Pengaruh Rasio Profitabilitas, Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian penjelasan atau explanatory,yaitu penelitian yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Yang
dijelaskan di sini adalah tentang pengaruh variabel-variabel terhadap return saham. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan data riil berupa angka.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sumber data
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan cara mengakses data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
(http://www.idx.co.id).
3.3. Batasan Operasional
Adanya batasan dalam setiap penelitian diperlukan agar penelitian tersebut tidak
melebar, begitu juga dengan penelitian ini terdapat batasan dalam hal data yang digunakan.
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor perkebunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010 hingga tahun 2014, dan
perusahaan-perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan serta laporan tahunan selama
periode tersebut.
3.4. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitianini, terdapat lima variabel yang akan dianalisis hubungannya,yaitu:
34
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel bebas ( Independent Variable)
Suatu variabel digolongkan sebagai variabel bebas apabila dalam hubungannya
dengan variabel lain berfungsi menerangkan atau mempengaruhi keadaan variabel
terikat tersebut. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas ada 4
(empat) variabel, yaitu: Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI),
Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA).
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel digolongkan sebagai variabel terikat apabila dalam hubungannya dengan
variabel lain, keadaan variabel tersebut diterangkan oleh variabel bebas. Dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah “Return Saham”.
Variabel-variabel tersebut yang kemudian akan dirangkai dalam suatu model guna
menjelaskan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya, yang
terlihat dalam tabel berikut:
35
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Variabel
Ukuran
kala
Penelitian
ndependen
eturn on Equity
OE= Net Income After Tax
(ROE)
asio
Total Equity
eturn on
OI = Net Income After Tax
Investment
asio
Total Assets
(ROI)
Economic Value
EVA= NOPAT- (WACC x
Added (EVA)
Market Value
ependen
eturn Saham
Invested Capital)
MVA = Market Value-
Added (MVA)
asio
asio
Invested Capital
ROR = Pt- Pt-1 + DtX100%
asio
Pt-1
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
36
Universitas Sumatera Utara
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:72). Berdasarkan pengertian tersebut, maka
populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan perusahaan subsektor
perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 hingga tahun 2014 yang
berjumlah 12 emiten.
3.5.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono,2007 : 73) dimana sampel yang diambil harus benar-benar representative
(mewakili).. Dalam penelitian ini sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2007 : 78).
Adapun pertimbangan atau kriteria
yang digunakan penulis untuk menentukan
sampel adalah berikut:
1. Perusahaan yang telah terbit atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2010-2014.
2. Peusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2010-2014.
3. Perusahaan tersebut tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
Berdasarkan pertimbangan atau kriteria di atas, maka dari 12 perusahaan terdapat 8
perusahaan yang dijadikan sebagai sampel. Adapun perusahaan tersebut adalah :
37
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
Ko
Nama
d
Perusah
e
aan
A
Astra Agro
A
Lestari
L
Tbk
Kriteria
S
1
2
3
-
X
-
I
B
BW
W
Plantatio
P
n Tbk
T
GZ
Gozco
C
Plantatio
O
n Tbk
JA
Jaya Agra
W
Wattie
A
Tbk
PA
Provident
L
Agro
M
Tbk
X
-
X
38
Universitas Sumatera Utara
LS
PP London
I
Sumater
P
a
4
5
Indonesi
a Tbk
SG
Sampoerna
R
Agro
O
Tbk
M
Multi Agro
A
Gemilan
G
g
P
Plantatio
X
X
X
-
n
SI
Salim
M
Ivomas
P
Pratama
-
-
Tbk
SM
Sinar Mas
A
Agro
R
Resourc
6
7
es and
Technol
ogy Tbk
TB
Tunas Baru
L
Lampun
39
Universitas Sumatera Utara
A
UN
g Tbk
Bakrie
S
Sumatra
P
Plantati
8
on Tbk
Sumber:http://www.idx.co.id, www.sahamOK.com
3.6. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan subsektor perkebunan tahun 2010-2014. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber yang telah ada. Data-data tersebut
diperoleh dari situs BEI yaitu www.idx.co.id.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini secara keseluruhan menggunakan data
sekunder, dengan metode studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan
dengan mengolah data,artikel, jurnal, buku, maupun media tertulis lain yang berkaitan
dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan
data dengan mengumpulkan data sekunder yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
dalam penelitian ini seperti laporan keuangan dan tahunan yang menjadi sampel penelitian.
3.8. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan
menggunakan bantuan program SPSS for windows. Pendekatan kuantitatif berasal dari data
yang diperoleh dari laporan keuangan. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu
skala numerik (angka). Kesesuaian dalam menggunakan metode kuantitatif biasanya
40
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan solusi yang tepat, ekonomis, dapat diandalkan, cepat,mudah untuk digunakan
dan mengerti.
Analisis kuantitatif disebut pula analisis statistik. Prosesnya dapat dibagi menjadi tiga
tahap yang satu sama yang lain berkaitan erat. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang
disebut tahap pengelolaan data. Tahap berikutnya adalah tahap utama, yang disebut dengan
tahap pengorganisasian data. Adapun tahap yang terakhir adalah tahap penentuan hasil.
Untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka analisis regresi memerlukan
pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.8.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas
dari gangguan multikolinearitas, autokorelasi, heterokedstisits, dan normalitas.
3.8.1.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk melihat apakah data yang digunakan
berdistribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Data berdistribusi normal apabila nilai signifikan > 5% (0,05).
3.8.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat
problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen.
41
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari masalah
multikolinearitas dapat dilihat dari Variance inflaction factor (VIF) dan tolerance (TOL).
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan
menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah
tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Apabila TOL di bawah 0,1 atau VIF di atas 10,
maka terjadi multikolinearitas. Konsekuensinya adanya multikolinearitas menyebabkan
standart error cenderung semakin besar.
3.8.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah apabila
tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika angka signifikan yang diperoleh dari persamaan regersi
lebih besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika
angka signifikan yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terjadi
heteroskedastisitas.
Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat
dilakukan dengan uji Scatterplot. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga penelitian ini
terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian, jika
output Scatterplot menunjukkan peneyebaran titik-titik data sebagai berikut:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
42
Universitas Sumatera Utara
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola,jika ada pola tertentu,
seperti titik yang membentuk pola yang tertaur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
d. Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.
3.8.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat ada tidaknya korelasi antara kesalahankesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, aka dinamakan terdapat problem autokorelasi. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi. Dalam penelitian ini, uji yang dugunakan
adalah uji statistic Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson hitung terletak di daerah No
Autocorelation maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi.
3.8.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
maka
digunakan
analisis
linear
berganda
(multiple
linear
regression
method)
(Sarwoko,2007:185).
Y= a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y= Re turn saham
a= Konstanta
X1= Return on Equity
X2= Return on Investment
43
Universitas Sumatera Utara
X3= Economic value added
X4= Market value added
b1,2,3,4= koefisien regresi masing-masing variabel
e= Variabel pengganggu
3.8.3. Pengujian Hipotesis
Karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian lebih dari satu maka
pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Berganda (Multiple
Regression). Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara return saham dengan
variabel-variabel independen. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).Sebaliknya
disebut tidak signifikan jika nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima
(Ghozali, 2006).
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan tingkat
return sahammaka dilakukan pengujian-pengujian hipotesis penelitian terhadap variabelvariabel dengan pengujian dibawah ini :
3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh
variabel independent (prediktor) terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan
diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel
independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai R2
berkisar antara 0 sampai 1, apabila R2=0 berarti tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
44
Universitas Sumatera Utara
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen sedangkan jika R2=1 berarti suatu hubungan yang sempurna.
Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari 2 maka digunakan adjusted R2 sebagai
koefisien determinasi.
3.8.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F dilakukan untuk menguji kemampuan seluruh variabel independen
secara bersama-sama dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan signifikansi tingkat 0,05 (alpha = 5%). Penolakan atau penerimaan
hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang
berarti secara bersama-sama variabel ROE,ROI,EVA,dan MVA berpengaruh terhadap
return saham.
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara bersamasama variabel ROE,ROI,EVA, dan MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
3.8.3.3. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen
secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%).
Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti
secara partial variabel ROE,ROI,EVA,dan MVA berpengaruh terhadap return saham.
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara partial
variabel ROE,ROI,EVA,dan MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
45
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs
www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data laporan keuangan perusahaan
perkebunan yang dipublikasikan setelah diaudit oleh auditor independen pada tahun 20102014. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan
regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19. Berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 8 perusahaan perkebunan yang memenuhi kriteria
dan menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2010-2014.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), median, variance, serta standar deviasi data yang
digunakan dalam penelitian. Dimana komponen-komponen statistik deskriptif dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata (mean) adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi dengan
jumlah data yang ada,
2. Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari angka terkecil ke
angka tertinggi,
3. Range adalah selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu kumpulan
data,
4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Semakin kecil nilainya, maka data
yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata,
46
Universitas Sumatera Utara
5. Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata data dan kemudian dibagi
dengan jumlah data dikurangi 1(n-1) atau nilai kuadrat dari std.deviation.
RETURN
SAHAM
ROE
ROI
EVA
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Maximu
Std.
Varianc
N
Range Minimum
m
Mean
Deviation
e
Statistic Statistic
Statistic Statistic Statistic
Statistic Statistic
40
7.47
-.67
6.80
.0916
1.12009
1.255
40
2.40
40
1.31
40 3.69E12
MVA
40 6.99E10
Valid N
(listwise)
40
.03
2.43
.2846
.48774
.238
.01
1.32
.1543
.23752
.056
8.67E8 3.69E12 2.9471E1 7.38033E1 5.447E2
1
1
3
- 6.98E10 1.3000E1 1.83944E1 3.384E2
92550500.
0
0
0
00
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran tentang data yang digunakan
dalam penelitian ini :
1. Variabel Return Saham diperoleh dengan discretionary accrual (DA), DA memiliki
jumlah sampel sebanyak 40, dengan nilai minimum -0,67 nilai maksimum 6,80 mean
(nilai rata-rata) sebesar 0,0916. Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 1,12009
dan variance 1,225, sedangkan rentang nilai (Range) senilai 7,47 menunjukkan bahwa
data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan
nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum dengan jumlah sampel 8 perusahaan
selama 5 tahun.
2. Variabel Return on Equity memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum 0,03
nilai maksimum 2,43 mean (nilai rata-rata) sebesar 0,2846. Nilai Standart Deviation atau
simpangan baku sebesar 0,48774 dan variance 0,238, sedangkan rentang nilai (range)
47
Universitas Sumatera Utara
senilai 2,40 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum
dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5 tahun.
3. Variabel Return in Investment memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum 0,01
nilai maksimum 1,32 mean (nilai rata-rata) sebesar 0,1543. Standart Deviation atau
simpangan baku sebesar 0,23752 dan variance 0,056, sedangkan rentang nilai (range)
senilai 1,31 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum
dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5 tahun.
4. Variabel Economic Value Added memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum
8,67E8 nilai maksimum 3,69E12 mean (nilai rata-rata) sebesar 2,9471E11. Standart
Deviation atau simpangan baku sebesar 7,38033E11 dan variance 5,447E23, sedangkan
rentang nilai (range) senilai 3,69E12 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum
dan nilai minimum dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5 tahun.
5. Variabel Market Value Added memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum 92550500,00 nilai maksimum 6,98E10 mean (nilai rata-rata) sebesar 1,3000E10 dan
Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 1,83944E10. menunjukkan bahwa data
yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai
antara nilai maksimum dan nilai minimum dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5
tahun.
6. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 40 sampel.
48
Universitas Sumatera Utara
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu dapat dilihat
pada grafis histogram dan grafik PP Plots. Suatu data akan berdistribusi normal jika
grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam
tampilan grafik berikut ini:
Gambar 4.1
Uji Normalitas (1) : Histogram
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran
data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal pada normal probability plot. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa
49
Universitas Sumatera Utara
normalitas data terpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability
plot sebagai berikut:
Gambar
4.2
Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali (2008 dalam Sunjoyo dkk, 2013:60) uji K-S dibuat
dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
Ho : Data residual berdistribusi normal.
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Bila sig > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal ( Ho diterima ), sebaliknya
bila sig < 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data tidak normal ( Ha diterima ).
Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov
ditunjukkan oleh tabel 4.2 berikut :
50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal
40
Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.71164712
Absolute
.152
Positive
.118
Negative
-.152
Kolmogorov-Smirnov Z
.962
Asymp. Sig. (2-tailed)
.313
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014
Dari tabel 4.2 diatas, Kolmogorov-Smirnov senilai 0,962 dengan besarnya nilai
significant yaitu 0,313. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig > 0,05 atau 0,313 > 0,05.
Dengan demikian, data sudah terdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolienaritas
Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas, peneliti melihat besaran korelasi antar
variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir yaitu :
tolerance > 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Uji multikolinearitas dengan
melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.3 berikut:
51
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolienaritas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-.074
.174
ROE
.091
.267
.040
.855
1.169
ROI
-.242
.546
-.051
.861
1.162
EVA
1.344E-12
.000
.886
.700
1.428
MVA
-1.687E-11
.000
-.277
.700
1.429
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Tabel
4.3 menunjukkan bahwa penelitian ini
bebas
dari adanya
gejala
multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF.
Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,10. Untuk ROE memiliki nilai tolerance 0,885; ROI
memiliki nilai tolerance 0,861; EVA memiliki nilai tolerance 0,700; dan MVA memiliki nilai
tolerance 0,700. Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10
yaitu ROEmemiliki VIF 1,169; ROI memiliki VIF 1,162; EVA memiliki VIF 1,428; dan
MVA memiliki VIF 1,429. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala
multikolinearitas dalam variabel independennya.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai
berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola tertentu yang
teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
52
Universitas Sumatera Utara
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukan pada gambar 4.3 berikut ini :
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu atau tidak
teratur. Titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa
adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Maka dapat di
simpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini sehingga model ini
53
Universitas Sumatera Utara
layak untuk digunakan untuk melihat pengaruh ROE, ROI, EVA dan MVA terhadap Return
Saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Adanya autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji
Durbin-Watson (D-W), dengan kriteria du < d
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian penjelasan atau explanatory,yaitu penelitian yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Yang
dijelaskan di sini adalah tentang pengaruh variabel-variabel terhadap return saham. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan data riil berupa angka.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sumber data
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan cara mengakses data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
(http://www.idx.co.id).
3.3. Batasan Operasional
Adanya batasan dalam setiap penelitian diperlukan agar penelitian tersebut tidak
melebar, begitu juga dengan penelitian ini terdapat batasan dalam hal data yang digunakan.
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor perkebunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010 hingga tahun 2014, dan
perusahaan-perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan serta laporan tahunan selama
periode tersebut.
3.4. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitianini, terdapat lima variabel yang akan dianalisis hubungannya,yaitu:
34
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel bebas ( Independent Variable)
Suatu variabel digolongkan sebagai variabel bebas apabila dalam hubungannya
dengan variabel lain berfungsi menerangkan atau mempengaruhi keadaan variabel
terikat tersebut. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas ada 4
(empat) variabel, yaitu: Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI),
Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA).
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel digolongkan sebagai variabel terikat apabila dalam hubungannya dengan
variabel lain, keadaan variabel tersebut diterangkan oleh variabel bebas. Dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah “Return Saham”.
Variabel-variabel tersebut yang kemudian akan dirangkai dalam suatu model guna
menjelaskan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya, yang
terlihat dalam tabel berikut:
35
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Variabel
Ukuran
kala
Penelitian
ndependen
eturn on Equity
OE= Net Income After Tax
(ROE)
asio
Total Equity
eturn on
OI = Net Income After Tax
Investment
asio
Total Assets
(ROI)
Economic Value
EVA= NOPAT- (WACC x
Added (EVA)
Market Value
ependen
eturn Saham
Invested Capital)
MVA = Market Value-
Added (MVA)
asio
asio
Invested Capital
ROR = Pt- Pt-1 + DtX100%
asio
Pt-1
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
36
Universitas Sumatera Utara
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:72). Berdasarkan pengertian tersebut, maka
populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan perusahaan subsektor
perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 hingga tahun 2014 yang
berjumlah 12 emiten.
3.5.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono,2007 : 73) dimana sampel yang diambil harus benar-benar representative
(mewakili).. Dalam penelitian ini sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2007 : 78).
Adapun pertimbangan atau kriteria
yang digunakan penulis untuk menentukan
sampel adalah berikut:
1. Perusahaan yang telah terbit atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2010-2014.
2. Peusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2010-2014.
3. Perusahaan tersebut tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
Berdasarkan pertimbangan atau kriteria di atas, maka dari 12 perusahaan terdapat 8
perusahaan yang dijadikan sebagai sampel. Adapun perusahaan tersebut adalah :
37
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
Ko
Nama
d
Perusah
e
aan
A
Astra Agro
A
Lestari
L
Tbk
Kriteria
S
1
2
3
-
X
-
I
B
BW
W
Plantatio
P
n Tbk
T
GZ
Gozco
C
Plantatio
O
n Tbk
JA
Jaya Agra
W
Wattie
A
Tbk
PA
Provident
L
Agro
M
Tbk
X
-
X
38
Universitas Sumatera Utara
LS
PP London
I
Sumater
P
a
4
5
Indonesi
a Tbk
SG
Sampoerna
R
Agro
O
Tbk
M
Multi Agro
A
Gemilan
G
g
P
Plantatio
X
X
X
-
n
SI
Salim
M
Ivomas
P
Pratama
-
-
Tbk
SM
Sinar Mas
A
Agro
R
Resourc
6
7
es and
Technol
ogy Tbk
TB
Tunas Baru
L
Lampun
39
Universitas Sumatera Utara
A
UN
g Tbk
Bakrie
S
Sumatra
P
Plantati
8
on Tbk
Sumber:http://www.idx.co.id, www.sahamOK.com
3.6. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan subsektor perkebunan tahun 2010-2014. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber yang telah ada. Data-data tersebut
diperoleh dari situs BEI yaitu www.idx.co.id.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini secara keseluruhan menggunakan data
sekunder, dengan metode studi pustaka dan studi dokumentasi. Studi pustaka dilakukan
dengan mengolah data,artikel, jurnal, buku, maupun media tertulis lain yang berkaitan
dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Studi dokumentasi adalah metode pengumpulan
data dengan mengumpulkan data sekunder yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
dalam penelitian ini seperti laporan keuangan dan tahunan yang menjadi sampel penelitian.
3.8. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dan
menggunakan bantuan program SPSS for windows. Pendekatan kuantitatif berasal dari data
yang diperoleh dari laporan keuangan. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu
skala numerik (angka). Kesesuaian dalam menggunakan metode kuantitatif biasanya
40
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan solusi yang tepat, ekonomis, dapat diandalkan, cepat,mudah untuk digunakan
dan mengerti.
Analisis kuantitatif disebut pula analisis statistik. Prosesnya dapat dibagi menjadi tiga
tahap yang satu sama yang lain berkaitan erat. Tahap pertama adalah tahap pendahuluan yang
disebut tahap pengelolaan data. Tahap berikutnya adalah tahap utama, yang disebut dengan
tahap pengorganisasian data. Adapun tahap yang terakhir adalah tahap penentuan hasil.
Untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka analisis regresi memerlukan
pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.8.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas
dari gangguan multikolinearitas, autokorelasi, heterokedstisits, dan normalitas.
3.8.1.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk melihat apakah data yang digunakan
berdistribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Data berdistribusi normal apabila nilai signifikan > 5% (0,05).
3.8.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat
problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen.
41
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari masalah
multikolinearitas dapat dilihat dari Variance inflaction factor (VIF) dan tolerance (TOL).
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan
menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah
tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Apabila TOL di bawah 0,1 atau VIF di atas 10,
maka terjadi multikolinearitas. Konsekuensinya adanya multikolinearitas menyebabkan
standart error cenderung semakin besar.
3.8.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah apabila
tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika angka signifikan yang diperoleh dari persamaan regersi
lebih besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika
angka signifikan yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terjadi
heteroskedastisitas.
Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat
dilakukan dengan uji Scatterplot. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga penelitian ini
terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian, jika
output Scatterplot menunjukkan peneyebaran titik-titik data sebagai berikut:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka nol.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
42
Universitas Sumatera Utara
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola,jika ada pola tertentu,
seperti titik yang membentuk pola yang tertaur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
d. Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.
3.8.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat ada tidaknya korelasi antara kesalahankesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, aka dinamakan terdapat problem autokorelasi. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi. Dalam penelitian ini, uji yang dugunakan
adalah uji statistic Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson hitung terletak di daerah No
Autocorelation maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi.
3.8.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
maka
digunakan
analisis
linear
berganda
(multiple
linear
regression
method)
(Sarwoko,2007:185).
Y= a +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y= Re turn saham
a= Konstanta
X1= Return on Equity
X2= Return on Investment
43
Universitas Sumatera Utara
X3= Economic value added
X4= Market value added
b1,2,3,4= koefisien regresi masing-masing variabel
e= Variabel pengganggu
3.8.3. Pengujian Hipotesis
Karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian lebih dari satu maka
pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Berganda (Multiple
Regression). Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara return saham dengan
variabel-variabel independen. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila
nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).Sebaliknya
disebut tidak signifikan jika nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima
(Ghozali, 2006).
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan tingkat
return sahammaka dilakukan pengujian-pengujian hipotesis penelitian terhadap variabelvariabel dengan pengujian dibawah ini :
3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh
variabel independent (prediktor) terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan
diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel
independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai R2
berkisar antara 0 sampai 1, apabila R2=0 berarti tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
44
Universitas Sumatera Utara
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen sedangkan jika R2=1 berarti suatu hubungan yang sempurna.
Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari 2 maka digunakan adjusted R2 sebagai
koefisien determinasi.
3.8.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F dilakukan untuk menguji kemampuan seluruh variabel independen
secara bersama-sama dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan signifikansi tingkat 0,05 (alpha = 5%). Penolakan atau penerimaan
hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang
berarti secara bersama-sama variabel ROE,ROI,EVA,dan MVA berpengaruh terhadap
return saham.
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara bersamasama variabel ROE,ROI,EVA, dan MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
3.8.3.3. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen
secara individu (partial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%).
Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti
secara partial variabel ROE,ROI,EVA,dan MVA berpengaruh terhadap return saham.
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara partial
variabel ROE,ROI,EVA,dan MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
45
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs
www.idx.co.id. Data yang digunakan merupakan data laporan keuangan perusahaan
perkebunan yang dipublikasikan setelah diaudit oleh auditor independen pada tahun 20102014. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan
regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19. Berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 8 perusahaan perkebunan yang memenuhi kriteria
dan menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2010-2014.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), median, variance, serta standar deviasi data yang
digunakan dalam penelitian. Dimana komponen-komponen statistik deskriptif dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata (mean) adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi dengan
jumlah data yang ada,
2. Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari angka terkecil ke
angka tertinggi,
3. Range adalah selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu kumpulan
data,
4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Semakin kecil nilainya, maka data
yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata,
46
Universitas Sumatera Utara
5. Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata data dan kemudian dibagi
dengan jumlah data dikurangi 1(n-1) atau nilai kuadrat dari std.deviation.
RETURN
SAHAM
ROE
ROI
EVA
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Maximu
Std.
Varianc
N
Range Minimum
m
Mean
Deviation
e
Statistic Statistic
Statistic Statistic Statistic
Statistic Statistic
40
7.47
-.67
6.80
.0916
1.12009
1.255
40
2.40
40
1.31
40 3.69E12
MVA
40 6.99E10
Valid N
(listwise)
40
.03
2.43
.2846
.48774
.238
.01
1.32
.1543
.23752
.056
8.67E8 3.69E12 2.9471E1 7.38033E1 5.447E2
1
1
3
- 6.98E10 1.3000E1 1.83944E1 3.384E2
92550500.
0
0
0
00
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran tentang data yang digunakan
dalam penelitian ini :
1. Variabel Return Saham diperoleh dengan discretionary accrual (DA), DA memiliki
jumlah sampel sebanyak 40, dengan nilai minimum -0,67 nilai maksimum 6,80 mean
(nilai rata-rata) sebesar 0,0916. Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 1,12009
dan variance 1,225, sedangkan rentang nilai (Range) senilai 7,47 menunjukkan bahwa
data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan
nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum dengan jumlah sampel 8 perusahaan
selama 5 tahun.
2. Variabel Return on Equity memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum 0,03
nilai maksimum 2,43 mean (nilai rata-rata) sebesar 0,2846. Nilai Standart Deviation atau
simpangan baku sebesar 0,48774 dan variance 0,238, sedangkan rentang nilai (range)
47
Universitas Sumatera Utara
senilai 2,40 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum
dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5 tahun.
3. Variabel Return in Investment memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum 0,01
nilai maksimum 1,32 mean (nilai rata-rata) sebesar 0,1543. Standart Deviation atau
simpangan baku sebesar 0,23752 dan variance 0,056, sedangkan rentang nilai (range)
senilai 1,31 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum
dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5 tahun.
4. Variabel Economic Value Added memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum
8,67E8 nilai maksimum 3,69E12 mean (nilai rata-rata) sebesar 2,9471E11. Standart
Deviation atau simpangan baku sebesar 7,38033E11 dan variance 5,447E23, sedangkan
rentang nilai (range) senilai 3,69E12 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum
dan nilai minimum dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5 tahun.
5. Variabel Market Value Added memiliki jumlah sampel sebanyak 40, nilai minimum 92550500,00 nilai maksimum 6,98E10 mean (nilai rata-rata) sebesar 1,3000E10 dan
Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 1,83944E10. menunjukkan bahwa data
yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai
antara nilai maksimum dan nilai minimum dengan jumlah sampel 8 perusahaan selama 5
tahun.
6. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 40 sampel.
48
Universitas Sumatera Utara
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu dapat dilihat
pada grafis histogram dan grafik PP Plots. Suatu data akan berdistribusi normal jika
grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam
tampilan grafik berikut ini:
Gambar 4.1
Uji Normalitas (1) : Histogram
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Sementara dilihat dari grafik PP Plot, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran
data menggambarkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal pada normal probability plot. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa
49
Universitas Sumatera Utara
normalitas data terpenuhi. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik normal probability
plot sebagai berikut:
Gambar
4.2
Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Pengujian normalitias dapat juga diuji secara statistik dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali (2008 dalam Sunjoyo dkk, 2013:60) uji K-S dibuat
dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
Ho : Data residual berdistribusi normal.
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
Bila sig > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal ( Ho diterima ), sebaliknya
bila sig < 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data tidak normal ( Ha diterima ).
Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov
ditunjukkan oleh tabel 4.2 berikut :
50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal
40
Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
.71164712
Absolute
.152
Positive
.118
Negative
-.152
Kolmogorov-Smirnov Z
.962
Asymp. Sig. (2-tailed)
.313
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014
Dari tabel 4.2 diatas, Kolmogorov-Smirnov senilai 0,962 dengan besarnya nilai
significant yaitu 0,313. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig > 0,05 atau 0,313 > 0,05.
Dengan demikian, data sudah terdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolienaritas
Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas, peneliti melihat besaran korelasi antar
variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir yaitu :
tolerance > 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Uji multikolinearitas dengan
melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.3 berikut:
51
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolienaritas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-.074
.174
ROE
.091
.267
.040
.855
1.169
ROI
-.242
.546
-.051
.861
1.162
EVA
1.344E-12
.000
.886
.700
1.428
MVA
-1.687E-11
.000
-.277
.700
1.429
a. Dependent Variable: RETURN SAHAM
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Tabel
4.3 menunjukkan bahwa penelitian ini
bebas
dari adanya
gejala
multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF.
Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,10. Untuk ROE memiliki nilai tolerance 0,885; ROI
memiliki nilai tolerance 0,861; EVA memiliki nilai tolerance 0,700; dan MVA memiliki nilai
tolerance 0,700. Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10
yaitu ROEmemiliki VIF 1,169; ROI memiliki VIF 1,162; EVA memiliki VIF 1,428; dan
MVA memiliki VIF 1,429. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala
multikolinearitas dalam variabel independennya.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai
berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola tertentu yang
teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
52
Universitas Sumatera Utara
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukan pada gambar 4.3 berikut ini :
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015.
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu atau tidak
teratur. Titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa
adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Maka dapat di
simpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini sehingga model ini
53
Universitas Sumatera Utara
layak untuk digunakan untuk melihat pengaruh ROE, ROI, EVA dan MVA terhadap Return
Saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Adanya autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji
Durbin-Watson (D-W), dengan kriteria du < d