Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORITIS

1.

TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan kontrak antara satu atau

beberapa orang principal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain
(agent) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Prinsip
utama teori ini adalah pernyataan adanya hubungan kinerja antara pihak yang
memberi wewenang (principal) yaitu pemilik (pemegang saham), kreditor,
serta investor dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu
manajemen perusahaan, dalam bentuk kontrak kerja sama. Dalam penelitian
ini, principal difokuskan pada peran kreditor sebagai pemberi wewenang.
Pelaksanaan kontrak tersebut menimbulkan biaya yang disebut sebagai
agency cost, yaitu biaya yang timbul agar manajer bertindak selaras dengan
tujuan pemilik, seperti pembuatan kontrak ataupun melakukan pengawasan.
Dalam teori agensi, dijelaskan bahwa masalah antara principal dan agent

timbul karena adanya informasi yang asimetris (information asymetry).
Informasi asimetri adalah keadaan dimana informasi yang diberikan kepada
principal berbeda dengan yang diberikan kepada agent untuk melakukan
tindakan yang oportunistik. Tindakan yang oportunistik (opportunistic
behaviour) adalah tindakan yang tujuannya mementingkan kepentingan diri

Universitas Sumatera Utara

sendiri. Hal tersebut dikarenakan manajemen perusahaan lebih mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan dengan investor dan kreditor lainnya.

2. BIAYA UTANG (COST OF DEBT)
Menurut Fabozzi (2007), biaya utang dapat didefinisikan sebagai tingkat
yang harus diterima dari investasi untuk mencapai tingkat pengembalian
(yield rate) yang dibutuhkan oleh kreditor atau dengan kata lain adalah
tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh kreditor saat melakukan
pendanaan dalam suatu perusahaan. Biaya utang dihitung dari besarnya beban
bunga yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut dalam periode satu tahun
dibagi dengan jumlah pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut.

Sedangkan menurut PSAK No. 26 (Revisi 2011), biaya pinjaman adalah
bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan
peminjaman dana. Biaya pinjaman dapat meliputi:
a. Beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga
efektif seperti dijelaskan dalam PSAK 55 (revisi 2011) instrument
keuangan : pengakuan dan pengukuran.

b. Beban keuangan dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai
dengan PSAK 30 (revisi 2011) sewa.

Universitas Sumatera Utara

c. Selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing
sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian
atas biaya bunga.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya utang
merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh kreditor atas sejumlah
dana yang dipinjamkan kepada perusahaan, sebagai usaha kreditor untuk
meminimalkan risiko timbulnya kerugian atas pinjaman tersebut.

a. Hubungan Pinjaman Kreditor dan Perusahaan
Diamond (1991) mengusulkan sebuah model siklus hidup
pembiayaan

utang

dimana

perusahaan-perusahaan

menghadapi

peluang atas pendanaan yang terbatas. Siklus hidup pembiayaan ini
mengarahkan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan
pendanaan untuk masuk dalam mekanisme pembiayaan yang optimal
pada tahap awal dengan melibatkan pinjaman dari sumber yang sangat
terkonsentrasi, seperti bank, pemberi pinjaman pribadi, atau pemodal
ventura. Kreditor sebagai penyedia dana menghadapi potensi risiko
informasi yang besar mengenai kondisi perusahaan sebenarnya
sebelum melakukan kesepakatan dengan perusahaan.

Hal ini menyebabkan kreditor hanya bersedia untuk memberikan
pinjaman kepada perusahaan jika kreditor dapat memperoleh informasi
yang handal melalui kontrol dan pemantauan langsung untuk
menjamin

pengembalian

pinjaman

mereka

oleh

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Kesepakatan yang terjadi ini menimbulkan terjadinya hubungan yang
erat antara kreditor yang dominan dan perusahaan dimana dapat
mengembangkan munculnya dua fungsi yakni ketersediaan modal dan

pemantauan kinerja. Keuntungan dari hubungan erat ini bagi
perusahaan adalah pemantauan langsung yang dilakukan kreditor dapat
mengurangi asimetri informasi, dan mengarah kepada potensi
peningkatan alokasi modal.
Banyak

penelitian

sebelumnya

yang

menemukan

bahwa

perusahaan-perusahaan muda dan berisiko umumnya memiliki manfaat
dari hubungan pinjaman erat ini. Houston dan James (2001)
berpendapat bahwa perusahaan muda pada tahap awal memulai
bisnisnya menghadapi biaya yang lebih tinggi dari pembiayaan

eksternal non-bank, mereka mendapat keuntungan lebih dari
pembentukan hubungan erat dengan perbankan daripada perusahaanperusahaan yang lebih tua.Akibatnya, perusahaan muda/berisiko
mungkin menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk tinggal
di jenis hubungan yang erat ini daripada perusahaan-perusahaan yang
lebih tua / kurang berisiko, yang dapat menggunakan reputasi mereka
untuk menarik sumber modal lainnya.Perusahaan-perusahaan tua juga
dapat memiliki beberapa kreditor dibanding dengan perusahaanperusahaan muda.
Selain keuntungannya, hubungan erat ini juga memiliki kerugian
bagi perusahaan. Jenis hubungan yang erat dengan kreditor dominan

Universitas Sumatera Utara

ini dapat mengenakan biaya atas pinjaman yang cukup besar bagi
perusahaan. Seperti biaya pemantauan (monitoring cost) menjadi
sangat tinggi dan memicu biaya utang menjadi sangat tinggi
pula.Selain itu, hubungan erat antara kreditor dan perusahaan menurut
Rajan (1992) memungkinkan kreditor memperoleh informasi pribadi
dari internal perusahaan mengenai kondisi perusahaan yang dapat
meningkatkan daya tawar dengan perusahaan.
Temuan ini menunjukkan bahwa kematangan hubungan pinjaman

yang terjadi antara kreditor dan perusahaan yang diproksikan ke dalam
usia perusahaan dapat menjelaskan mengenai struktur modal
perusahaan. Selanjutnya secara bertahap dapat menjelaskan hubungan
kreditor-debitor

berkembang

dari

waktu

ke

waktu

dan

mendiversifikasikan basis kreditor-kreditor perusahaan.

3. PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE)

Wajib pajak selalu menginginkan pembayaran pajak yang kecil.
Karena itulah tidak sedikit wajib pajak yang melakukan penghindaran
pajak baik itu secara legal maupun ilegal. Penghindaran pajak yang
bersifat legal disebut tax avoidance, sedangkan penyelundupan pajak
yang bersifat ilegal disebut juga dengan tax evasion. Menurut Robert
H. Anderson dalam Lumbantoruan (2008) penyelundupan pajak (tax
evasion) adalah penyelundupan pajak yang melanggar undang-undang
pajak, sedangkan penghindaran pajak (tax avoidance) adalah cara

Universitas Sumatera Utara

meminimalisasi besarnya pembayaran pajak yang masih dalam batas
ketentuan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan,
terutama melalui perencanaan pajak.
Lim (2011) mendefinisikan tax avoidance sebagai penghematan
pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan yang
dilakukan secara legal untuk meminimalkan kewajiban pajak. Tax
avoidance merupakan bagian dari tax planning yang dilakukan dengan
tujuan meminimalkan pembayaran pajak. Tax avoidance secara hukum
pajak tidak dilarang meskipun seringkali mendapat sorotan yang

kurang baik dari kantor pajak karena dianggap memiliki konotasi yang
negatif. Berbeda dengan tax evasion (penggelapan pajak), yang
merupakan usaha-usaha memperkecil jumlah pajak dengan melanggar
ketentuan-ketentuan pajak yang berlaku. Pelaku tax evasion dapat
dikenakan sanksi administratif maupun sanksi pidana.

4. KUALITAS AUDITOR
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham
dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan
terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi salah satu
sumber informasi yang digunakan oleh pemegang saham dan pihak
eksternal perusahaan untuk pengambilan keputusan atas investasi dan
penilaian atas suatu perusahaan. Laporan keuangan yang telah diaudit

Universitas Sumatera Utara

oleh auditor eksternal akan memberikan tingkat kepercayaan yang
lebih besar kepada pemakainya. Auditor berfungsi sebagai pihak yang
memberikan kepastian terhadap kewajaran atas laporan keuangan

sebagai cerminan dari kinerja perusahaan.
Teori reputasi yang memprediksikan adanya hubungan positif
antara kualitas audit dengan ukuran KAP (Lennox, 2000) dimana jika
ukuran KAP besar maka akan menghasilkan audit yang lebih
berkualitas. Ukuran KAP yang lebih besar dapat menyelesaikan
pekerjaannya lebih baik karena memiliki ukuran yang lebih besar,
sumber daya manusia yang mencukupi serta kecenderungan untuk
mempertahankan reputasinya (Francis dkk 1999, dikutip dari
Nursetyorini dan Dul Muid, 2012). Sejalan dengan teori diatas, banyak
penelitian yang telah memberikan bukti empiris bahwa investor
memberikan nilai lebih kepada perusahaan yang memperkerjakan
auditor yang dianggap berkualitas tinggi.
Kim dkk (2007) menemukan bahwa bank-bank di Amerika Serikat
lebih berekasi positif dengan memberikan tarif yang lebih rendah
terhadap perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-4 dibandingkan
perusahaan yang diaudit KAP non Big-4. Causholli dan Knechel
(2012) juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang masih
muda pada saat IPO membayar tingkat bunga yang lebih tinggi dan
kualitas


auditor

memiliki

peran

penting

dalam

menurunkan

pembiayaan atas biaya utang. Hasil-hasil penelitian diatas memberikan

Universitas Sumatera Utara

bukti bahwa kreditor memperhitungkan kualitas auditor dalam
mengurangi risiko informasi yang dihadapinya, dan mengurangi biaya
utang.

5. PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE)
Suwardjono (2005:583) mendefinisikan pengungkapan sukarela
sebagai pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang
diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan pengawas. Manajer
perusahaan lebih banyak mengetahui informasi tentang kinerja
perusahaan, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang
dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan. Pengungkapan
informasi oleh manajer tersebut selain dari pengungkapan wajib
merupakan pilihan bebas yang dapat diambil oleh manajer. Manajer
memiliki kemungkinan untuk menyembunyikan informasi yang
tersedia jika informasi tersebut merupakan bad news atau tidak
menguntungkan.
Frederick (2005:191) menjelaskan bahwa manfaat dari pengungkapan
sukarela antara lain,
a. Biaya transaksi yang lebih rendah dalam memperdagangkan surat
berharga yang dikeluarkan perusahaan.
b. Minat para analis keuangan dan investor terhadap perusahaan yang
semakin besar.
c. Likuditas saham yang meningkat, dan

Universitas Sumatera Utara

d. Biaya modal yang lebih rendah.

Pengungkapan sukarela yang digunakan dalam penelitian ini adalah
item di luar keputusan Bapepam LK nomor Kep-134/BL/2006. Item
pengungkapan sukarela dalam penelitian ini dibuat dengan melakukan
perbandingan

daftar

item

pengungkapan

sukarela

penelitian

sebelumnya, seperti Botosan (1997), Amuwarni (2006) dan Wang et al
(2008) dalam Sandra (2011).

6. KOMITE AUDIT
Berdasarkan

Peraturan

Bapepam-LK

No.IX.1.5

tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, definisi
komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam
rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite audit
yang dibentuk sebagai sebuah komite khusus di dalam perusahaan
bermanfaat

untuk

mengoptimalkan

fungsi

pengawasan

yang

sebelumnya merupakan tanggung jawab penuh dari dewan komisaris.
Fungsi pengawasan yang dijalankan komite audit meliputi lingkup
manajemen perusahaan, informasi keuangan perusahaan, kinerja
perusahaan dan risiko yang dihadapi perusahaan. Komite audit yang
efektif dalam melakukan fungsi pengawasannya, memungkinkan
control terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga, konflik

Universitas Sumatera Utara

keagenan yang terjadi akibat perilaku oportunistik yang dilakukan
manajemen dapat dikurangi.
Dalam Peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5, pembentukan komite
audit terdiri dari setidaknya tiga orang. Satu orang komisaris
independen sebagai ketua komite audit, dan sekurang-kurangnya 2
(dua) orang anggota lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan
publik yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang
akuntansi dan keuangan.Aturan mengenai ukuran komite audit ini
mengindikasikan pemerintah sebagai pembuat kebijakan menganggap
penting keberadaan komite audit sebagai satu kesatuan integral dalam
mengendalikan proses akuntansi perusahaan. Peraturan Bapepam LK
No. IX.1.5 juga menjelaskan fungsi-fungsi yang dilakukan komite
audit terkait membantu dewan komisaris, antara lain meliputi:
a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan
informasi keuangan lainnya
b. Melakukan

penelaahan

atas

ketaatan

perusahaan

terhadap

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan
c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal
d. Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi,

Universitas Sumatera Utara

e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan publik.
f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

Kualitas audit yang tinggi bagi pihak eksternal perusahaan juga
dapat dilihat dari sisi keberadaan komite audit yang independen dan
handal (Piot dan Missioner-Piera, 2007). Keberadaan komite audit
menjadi sangat penting sebagai salah satu perangkat utama dalam
penerapan

good

corporate

governance

dimana

independensi,

transparansi, akuntabilitas dan tanggungjawab, serta sikap adil menjadi
prinsip dan landasan organisasi perusahaan. Kehadiran komite audit
yang independen dan handal sangat diharapkan oleh pihak eksternal
perusahaan dalam mengurangi masalah pelaporan keuangan dan
meningkatkan kredibilitas keandalan informasi keuangan yang
disajikan perusahaan.
Menurut penelitian yang dilakukan Anderson, dkk (2003, dalam
Nursetyorini dan Dul Muid, 2012) menjelaskan bahwa pasar lebih
berekasi positif pada perusahaan yang memiliki komite audit. Hal ini
ditunjukkan dengan rendahnya cost of debt yang dinikmati perusahaan
sebagai kepercayaan kreditor yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

2.2 PENELITIAN TERDAHULU
Terkait dengan tax avoidance atau penghindaran pajak, telah
banyak dilakukan penelitian, misalnya pengaruh tax avoidance jangka
panjang terhadap nilai perusahaan (Chasbiandani dan Martani, 2012),
pengaruh karakter eksekutif terhadap tax avoidance (Budiman dan
Setiyono, 2012). Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan
(manajemen) memiliki kecenderungan untuk menghindari pajak demi
meningkatkan laba perusahaannya. Penelitian yang lebih fokus lagi
adalah pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt (Masri dan
Martani, 2012). Penelitian tersebut meneliti pengaruh tax avoidance
terhadap cost of debt yang dimoderasi dengan perubahan tarif pajak
dan struktur kepemilikan keluarga. Hasil yang diperoleh dari penelitian
ini adalah tax avoidance berpengaruh positif terhadap cost of debt.
Kreditur memandang tax avoidance tersebut sebagai suatu risiko
sehingga perilaku tax avoidance justru akan meningkatkan cost of
debt. Perubahan tarif pajak tidak menunjukkan hubungan negatif,
namun kepemilikan keluarga menunjukkan hubungan positif tax
avoidance terhadap cost of debt .
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan tentang
kualitas audit, komite audit, dan Cost of Debt. Anderson, dkk (2002)
dalam penelitiannya yang menguji pengaruh karakteristik dewan
komisaris perusahaan diproksikan dengan independensi dewan
komisaris, ukuran dewan, keahlian komite audit, karakteristik dewan

Universitas Sumatera Utara

direksi terhadap biaya utang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karakteristik dewan komisaris yang diproksikan ke dalam beberapa
kategori memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya utang.
Terdapat beberapa penelitian yang menguji pengaruh kualitas audit
terhadap biaya utang ini. Bakri (2008) melakukan penelitian dengan
menganalisis hubungan dan pengaruh independensi dan pengalaman
Dewan Komisaris terhadap biaya utang pada perusahaan yang terdaftar
di BEI tahun 2007. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan antara independensi dewan dan banyak
dewan

komisaris

yang

berpengalaman

terhadap

biaya

utang

perusahaan. Juniarti dan Sentosa (2009) menguji pengaruh Good
Corporate Gorvenance dan Voluntary Disclosure terhadap biaya utang
pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada tahun 20032007. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial kepemilikan
institusional dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap biaya
utang, sedangkan proporsi komisaris independen, kepemilikan
manajerial dan voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan
terhadap biaya utang.

Universitas Sumatera Utara

No

TABEL 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
Nama Peneliti
Judul Penelitian

1

Masri dan Martini (2012)

Hasil Penelitian

pengaruh tax

Tax avoidance

avoidance terhadap

berpengaruh

cost of debt yang

positif terhadap

dimoderasi dengan

cost of debt.

perubahan tarif

Perubahan tarif

pajak

pajak tidak

dan struktur

menunjukkan

kepemilikan

hubungan negatif,

keluarga

namun
kepemilikan
keluarga
menunjukkan
hubungan positif
tax avoidance
terhadap cost of
debt

2

Bakri (2008)

Analisis Hubungan

Independensi

dan Pengaruh

dewan dan

Independensi dan

banyak dewan

Pengalaman Dewan

komisaris yang

Komisaris terhadap

berpengalaman

Universitas Sumatera Utara

Cost of Debt

tidak berpengaruh
signifikan
terhadap cost of
debt.

3

Juniarti dan Sentosa (2009)

Pengaruh Good

Kepemilikan

Corporate

institusional dan

Governance dan

kualitas audit

Voluntary

berpengaruh

Disclosure terhadap

secara signifikan

Biaya Utang (Cost

terhadap cost of

of Debt)

debt, sedangkan
kepemilikan
manajerial,
voluntary
disclosure, dan
komisaris
independen tidak.

Universitas Sumatera Utara

2.3 KERANGKA KONSEPTUAL
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang
telah dikemukakan di atas, maka dibuat kerangka konseptual dan
hipotesis sebagai berikut.

H1
Tax Avoidance

(X1)

H2
Kualitas Auditor

(X2)

H3
Voluntary Disclosure

Biaya Utang

(X3)

H4
Komite Audit

(X4)

(X5)

Gambar 2.1:
Kerangka Konseotual

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan selalu mengupayakan tingkat laba yang tinggi. Banyak
beban yang dapat mengurangi tingkat laba yang diharapkan, salah satunya
adalah pembayaran pajak. Salah satu upaya perusahaan dalam mengurangi
jumlah beban pajak adalah dengan penghindaran pajak/ tax avoidance. Tax
avoidance sengaja dilakukan perusahaan dalam rangka memperkecil
tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan perusahaan. Di dalam
mengelola dan mengembangkan bisnis yang dijalankannya, perusahaan
mempunyai dua sumber usaha memperoleh pendanaan, salah satunya dari
pinjaman kreditur atau investor. Perusahaan yang menggunakan liabilitas
memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak (Modigliani dan Miller, 1963 dalam Masri dan
Martani, 2012). Liabilitas tentunya akan menuntut pengembalian kepada
kreditur. Tingkat pengembalian yang diberikan perusahaan inilah yang
akan menjadi cost of debt bagi perusahaan. Cost of debt adalah tingkat
pengembalian yang diinginkan kreditur saat memberikan pendanaan
kepada perusahaan (Fabozzi, 2007 dalam Masri dan Martani, 2012).
Perusahaan yang melakukan tax avoidance, dipandang kreditur sebagai
tindakan yang mengandung risiko, sehingga justru meningkatkan cost of
debt (Masri dan Martani, 2012). Penelitian yang membahas tentang tax
avoidance dan cost of debt, yaitu pengaruh tax avoidance terhadap cost of
debt (Masri dan Martani, 2012) didapatkan kesimpulan bahwa tax
avoidance dan cost of debt berhubungan positif, dimana tax avoidance
dianggap sebagai risiko.

Universitas Sumatera Utara

Tingginya suatu kualitas audit yang dihasilkan auditor dapat dilihat
dari sumber daya yang dimilikinya, kehati-hatian dalam melakukan
aktivitas auditing, dan reputasi KAP-nya didalam pasar modal. Hasil audit
dari KAP Big-4 dianggap berkualitas karena dalam melakukan aktivitas
auditing lebih berhati-hati sehingga laporan keuangan yang dihasilkan
akan lebih berkualitas dan kredibel. Ini juga untuk menjaga reputasi
auditor yang telah dipercaya di mata publik. Risiko asimetris informasi
yang dihadapi perusahaan tentu akan berkurang dan dapat berakibat
mengurangi biaya utang.
Cost of debt sebagai tingkat pengembalian atas pinjaman yang
diberikan kreditor dalam suatu perusahaan merupakan syarat yang
dibutuhkan oleh kreditor kepada perusahaan untuk menghindari default
risk. Perusahaan yang berkinerja dan bereputasi baik, cenderung memiliki
cost of debt yang rendah dikarenakan kreditor percaya atas kinerja
perusahaan yang diukur melalui fungsi monitoring yang dilakukan auditor
dan laporan keuangannya. Maka perusahaan menunjuk auditor untuk
melakukan audit atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen
(agent), sehingga laporan keuangan yang dihasilkan terbebas dari
manipulasi atas terjadinya agency problem.
Penelitian yang dilakukan Kim dkk (2007) menunjukkan bahwa
bank-bank mengenakan biaya pinjaman lebih rendah untuk perusahaan
yang diaudit KAP Big-4 daripada perusahaan yang diaudit KAP non Big-

Universitas Sumatera Utara

4. Bank memperhitungkan kualitas audit ketika menilai kualitas pelaporan
keuangan dan menentukan kontrak perjanjian pinjaman.
Pengungkapan yang merupakan sarana informasi atas kinerja
perusahaan dapat juga menjadi bahan pertimbangan pengguna laporan
keuangan terutama kreditor dalam pengambilan keputusan tentang tingkat
biaya utang. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan terdiri dari
pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela
merupakan

pengungkapan

yang

dilakukan

perusahaan

di

luar

pengungkapan yang diwajibkan oleh PSAK dan BAPEPAM LK.
Perusahaan yang melakukan pengungkapan seluasluasnya akan dipandang
oleh investor dan kreditor sebagai perusahaan yang tidak berisiko.
Semakin kecil risiko yang dimiliki perusahaan maka tingkat biaya utang
yang ditetapkan oleh kreditor pun akan kecil.
Keberadaan komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris
diharapkan dapat membantu tugas dewan komisaris dalam melakukan
pengawasan pengelolaan perusahaan terutama mengenai masalah yang
berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal
dan sistem pelaporan keuangan.Hal ini dilakukan perusahaan (principal)
untuk meminimalisasi agency problem. Jensen dan Meckling (1976)
menjelaskan bahwa ada perbedaan kepentingan antara pihak perusahaan
(principal) dan karyawan (agent) karena adanya asimetri informasi.
Komite audit bertugas untuk mengawasi kinerja manajemen perusahaan
sehingga kinerja manajemen sesuai dengan yang diinginkan oleh

Universitas Sumatera Utara

perusahaan (principal). Komite audit yang baik, akan menghasilkan
kondisi internal perusahaan yang berkinerja efektif yang mengarah pada
peningkatan reputasi perusahaan. Reputasi perusahaan yang baik, akan
meningkatkan kepercayaan kreditor dan berpengaruh terhadap cost of debt
yang rendah.Untuk menghasilkan komite audit yang efektif, perusahaan
harus memiliki komite audit setidaknya berjumlah tiga orang sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Ukuran komite audit yang tepat akan
memungkinkan anggota untuk menggunakan pengalaman dan keahlian
mereka dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan terbaik para
pemangku kepentingan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Anderson, dkk (2002) menunjukkan
bahwa independensi dan ukuran komite audit berpengaruh signifikan
dalam menurunkan pembiayaan biaya utang. Hal ini disebabkan komite
audit yang besar memberikan pandangan pemantauan yang luas atas
proses pelaporan keuangan dan ini penting bagi kreditor. Kinerja komite
audit yang efektif juga sebagai jaminan atas integritas pelaporan keuangan.
Dengan jaminan ini, kepercayaan kreditor semakin meningkat dan
mempengaruhi atas return yang diminta, serta mempengaruhi biaya utang
yang akan dikenakan.

Menurut Sugiyono (2007:57), Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap perumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara
maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul.

Universitas Sumatera Utara

Dari kerangka konseptual, hasil penelitian sebelumnya serta rumusan
masalah dimuka, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai
berikut:

H1: Tax Avoidance berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H2: Kualitas Auditor berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H3: Voluntary Disclosure berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H4: Komite Audit berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H5: Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan sukarela, dan
Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Utang

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014)

0 5 110

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

5 26 88

Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 - 2015

0 1 123

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 2 11

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 1

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

1 0 11

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 3 6

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 10