Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

35

BAB II
ASPEK HISTORIS, JURIDIS, DAN KOMPETENSI FEDERATION
INTERNATIONALE DE FOOTBALL ASSOCIATION (FIFA) SEBAGAI
SUATU ORGANISASI INTERNASIONAL MENURUT HUKUM
INTERNASIONAL

A. Sejarah Fédération Internationale de Football Association (FIFA)
Sepakbola merupakan suatu olahraga yang keberadaannya telah lama hadir
di masyarakat dunia. Hingga sekarang, sepakbola telah dikenal dan dimainkan
oleh ratusan juta orang di seluruh dunia. Orang-orang dari berbagai latar belakang
dan kalangan, yang tua hingga yang muda, laki-laki dan perempuan, begitu
menyukai olahraga ini. Dengan demikian tidaklah berlebihan jika berkata
sepakbola adalah olahraga yang paling populer.
Sepakbola secara sederhana dapat diartikan sebagai olahraga yang
dimainkan dengan menggunakan bola oleh dua tim yang masing-masing
beranggotakan sebelas orang. Sepakbola bertujuan untuk mencetak gol sebanyakbanyaknya dengan menggunakan bola ke gawang lawan. Tim yang memenangkan
pertandingan adalah tim yang mencetak gol lebih banyak dibandingkan tim
lawannya hingga pertandingan berakhir yang selama waktu normal berlangsung
selama 90 menit dan dibagi dalam dua babak yang masing-masing berlangsung

selama 45 menit. Sepakbola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi
panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. Selain itu terdapat peraturan-

Universitas Sumatera Utara

36

peraturan lain yang berhubungan dengan bagaimana akhirnya olahraga ini
dimainkan.
Asal-usul sepakbola sendiri telah diteliti oleh banyak ahli. Disebutkan
bahwa beberapa peradaban awal telah memainkan permainan ini. Daerah Amerika
Tengah dan Amazon diyakini sebagai sumber kultural sepakbola dimana
permainan tersebut telah dimainkan oleh suku pribumi sejak tahun 1500 SM.39.
Bentuk terawal sepakbola sendiri telah dimainkan di zaman kuno, seperti
permainan orang Romawi yaitu harpstum atau epicyros dari Yunani.40
Kemungkinan lain menyebutkan bahwa Cina adalah negara dengan sejarah
sepakbola terkuno. Bola batu telah dibuat untuk ditendang dalam permainan di
salah satu wilayah di Cina, yaitu Provinsi Dinasti Han (260 SM-220 M). Dalam
permainan itu juga telah dijalankan aturan yang mirip dengan aturan yang dikenal
dalam permainan sepakbola sekarang. 41

Menurut Bill Muray, salah seorang sejarahwan sepakbola, dalam bukunya
The World Game: A History of Soccer, permainan sepakbola juga sudah dikenal
sejak awal Masehi. Pada saat itu, masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal teknik
membawa dan menendang bola yang terbuat dari buntalan kain linen. Sejarah
sepakbola modern dan telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak berasal dari
Inggris, yang dimainkan pada pertengahan abad ke-19 pada sekolah-sekolah.
Tahun 1857 berdiri klub sepakbola pertama di dunia, yaitu Sheffield Football
39

E.Galeano , El Futbol a sol y sombre, Catalogos, 1995, Buenos Aires, hal. 27
sebagaimana dikutip oleh Richard Giulianotti, Football, A Sociology of The Global Game,
diterjemahkan oleh Novella Parchiano, Sepakbola Pesona Sihir Permainan Global, Apeiton
Philotes, Jogjakarta, 2006, hal. 1 sebagaimana dikutip Hinca IP Pandjaitan XII, Op, cit.
40
P. McIntosh, Sport in Society, West London Press, London, 1987, hal. 33 sebagaimana
dikutip oleh Richard Giulianotti, Ibid.
41
Richard Giulianotti, Ibid.

Universitas Sumatera Utara


37

Club. Klub ini adalah asosiasi sekolah yang menekuni permainan sepakbola. Pada
tahun 1863, berdiri asosiasi sepak bola Inggris, yang bernama Football
Association (FA). Badan ini yang mengeluarkan peraturan permainan sepak bola,
sehingga sepak bola menjadi lebih teratur, terorganisir, dan enak untuk dinikmati
penonton. Selanjutnya tahun 1886 terbentuk lagi badan yang mengeluarkan
peraturan sepakbola modern sedunia, yaitu International Football Association
Board (IFAB). IFAB dibentuk oleh FA Inggris dengan Scottish Football
Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di
Manchester, Inggris. IFAB merupakan badan yang mengeluarkan berbagai
peraturan pada permainan sepak bola, baik tentang teknik permainan, syarat dan
tugas wasit, bahkan sampai transfer perpindahan pemain. 42
Sepakbola menjadi suatu olahraga yang sesungguhnya dengan menjalani
evolusi yang panjang. Pada awalnya sepakbola dimaknai sebagai sebuah olahraga
yang secara umum berarti jika seseorang mencurahkan hidupnya dalam latihan
fisik dalam perspektif kesenangan. Namun pada akhir abad ke-19, di Inggris
berdiri klub-klub yang menyatukan para pelaku olahraga dengan aturan disiplin
yang sebagian besar baru saja diciptakan, termasuk sepakbola, dengan

membentuk federasi pada tingkat nasional yaitu asosiasi-asosiasi nasional yang
kemudian bergabung untuk membentuk federasi-federasi internasional. Federasifederasi internasional tersebut mengambil alih pengadaan kompetisi-kompetisi
internasional, yang membuat dan menegakkan aturan yang sama untuk semua
peserta tentang kriteria penilaian kinerja sebagai aturan permainan. Fenomena ini
42

Sejarah, Teknik Dasar, Ukuran Lapangan, dan Peraturan Sepakbola dari Waktu ke
Waktu, dimuat dalam http://tokobacaangratis.blogspot.com/2013/10/sejarah-teknik-dasar-ukuranlapangan.html, diakses tanggal 21 November 2013 pukul 10.28 WIB.

Universitas Sumatera Utara

38

akhirnya melihat olahraga bukan hanya sebagai sebuah aktivitas fisik belaka.
Olahraga menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari pengorganisasian yang
teratur dan rapi. 43
Salah satu federasi internasional tersebut adalah Fédération Internationale
de Football Association (FIFA). Gagasan pembentukan federasi ini dimulai dari
keinginan para bakal pendiri yang merasa perlu untuk mendirikan suatu federasi
sepakbola internasional dengan mengikutsertakan Inggris yang telah mendirikan

asosiasi sepakbola mereka yang bernama Football Association (FA) pada tahun
1863. Hirschman, sekretaris Asosiasi Sepak Bola Belanda saat itu kemudian
menghubungi FA. Sekretaris FA, FJ Wall, menerima usulan pembentukan
Federasi Internasional tersebut. Namun perkembangannya terhenti karena harus
menunggu Komite Eksekutif FA, Dewan Internasional FA dan asosiasi sepakbola
di Skotlandia, Wales dan Irlandia untuk memberikan pendapat mereka tentang
masalah ini. Robert Guérin, sekretaris departemen sepak bola dari USFA Prancis
dan juga merupakan seorang wartawan di surat kabar Le Matin, ingin segera
mempercepat proses pembentukan federasi ini. Ia kemudian menghubungi
asosiasi-asosiasi sepakbola nasional lain di Benua Eropa secara tertulis dan
meminta mereka untuk mempertimbangkan kemungkinan untuk mendirikan
sebuah organisasi payung. 44
Ketika

Belgia

dan

Prancis


bertemu

di

pertandingan

sepakbola

internasional resmi pertama di Brussels pada tanggal 1 Mei 1904. Guérin kembali
43

Franck Latty, La Lex Sportiva, Recherche dur le Droit Transnational, Martinus Nijhoff
Publishers, Boston, 2007 sebagaimana dikutip Hinca IP Pandjaitan XII, Op, cit.
44
Classic
Football
History
of
FIFA
dimuat

dalam
http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/foundation.html , diakses tanggal 12 Januari 2014
pukul 22.24 WIB.

Universitas Sumatera Utara

39

membahas tentang rencana tersebut dengan rekannya yang berasal dari Belgia,
Louis Muhlinghaus. Dengan kepastian bahwa FA Inggris, di bawah presiden Lord
Kinnaird, tidak akan berpartisipasi dalam pendirian sebuah federasi internasional,
maka Guérin menggunakan kesempatan tersebut dan mengirimkan undangan
kepada para bakal pendiri FIFA nantinya. FIFA kemudian didirikan oleh asosiasiasosiasi sepakbola di Eropa, yakni Union des Sociétés Francaises de Sports
Athletiques (USFA) Prancis, Union Belge des Sociétés de Sports (UBSSA) Belgia,
Dansk Boldspil Union (DBU) Denmark, Nederlandsche Voetbal Bond (NVB)
Belanda, Madrid Football Club Spanyol, Svenska Bollspells Forbundet SBF
Swedia, dan Association Suisse de Football (ASF) Swiss. FIFA didirikan di Rue
Saint Honoré 229 yang terletak di Paris, Prancis pada tanggal 21 Mei 1904. Yang
hadir dalam pertemuan bersejarah tersebut adalah: Robert Guérin dan André Espir
(Prancis); Louis Muhlinghaus dan Max Kahn (Belgia); Ludvig Sylow (Denmark);

Carl Anton Wilhelm Hirschman (Belanda); Victor E Schneider (Swiss). Dalam
pertemuan tersebut Ludvig Sylow juga mewakili SBF dan André Spir juga
mewakili Madrid Football Club. 45
Kongres FIFA pertama diselenggarakan pada tanggal 22 Mei tahun 1904,
dimana Robert Guerin terpilih sebagai Presiden. Victor E. Schneider (Swiss) dan
Carl Wilhelm Anton Hirschman (Belanda) menjadi Wakil Presiden. Louis
Muhlinghaus (Belgia) ditunjuk sebagai Sekretaris dan Bendahara, dengan bantuan
Ludvig Sylow (Denmark) . Para pelopor ini dihadapkan dengan tugas besar untuk
membangun FIFA dan mendapatkan anggota-anggota baru untuk bergabung di

45

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

40

dalamnya. Pada 14 April 1905, Komite Eksekutif FA akhirnya mengakui asosiasi
sepakbola nasional mereka berafiliasi dengan FIFA dan bergabung dengannya dan

ini menjadi sukses besar pertama FlFA. Kongres FIFA kedua terjadi di Paris
tanggal 10-12 Juni 1905. Asosiasi sepakbola dari Jerman, Austria, Italia dan
Hungaria telah bergabung dengan FIFA dan asosiasi Skotlandia, Wales dan
Irlandia akan segera bergabung. Pembicaraan tentang mengadakan kompetisi
internasional pun telah berlangsung pada tahun 1906. 46
Komite Eksekutif FIFA semakin lama semakin menghadapi banyak
kesulitan antara lain kegagalan penyelenggaraan kompetisi internasional pertama
dan berbagai permasalahan di asosiasi sepakbola nasional. Kesulitan-kesulitan
tersebut memberikan beban yang begitu berat sehingga Guerin sebagai Presiden
FIFA memutuskan menarik diri dari dunia olahraga dan menyerahkan urusan
kepemimpinan di FIFA kepada Wakil Presiden Schneider dan Espir, asisten
pribadinya. Pada Kongres berikutnya di Berne pada tahun 1906, Daniel Burley
Woolfall,

seorang

Inggris,

terpilih


sebagai

Presiden

baru.

Di

bawah

bimbingannya, sepakbola Inggris dan benua Eropa menjadi lebih bersatu. Selain
itu, dia juga memimpin dorongan untuk keseragaman dalam aturan permainan
sepakbola. 47
Kongres, sesuai dengan Anggaran Dasar, diadakan di berbagai kota secara
tahunan, dan saat itu selalu dipimpin oleh Presiden Woolfall. Kemauan untuk
memberlakukan aturan sepak bola yang seragam di tingkat internasional selalu
menjadi agenda utama. Dampak positif dari pemberlakuan aturan dasar federasi,
46

FIFA Takes Shape, dimuat dalam http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/fifatakes-shape.html, diakses tanggal 22 Oktober 2013 pukul 22.58 WIB.

47
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

41

memungkinkan FIFA untuk menciptakan dasar yang kokoh dan mengembangkan
aturan yang jelas. Di bawah bimbingan Woolfall, kemajuan juga dibuat dalam
badan FIFA. Buletin FIFA pertama resmi diterbitkan dan disepakati untuk
menggunakan Bahasa Prancis sebagai bahasa resmi. Penerapan aturan permainan
diperkuat dan dibuat definisi yang jelas tentang pertandingan internasional, dan
dilarangnya pengaturan permainan. FIFA hanya terdiri dari asosiasi sepakbola
dari Eropa sampai tahun 1909. Anggota FIFA pertama dari luar benua Eropa yang
bergabung adalah Afrika Selatan pada tahun 1909-1910, Argentina dan Chile
pada tahun 1912, dan Amerika Serikat pada tahun 1913. 48
Perang Dunia pertama menyebabkan gangguan yang sangat besar dalam
dunia sepakbola. Hanya ada beberapa pertandingan internasional yang dimainkan
secara terorganisir di wilayah netral. Dengan kesulitan yang dihadapi beberapa
anggota FIFA dalam melintasi perbatasan, tidak ada Kongres selama tujuh tahun
dari tahun 1914. Presiden Daniel Burley Woolfall meninggal pada tahun 1918 dan
FIFA selanjutnya dijalankan oleh Carl Wilhelm Anton Hirschman. Ia melakukan
tugasnya dari kantornya di Amsterdam dan terus menjaga agar organisasi tetap
hidup dan juga mempertahankan korespondensi dengan rekan-rekannya dari
negara lain. Selanjutnya, Hirschman melakukan kontak dengan semua anggota
FIFA pada akhir perang atas prakarsa Presiden Asosiasi Sepak Bola Prancis, Jules
Rimet. Hirschman pun mengadakan sebuah pertemuan di Brussels pada tahun
1919. Namun pertemuan tersebut tersendat karena banyaknya anggota asosiasi
yang enggan untuk duduk bersama dengan lawannya saat Perang Dunia.

48

Ibid.

Universitas Sumatera Utara

42

Pertemuan akhirnya digelar di Antwerp pada tahun 1920 dan dewan administrasi
sementara FIFA terpilih dan terdiri dari: Rimet sebagai ketua, Louis Oestrup dari
Denmark sebagai wakil ketua dan Hirschman sebagai sekretaris kehormatan.
Hasil pemilihan ini kemudian disampaikan kepada semua asosiasi yang berafiliasi
dengan FIFA. 49
Rimet menjadi Presiden ketiga FIFA pada 1 Maret 1921. Dia mengambil
alih sebuah federasi yang telah terguncang oleh Perang Dunia pertama. Selama 33
tahun kepresidenannya, FIFA mengalami kemajuan yang luar biasa termasuk
dalam kondisi Perang Dunia II. Era Jules Rimet dikenal dengan keberhasilannya
dalam reorganisasi FIFA dan mewujudkan impian untuk membuat kejuaraan
dunia pertama pada tahun 1930 di Uruguay. Saat mengakhiri jabatannya sebagai
Presiden FIFA pada tahun 1954, saat membuka Piala Dunia di Swiss, federasi
beranggotakan sebanyak 85 anggota. 50
Rodolphe William Seeldrayers menjadi Presiden keempat FIFA, setelah
sebelumnya membantu Jules Rimet sebagai Wakil Presiden selama lebih dari 25
tahun. Dalam masanya, FIFA merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Seeldrayers
menjabat sebagai Presiden hanya dalam waktu yang singkat setelah meninggal
dunia pada Oktober 1955. Penerus Seeldrayers adalah Arthur Drewry yang
terpilih menjadi Presiden pada tanggal 9 Juni 1956. Ia memimpin Komite Studi

49

More
Associations
Follow,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/more-associations-follow.html, diakses tanggal 22
Oktober 2013 pukul 23.32 WIB.
50
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

43

Statuta FIFA baru dan membuka Piala Dunia FIFA keenam di Stockholm pada
tahun 1958. Ia meninggal pada tanggal 25 Maret 1961 saat berusia 70 tahun. 51
Selanjutnya FIFA dikendalikan selama enam bulan oleh Ernst B.
Thommen

dari

Swiss

yang

pernah

menjabat

sebagai

ketua

Komite

Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA tahun 1954, 1958 dan 1962. Pada tanggal 28
September 1961, Sir Stanley Rous terpilih Presiden keenam FIFA. Rous adalah
wasit internasional saat masa mudanya dan pada akhir 1930-an membantu
menulis ulang Hukum Permainan (Laws of The Game). Dalam era Rous sebagai
Presiden, jumlah anggota yang berafiliasi dengan FIFA terus tumbuh terutama
dari negara-negara yang baru merdeka. Transmisi televisi Piala Dunia FIFA juga
memberikan kontribusi dalam ekspansinya di seluruh dunia. Rous dianugerahi
gelar Presiden Kehormatan di Frankfurt pada tanggal 11 Juni 1974 dan pada hari
itu, Joao Havelange dari Brasil mengambil alih kendali FIFA dengan menjadi
Presiden. 52
Keberadaan Havelange di markas FIFA menandakan awal era baru. Dalam
waktu singkat, Havelange mengubah institusi yang berorientasi administrasi
menjadi

sesuatu

yang

dinamis

dan

penuh

dengan

ide-ide

baru.

Pada tingkat politik, Havelange tegas mengikuti prinsip universalitas yang telah
menjadi komitmen FIFA. Di bawah kepemimpinannya, kantor FIFA menjadi
saluran diplomasi olahraga. Salah satu contoh penting dari hal ini adalah ketika
perwakilan dari Irak, Iran, kedua Korea, Jepang dan Arab Saudi datang untuk
saling bertatap muka di Zurich pada bulan Juli 1993 untuk membahas babak final
51

50th Anniversary, dimuat dalam http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/50thanniversary.html, diakses tanggal 22 Oktober 2013 pukul 23.57 WIB.
52
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

44

kualifikasi Asia untuk Piala Dunia di Amerika Serikat tahun 1994 dalam suasana
persahabatan dan perdamaian. Havelange terkenal dengan kegiatan diplomatik
yang intens. Ia antara lain mengunjungi setiap asosiasi sepakbola setidaknya
sekali, membuka jalan bagi Republik Rakyat Cina untuk kembali ke FIFA, dan
memfasilitasi kedua Korea untuk mengirim tim gabungan ke FIFA World Youth
Championship di Portugal. 53
Pada 8 Juni 1998 Joseph S. Blatter terpilih sebagai penerus João
Havelange dan menjadi Presiden FIFA kedelapan di Kongres FIFA ke-51 di Paris.
Blatter berasal dari Swiss, yang warga negaranya sudah menjabat di berbagai
posisi di FIFA selama 23 tahun. Blatter merupakan salah satu orang paling
berpengalaman dalam bidang diplomasi olahraga internasional dan menjabat
sebagai Presiden FIFA hingga saat ini. 54
FIFA berkantor di Zurich, Swiss, dan adalah sebuah organisasi yang status
badan hukumnya sebagai federasi sepakbola internasional tunggal didaftarkan
berdasarkan Pasal 60 Swiss Civil Code. Bab II Pasal 60 Swiss Civil Code
mengatur tentang pendirian sebuah society 55 sebagai berikut:
“Associations which have a political, religious, scientific, artistic,
charitable, social, or any other than an industrial object, acquire the
status of a person as soon as they show by their constitution their intention
to have a corporate existence.
The constitution must be drawn up in writing and state object, the
capital and the organization of the society.”
53

New Era, dimuat dalam http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/new-era.html,
diakses tanggal 23 Oktober 2013 pukul 00.12 WIB.
54
The
Blatter
Years,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/Blatter-years.html, diakses tanggal 23 Oktober
2013 pukul 0.18 WIB.
55
Association digunakan sebagai a generic term , sedangkan “society” is confined,
except in combination with “co-operative” to associations with non-commercial objects, which
form the subject of this chapter.

Universitas Sumatera Utara

45

Keanggotaan FIFA bukanlah “negara” an sich, melainkan asosiasi
sepakbola tunggal yang dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelola klub
sepakbola yang berbadan hukum di negara yang bersangkutan sesuai dengan
mekanisme dan sistem aturan yang ditetapkan Pasal 10 ayat (1) Statuta FIFA.
“Any association which is reponsible for organizing and
supervising football in its country may become a member on FIFA. In this
context, the expression ‘country’ shall refer to an Independent state
recognized by the international community. Subject to par. 5 and par. 6
below, only one Association shall be recognized in each countrty”.
Ketika didirikan tahun 1904, anggota FIFA hanya sebanyak 7 asosiasi
sepakbola, tetapi di tahun 2013 sendiri keanggotaannya terdiri dari 209 asosiasi
sepakbola. 56 Dengan demikian keanggotaan FIFA lebih banyak dari keanggotaan
PBB yang hanya sebanyak 193 anggota. 57 Dalam menjalankan kegiatannya
sebagai sebuah organisasi, FIFA memiliki sebuah Anggaran Dasar yang bernama
Statuta FIFA dan peraturan-peraturan lain yang terkait. Statuta FIFA menjadi
konstitusi atau dasar hukum bagi persepakbolaan di dunia di mana aturan-aturan
yang tercakup di dalamnya antara lain mengatur tentang masalah kompetisi,
transfer,

doping,

dan

lain-lain.

Perubahan

Statuta FIFA hanya dapat

diselenggarakan dalam Kongres FIFA yang dihadiri minimal tiga perempat
asosiasi sepakbola yang berhak untuk memilih. Statuta FIFA sendiri telah
56

FIFA’s
Member
Associations,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/associations.html diakses tanggal 22 Oktober 2013,
pukul 08.44 WIB.
57
United Nations member states, Growth in United Nations membership, 1945-present,
dimuat dalam http://www.un.org/en/members/growth.shtml diakses tanggal 22 Oktober 2013,
pukul 09.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara

46

mengalami banyak perubahan sejak pertama kali dibuat di Prancis karena
perkembangan zaman yang makin pesat dan dibutuhkannya kerangka hukum yang
tepat untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan sepakbola. Statuta FIFA yang
pertama 58 sendiri dibuat di Prancis berisi poin-poin antara lain pengakuan timbal
balik dan eksklusif dari asosiasi sepakbola nasional untuk mewakili dan
menghadiri kegiatan di FIFA, klub dan pemain dilarang bermain secara
bersamaan untuk asosiasi sepakbola nasional yang berbeda, pengakuan oleh
asosiasi lain untuk pemain, dan bermain di pertandingan dengan menggunakan
aturan yang ditetapkan. Setiap asosiasi sepakbola nasional juga diwajibkan
membayar biaya tahunan dan diputuskan bahwa peraturan tersebut akan mulai
berlaku pada 1 September 1904. Selain itu, Statuta FIFA pertama hanya bersifat
sementara dan bertujuan untuk menyederhanakan penerimaan anggota tambahan.
Statuta FIFA terkini yang berlaku adalah Statuta yang ditetapkan dalam Kongres
FIFA ke 63 di Mauritius pada tanggal 30 dan 31 Mei 2013 dan mulai berlaku
tanggal 31 Juli 2013.59
Kelembagaan struktur organisasi sepakbola dapat digambarkan sebagai
sebuah piramida dimana FIFA berada di bagian paling atas lalu diikuti dengan
bagian tengah yang diisi enam konfederasi yang berada dalam kontinennya
masing-masing yaitu Asian Football Confederation (AFC) di Asia, Confédération
Africaine de Football (CAF) di Afrika, Confederation of North, Central American
and Caribbean Association Football (CONCACAF) di Amerika Utara, Amerika
58

Classic
Football
History
of
FIFA,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/foundation.html, diakses tanggal 22 Oktober 2013,
pukul 22.09 WIB.
59
FIFA Statutes, dimuat dalam http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/mission.html,
diakses tanggal 22 Oktober 2013 pukul 14.34 WIB.

Universitas Sumatera Utara

47

Tengah, dan Karibia, Confederación Sudamericana de Fútbol (CONMEBOL) di
Amerika Selatan, Oceania Football Confederation (OFC) di Oseania, dan Union
des Associations Européennes de Football (UEFA) di Eropa 60 yang membantu
koordinasi FIFA dan berfungsi sebagai organisasi payung untuk setiap asosiasi
sepakbola yang berada di kontinen mereka, dan di bagian paling bawah adalah
asosiasi-asosiasi sepakbola tersebut. Namun, piramida tersebut belum berhenti
sampai pada level asosiasi sepakbola di masing-masing negara, sebab setiap
asosiasi sepakbola terdiri dari klub-klub sepakbola baik klub sepakbola amatir
ataupun klub sepakbola profesional. Setiap klub terdiri atas sekumpulan pemain
sepakbola yang dikelola oleh para pengurusnya dan ofisial lainnya. FIFA dan
keenam konfederasinya serta asosiasi-asosiasi sepakbola nasional itu mempunyai
kompetensi dan yurisdiksi masing-masing dalam menyelenggarakan kompetensi
sepakbola yang sesuai dengan statuta FIFA, yang kemudian dituangkan dalam
statuta konfederasi dan statuta asosiasi sepakbola. Jadi, masing-masing asosiasi
sepakbola dapat melaksanakan kompetisinya sendiri-sendiri sesuai dengan
kebutuhannya. Sebaliknya, kompetisi sepakbola yang dibuat di level internasional
di bawah yurisdiksi FIFA maupun kompetisi sepakbola yang dibuat pada level
kontinental di bawah yurisdiksi keenam konfederasi tidak dapat dilaksanakannya
sendiri tanpa bantuan dari asosiasi-asosiasi sepakbola yang menjadi anggota FIFA
dan anggota keenam konfederasi tersebut. Sebab, pada hakekatnya peserta
kompetisi itu adalah klub dan atau tim nasional yang berada dan berasal dari
anggota FIFA di level asosiasi sepakbola. Semua kompetisi sepakbola itu
60

Football
Confederations,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/confederations/index.html, diakses tanggal 22 Oktober
2013 pukul 09.20 WIB.

Universitas Sumatera Utara

48

dikelola, diselenggarakan dan diselesaikan sengketa yang timbul dengan
menggunakan sistem hukum tersendiri yang dibuat FIFA dan dilaksanakan serta
dipatuhi oleh semua anggotanya.
FIFA memiliki sistem kelembagaan yang terdiri atas (i) Kongres sebagai
lembaga legislatif tertinggi, (ii) Komite Eksekutif sebagai lembaga eksekutif, (iii)
Sekretariat Jenderal sebagai lembaga administratif dan (iv) Badan Peradilan yang
terdiri dari Komite Disiplin, Komite Banding, dan Komite Etika (v) Independent
Governance Committee dan (vi) Lembaga-Lembaga lain seperti Dispute
Resolution Chamber, FIFA Development Officers, FIFA Medical Assessment and
Research Centre, Task Force against Racism and Discrimination.
Selain itu, FIFA juga memiliki “Standing Committee” dan “Ad-Hoc
Committee” yang memberikan nasihat dan bantuan kepada Komite Eksekutif dan
terdiri dari sekitar 27 Komite 61 yang antara lain membantu pelaksanaan dalam
kegiatan-kegiatan FIFA seperti Komite Futsal, Komite Sepakbola Pantai, dan
Komite Penyelenggara Turnamen-Turnamen FIFA seperti Piala Dunia, Piala
Konfederasi, dan Olimpiade dalam cabang sepakbola.
Selama 25 tahun terakhir sepak bola telah meningkatkan statusnya sebagai
permainan populer di dunia dan akhirnya mencapai bahkan bersinggungan dengan
tidak hanya masyarakat, tetapi juga masalah perdagangan dan politik. Sepakbola,
telah menyentuh batas daerah, orang-orang dan bangsa-bangsa. Pada saat ini,
FIFA telah berkembang dan memiliki 209 asosiasi anggota, sehingga

61

Standing
Commitees,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/standingcommittees/index.html, diakses tanggal
22 Oktober 2013, pukul 14.00.

Universitas Sumatera Utara

49

menjadikannya salah satu federasi olahraga yang terbesar dan yang paling populer
di dunia. 62

B. Tugas dan Wewenang Fédération Internationale de Football Association
(FIFA)
Dunia adalah tempat yang kaya akan keindahan alam dan keragaman
budaya. Tetapi di banyak tempat masih terjadi perampasan hak dasar manusia.
FIFA yang juga memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjangkau dunia,
menggunakan sepakbola sebagai simbol bagi harapan dan kerjasama. Setiap
anggota asosiasi dan pelaku dalam dunia sepakbola dalam segala bentuknya
dengan demikian diharapkan berkontribusi untuk mencapai tujuan FIFA dengan
menjaga standar, mendorong terlaksananya kompetisi dan mempromosikan
solidaritas di dalam permainan. Dengan dimainkan oleh jutaan orang di seluruh
dunia, sepakbola merupakan “jiwa” dari FIFA sehingga tanggung jawab FIFA
sangat besar untuk menjaganya. Tanggung jawab ini tidak berakhir dengan hanya
mengorganisir Piala Dunia FIFA dan berbagai kompetisi lainnya, tetapi juga
meluas untuk menjaga, mengembangkan permainan di seluruh dunia dan
membawa harapan kepada setiap masyarakat sebagai bentuk solidaritas. FIFA
memandang hal tersebut sebagai misi untuk memberikan kontribusi dalam
membangun masa depan yang lebih baik bagi dunia dengan menggunakan
kekuatan dan popularitas sepakbola. Misi ini memberikan makna dan arah untuk
masing-masing dan setiap kegiatan yang terlibat dalam FIFA. Pendekatan
62

Globalisation,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/classicfootball/history/fifa/globalisation.html, diakses tanggal 23 Oktober
2013 pukul 0.29 WIB.

Universitas Sumatera Utara

50

dilakukan dengan tahapan antara lain mengembangkan permainan sepakbola dan
mempromosikannya secara global dengan nilai-nilai pemersatu budaya dan
kemanusiaan. Dengan demikian, sepakbola tidak lagi hanya dianggap sekedar
olahraga global, tetapi juga sebagai kekuatan pemersatu yang dapat memberikan
kontribusi penting kepada masyarakat. Sepakbola digunakan sebagai alat untuk
pembangunan sosial dan manusia. Untuk mendukung hal tersebut, nilai-nilai yang
terus dipegang dalam organisasi ini 63 antara lain adalah:
1. Keaslian, dimana terdapat anggapan bahwa sepakbola harus tetap
sederhana dan dikenal sebagai permainan indah yang dimainkan dan
dinikmati oleh seluruh orang.
2. Persatuan, menjadi tanggung jawab FIFA untuk mendorong kesatuan
dalam

dunia

sepakbola

dan

untuk

menggunakannya

untuk

mempromosikan solidaritas, yang terlepas dari jenis kelamin, latar
belakang etnis, agama atau budaya.
3. Kinerja, FIFA harus bekerja keras untuk memberikan kualitas tertinggi
dan pengalaman terbaik dalam sepakbola, baik itu untuk pemain, untuk
penonton, dan semua orang.
4. Integritas, FIFA harus menjadi model dalam menerapkan fair play,
toleransi, sportivitas dan transparansi.
FIFA mempunyai tujuan “to improve the game of football constantly and
promote it globally in the light of its unifying, educational, cultural and
humanitarian values, particularly through youth and development programmes;
63

Missions, dimuat dalam http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/mission.html,
diakses tanggal 23 Oktober 2013 pukul 11.35 WIB.

Universitas Sumatera Utara

51

to organise its own international competitions; to draw up regulations and
provisions and ensure their enforcement; to control every type of Association
Football by taking appropriate steps to prevent infringements of the Statutes,
regulations or decisions of FIFA or of the Laws of the Game; to promote
integrity, ethics and fair play with a view to preventing all methods or practices,
such as corruption, doping or match manipulation, which might jeopardise the
integrity of matches, competitions, Players, Officials and Members or give rise to
abuse of Association Football. 64 FIFA dengan demikian melaksanakan fungsi dan
wewenangnya dengan tujuan untuk memajukan dan mengembangkan sepakbola
secara global berdasarkan nilai-nilai pendidikan, budaya, dan kemanusiaan untuk
memajukan kesejahteraan umum, untuk mengatur kompetisi internasional sendiri,
untuk menyusun peraturan dan ketentuan serta memastikan penegakannya untuk
mengontrol setiap jenis asosiasi sepak bola untuk menjaga integritas pertandingan
dan kompetisi dan mencegah penyalahgunaan di dalamnya. FIFA juga giat
memerangi rasisme atau diskriminasi dalam bentuk apapun, mempromosikan
hubungan persahabatan antara setiap orang dan organisasi yang terlibat dalam
permainan sepakbola dan mewajibkan mereka untuk memperhatikan Anggaran
Dasar, peraturan dan prinsip-prinsip fair play. Untuk mencapai tujuan tersebut,
dibuatlah serangkaian regulasi, seperti statuta, peraturan, petunjuk, dan
sebagainya yang relevan dan dikeluarkan FIFA sehingga dapat dikatakan bahwa
kelahiran FIFA dan seluruh pemangku kepentingannya adalah sebagai sarana
untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut.

64

Pasal 2 Statuta FIFA

Universitas Sumatera Utara

52

FIFA sebaga badan pengatur sepakbola internasional dengan demikian
memiliki tugas dan wewenangnya untuk mencapai tujuan tersebut dan
menerapkan nilai-nilai di dalamnya dalam sepakbola. Melalui lembagalembaganya, FIFA menjalankan tugas dan wewenangnya. Lembaga-lembaga
tersebut antara lain:
1. Kongres, merupakan pertemuan paling penting dari FIFA yang
diadakan setiap dua tahun. Tapi sejak tahun 1998, pertemuan ini telah terjadi
setiap tahun. Pertemuan tahunan memungkinkan “parlemen sepak bola” ini untuk
membuat keputusan mengenai masalah yang terus tumbuh setiap tahun. Kongres
membuat keputusan yang berkaitan dengan undang-undang yang mengatur FIFA
dan metode yang akan diimplementasikan dan diterapkan. Disini juga terdapat
agenda untuk menyetujui laporan tahunan, memutuskan penerimaan asosiasi
sepakbola nasional baru dan mengadakan pemilihan, terutama untuk presiden
FIFA. Dalam semangat demokrasi sejati, setiap asosiasi nasional memiliki satu
suara, untuk memberikan hak pilihnya. 65
Menurut Statuta FIFA, Kongres FIFA adalah badan tertinggi organisasi.
Sejumlah artikel mengatur tentang hal mana yang harus dibahas dan mana
keputusan harus disahkan pada forum ini. Sebagai badan legislatif sepakbola
dunia, Kongres dikenakan tanggung jawab khusus untuk mengembangkan
permainan sepakbola, sesuatu yang telah mengalami perubahan yang semakin
cepat selama beberapa tahun terakhir. Keputusan yang mungkin dapat diambil di
Kongres antara lain Kongres memutuskan apakah akan mengakui, menangguhkan
65

FIFA
Congress,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/congress/fifacongress.html, diakses tanggal 23
Oktober 2013 pukul 17.54 WIB.

Universitas Sumatera Utara

53

atau mengeluarkan anggota FIFA, menentukan lokasi markas FIFA, memutuskan
memberikan gelar sebagai presiden kehormatan, wakil presiden kehormatan atau
anggota kehormatan, bertanggung jawab sebagai tempat untuk mengubah Statuta
dan Tata Tertib Kongres, mengeluarkan anggota Komite Eksekutif FIFA,
menyetujui neraca dan laporan laba rugi,

menyetujui Laporan Kegiatan,

dan memilih presiden setiap empat tahun. Presiden FIFA memiliki fungsi penting
selama Kongres, ia memimpin dan memastikan bahwa perdebatan selama
berlangsungnya Kongres dilakukan dengan benar. Setelah Kongres, ia kemudian
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keputusan disahkan dan
diimplementasikan. 66

2. Komite Eksekutif, sebagai lembaga eksekutif, tugas dan wewenang
Komite Eksekutif antara lain adalah 67:
a. Komite Eksekutif akan mengambil keputusan pada semua kasus yang
tidak berada dalam lingkup tanggung jawab Kongres atau tidak diatur
dalam badan-badan lain berdasarkan hukum atau berdasarka Statuta
FIFA;
b. Komite Eksekutif harus mengadakan pertemuan setidaknya dua kali
dalam setahun;

66

FIFA
Congress

Things
to
Know,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/congress/thingstoknow.html, diakses tanggal 23
Oktober 2013 pukul 18.11 WIB.
67
Exco
and
Emergency,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/excoandemergency/index.html, diakses tanggal
23 Oktober 2013 pukul 18.33.

Universitas Sumatera Utara

54

c. Presiden akan mengadakan rapat Komite Eksekutif. jika setidaknya tiga
belas anggota Komite Eksekutif meminta untuk diadakan rapat;
d. Komite Eksekutif harus menunjuk ketua, wakil ketua dan anggota
dalam standing committees;
e. Komite Eksekutif harus menunjuk ketua, wakil ketua, dan anggota
dalam lembaga yudisial;
f. Presiden harus menentukan agenda dalam pertemuan Komite Eksekutif.
Setiap anggota Komite Eksekutif berhak untuk mengusulkan masalah
untuk dimasukkan dalam agenda;
g. Komite Eksekutif dapat memutuskan untuk membentuk komite ad-hoc
jika diperlukan;
h. Komite Eksekutif harus menunjuk delegasi dari FIFA untuk IFAB;
i. Komite Eksekutif harus menyusun peraturan untuk standing committee
dan komite ad-hoc;
j. Komite Eksekutif menunjuk atau memberhentikan Sekretaris Jenderal
atas usul Presiden. Sekretaris Jenderal menghadiri pertemuan semua
komite ex officio;
k. Komite Eksekutif akan memutuskan tempat dan tanggal kompetisi final
turnamen FIFA dan jumlah tim yang mengambil bagian dari setiap
Konfederasi;
l. Komite Eksekutif harus menyepakati peraturan yang menetapkan
bagaimana FIFA dijalankan secara internal;

Universitas Sumatera Utara

55

3. Sekretariat Jenderal, administrasi FIFA dilakukan di dalam Sekretariat
yang mempekerjakan sekitar 400 anggota staf di markas FIFA yang terletak di
Zurich, Swiss. Sekretariat dikepalai oleh Sekretaris Jenderal FIFA. Sekretaris
Jenderal bertanggung jawab untuk melaksanakan keputusan dari Komite
Eksekutif. Sekretaris Jenderal juga bertanggung jawab untuk keuangan FIFA,
hubungan internasional, pengorganisasian Piala Dunia FIFA, dan kompetisi
sepakbola FIFA lainnya. Sekretariat Jenderal terdiri dari divisi yang menangani
pembangunan organisasi, kompetisi, administrasi sepakbola, keuangan, bisnis,
personil, pelayanan dan komunikasi. 68 Sekretaris Jenderal FIFA saat ini adalah
Jérôme Valcke, seorang berkebangsaan Prancis. 69

4. Standing Commitees, terdiri dari berbagai macam komite yang
komposisi, tugas-tugas khusus dan kekuasaan setiap komite diatur dalam
peraturan organisasi khusus. Setiap ketua komite akan mewakili dan melakukan
tugasnya sesuai dengan peraturan organisasi yang terkait. Setiap komite
dimungkinkan, jika perlu, untuk mendirikan biro dan/atau sub-komite untuk
menyelesaikan masalah mendesak. Setiap komite juga dapat mengusulkan
amandemen terhadap peraturan kepada Komite Eksekutif .
Ketua dan wakil ketua standing commitees harus anggota Komite
Eksekutif dengan pengecualian orang-orang dari Komite Audit. Para anggota

68

Administration,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/administration/, diakses tanggal 24 Oktober 2013
pukul 21.54 WIB.
69
General
Secretary,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/administration/generalsecretary.html, diakses tanggal
24 Oktober 2013 pukul 21.57 WIB.

Universitas Sumatera Utara

56

setiap komite harus ditunjuk oleh Komite Eksekutif dengan usulan dari Anggota
FIFA, Presiden FIFA atau Konfederasi. Ketua, wakil ketua dan anggota standing
committes harus ditunjuk untuk masa jabatan empat tahun. Anggota dapat
diangkat kembali dan dapat juga dibebaskan dari tugas mereka setiap saat.
Komite-komite ini antara lain Komite Asosiasi, Komite Sepakbola Pantai, Komite
untuk Klub Sepakbola, Komite Fair Play dan Tanggung Jawab Sosial, Komite
Sepakbola Wanita dan Piala Dunia Wanita FIFA, Komite Hukum, Komite
Penyelenggara untuk Piala Dunia Antarklub FIFA, Komite Stadion dan Komite
Keamanan, Komite Strategis, dan Komite lainnya yang totalnya berjumlah 27
komite. 70

5. Badan Peradilan, terdiri dari Komite Disiplin, Komite Banding dan
Komite Etika. Tanggung jawab dan fungsi badan-badan ini antara lain penjatuhan
sanksi yang diatur dalam Kode Disiplin FIFA dan Kode Etik FIFA, namun
keputusan-keputusan kekuasaan komite tertentu tidak terpengaruh badan ini. 71

6. Independent Governance Committee, pada tahun 2011 FIFA telah
membentuk komite ini dengan empat gugus tugas baru (Satgas Revisi Statuta,
Satuan Tugas Transparansi dan Kepatuhan, Satuan Tugas Komite Etika FIFA,

70

Standing
Commitees,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/standingcommittees/index.html, diakses tanggal
24 Oktober 2013 pukul 22.25 WIB.
71
Judicial
Bodies,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/judicialbodies/index.html, diakses tanggal 24
Oktober 2013 pukul 23.02 WIB.

Universitas Sumatera Utara

57

Task

Force

Football

2014)

dan

mengumumkan

roadmap

reformasi

pemerintahan. 72
Keempat Gugus Tugas FIFA yang diciptakan atas permintaan Komite
Eksekutif FIFA bulan Oktober 2011 telah menyimpulkan semua mandat mereka
untuk mengusulkan reformasi. Usulan dari Task Force FIFA Komite Etika dan
Satuan Tugas Transparansi dan Kepatuhan, khususnya berkaitan dengan
penciptaan dua kamar dalam Komite Etik dan penciptaan Komite Audit &
Compliance. Satuan Tugas Revisi Statuta juga menyajikan rancangan usulan
amandemen Statuta FIFA yang dipimpin oleh anggota Komite Eksekutif FIFA. 73

7. Lembaga-lembaga FIFA lain, badan-badan lain ini dibentuk untuk
membantu memenuhi misi penting FIFA. FIFA Medical Assessment and Research
Centre (F-MARC) bertujuan untuk melindungi kesehatan pemain, mencegah
cedera dan memaksimalkan manfaat kesehatan dari permainan sepakbola, Dispute
Resolution Chamber (DRC) adalah tubuh FIFA yang memberikan arbitrase dan
penyelesaian sengketa dengan perwakilan yang sama dari pemain dan klub, FIFA
Development Officers memiliki tugas untuk bekerjasama dengan anggota FIFA
dalam mengidentifikasi dan melaksanakan proyek-proyek masa depan di dalam
daerah masing-masing, terakhir adalah Task Force against Racism and

72

Governance
Bodies,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/governancebodies/index.html, diakses tanggal
24 Oktober 2013 pukul 23.28 WIB.
73
Governance
Structure,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/footballgovernance/process/structure.html,
diakses
tanggal 24 Oktober 2013 pukul 23.26 WIB.

Universitas Sumatera Utara

58

Discrimination, sebuah gugus tugas yang dilahirkan untuk memerangi rasisme
dan diskriminasi dalam sepakbola. 74

Dengan misi FIFA yaitu 'Develop the game, touch the world, build a
better future', kehadiran lembaga-lembaga yang berada dalam FIFA tersebut
diharapkan membantu tujuan-tujuan FIFA dalam sepakbola yaitu meningkatkan
permainan sepakbola terus-menerus dan mempromosikannya secara global
dengan memperhatikan pendidikan, nilai-nilai pemersatu yang budaya dan
kemanusiaan,

khususnya

melalui

pemuda

dan

program

pembangunan,

“menyentuh” dunia dengan sepakbola kelas dunia yang tersaji dalam kompetisikompetisi dan pertandingan-pertandingan di seluruh dunia, dan juga membangun
masa depan yang lebih baik. Sepakbola tidak lagi dianggap sekedar olahraga
global, tetapi juga sebagai kekuatan pemersatu yang dapat memberikan kontribusi
penting kepada masyarakat sebagai alat untuk pembangunan sosial dan manusia.
For the Game, For The World, akhirnya mencerminkan inti dari misi
FIFA sebagai induk organisasi sepakbola internasional yang hadir untuk
berkontribusi tidak hanya dalam perkembangan sepakbola tetapi juga dalam
menciptakan perbedaan positif bagi kehidupan masyarakat dunia melalui
sepakbola.

74

Other
Bodies,
dimuat
dalam
http://www.fifa.com/aboutfifa/organisation/bodies/otherbodies/index.html, diakses tanggal 24
Oktober 2013 pukul 23.36 WIB.

Universitas Sumatera Utara

59

C. Kedudukan Fédération Internationale de Football Association (FIFA)
Sebagai Suatu Organisasi Internasional Menurut Hukum Internasional
Pergaulan internasional yang semakin bertumbuh, dalam arti terdapat
perkembangan-perkembangan hubungan antara rakyat yang beragam, merupakan
suatu ciri konstan dari peradaban yang matang. Kemajuan dalam bidang
komunikasi yang ditambah dengan hasrat untuk berdagang demi menciptakan
suatu tingkat hubungan, pada akhirnya memerlukan pengaturan melalui cara-cara
kelembagaan. 75
Beberapa negara kemudian mengadakan hubungan internasional secara
umum, dimana masing-masing negara itu mempunyai kepentingan. Hubungan
internasional secara umum itu kemudian melibatkan semakin banyak negara,
berbeda dengan hubungan antara dua negara yang telah dirintis sejak abad ke-16
melalui pertukaran utusan masing-masing atas dasar persetujuan bersama.
Timbulnya hubungan internasional secara umum tersebut pada hakikatnya
merupakan proses perkembangan hubungan antar negara, karena kepentingan dua
negara saja tidak dapat menampung kehendak banyak negara. Dalam membentuk
organisasi internasional, negara-negara melalui organisasi itu kemudian akan
berusaha untuk mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama, dan
kepentingan ini menyangkut bidang kehidupan internasional yang sangat luas.
Karena bidang-bidang tersebut menyangkut kepentingan banyak negara, maka
diperlukan peraturan internasional (international regulation) agar kepentingan

75

D.W Bowett, The Law of International Institutional, Stevenson and Son Limited, 1982,
diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatmadja, Hukum Organisasi Internasional, Sinar
Grafika, Jakarta, 2007, hal. 1

Universitas Sumatera Utara

60

masing-masing negara dapat terjamin. Di bidang perhubungan misalnya, negaranegara Eropa dalam tahun 1815 telah mengatur hubungan pelayaran melalui
Sungai Rhine (Central Comission for the Navigation of the Rhine), demikian juga
di bidang moneter ketika negara-negara Amerika Selatan dalam tahun 1865
mengadakan peraturan bersama melalui Latin Monetary Union. Sejak pertengahan
abad ke-17, perkembangan organisasi internasional tidak saja diwujudkan dalam
berbagai konferensi internasional yang kemudian melahirkan persetujuanpersetujuan, tetapi lebih dari itu telah melembaga dalam berbagai variasi dari
komisi (commission), sarekat (union), dewan (council), liga (league), persekutuan
(association), perserikatan bangsa-bangsa (united nations), persemakmuran
(commonwealth), masyarakat (community), kerjasama (cooperation), dan lainlain. 76
Organisasi Internasional dalam arti yang luas pada hakikatnya meliputi
tidak saja organisasi internasional publik (Public International Organization)
tetapi juga organisasi internasional privat (Private International Organization).
Untuk membedakan kedua jenis organisasi internasional ini dapat dilihat dari
penjelasan berikut:
1. Organisasi Internasional Publik juga disebut sebagai Organisasi AntarPemerintah (Intergovernmental Organization). Tetapi karena keanggotaannya
adalah negara maka organisasi tersebut lazim disebut hanya organisasi
internasional. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah
mewakili negaranya sebagai pihak dari organisasi internasional tersebut.
76

Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta, 1990, hal.

1-2.

Universitas Sumatera Utara

61

Organisasi

internasional

hanya

akan

dibedakan

menurut

prinsip-prinsip

keanggotaannya yang akan dianut seperti:
a. Prinsip universalitas seperti yang dianut oleh Perserikatan BangsaBangsa

(PBB)

termasuk

badan-badan

khususnya

dimana

keanggotaannya tidak membedakan besar kecilnya negara, walaupun
untuk menjadi anggota dari organisasi jenis ini masih mempunyai
syarat-syarat tertentu. Seperti apa yang termuat dalam pasal 4 Piagam
PBB bahwa keanggotaan PBB terbuka untuk semua negara yang cinta
damai

yang

menerima

kewajiban-kewajiban

internasional

dan

ditetapkan oleh Majelis Umum PBB atas rekomendasi Dewan
Keamanan.
b. Prinsip kedekatan wilayah yang anggotanya hanya dibatasi pada negaranegara yang berada di wilayah tertentu saja seperti Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) yang berada di wilayah Asia
Tenggara. Negara di luar kawasan tersebut tidak dapat menjadi anggota.
c. Prinsip selektivitas, yang melihat dari segi kebudayaan, agama, etnis,
pengalaman sejarah dan sesama produsen sepertti Liga Arab,
Organisasi Negara-negara Persemakuran, Organisasi Konferensi Islam,
OPEC, Masyarakat Eropa, Persemakmuran Negara-negara Merdeka
dan lain sebagainya.

2. Organisasi Internasional Privat (Private International Organization)
merupakan organisasi yang dibentuk atas dasar non pemerintah, karena itu sering

Universitas Sumatera Utara

62

disebut Organisasi Non Pemerintahan (Non Governmental Organization (NGO))
atau yang kita sebut sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang anggotanya
badan-badan swasta atau perorangan. 77
Istilah Non Governmental Organization (NGO) tidak ditemukan sebelum
PBB dibentuk. Ketika 132 NGO internasional memutuskan untuk bekerja sama
dengan satu sama lain pada tahun 1910, mereka melakukannya di bawah badan
yang bernama Union of International Associations (Uni Asosiasi Internasional).
Draf pertama dari Piagam PBB awalnya tidak membuat pengaturan kerjasama
dengan badan-badan swasta. Berbagai kelompok, terutama dari Amerika Serikat,
mencoba untuk melobi dan menambahkan hal ini pada konferensi San Francisco,
yang mendirikan PBB pada tahun 1945. Tidak hanya berhasil dalam
memperkenalkan ketentuan untuk memperkuat dan meresmikan hubungan dengan
organisasi-organisasi swasta yang sebelumnya dikelola oleh Liga Bangsa-Bangsa,
mereka juga meningkatkan peran PBB dalam isu-isu ekonomi dan sosial dan
meningkatkan status Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) sebagai "organ
utama " dari PBB. Juga diberikan istilah baru yang diperkenalkan untuk mengatur
hubungan ECOSOC dengan dua jenis organisasi internasional. Menurut Pasal 70
Piagam PBB, "badan-badan khusus, yang didirikan oleh perjanjian antar
pemerintah" dapat "berpartisipasi tanpa hak suara dalam musyawarah", sementara
di bawah Pasal 71 "organisasi non-pemerintah" mendapat "pengaturan yang

77

Sumaryo Suryokusumo, Studi Kasus Hukum Organisasi Internasional, PT Alumni,
Bandung, 2012, hal. 37-38.

Universitas Sumatera Utara

63

sesuai untuk berkonsultasi". Dengan demikian, "badan-badan khusus" dan
"organisasi non pemerintahan" telah menjadi istilah dalam teknis PBB. 78
Berbagai jenis badan banyak yang kini digambarkan sebagai NGO. Tidak
ada definisi yang berlaku secara umum dari sebuah NGO. Namun demikian, ada
beberapa karakteristik dasar dari sebuah NGO. Sebuah Organisasi NGO harus
independen dari kontrol langsung oleh pemerintah. Selain itu, sebuah NGO juga
tidak akan dibentuk sebagai partai politik, juga akan menjadi organisasi non-profit
dan tidak menjadi suatu kelompok yang dibuat untuk melakukan tindak kriminal.
Karakteristik ini berlaku dalam penggunaan umum, karena karakteristik tersebut
cocok dengan kondisi untuk pengakuan oleh PBB. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa sebuah NGO didefinisikan sebagai sebuah asosiasi sukarela
independen yang bertindak bersama-sama secara terus menerus untuk mencapai
tujuan yang sama dan demi kepentingan umum. 79

Namun demikian masih sukar untuk memberikan definisi apakah yang
dimaksud dengan organisasi internasional yang dapat diterima secara universal.
Bila organisasi internasional diartikan sebagai wadah dari negara-negara untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama, dalam hal ini pengertian
organisasi internasional dipakai dalam arti sempit. Jika diartikan sebagai wadah
dari negara-negara untuk mengadakan kerjasama, di mana di wadah tersebut
mempunyai wewenang atas negara anggota, maka di sini pengertian organisasi

78

Article
for
NGOs
for
UNESCO
Encyclopedia
dikutip
dari
http://www.staff.city.ac.uk/p.willetts/CS-NTWKS/NGO-ART.HTM, diakses tanggal 13 Januari
2014 pukul 12.29 WIB.
79
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

64

internasional agak lebih luas. Organisasi internasional merupakan wadah negaranegara dalam menjalankan tugas bersama, baik dalam bentuk kerjasama yang
sifatnya koordinatif maupun subordinatif. 80
Oleh karena sulitnya memberikan definisi dari organisasi internasional,
maka jalan yang dapat diberikan adalah memberikan ciri-ciri dari organisasi
internasional. Menurut Leroy Bennet 81, organisasi internasional memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. A permanent organization to carry on a continuing set of functions
(Organisasi

permanen

untuk

melaksanakan

fungsi-fungsi

yang

berkesinambungan)
2. Voluntary membership of eligible parties (Keanggotaan yang sukarela
dari pihak-pihak yang memenuhi syarat)
3. Basic instrument stating goals, structure and method of operation
(Anggaran dasar yang berisi tujuan, struktur dan cara-cara bertindak)
4. A broadly representative consultative conference organ (Badan
perwakilan, konsultatif dan perundingan yang bersifat luas)
5. Permanent secretariat to carry on continuous administrative, research,
and information functions. (Sekretariat permanen untuk melaksanakan
fungsi administratif, penelitian dan informasi yang berkesinambungan).

80

Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press,
Jakarta, 2004, hal. 5.
81
A. Lerroy Bennet, International Organization, Prentice-Hall Inc, New Jersey, 1979,
hal. 3

Universitas Sumatera Utara

65

Dari definisi yang telah diberikan Leroy Bennet tersebut, selanjutnya akan
dilihat apakah FIFA sebagai federasi olahraga internasional telah memenuhi
syarat untuk dapat disebut sebagai sebuah organisasi internasional. FIFA dapat
disebut sebagai suatu organisasi internasional dengan memenuhi unsur-unsur
yaitu:
1. A permanent organization to carry on a continuing set of f

Dokumen yang terkait

Olahraga dan politik studi kasus peran pemerintah dalam konflik persatuan sepakbola seluruh Indonesia(PSSI)

2 17 124

Olahraga dan politik studi kasus peran pemerintah dalam konflik persatuan sepakbola seluruh Indonesia (PSSI)

1 7 124

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

3 41 152

ANALISIS BERITA LIGA PRIMER INDONESIA (LPI) DAN PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Period

0 0 17

PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK PEMAIN SEPAKBOLA YANG MENGGUNAKAN JASA AGEN PEMAIN SEPAKBOLA DI INDONESIA DITINJAU DARI PERATURAN ORGANISASI PSSI TAHUN jo STATUTA FIFA.

0 0 1

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 12

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 0 2

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 1 22

Berlakunya Statuta Fédération Internationale De Football Association (FIFA) Terhadap Kedaulatan Negara (Studi Kasus Dualisme Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI))

0 0 5

ANALISIS MANAJEMEN KEPEMIMPINAN MELALUI APLIKASI SWOT PADA ORGANISASI PSSI (PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA)

0 0 9