Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

111

LAMPIRAN 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)
PERSEPSI LELAKI SEKS LELAKI (LSL) TENTANG HIV/AIDS DAN
VCT DALAM PENINGKATAN DEMAND PADA PELAYANAN
VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI KLINIK IMS DAN
VCT PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN
Dengan hormat,
Saya merupakan salah seorang mahasiswa Program Studi S-1 Reguler Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir perkuliahan.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL)
tentang HIV/AIDS dan VCT dalam peningkatan demand pada pelayanan
Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas
Teladan Kota Medan. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan
saudara untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Partisipasi saudara dalam
penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi informan atau menolak tanpa ada
sanksi apapun.
Dan mohon menandatangani form ini jika saudara/i bersedia menjadi informan
dalam penelitian ini.

Nama (Samaran)

: ................................................... (Informan No. ........)

Usia

: ................. Tahun

Saya menyatakan bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian yang
dilaksanakan oleh saudara : Muhammad Fahmi, NIM :121000015.
Kerahasiaan informasi dan identitas saudara dijamin oleh peneliti dan tidak akan
disebarluaskan baik melalui media massa atau pun elektronik. Terima kasih atas
bantuan dan partisipasi saudara berikan. Salam sehat untuk anda.
Medan, ..................... 2016

(

)

Universitas Sumatera Utara

111

112

LAMPIRAN 2. PEDOMAN WAWANCARA
PERSEPSI LELAKI SEKS LELAKI (LSL) TENTANG HIV/AIDS DAN
VCT DALAM PENINGKATAN DEMAND PADA PELAYANAN
VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI KLINIK IMS DAN
VCT PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN

Bagian I. Identitas Informan No. .........
1. Umur

: ............. Tahun

2. Pendidikan Terakhir

: .........................................................................

3. Status Perkawinan


: Kawin / Belum Kawin (Lingkari)

4. Pekerjaan

: .........................................................................

5. Asal Daerah Kecamatan : Medan .............................................................
6. Tanggal Wawancara

: .........................................................................

5. Tanda Tangan

: ......................................

Bagian II. Daftar Pertanyaan
1. Persepsi tentang HIV/AIDS
A. Pertanyaan “Persepsi Kerentanan” :
1) Bagaimana pandangan saudara tentang HIV/AIDS? Probing: ciri khas

yang melekat pada HIV/AIDS dari berbagai aspek bahaya/pengobatan.
2) Menurut pandangan saudara, bagaimana seseorang dapat terinfeksi
penyakit HIV/AIDS? Probing: determinan rentan penularan HIV/AIDS.

Universitas Sumatera Utara
112

113

3) Menurut pandangan saudara, bagaimana konsekuensi yang terjadi jika
seseorang menderita HIV/AIDS? Probing: keadaaan fisik dan psikis
ODHA yang timbul.
B. Pertanyaan “Persepsi Keparahan” :
1) Menurut pandangan saudara, bagaimana kondisi kesehatan jika
seseorang sudah dianggap sebagai tersangka HIV/AIDS?
2) Menurut pandangan saudara, apakah HIV/AIDS dapat disembuhkan?
Probing: jika ya, bagaimana? jika tidak, mengapa?
3) Menurut saudara, bagaimana cara efektif mencegah terjadinya
keparahan


penyakit

HIV/AIDS?

Probing:

menjaga

PHBS,

pendampingan dan dukungan, rujukan tindak lanjut, pemberian ARV.
C. Pertanyaan “Persepsi Ancaman” :
1) Bagaimana pandangan saudara dampak seseorang jika menderita
HIV/AIDS dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat? Probing:
risiko dampak kesehatan, stigma dan diskriminasi yang diterima dari
masyarakat.
2) Bagaimana pandangan saudara terhadap penularan HIV/AIDS kepada
istri dan anak? Probing: stigma dan diskriminasi yang diterima dari
masyarakat.


Universitas Sumatera Utara

114

2. Persepsi tentang VCT
A. Pertanyaan “Informasi” :
1) Apakah saudara pernah mendengar tentang klinik IMS dan VCT
(khususnya

Puskesmas

Teladan)?

Probing:

menyebutkan

apa

kepanjangannya, nama tempatnya dan dimana saja.

2) Jika pernah, saudara dapat informasinya dari siapa? Probing: teman,
petugas kesehatan, LSM, media massa.
3) Bagaimana cara beliau (narasumber) menyampaikan informasinya
kepada

saudara?

Probing:

sikap

penyampaian,

informasi

singkat/lengkap, menyebutkan tempat/lokasi.
4) Informasi apa saja yang beliau (narasumber) berikan kepada saudara
terkait pelayanan VCT di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan?
Probing: sejauh apa informasi yang beliau (narasumber) berikan,
apakah saudara tahu tujuan beliau (narasumber) memberitahukan

kepada saudara.
B. Pertanyaan “Pengetahuan” :
1) Apakah saudara mengetahui apa itu pelayanan VCT? Probing: manfaat,
tujuan, kegunaan.
2) Menurut saudara, pentingkah pelayanan VCT tersebut untuk saudara,
mengapa alasannya? Probing: penting (alasannya hanya untuk
pengawasan

dan pengendalian penyakit

IMS dan HIV/AIDS,

Universitas Sumatera Utara

115

pengobatan bagi pasien terinfeksi, sarana pelayanan gratis) atau tidak
penting (alasannya

sarana


formalitas belaka

saja yang tidak

memberikan solusi pengguna jasa/pasien).
C. Pertanyaan “Penilaian” :
1) Apakah saudara setuju tentang keberadaan atau letak Klinik IMS dan
VCT Puskesmas Teladan? Probing: setuju/tidak setuju, alasannya......
2) Apakah saudara mendapat manfaat atau kenyamanan setelah melakukan
pemeriksaan dan pelayanan VCT di klinik tersebut, mengapa? Probing:
apakah ada perasaan cemas/khawatir tentang kerahasiaan data, merasa
lebih baik/sehat, apakah melaksanakan saran yang diberikan.
D. Pertanyaan “Pengalaman” :
1) Berapa

kali

saudara


datang/berkunjung

melakukan

permintaan

pelayanan VCT Puskesmas Teladan, mengapa? Probing: untuk apa, apa
dorongan/motivasi saudara, pelayanan apa saja yang disediakan, apakah
sulit prosedurnya atau bagaimana, dan pembiayaan dalam pelayanan.
2) Menurut saudara, bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas
klinik IMS dan VCT? Probing: sikap pelayanan dokter/perawat, cara
mereka memeriksa (ramah/diberi semangat perubahan perilaku atau
mereka merasa risih/tidak diperhatikan), apakah diberi kesempatan
untuk bertanya seputar keluhan, apakah mereka memberikan jawaban
dan pelayanan kesehatan yang memuaskan saudara.

Universitas Sumatera Utara

116


3) Apakah saudara memiliki saran untuk penyediaan pelayanan VCT di
klinik tersebut? Probing: saran sikap petugas, informasi yang
diperlukan, konseling, kerahasiaan, sarana dan pengawasan yang
bagaimana diinginkan.
E. Pertanyaan “Kepercayaan” :
1) Mengapa saudara yakin dan mau melakukan VCT di Puskesmas
Teladan? Probing: keunggulan pelayanan/fasilitas/kenyamanan yang
dimiliki,

kemampuan

petugas

dalam

penanganan,

apa

yang

membedakan dengan tempat lainnya.
2) apakah saudara merasa butuh terhadap pelayanan VCT di Puskesmas
Teladan, alasannya? Probing: hanya sekedar untuk tahu atau ikut-ikutan
saja, apakah saudara ada niat yang kuat dari dalam diri untuk pergi ke
klinik tersebut untuk mengetahui status kesehatan, atau ada desakan
dari pihak luar.
F. Pertanyaan “Teman Seprofesi” :
Pernahkan saudara mendengar tentang VCT dari teman seprofesi Anda ?
Probing: Seberapa yakin saudara dengan informasi yang beliau berikan,
mengapa saudara bersikap demikian?
G. Pertanyaan “Media Massa” :
Pernahkan Anda mendengar tentang VCT dari media massa? Probing: dari
media apa, seberapa yakinkah saudara dengan informasi yang diberikan?

Universitas Sumatera Utara

117

LAMPIRAN 3. HASIL WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW)

PERSEPSI LELAKI SEKS LELAKI (LSL) TENTANG HIV/AIDS DAN
VCT DALAM PENINGKATAN DEMAND PADA PELAYANAN
VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) DI KLINIK
IMS DAN VCT PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN

1. Persepsi Informan tentang HIV/AIDS
1.1 Persepsi Kerentanan Informan tentang HIV/AIDS
Matriks 1. Pernyataan Informan untuk Dapat Tertular HIV/AIDS
Informan
Pernyataan
1
“Ku rasa yang bisa terserang HIV/AIDS karena sering berhubungan
seks yang tidak aman.”
2
“Orang yang bisa kena... saya kurang tau. Tapi saya dengar-dengar
dari media massa dan dengar dari orang, ya itu berhubungan seks
secara bebas. Mungkin dari makanan orang pengidap HIV. Hanya itu
yang bisa menularkan ke orang lain.”
3
“Ya betul sih aku beresiko... Pastilah semua PMS lah yang paling
sering, itu karena sering gonta ganti pasangan. Kalo aku gak karena
kan setia, hehehe... Paling pake kondomlah dek. Tapi nggak tahu juga
pasanganku setia apa nggak. Hehehe... HIV/AIDS sekarang itu lebih
parah WPS menurut ku. Kalo LSL atau gay, nggak juga.”
4
“HIV bakalan tidak menunjukkan gejala apapun bagi orang yang HIV
positif. Kelihatannya seperti orang biasa, susah dilihat secara fisik.
Mungkin tidak nampak diawal. Kan ada beberapa fase. Ada masa
dimana fase HIV yang tidak bergejala 1-10 tahun. Baru lah
selanjutnya masa HIV bergejala. Ini bisa aja ia tularkan dan mudah
terserang ke orang lain secara tiba-tiba dan tidak diketahui olehnya.”
5
“Sebelumnya aku gatau kalau LSL itu beresiko HIV tapi lama
kelamaan aku tau karena kawan-kawan ku penah cerita masalah ini,
zaman kan juga udah canggih kak aku cari infonya di internetlah.
Aku nanggapinya biasa aja. LSL biasanya kena IMS ku tengok.”
6
“Penyakit yang sangat menular dan berbahaya jika tertular dengan
penderita HIV. Cara tertularnya bisa melalui seks bebas, tidak
memakai alat kontrasepsi, alat jarum suntik secara bergantian. Orangorang seperti itu keknya yang kena HIV.”

Universitas Sumatera Utara
117

118

1.2 Persepsi Informan tentang Keparahan HIV/AIDS
Matriks 2. Pernyataan Informan Mengenai Konsekuensi/Risiko yang akan
Terjadi dan Tingkat Kesembuhan jika Informan Menderita
HIV/AIDS
Informan
Pernyataan
1
“Apalah... bahaya. Resikonya mati. Ku dengar-dengar tidak bisa
disembuhkan, cuma virusnya ditidurkan bisa. Nampaknya penderita
kurang sehat lah, lesu.”
2
“Yang jelasnya berbahaya karena dia satu... belum ada obatnya,
mungkin yang ada pun sekarang ini seperti apa... untuk menjaga daya
tahan tubuh aja, tidak menghabiskan seluruh penyakitnya.”
3
“HIV itu penyakit yang memang berbahaya karna sampai sekarang
pun tidak ada menyembuhkannya. Yang ada hanya untuk menahan
tumbuhnya bakteri itu. Kalo orang uda terkena positif HIV tentu
sangat mempengaruhi kesehatan, psikologis juga mempengaruhi atau
terganggu karna mungkin ya orang yang terkena HIV/AIDS jadi
bahan pikiran bagi dia. Apalagi pada fase kritis, dia terlihat melemah,
penyakit-penyakit lain datang dan mudah masuk karna antibodi itu
sudah diserang ama virus HIV tadi. Nah, apabila ketika seseorang
sudah mengetahui HIV positif dan pada saat itu dia tidak berobat
dalam artian mencegah virusnya itu maka lama kelamaan ditambah
lagi dia seks bebas dan tetap mengulangi tidak menggunakan
pengaman, maka lama kelamaan virus tersebut akan menggerogoti
tubuh. Jadi sehingga virus akan semakin banyak datang, penyakitpenyakit yang lain pun akan mudah datang sehingga menyebabkan
mungkin dari fisik menurun berat badan, lemah, atau bahkan
terbaringlah di tempat tidur.”
4
“HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh pada manusia.
Bakal tidak menunjukkan gejala apapun bagi orang yang HIV positif.
Kelihatannya seperti orang biasa. Mungkin tidak nampak diawal. Kan
ada beberapa fase. Ada masa dimana fase HIV yang tidak bergejala
1-10 tahun. Baru lah selanjutnya masa HIV bergejala. HIV juga bisa
terhubung dengan penyakit lain.”
5
“Buruk.! Dapat membuat kita, kondisi badan melemah, berat badan
berkurang, dan menyebabkan kematian.”
6
“HIV tidak kelihatan secara kasat mata kecuali sudah pada stadium 4
(sudah AIDS), dah tergeletak. Segeralah sebelum kena dengan
berobat!.”

Universitas Sumatera Utara

119

1.3 Persepsi Informan tentang Ancaman HIV/AIDS
Matriks 3. Pernyataan Informan yang Dapat Mengancam Dirinya dalam
Kehidupan Bekeluarga dan Bermasyarakat dari Adanya
Penularan HIV/AIDS
Informan
Pernyataan
1
“Tidak dapat disembuhkan. Jelek. Dampaknya negatif. Kasihan lah.
Apalagi bagi mereka yang tidak tahu apa-apa menjadi terkena. Takut
juga aku dinyatakan HIV positif. Nanti kepikiran pula”
2
“Ya jelas ya terkucilkanlah... Kalau di luar ya, masyarakat
mendiskriminasi. Saya belum berani, belum bisa, lah, belum siap
ungkapkan ke keluarga jika hasilnya positif. Sudah pasti
diskriminasilah secara umum. Jadi beban pikiran. Ngeri juga yah.”
3
“Khususnya Indonesia itu kan memegang adat timur. Jadi
kebanyakan orang tidak mengerti ketika seseorang terkena
HIV/AIDS itu penyakit hina, penyakit kutukan, penyakit akibat suka
berhubungan seks yang bebas. Eh sebenarnya, tak ada orang yang
mau terkena penyakit ini. Jadi dampaknya ya bagi mereka yang tidak
mengerti lagi mengenai mengenai permasalahan (bisa tertular HIV)
pasti akan menjauhi penderita. Dalam artian takut tertular. Padahal
HIV/AIDS itu tidak sembarangan juga nularkan kepada seseorang.
Kita makan satu wadah dengan orang yang HIV tidak akan tertular.
Penularan kan melalui darah, air mani, ASI. Ketika kita mandi bareng
dengan orang yang HIV tidak akan menularkan tapi karna mereka
yang tidak tahu maka mereka takut tertular. Keluarga yang tidak
memahami juga mungkin akan diusir atau dicampakkan. Ketika
orang yang mengerti, ia akan berikan support, mendukung karna
tidak semua yang HIV itu dikarenakan mereka yang seksnya bebas
(pelacur). Bagaimana perempuan yang menyusui ketika kena
anaknya, apakah anaknya yang masih bayi pelacur? Kan enggak.
Tapi kenapa mereka terkena? Kan bukan perbuatannya juga.
Mungkin dari suami, ke perempuan/istri, kena ke anak. Jadi tidak
semua penyakit HIV itu dikarenakan berhubungan bebas.”
4
“HIV untuk saat ini tidak dapat disembuhkan. Secara psikis
mentalnya akan down. Kok bisa sih aku seperti ini! aku kena!
Padahal dia nggak ingat siapa dia dulu (perilakunya). Kalau dalam
bermasyarakat sih biasanya tidak terlalu ini... karna masyarakat bakal
tidak tahu dia positif HIV atau tidak. Tetapi dalam keluarga kita harus
memberitahukan kalau kita positif HIV. Bagaimana pun pasti nanti
ada dampak kalau kita tidak kasi tahu ke keluarga. Apalagi seorang
istri sama saja menzholimin nggak kita kasi tahu.”
5
“Tidak bisa disembuhkan. Dia merasa drop, cemas dengan
penyakitnya itu. Kalau keluarga saya akan malu, mungkin keluarga
tahu setelah berikutnya (lama) tahu sendiri. Takut juga ya misalkan
aku dinyatakan HIV positif. Kehilangan pelanggan, hehe...”
6
“Tidak, itu kan emang penyakit seks menular jadi memang dari sana

Universitas Sumatera Utara

120

katanya tidak bisa untuk mengobati, untuk mengapakan virus itu
menetralisirnya ada namanya ARV. Kalau sama keluarga diberitahu
akan ada stigma HIV itu kan uda kotor banget. Takut juga ya kalo
positif HIV. Beban mental juga.”

2. Persepsi Informan tentang VCT
2.1 Faktor Internal
2.1.1 Informasi
Matriks 4. Pernyataan Informan tentang Pernah Mendengar Informasi
Pelayanan VCT Puskesmas Teladan, Mengetahui Kepanjangan
VCT, Cara Penyampaian Informasi oleh Narasumber kepada
Informan
Informan
Pernyataan
1
“Dari kawan ku. Dia sering kesini juga, dia ada kerja gitu disini.
Cuma disini aja yang tahu. Panjangan VCT kurang tahu.
Informasinya bagus, serius. Dia bilang kek gitu alamat lengkapnya.”
2
“Informasinya dari bang ardi (aktivis GSM). Saya baru ini berobat.
Kepanjangan VCT saya tidak tahu. Yang tahu cuma disini kliniknya.
Dia tidak menyampaikan tapi melalui BBM. Dia menyampaikan
bahwa dia kerja dengan komunitas orang peduli HIV, jadi saya
tertarik. Kata beliau untuk peduli dengan kesehatan kita, kita harus
mengurangi seks bebas dan pakai kondom.”
3
“Teman sekomunitas. Kurang tahu kepanjangannya. Klinik VCT
yang saya tahu di petisah, veteran, dan di rumah sakit. Nah, kebetulan
karena kami teman dekat, penyampaian itu tidak sulit. Disamping
kesadaran saya juga terkadang kan penyampaian yang sulit itu
tergantung orang yang mau kita menyampaikannya. Terkadang kita
pun disampaikan tapi kesadaran kita tidak ada, tetap saja kita tidak
akan bisa sharing, tidak terlalu formal.”
4
“Sebelumnya kan memang aku, informasinya yang sudah aku dapat
sendiri dari teman LSM, tetapi kan untuk pendalaman
pemeriksaannya itu seperti apa. VCT itu voluntare Counselling Test
atau tes sukarela. Banyak sih yang ada di kota medan saja sendiri
untuk puskesmasnya saja yang melayani ada 10 : Padang Bulan,
Helvetia, Bestari, Bromo, Sering, Medan Area Selatan, Belawan, Yos
Sudarso, Klinik Veteran. Mungkin kami sendiri sih nggak bakal
pindah-pindah lagi. Ketika kita pindah pasti ada dabel data. Lebih
bagus fokus kesini karena kan mereka taunya disini. Dimana kita
pertama kali tinggal datang ke situ la. Ya aku lebih sharing ke
mereka. Gimana sih pemeriksaannya, seperti apa sih mereka.
Misalnya aku sendiri aja belum berani mengakses layanan karna
ketakutan itu kan, diterima gak sama mereka, apa reaksi mereka sama

Universitas Sumatera Utara

121

5

6

aku. Informasi jelas. Lebih apanya lagi kami pernah dapat pelatihan
dari GSM terutama, ya udah lebih jelas sendiri. Jadinya informasiinformasi yang aku dapatkan lagi pun sudah tahu.”
“Saya dulu di veteran. Saya kenal bang Hadis. Dia anggota GSM.
Jadi abang itu mengasi kami seminar di hotel pada tahun 2014. Dari
situ saya tahu Puskesmas Teladan. Akses lebih dekat dari rumah saya.
Saya di amplas. VCT nggak tau kepanjangannya. Saya cuma tahu ada
tiga klinik VCT: di Teladan, Veteran, dan Petisah (Bestari).”
Dari anggota GSM secara individual. Setiap yang tahu beritahu sama
yang lain. Informasi jelas. Media sosial tidak ada. VCT itu nggak
tahu apa panjangannya. Saya tahu VCT di Padang Bulan, Veteran,
dan Petisah. Lebih dekat dari tempat tinggal. Ngapain jauh-jauh.”

2.1.2 Pengetahuan
Matriks 5. Pernyataan Informan Mengenai Pengetahuan tentang Manfaat
dan Alasan Kepentingan Informan akan Adanya Pelayanan VCT
Puskesmas Teladan
Informan
Pernyataan
1
“Menyembuhkan dan mengobati penyakit kelamin. Penting.
Alasannya kita kena sakit kelamin kan ada penanggulangannya.”
2
“Kita kan kadang-kadang HIV bukan saja berhubungan seks. Bisa
juga tertular dari makanan orang lain ataupun apa, makanya kan
kadang-kadang untuk periksa. Penting kali lah. Untuk pencegahan
diri sendiri, pengetahuan tentang kesehatan mengenai HIV dan
penyakit IMS lainnya.”
3
“Sangat penting. Kalau tidak ada klinik ini misalnya kan bisa saja
saya ke klinik lain tetapi kan seseorang itu perlu kenyamanan. Ketika
nyaman saya disini kenapa saya harus ke tempat lain!. Saya pernah
juga periksa di Veteran dan Petisah tapi saya lebih seringnya periksa
disini. Bukan berarti tidak ke klinik lain.”
4
“Manfaatnya tentu sangat banyak ya, terutama untuk mencegah HIV,
IMS, mengobati juga dalam pengambilan ARV. Sangat penting karna
banyak orang masalah kendala biaya ya misalnya, cek ke
laboratorium lain kan mahal. Kalau disini gratis. Oh ya uda deket,
LSL ini kan payah keluarkan uang berobat, yang gratis saja susah,
gimana lagi yang bayar.”
5
“Kurang tahu saya apa manfaatnya. Penting dong. Apalagi seperti
saya ini yang namanya hubungan sejenis perlu yang namanya
konseling untuk kesehatan. Mencegah supaya tidak tertular atau
terkena.”
6
“Bagus juga kalau orang gak ngerti apa... jadi tahu berobat sini.
Pernah kawan menderita kencing nanah, dia merasa malu. Ku bilang
rahasia terjamin. Sangat penting. Yang sini banyak begitu (LSL dan
seks bebas) hampir setiap anak kos-kosan begitu semua.”

Universitas Sumatera Utara

122

2.1.3 Penilaian
Matriks 6. Penilaian Informan tentang Keberadaan dan Manfaat yang
Didapatkan Setelah Menggunakan Pelayanan VCT Puskesmas
Teladan
Informan
Pernyataan
1
“Setuju-setuju yang penting pelayanannya bagus. Setelah melakukan
pemeriksaan, kita tahu kecemasan dari penyakit kita.”
2
“Saya setuju aja walaupun jauh dari rumah. Seharusnya setiap
kecamatan ada klinik seperti ini. Maksudnya ini tidak setuju kalau
cuma disini aja. Kan untuk kepentingan orang banyak!. Setelah
melakukan pemeriksaan, kita jadi tahu la pencegahan kesehatan dari
kita. Hanya menambah wawasan saja jadinya. Sosialisasi pencegahan
harus diutamakan.”
3
“Saya setuju-setuju saja. Tidak munafik selain gratis, ya juga
fasilitasnya lengkap. Dokter yang menangani juga ramah LGBT.
Mereka mengerti. Kita yang periksa nyaman.”
4
“Sangat setuju. Dekat dari rumah, klinik yang pertama kali aku kenal
itu, yang merasa aku nyaman itu disini. Pernah juga aku ke klinik
lain. Manfaat yang aku rasakan lebih menjaga diri kita! Kadang kan
dari hasil itu mereka ada terselip apanya juga kan. Uda dikasi tau
arahan kamu lebih apalagi pakai kondomnya.”
5
“Saya setuju aja. Saya lebih sehat, rasa khawatir berkurang.”
6
“Aku setuju aja sih. Ada temanku dia betul-betul privasi, gak mau ke
puskesmas, katanya dia ada dokter pribadi gitu dia. Ya udalah mau
bilang gimana!.”

2.1.4 Pengalaman
Matriks 7. Pernyataan Informan Mengenai Kunjungan yang Pernah
Dilakukan, Kepuasan Prosedur Pelayanan, Beserta Saran dalam
Pelayanan VCT Puskesmas Teladan
Informan
Pernyataan
1
“Saya sudah lebih kurang dua kali. Tidak sulit prosedurnya. Sikap
mereka bagus, ramah, kek mana dokter melayanilah! Diberi motivasi,
diberi kesempatan bertanya. Baguslah pokoknya, nggak ada
buruknya. Sarannya lebih bagus lagi.”
2
“Baru sekali ini saya datang. Waktu luang gak ada. Kan saya kerja
juga. Prosedurnya biasa la nggak ribet. Pelayanannya bagus, ramah,
gratis. Cara penyampaian atau penyuluhan dokter tadi bagus. Saran
perubahan perilaku sih belum ada, belum ada diberikan kesempatan
untuk bertanya. Sarana kan masih lengkap. Pengetesan HIV dan
pengobatan lengkap.”
3
“Saya baru dua kali. Saya kan kerja juga dari pagi sampe sore. Gak
sempat datang ke klinik. Prosedurnya gak rumit la. Pelayanannya

Universitas Sumatera Utara

123

4

5

6

bagus, fasilitasnya lengkap, dokter yang menangani juga ramah.
Mereka mengerti. Kita yang periksa nyaman. Tapi pernah juga
pengalaman saya datang kesana sudah agak sore dan petugas
perawatnya suruh saya datang lagi besok. Kecewa juga sih. Tapi
emang salah ku juga ya. Hehehe...”
“Kalau dihitung itu baru empat kali. Rentangnya enam bulan sekali
saya datang. Tidak begitu periksa karna merasa baik-baik saja.
Intinya pakai pengaman kan... Dokternya sendiri aku kenal semua.
Mereka lebih welcome bersahabat. Semuanya ramah. Mereka selalu
menekankan saran. Sebenarnya gini, sistem konseling HIV ini
mereka tidak bakal menanyakan apapun sesuai yang ditanyakan aja.
Tetapi disini kejujuran kita sendiri. Sarannya buat orang laboratorium
aja. Untuk hari sabtu itu selalu tidak ada.”
“Kalau sempat saya berkunjung tiga bulan sekali. Tidak rumit
prosedurnya. Pelayanannya baik, bagus, ramah, diberi kesempatan
bertanya, keluhan saya dijawab oleh dokter, tetapi saran untuk
perubahan perilaku tidak ada. Menjadilah yang lebih baik lagi kepada
pasien.”
“Saya tiga bulan sekali wajib periksa. Waktu pun ada. Baik, orangnya
ramah-ramah, ada diberi semangat perubahan perilaku. Banyak diberi
kesempatan untuk bertanya. Kalau bisa pun ditambah lagi
petugasnya. Kan kadang sering seminar, aku nunggu lama jadinya,
bosan. Kadang dokter gak ada. Kalau mau berobat harus telepon
dulu.”

2.1.5 Kepercayaan
Matriks 8. Pernyataan Informan tentang Keyakinan dan Kebutuhan akan
Pelayanan VCT Puskesmas Teladan
Informan
Pernyataan
1
“Aku cuma disini aja yang tahu pelayanan VCT. Kawan aku yang
informasinya kemari saja. Ngapain kemana-mana lagi, katanya. Aku
pun ikut-ikut aja. Ada niat untuk mengetahui kecemasan tadi la
makanya aku kesini.”
2
“Yang tahu cuma disini kliniknya. Secara pribadi saya sangat butuh
walaupun rumah saya jauh jaraknya dan ini sebenarnya pun
dibutuhkan masyarakat. Kan kadang-kadang masyarakat gak tahu ada
klinik ini, sosialisasinya itu kurang.”
3
“Kesadaran saya juga untuk periksa IMS, tapi waktu ini kadang
nggak sempat, aku kerja. Aku lebih memilih praktek dokter swasta.
Tapi kalo periksa HIV, saya tidak mau, saya kan nggak beresiko
HIV.”
4
“Untuk pendalaman pemeriksaannya itu seperti apa. Mungkin kami
sendiri sih nggak bakal pindah-pindah lagi. Ketika kita pindah pasti
ada dabel data. Lebih bagus fokus kesini karena kan mereka taunya

Universitas Sumatera Utara

124

5

6

disini. Dimana kita pertama kali tinggal datang ke situ la. Ya aku kan
aktivis juga di LSM, jadi lebih sharing ke mereka. Gimana sih
pemeriksaannya, seperti apa sih mereka. Keyakinan itu dari dalam
diri sendiri. Kalau kita tidak yakin di tempat itu ngapain kita
lakukan!”
“Saya dulu di veteran. Dari seminar anggota LSM itu saya tahu
Puskesmas Teladan. Akses lebih dekat dari rumah saya. Saya tidak
tertarik untuk pelayanan VCTnya karna saya nggak beresiko terkena
HIV. Saya kena IMS sekarang. Saya harus menjaga kesehatan saya,
makanya berobat kemari. Kalau VCT masih ragu untuk datang.
Malas lah.”
“Saya lebih dekat dari tempat tinggal puskesmas ini. Ngapain jauhjauh. Niatnya ada nggak bakteri, bersih nggak. Kadang kan mau juga
bakteri bukan karna virus saja. Paling IMS sering periksa. HIV kan
nggak terlalu.”

2.2 Faktor Eksternal
2.2.1 Teman Seprofesi
Matriks 9. Pernyataan Informan atas Dukungan Teman Seprofesi dalam
Permintaan Pelayanan VCT Puskesmas Teladan
Informan
Pernyataan
1
“Dari kawan ku. Dia sering kesini juga, dia ada kerja gitu disini. Dia
bilang serius gitu alamat lengkapnya. Kawan aku yang informasinya
kemari saja. Ngapain kemana-mana lagi. Dukungannya paling nyuruh
akunya periksa gitu.”
2
“Informasinya dari bang ardi (aktivis GSM). Dia sering juga dukung
kami beri pesan kesehatan gitu.”
3
“Teman sekomunitas. Nah, kebetulan karena kami teman dekat,
makanya aku mau. Dia termasuk orang yang menyadarkan saya.
Terkadang kita pun disampaikan tapi kesadaran kita tidak ada, tetap
saja kita tidak akan bisa sharing ke teman lainnya.”
4
“Sebelumnya kan memang aku, informasinya yang sudah aku dapat
sendiri dari teman LSM, Ya aku lebih sharing ke mereka. Gimana sih
pemeriksaannya, seperti apa sih mereka.”
5
“Saya kenal bang Hadis. Dia anggota GSM. Jadi abang itu mengasi
kami seminar di hotel pada tahun 2014. Dari situ saya tahu.”
6
“Dari anggota GSM secara individual. Setiap yang tahu beritahu
sama yang lain.”

Universitas Sumatera Utara

125

2.2.2 Media Massa
Matriks 10. Pernyataan Informan atas Dukungan Media Massa dalam
Permintaan Pelayanan VCT Puskesmas Teladan
Informan
Pernyataan
1
“Media massa tidak ada.”
2
“Ada. Tapi informasi pencegahan kesehatan dengan memakai
kondom. Bukan mengenai VCT.”
3
“Nggak ada.”
4
“Tidak pernah dicantumkan klinik HIV segala macam tetapi dia lebih
pencegahan dalam arti berikan slogan-slogan hindari HIV.”
5
“Tidak ada.”
6
“nggak ada ya...”

Universitas Sumatera Utara

126

Universitas Sumatera Utara

127

Universitas Sumatera Utara

128

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

5 85 115

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Kelompok Risiko HIV/AIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

5 90 147

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 4

Pengetahuan dan Sikap Kelompok Resiko Lelaki Seks Lelaki (LSL) Dalam Pencegahan Penularan HIVAIDS di Klinik IMS dan VCT Veteran Medan

0 1 12

Determinan Penyakit Sifilis pada Kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL) di Klinik Infeksi Menular Seksual-Voluntary Counselling and Testing (IMS-VCT) Veteran Kota Medan

0 0 17