Assets (ROA) / X2 adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang ada. Semakin besar ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
ROA =
Laba bersih setelah pajak Total Aktiva
(49)
3) Return on Equity
Return on Equity (ROE) / X3 adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin besar ROE , maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
ROE =
4) EPS ( Earning Per Share )
Rasio EPS / X4 ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap
lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Earning per share dirumuskan dengan perbandingan antara laba bersih bagi dengan total lembar saham. Sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan per Desember. Untuk menghitung EPS digunakan rumus :
EPS =
b. Variabel Terikat (Dependet = Y)
Perubahan harga saham menyatakan berapa besar peningkatan atau penurunan harga saham. Rumus untuk menghitung perubahan laba dinyatakan sebagai berikut:
Laba bersih setelah pajak
Modal sendiri x 100%
Laba bersih setelah bunga dan pajak
x 100% jumlah saham beredar
(50)
Harga saham =
2. Pengukuran Variabel
a. Variabel Bebas (Independet Variabel)
Variabel bebas atau independent variabel adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah EVA, ROA, ROE, dan EPS. b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham.
3.6Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data dilakukan dengan metode analisis statistic dan menggunakan software SPSS 19.0. Penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi: uji normalitas, uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.
harga sahamt - harga sahamt-1
x 100% harga sahamt-1
(51)
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
3.6.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal akan digunakan analisis grafik probability plot, histogram dan uji Kolmogrov-Smirnov.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflaction Factor ) dan nilai toleransi. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF kurang dari 10.
3.6.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang lain (Erlina, 2007 : 108). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik menyebar di atas dan dibawah
(52)
angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : tidak autokorelasi (r = 0 )
H1 : ada autokorelasi (r ≠ 0 )
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1) Bila nilai Durbin-Watson terletak antara batas atas dan Upper
Bound dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah
(DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2001).
(53)
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Regeresi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan rasio profitabilitas terhadap harga saham dengan model persamaan sebagai berikut :
Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Dimana :
Y = Harga Saham
β0 = konstanta
X1 = Economic Value Added
X2 = Return on assets
X3 = Return on Equity
X4 = Earning per share
β 1, β 2,… β 6 = koefisiensi regresi
e = variabel pengganggu
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
3.6.2.1 Uji silmutan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan secara bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi
(54)
yang digunakan adalah sebesar 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.
3.6.2.2 Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji koefisiensi regresi secara parsial dari vaiabel independennya. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.
3.6.2.3 Koefisiensi Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel – variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005 : 169).
(55)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2008 -2010. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan dengan total pengamatan yang digunakan 30 amatan. Berikut ini merupakan statistic secara umum dari seluruh data yang digunakan.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 30 ,06 56,76 13,4807 16,34246
ROE 30 ,75 114,74 40,5883 29,12431
EPS 30 -,82 1147,48 326,8160 263,01633
EVA 30 -1083808,00 4062859,00 666687,0000 1109926,6876
2
HS 30 -88,00 282,00 23,8667 82,09949
Valid N (listwise) 30
Sumber : lampiran iii
Variabel return on assets (ROA) memiliki nilai minimum 0.06, nilai maksimum 56.76, nilai mean (nilai rata – rata) 13.4807 dan standar
(56)
deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 16,34246. Variabel return on equity (ROE) memiliki nilai minimum 0.75, nilai maksimum 114.74, nilai mean (nilai rata – rata) 40.5883 dan standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 29.12431. Variabel earning per share (EPS) memiliki nilai minimum -0.82, nilai maksimum 1147.48, nilai mean (nilai rata – rata) 326.8160 dan standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 263.01633. Variabel economic value added (EVA) memiliki nilai minimum -1083808, nilai maksimum 4062859, nilai mean (nilai rata – rata) 666687dan standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1109926,68762. Variabel perubahan harga saham memiliki nilai minimum -88, nilai maksimum 282, nilai mean (nilai rata – rata) 23,8667 dan standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 82.09949.
4.2Pengujian Asumsi Klasik
Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian ini sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005 : 123) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah
(57)
• Berdistribusi normal
• Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
• Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi.
• Homoskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
4.2.1 Hasil Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan statistik.
a. Analisis Grafik
Analisis Grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati dsitribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik titik datanya tidak berbelok ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik.
(58)
Gambar 4.1 Histogram
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot
(59)
Dengan melihat tampilan grafik histogram, kita dapat melihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak berbelok ke kiri atau ke kanan yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot titik-titik terlihat menyebar disepanjang garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat dengan seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih menyakinkan. Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov ( 1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada table 4.2.
(60)
Table 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation
71,02027619
Most Extreme Differences
Absolute ,122
Positive ,122
Negative -,079
Kolmogorov-Smirnov Z ,669
Asymp. Sig. (2-tailed) ,762
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji kolmogrov-smirnov pada penelitian ini menunjukkan probabilitas = 0.762. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.762 > 0,05.
4.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Ghozali (2005 : 105) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
(61)
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan SPSS 19. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak heteroskedastisitas.
Uji ini dilakukan dengan melakukan pengamatan tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik – titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(62)
Gambar 4.3 Grafik scatterplot
Pada Gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.2.3 Hasil Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada
(63)
pendapat sunyoto (2009:91), pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,502a ,252 ,132 76,49118 1,771
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, EPS, ROE b. Dependent Variable: HS
Tabel 4.3 memperlihatkan nilai statistic D-W sebesar 1.771. Angka ini terletak diantara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel – variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan toleransi. Menurut Ghozali (2005 ; 91) untuk melihat ada atau tidaknya
(64)
a. Nilai tolerance dan lawannya, b. Variance influence factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,01 atau sama dengan VIF > 10.
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant
)
-2,350 36,456 -,064 ,949
ROA ,238 2,918 ,047 ,082 ,936 ,089 11,271
ROE -,022 1,668 -,008 -,013 ,989 ,086 11,691
EPS ,142 ,061 ,455 2,340 ,028 ,790 1,265
EVA -3,380E-5 ,000 -,457 -2,312 ,029 ,766 1,305
(65)
Berdasarkan table 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lulus uji gejala multikolineritas.
4.3Pengujian Hipotesis
4.3.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai Adjusted R2 yang pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel EVA, return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) terhadap perubahan harga saham. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model ” (Ghozali, 2005).
(66)
Table 4.5
Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,502a ,252 ,132 76,49118
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, EPS, ROE b. Dependent Variable: HS
Besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 19 diperoleh sebesar 0.132. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh Variabel Economic Value Added (EVA), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) terhadap perubahan harga saham adalah 13,2%. Sedangkan sisanya sebesar 86,8% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3.2 Hasil Uji Signifikan Simultan
Signifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independent. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut:
(67)
Ho : Tidak ada pengaruh antar variabel economic value added (EVA),
return on asset (ROA), return on equity (ROE), earning per share (EPS) secara bersamaan terhadap perubahan harga saham.
Ha : Ada pengaruh antar variabel economic value added (EVA), return
on asset (ROA), return on equity (ROE), earning per share (EPS) secara bersamaan terhadap perubahan harga saham.
Berdasarkan Uji F maka dapat diambil kesimpulan:
a. Bila nilai P-value dari F ≥ α = 5% maka H0 = diterima dan Ha =
ditolak, artinya secara serempak semua variabel independen Xi tidak
berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen,
b. Bila nilai P-Value dari F < α = 5% maka H0 = ditolak dan Ha =
diterima, artinya secara serempak semua variabel independen Xi
berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen,
Tabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 49196,957 4 12299,239 2,802 ,111a
Residual 146272,509 25 5850,900
Total 195469,467 29
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, EPS, ROE b. Dependent Variable: HS
(68)
Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) didapat F-hitung sebesar 2,102 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.111. Sedangkan F table diketahui sebesar 2.98. berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F-hitung > F-tabel (2.802 < 2.76) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
secara simultan ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara economic value added, return on assets, return on equity, dan earning per share terhadap perubahan harga saham perusahaan pada Bursa Efek Indonesia.
4.3.3 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji T dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel – variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut :
H0:b1,b2,b3, b4 = 0, artinya return on assets (ROA), return on equity (ROE),
earning per share (EPS) dan EVA secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha:b1,b2,b3, b4 ≠ 0, artinya return on assets (ROA), return on equity (ROE),
earning per share (EPS) dan EVA secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai p-value dari t dengan α, kesimpulan yang dapat diambil dari uji t ini adalah :
(69)
a. Bahwa nilai p-value dari t masing – masing variabel indepeden ≥ α = 5%, maka H0 : b1 = 0 diterima Ha : b1 ≠ 0 ditolak , artinya secara individual
variabel independen Xi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
b. Sebaliknya bila p-value dari t masing – masing variabel indepeden < α maka H0 : b1 = 0 ditolak, Ha : b1 ≠ 0 diterima , artinya secara individual
variabel independen Xi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Table 4.7 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,350 36,456 -,064 ,949
ROA ,238 2,918 ,047 ,082 ,936
ROE -,022 1,668 -,008 -,013 ,989
EPS ,142 ,061 ,455 2,340 ,028
EVA -3,380E-5 ,000 -,457 -2,312 ,029
a. Dependent Variable: HS
Hasil pengujian statistic t pada table 4.7 dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Pengaruh return on asset terhadap perubahan harga saham nilai t-hitung
(70)
N-k (30-5) dan α = 5% diketahui sebesar 2.060, Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-table (0.082 < 2.060) dan nilai signifikansi sebesar 0.936 (lebih besar dari 0.05) artinya H0 diterima, bahwa secara
parsial return on asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap tingkat perubahan harga saham
Hasil analisis uji t untuk variabel return on equity (ROE) menunjukkan nilai t sebesar -0.013 dengan signifikansi sebesar 0.989, signifikansi t lebih besar dari 0.05 ( 0.989 > 0.05), dan t-tabel untuk df = N-k (30 – 5) dan α = 5% diketahui sebesar 2.060 artinya, H0 diterima, bahwa secara parsial
variabel return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Pengaruh earning per share (EPS) terhadap perubahan harga saham.
Hasil analisis uji t untuk variabel earning per share menunjukkan nilai t sebesar 2.340 dengan nilai signifikansi sebesar 0.028, signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (0.028 < 0.05), dan t-tabel untuk df = N-k (30-5) dan α = 5% diketahui 2.060 artinya Ha diterima, bahwa secara parsial variabel
earning per share berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(71)
Hasil analasis uji t untuk variabel economic value added menunjukkan nilai t sebesar -2.312 dengan nilai signifikansi 0.029, signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (0.029 < 0.05), dan t-tabel untuk df = N-k (30-5) dan α = 5% diketahui 2.060 artinya H0 diterima, bahwa secara parsial variabel
economic value added tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.4Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel economic value added, return on asset, return on equity, dan earning per share berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset, return on equity, earning per share, dan economic value added. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah 20 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sample yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 10 sample dengan 30 amatan. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f, dan uji determinasi).
(72)
Berdasarkan hasil uji adjustes R2 dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 19 diperoleh sebesar 0.132. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel economic value added (EVA), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) terhadap perubahan harga saham adalah sebesar 13,2%, sedangkan sisanya sebesar 86,8% adalah dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji silmutan diperoleh kesimpulan economic value added (EVA), retun on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh hanya earning per share (EPS) yang berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan Sasongko dan wulandari (2003) dan Halim (2007). Penelitian ini tidak sejalan dengan Susi dan Rudi Setiawan (2003). Return on asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan Susi dan Rudi Setiawan (2003) serta Sasongko dan Wulandari (2003). Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.
(73)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Economic Value Added (EVA), return on asset (ROA) , return on equity (ROE), dan earning per share (EPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perunahan harga saham,
2. Earning per share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan Sasongko dan Wulandari (2003) dan Halim (2007),
3. Economic value added (EVA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini tidak sejalan dengan Panggabean (2005).
4. Return on asset (ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini sejalan dengan Susi dan Rudi Setiawan (2003) serta Sasongko dan Wulandari (2003),
5. Return on equity (ROE) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan Susi dan Rudi Setiawan (2003).
(74)
5.2Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian – penelitian berikutnya. Keterbatasan – keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi pada variabel Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Economic Value Added (EVA) yang menyebabkan terdapat kemungkinan. Faktor – faktor lain yang mempengaruhi perubahan harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Periode pengamatan yang singkat selama tiga tahun (2008-2010) menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.
5.3Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut :
1. Penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar dalam melakukan penelitian sejenis sebaiknya menambah jumlah variabel dan periode yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Bagi investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia hendaknya juga menggunakan dasar analisis fundamental khususnya mencermati kinerja perusahaan dalam menentukan portofolio investasinya.
(75)
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, Media Soft, Indonesia, Jakarta.
Darsono dan Anshari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Andi, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2005. Analisis Laporan
Keuangan, UPP AMP YKPN.
Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz, 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Buku I, Salemba Empat, Jakarta.
Houston, Brigham, 2006. Fundamental Of Financial Management, Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pujiastuti, 1998. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan ke 1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Mirza, Teuku dan Imbuh S., 1997. Konsep Economic Value Added: Pendekatan Menentukan Nilai Riil Perusahaan dan Kinerja Riil Manajemen, Usahawan, No. 01 th XXVIII, Januari hal 34-70. Muhammad, Nasir, 2005. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Riyanto, Bambang, 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
(76)
Tunggal, A.W., 2001. Memahami Konsep EVA dan VBM (Value Based Manajemen).
(1)
Lampiran 5
KODE
PERUSAHAAN
Perubahan Harga Saham
2008
2009
2010
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
91
-64
282
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
32
-88
110
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
2
16
-29
UNTR
United Tractors Tbk
66
-60
252
BBRI
Bank Rakyat Indonesia Tbk
44
-38
67
BDMN
Bank Danamon Indonesia Tbk
19
-61
44
BNII
Bank International Indonesia Tbk
19
30
-11
BNGA
Bank CIMB Niaga Tbk
-2
-53
67
ISAT
Indosat Tbk
28
-34
-18
TLKM
Telekomunikasi Tbk
0
-32
37
Lampiran 6
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 30 ,06 56,76 13,4807 16,34246
ROE 30 ,75 114,74 40,5883 29,12431
EPS 30 -,82 1147,48 326,8160 263,01633
EVA 30 -1083808,00 4062859,00 666687,0000 1109926,68762
HS 30 -88,00 282,00 23,8667 82,09949
(2)
Lampiran i
UJI NORMALITAS
(3)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 71,02027619 Most Extreme Differences Absolute ,122
Positive ,122
Negative -,079
Kolmogorov-Smirnov Z ,669
Asymp. Sig. (2-tailed) ,762
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran v
UJI HETEROKEDASTISITAS
(4)
Lampiran vi
UJI AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,502a ,252 ,132 76,49118 1,771
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, EPS, ROE b. Dependent Variable: HS
(5)
UJI HIPOTESIS
UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,502a ,252 ,132 76,49118
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, EPS, ROE b. Dependent Variable: HS
UJI SIMULTAN (UJI F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 49196,957 4 12299,239 2,102 ,111a Residual 146272,509 25 5850,900
Total 195469,467 29
a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, EPS, ROE b. Dependent Variable: HS
(6)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2,350 36,456 -,064 ,949
ROA ,238 2,918 ,047 ,082 ,936
ROE -,022 1,668 -,008 -,013 ,989
EPS ,142 ,061 ,455 2,340 ,028
EVA -3,380E-5 ,000 -,457 -2,312 ,029