Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

(1)

LAMPIRAN

POPULASI DAN SAMPEL

NO KODE

EMITEN

KRITERIA SAMPEL

1 2 3 4

1 ADES × √ √ √

2 ADMG × ×

3 AISA × √ √ √

4 AKKU √ × √ √

5 AKPI √ × √ √

6 ALDO √ √ ×

7 ALKA √ √ ×

8 ALMI √ √ √ √

9 ALTO × √ ×

10 AMFG √ √ √ √ 1

11 APLI √ × × ×

12 ARGO × √ √ √

13 ARNA √ × ×

14 ASII × √ √ √

15 AUTO × √ √ √

16 BAJA √ √ √ √ 2

17 BIMA × √ √ √

18 BRAM × √ √ √

19 BRNA √ √ ×

20 BRPT √ × × ×

21 BTON √ × ×

22 BUDI √ √ ×

23 CEKA × √ √ √

24 CNTB × √ √ √

25 CNTX × √ √ √

26 CPIN √ √ √ √ 3

27 CTBN √ √ × √

28 DAVO × √ √ √

29 DLTA × √ √ √


(2)

31 DVLA × √ √ √

32 EKAD √ × × ×

33 ERTX × √ √ √

34 ESTI × √ √ √

35 ETWA √ √ √ √ 4

36 FASW √ √ √ √ 5

37 FPNI √ √ ×

38 GDST √ × × ×

39 GDY R × √ √ √

40 GGRM × √ √ √

41 GJTL × √ √ √

42 HDTX × √ √ √

43 HMSP × √ √ √

44 ICBP × √ √ √

45 IGAR √ √ √ √ 6

46 IKAI √ × × ×

47 IKBI × √ √ √

48 IMAS × √ √ √

49 INAF × √ √ √

50 INAI √ √ √ √ 7

51 INCI √ × √ √

52 INDF × √ √ √

53 INDR × √ √ √

54 INDS × √ √ √

55 INKP √ √ × √

56 INRU √ √ × √

57 INTP √ √ × √

58 IPOL √ √ × √

59 ISSP × √ √ √

60 ITMA √ √ × √

61 JECC × √ √ √

62 JKSW √ × × ×

63 JPFA √ × × ×

64 JPRS √ √ √ √ 8

65 KAEF × √ √ √


(3)

67 KBLI × √ √ √

68 KBLM × × × ×

69 KBRI √ × √ √

70 KDSI × × × ×

71 KIAS √ √ ×

72 KICI × √ √ √

73 KLBF × √ √ √

74 KRAH × √ √ √

75 KRAS √ √ ×

76 LION √ √ ×

77 LMPI × √ √ √

78 LMSH √ √ √ √ 9

79 LPIN × √ √ √

80 MAIN √ × × ×

81 MASA × √ √ √

82 MBAI × √ √ √

83 MBTO × √ √ √

84 MERK × √ √ √

85 MLBI × √ √ √

86 MLIA √ × √ √

87 MRAT × √ √ √

88 MY OR × √ √ √

89 MYRX √ √ × √

90 MYTX × √ √ √

91 NIKL √ √ × √

92 NIPS × √ √ √

93 PAFI × √ √ √

94 PBRX × √ √

95 PICO √ √ √ √ 10

96 POLY × √ √ √

97 PRAS × √ √ √

98 PSDN × √ √ √

99 PTSN × √ √ √

100 PY FA × √ √ √

101 RICY × √ √ √


(4)

103 ROTI × √ √ √

104 SAIP × √ √ √

105 SCCO × √ √ √

106 SCPI × √ √ √

107 SIAP √ √ √ √ 11

108 SIDO × √ √ √

109 SIMA √ × × ×

110 SIMM × √ √ √

111 SIPD √ √ √ √ 12

112 SKLT × √ √ √

113 SMBR × √ √ √

114 SMCB √ √ ×

115 SMGR √ √ ×

116 SMSM × √ √ √

117 SOBI √ × × ×

118 SPMA √ √ √ √ 13

119 SQBI × √ √ √

120 SRIL × √ √ √

121 SRSN √ √ √ √ 14

122 SSTM × √ √ √

123 STTP × √ √ √

124 SULI √ √ ×

125 TBMS √ × × ×

126 TCID × √ √ √

127 TIRT √ √ × √

128 TKIM √ √ ×

129 TOTO √ √ √ √ 15

130 TPIA √ √ × √

131 TRIS × √ √ √

132 TRST √ √ √ √ 16

133 TSPC × √ √ √

134 ULTJ × √ √ √

135 UNIC √ √ √ √ 17

136 UNIT × √ √ √

137 UNTX × √ √ √


(5)

139 VOKS × √ √ √

140 WIIM × √ √ √

141 YPAS √ √ × √

Jumlah 17

SAMPEL

NO KODE

EMITEN

KRITERIA SAMPEL

1 2 3 4

1 AMFG √ √ √ √ 1

2 BAJA √ √ √ √ 2

3 CPIN √ √ √ √ 3

4 ETWA √ √ √ √ 4

5 FASW √ √ √ √ 5

6 IGAR √ √ √ √ 6

7 INAI √ √ √ √ 7

8 JPRS √ √ √ √ 8

9 LMSH √ √ √ √ 9

10 PICO √ √ √ √ 10

11 SIAP √ √ √ √ 11

12 SIPD √ √ √ √ 12

13 SPMA √ √ √ √ 13

14 SRSN √ √ √ √ 14

15 TOTO √ √ √ √ 15

16 TRST √ √ √ √ 16

17 UNIC √ √ √ √ 17


(6)

No Item-item pengungkapan sukarela 1

Informasi mengenai proyeksi jumlah penjualan tahun berikutnya, dapat secara kualitatif atau kuantitatif

2

Informasi mengenai proyeksi jumlah laba tahun berikutnya, dapat secara kualitatif atau kuantitatif

3

Informasi mengenai proyeksi jumlah aliran kas tahun berikutnya, dapat secara kualitatif atau kuantitatif

4

Informasi mengenai pesanan-pesanan dari pembeli yang belum dipenuhi dan kontrak-kontrak penjualan yang akan direalisasi di masa yang akan datang

5 Informasi mengenai analisis pesaing, dapat secara kualitatif atau kuantitatif

6

Statemen perusahaan atau uraian mengenai pemberian kesempatan kerja yang sama; tanpa memandang suku, agama dan ras 7 Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan dalam lingkungan kerja

8

Uraian mengenai masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam recruitment tenaga kerja dan kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut

9

Informasi mengenai level fisik output atau pemakaian kapasitas yang dicapai oleh perusahaan pada masa sekarang

10

Uraian mengenai dampak operasi

perusahaan terhadap lingkungan hidup dan kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk memelihara lingkungan

11

Informasi mengenai manajemen senior, yang meliputi nama, pengalaman dan tanggung jawabnya


(7)

12

Uraian mengenai kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk menjamin kesinambungan manajemen

13

Uraian mengenai pembagian tanggung jawab fungsional di antara dewan komisaris dan direksi

14

Ringkasan statistik keuangan yang meliputi rasio-rasio rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas untuk 6 tahun atau lebih

15

Laporan yang memuat elemen-elemen rugi-laba yang diperbandingkan untuk 3 tahun atau lebih

16

Laporan yang memuat elemen-elemen neraca yang diperbandingkan untuk 3 tahun atau lebih

17

Informasi yang memerinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan; yang dapat meliputi gaji dan upah, tunjangan dan pemotongan

18 Informasi mengenai nilai tambah; dapat secara kualitatif atau kuantitatif 19 Informasi mengenai biaya yang dipisahkan ke dalam komponen biaya tetap dan variabel

20

Uraian mengenai dampak inflasi terhadap aktiva perusahaan pada masa sekarang dan atau di masa yang akan datang

21

Informasi mengenai tingkat imbal hasil (return) yang diharapkan terhadap sebuah proyek yang akan dilaksanakan oleh perusahaan

22

Informasi mengenai litigasi oleh pihak lain terhadap perusahaan di masa yang akan datang

23

Informasi mengenai pihak-pihak yang mencoba memperoleh pemilikan substansial terhadap saham perusahaan


(8)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TAXAV 51 .0321 .7479 .283916 .1344693

BIGFOUR 51 0 1 .35 .483

VODISC 51 .1739 .3913 .271952 .0548882

KOMAUD 51 0 1 .12 .325

COD 51 .0030 .1781 .063903 .0451509

Valid N (listwise) 51

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 51

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .04059073 Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .085

Negative -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .609

Asymp. Sig. (2-tailed) .852

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(9)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .438a .192 .122 .0423188 2.149

a. Predictors: (Constant), KOMAUD, TAXAV, VODISC, BIGFOUR b. Dependent Variable: COD

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .020 4 .005 2.729 .040a

Residual .082 46 .002

Total .102 50

a. Predictors: (Constant), KOMAUD, TAXAV, VODISC, BIGFOUR b. Dependent Variable: COD


(10)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .024 .036 .668 .508

TAXAV -.102 .047 -.305 -2.186 .034 .902 1.108 BIGFOUR -.010 .015 -.111 -.682 .499 .668 1.496 VODISC .278 .125 .339 2.224 .031 .759 1.318 KOMAUD -.024 .023 -.173 -1.037 .305 .631 1.586 a. Dependent Variable: COD


(11)

Daftar Pustaka

Aji, A.B. & Pamudji, S. 2012. “Analisis Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Kualitas Laba dan Manajemen Laba”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Anderson, R.C., S.A. Mansi, & D.M. Reeb. 2002. Founding family ownership and the agency costs of debt. Journal of Financial Economics, Vol. 68, pp. 263-287.

Anderson, R.C., S.A. Mansi, & D.M. Reeb. 2004. “Board characteristics, accounting report integrity, and the cost of debt”. Journal of Accounting and Economics, Vol. 37, pp. 315– 342.

Antonia, E. 2008. “Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Leverage, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen terhadap Manajemen Laba”. Thesis S-2, Universitas Diponegoro.

Ardiansyah, M. 2004. “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No.2, Mei, hal. 125-153.

Bakrie, N. 2008. “Analisis Hubungan dan Pengaruh Independensi dan Pengalaman Dewan Komisaris Terhadap Cost of Debt (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007)”. Thesis S-2, Universitas Indonesia.

Bank Indonesia. http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/maluku/files/pbi8406 GCG.pdf.


(12)

BAPEPAM. http://www.bapepam.go.id/old/old/news/Des2003/Kep41_komite audit.pdf.

BEI. http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Regulation/ListingRegulation/id-ID/Peraturan_IA_Gabung.pdf.

Bradley, M. & Chen, D. 2010. Corporate governance and the cost of debt: evidence from director limited liability and indeminification provisions. Journal of Corporate Finance, Vol. 17, pp. 83–107.

Budiman dan Setiyono. 2012. Pengaruh karakter eksekutif terhadap tax avoidance.

Causholli, M. & W.R. Knechel. 2012. Lending relationships, auditor quality and debt costs. Managerial Auditing Journal, Vol. 27 Iss: 6 pp. 550-572.

Chasbiandani dan Martani. 2012, Pengaruh tax avoidance jangka panjang terhadap nilai perusahaan.

Choi, Frederick D.S dan Gary K.Meek. 2006. Akuntansi Internasional. Jakarta : Salemba Empat.

Diamond, D.W. 1991. Monitoring and reputation: the choice between bank loans and directly placed debt. Journal of Political Economy, Vol. 99, August, pp. 828-62.

Elsa Marcelliana. 2014. Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Cost Of Debt

Fabozzi, F.J. 2007. Bond markets, analysis, and strategies (ed.8). New Jearsey: Prentice Hall.

Francis, J.R., Khurana, K.I., & Pereira R. 2005. Disclosure incentives and effects on cost of capital around the world. The Accounting Review, Vol. 80 (4), pp. 1125-1162.


(13)

Ghozali, Prof. Dr. Imam M. Com., Akt. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hay, D., Knechel, W.R. & Wong, N. 2006. “Audit fees: a meta-analysis of the effect of supply and demand attributes”. Contemporary Accounting Research, Vol. 23, Spring, pp. 141-91.

Houston, J.F. & James, C.M. 2001. “Do relationships have limits? Banking relationships, financial constraints, and investment”. Journal of Business, Vol. 74, July, pp. 347-74.

http://www.komiteaudit.org/komite.htm

Indah Masri dan Dwi Martani. 2012. “Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of Debt”. SNA XV. Banjarmasin.

Jensen, M. & Meckling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, October, pp. 305-60.

Juniarti, dan Agnes A.S. 2009. Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure terhadap Biaya Utang (Costs of Debt). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 11. No. 2. November: 88-100.

Juniarti, dan Lia Natalia. 2012. Corporate Governance Perception Index (CGPI) and Cost of Debt. International Journal of Business and Social Science. Vol. 3 No. 18.

Kim. J. B., B. Y. Song., & J. S. L. Tsui. 2007. Auditor Quality, Tenure, and Bank Loan Pricing. Working Paper, Hongkong Polytechnic University.

Kim, J.B., Simunic, D.A., Stein, M.T. and Yi, C.H. 2011. Voluntary audits and the cost of debt capital for privately held firms: Korean evidence. Contemporary Accounting Research, Vol. 28, Summer, pp. 585-615.


(14)

Kusumadilaga, R. & Mutmainah, S. 2010. “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Lennox, C.S. 2001. Going concern opinion in failing companies: auditor dependence and opinion shopping. Working paper, Economic Dep., University of Bristol.

Lim, Youngdeok. 2010. Tax Avoidance, Cost of Debt and Shareholder Activism: Korean Evidence. University of New South Wales.

Lumbantoruan, Eva (2008), “Penerapan Tax Planning Untuk Pajak PenghasilanSebagai Upaya Penghematan Pembayaran Pajak Badan Pada Pt. Barata Uum Medan”

Nugroho, G.A., & Marsono. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Leverage terhadap Earning Management pada Perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Nursetyorini, W. & Dul Muid. 2012. “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap Cost of Bank Loans”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Octaviana, Natasya Elma dan Abdul Rohman. 2014. Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responsibility : Untuk Menguji Teori Legitimasi. Journal of Accounting Vol. 3 No. 2 hlm. 1-12

Piot, C. & Piera, F. M. (2007). Corporate governance, audit quality, and the cost of debt financing of French listed companies. Retrieved from: http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract _id=960681

Pittman, J.A. & Fortin, S. 2004. Auditor Choice and the Cost of Debt Capital for Newly Public Firms. Journal of Accounting and Economics, Vol. 37, February, pp. 113-36.


(15)

Prasetyo, R.E. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor Dan Komite Audit Terhadap Cost Of Debt Dengan Usia Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

PSAK No. 26. Melalui http://staff.blog.ui.ac.id/marta ni/files/2011/04/ED-PSAK 26-Biaya-Pinjaman.pdf.

Pujiningsih, A.I. & Abdul Rohman. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Puspita, T. & Ghozali, I. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham pada saat Initial Public Offering (IPO) Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 –2009”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Rahayu, S. & Prastiwi, A. 2010. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Rajan, R.G. 1992. Insiders and outsiders: the choice between informed and arm’s-length debt. Journal of Finance, Vol. 47, September, pp. 1367-400.

Riswari, D.A. & Cahyonowati, N. 2012. “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating”. Skripsi S-1, Universitas Diponegoro.

Sandra Ayu. 2011. Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Likuiditas Saham Dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Simanjuntak , D.F & Dahlia, S. 2014. Peran Penghindaran Pajak Dalam Mengurangi Biaya Utang Dengan Efektifitas Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. SNA XVII. Mataram.


(16)

Suripto, B. (1998). Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Thesis S- 2, Universitas Gadjah Mada.

Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan dan Pelaporan Keuangan Yogyakarta: BPFE.

Suyanti, A.N., Rahmawati & Aryani, Y.A. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007”. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4, No.3, November, hal. 173-183.

Umar, Husein. 2001. Riset Akuntansi: Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Wulansari, Fitri. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Yunita, N. 2012. Pengaruh Corporate Governance terhadap Voluntary Disclosure dan Biaya Utang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No.1, h.n.p, http://journal.wima.ac.id/index.php/JIMA/article/download/18/16.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Peneliti menggunakan desain kausal. Desain ini berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).

3.2Populasi dan Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Adapaun perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 (Sektor Industri dasar dan Kimia) Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan sampel adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang bergerak di sektor indusri dasar dan kimia serta tidak pernah keluar pada tahun 2011-2013.


(18)

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang lengkap selama periode penelitian tahun 2011-2013 dan telah diaudit serta tidak mengalami kerugian.

3. Perusahaan yang memiliki beban bunga selama periode berjalan dan dengan rupiah sebagai satuan laporan keuangan.

4. Laporan tahunan perusahaan yang dipilih harus memiliki komite audit.

3.3Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan website Bursa Efek Indonesia. Meliputi laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor independen, beserta catatan laporan keuangannnya.

3.4Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi dokumentansi, yaitu dengan cara mengumpulkan data, mencatat dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan dalam periode pengamatan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id


(19)

3.5Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Voluntary Disclosure, Komite Audit.

a. Tax Avoidance

Tax Avoidance merupakan penghindaran pajak yang masih berada di dalam bingkai perundang-undangan perpajakan.

Pengukuran menggunakan GAAP Effective Tax Rate (ETR) ini mengacu pada pengukuran yang telah dilakukan oleh Octaviana dan Rohman (2014). Menurut Hanlon dan Heinztman (2010) pendekatan GAAP ETR mampu menggambarkan penghindaran pajak yang berasal dari dampak beda temporer dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai perubahan beban pajak karena mewakili pajak kini dan tangguhan.

GAAP ETR = Beban Pajak Penghasilan Laba Sebelum Pajak

Lanis dan Richardson (2013) mengindikasikan ETR yang rendah menjadi indikator kunci atau tanda agresivitas perusahaan yang menghindari pajak perusahan dengan mengurangi penghasilan kena


(20)

pajak mereka dengan tetap menjaga laba akuntansi keuangan. ETR yang rendah menunjukan beban pajak penghasilan lebih kecil dari laba sebelum pajak. Tax avoidance dinyatakan dalam variabel TAXAV

b. Kualitas Auditor

Kualitas auditor diukur berdasarkan ukuran KAP yang mengaudit perusahaan. Dalam penelitian ini, kualitas auditor diukur dalam bentuk variabel dummy dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-4 (Ernst and Young, De Loitte, KPMG, Price Waterhouse Coopers) akan diberi nilai 1 dan perusahaan yang diaudit KAP non Big-4 akan diberi nilai nol. Kualitas auditor ini dinyatakan dalam variabel BIGFOUR.

c. Voluntary Disclosure

Voluntary disclosure adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Dalam penelitian ini voluntary disclosure dinyatakan dengan variabel VODISC. Variabel VODISC ini diukur dengan menggunakan kriteria voluntary disclosure perbandingan yang digunakan pada penelitian Wulansari (2008).

Indek pengungkapan sukarela tiap perusahaan diperoleh dengan menggunakan cara sebagai berikut :


(21)

1. Pendekatan pemberian skor pada tiap item indeks pengungkapan sukarela. Item akan diberikan nilai satu (1) apabila diungkapkan dan akan diberikan nol (0) apabila tidak diungkapkan.

2. Pada tiap item pengungkapan sukarela tidak dikenakan bobot tertentu, sehingga tiap item akan diperlakukan sama.

3. Luas pengungkapan sukarela setiap perusahaan akan diukur menggunakan indeks, yaitu total skor yang diberikan kepada suatu perusahaan atas item pengungkapan sukarela yang diungkapkan dalam laporan tahunan dengan skor yang diharapkan dapat diperoleh dari perusahaan itu. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :

Luas Pengungkapan Sukarela =

Index pengungkapan sukarela yang diterbitkan perusahaan Index pengungkapan yang diharapkan

d. Komite Audit

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.1.5 menyatakan bahwa komite audit sekurang-kurangnya harus terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen yang bertindak sebagai ketua komite dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik yang independen. Variabel komite audit diukur dengan menggunakan jumlah anggota komite audit yang ada di dalam perusahaan tersebut , dimana jika komite audit berjumlah 3 orang akan diberi nilai 0 sedangkan yang lebih dari 3 akan diberi nilai 1. Jumlah komite audit ini dinyatakan dalam variabel KOMAUD.


(22)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel utama yang menjadi sasaran penelitian yang biasa disebut variabel terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Cost of Debt.

a. Cost of Debt

Cost of Debt adalah tingkat pengembalian yang diterima oleh kreditor saat melakukan pendanaan dalam suatu perusahaan. Cost of Debt dihitung dari besarnya beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun dibagi dengan jumlah rata-rata utang. Rata-rata utang didapat dari total aset dikurangi nilai buku ekuitas. Nilai buku ekuitas diperoleh dari total aset dikurangi total utang dan jumlah saham preferen ditambahkan utang pajak tangguhan dan obligasi konversi. Cost of Debt dinyatakan dengan variabel COD.

3.6Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier. Namun untuk menjamin keakuratan analisis, terlebih dahulu akan dilakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dispersi dan distribusi data. Sedangkan ujiasumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi yang selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.


(23)

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2009). Standar deviasi kecil menunjukkan nilai sampel atau populasi yang mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya. Hal ini disebabkan nilainya hampir sama dengan nilai rata-rata. Dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap anggota sampel atau populasi mempunyai kesamaan.Sebaliknya, jika nilai standar deviasi besar, maka penyebaran dari rata-rata juga besar.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebagai syarat untuk menguji kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian.Syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan secara normal, tidak mengandung multikolinearitas, dan heterokedastisitas. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan terdiri dari uji normalitas, heteroskedatisitas, multikolinearitas dan autokorelasi (Ghozali, 2009).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal agar uji statistik untuk jumlah sampel kecil hasilnya tetap valid (Ghozali, 2009). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah


(24)

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas pada penelitian ini didasarkan pada uji statistik sederhana dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnnov. Uji ini diyakini lebih akurat daripada uji normalitas dengan grafik, karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan, jika tidak hati-hati secara visual akan terlihat normal (Ghozali, 2009). Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal

H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila asymptotic significance lebih besar dari 5 persen, maka data terdistribusi normal (Ghozali, 2009).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolinearitas diantara variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dalam penelitian ini dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF).


(25)

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain (Ghozali, 2009).

d. Uji Heteroskedisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, yaitu keadaan ketika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap (Ghozali, 2009).Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara: (1) melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat, (2) Uji Park, (3) Uji Glejser, dan (4) Uji White.

3.6.3 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui


(26)

(Ghozali, 2009). Analisis regresi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan uji koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji koefisien determinasi, pengujian secara simultan (uji F), dan parsial (uji t).

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui presentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1.Nilai R2 yang besar berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat tidak terbatas, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2009).

b. Uji F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Dalam uji F kesimpulan yang diambil adalah dengan melihat signifikansi (α) dengan ketentuan:


(27)

α> 5% : tidak mampu menolak H0 α< 5% : menolak H0

c. Uji T

Uji statistik t ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Kesimpulan yang diambil dalam uji t ini adalah dengan melihat signifikansi (α) dengan ketentuan:

α> 5% : tidak mampu menolak H0 α< 5% : menolak H0


(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data-data perusahaan yang diambil dari BEI yaitu memakai sebanyak 17 sampel perusahaan. Penelitian dilakukan untuk tiga tahun pengamatan yaitu dari tahun 2011-2013 dan diolah dengan menggunakan program SPSS.

4.2Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah TAXAV, BIGFOUR, VODISC, KOMAUD, dan COD. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.


(29)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari TAXAV, BIGFOUR, VODISC, KOMAUD, dan COD

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

TAXAV 51 .0321 .7479 .283916 .1344693

BIGFOUR 51 0 1 .35 .483

VODISC 51 .1739 .3913 .271952 .0548882

KOMAUD 51 0 1 .12 .325

COD 51 .0030 .1781 .063903 .0451509

Valid N (listwise)

51

Sumber : hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai TAXAV minimum adalah 0,0321, dan maksimum 0,7479, Sementara rata-rata dan standar deviasi dari TAXAV adalah 0,283916 dan 0,1344693. Diketahui nilai BIGFOUR minimum adalah 0, dan maksimum 1. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari BIGFOUR adalah 0,35 dan 0,483. Diketahui nilai KOMAUD minimum adalah 0, dan maksimum 1. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari KOMAUD adalah 0,12 dan 0,325. Diketahui nilai VODISC minimum adalah 0,1739, dan maksimum 0,3913. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari VODISC adalah 0,282182 dan 0,0517172. Diketahui nilai COD minimum adalah 0,0030, dan maksimum 0,1781. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari COD adalah 0,063903 dan 0,0451509.


(30)

4.2.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 51

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .04059073 Most Extreme

Differences

Absolute .085

Positive .085

Negative -.061

Kolmogorov-Smirnov Z .609

Asymp. Sig. (2-tailed) .852

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,852. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah . Karena nilai probabilitas ,


(31)

yakni 0,852, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

TAXAV .902 1.108

BIGFOUR .668 1.496 VODISC .759 1.318 KOMAUD .631 1.586

Sumber : hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari variabel TAXAV adalah 1,108, nilai VIF dari variabel BIGFOUR adalah 1,496, nilai VIF dari variabel VODISC adalah 1,318, dan nilai VIF dari variabel KOMAUD adalah 1,586. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.


(32)

c. Uji Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221, Gio, 2015).

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model

Durbin-Watson

1 2.149

Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 2,149. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi autokorelasi. Perhatikan juga bahwa diketahui dengan jumlah variabel bebas dan jumlah pengamatan sebanyak adalah . Perhatikan bahwa karena , yakni , maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. (Field, 2009:230, Ghozali, 2011:139). Field (2009:248, Ghozali, 2011:139) menyatakan dasar analisis


(33)

adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil olahan software SPSS

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

a. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi yang


(34)

kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.

Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .438a .192 .122 .0423188 2.149

a. Predictors: (Constant), KOMAUD, TAXAV, VODISC, BIGFOUR b. Dependent Variable: COD

Sumber : hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.5, nilai koefisien determinasi terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar . Nilai tersebut berarti KOMAUD, TAXAV, BIGFOUR, dan VODISC mempengaruhi secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel kebijakan COD sebesar 19,2%, sisanya sebesar 80,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

b. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji signifikansi pengaruh simultan merupakan suatu uji untuk menguji apakah seluruh variabel bebas secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variabel COD.


(35)

Gambar 4.2 Menentukan Nilai Tabel dengan Microsoft Excel Berdasarkan Gambar 4.2, diketahui nilai F tabel adalah 2,574.

Tabel 4.6 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .020 4 .005 2.729 .040a

Residual .082 46 .002

Total .102 50

a. Predictors: (Constant), KOMAUD, TAXAV, VODISC, BIGFOUR b. Dependent Variable: COD

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai F hitung adalah 2,729. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung F tabel, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan variabel bebas terhadap COD perusahaan signifikan secara statistik.


(36)

c. Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Tabel 4.7 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.

Tabel 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .024 .036 .668 .508

TAXAV -.102 .047 -.305 -2.186 .034 BIGFOUR -.010 .015 -.111 -.682 .499 VODISC .278 .125 .339 2.224 .031 KOMAUD -.024 .023 -.173 -1.037 .305 Sumber: hasil olahan software SPSS

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh persamaan regresi linear sebagai berikut berikut.

COD = 0,024 - 0,102TAXAV - 0,010BIGFOUR + 0,278VODISC - 0,024KOMAUD + e

Sebelum menghitung nilai tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.


(37)

Perhatikan bahwa menyatakan jumlah elemen dalam sampel yang diteliti, sedangkan merupakan jumlah variabel. Diketahui jumlah elemen dalam sampel yang diteliti sebanyak 51 dan jumlah variabel adalah 4, sehingga derajat bebas adalah . Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%, sehingga nilai tabel dengan derajat bebas 47 dan tingkat signifikansi adalah . Gambar 4.3 merupakan penghitungan tabel berdasarkan Microsoft Excel.

Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji (Gio, 2015).

| | | |

| | | |


(38)

Atau dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.4 Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis berdasarkan Uji

1. Pengujian TAXAV terhadap COD

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari TAXAV bernilai negatif, yakni -0,102. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel TAXAV adalah 0,034. Karena nilai probabilitas dari variabel TAXAV, yakni 0,034, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara TAXAV dengan variabel COD berpengaruh negatif, dan signifikan secara statistika.

2. Pengujian BIGFOUR terhadap COD

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari BIGFOUR bernilai negatif, yakni -0,010. Diketahui nilai

Daerah penerimaan � , penolakan � (pengaruh tidak signifikan)

Daerah penerimaan � , penolakan � (pengaruh signifikan)

Daerah penerimaan � , penolakan � (pengaruh signifikan)


(39)

probabilitas atau Sig. dari variabel BIGFOUR adalah 0,499. Karena nilai probabilitas dari variabel BIGFOUR, yakni 0,499, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara BIGFOUR dengan variabel COD berpengaruh negatif, namun tidak signifikan secara statistika.

3. Pengujian VODISC terhadap COD

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari VODISC bernilai negatif, yakni 0,278. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel VODISC adalah 0,031. Karena nilai probabilitas dari variabel VODISC, yakni 0,031, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara VODISC dengan variabel COD berpengaruh positif, dan signifikan secara statistika.

4. Pengujian KOMAUD terhadap COD

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari KOMAUD bernilai negatif, yakni -0,024. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel KOMAUD adalah 0,305. Karena nilai probabilitas dari variabel KOMAUD, yakni 0,305, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara KOMAUD dengan variabel COD berpengaruh negatif, namun tidak signifikan secara statistika.


(40)

4.3Pembahasan

a. Pengaruh Tax avoidance terhadap biaya utang

Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa tax avoidance berpengaruh secara negatif terhadap biaya utang dan signifikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei pada tahun 2011 sampai 2013. Hal ini membuktikan bahwa praktek tax avoidance atau penghindaran pajak dapat menurunkan biaya utang secara signifikan. Hasil penelitian berbeda dengan hasil penelitian indah masri dan dwi martini. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lim (2010) dan Kholbadalov (2012) dalam dian fransiskus simanjuntak dan dahlia sari (2014) yang menyatakan bahwa penghindaran pajak bersifat substitusi terhadap biaya utang dimana perusahaan menggunakan utang lebih sedikit ketika mereka melakukan penghindaran pajak. Hal tersebut dapat terjadi karena tax savings yang diperoleh dari kegiatan penghindaran pajak dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas investasi maupun operasional perusahaan tanpa harus menggunakan debt financing (Kholbadalov, 2012).

b. Pengaruh kualitas auditor terhadap biaya utang

Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa kualitas auditor berpengaruh secara negatif terhadap biaya utang namun tidak signifikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei pada tahun 2011 sampai 2013. Hal ini membuktikan bahwa kualitas auditor


(41)

dapat menurunkan biaya utang walaupun tidak signifikan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Juniarti dan agnes (2009). Semakin besar kualitas audit, maka cost of debt perusahaan semakin kecil. Perusahaan memilih menggunakan KAP big-four karena memiliki reputasi yang baik. Demi menjaga reputasinya, KAP big-four menggunakan sistem yang lebih baik, kualitas auditor, dan bertindak lebih berhati-hati dalam melakukan proses pemeriksaan (auditing). Hal ini dipandang sebagai hal yang positif bagi pihak kreditur karena perusahaan tersebut dinilai lebih transparan, sehingga resiko perusahaan lebih rendah dan cost of debt yang ditanggung perusahaan juga kecil.

c. Pengaruh Pengungkapan sukarela terhadap biaya utang

Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh secara positif terhadap biaya utang secara signifikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei pada tahun 2011 sampai 2013. Hal ini membuktikan bahwa pengungkapan sukarela justru meningkatkan biaya utang secara signifikan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Rahmawelly Yenibra (2010).

Juniarti dan Agnes (2009) mengatakan terkadang Pengungkapan sukarela yang diungkapkan oleh manajemen hanya sebagai upaya untuk menarik kreditor agar memberikan pinjaman, sehingga informasi


(42)

yang disampaikan bisa saja tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

d. Pengaruh Komite audit terhadap biaya utang

Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh secara negatif terhadap biaya utang namun tidak signifikan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei pada tahun 2011 sampai 2013. Hal ini membuktikan bahwa komite audit dapat menurunkan biaya utang walaupun tidak signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anderson, dkk (2004) dalam Rian Eko Prasetyo (2012). Di Indonesia, ada beberapa peraturan yang mengatur mengenai keberadaan komite audit. Diantaranya Peraturan BAPEPAM-LK No.IX.1.5 tentang pembentukan dan pelaksanaan kerja komite audit. Kemudian ada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa peran komite audit untuk membantu penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan perusahaan, kemudian juga penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor eksternal yang dapat meningkatkan kehandalan atas informasi keuangan perusahaan. Dimana hal ini dapat menambah tingkat kepercayaan pihak eksternal terhadap perusahaan yang bisa berimplikasi pada peningkatan modal dan penurunan atas biaya pinjaman perusahaan.


(43)

e. Pengaruh Tax avoidance, kualitas auditor, pengungkapan sukarela dan komite audit secara simultan terhadap biaya utang

Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa keempat variabel x memiliki hubungan yang signifikan terhadap biaya utang. Artinya keempatnya secara bersama- sama mampu memberikan pengaruh terdahap biaya utang.


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa,

 Tax avoidance berpengaruh negatif terhadap biaya utang dan signifikan.  Kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap biaya utang namun tidak

signifikan.

 Pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap biaya utang dan signifikan.

 Komite audit berpengaruh negative terhadap biaya utang namun tidak signifikan.

 Tax avoidance, kualitas auditor, pengungkapan sukarela, dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yangtelah dijelaskan di atas, adapun saran yang dapat diberikan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Bagi perusahaan agar memperjelas dan memperbanyak item pengungkapan sukarelanya

 Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti judul yang sama, diharapkan untuk memperpanjang tahun penelitian dan menambah jumlah sampel penelitian, serta mencoba ke perusahaan yang berfokus dibidang lain.


(45)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORITIS

1. TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan kontrak antara satu atau beberapa orang principal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agent) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Prinsip utama teori ini adalah pernyataan adanya hubungan kinerja antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu pemilik (pemegang saham), kreditor, serta investor dengan pihak yang menerima wewenang (agent) yaitu manajemen perusahaan, dalam bentuk kontrak kerja sama. Dalam penelitian ini, principal difokuskan pada peran kreditor sebagai pemberi wewenang. Pelaksanaan kontrak tersebut menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost, yaitu biaya yang timbul agar manajer bertindak selaras dengan tujuan pemilik, seperti pembuatan kontrak ataupun melakukan pengawasan. Dalam teori agensi, dijelaskan bahwa masalah antara principal dan agent timbul karena adanya informasi yang asimetris (information asymetry). Informasi asimetri adalah keadaan dimana informasi yang diberikan kepada principal berbeda dengan yang diberikan kepada agent untuk melakukan tindakan yang oportunistik. Tindakan yang oportunistik (opportunistic behaviour) adalah tindakan yang tujuannya mementingkan kepentingan diri


(46)

sendiri. Hal tersebut dikarenakan manajemen perusahaan lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan investor dan kreditor lainnya.

2. BIAYA UTANG (COST OF DEBT)

Menurut Fabozzi (2007), biaya utang dapat didefinisikan sebagai tingkat yang harus diterima dari investasi untuk mencapai tingkat pengembalian (yield rate) yang dibutuhkan oleh kreditor atau dengan kata lain adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh kreditor saat melakukan pendanaan dalam suatu perusahaan. Biaya utang dihitung dari besarnya beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut dalam periode satu tahun dibagi dengan jumlah pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut.

Sedangkan menurut PSAK No. 26 (Revisi 2011), biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman dapat meliputi:

a. Beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif seperti dijelaskan dalam PSAK 55 (revisi 2011) instrument keuangan : pengakuan dan pengukuran.

b. Beban keuangan dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011) sewa.


(47)

c. Selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya utang merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh kreditor atas sejumlah dana yang dipinjamkan kepada perusahaan, sebagai usaha kreditor untuk meminimalkan risiko timbulnya kerugian atas pinjaman tersebut.

a. Hubungan Pinjaman Kreditor dan Perusahaan

Diamond (1991) mengusulkan sebuah model siklus hidup pembiayaan utang dimana perusahaan-perusahaan menghadapi peluang atas pendanaan yang terbatas. Siklus hidup pembiayaan ini mengarahkan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan pendanaan untuk masuk dalam mekanisme pembiayaan yang optimal pada tahap awal dengan melibatkan pinjaman dari sumber yang sangat terkonsentrasi, seperti bank, pemberi pinjaman pribadi, atau pemodal ventura. Kreditor sebagai penyedia dana menghadapi potensi risiko informasi yang besar mengenai kondisi perusahaan sebenarnya sebelum melakukan kesepakatan dengan perusahaan.

Hal ini menyebabkan kreditor hanya bersedia untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan jika kreditor dapat memperoleh informasi yang handal melalui kontrol dan pemantauan langsung untuk menjamin pengembalian pinjaman mereka oleh perusahaan.


(48)

Kesepakatan yang terjadi ini menimbulkan terjadinya hubungan yang erat antara kreditor yang dominan dan perusahaan dimana dapat mengembangkan munculnya dua fungsi yakni ketersediaan modal dan pemantauan kinerja. Keuntungan dari hubungan erat ini bagi perusahaan adalah pemantauan langsung yang dilakukan kreditor dapat mengurangi asimetri informasi, dan mengarah kepada potensi peningkatan alokasi modal.

Banyak penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa perusahaan-perusahaan muda dan berisiko umumnya memiliki manfaat dari hubungan pinjaman erat ini. Houston dan James (2001) berpendapat bahwa perusahaan muda pada tahap awal memulai bisnisnya menghadapi biaya yang lebih tinggi dari pembiayaan eksternal non-bank, mereka mendapat keuntungan lebih dari pembentukan hubungan erat dengan perbankan daripada perusahaan-perusahaan yang lebih tua.Akibatnya, perusahaan-perusahaan muda/berisiko mungkin menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk tinggal di jenis hubungan yang erat ini daripada perusahaan-perusahaan yang lebih tua / kurang berisiko, yang dapat menggunakan reputasi mereka untuk menarik sumber modal lainnya.Perusahaan-perusahaan tua juga dapat memiliki beberapa kreditor dibanding dengan perusahaan-perusahaan muda.

Selain keuntungannya, hubungan erat ini juga memiliki kerugian bagi perusahaan. Jenis hubungan yang erat dengan kreditor dominan


(49)

ini dapat mengenakan biaya atas pinjaman yang cukup besar bagi perusahaan. Seperti biaya pemantauan (monitoring cost) menjadi sangat tinggi dan memicu biaya utang menjadi sangat tinggi pula.Selain itu, hubungan erat antara kreditor dan perusahaan menurut Rajan (1992) memungkinkan kreditor memperoleh informasi pribadi dari internal perusahaan mengenai kondisi perusahaan yang dapat meningkatkan daya tawar dengan perusahaan.

Temuan ini menunjukkan bahwa kematangan hubungan pinjaman yang terjadi antara kreditor dan perusahaan yang diproksikan ke dalam usia perusahaan dapat menjelaskan mengenai struktur modal perusahaan. Selanjutnya secara bertahap dapat menjelaskan hubungan kreditor-debitor berkembang dari waktu ke waktu dan mendiversifikasikan basis kreditor-kreditor perusahaan.

3. PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE)

Wajib pajak selalu menginginkan pembayaran pajak yang kecil. Karena itulah tidak sedikit wajib pajak yang melakukan penghindaran pajak baik itu secara legal maupun ilegal. Penghindaran pajak yang bersifat legal disebut tax avoidance, sedangkan penyelundupan pajak yang bersifat ilegal disebut juga dengan tax evasion. Menurut Robert H. Anderson dalam Lumbantoruan (2008) penyelundupan pajak (tax evasion) adalah penyelundupan pajak yang melanggar undang-undang pajak, sedangkan penghindaran pajak (tax avoidance) adalah cara


(50)

meminimalisasi besarnya pembayaran pajak yang masih dalam batas ketentuan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak.

Lim (2011) mendefinisikan tax avoidance sebagai penghematan pajak yang timbul dengan memanfaatkan ketentuan perpajakan yang dilakukan secara legal untuk meminimalkan kewajiban pajak. Tax avoidance merupakan bagian dari tax planning yang dilakukan dengan tujuan meminimalkan pembayaran pajak. Tax avoidance secara hukum pajak tidak dilarang meskipun seringkali mendapat sorotan yang kurang baik dari kantor pajak karena dianggap memiliki konotasi yang negatif. Berbeda dengan tax evasion (penggelapan pajak), yang merupakan usaha-usaha memperkecil jumlah pajak dengan melanggar ketentuan-ketentuan pajak yang berlaku. Pelaku tax evasion dapat dikenakan sanksi administratif maupun sanksi pidana.

4. KUALITAS AUDITOR

Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan menjadi salah satu sumber informasi yang digunakan oleh pemegang saham dan pihak eksternal perusahaan untuk pengambilan keputusan atas investasi dan penilaian atas suatu perusahaan. Laporan keuangan yang telah diaudit


(51)

oleh auditor eksternal akan memberikan tingkat kepercayaan yang lebih besar kepada pemakainya. Auditor berfungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap kewajaran atas laporan keuangan sebagai cerminan dari kinerja perusahaan.

Teori reputasi yang memprediksikan adanya hubungan positif antara kualitas audit dengan ukuran KAP (Lennox, 2000) dimana jika ukuran KAP besar maka akan menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Ukuran KAP yang lebih besar dapat menyelesaikan pekerjaannya lebih baik karena memiliki ukuran yang lebih besar, sumber daya manusia yang mencukupi serta kecenderungan untuk mempertahankan reputasinya (Francis dkk 1999, dikutip dari Nursetyorini dan Dul Muid, 2012). Sejalan dengan teori diatas, banyak penelitian yang telah memberikan bukti empiris bahwa investor memberikan nilai lebih kepada perusahaan yang memperkerjakan auditor yang dianggap berkualitas tinggi.

Kim dkk (2007) menemukan bahwa bank-bank di Amerika Serikat lebih berekasi positif dengan memberikan tarif yang lebih rendah terhadap perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-4 dibandingkan perusahaan yang diaudit KAP non Big-4. Causholli dan Knechel (2012) juga menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang masih muda pada saat IPO membayar tingkat bunga yang lebih tinggi dan kualitas auditor memiliki peran penting dalam menurunkan pembiayaan atas biaya utang. Hasil-hasil penelitian diatas memberikan


(52)

bukti bahwa kreditor memperhitungkan kualitas auditor dalam mengurangi risiko informasi yang dihadapinya, dan mengurangi biaya utang.

5. PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE)

Suwardjono (2005:583) mendefinisikan pengungkapan sukarela sebagai pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan pengawas. Manajer perusahaan lebih banyak mengetahui informasi tentang kinerja perusahaan, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan. Pengungkapan informasi oleh manajer tersebut selain dari pengungkapan wajib merupakan pilihan bebas yang dapat diambil oleh manajer. Manajer memiliki kemungkinan untuk menyembunyikan informasi yang tersedia jika informasi tersebut merupakan bad news atau tidak menguntungkan.

Frederick (2005:191) menjelaskan bahwa manfaat dari pengungkapan sukarela antara lain,

a. Biaya transaksi yang lebih rendah dalam memperdagangkan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan.

b. Minat para analis keuangan dan investor terhadap perusahaan yang semakin besar.


(53)

d. Biaya modal yang lebih rendah.

Pengungkapan sukarela yang digunakan dalam penelitian ini adalah item di luar keputusan Bapepam LK nomor Kep-134/BL/2006. Item pengungkapan sukarela dalam penelitian ini dibuat dengan melakukan perbandingan daftar item pengungkapan sukarela penelitian sebelumnya, seperti Botosan (1997), Amuwarni (2006) dan Wang et al (2008) dalam Sandra (2011).

6. KOMITE AUDIT

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, definisi komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite audit yang dibentuk sebagai sebuah komite khusus di dalam perusahaan bermanfaat untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan yang sebelumnya merupakan tanggung jawab penuh dari dewan komisaris. Fungsi pengawasan yang dijalankan komite audit meliputi lingkup manajemen perusahaan, informasi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan dan risiko yang dihadapi perusahaan. Komite audit yang efektif dalam melakukan fungsi pengawasannya, memungkinkan control terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga, konflik


(54)

keagenan yang terjadi akibat perilaku oportunistik yang dilakukan manajemen dapat dikurangi.

Dalam Peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5, pembentukan komite audit terdiri dari setidaknya tiga orang. Satu orang komisaris independen sebagai ketua komite audit, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik yang independen serta menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.Aturan mengenai ukuran komite audit ini mengindikasikan pemerintah sebagai pembuat kebijakan menganggap penting keberadaan komite audit sebagai satu kesatuan integral dalam mengendalikan proses akuntansi perusahaan. Peraturan Bapepam LK No. IX.1.5 juga menjelaskan fungsi-fungsi yang dilakukan komite audit terkait membantu dewan komisaris, antara lain meliputi:

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan

c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal

d. Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi,


(55)

e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan publik.

f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.

Kualitas audit yang tinggi bagi pihak eksternal perusahaan juga dapat dilihat dari sisi keberadaan komite audit yang independen dan handal (Piot dan Missioner-Piera, 2007). Keberadaan komite audit menjadi sangat penting sebagai salah satu perangkat utama dalam penerapan good corporate governance dimana independensi, transparansi, akuntabilitas dan tanggungjawab, serta sikap adil menjadi prinsip dan landasan organisasi perusahaan. Kehadiran komite audit yang independen dan handal sangat diharapkan oleh pihak eksternal perusahaan dalam mengurangi masalah pelaporan keuangan dan meningkatkan kredibilitas keandalan informasi keuangan yang disajikan perusahaan.

Menurut penelitian yang dilakukan Anderson, dkk (2003, dalam Nursetyorini dan Dul Muid, 2012) menjelaskan bahwa pasar lebih berekasi positif pada perusahaan yang memiliki komite audit. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya cost of debt yang dinikmati perusahaan sebagai kepercayaan kreditor yang tinggi.


(56)

2.2PENELITIAN TERDAHULU

Terkait dengan tax avoidance atau penghindaran pajak, telah banyak dilakukan penelitian, misalnya pengaruh tax avoidance jangka panjang terhadap nilai perusahaan (Chasbiandani dan Martani, 2012), pengaruh karakter eksekutif terhadap tax avoidance (Budiman dan Setiyono, 2012). Kedua penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan (manajemen) memiliki kecenderungan untuk menghindari pajak demi meningkatkan laba perusahaannya. Penelitian yang lebih fokus lagi adalah pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt (Masri dan Martani, 2012). Penelitian tersebut meneliti pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt yang dimoderasi dengan perubahan tarif pajak dan struktur kepemilikan keluarga. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tax avoidance berpengaruh positif terhadap cost of debt. Kreditur memandang tax avoidance tersebut sebagai suatu risiko sehingga perilaku tax avoidance justru akan meningkatkan cost of debt. Perubahan tarif pajak tidak menunjukkan hubungan negatif, namun kepemilikan keluarga menunjukkan hubungan positif tax avoidance terhadap cost of debt .

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan tentang kualitas audit, komite audit, dan Cost of Debt. Anderson, dkk (2002) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh karakteristik dewan komisaris perusahaan diproksikan dengan independensi dewan komisaris, ukuran dewan, keahlian komite audit, karakteristik dewan


(57)

direksi terhadap biaya utang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dewan komisaris yang diproksikan ke dalam beberapa kategori memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya utang. Terdapat beberapa penelitian yang menguji pengaruh kualitas audit terhadap biaya utang ini. Bakri (2008) melakukan penelitian dengan menganalisis hubungan dan pengaruh independensi dan pengalaman Dewan Komisaris terhadap biaya utang pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara independensi dewan dan banyak dewan komisaris yang berpengalaman terhadap biaya utang perusahaan. Juniarti dan Sentosa (2009) menguji pengaruh Good Corporate Gorvenance dan Voluntary Disclosure terhadap biaya utang pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada tahun 2003-2007. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial kepemilikan institusional dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap biaya utang, sedangkan proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial dan voluntary disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.


(58)

TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Masri dan Martini (2012) pengaruh tax

avoidance terhadap cost of debt yang dimoderasi dengan perubahan tarif pajak dan struktur kepemilikan keluarga Tax avoidance berpengaruh positif terhadap cost of debt. Perubahan tarif pajak tidak menunjukkan hubungan negatif, namun kepemilikan keluarga menunjukkan hubungan positif tax avoidance terhadap cost of debt

2 Bakri (2008) Analisis Hubungan dan Pengaruh Independensi dan Pengalaman Dewan Komisaris terhadap Independensi dewan dan banyak dewan komisaris yang berpengalaman


(59)

Cost of Debt tidak berpengaruh signifikan

terhadap cost of debt.

3 Juniarti dan Sentosa (2009) Pengaruh Good Corporate Governance dan Voluntary

Disclosure terhadap Biaya Utang (Cost of Debt)

Kepemilikan institusional dan kualitas audit berpengaruh secara signifikan terhadap cost of debt, sedangkan kepemilikan manajerial, voluntary disclosure, dan komisaris


(60)

Biaya Utang

Tax Avoidance (X1)

Kualitas Auditor (X2)

Voluntary Disclosure (X3)

Komite Audit (X4)

2.3KERANGKA KONSEPTUAL

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dibuat kerangka konseptual dan hipotesis sebagai berikut.

H1

H2

H3

H4

(X5)

Gambar 2.1: Kerangka Konseotual


(61)

Perusahaan selalu mengupayakan tingkat laba yang tinggi. Banyak beban yang dapat mengurangi tingkat laba yang diharapkan, salah satunya adalah pembayaran pajak. Salah satu upaya perusahaan dalam mengurangi jumlah beban pajak adalah dengan penghindaran pajak/ tax avoidance. Tax avoidance sengaja dilakukan perusahaan dalam rangka memperkecil tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan perusahaan. Di dalam mengelola dan mengembangkan bisnis yang dijalankannya, perusahaan mempunyai dua sumber usaha memperoleh pendanaan, salah satunya dari pinjaman kreditur atau investor. Perusahaan yang menggunakan liabilitas memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak (Modigliani dan Miller, 1963 dalam Masri dan Martani, 2012). Liabilitas tentunya akan menuntut pengembalian kepada kreditur. Tingkat pengembalian yang diberikan perusahaan inilah yang akan menjadi cost of debt bagi perusahaan. Cost of debt adalah tingkat pengembalian yang diinginkan kreditur saat memberikan pendanaan kepada perusahaan (Fabozzi, 2007 dalam Masri dan Martani, 2012). Perusahaan yang melakukan tax avoidance, dipandang kreditur sebagai tindakan yang mengandung risiko, sehingga justru meningkatkan cost of debt (Masri dan Martani, 2012). Penelitian yang membahas tentang tax avoidance dan cost of debt, yaitu pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt (Masri dan Martani, 2012) didapatkan kesimpulan bahwa tax avoidance dan cost of debt berhubungan positif, dimana tax avoidance dianggap sebagai risiko.


(62)

Tingginya suatu kualitas audit yang dihasilkan auditor dapat dilihat dari sumber daya yang dimilikinya, kehati-hatian dalam melakukan aktivitas auditing, dan reputasi KAP-nya didalam pasar modal. Hasil audit dari KAP Big-4 dianggap berkualitas karena dalam melakukan aktivitas auditing lebih berhati-hati sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan kredibel. Ini juga untuk menjaga reputasi auditor yang telah dipercaya di mata publik. Risiko asimetris informasi yang dihadapi perusahaan tentu akan berkurang dan dapat berakibat mengurangi biaya utang.

Cost of debt sebagai tingkat pengembalian atas pinjaman yang diberikan kreditor dalam suatu perusahaan merupakan syarat yang dibutuhkan oleh kreditor kepada perusahaan untuk menghindari default risk. Perusahaan yang berkinerja dan bereputasi baik, cenderung memiliki cost of debt yang rendah dikarenakan kreditor percaya atas kinerja perusahaan yang diukur melalui fungsi monitoring yang dilakukan auditor dan laporan keuangannya. Maka perusahaan menunjuk auditor untuk melakukan audit atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh manajemen (agent), sehingga laporan keuangan yang dihasilkan terbebas dari manipulasi atas terjadinya agency problem.

Penelitian yang dilakukan Kim dkk (2007) menunjukkan bahwa bank-bank mengenakan biaya pinjaman lebih rendah untuk perusahaan yang diaudit KAP 4 daripada perusahaan yang diaudit KAP non


(63)

Big-4. Bank memperhitungkan kualitas audit ketika menilai kualitas pelaporan keuangan dan menentukan kontrak perjanjian pinjaman.

Pengungkapan yang merupakan sarana informasi atas kinerja perusahaan dapat juga menjadi bahan pertimbangan pengguna laporan keuangan terutama kreditor dalam pengambilan keputusan tentang tingkat biaya utang. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan terdiri dari pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar pengungkapan yang diwajibkan oleh PSAK dan BAPEPAM LK. Perusahaan yang melakukan pengungkapan seluasluasnya akan dipandang oleh investor dan kreditor sebagai perusahaan yang tidak berisiko. Semakin kecil risiko yang dimiliki perusahaan maka tingkat biaya utang yang ditetapkan oleh kreditor pun akan kecil.

Keberadaan komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris diharapkan dapat membantu tugas dewan komisaris dalam melakukan pengawasan pengelolaan perusahaan terutama mengenai masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal dan sistem pelaporan keuangan.Hal ini dilakukan perusahaan (principal) untuk meminimalisasi agency problem. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa ada perbedaan kepentingan antara pihak perusahaan (principal) dan karyawan (agent) karena adanya asimetri informasi. Komite audit bertugas untuk mengawasi kinerja manajemen perusahaan sehingga kinerja manajemen sesuai dengan yang diinginkan oleh


(64)

perusahaan (principal). Komite audit yang baik, akan menghasilkan kondisi internal perusahaan yang berkinerja efektif yang mengarah pada peningkatan reputasi perusahaan. Reputasi perusahaan yang baik, akan meningkatkan kepercayaan kreditor dan berpengaruh terhadap cost of debt yang rendah.Untuk menghasilkan komite audit yang efektif, perusahaan harus memiliki komite audit setidaknya berjumlah tiga orang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ukuran komite audit yang tepat akan memungkinkan anggota untuk menggunakan pengalaman dan keahlian mereka dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan terbaik para pemangku kepentingan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Anderson, dkk (2002) menunjukkan bahwa independensi dan ukuran komite audit berpengaruh signifikan dalam menurunkan pembiayaan biaya utang. Hal ini disebabkan komite audit yang besar memberikan pandangan pemantauan yang luas atas proses pelaporan keuangan dan ini penting bagi kreditor. Kinerja komite audit yang efektif juga sebagai jaminan atas integritas pelaporan keuangan. Dengan jaminan ini, kepercayaan kreditor semakin meningkat dan mempengaruhi atas return yang diminta, serta mempengaruhi biaya utang yang akan dikenakan.

Menurut Sugiyono (2007:57), Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul.


(65)

Dari kerangka konseptual, hasil penelitian sebelumnya serta rumusan masalah dimuka, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Tax Avoidance berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H2: Kualitas Auditor berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H3: Voluntary Disclosure berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H4: Komite Audit berpengaruh positif terhadap Biaya Utang

H5: Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan sukarela, dan Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Utang


(66)

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG MASALAH

Pada masa sekarang perusahaan saat akan memulai bisnisnya harus memiliki ide dan strategi yang baik dan tepat agar bisa bersaing karena perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Untuk merealisasikan ide dan strategi tersebut dibutuhkan dana. Dana internal merupakan dana yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan dalam suatu periode dan modal sendiri. Sedangkan Dana eksternal, Dana yang diperoleh dari kreditur seperti bank dan lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini biasanya perusahaan mengajukan pinjaman atau menerbitkan surat utang. Dalam perolehan utang perusahaan membutuhkan biaya, sehingga akan timbul biaya utang (cost of debt). Cost of debt merupakan tingkat bunga yang diterima oleh kreditor sebagai tingkat pengembalian yang disyaratkan. Dimana biaya utang (cost of debt) menurut Fabozzi (2007, dikutip dari Juniarti dan Sentosa, 2009) merupakan tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh kreditor saat melakukan pendanaan dalam suatu perusahaan.Francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan menjadi biaya utang sebelum pajak (before-tax cost of debt) dan biaya utang setelah pajak (after-tax cost of debt). Perusahaan yang menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban membayar


(67)

bunga. Beban bunga akan menyebabkan pajak penghasilan berkurang. Akan tetapi, sebagian besar warga masih beranggapan bahwa pajak sebagai suatu beban. Selain warga, perusahaan atau badan juga beranggapan hal yang sama, bahwa pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih, sehingga mereka berupaya untuk memperkecil pajak dengan cara legal maupun ilegal sehingga mereka mampu mencapai target laba dan likuiditas yang telah ditetapkan perusahaan.

Diamond (1991, dalam Causholli dan Knechel, 2012) mengusulkan sebuah model siklus hidup pembiayaan utang untuk perusahaan-perusahaan yang menghadapi pendanaan terbatas. Usia perusahaan-perusahaan dapat menjadi tolak ukur dalam siklus hidup pembiayaan yang ditawarkan. Perusahaan yang masih berusia muda cenderung untuk terkunci dalam jenis hubungan yang erat dengan kreditornya. Hal ini disebabkan reputasi perusahaan yang masih kurang dan tingginya risiko yang dihadapi perusahaan membuat perusahaan kesulitan dalam menarik sumber-sumber modal lainnya. Berbeda dari perusahaan yang muda, perusahaan yang berusia lebih tua memiliki reputasi terpercaya dimata kreditor, track record yang jelas dan berisiko lebih rendah memungkinkan perusahaan untuk memiliki sumber modal dari beberapa kreditor. Sehingga perusahaan tua cenderung tidak terkunci dalam jenis hubungan yang erat tersebut.

Ada keuntungan yang didapat bagi perusahaan berusia muda dari hubungan pinjaman yang erat dengan kreditor yang dominan ini. Kreditor


(68)

yang dominan menghendaki untuk melakukan pemantauan dan kontrol secara langsung guna mengurangi risiko keterbatasan informasi tentang kondisi perusahaan. Pemantauan langsung oleh kreditor ini akan mengurangi asimetri informasi, yang mengarah ke potensi peningkatan alokasi modal bagi perusahaan. Bagi kreditor, keuntungan yang didapat lebih kepada menyediakan pemantauan yang lebih efektif dan efisien daripada tangan panjang atau pihak ketiga yang diutus oleh kreditor (Diamond, 1984 dalam Causholli dan Knechel, 2012).

Jenis hubungan pinjaman yang erat dengan kreditor yang dominan memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan komponen biaya-biaya bagi perusahaan. Pertama, biaya monitoring bisa menjadi tinggi dan kreditor ingin memulihkan biaya-biaya tersebut sebagai bagian dari keseluruhan pengembalian. Selain itu, hubungan erat antara kreditor yang dominan dan perusahaan memungkinkan kreditor memperoleh informasi pribadi mengenai kondisi perusahaan, yang mana dapat menimbulkan daya tawar dengan perusahaan.

Menurut Rajan (1992), kreditor yang dominan dapat menggunakan daya tawar ini untuk menarik biaya pinjaman lebih tinggi melalui biaya utang. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang serta dapat melalui siklus hidup pembiayaan ini, secara bertahap memperoleh reputasi yang dapat dipercaya dari pemodal lainnya. Hal tersebut menjadi sinyal bagi pemberi pinjaman potensial lainnya bahwa perusahaan merupakan risiko kredit yang wajar bahkan tanpa pemantauan secara langsung atau


(1)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Abdillah Arif Nasution SE, M.Si,Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Lubis, M.M, Ak, selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Sucipto, M.M, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Teman-teman akuntansi ekstensi dan para teman - teman yang tak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan doa dan dukungan tiada henti bagi penulis.


(2)

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah kedepan. Semoga skripsi ini menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi pihak yang membaca.

Medan, 25 Februari 2016

Penulis,

Musriyadi Hasan Harahap


(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 12

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 34

3.2 Populasi dan Sampel ... 34

3.3 Jenis dan Sumber Data. ... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 35


(4)

3.6 Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data penelitian ... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Analisis Stasistik Deskriptif ... 44

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 49

4.3 Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

4.1 Statistik Deskriptif ... 45

4.2 Uji Normalitas ... 46

4.3 Uji Multikolinearitas ... 47

4.4 Uji Autokorelasi ... 48

4.5 Koefisien Determinasi ... 50

4.6 Uji Signifikansi Simultan ... 51


(6)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.2 Menentukan nilai F tabel ... 51

4.3 Menentukan nilai T tabel ... 53


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014)

0 5 110

Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 - 2015

0 1 123

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 2 11

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 1

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

1 0 11

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 21

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 3 6

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 10