Penerapan Teknologi Pendidikan di indone
penerapan teknologi pendidikan di Indonesia
DOSEN : Dra. Eldarni, M.Pd
Oleh :
NAMA
NIM
JURUSAN
:
:
:
SHIDIQ PRATAMA
14004084
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan taufik serta kemudahan sehingga karya tulis Perkambangan Teknologi dan Pengaruhnya
dalam Dunia Pendidikan dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
Karya tulis ini berisi tentang teknologi dalam dunia pendidikan, penerapan teknologi
pendidikan di Indonesia , Semoga karya tulis ini bisa membantu bagi siapa saja yang
membutuhkan sedikit pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan pengaruhnya dalam
dunia pendidikan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan karya
tulis ini. Terutama kepada Ibu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan
pengetahuan tentang karya tulis.
Namun demikian karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga segala kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan dating.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
BAB II Pembahasan
1. Sistem belajar jarak jauh
2. Penggunaan modul dan paket belajar
3. Radio Pendidikan
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kegiatan pembelajaran tidak hanya terpusat pada kelas tatap muka. Tetapi
sudahbanyak metode pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga pendidikan dan lembaga
pelatihan, hal initidak terlepas dari peran teknologi pendidikan. Kenapa peran dari Teknologi
Pendidikan? Kembali kedefinisi awal Teknologi Pendidikan, yaitu Studi dan praktik yang
berlandaskan etika dalam memfasilitasibelajar dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan,
penggunaan, dan pengelolaan pelbagai prosesdan sumber teknologi yang tepat.Seperti
pembelajaran mengunakan jasa internet, sistem sekolah terbuka, lembaga pelatihan,dan lain
sebagainya. Semua itulah yang melandasi penulis ingin melihat lebih jauh penerapan
ilmuteknologi pendidikan di beberapa sektor ini. Dan dikarenakan pengunaan media-media di
atas akanlebih bermanfaat untuk bidang pendidikan jika diambil-alih oleh mereka yang mengerti
bagaimana carauntuk memberikan inovasi, efektifitas, juga efisiensi dalam banyak hal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem belajar jarak jauh ?
2. Apa yang dimaksud dengan penggunaan modul dan paket belajar ?
3. Apa yang dimaksud dengan Radio Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Sebagai Tugas akhir mata kuliah dasar dasar ilmu pendidikan dan memberikan
pengetahuan kepada pembaca apa saja definisi definisi dari system belajar jarak jauh ,
penggunaan modul dan paket belajar dan Radio pendidikan di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM BELAJAR JARAK JAUH
1. Pengertian, Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh seperti yang sering kita dengar merupakan pembelajaran yang
mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus
bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan
dalam waktu yang sama maupun dalam waktu yang berbeda.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul
Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode
pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah
kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian
lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan
antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh
Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan
metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai
metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang
memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room
(ruang komunikasi) misalnya.
Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan
(pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman,
mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta
mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan
pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga
dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar
karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian untuk menerapkan
pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak
jauh, yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah
perilaku peserta didik.
b. Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan peserta
didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
c. Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu pendidikan
yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih
produktif.
d. Efisiensi dan efektivitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya,
tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
e. Efektivitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program
dan terhadap masyarakat.
f. Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar,khususnya bagi
yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.
g. Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
h. Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan
mata pelajaran secara multi disipliner.
i.Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi
dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.
2. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Jika Kita lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dapat sangat efektif,
khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan
senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri.
Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses
pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun
peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan. Berikut kelebihan
pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
a.
Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara
mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat,waktu.
b.
Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan.
c.
Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d.
Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas.
e.
Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa
mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (Oemar Hamalik, 1994:52)
Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain
(Rusman. 2011:352) :
a.
Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong
tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c.
Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak
jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapa menghambat kegiatan
pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
d.
Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
e.
Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah
peserta didik yang mungkin sangat banyak.
3.
Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah
B.Uno.2007:39):
a.
Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu
menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah
kemampuan, membaca materi kulia, mencari informasi,dan sebagainya.
b.
Interaksi dalam grup; para siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-
materi yang diberikan guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang
materi yang diberikannya.
c.
Sistem administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status
mahasiswa dll.
d.
Pendalaman materi dan ujian
e.
Perpustakaan digital; bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
f.
Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan bahan bacaan dari web
lain.
4.
Analisis Teori Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh (e-learning)
Berdasarkan beberapa halmenyangkut penjabaran tentang pembelajaran jarak jauh, baik pengertian,
prinsip, faktor, dll, menurut kelompok Kami, ada tiga teori belajar utama yang digunakan sebagai dasar
pembelajaran jarak jauh (E-Learning) yaitu behaviorisme, kognitivisme dan konstrukstivisme. Hal ini
tidak terlepas dari pendapat-pendapat ahli dan penjelasan dari beberapa sumber referensi. Berikut
penjabarannya:
a.
Behaviorisme
Aliran behavioristik menganggap bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,
disebabkan oleh stimulus eksternal. Mereka melihat pikiran sebagai ”kotak hitam”, respons terhadap
suatu stimulus dapat diamati secara kuantitatif, dengan mengabaikan pengaruh proses berfikir yang terjadi
di pikiran. Atkins (1993) menyoroti empat aspek yang relevan untuk merealisasikan materi e-learning
berkaitan dengan pemikiran behavioristik:
1)
Bahan ajar sebaiknya dipecah menjadi langkah-langkah instruksional yang dihadirkan secara
deduktif, yaitu dimulai dengan rumus, hukum, kategori, prinsip, definisi, dengan memberikan contohcontoh untuk meningkatkan pemahaman.
2)
Perancang harus menetapkan urutan pengajaran dengan menggunakan percabangan bersyarat ke
unit instruksional lain. Umumnya, kegiatan diurutkan dari mudah ke sukar atau kompleks.
3)
Untuk meningkatkan efisiensi belajar, siswa diminta mengulangi bagian tertentu maupun
mengerjakan tes diagnostik. Meskipun demikian, perancang dapat juga mengijinkan siswa memilih
pelajaran berikutnya, yang memungkinkan siswa mengontrol proses belajarnya sendiri.
4)
Pendekatan behavioristik menyarankan untuk mendemonstrasikan ketrampilan dan prosedur yang
dipelajari. Siswa diharapkan meningkatkan kemahirannya melalui latihan berulang-ulang dengan
umpanbalik yang tepat. Pesan-pesan pemberi semangat digunakan untuk meningkatkan motivasi.
Secara keseluruhan, behaviorisme merekomendasi pendekatan terstruktur dan deduktif untuk mendesain
bahan ajar, sehingga konsep dasar, ketrampilan, dan informasi faktual dapat cepat diperoleh siswa.
Implikasi lebih jauh terhadap e-learning adalah belajar secara drill, memilah-milah bahan ajar, mengases
tingkat prestasi, dan memberikan umpan balik. Tetapi, efektivitas pendekatan desain behaviorisme untuk
tugas-tugas berfikir tingkat tinggi masih belum terbukti.
b.
Kognitivisme
Teoretikus kognitif mengakui bahwa banyak pembelajaran yang melibatkan asosiasi-asosiasi yang
terbentuk melalui hubungan dan pengulangan. Mereka juga mengakui pentingnya penguatan, meski
mereka menekankan perannya dalam memberikan umpan balik tentang kebenaran respons atas perannya
sebagai motivator (Mark K. Smith, 2009: 81).
Aliran kognitif menganggap bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan memori, motivasi,
refleksi, berfikir, dan meta kognisi. Psikologi kognitif meliputi proses belajar dari pemrosesan informasi,
dimana informasi diterima di bermacam-macam indera, ditransfer ke memori jangka pendek dan jangka
panjang. Informasi menjalani aliran transformasi dalam pikiran manusia sampai informasi tersebut
tersimpan secara permanen di memori jangka panjang dalam bentuk paket-paket pengetahuan. Perancang
instruksional harus memikirkan aspek-aspek berikut untuk merealisasi materi E-Learning:
1)
Strategi pembelajaran sebaiknya meningkatkan proses belajar dengan mendayagunakan semua
indera, memfokuskan perhatian siswa melalui penekanan pada informasi penting, dan menyesuaian
dengan level kognitif siswa.
2)
Perancang instruksional sebaiknya mengaitkan informasi baru dengan informasi lama yang telah
ada di memori jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan awal untuk
mengaktifkan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk materi ajar baru.
3)
Bahan ajar sebaiknya memasukkan aktivitas untuk gaya belajar yang berbeda-beda.
4)
Siswa perlu dimotivasi untuk belajar melalui strategi belajar yang menstimulasi motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik.
5)
Strategi pembelajaran sebaiknya mendorong siswa menggunakan ketrampilan meta kognitifnya
dengan cara merefleksi apa yang mereka pelajari.
6)
Strategi pembelajaran sebaiknya menghubungkan materi ajar dengan situasi riil, sehingga siswa
dapat mengaitkan pengalaman mereka sendiri.
Secara keseluruhan, perancang instruksional harus memikirkan mulai dari perbedaan aspek-aspek gaya
belajar sampai motivasi, kolaborasi maupun meta kognitif. Pendekatan berfokus pada kognitif sesuai
untuk mencapai tujuan belajar tingkat tinggi. Kelemahannya adalah jika siswa tidak mempunyai
pengetahuan prasyarat.
c.
Konstruktivisme
Aliran konstruktivisme menganggap bahwa siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman
belajarnya sendiri. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan
pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. (C. Asri Budiningsih. 2008: 58)
Dalam konstruktivistik, belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif, dan pengetahuan tidak dapat
diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuan bukan diberi pengetahuan melalui pembelajaran. Perancang instruksional harus memikirkan
aspek-aspek berikut untuk merealisasi materi e-learning:
1)
Siswa diberi kesempatan melakukan aktivitas seperti menerapkan informasi pada situati
riil,memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topik-topik dalam kelompok.
2)
Untuk mendorong siswa membangun pengetahuan mereka sendiri, guru harus memberikan
pembelajaran online yang interaktif. Siswa harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi
dengan siswa lain.
3)
Sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Bekerja dengan siswa lain memberikan
siswa pengalaman riil dan memperbaiki ketrampilan meta kognitif mereka.
4)
Siswa sebaiknya diberi waktu untuk merefleksikan materi ajar. Pertanyaan pada materi ajar dapat
digunakan untuk meningkatkan refleksi.
5)
Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi
kasus. Disamping itu, aktivitas sebaiknya mendorong siswa menerapkan materi ajar.
6)
Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru,
e-learning menghadapi masalah yaitu tujuan belajar psikomotorik, afektif, dan berfikir tingkat tinggi sulit
dicapai dalam fase belajar virtual. Maka disarakan memberikan cara lain seperti aktivitas sosial maupun
interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilain kinerja untuk mengatasi masalah tersebut.
Dari pemaparan ketiga teori di atas, kelompok Kami berpendapat bahwa Teori belajar behaviorisme,
kognitivisme, dan konstruktivisme melandasi pengembangan desain pembelajaran jarak jauh. Teori
behaviorisme menjadi rujukan dalam mengembangkan desain pembelajaran khususnya dalam bentuk
pemberian umpan balik dalam latihan soal dan petunjuk praktis dalam tugas.
Teori kognitivisme menjadi acuan dalam mengembangkan dan mengorganisasi materi serta aktivitas
pembelajaran. Mengacu pada teori kognitivisme, maka materi dan aktivitas pembelajaran didesain agar
pembelajaran memiliki makna bagi diri peserta didik, dan menumbuhkan partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Teori konstruktivisme menjadi inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar, tugas dan
diskusi agar mengandung muatan-muatan yang bersifat kontekstual dan memberikan pengalaman belajar
peserta didik.
5.
Implementasi Teori Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan antara tiga perkembangan teknologi
dan tadisi, yaitu : distance learning, computer-conveyed education, dan teknologi internet (internet
technology).
Pada mulanya, “Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan
Inggris pada pertengahan tahun 1800 oleh William Horton, Designing Web Based-Training, Wiley. Pada
tahun 1840, Sir Isac Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat. Dan pada tahun 1980 an,
International Correspondence Schools (ICS) membangun metode perkuliahan “home-study courses” pada
saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu.)
Di negara maju, pendidikan jarak jauh telah menjadi alternative pendidikan yang cukup digemari.
Pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tanggadan orang
lanjut usia. Hampir separuh dari sekitar 3900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat
menyelenggarakan sejenis pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bukanlah hal yang baru. Pada
awalnya dimulai dengan kursus tertulis dan dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas
terbuka. Pada awal terselenggaranya pendidikan jarak jauh oleh masyarakat di anggap sebagai jenis
pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua. Masih kalah dengan pendidikan konvensional yang
mengharuskan kehadiran mahasiswa.
Di Indonesia sendiri pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat dikarenakan
pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada. Namun demikian, tidak mustahil bahwa Indoneia
harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini. Keberhasilan pendidikan jarak jauh
ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan
berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dan adanya pola pendidikan
yang aktif dalam interaksi tersebut.
a.
Universitas terbuka
Universitas tebuka adalah perguruan tingggi negeri (PTN) KE-45 di indonesia yang menerapkan sistem
belajar terbuka dan jarak jauh, sistem belajar ini terbukti efektif untuk meningkatkan daya jangkau dan
pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara indonesia,
termasuk mereka yang tinggal di negara-negara terpencil, baik di seluruh nusantara maupun di berbagai
belahan dunia.
1)
Latar Belakang
Adanya keterbatasan waktu dan tempat dalam mengembangkan dan meningkatkan pendidikan serta
meningkatkan kemampuan profesional. Latar belakang tersebut akhirnya membuat universitas terbuka
memberikan kesempatan seluasnya kepada siapa saja untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan
kompetensi.
a)
Tujuan
(1) Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara indonesia dan warga negara asing. Dimanapun
tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi.
(2) Mengembangkan pelayanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan
lain, tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka.
(3) Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan
nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.
(4) Melaksanakan tridarma perguruan tinggi dengan cara yang lebih terbuka yaitu melalui sistem belajar
jarak jauh (SBJJ)
b)
Ciri-ciri universitas terbuka
(1) Tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan tidak memeberlakukan sistem drop out.
(2) Tidak ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur.
(3) Waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun.
(4) Ruang,waktu,dan tempat belajar yang fleksibel sesuai kondisi mahasiswa.
(5) Penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang dilengkapi dengan
kaset audio dan video/CD,CD-ROM, siaran radio dan TV, maupun bahan belajar berbasis komputer dan
internet.
c)
Pelakanaan Belajar Mengajar
UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak
dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul)maupun noncetak (audio/video, komputer/internet,siaran radio dan televisi).
Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia,tahun, ijazah,masa belajar,waktu registrasi, frekuensi
mengikuti ujian,dan sebagainya batasan yang ada hanyalah bahwa, setiap mahasiswa UT harus sudah
menamatkan jenjang pendidikan menengah atas ( SMA atau yang sederajat).
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa
untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun
berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan
ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara mandiri.
Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif
untuk memamfaatkan perpustakaan, mengikuti siaran radio,mengikuti tutorial, serta-menggunakan
sumber belajar lain seperti bahan belajar berbatuan komputer dan program audio/video. Apabila
mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada ketua
jurusan masing-masing.
d)
Kurikulum
Mengikuti tiap program studi di universitas terbuka meliputi antara 48-50 mata kuliah dengan jumlah sks
antara 145-146. Disamping harus menyelesaikan semua mata kuliah tersebut, mahasiswa harus
menempuh ujian komprehensif tertulis (UKT) yaitu ujian tertulis (essay) sebagai pengganti pembuatan
skripsi.
Pada saat UKT biasanya mahasiswa dihadapkan kepada satu soal ( biasa berupa kasus) untuk bisa
dijawab dengan pendekatan disiplin ilmu dari 4-5 mata kuliah inti dari masing-masing program studi..
e)
Media dan Sumber balajar
(1) Bahan ajar cetak: buku materi pokok (BMP), buku materi suplemen, buku petunujuk praktek dan
pratikum, atau referensi lainnya.
(2) Bahan ajar non-cetak: kaset a udio,kaset video,siaran radio dan televisi, bahan ajar berbatuan
komputer dalam disket atau CD.
(3) Bahan ajar cetak dan non-cetak : audiografis.
Bahan ajar cetak (modul)merupakan bahan ajar utama yang didesain untuk dapatdigunakan secara
mandiri tanpa bantuan tutor. Modul-modul yang ada juga telah dilengkapi dengan bahan ajar non-cetak
seperti kaset audiovideo,CD, siaran radio dan televisi, serta bahan ajar berbasis komputer dan internet
(CAI dan web supplement).
UT menjamin bahan ajar dan bahan ujian yang berkualitas.Bahan ajar dengan bahan ujian UT
dikembangkan oleh penulis yang ahli dalam bidangnya yang merupakan dosen-dosen dari perguruan
tinggi terkemuka di indonesia. Kualitas bahan ajar UT telah dikenal oleh masyarakat luas dan banyak
digunakan oleh perguruan tinggi lain di indonesia.
f)
Tenaga Pendidik
Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi negeri/swata serta
instansi yang relevan yang ada di indonesia. Pada setip provinsi atau kota yang terdapat perguruan tinggi
negeri, teredia unit layanan UT yang disebut layanan unit program belajar jarak jauh-universitas terbuka
(UPBJJ-UT).
Perguran tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu dalam penulisan
bahan ajar, tutoril,pratikum, dan ujian.
g)
Sumber Dana
Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh universitas ke tingkat program studi, yaitu dana yang
bersumber dari DIK-S (dana dari masyarakat) dan DIP (dana proyek/dana pembangunan dari pemerintah).
Meskipun pada tingkat universitas, UT memiliki tiga sumber dana, yaitu DIK,DIP,dan DIK-S.
Mulai tahun 2005 sumber dana DIK (dana rutin dari pemerintah) dan DIP digabungkan dan disebut
sumber dana yang disebut dengan DIPA. Dana DIK terutama dipakai untuk penggajian dosen dan
karyawan Lainnya dan pengelolaannya bukan mrupakan wewenang prodi.
b.
SMA Terbuka
SMA Terbuka adalah subsistem pendidian pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
kegiatan belajar mandiri para peserta didiknya dengan bimbingan terbatas dari orang lain
1)
Latar belakang
SMA Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternatif jalur sekoalh tingkat menengah
yang diselenggarakan oleh reguler.SMA Terbuka bukanlah lembaga atau UPT baru yang berdiri
sendiri,melainkan menginduk pada SMA reguler yang telah ada.
Dengan demikian,SMA reguler yang menjadi Sekolah Induk SMA Terbuka menyelenggarakan
pendidikan dengan dual mode system (tugas ganda).Artinya ,sekolah induk SMU Terbuka sekaligus
melayani dua kelompok peserta didik yang berbeda,dengan cara belajar yang berbeda .
Dalam hal ini,Sekolah Induk SMU Terbuka diberi perluasan atau tambahan peran ,yaitu berupa layanan
pendidikan dengan sisitem belajar jarak jauh yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki
kendala tertentu.
2)
Tujuan
Perintisan SMU terbuka dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan belajar bagi lulusan
SLTP/MTS yang karena berbagai kendala sosial ekonomi,geograsis,waktu dan lainnya maka tidak dapat
menikuti pendidikan pada tingkat SLTA.Pada tahun 2001 dilakukan pemnatapan perintisan SMU terbuka
dengan melibatkan unsur pemerintah daerah dan unsur dinas pendidikan kabupaten/kota.
Perintisan SMU terbuka dilandasi oleh kerangka konseptual yang cukup matang bagi dari segi
teori,filsafat,pola,pembelajaran,pola kelembagaan,maupun sisitem jaminan kualitasnya (quality
assuranrea)uji coba SMU terbuka telah dilakukan pada tahun 2002/2003 di 7 lokasi.
3)
Ciri-ciri SMA terbuka
SMA terbuka merupakan pola pendidikan yang menerapkan sistem belajar jarak jauh pada jenjang
pendidikan menengah yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan sevcara fleksibel melalui penerapan
prinsi-prinsip belajar mandiri.pada hakekatnya sma terbuka sama dan sederajat dengan SMA
reguler/konvensional.
Perbedaanya hanya terletak pada aspek pembelajarannya dimana para peserta didik SMA terbuka belajar
secara perseorangan maupun dalam kelompok kecil,(pustekom-depdiknas 2000)karakteristik pendidikan
SMA terbuka dapat dilihat dari aspek tujan,peserta didik,bahan belajar,stategi pembelajaran ,evaluasi dan
sertifikasi.
4)
Pelaksanaan belajar mengajar
a)
kegiatan belajar siswa tidak harus dilakukan dalam ruang kelas formal dengan tatap muka
langsung dengan guru mata pelajaran .
b)
secara periodik siswa berkonsultasi dengan staf sekolah (kepala sekolah ,wakil kepala
sekolah,guru)untuk memecahkan kesulitandan masalah belajar.
c)
secara teratur siswa belajar dan menelesaikan tugas-tugas individual.
Dari informasi tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa model/sistem pendidikan SMU terbuka adalah
model/sistem pendidikan SMU yang sebahagian besar kegiatan pembelajarannya dilaksanakan secra
mandiri,dengan menggunakan bahan-bahan belajar yang dapat dipelajari peserta didik secara mandiri
tanpa dengan seminimal mungkin bantuan orang lain.
karena itulah para peserta didik SMU terbuka setiap harinya belajar mandiri di tempat kegiatan belajar
(TKB) di bawah supervisi guru pamong ,baik secara individual maupun dalam bentuk kelompokkelompok kelompok keil .guru pamong tidak bertugas mengajar karena memang mereka bukanlah orang
yang berkualifikasi mengajar di SMU.
5)
Kurikulum
Umumnya sam dengan kurikulum SMA biasa .namun terdapat perbedaan dalam hal waktu belajar.SMU
terbuka tidak dituntut untuk datang setiap hari ke SMU reguler yang ditentukan tetapi mereka hanya
datang belajar setiap sore(pukul 14.00 s/d 17.00)selama 5 hari setiap minggunya di TKB di bawah
supervisi guru pamong .
pada umumnya untuk setiap mata pelajaran minimal mendapat alokasi tutorial selama 2x45 menit
perbulan.sedangkan untuk mata pelajaran yang sukar seperti bahasa inggris ,matematika, fisika ,dan mata
pelajaran yang penting seperti bahasa indonesia,dalam sebulan minimal mendapat alokasi waktu tutorial
3x45 menit perbulan namun apabila SMU terbuka tertentu menganut pola tutorial dua hari
seminggu.maka jumlah alokasi waktu tutorial untuk mata pelajaran yang sulit/penting minimal 4x45
menit dalam sebulan.
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di SMU terbuka yang setara dengan yang dilaksanakan di SMU
reguler adalah :
a)
tes akhir modul (TAM) setara dengan tes tformatif atau ulangan harian pada SMU reguler.
b)
Tes akhir unit setara dengan tes tengah semester (mid semester test) pada SMU reguler.
c)
Tes akhir semester yang dilaksanakan pada setiap akhir semester adalah sama dengan ulangan
umum pada SMU reguler.Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik setelah
mempelajari sejumlah modul selama satu semester.
d)
Ujian akhir merupakan ujian yang diselenggarakan untuk peserta didik SMU terbuka kelas III pada
akhirtahun ajaran yang pelaksanaanya mengikuti ketentuan yang berlaku di SMU penyelenggara.
Sertifikasi yang diterima oleh para peserta didik SMU reguler yang telah berhasil menyelesaikan
pendidikannya di SMU adalah sama dengan yang diberikan kepada peserta didik SMU terbuka.
6)
Media dan sumber belajar
Bahan belajar utama yang digunakan para pesrta didik SMU terbuka berbeda dengan yang digunakan di
SMU reguler sekalipun acuan yang digunakan untuk pengembangan bahan belajar adalah sama yaitu
kurikulum SMU yg berlaku .bahan belajar yang digunakan para peserta didik SMU terbuka adalh bahan
belajar mandiri cetak yang disebut modul dan bahan ajar dalam bentuk media lainnya atau penunjang
Bahan belajar yang digunakan peserta dididk SMU terbuka memang dirancang secara khusus agar dapat
dipelajari secaara mandiri baik secara individual atau kelompok-kelompok kecil oleh peserta didik.bahasa
yang digunakan dalam modul adalah bahasa yang komunikativ mudah dipahami dan para peserta didik
untuk mengevalusi diri sendiri baik melalaui unpan balik segera (imediate feedbacks).
Maupun kunci jawaban-jawaban soal latihan tugas yang tersedia dalam modul yang akan ditu njang oleh
media non cetak yangterdiri dari program audio, vidio/vcd, dan media lainnya yang perlu mendapat
perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelejaran SMU terbuka
7)
Tenaga pendidik
Salah satu prinsipnya adalah mengoptimalkan pendayagunaan berbagai sumber daya yang ada di
masyarakat termasuk tenaga gurunya,guru mata pelajaran yang terdapat d SMU reguler yang dijadikan
sebagai sekolah induk SMU terbuka dengan memberikan konorarium tambahan
c.
SMP Terbuka
SMP Terbuka merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak brdiri sendiri tetapi merupakan bagian
dari SMP Induk yang dalam menyelenggarakan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri.
1)
Latar Belakang
Trilogi Pembangunan memberikan tekanan pada pemerataan pembangunan yang hasilnya menuju pada
terciptanya keadilan sosial bagiseluruh rakyat. Sesuai dengan prinsip konsep pemerataan perwujudan
pelaksanaan kewajiban belajar.
Adapun gambaran umum latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah :
a)
Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar
b)
Tenaga kependidikan yang tidak cukup
c)
Memperluas kesempatan belajar dalam rangka pemerataan pendidikan
d)
Menanggulangi anak terlantar bagi anak yang tidak diterima di SMP Negeri
2)
Tujuan
Permasalahan dalam pendidikan sangat kompleks. Salah satu alternative pemecahan dimulai dari
penemuan konsep SMP terbuka oleh pemerintah yang diilhami oleh berbagai aspirasi masyarakat lapis
bawah.
Mereka mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap pendidikan. Salah satu dari keinginan mereka adalah
agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan setelah tamat dari sekolah dasar meskipun berbagai
kendala menghimpit mereka.
Mulai dari kendala keuangan, waktu, letak geografis dan kendala transportasi. Mereka mempunyai
kemungkinan yang sangat keciluntuk mengeyam pendidikan di SMP reguler.
3)
Ciri-ciri SMP Terbuka
a)
Tebuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan tanpa syarat-syarat akademik.
b)
Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal, untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat praktis, insidensial dan perorangan.
c)
Terbuka dalam proses belajar mengajar yaitu tidak selalu diselenggarakan di ruang kelas secara
tatap muka, akan tetapi juga media seperti radio, media cetakan, kaset, slide, model dan gambar-gambar.
d)
Terbuka dalam keluar masuk kelas/sekolah sesuai waktu yang tersedia oleh siswa.
e)
Terbuka dalam pengelolaan sekolah. Sekolah dikelola oleh pegawai negri dari orang-orang lain yang
diperlukan partisipasinya seperti warga dan pimpinan masyarakat, orang tua siswa, dan pamong
pemerintah setempat.
4)
Pelaksanaan belajar mengajar
a)
Rancangan operasional. Sebagai subsistem pendidikan yang baru di indonesia perlu diadakn
persiapan yang matang.
b)
Penyusuna bahan belajar. Penyusunan bahan ajar disusun oleh tim pengembangan kurikulum yang
sudah ditugaskan.
c)
Modul. Suatu pelajaran terkecil yang disusun menjadi suatu buku yang lengkap.
d)
Program radio, kaset dan film bingkai. Naskah-naskah tersebut disusun oleh tim pengembangan
kurikulum. Setelah di review oleh ahli bidang studi bersama ahli media kemudian di produksi dalam
bentuk rekaman oleh balai produksi PUSTEKOM.
e)
Perintisan. Karena merupakan subsistem pendidikan baru perlu diadakan perintisan untuk
mengetahui cara penyelenggaraan dan pengelolaan sebaik-baiknya menurut keadaan dan kondisi
setempat.
f)
Lokasi daerah perintisan. Yang dijadikan kriteria memilih lokasi perintisan adalah keteserdiaan guru
pembimbing dan pembina di daerah bersangkutan.
g)
Penataran pelaksana. Penataran dapat dilakukan secara berantai artinya mereka yang telah pernah
ditatar dapat menatar calon pelaksana SMP terbuka di daerah masing-masing.
5)
Kesulitan-kesulitan
6)
Orgnisasi dan pengelolaanPenyelenggaraan Smp terbuka menjadi tanggung jawab direktorat
Dikmenum, Direktorat Jenderal Dikdasmen.
7)
Evaluasi system. Selain evaluasi hasil belajar dilakukan juga evaluasi sistem SMP Terbuka.
8)
Kurikulum. Kurikulum yang dipakai pada SMP terbuka adalah kurikulum yang berlaku pada saat
itu, sama halnya dengan kurikulum yang dipakai pada SMP Negeri pada umumnya.
9)
Media dan sumber belajar. Modul masih menjadi pilihan utama sumber belajar. Bahan belajar yang
digunakan peserta didik SMP terbuka memang di rancang secara khusus agar dapat dipelajari secara
mandiri, baik secara individual maupun dalam kelompok-kelompok kecil oleh para peserta didik.
Dikatakan secara khusus dengan menpelajari modul, para peserta didik dikondisikan seolah-olah
berintekrasi dengan guru. Bahasa yang digunakan di dalam modul adalah bahasa yang komunikatif,
mudah dipahami, dan memungkinkan para peserta didik untuk mengevaluasi diri sendiri, baik melalui
umpan balik segera (imediate feedbacks) maupun kunci jawaban soal-soal latihan/tugas yang tersedia di
dalam modul dan akan ditunjang oleh media noncetak yang terdiri dari program audio, video dan media
lainnya.
Jadi kualitas bahan belajar perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran di
SMP Terbuka. Oleh karena itu, pengembangan bahan belajar dilakukan secara sistematis sehingga
dihasilkan bahan belajar yang berkualitas, baik segi isi materi, penyajian, maupun tampilan. Dengan
demikian bahan belajar tersebut menarik dan mudah untuk di pelajari.
10) Tenaga pendidik.
Tenaga kependidikan kepala sekolah, kepala sekolah dari SMP Terbuka adalah kepala sekolah induk.
a)
Guru Bina. Guru bina adalah guru pada sekolah induk yang diberi tugas untuk mengajar di SMP
Terbuka sesuai mata pelajaran yang ditentukan.
b)
Guru Pamong. Guru pamong adalah pembimbing belajar mandiri siswa yaitu anggota masyarakat
yang peduli akan pendidikan. Dengan ketentuan minimal SMA, dan berada pada lingkungan sekitar
tempat kegiatan belajar.
11) Sumber Dana. Siswa SMP Terbuka sepenuhnya dibebaskan dari pungutan apapun,. Hal tersebut
dikarenakan biaya operasional SMP Terbuka sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah.
d.
SD Kecil
SD Kecil adalah sekolah dasar yang pada umunya terdapat di daerah terpencil dengan sistem pendidian
yang berbeda dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal 60 orang kelas I sampai dengan kelas IV
dengan dua orang guru kelas dan satu kepalaa sekolah, proses belajar mengajar di selenggarakan dengan
menggunakan modul.
1)
Latar Belakang
Didirikan untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di SD reguler karena
jaraknya terlalu jauh. SDK biasanya didirikan di daerah terpencil jauh dari perkotaan dengan kondisi jalan
terjal, becek, atau berbatuan. SDK menampung anak-anak warga dengan kondisi ekonomi yang sangat
miskin. Siswa belajar tanpa sepatu, seragam, dan tanpa biaya apapun.
2)
Tujuan SD Kecil
SDK didirikan oleh warga secara gotong-royong didaerah terpencil yang jauh dari perkotaan. Jarak dari
pusat kota kecamatan tidak kurang dari 15 km. dengan kondisi jalan terjal, tanah becek atau bebatuan
serta sulit dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua. Tujuannya untuk memberikan tempat belajar
bagi siswa yang tidak bisa sekolah di SD reguler karena jaraknya terlalu jauh.
Lokasi SDK di tengah-tengah hutan atau diatas pegunungan yang sulit di-akses oleh masyarakat pada
umumnya. SDK untuk manampung anak-anak warga dengan kondisi ekonomi sangat miskin. Siswa
belajar tanpa sepatu,seragam, dan biaya apapun.
Ciri-ciri SD kecil
a)
Kelas yang ada lebih seddikit dari SD biasa (tiga kelas)
b)
Jumlah murid lebih kecil (20/30 orang)
c)
Jumlah guru lebih sedikit dari guru SD biasa(tiga orang termasuk kepala sekolah)
d)
Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri,yaitu mempelajari modul, belajar kelompok,klasikal.
e)
Murid yang pandai dijadikan tutor untuk mengajar murid-murid lain.
3)
Pelaksanaan belajar mengajar
Siswa mulai belajar pukul 08:00 WIB, dan pulang pukul 12:00 WIB. Apabila pukul 08:00 belum ada guru
yang datang,maka siswa yang lebih tinggi membantu belajar siswa yang dibawahnya. Siswa kelas VI
membantu siswa kelas III, siswa kelas V membantu kelas II dan kelas IV membantu belajar siswa kelas I
Selanjutnya, apabila guru yang ditunggu belum datang juga sampai jam 10:00 WIB, maka semua siswa
pulang ke rumah masing0masing secara bersama-sama.
4)
Kurikulkum
Untuk kurikulum yang digunakan biasanya sama dengan kurikulum SD Regular umumnya. Namun,
biasanya yang banyak diajarkan adalah materi pelajaran Ujian Nasional seperti Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA dan IPS. Setelah kelas VI, siswa yang akan mengikuti UN/UNAS harus bergabung
dengan SD reguler terdekat, karena SDK tidak mengadakan UN/UNAS sendiri.
Bahkan tidaka sedikit siswa yang baru kela V bisa diikutkan UN/UNAS, bila mana siswa dianggap
mampu mengikuti UN/UNAS. Jadi SDK seperti sekolah akselari di kota-kota besar.
5)
Media dan sumber belajar
Sama dengan SD regular, umumnya menggunakan buku-buku yng ada dan media-media yang membantu
dalam proses penyampaian pesan ilmu pengetahuan.
6)
Tenaga pendidik
Guru tetap(PNS) satu orang sekaliigus sebagai kepala sekolah dibantu oleh tenaga guru honorer atau
sukarelawan pemuda-pemudi warga setempat yang berpendidikan lulusan SLTP atau SLTA.
7)
Sumber dana
Pemerintah membiayai pendanaan pada SDK, karena ditujukkan untuk anak-anak yang tidak mampu
dan terpencil. Siswa tidak di pungut biaya aapun.
e.
SD Pamong
SD Pamong adalah lembaga pendidikan yang di selenggarakan oleh masyarakat, orang tua, dan guru
untuk memberikan pelayanan bagi anak putus sekolah, atau anak yang tidak dapat dengan secara teratur
belajar di sekolah.
1)
Latar Belakang
Banyak anak-anak di desa-desa Asia Tenggara ternyata putus sekolah. Bukan karena mereka
bodoh, tapi karena mereka tidak bisa bersekolah seperti biasa. Mereka harus membantu orang tuanya
justru ketika kam sekolah, maka lahirlah di indonesia sistem sekolah SD Pamong, di terapkan di Kebak
Kramat sejak 1974, dan di Gianyar sejak 1977.
a)
Tujuan
(1) Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat mengikuti pendidikan sekolah atau membantu
siswa yang drop-out.
(2) Membantu anak-anak yang tidak mau trikat oleh tempat dan waktu dalam belajar. Oleh karena itu
belajar bisa sambil menggembalakan ternak, waktu istirahat, dll.
(3) Mengurangi penggunaan tenaga guru sehingga rasio guru terhadap murid dapat menjadi 1:200. Pada
SD biasa 1:40 atau 1:50
(4) Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar, dengan pembiayaan yang sedikit dapat di tampung
sebanyak mungkin siswa
Dengan demikian, tujuan proyek pamong untuk menentukan alternatif sistem penyampaian pendidikan
dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di
indoneia.
b)
Ciri-ciri SD Pamong
(1) Pada umunya Guru dan Pengelola Lembaga pencari murid, berbeda dengan SD reguler yang
muridnya telah tersedia.
(2) Pembelajaran di tentukan oleh kemauan siswa. Misalnya, dia bisa belajar malam hari, maka guru
pamong harus mengajarnya pada malam tersebut.
(3) Biasanya pengelolaan kelasnya terbatas, misalnya hanya untuk kelas IV, V, dan VI saja
(4) Kegiatan belajarnya di tentukan dalam setiap minggunya, misalnya belajar hanya di laksanakan
selama 2 hari, selanjutnya hanya di beri tugas sesuai dengan modul.
c)
Pelaksanaan belajar mengajar. Hari belajar siswa di tentukan sesuai dengan kemauan siswa
itusendiri. Jam belajarnya pun juga ditentukan.
d)
Kurikulum. Umumnya sama dengan kurikulum SD reguler. Namun, terdapat perbedaan dalam hal
lamanya waktu belajar siswa.
e)
Media dan Sumber Belajar. Modul di anggap efektif dalam sumber belajar. Karen amodul dianggap
mampu memperjelas dan mempermudah cara belajar siswa.
f)
Tenaga pendidik
(1) Biasanya terdiri dari 5 orang guru. Bisa guru tetap (PNS) ataupun guru honorer.
(2) Terdiri dari 3 orang guru kelas, 1 guru gama dan 1 orang guru bertinda sebagai kepala sekolah.
(3) Sumber dana
(4) Karena sifatnay membantu anak-anak yang putus sekolah karena harus membantu orang tua mereka
untuk bekerja, maka pendanaan SD pamong masih di biayai oleh pemerintah setempat.
f.
Sistem guru kunjung
1)
Latar Belakang
Sistem guru kunjung di adakan dengan maksud untuk membantu proses belajar siswa yang terisolir dan
terpencil. Guru kunjung juga berguna dalam menunjang eksplorasi anak di tiap tema pembelajaran. Di
datangkan guru kunjung yang kompeten di bidang yang sedang di pelajari anak di sekolah. Anak-anak
dapat bertanya langsung kepada ahlinya.
2)
Tujuan
Membantu proses pemahaman siswa pada suatu bidang mata pelajaran. Membantu siswa yang tidak
mampu belajar karena berada pada daerah terpencil yang jauh dari sekolah.
3)
Ciri-ciri guru pamong
a)
Guru yang datang langsung ke daerah atau sekolah yang di maksud
b)
Guru kunjung yang datang biasanya di undang ataupun menerima perintah langsung dari
pemerintah setempat untuk mendatangi sebuah lokasi ataupun wilayah
4)
Pelaksanaan mengajar mengajar.
Belajar yang di lakukan seperti belajar biasanya. Hanya terdapat perbedaan dari segi kenapa guru tersebut
di datangkan. Jika karena permintaan sekolah, maka belajar pun seperti belajar biasa.
Jika guru kunjung datang ke suatu daerah terpencil, maka pembelajaran pun disesuaikan dengan keadaan
yang ada. Misalnya dalam segi tempat belajar dan muridyan. Biasanya guru kunjung untuk suatu daerah
terpencil mengajar para murid yang berumur 7-12 tahun.
5)
Kurikulum.
Untuk guru yang mengunjungi suatu daerah terpencil, kurikulum yang di gunakan di sesuaikan dengan
keadaan murid setempat. Ambil yang paling bawah pengetahuan yang di ketahui oleh para murid.
6)
Media dan sumber belajar yang di gunakan. Biasanya di gunakan modul sebagai penunjang sumebr
blajar dan pemanfaatan media yang mungkin bisa di gunakan.
7)
Tenaga pendidik.
Biasanya guru atau tenaga ahli yang sudah mahir pada bidangnya, guru tersebut mampu dalam
menghadapi para murid yang mempunyai kemampuan yang tidak merata dan mampu untuk menguasai
pembelajarn yang biasanya yang terdiri dari puluhan murid.
8)
Sumber dana.
Jika guru tersebut d datangkan pada daerah yang terpencil, maka pemerintahlah yang mengatur dana.
Atau bia juga dengan dana pribadi guru tersebut karena keinginannya untuk membantu proses
pendidikan anak-anak.
B.
PENGGUNAAN MODUL DAN PAKET BELAJAR
1.
Pengertian kejar paket-A
Kejar paket-A adalah suatu program kegiatan membelajarkan masyarakat yang mengalami tiga buta (buta
bahasa,buta berhitung,dan buta penegetahuan umum) yang isi pelajarannya terdiri dari pendidikan dasar
dan pendidikan dasar dan pendidikan mata pencaharian.Dalam kegiatan belajarnya kedua unsur tersebut
di atas di pelajari secara bersamaan dan terpadu.
2.
tujuan dan sasaran pelaksanaan kejar paket-A
a.
Tujuan umum
Yaitu meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap warga masyarakat guna meningkatkan mata
pencaharian sampai pada tingkat penghasilan yang layak.
b.
Tujuan khusus
Yaitu warga belajar dapat membaca,menulis,dan berhitung serta mampu berbicaa dengan penggunaan
bahasa indonesia selain itu warga belajar dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimilikinya untuk mengolah dan mengusahakan peningkatan mata pencaharian.
c.
Sasaran atau warga belajar program kejar paket-A
Yaitu warga masyarakat indonesia yang buta aksara latin dan angka,putus sekolah dasar yang buta aksara
kembali.
3.
dasar dan azas pelaksanaan program kejar paket-A
a.
Dasar program kejar paket-A
Sebagai dasar penyelenggara program kejar paket-A adalah :
1)
Pancasila sebagai landasan ideal
2)
UUD 1945 sebagai landasan konstitusional
3)
Peraturan perundang-undangan depdikbud yang berlaku
b.
Azas program kejar paket-A
Azas yang digunakan dalam penyelenggaraan program kejar paket-A yaitu “pendidikan seumur hidup”
yaitu pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat didalam keluarga,sekolah dan masayarakat.
4.
Bentuk dan proses belajar kejar paket-A
Bentuk belajar program kejar paket-A terbagi dua yaitu :
a.
Belajar perorangan,di samping mengadakan usaha untuk meningkatkan penghasilannya,mereka
dapat belajar sendidri dirumah atau ditempat usah masing masing,tetepaPi tidak boleh lepas dari ikatan
kelompok serta bimbingan dan pengawasan tutor dan pihak pelaksana.
b.
Belajar kelompok,belajar secara kelompok ini terdidri dari 5-10 orang,ikatan kelompok ini
mengharuskan setiap warga belajar sebagai anggota dalam kelompok bekerja sama antara satu sama
lainnya,sehingga menjadi yang manualdan dinamis.
c.
proses belajar program kejar paket-A
Proses belajar yang di laksanakan dalam program kejar paket-A sejalan dengan pendidikan mata
penccaharian dalam arti sedapat mungkin diusahakan belajar pendidikan dasar yaitu membaca,menulis
dan berhitung dilaksanakan secara terpadu dengan pendidikan mata pencaharian dan diikuti dengan
usaha.keterpaduan dimulai sejak awal belajar.
5.
Sumber belajar atau tutor dan program belajar kejar paket-A
a.
sumber belajar
yaitu keluarganya sendiri,tetangga atau kenalan yang tidak buta aksara.bagi sumber belajar atau tutor
yang dari warga masyarakat harus mempunyai oersyaratan sebagai berikut:
1)
Memiliki kelebihan di bidang pengetahuan dan ketrampilan khususnya mengajar dan pengolaan
mata pencaharian .
2)
Berminat dan bersedia menjadi sumber belajar atau tutor program kejar paket-A.
b.
program belajar kejar paket-A
1)
Proogram belajar paket-A ini berupa pengetahuan,ketrampilan dan sikap mental
2)
Program belajar belajar kejar paket-A ini disusun oleh warga belajar,sumber belajar/tutor dan
pelaksana dengan bimbingan penyelenggara dan pemilik pendidikan masyarakat
3)
Tiap jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari tidak ditentukan jumlah jam
belajarannya,tetapi cukup ditentukan hari belajarnya misalnya 3xseminggu.
4)
Program belajar yang terdiri dari seri-seri yakni seri-A1 sampai seri-A100
c.
ukuran keberhasilan warga belajar
1)
Dibidang pendidikan dasar
a)
dapat membaca dan menulis bukti diri
b)
dapat membaca dan menuliskan pesan dan catatan surat menyurat dan mengisi formulir.
c)
dapat membaca, memahami tulisan dan lambing dalam media massa, isi buku atau petunjuk lainnya.
d)
dapat berbicara dengan bahasa Indonesia.
e)
dapat menyelenggarakan administrasi usaha.
f)
dapat mengetahui waktu.
2)
dibidang mata pencaharian, pendidikan yang diharapkan:
a)
memiliki mata pencaharian tertentu sebagai sumber nafkah yang tetap dan layak.
b)
dapat membuat bahan atau barang sesuai dengan jenis mata pencaharian yang diusahakan.
6.
dana dan sarana belajar
Sumber dana untuk untuk melaksanakan program kejar paket-a diperoleh dari:
a.
APBN melalui proyek pendidikan dan non formal dikmas
b.
Anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)
c.
Sumbangan dan bantuan pihak lain yang tidak mengikat.
d.
Swadaya masyarakat.
7.
pelaksana program kejar paket-a
a.
Pembina
1)
Ditingkat kecamatan adalah kakandep dikbud kecamatan dan penilik dikamas serta camat selaku
penguasa tunggal di wilayahnya.
2)
Ditingkat desa adalah lurah atau kepala desa.
b.
penyelenggara program kejar paket-a:
1)
organisasi lembaga kemasyarakatan.
2)
sekolah dasar.
c
DOSEN : Dra. Eldarni, M.Pd
Oleh :
NAMA
NIM
JURUSAN
:
:
:
SHIDIQ PRATAMA
14004084
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan taufik serta kemudahan sehingga karya tulis Perkambangan Teknologi dan Pengaruhnya
dalam Dunia Pendidikan dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
Karya tulis ini berisi tentang teknologi dalam dunia pendidikan, penerapan teknologi
pendidikan di Indonesia , Semoga karya tulis ini bisa membantu bagi siapa saja yang
membutuhkan sedikit pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan pengaruhnya dalam
dunia pendidikan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan karya
tulis ini. Terutama kepada Ibu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan
pengetahuan tentang karya tulis.
Namun demikian karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga segala kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan dating.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
BAB II Pembahasan
1. Sistem belajar jarak jauh
2. Penggunaan modul dan paket belajar
3. Radio Pendidikan
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kegiatan pembelajaran tidak hanya terpusat pada kelas tatap muka. Tetapi
sudahbanyak metode pembelajaran yang diterapkan oleh lembaga pendidikan dan lembaga
pelatihan, hal initidak terlepas dari peran teknologi pendidikan. Kenapa peran dari Teknologi
Pendidikan? Kembali kedefinisi awal Teknologi Pendidikan, yaitu Studi dan praktik yang
berlandaskan etika dalam memfasilitasibelajar dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan,
penggunaan, dan pengelolaan pelbagai prosesdan sumber teknologi yang tepat.Seperti
pembelajaran mengunakan jasa internet, sistem sekolah terbuka, lembaga pelatihan,dan lain
sebagainya. Semua itulah yang melandasi penulis ingin melihat lebih jauh penerapan
ilmuteknologi pendidikan di beberapa sektor ini. Dan dikarenakan pengunaan media-media di
atas akanlebih bermanfaat untuk bidang pendidikan jika diambil-alih oleh mereka yang mengerti
bagaimana carauntuk memberikan inovasi, efektifitas, juga efisiensi dalam banyak hal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem belajar jarak jauh ?
2. Apa yang dimaksud dengan penggunaan modul dan paket belajar ?
3. Apa yang dimaksud dengan Radio Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Sebagai Tugas akhir mata kuliah dasar dasar ilmu pendidikan dan memberikan
pengetahuan kepada pembaca apa saja definisi definisi dari system belajar jarak jauh ,
penggunaan modul dan paket belajar dan Radio pendidikan di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM BELAJAR JARAK JAUH
1. Pengertian, Faktor, dan Prinsip dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh seperti yang sering kita dengar merupakan pembelajaran yang
mengutamakan kemandirian. Guru dapat menyampaikan materi ajar kepada peserta didik tanpa harus
bertatap muka langsung di dalam suatu ruangan yang sama. Pembelajaran semacam ini dapat dilakukan
dalam waktu yang sama maupun dalam waktu yang berbeda.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat dari Hamzah B.Uno dalam bukunya yang berjudul
Model Pembelajaran yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah sekumpulan metode
pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah
kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik maupun nonfisik (2007:34). Jarak fisik dalam artian
lokasi, dan jarak nonfisik yakni kondisi. Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan
antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh
Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning. E-learning merupakan
metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. E-learning dapat dipahami sebagai
metode penyampaian dengan komputer dan memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang
memungkinkan para peserta didik untuk berinteraksi dengan bahan-bahan pelajaran melalui chat room
(ruang komunikasi) misalnya.
Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, agar sistem pendidikan
(pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman,
mudah menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan peserta didik.
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta
mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan
pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga
dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar
karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta. Walaupun demikian untuk menerapkan
pembelajaran jarak jauh tersebut kita juga harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran jarak
jauh, yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati, dan terukur untuk mengubah
perilaku peserta didik.
b. Relevan dengan kebutuhan. Program belajar jarak jauh harus relevan dengan kebutuhan peserta
didik, masyarakat, dunia kerja, atau lembaga pendidikan.
c. Mutu pendidikan. Pengembangan program belajar jarak jauh upaya meningkatkan mutu pendidikan
yaitu proses pembelajaran yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih
produktif.
d. Efisiensi dan efektivitas program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan biaya,
tenaga, sumber dan waktu, sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
e. Efektivitas. Memperhatikan hasil-hasil yang dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program
dan terhadap masyarakat.
f. Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar,khususnya bagi
yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya jauh atau sibuk bekerja.
g. Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
h. Keterpaduan. Keterpaduan, yang dimaksud adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan
mata pelajaran secara multi disipliner.
i.Kesinambungan. Penyelenggaraan belajar jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi
dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.
2. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Jika Kita lihat prinsip-prinsip di atas, penggunaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dapat sangat efektif,
khususnya bagi para peserta yang lebih dewasa dan memiliki motivasi kuat untuk mengejar sukses dan
senang diberi kepercayaan melakukan proses belajar secara mandiri.
Tetapi, kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan ketaatan pada jadwal seperti pada proses
pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun
peserta didik. Maka dari itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan. Berikut kelebihan
pembelajaran jarak jauh (Rusman. 2011:351) :
a.
Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara
mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat,waktu.
b.
Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan.
c.
Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d.
Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas.
e.
Peserta didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia senantiasa
mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi. (Oemar Hamalik, 1994:52)
Walaupun demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain
(Rusman. 2011:352) :
a.
Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
b.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong
tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c.
Masalah ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran jarak
jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat waktu, dank arenanya dapa menghambat kegiatan
pembelajaran. (Oemar Hamalik, 1994:53)
d.
Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
e.
Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah
peserta didik yang mungkin sangat banyak.
3.
Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut (Hamzah
B.Uno.2007:39):
a.
Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu
menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah
kemampuan, membaca materi kulia, mencari informasi,dan sebagainya.
b.
Interaksi dalam grup; para siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-
materi yang diberikan guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang
materi yang diberikannya.
c.
Sistem administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status
mahasiswa dll.
d.
Pendalaman materi dan ujian
e.
Perpustakaan digital; bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base.
f.
Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan bahan bacaan dari web
lain.
4.
Analisis Teori Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh (e-learning)
Berdasarkan beberapa halmenyangkut penjabaran tentang pembelajaran jarak jauh, baik pengertian,
prinsip, faktor, dll, menurut kelompok Kami, ada tiga teori belajar utama yang digunakan sebagai dasar
pembelajaran jarak jauh (E-Learning) yaitu behaviorisme, kognitivisme dan konstrukstivisme. Hal ini
tidak terlepas dari pendapat-pendapat ahli dan penjelasan dari beberapa sumber referensi. Berikut
penjabarannya:
a.
Behaviorisme
Aliran behavioristik menganggap bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,
disebabkan oleh stimulus eksternal. Mereka melihat pikiran sebagai ”kotak hitam”, respons terhadap
suatu stimulus dapat diamati secara kuantitatif, dengan mengabaikan pengaruh proses berfikir yang terjadi
di pikiran. Atkins (1993) menyoroti empat aspek yang relevan untuk merealisasikan materi e-learning
berkaitan dengan pemikiran behavioristik:
1)
Bahan ajar sebaiknya dipecah menjadi langkah-langkah instruksional yang dihadirkan secara
deduktif, yaitu dimulai dengan rumus, hukum, kategori, prinsip, definisi, dengan memberikan contohcontoh untuk meningkatkan pemahaman.
2)
Perancang harus menetapkan urutan pengajaran dengan menggunakan percabangan bersyarat ke
unit instruksional lain. Umumnya, kegiatan diurutkan dari mudah ke sukar atau kompleks.
3)
Untuk meningkatkan efisiensi belajar, siswa diminta mengulangi bagian tertentu maupun
mengerjakan tes diagnostik. Meskipun demikian, perancang dapat juga mengijinkan siswa memilih
pelajaran berikutnya, yang memungkinkan siswa mengontrol proses belajarnya sendiri.
4)
Pendekatan behavioristik menyarankan untuk mendemonstrasikan ketrampilan dan prosedur yang
dipelajari. Siswa diharapkan meningkatkan kemahirannya melalui latihan berulang-ulang dengan
umpanbalik yang tepat. Pesan-pesan pemberi semangat digunakan untuk meningkatkan motivasi.
Secara keseluruhan, behaviorisme merekomendasi pendekatan terstruktur dan deduktif untuk mendesain
bahan ajar, sehingga konsep dasar, ketrampilan, dan informasi faktual dapat cepat diperoleh siswa.
Implikasi lebih jauh terhadap e-learning adalah belajar secara drill, memilah-milah bahan ajar, mengases
tingkat prestasi, dan memberikan umpan balik. Tetapi, efektivitas pendekatan desain behaviorisme untuk
tugas-tugas berfikir tingkat tinggi masih belum terbukti.
b.
Kognitivisme
Teoretikus kognitif mengakui bahwa banyak pembelajaran yang melibatkan asosiasi-asosiasi yang
terbentuk melalui hubungan dan pengulangan. Mereka juga mengakui pentingnya penguatan, meski
mereka menekankan perannya dalam memberikan umpan balik tentang kebenaran respons atas perannya
sebagai motivator (Mark K. Smith, 2009: 81).
Aliran kognitif menganggap bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan memori, motivasi,
refleksi, berfikir, dan meta kognisi. Psikologi kognitif meliputi proses belajar dari pemrosesan informasi,
dimana informasi diterima di bermacam-macam indera, ditransfer ke memori jangka pendek dan jangka
panjang. Informasi menjalani aliran transformasi dalam pikiran manusia sampai informasi tersebut
tersimpan secara permanen di memori jangka panjang dalam bentuk paket-paket pengetahuan. Perancang
instruksional harus memikirkan aspek-aspek berikut untuk merealisasi materi E-Learning:
1)
Strategi pembelajaran sebaiknya meningkatkan proses belajar dengan mendayagunakan semua
indera, memfokuskan perhatian siswa melalui penekanan pada informasi penting, dan menyesuaian
dengan level kognitif siswa.
2)
Perancang instruksional sebaiknya mengaitkan informasi baru dengan informasi lama yang telah
ada di memori jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan awal untuk
mengaktifkan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk materi ajar baru.
3)
Bahan ajar sebaiknya memasukkan aktivitas untuk gaya belajar yang berbeda-beda.
4)
Siswa perlu dimotivasi untuk belajar melalui strategi belajar yang menstimulasi motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik.
5)
Strategi pembelajaran sebaiknya mendorong siswa menggunakan ketrampilan meta kognitifnya
dengan cara merefleksi apa yang mereka pelajari.
6)
Strategi pembelajaran sebaiknya menghubungkan materi ajar dengan situasi riil, sehingga siswa
dapat mengaitkan pengalaman mereka sendiri.
Secara keseluruhan, perancang instruksional harus memikirkan mulai dari perbedaan aspek-aspek gaya
belajar sampai motivasi, kolaborasi maupun meta kognitif. Pendekatan berfokus pada kognitif sesuai
untuk mencapai tujuan belajar tingkat tinggi. Kelemahannya adalah jika siswa tidak mempunyai
pengetahuan prasyarat.
c.
Konstruktivisme
Aliran konstruktivisme menganggap bahwa siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman
belajarnya sendiri. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan
pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. (C. Asri Budiningsih. 2008: 58)
Dalam konstruktivistik, belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif, dan pengetahuan tidak dapat
diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk membangun
pengetahuan bukan diberi pengetahuan melalui pembelajaran. Perancang instruksional harus memikirkan
aspek-aspek berikut untuk merealisasi materi e-learning:
1)
Siswa diberi kesempatan melakukan aktivitas seperti menerapkan informasi pada situati
riil,memfasilitasi penafsiran personal terhadap materi ajar, mendiskusikan topik-topik dalam kelompok.
2)
Untuk mendorong siswa membangun pengetahuan mereka sendiri, guru harus memberikan
pembelajaran online yang interaktif. Siswa harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi
dengan siswa lain.
3)
Sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Bekerja dengan siswa lain memberikan
siswa pengalaman riil dan memperbaiki ketrampilan meta kognitif mereka.
4)
Siswa sebaiknya diberi waktu untuk merefleksikan materi ajar. Pertanyaan pada materi ajar dapat
digunakan untuk meningkatkan refleksi.
5)
Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan contoh-contoh dan studi
kasus. Disamping itu, aktivitas sebaiknya mendorong siswa menerapkan materi ajar.
6)
Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baru,
e-learning menghadapi masalah yaitu tujuan belajar psikomotorik, afektif, dan berfikir tingkat tinggi sulit
dicapai dalam fase belajar virtual. Maka disarakan memberikan cara lain seperti aktivitas sosial maupun
interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilain kinerja untuk mengatasi masalah tersebut.
Dari pemaparan ketiga teori di atas, kelompok Kami berpendapat bahwa Teori belajar behaviorisme,
kognitivisme, dan konstruktivisme melandasi pengembangan desain pembelajaran jarak jauh. Teori
behaviorisme menjadi rujukan dalam mengembangkan desain pembelajaran khususnya dalam bentuk
pemberian umpan balik dalam latihan soal dan petunjuk praktis dalam tugas.
Teori kognitivisme menjadi acuan dalam mengembangkan dan mengorganisasi materi serta aktivitas
pembelajaran. Mengacu pada teori kognitivisme, maka materi dan aktivitas pembelajaran didesain agar
pembelajaran memiliki makna bagi diri peserta didik, dan menumbuhkan partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Teori konstruktivisme menjadi inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar, tugas dan
diskusi agar mengandung muatan-muatan yang bersifat kontekstual dan memberikan pengalaman belajar
peserta didik.
5.
Implementasi Teori Belajar dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan antara tiga perkembangan teknologi
dan tadisi, yaitu : distance learning, computer-conveyed education, dan teknologi internet (internet
technology).
Pada mulanya, “Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan
Inggris pada pertengahan tahun 1800 oleh William Horton, Designing Web Based-Training, Wiley. Pada
tahun 1840, Sir Isac Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat. Dan pada tahun 1980 an,
International Correspondence Schools (ICS) membangun metode perkuliahan “home-study courses” pada
saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu.)
Di negara maju, pendidikan jarak jauh telah menjadi alternative pendidikan yang cukup digemari.
Pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tanggadan orang
lanjut usia. Hampir separuh dari sekitar 3900 lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat
menyelenggarakan sejenis pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bukanlah hal yang baru. Pada
awalnya dimulai dengan kursus tertulis dan dalam bentuk pendidikan tinggi formal berbentuk Universitas
terbuka. Pada awal terselenggaranya pendidikan jarak jauh oleh masyarakat di anggap sebagai jenis
pendidikan alternatif atau pendidikan kelas dua. Masih kalah dengan pendidikan konvensional yang
mengharuskan kehadiran mahasiswa.
Di Indonesia sendiri pendidikan jarak jauh masih belum berkembang dengan pesat dikarenakan
pembatasan struktur budaya dan regulasi yang ada. Namun demikian, tidak mustahil bahwa Indoneia
harus mengikuti kecenderungan yang terjadi secara global ini. Keberhasilan pendidikan jarak jauh
ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa, antara mahasiswa dengan
berbagai fasilitas pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya, dan adanya pola pendidikan
yang aktif dalam interaksi tersebut.
a.
Universitas terbuka
Universitas tebuka adalah perguruan tingggi negeri (PTN) KE-45 di indonesia yang menerapkan sistem
belajar terbuka dan jarak jauh, sistem belajar ini terbukti efektif untuk meningkatkan daya jangkau dan
pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara indonesia,
termasuk mereka yang tinggal di negara-negara terpencil, baik di seluruh nusantara maupun di berbagai
belahan dunia.
1)
Latar Belakang
Adanya keterbatasan waktu dan tempat dalam mengembangkan dan meningkatkan pendidikan serta
meningkatkan kemampuan profesional. Latar belakang tersebut akhirnya membuat universitas terbuka
memberikan kesempatan seluasnya kepada siapa saja untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan
kompetensi.
a)
Tujuan
(1) Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara indonesia dan warga negara asing. Dimanapun
tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi.
(2) Mengembangkan pelayanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan
lain, tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka.
(3) Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan
nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.
(4) Melaksanakan tridarma perguruan tinggi dengan cara yang lebih terbuka yaitu melalui sistem belajar
jarak jauh (SBJJ)
b)
Ciri-ciri universitas terbuka
(1) Tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan tidak memeberlakukan sistem drop out.
(2) Tidak ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur.
(3) Waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun.
(4) Ruang,waktu,dan tempat belajar yang fleksibel sesuai kondisi mahasiswa.
(5) Penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang dilengkapi dengan
kaset audio dan video/CD,CD-ROM, siaran radio dan TV, maupun bahan belajar berbasis komputer dan
internet.
c)
Pelakanaan Belajar Mengajar
UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak
dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul)maupun noncetak (audio/video, komputer/internet,siaran radio dan televisi).
Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia,tahun, ijazah,masa belajar,waktu registrasi, frekuensi
mengikuti ujian,dan sebagainya batasan yang ada hanyalah bahwa, setiap mahasiswa UT harus sudah
menamatkan jenjang pendidikan menengah atas ( SMA atau yang sederajat).
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa
untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun
berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan
ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara mandiri.
Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif
untuk memamfaatkan perpustakaan, mengikuti siaran radio,mengikuti tutorial, serta-menggunakan
sumber belajar lain seperti bahan belajar berbatuan komputer dan program audio/video. Apabila
mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada ketua
jurusan masing-masing.
d)
Kurikulum
Mengikuti tiap program studi di universitas terbuka meliputi antara 48-50 mata kuliah dengan jumlah sks
antara 145-146. Disamping harus menyelesaikan semua mata kuliah tersebut, mahasiswa harus
menempuh ujian komprehensif tertulis (UKT) yaitu ujian tertulis (essay) sebagai pengganti pembuatan
skripsi.
Pada saat UKT biasanya mahasiswa dihadapkan kepada satu soal ( biasa berupa kasus) untuk bisa
dijawab dengan pendekatan disiplin ilmu dari 4-5 mata kuliah inti dari masing-masing program studi..
e)
Media dan Sumber balajar
(1) Bahan ajar cetak: buku materi pokok (BMP), buku materi suplemen, buku petunujuk praktek dan
pratikum, atau referensi lainnya.
(2) Bahan ajar non-cetak: kaset a udio,kaset video,siaran radio dan televisi, bahan ajar berbatuan
komputer dalam disket atau CD.
(3) Bahan ajar cetak dan non-cetak : audiografis.
Bahan ajar cetak (modul)merupakan bahan ajar utama yang didesain untuk dapatdigunakan secara
mandiri tanpa bantuan tutor. Modul-modul yang ada juga telah dilengkapi dengan bahan ajar non-cetak
seperti kaset audiovideo,CD, siaran radio dan televisi, serta bahan ajar berbasis komputer dan internet
(CAI dan web supplement).
UT menjamin bahan ajar dan bahan ujian yang berkualitas.Bahan ajar dengan bahan ujian UT
dikembangkan oleh penulis yang ahli dalam bidangnya yang merupakan dosen-dosen dari perguruan
tinggi terkemuka di indonesia. Kualitas bahan ajar UT telah dikenal oleh masyarakat luas dan banyak
digunakan oleh perguruan tinggi lain di indonesia.
f)
Tenaga Pendidik
Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi negeri/swata serta
instansi yang relevan yang ada di indonesia. Pada setip provinsi atau kota yang terdapat perguruan tinggi
negeri, teredia unit layanan UT yang disebut layanan unit program belajar jarak jauh-universitas terbuka
(UPBJJ-UT).
Perguran tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu dalam penulisan
bahan ajar, tutoril,pratikum, dan ujian.
g)
Sumber Dana
Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh universitas ke tingkat program studi, yaitu dana yang
bersumber dari DIK-S (dana dari masyarakat) dan DIP (dana proyek/dana pembangunan dari pemerintah).
Meskipun pada tingkat universitas, UT memiliki tiga sumber dana, yaitu DIK,DIP,dan DIK-S.
Mulai tahun 2005 sumber dana DIK (dana rutin dari pemerintah) dan DIP digabungkan dan disebut
sumber dana yang disebut dengan DIPA. Dana DIK terutama dipakai untuk penggajian dosen dan
karyawan Lainnya dan pengelolaannya bukan mrupakan wewenang prodi.
b.
SMA Terbuka
SMA Terbuka adalah subsistem pendidian pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
kegiatan belajar mandiri para peserta didiknya dengan bimbingan terbatas dari orang lain
1)
Latar belakang
SMA Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternatif jalur sekoalh tingkat menengah
yang diselenggarakan oleh reguler.SMA Terbuka bukanlah lembaga atau UPT baru yang berdiri
sendiri,melainkan menginduk pada SMA reguler yang telah ada.
Dengan demikian,SMA reguler yang menjadi Sekolah Induk SMA Terbuka menyelenggarakan
pendidikan dengan dual mode system (tugas ganda).Artinya ,sekolah induk SMU Terbuka sekaligus
melayani dua kelompok peserta didik yang berbeda,dengan cara belajar yang berbeda .
Dalam hal ini,Sekolah Induk SMU Terbuka diberi perluasan atau tambahan peran ,yaitu berupa layanan
pendidikan dengan sisitem belajar jarak jauh yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki
kendala tertentu.
2)
Tujuan
Perintisan SMU terbuka dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan belajar bagi lulusan
SLTP/MTS yang karena berbagai kendala sosial ekonomi,geograsis,waktu dan lainnya maka tidak dapat
menikuti pendidikan pada tingkat SLTA.Pada tahun 2001 dilakukan pemnatapan perintisan SMU terbuka
dengan melibatkan unsur pemerintah daerah dan unsur dinas pendidikan kabupaten/kota.
Perintisan SMU terbuka dilandasi oleh kerangka konseptual yang cukup matang bagi dari segi
teori,filsafat,pola,pembelajaran,pola kelembagaan,maupun sisitem jaminan kualitasnya (quality
assuranrea)uji coba SMU terbuka telah dilakukan pada tahun 2002/2003 di 7 lokasi.
3)
Ciri-ciri SMA terbuka
SMA terbuka merupakan pola pendidikan yang menerapkan sistem belajar jarak jauh pada jenjang
pendidikan menengah yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan sevcara fleksibel melalui penerapan
prinsi-prinsip belajar mandiri.pada hakekatnya sma terbuka sama dan sederajat dengan SMA
reguler/konvensional.
Perbedaanya hanya terletak pada aspek pembelajarannya dimana para peserta didik SMA terbuka belajar
secara perseorangan maupun dalam kelompok kecil,(pustekom-depdiknas 2000)karakteristik pendidikan
SMA terbuka dapat dilihat dari aspek tujan,peserta didik,bahan belajar,stategi pembelajaran ,evaluasi dan
sertifikasi.
4)
Pelaksanaan belajar mengajar
a)
kegiatan belajar siswa tidak harus dilakukan dalam ruang kelas formal dengan tatap muka
langsung dengan guru mata pelajaran .
b)
secara periodik siswa berkonsultasi dengan staf sekolah (kepala sekolah ,wakil kepala
sekolah,guru)untuk memecahkan kesulitandan masalah belajar.
c)
secara teratur siswa belajar dan menelesaikan tugas-tugas individual.
Dari informasi tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa model/sistem pendidikan SMU terbuka adalah
model/sistem pendidikan SMU yang sebahagian besar kegiatan pembelajarannya dilaksanakan secra
mandiri,dengan menggunakan bahan-bahan belajar yang dapat dipelajari peserta didik secara mandiri
tanpa dengan seminimal mungkin bantuan orang lain.
karena itulah para peserta didik SMU terbuka setiap harinya belajar mandiri di tempat kegiatan belajar
(TKB) di bawah supervisi guru pamong ,baik secara individual maupun dalam bentuk kelompokkelompok kelompok keil .guru pamong tidak bertugas mengajar karena memang mereka bukanlah orang
yang berkualifikasi mengajar di SMU.
5)
Kurikulum
Umumnya sam dengan kurikulum SMA biasa .namun terdapat perbedaan dalam hal waktu belajar.SMU
terbuka tidak dituntut untuk datang setiap hari ke SMU reguler yang ditentukan tetapi mereka hanya
datang belajar setiap sore(pukul 14.00 s/d 17.00)selama 5 hari setiap minggunya di TKB di bawah
supervisi guru pamong .
pada umumnya untuk setiap mata pelajaran minimal mendapat alokasi tutorial selama 2x45 menit
perbulan.sedangkan untuk mata pelajaran yang sukar seperti bahasa inggris ,matematika, fisika ,dan mata
pelajaran yang penting seperti bahasa indonesia,dalam sebulan minimal mendapat alokasi waktu tutorial
3x45 menit perbulan namun apabila SMU terbuka tertentu menganut pola tutorial dua hari
seminggu.maka jumlah alokasi waktu tutorial untuk mata pelajaran yang sulit/penting minimal 4x45
menit dalam sebulan.
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di SMU terbuka yang setara dengan yang dilaksanakan di SMU
reguler adalah :
a)
tes akhir modul (TAM) setara dengan tes tformatif atau ulangan harian pada SMU reguler.
b)
Tes akhir unit setara dengan tes tengah semester (mid semester test) pada SMU reguler.
c)
Tes akhir semester yang dilaksanakan pada setiap akhir semester adalah sama dengan ulangan
umum pada SMU reguler.Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik setelah
mempelajari sejumlah modul selama satu semester.
d)
Ujian akhir merupakan ujian yang diselenggarakan untuk peserta didik SMU terbuka kelas III pada
akhirtahun ajaran yang pelaksanaanya mengikuti ketentuan yang berlaku di SMU penyelenggara.
Sertifikasi yang diterima oleh para peserta didik SMU reguler yang telah berhasil menyelesaikan
pendidikannya di SMU adalah sama dengan yang diberikan kepada peserta didik SMU terbuka.
6)
Media dan sumber belajar
Bahan belajar utama yang digunakan para pesrta didik SMU terbuka berbeda dengan yang digunakan di
SMU reguler sekalipun acuan yang digunakan untuk pengembangan bahan belajar adalah sama yaitu
kurikulum SMU yg berlaku .bahan belajar yang digunakan para peserta didik SMU terbuka adalh bahan
belajar mandiri cetak yang disebut modul dan bahan ajar dalam bentuk media lainnya atau penunjang
Bahan belajar yang digunakan peserta dididk SMU terbuka memang dirancang secara khusus agar dapat
dipelajari secaara mandiri baik secara individual atau kelompok-kelompok kecil oleh peserta didik.bahasa
yang digunakan dalam modul adalah bahasa yang komunikativ mudah dipahami dan para peserta didik
untuk mengevalusi diri sendiri baik melalaui unpan balik segera (imediate feedbacks).
Maupun kunci jawaban-jawaban soal latihan tugas yang tersedia dalam modul yang akan ditu njang oleh
media non cetak yangterdiri dari program audio, vidio/vcd, dan media lainnya yang perlu mendapat
perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelejaran SMU terbuka
7)
Tenaga pendidik
Salah satu prinsipnya adalah mengoptimalkan pendayagunaan berbagai sumber daya yang ada di
masyarakat termasuk tenaga gurunya,guru mata pelajaran yang terdapat d SMU reguler yang dijadikan
sebagai sekolah induk SMU terbuka dengan memberikan konorarium tambahan
c.
SMP Terbuka
SMP Terbuka merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak brdiri sendiri tetapi merupakan bagian
dari SMP Induk yang dalam menyelenggarakan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri.
1)
Latar Belakang
Trilogi Pembangunan memberikan tekanan pada pemerataan pembangunan yang hasilnya menuju pada
terciptanya keadilan sosial bagiseluruh rakyat. Sesuai dengan prinsip konsep pemerataan perwujudan
pelaksanaan kewajiban belajar.
Adapun gambaran umum latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah :
a)
Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar
b)
Tenaga kependidikan yang tidak cukup
c)
Memperluas kesempatan belajar dalam rangka pemerataan pendidikan
d)
Menanggulangi anak terlantar bagi anak yang tidak diterima di SMP Negeri
2)
Tujuan
Permasalahan dalam pendidikan sangat kompleks. Salah satu alternative pemecahan dimulai dari
penemuan konsep SMP terbuka oleh pemerintah yang diilhami oleh berbagai aspirasi masyarakat lapis
bawah.
Mereka mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap pendidikan. Salah satu dari keinginan mereka adalah
agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan setelah tamat dari sekolah dasar meskipun berbagai
kendala menghimpit mereka.
Mulai dari kendala keuangan, waktu, letak geografis dan kendala transportasi. Mereka mempunyai
kemungkinan yang sangat keciluntuk mengeyam pendidikan di SMP reguler.
3)
Ciri-ciri SMP Terbuka
a)
Tebuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan tanpa syarat-syarat akademik.
b)
Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal, untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat praktis, insidensial dan perorangan.
c)
Terbuka dalam proses belajar mengajar yaitu tidak selalu diselenggarakan di ruang kelas secara
tatap muka, akan tetapi juga media seperti radio, media cetakan, kaset, slide, model dan gambar-gambar.
d)
Terbuka dalam keluar masuk kelas/sekolah sesuai waktu yang tersedia oleh siswa.
e)
Terbuka dalam pengelolaan sekolah. Sekolah dikelola oleh pegawai negri dari orang-orang lain yang
diperlukan partisipasinya seperti warga dan pimpinan masyarakat, orang tua siswa, dan pamong
pemerintah setempat.
4)
Pelaksanaan belajar mengajar
a)
Rancangan operasional. Sebagai subsistem pendidikan yang baru di indonesia perlu diadakn
persiapan yang matang.
b)
Penyusuna bahan belajar. Penyusunan bahan ajar disusun oleh tim pengembangan kurikulum yang
sudah ditugaskan.
c)
Modul. Suatu pelajaran terkecil yang disusun menjadi suatu buku yang lengkap.
d)
Program radio, kaset dan film bingkai. Naskah-naskah tersebut disusun oleh tim pengembangan
kurikulum. Setelah di review oleh ahli bidang studi bersama ahli media kemudian di produksi dalam
bentuk rekaman oleh balai produksi PUSTEKOM.
e)
Perintisan. Karena merupakan subsistem pendidikan baru perlu diadakan perintisan untuk
mengetahui cara penyelenggaraan dan pengelolaan sebaik-baiknya menurut keadaan dan kondisi
setempat.
f)
Lokasi daerah perintisan. Yang dijadikan kriteria memilih lokasi perintisan adalah keteserdiaan guru
pembimbing dan pembina di daerah bersangkutan.
g)
Penataran pelaksana. Penataran dapat dilakukan secara berantai artinya mereka yang telah pernah
ditatar dapat menatar calon pelaksana SMP terbuka di daerah masing-masing.
5)
Kesulitan-kesulitan
6)
Orgnisasi dan pengelolaanPenyelenggaraan Smp terbuka menjadi tanggung jawab direktorat
Dikmenum, Direktorat Jenderal Dikdasmen.
7)
Evaluasi system. Selain evaluasi hasil belajar dilakukan juga evaluasi sistem SMP Terbuka.
8)
Kurikulum. Kurikulum yang dipakai pada SMP terbuka adalah kurikulum yang berlaku pada saat
itu, sama halnya dengan kurikulum yang dipakai pada SMP Negeri pada umumnya.
9)
Media dan sumber belajar. Modul masih menjadi pilihan utama sumber belajar. Bahan belajar yang
digunakan peserta didik SMP terbuka memang di rancang secara khusus agar dapat dipelajari secara
mandiri, baik secara individual maupun dalam kelompok-kelompok kecil oleh para peserta didik.
Dikatakan secara khusus dengan menpelajari modul, para peserta didik dikondisikan seolah-olah
berintekrasi dengan guru. Bahasa yang digunakan di dalam modul adalah bahasa yang komunikatif,
mudah dipahami, dan memungkinkan para peserta didik untuk mengevaluasi diri sendiri, baik melalui
umpan balik segera (imediate feedbacks) maupun kunci jawaban soal-soal latihan/tugas yang tersedia di
dalam modul dan akan ditunjang oleh media noncetak yang terdiri dari program audio, video dan media
lainnya.
Jadi kualitas bahan belajar perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran di
SMP Terbuka. Oleh karena itu, pengembangan bahan belajar dilakukan secara sistematis sehingga
dihasilkan bahan belajar yang berkualitas, baik segi isi materi, penyajian, maupun tampilan. Dengan
demikian bahan belajar tersebut menarik dan mudah untuk di pelajari.
10) Tenaga pendidik.
Tenaga kependidikan kepala sekolah, kepala sekolah dari SMP Terbuka adalah kepala sekolah induk.
a)
Guru Bina. Guru bina adalah guru pada sekolah induk yang diberi tugas untuk mengajar di SMP
Terbuka sesuai mata pelajaran yang ditentukan.
b)
Guru Pamong. Guru pamong adalah pembimbing belajar mandiri siswa yaitu anggota masyarakat
yang peduli akan pendidikan. Dengan ketentuan minimal SMA, dan berada pada lingkungan sekitar
tempat kegiatan belajar.
11) Sumber Dana. Siswa SMP Terbuka sepenuhnya dibebaskan dari pungutan apapun,. Hal tersebut
dikarenakan biaya operasional SMP Terbuka sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah.
d.
SD Kecil
SD Kecil adalah sekolah dasar yang pada umunya terdapat di daerah terpencil dengan sistem pendidian
yang berbeda dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal 60 orang kelas I sampai dengan kelas IV
dengan dua orang guru kelas dan satu kepalaa sekolah, proses belajar mengajar di selenggarakan dengan
menggunakan modul.
1)
Latar Belakang
Didirikan untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di SD reguler karena
jaraknya terlalu jauh. SDK biasanya didirikan di daerah terpencil jauh dari perkotaan dengan kondisi jalan
terjal, becek, atau berbatuan. SDK menampung anak-anak warga dengan kondisi ekonomi yang sangat
miskin. Siswa belajar tanpa sepatu, seragam, dan tanpa biaya apapun.
2)
Tujuan SD Kecil
SDK didirikan oleh warga secara gotong-royong didaerah terpencil yang jauh dari perkotaan. Jarak dari
pusat kota kecamatan tidak kurang dari 15 km. dengan kondisi jalan terjal, tanah becek atau bebatuan
serta sulit dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua. Tujuannya untuk memberikan tempat belajar
bagi siswa yang tidak bisa sekolah di SD reguler karena jaraknya terlalu jauh.
Lokasi SDK di tengah-tengah hutan atau diatas pegunungan yang sulit di-akses oleh masyarakat pada
umumnya. SDK untuk manampung anak-anak warga dengan kondisi ekonomi sangat miskin. Siswa
belajar tanpa sepatu,seragam, dan biaya apapun.
Ciri-ciri SD kecil
a)
Kelas yang ada lebih seddikit dari SD biasa (tiga kelas)
b)
Jumlah murid lebih kecil (20/30 orang)
c)
Jumlah guru lebih sedikit dari guru SD biasa(tiga orang termasuk kepala sekolah)
d)
Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri,yaitu mempelajari modul, belajar kelompok,klasikal.
e)
Murid yang pandai dijadikan tutor untuk mengajar murid-murid lain.
3)
Pelaksanaan belajar mengajar
Siswa mulai belajar pukul 08:00 WIB, dan pulang pukul 12:00 WIB. Apabila pukul 08:00 belum ada guru
yang datang,maka siswa yang lebih tinggi membantu belajar siswa yang dibawahnya. Siswa kelas VI
membantu siswa kelas III, siswa kelas V membantu kelas II dan kelas IV membantu belajar siswa kelas I
Selanjutnya, apabila guru yang ditunggu belum datang juga sampai jam 10:00 WIB, maka semua siswa
pulang ke rumah masing0masing secara bersama-sama.
4)
Kurikulkum
Untuk kurikulum yang digunakan biasanya sama dengan kurikulum SD Regular umumnya. Namun,
biasanya yang banyak diajarkan adalah materi pelajaran Ujian Nasional seperti Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA dan IPS. Setelah kelas VI, siswa yang akan mengikuti UN/UNAS harus bergabung
dengan SD reguler terdekat, karena SDK tidak mengadakan UN/UNAS sendiri.
Bahkan tidaka sedikit siswa yang baru kela V bisa diikutkan UN/UNAS, bila mana siswa dianggap
mampu mengikuti UN/UNAS. Jadi SDK seperti sekolah akselari di kota-kota besar.
5)
Media dan sumber belajar
Sama dengan SD regular, umumnya menggunakan buku-buku yng ada dan media-media yang membantu
dalam proses penyampaian pesan ilmu pengetahuan.
6)
Tenaga pendidik
Guru tetap(PNS) satu orang sekaliigus sebagai kepala sekolah dibantu oleh tenaga guru honorer atau
sukarelawan pemuda-pemudi warga setempat yang berpendidikan lulusan SLTP atau SLTA.
7)
Sumber dana
Pemerintah membiayai pendanaan pada SDK, karena ditujukkan untuk anak-anak yang tidak mampu
dan terpencil. Siswa tidak di pungut biaya aapun.
e.
SD Pamong
SD Pamong adalah lembaga pendidikan yang di selenggarakan oleh masyarakat, orang tua, dan guru
untuk memberikan pelayanan bagi anak putus sekolah, atau anak yang tidak dapat dengan secara teratur
belajar di sekolah.
1)
Latar Belakang
Banyak anak-anak di desa-desa Asia Tenggara ternyata putus sekolah. Bukan karena mereka
bodoh, tapi karena mereka tidak bisa bersekolah seperti biasa. Mereka harus membantu orang tuanya
justru ketika kam sekolah, maka lahirlah di indonesia sistem sekolah SD Pamong, di terapkan di Kebak
Kramat sejak 1974, dan di Gianyar sejak 1977.
a)
Tujuan
(1) Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat mengikuti pendidikan sekolah atau membantu
siswa yang drop-out.
(2) Membantu anak-anak yang tidak mau trikat oleh tempat dan waktu dalam belajar. Oleh karena itu
belajar bisa sambil menggembalakan ternak, waktu istirahat, dll.
(3) Mengurangi penggunaan tenaga guru sehingga rasio guru terhadap murid dapat menjadi 1:200. Pada
SD biasa 1:40 atau 1:50
(4) Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar, dengan pembiayaan yang sedikit dapat di tampung
sebanyak mungkin siswa
Dengan demikian, tujuan proyek pamong untuk menentukan alternatif sistem penyampaian pendidikan
dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah di
indoneia.
b)
Ciri-ciri SD Pamong
(1) Pada umunya Guru dan Pengelola Lembaga pencari murid, berbeda dengan SD reguler yang
muridnya telah tersedia.
(2) Pembelajaran di tentukan oleh kemauan siswa. Misalnya, dia bisa belajar malam hari, maka guru
pamong harus mengajarnya pada malam tersebut.
(3) Biasanya pengelolaan kelasnya terbatas, misalnya hanya untuk kelas IV, V, dan VI saja
(4) Kegiatan belajarnya di tentukan dalam setiap minggunya, misalnya belajar hanya di laksanakan
selama 2 hari, selanjutnya hanya di beri tugas sesuai dengan modul.
c)
Pelaksanaan belajar mengajar. Hari belajar siswa di tentukan sesuai dengan kemauan siswa
itusendiri. Jam belajarnya pun juga ditentukan.
d)
Kurikulum. Umumnya sama dengan kurikulum SD reguler. Namun, terdapat perbedaan dalam hal
lamanya waktu belajar siswa.
e)
Media dan Sumber Belajar. Modul di anggap efektif dalam sumber belajar. Karen amodul dianggap
mampu memperjelas dan mempermudah cara belajar siswa.
f)
Tenaga pendidik
(1) Biasanya terdiri dari 5 orang guru. Bisa guru tetap (PNS) ataupun guru honorer.
(2) Terdiri dari 3 orang guru kelas, 1 guru gama dan 1 orang guru bertinda sebagai kepala sekolah.
(3) Sumber dana
(4) Karena sifatnay membantu anak-anak yang putus sekolah karena harus membantu orang tua mereka
untuk bekerja, maka pendanaan SD pamong masih di biayai oleh pemerintah setempat.
f.
Sistem guru kunjung
1)
Latar Belakang
Sistem guru kunjung di adakan dengan maksud untuk membantu proses belajar siswa yang terisolir dan
terpencil. Guru kunjung juga berguna dalam menunjang eksplorasi anak di tiap tema pembelajaran. Di
datangkan guru kunjung yang kompeten di bidang yang sedang di pelajari anak di sekolah. Anak-anak
dapat bertanya langsung kepada ahlinya.
2)
Tujuan
Membantu proses pemahaman siswa pada suatu bidang mata pelajaran. Membantu siswa yang tidak
mampu belajar karena berada pada daerah terpencil yang jauh dari sekolah.
3)
Ciri-ciri guru pamong
a)
Guru yang datang langsung ke daerah atau sekolah yang di maksud
b)
Guru kunjung yang datang biasanya di undang ataupun menerima perintah langsung dari
pemerintah setempat untuk mendatangi sebuah lokasi ataupun wilayah
4)
Pelaksanaan mengajar mengajar.
Belajar yang di lakukan seperti belajar biasanya. Hanya terdapat perbedaan dari segi kenapa guru tersebut
di datangkan. Jika karena permintaan sekolah, maka belajar pun seperti belajar biasa.
Jika guru kunjung datang ke suatu daerah terpencil, maka pembelajaran pun disesuaikan dengan keadaan
yang ada. Misalnya dalam segi tempat belajar dan muridyan. Biasanya guru kunjung untuk suatu daerah
terpencil mengajar para murid yang berumur 7-12 tahun.
5)
Kurikulum.
Untuk guru yang mengunjungi suatu daerah terpencil, kurikulum yang di gunakan di sesuaikan dengan
keadaan murid setempat. Ambil yang paling bawah pengetahuan yang di ketahui oleh para murid.
6)
Media dan sumber belajar yang di gunakan. Biasanya di gunakan modul sebagai penunjang sumebr
blajar dan pemanfaatan media yang mungkin bisa di gunakan.
7)
Tenaga pendidik.
Biasanya guru atau tenaga ahli yang sudah mahir pada bidangnya, guru tersebut mampu dalam
menghadapi para murid yang mempunyai kemampuan yang tidak merata dan mampu untuk menguasai
pembelajarn yang biasanya yang terdiri dari puluhan murid.
8)
Sumber dana.
Jika guru tersebut d datangkan pada daerah yang terpencil, maka pemerintahlah yang mengatur dana.
Atau bia juga dengan dana pribadi guru tersebut karena keinginannya untuk membantu proses
pendidikan anak-anak.
B.
PENGGUNAAN MODUL DAN PAKET BELAJAR
1.
Pengertian kejar paket-A
Kejar paket-A adalah suatu program kegiatan membelajarkan masyarakat yang mengalami tiga buta (buta
bahasa,buta berhitung,dan buta penegetahuan umum) yang isi pelajarannya terdiri dari pendidikan dasar
dan pendidikan dasar dan pendidikan mata pencaharian.Dalam kegiatan belajarnya kedua unsur tersebut
di atas di pelajari secara bersamaan dan terpadu.
2.
tujuan dan sasaran pelaksanaan kejar paket-A
a.
Tujuan umum
Yaitu meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap warga masyarakat guna meningkatkan mata
pencaharian sampai pada tingkat penghasilan yang layak.
b.
Tujuan khusus
Yaitu warga belajar dapat membaca,menulis,dan berhitung serta mampu berbicaa dengan penggunaan
bahasa indonesia selain itu warga belajar dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimilikinya untuk mengolah dan mengusahakan peningkatan mata pencaharian.
c.
Sasaran atau warga belajar program kejar paket-A
Yaitu warga masyarakat indonesia yang buta aksara latin dan angka,putus sekolah dasar yang buta aksara
kembali.
3.
dasar dan azas pelaksanaan program kejar paket-A
a.
Dasar program kejar paket-A
Sebagai dasar penyelenggara program kejar paket-A adalah :
1)
Pancasila sebagai landasan ideal
2)
UUD 1945 sebagai landasan konstitusional
3)
Peraturan perundang-undangan depdikbud yang berlaku
b.
Azas program kejar paket-A
Azas yang digunakan dalam penyelenggaraan program kejar paket-A yaitu “pendidikan seumur hidup”
yaitu pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat didalam keluarga,sekolah dan masayarakat.
4.
Bentuk dan proses belajar kejar paket-A
Bentuk belajar program kejar paket-A terbagi dua yaitu :
a.
Belajar perorangan,di samping mengadakan usaha untuk meningkatkan penghasilannya,mereka
dapat belajar sendidri dirumah atau ditempat usah masing masing,tetepaPi tidak boleh lepas dari ikatan
kelompok serta bimbingan dan pengawasan tutor dan pihak pelaksana.
b.
Belajar kelompok,belajar secara kelompok ini terdidri dari 5-10 orang,ikatan kelompok ini
mengharuskan setiap warga belajar sebagai anggota dalam kelompok bekerja sama antara satu sama
lainnya,sehingga menjadi yang manualdan dinamis.
c.
proses belajar program kejar paket-A
Proses belajar yang di laksanakan dalam program kejar paket-A sejalan dengan pendidikan mata
penccaharian dalam arti sedapat mungkin diusahakan belajar pendidikan dasar yaitu membaca,menulis
dan berhitung dilaksanakan secara terpadu dengan pendidikan mata pencaharian dan diikuti dengan
usaha.keterpaduan dimulai sejak awal belajar.
5.
Sumber belajar atau tutor dan program belajar kejar paket-A
a.
sumber belajar
yaitu keluarganya sendiri,tetangga atau kenalan yang tidak buta aksara.bagi sumber belajar atau tutor
yang dari warga masyarakat harus mempunyai oersyaratan sebagai berikut:
1)
Memiliki kelebihan di bidang pengetahuan dan ketrampilan khususnya mengajar dan pengolaan
mata pencaharian .
2)
Berminat dan bersedia menjadi sumber belajar atau tutor program kejar paket-A.
b.
program belajar kejar paket-A
1)
Proogram belajar paket-A ini berupa pengetahuan,ketrampilan dan sikap mental
2)
Program belajar belajar kejar paket-A ini disusun oleh warga belajar,sumber belajar/tutor dan
pelaksana dengan bimbingan penyelenggara dan pemilik pendidikan masyarakat
3)
Tiap jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari tidak ditentukan jumlah jam
belajarannya,tetapi cukup ditentukan hari belajarnya misalnya 3xseminggu.
4)
Program belajar yang terdiri dari seri-seri yakni seri-A1 sampai seri-A100
c.
ukuran keberhasilan warga belajar
1)
Dibidang pendidikan dasar
a)
dapat membaca dan menulis bukti diri
b)
dapat membaca dan menuliskan pesan dan catatan surat menyurat dan mengisi formulir.
c)
dapat membaca, memahami tulisan dan lambing dalam media massa, isi buku atau petunjuk lainnya.
d)
dapat berbicara dengan bahasa Indonesia.
e)
dapat menyelenggarakan administrasi usaha.
f)
dapat mengetahui waktu.
2)
dibidang mata pencaharian, pendidikan yang diharapkan:
a)
memiliki mata pencaharian tertentu sebagai sumber nafkah yang tetap dan layak.
b)
dapat membuat bahan atau barang sesuai dengan jenis mata pencaharian yang diusahakan.
6.
dana dan sarana belajar
Sumber dana untuk untuk melaksanakan program kejar paket-a diperoleh dari:
a.
APBN melalui proyek pendidikan dan non formal dikmas
b.
Anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)
c.
Sumbangan dan bantuan pihak lain yang tidak mengikat.
d.
Swadaya masyarakat.
7.
pelaksana program kejar paket-a
a.
Pembina
1)
Ditingkat kecamatan adalah kakandep dikbud kecamatan dan penilik dikamas serta camat selaku
penguasa tunggal di wilayahnya.
2)
Ditingkat desa adalah lurah atau kepala desa.
b.
penyelenggara program kejar paket-a:
1)
organisasi lembaga kemasyarakatan.
2)
sekolah dasar.
c