Formulasi Masker Wajah dari Minyak Biji Buah Anggur (Grape Seed Oil) sebagai Anti-Aging

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman BuahAnggur (Vitis Vinifera)
2.1.1 Asal usulbuah anggur
Menurutsejarahnya, tanaman anggur diduga sudah ada sejak zaman
dahulu. Dugaan ini berdasarkan daun, potongan cabang, serta biji buahnya yang
didapat didaerah Eropa dan Amerika utara. Selain itu, ditemukan tumpukan fosil
buah anggur disebuah danau di Eropa tengah. Dari semua penemuan inilah
kemudian terlacak bahwa pada masa lalu sebagian besar tanaman anggur lebih
banyak tumbuh didaratan Eropa, Amerika utara, dan daerah dingin dekat kutub
utara (Setiadi, 2007).
Sekitar abad ke-2 sesudah Masehi, orang mulai mengenal anggur sebagai
minuman, buah meja, dan kismis. Pengenalan ini berkat jasa orang-orang Romawi
kuno yang membawa varietas anggur ini yang dikenal sebagai Vitis Vinifera.
Varietas ini kemudian menyebar kebagian timur Mediterania sampai Afrika
(Setiadi, 2007).
2.1.2 Minyak bijibuahanggur
Minyak biji buah anggur adalah minyak alami yang berasal dari biji
anggur jenis Vitis Viniferayang banyak tumbuh di Spanyol, Italia, dan Prancis.
Anggur jenis ini biasanya digunakan untuk pembuatan wine (minuman beralkohol

hasil fermentasi dari anggur segar). Minyak dengan warna kekuningan dan bau
tidak menyengat ini memiliki kandungan asam linoleat (omega 6) yang tinggi
yaitu 60 – 76%, asam oleat 12 -27%, asam stearat 3 – 6%, asam palmitat 6 – 8%,

5
Universitas Sumatera Utara

serta antioksidan yang kuat sehingga baik digunakan dalam formulasi kosmetik
(Martinez, 2006).
Minyak biji buah anggur di peroleh dari ekstrasi biji anggur dengan
metode cold pressed. Metode ini sederhana, tidak melibatkan pemanasan ataupun
zat kimia. Menggunakan suatu alat dengan cara memasukkan biji ke alat tersebut,
kemudian ditekan sampai mengahasilkan minyak dan ampas yang sudah terpisah
(Martinez,2006).
Minyak biji buah anggur mengandung antioksidan yang bermanfaat dalam
merawat kulit. Antioksidan yang terdapat di dalamnya yaitu vitamin E dan juga
oligomeric proanthocianidins (OPC). OPC ini berfungsi untuk menangkal radikal
bebas yang merusak jaringan kulit. OPC dapat dapat memperbaiki kolagen yang
telah dirusak oleh radikal bebas, sehingga mencegah terjadinya kerutan dikulit
(Sarvanthi, dkk., 2013). Kandungan vitamin E dalam minyak biji buah anggur

juga bermanfaat bagi kulit, dimana vitamin E membantu melembabkan kulit,
memperbaiki elastisitas kulit dan mengurangi munculnya keriput (Achroni, 2012).

2.2. Radikal Bebas dan Antioksidan
2.2.1 Radikal bebas
Radikal bebas adalah atom atau molekul (kumpulan atom) yang memiliki
elektron yang tidak berpasangan (unpaired electron) dan umumnya memiliki
reaktivitas yang tinggi (Molyneux, 2004).
Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah menjurus ke reaksi yang
tidak terkontrol, menghasilkan ikatan silang (cross-link) pada DNA, protein,
lipida, atau kerusakan oksidatif pada gugus fungsional yang penting pada

6
Universitas Sumatera Utara

biomolekul ini. Perubahan ini akan menyebabkan proses penuaan. Radikal bebas
juga terlibat dan berperan dalam patologi dari berbagai penyakit degeneratif,
yakni kanker, aterosklerosis, rematik, jantung koroner, katarak (Silalahi,
2006).2.2.2 Antioksidan
Antioksidan adalah zat atau senyawa alami yang dapat melindungi sel

tubuh dari kerusakan dan penuaaan yang disebabkan oleh radikal bebas (Valko,
2006). Antioksidan atau reduktor berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi
atau menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan
hidrogen dan atau elektron (Silalahi, 2006).
Menurut Huy, et al., (2008) antioksidan dapat dibedakan menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
− Antioksidan primer
Antioksidan primer berbentuk enzim sehingga disebut juga sebagai
antioksidan enzimatis. Antioksidan primer bekerja secara cepat memberikan atom
hidrogen kepada senyawa radikal, sehingga berubah menjadi stabil. Antioksidan
primer seperti superoxide dismutase (SOD), catalase, glutathion peroksidase
(GPx) merupakan antioksidan enzimatik utama yang terlibat langsung dalam
menetralkan ROS.
− Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan non-enzimatis, berfungsi
menangkap radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga
menghindari kerusakan sel yang lebih parah. Antioksidan ini dibagi menjadi dua
yaitu :
Antioksidan metabolik, antioksidan nutrient.


7
Universitas Sumatera Utara

− Antioksidan tersier
Antioksidan kelompok ini adalah enzim DNA-repair. Enzim ini
memperbaiki biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas.
Antioksidan tersier berupa enzim metionin sulfoksida. Cara kerjanya memperbaiki
kerusakan DNA melalui proses metilasi, yakni terbentuknya sadenosylmetionin
(SAMe) dari asam amino metionin yang bereaksi dengan ATP. Kekurangan
metilasi ini salah satunya dapat menimbulkan penuaan dini.

2.3Anti-Aging
2.3.1 Pengertian anti-aging
Produk-produk yang populer digunakan untuk menghambat proses
penuaan dini adalah produk anti-aging. Anti-aging atau anti penuaan adalah
sediaan yang berfungsi menghambat proses kerusakan pada kulit (degeneratif),
sehingga mampu menghambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit seperti
adanya noda gelap, kulit kering, kulit keriput dan lain-lain (Muliyawan dan
Suriana, 2013).
2.3.2 Fungsi produk anti-aging

Banyak produk anti-aging yang beredar di pasaran misalnya krim pelembab,
lotion ,masker dan lain-lain. Produkanti-aging tersebut memiliki fungsi yaitu:
a. Menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit
b. Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit
c. Menjaga kelembapan dan elastisitas kulit
d. Merangsang produksi kolagen, glikosaminoglikan, lastin
e.

Melindungi kulit dari radiasi ultraviolet (Muliyawan dan Suriana, 2013).

8
Universitas Sumatera Utara

2.4 Kulit
Kulit merupakan “selimut“ yang menutupi permukaan tubuh

dan

memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar (Tranggono dan Latifah, 2007). Sebagai bagian tubuh yang paling

kelihatan, kulit menjadi sumber kecantikan dan daya pikat dari seseorang. Kulit
yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung
dari berbagai pengaruh buruk yang datang dari luar (Tranggono dan Latifah,
2007).
Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindungi dari berbagai jenis
rangsangan eksternal seperti paparan sinar matahari yang terjadi terus
menerussehingga kulit kehilangan kelembapan. Luas permukaan kulit orang
dewasa sekitar 1,6 m2 (Mitsui, 1997).
2.4.1 Struktur kulit
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu:
1. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis ini terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum dan stratum basalis.
a. Stratum korneum (lapisan tanduk),
Lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel gepeng yang
mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (sel tanduk).
b. Stratum lusidum
Lapisan yang terdapat langsung dibawah stratum korneum, merupakan
lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein
eleidin. Lapisan ini terdapat jelas di telapak tangan dan kaki.


9
Universitas Sumatera Utara

1. Stratum granulosum (lapisan keratohialin)
Lapisan ini merupakan dua atau tiga lapis sel gepeng dengan sitoplasma
berbutir kasar dan terdapat inti sel didalamnya. Butir-butir kasar ini berisi
keratohialin.
2. Stratum spinosum (stratum malphigi, lapisan sel prickle, lapisan akanta)
Lapisan ini terdiri atas bebrapa lapis sel berbentuk poligonal dengan ukuran
bermacam- macam akibat proses mitosis.
3. Stratum basalis
Lapisan ini terdiri atas sel-sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal dan
pada taut dermoepidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan ini
merupakan dasar epidermis bereproduksi secara mitosis (Wasitaatmadja, 1997).
2. Lapisan Dermis
Lapisan ini jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan
elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular, kelenjar dan rambut sebagai
adneksa kulit. Lapisan ini terdiri atas:
a.Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol ke dalam epidermis, berisi ujung

serabut saraf dan pembuluh darah.
b.Pars retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan
subkutis, terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin
(Wasitaatmadja, 1997).
3. Lapisan Subkutis
Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak didalamnya. Dilapisan ini terdapat ujung- ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan saluran getah bening (Wasitaatmadja, 1997).

10
Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Fungsi kulit
Kulit merupakan “selimut“ yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Proteksi (perlindungan)
b. Thermoregulasi (menjaga keseimbangan tempratur tubuh)
c. Organ sekresi
d. Persepsi sensoris (menerima rangsangan)
e. Absorpsi (penyerapan)

f. Fungsi ekskresi
g. Hal yang lainnya (Muliyawan dan Suriana, 2013).
2.4.3 Jenis kulit
Pada umumnya, keadaan kulit dibagi menjadi 3 jenis (Tranggono dan
Latifah, 2007):
a. Kulit normal
Kulit normalmerupakan kulit yang ideal dan sehat, tidak kusam dan
mengkilat, segardan elastis dengan minyak dan juga memiliki kelembaban yang
cukup.
b. Kulit berminyak
Kulit berminyak adalah kulit yang mempunyai kadar minyak dipermukaan
kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya poripori kulit besar sehingga kesannya kasar dan lengket.
c. Kulit kering
Kulit kering adalah kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang
kurang ataupun sedikit lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan terlihat kerutan.

11
Universitas Sumatera Utara

2.5 Penuaan Dini

2.5.1 Pengertian penuaan dini
Penuaan merupakan proses yang alamiah dan tidak ada seorang pun yang
dapat menghindarinya. Seiring bertambahnya usia, maka tanda-tanda penuaan
pada wajah mulai bermunculan. Proses penuaan yang berlangsung lebih cepat dari
yang seharusnya sering disebut dengan penuaan dini (Muliyawan dan Suriana,
2013).
Proses penuaan dini dapat terjadi saat memasuki usia 20–30 tahun. Pada
usia muda, regenerasi kulit terjadi setiap 28–30 hari. Tetapi memasuki usia 50
tahun, regenerasi kulit terjadi setiap 37 hari. Regenerasi kulit menjadi semakin
melambat seiring dengan bertambahnya usia (Noormindhawati, 2013).
2.5.2 Tanda-tanda penuaan dini
Tanda-tanda penuaan kulit, antara lain:
a. Kulit menjadi kering akibat dari berkurangnya aktivitas kelenjar minyak dan
keringat kulit serta penurunan kemampuan kulit untuk menahan air di dalam
sel kulit (sawar kulit).
b. Kulit menjadi tipis akibat berkurangnya kemampuan untuk membentuk sel
baru di lapisan kulit. Gangguan pada rambut menyebabkan kerontokan
rambut.
c. Sebaliknya kulit terasa kasar, kusam dan bersisik akibat berkurangnya
kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit lama untuk diganti sel kulit

baru.
d. Kulit menjadi kendor dan tidak elastis akibat menurunnya kemampuan serat
kulit terutama kolagen, sehingga kulit menjadi kerut dan gelambir.

12
Universitas Sumatera Utara

e. Warna kulit berbercak-bercak akibat berkurangnya daya pigmentasi sel
melanosit dan daya distribusi melanin ke seluruh lapisan kulit. Gangguan
pigmentasi pada rambut menyebabkan terjadinya uban.
f. Terjadinya kelainan kulit, bila gangguan tersebut terjadi lebih banyak dan
lebih jelas (Wasitaatmadja, 1997).
2.5.3 Faktor penyebab penuaan dini
Faktor penyebab yang berperan dalam proses penuaan dini antara lain:
1. Faktor internal
a. Genetik
b. Sakit yang berkepanjangan
c. Kurang asupan gizi
2. Faktor eksternal
a. Polusi
b. Sinar ultraviolet (UV)
c. Stres
d. Kurang tidur
e. Perawatan yang tidak tepat (Noormindhawati, 2013).
2.5.4

Proses terjadinya penuaan dini
Tanda-tanda penuaan yang disebabkan oleh sinar UV disebut photoaging.

Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 menunjukkan perubahan karakteristik dalam Photoaging
dan penuaan intrinsik. Photoaging dan penuaan intrinsik terjadi pada kulit wajah,
tetapi tingkat perubahan penuaan yang berbeda jelas dari individu ke individu
karena photoaging dipengaruhi oleh gaya hidup, seperti lamanya waktu terpapar
sinar matahari dan jenis perawatan harian pelindung kulit dan penuaan intrinsik
dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor internal lainnya (Mitsui, 1997).
Fitur karakteristik dari penuaan kulit adalah kemampuan untuk regenerasi
kulit yang menurun, menjadi sangat jelas dalam rentang waktu yang dibutuhkan

13
Universitas Sumatera Utara

untuk pembaharuan lapisan epidermis. Ini dikenal dengan pergantian epidermis
yang membutuhkan 28 hari pada kulit dewasa muda dan bisa meningkat sampai
40 - 60 hari seiring bertambahnya usia (Barel, et al., 2009).
Tabel 2.1 Perbedaan anatomi antara penuaan intrinsik dan photoaging pada
aperubahan epidermis (Mitsui, 1997)
Bagian kulit

Lapisan epidermis
Sel-sel epidermis
(keratinosit)

Stratum korneum

Melanosit

Sel-sel Langerhans

Akibat photoaging

Akibat penuaan intrinsik

- Tebal
- Sel-sel tidak seragam
- Sel-sel terdistribusi
tidak merata
- Pembesaran berkala
- Peningkatan lapisan sel
- Ukuran serta bentuk
korneosit bervariasi
- Peningkatan jumlah sel
- Sel-sel bervariasi
- Peningkatan produksi
melanosom
- Pengurangan sel dalam
jumlah yang besar
- Sel-sel bervariasi

- Tipis
- Sel-sel seragam
- Sel-sel terdistribusi
secara merata
- Pembesaran mendadak
- Lapisan sel normal
- Ukuran dan bentuk
Akorneosit seragam
- Pengurangan jumlah sel
- Sel-sel seragam
- Penurunan produksi
Amelanosom
- Pengurangan sel dalam
jumlah yang kecil
- Sel-sel seragam

Tabel 2.2Perbedaan anatomi antara penuaan intrinsik dan photoaging pada a
perubahan dermis (Mitsui, 1997)
Bagian kulit

Jaringan elastis

Kolagen

Pembuluh kapiler

Akibat photoaging

Akibat penuaan intrinsik

- Meningkat secara
drastis
- Berubah menjadi massa
yang tidak berbentuk
- Serat kolagen dan
jaringan ikat menurun
jumlahnya
- Abnormal

- Meningkat tetapi masih
dalam keadaan normal

- Serat kolagen tidak
beraturan, jaringan ikat
menebal
- Normal

Paparan sinar matahari yang berlebihan merupakan salah satu faktor
penyebab menurunnya produksi kolagen dalam dermis kulit, karena paparan sinar
matahari atau ultraviolet yang berlebih pada kulit dapat menyebabkan munculnya
enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim inilah yang selanjutnya

14
Universitas Sumatera Utara

akan merusak kulit, menghancurkan kolagen, dan jaringan penghubung yang ada
di bawah kulitdermis. Akibatnya, paparan cahaya UV yang berlebih akan
menyebabkan proses penuaan pada kulit berlangsung lebih cepat (Muliyawan dan
Suriana, 2013).

2.6 Sinar Ultraviolet
Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar ultraviolet terbagi menjadi tiga,
yaitu:
a. UV-A (320-400 nm)
Sinar UV-A merupakan sinar yang paling banyak mencapai bumi yaitu
100 kali dibandingkan sinar UV-B namun kekuatannya lebih lemah yaitu 1:1000
UV-B. Sinar ini mampu masuk ke dalam dermis dan menyebabkan kerusakan
jaringan dermis sehingga proses penuaan dapat dipercepat.
b. UV-B (290-320 nm)
Sinar UV-B merupakan sinar terkuat yang mencapai bumi. Kerusakan
kulit yang ditimbulkan berada pada bagian epidermis. Efek yang ditimbulkan
dapat berupa luka bakar, kelainan pra-kanker serta keganasan kulit. Jumlah sinar
UV-B yang masuk ke bumi tidak konstan karena tergantung musim dan cuaca.
Lapisan ozon mampu mengabsorpsi 90% sinar UV-B.
c. UV-C (200-290 nm)
Sinar UV-C merupakan sinar yang paling banyak diabsorpsi oleh lapisan
ozon sehingga tidak mencapai permukaan bumi. Pembentukan radikal bebas
intrasel yang reaktif akan mempercepat proses kerusakan dan penuaan kulit
Parrish (1983).

15
Universitas Sumatera Utara

2.7 Masker
Perawatan wajah yaitu facial meliputi face cleansing, exfoliation, steam,
mask dan moisturizing. Setelah melakukan proses kompres hangat (steaming)
perawatan wajahdilanjutkan dengan menggunakan masker (Noormindhawati,
2013). Kosmetika wajah tersedia dalamberbagai bentuk sediaan, salah satunya
dalam bentuk masker. Bentuk sediaan masker yang banyak terdapat di pasaran
adalah bentuk pasta atau serbuk, sedangkan sediaan masker bentuk gel masih
jarang dijumpai, padahal masker bentuk gel mempunyai beberapa keuntungan
diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan.
Selain itu, masker berbentuk gel dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti
membran elastis (Harry,1973).
2.7.1aFungsi masker
Masker banyak dipilih sebagai perawatan wajah karena manfaatnya yang
cukup baik. Fungsi masker tersebut yaitu:
a. Dapat memperbaiki dan merangsang dari aktivitas sel-sel kulit yang masih
aktif
b. Mengikat kotoran dan sel-sel tanduk yang masih terdapat pada kulit secara
mendalam
c. Memberi nutrisi, menghaluskan, melembutkan dan menjaga kelembaban
kulit
d. Mencegah, mengurangi dan menyamarkan kerusakan-kerusakan pada kulit
seperti gejala keriput dan hiperpigmentasi
e. Memperlancaraliran darah dan getah bening pada jaringan kulit
(Muliyawan dan Suriana, 2013).

16
Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Jenis-jenis masker
Banyak jenis masker yang saat ini beredar di pasaran, diantaranya:
a. Masker bubuk
Masker ini berupa bubuk yang harus dicampur dengan air terlebih dulu hingga
kental, sebelum diaplikasikan pada wajah yang kulitnya normal. Masker bubuk
memiliki tingkat kerapatan yang tinggi, sehingga tidak cocok digunakan untuk
kulit sensitif atau yang sedang mengalami iritasi (Basuki, 2003).
b. Masker krim
Masker krim adalah gabungan untuk perawatan tertentu seperti facial. Masker
krim baik untuk kulit kering, karena fungsi masker ini bisa mengangkat kulit mati
dan melembabkan kulit
c. Masker gel
Masker gel termasuk salah satu masker yang praktis, karena setelah kering masker
tersebut bisa langsung diangkat tanpa perlu dibilas Masker ini biasa dikenal
dengan masker peel off. Manfaat masker gel antara lain dapat mengangkat kotoran
dan sel kulit mati agar kulit bersih dan segar. Masker ini juga dapat
mengembalikan kesegaran dan kelembutan kulit, bahkan dengan pemakaian
teratur dapat mengurangi kerutan halus pada kulit wajah (Basuki, 2003).
d.Masker kertas/ kain
Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah dengan
beberapa lubang di bagian mata, lubang hidung, dan mulut. Sedangkan masker
kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan. Masker kertas maupun kain
harus dicelup atau dibasahi dengan cairan tertentu sesuai dengan kebutuhan kulit,
antara lain berupa minyak esensial, pelembab berbentuk cairan, dan serum khusus

17
Universitas Sumatera Utara

untuk wajah yang dapat mengangkat kotoran, menghaluskan kulit serta
mencerahkan kulit (Basuki, 2003).
e. Masker topeng
Masker topeng berlubang dibagian mata dan mulut. Tekstur masker
topengjuga lentur sehingga dapat menyesuaikan dengan lekuk-lekuk wajah
(Basuki, 2003).
f. Masker clay
Masker clay dikenal sebagai produk perawatan wajah yang ampuh untuk
membersihkan pori-pori tersumbat. Masker ini cocok untuk kulit berminyak
karena kemampuannya menyerap kandungan minyak pada wajah sekaligus
mengencangkan permukaan kulit (Gayatri, 2010)
2.7.3 Mekanisme kerja masker minyak bijibuahanggur
Masker minyak biji buah anggur yang diaplikasikan pada wajah dapat
menyebabkan suhu kulit wajah menjadi meningkat sehingga peredaran darah
menjadi lebih lancar dan pengantaran zat-zat gizi ke lapisan permukaan kulit
dipercepat, sehingga kulit muka terlihat lebih segar. Karena terjadinya
peningkatan suhu dan peredaran darah yang lebih lancar, maka fungsi kelenjar
kulit meningkat, kotoran dan sisa metabolisme dikeluarkan ke permukaan kulit
untuk kemudian diserap oleh lapisan masker yang mengering. Cairan yang berasal
dari masker dan zat aktif minyak biji buah anggur akan diserap oleh lapisan
tanduk (stratum corneum). Setelah masker mengering, lapisan tanduk akantetap
kenyal, bahkan sifat ini menjadi lebih baik terlihat keriput kulit berkurang,
sehingga kulit muka tidak saja halus tetapi juga kencang setelah masker
dibersihkan.

18
Universitas Sumatera Utara

2.8 Skin Analyzer
Perawatan kulit sedini mungkin dapat mencegah efek penuaan, pada
analisa konvensional diagnosis dilakukan dengan mengandalkan kemampuan
pengamatan semata. Pemeriksaan seperti ini memiliki kekurangan pada sisi
analisis secara klinis-instrumental dan tidak adanya rekaman hasil pemeriksaan
yang mudah dipahami (Aramo, 2012).
Skin analyzer merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk
mendiagnosa keadaan pada kulit. Skin analyzer dapat mendukung diagnosa dokter
yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu memperlihatkan sisi
lebih dalam kulit, dengan mode pengukuran normal dan polarisasi, dilengkapi
dengan rangkaian sensor kamera, alat ini dapat menampilkan hasil lebih cepat dan
akurat. Pengukuran yang dapat dilakukan menggunakan skin analyzer yaitu
moisture (kadar air), evenness(kehalusan), pore (pori), spot (noda), wrinkle
(keriput), dan kedalam keriput. Parameter hasil pengukuran dengan menggunakan
skin analyzer dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Parameter hasil pengukuran dengan skin analyzer (Aramo, 2012)
Pengukuran
Moisture
(Kadar air) (%)

Parameter
Dehidrasi

Normal

Hidrasi

0-29

30-50

51-100

Halus

Normal

Kasar

0-31

32-51

52-100

Pore
(Pori)

Kecil

Besar

Sangat besar

0-19

20-39

40-100

Spot
(Noda)

Sedikit

Banyak noda

Sangat banyak noda

0-19
Tidak berkerut

20-39
Berkerut

40-100
Berkerut parah

0-19

20-52

53-100

Evenness
(Kehalusan)

Wrinkle
(Kerutan)

19
Universitas Sumatera Utara