FUNGSI KEPATUHAN BANK COMPLIANCE BANK FU
RINGKASAN AUDIT PERBANKAN
Judul
FUNGSI KEPATUHAN ( COMPLIANCE FUNCTION )
Kelas W
Di susun Oleh : Kelompok 8
Nama
: 1. Widyanto Dwi Eriek M.
2012110342
2. Mochammad Ilham F
2012110837
3. Arwan Yuliansyah
2012110876
4. Moch. Afriansyah H.
2012110824
5. Dimas K.
2012110955
D3 MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118 Telp.(031) 5947151–5947152
RINGKASAN
FUNGSI KEPATUHAN ( COMPLIANCE FUNCTION )
Fungsi Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
ex-ante (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk sesuai
dengan Prinsip Syariah (bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah), serta
memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Pokok pokok pengaturan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Pada Bank Umum adalah:
a)
Fungsi kepatuhan merupakan bagian dari pelaksanaan framework manajemen
risiko. Fungsi kepatuhan melakukan pengelolaan risiko kepatuhan melalui
koordinasi dengan satkerterkait.
b)
Pelaksanaan fungsi kepatuhan menekankan pada peran aktif dari seluruh elemen
organisasi kepatuhan yang terdiri dari Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan, Kepala unit kepatuhan dan satuan kerja kepatuhan untuk mengelola
risiko kepatuhan.
c)
Menekankan pada terwujudnya budaya kepatuhan dalam rangka mengelola risiko
kepatuhan.
d)
Kepatuhan merupakan tanggung jawab personil seluruh bagian dari bank dengan
tone from the top.
e)
Status independensi yang disandang dari elemen organisasi fungsi kepatuhan
dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas dan menghindari
konflik kepentingan (conflict of interest).
Kepatuhan terhadap hukum, norma-norma dan aturan-aturan membantu memelihara
reputasi bank-bank, sehingga sesuai dengan harapan dari para nasabah, pasar dan
masyarakat secara keseluruhan. Bank yang lalai menjalankan peran dan fungsi
Audit Perbankan
Page 2
kepatuhan akan berhadapan langsung dengan apa yang dikenal dengan compliance risk
yang didefiniska oleh Basel Commitee on Banking Supervision sebagai risiko hukum
atau sanksi-sanksi hukum, kerugian keuangan/materi atau tercermarnya reputasi bank
sebagai akibat dari pelanggaran terhadap hukum, regulasi-regulasi, aturan-aturan,
dihubungkan dengan norma-norma organisasi yang menjadi aturan internal suatu bank.
Sementara Bank Indonesia (BI) mendefiniskan risiko kepatuhan sebagai risiko yang
timbul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi bank umum
syariah dan unit usaha syariah.
Secara lebih luas lagi, ketidak patuhan perbankan nasional berpengaruh secara
significant terhadap stabilitas perekonomian nasional. Kisruh krisis multidimensi yang
melanda Indonesia mulai pertengahan tahun 1997 beberapa tahun lampau adalah bukti
nyata. Pakar perbankan menjelaskan bahwa kelalaian perbankan nasional dalam
menjalankan peran dan fungsi kepatuhan yang inheren dengan sistem perbankan
nasional saat itu, seperti :
1. Pengawasan Intern yang kurang memadai
2. Pelanggaran oleh pemilik/manajemen bank
3. Kurangnya ketaatan terhadap ketentuan kehati-hatian
4. Kecerobohan dalam mengelola bisnis
5. Berbagai penyimpangan yang disengaja; semua itu memberikan dampak yang sangat
besar terhadap kehancuran perekonomian nasional secara keseluruhan
Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan Perbankan Nasional
Dalam konteks perbankan nasional, Bank Indonesia menjelaskan bahwa secara garis
besar, fungsi kepatuhan bank meliputi beberapa tindakan, sebagai berikut:
Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan
kegiatan usaha bank.
Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank
Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
Audit Perbankan
Page 3
perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi bank umum syariah
dan unit usaha syariah
Memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Karakteristik Unit Kepatuhan Internal:
Objective
Pengertian objective berarti pegawai yang ditempatkan pada UKKI (unit kerja
kepatuhan internal) berkomitmen untuk tidak terlibat dengan kegiatan lain yang
mengakibatkan adanya conflict of interest di dalam organisasi. Selain itu mereka
juga tidak boleh memihak siapapun yang sedang dinilai atau diukur kinerjanya, dan
tentu saja tidak boleh menerima sesuatu apapun yang dapat mempengaruhi
keputusan profesionalnya.
Integrity
Pengertian integrity adalah pegawai yang ditempatkan pada unit KI harus
berkomitmen untuk melaksanakan tugasnya secara jujur, cerdas dan bertanggung
jawab. Mereka mesti menguasai peraturan dan melakukan penilaian berdasarkan
peraturan dan profesinya, serta selalu mendukung dan mendorong tercapainya tujuan
reformasi briokrasi di DJBC.
Confidentially
Pengertian confidentially adalah bahwa pegawai yang ditempatkan pada unit KI
berkomitmen untuk secara bijaksana menggunakan dan melindungi informasi yang
diminta sehubungan dengan tugasnya. Para pegawai tidak boleh membocorkan fakta
permasalahan atau report yang sedang ditanganinya. Selain itu mereka juga tidak
boleh menggunakan informasi untuk kepentingan pribadi atau golongan yang
bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan formal dan kode etik pegawai.
Audit Perbankan
Page 4
Definisi Direktur Kepatuhan
Direktur Kepatuhan merupakan anggota direksi bank yang ditugaskan untuk
menetapkan langkah-langkah yang di perlukan guna memastikan kepatuhan bank
terhadap peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang –undangan lain yang
berlaku dan perjanjian serta komitmen bank dengan Bank Indonesia.
Persyaratan untuk ditugaskan menjadi Direktur Kepatuhan adalah :
1. Tidak dapat dirangkap dengan Direktur utama
2. Tidak membawahi kegiatan Operasional, akuntansi dan/ atauSKAI
3. Memahami peraturan Bank Indonesia dan peraturan Perundang-undangan lainnya
yang berlaku
4. Mampu bekerja secara independen
Tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan sekurang-kurangnya antara lain:
1. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bank harus
memenuhi seluruh peraturan BI dan peraturan perundang-undangan lain yang
berlaku.
2. Memantau dan menjaga agar kegiatan bank tidak menyimpang dari ketentuan
yang berlaku.
3. Memantau dan menjaga kepatuhan bank terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuatoleh bank kepada BI
Secara lebih rinci, penerapan manajemen risiko kepatuhan bagi bank secara individual
maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak paling kurang mencakup,
beberapa hal, sebagai berikut:
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris terkait Fungsi Kepatuhan
Secara umum, pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, meliputi beberapa
hal, sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris dan direksi harus memastikan bahwa manajemen risiko kepatuhan
dilakukan secara terintegrasi dengan manajemen risiko lainnya yang dapat
berdampak pada profil risiko kepatuhan bank.
Audit Perbankan
Page 5
2. Dewan Komisaris dan direksi harus memastikan bahwa setiap permasalahan
kepatuhan yang timbul dapat diselesaikan secara efektif oleh satuan kerja terkait dan
dilakukan monitoring atas tindakan perbaikan oleh satuan kerja kepatuhan.
3. Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan memiliki peranan penting dalam
manajemen risiko kepatuhan dengan tanggung jawab paling kurang, meliputi
berbagai hal, sebagai berikut:
Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan
Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh direksi
Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun
ketentuan dan pedoman internal bank
Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan
usaha yang dilakukan bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan fungsi kepatuhan
Direktur
yang
membawahkan
fungsi
kepatuhan
harus
independen
dan
menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bank Indonesia sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia
Prinsip Manajemen Risiko Kepatuhan Basel
Untuk melaksanakan manajemen risiko kepatuhan dengan baik maka Basel
Commitee on Banking Supervision telah merekomendasikan 10 (sepuluh) prinsip,
yang intinya dapat dijelaskan, sebagai berikut:
Prinsip 1 : BoD Bank bertanggung jawab mengatur manajemen risiko kepatuhan
bank.
BoD
harus
menyetujui
kebijakan
kepatuhan
bamk,
termasuk
mengembangkan dokumen resmi dan fungsi kepatuhan secara efektif. Selama
periode satu tahun, BoD dan/atau komite pada tingkat Direksi harus menilai
bagaimana bank mengelola risiko kepatuhan secara efektif.
Audit Perbankan
Page 6
Prinsip 2 : Pejabat Eksekutif bank bertanggungjawab terhadap pengelolaan risiko
kepatuhan bank yang efektif
Prinsip 3 : Pejabat Eksekutif bank bertanggungjawab untuk mengembangkan dan
mengkomunikasikan kebijakan kepatuhan untuk memastikan bahwa hal tersebut
sudah dipantau dan dievaluasi serta dilaporkan kepada BoD sebagai suatu upaya
untuk mengelola risiko kepatuhan bank.
Prinsip 4 : Pejabat eksekutif bank bertanggungjawab untuk membuat fungsi
kepatuhan secara efektif dan permanen sebagai bagian dari kebijakan kepatuhan
bank.
Prinsip 5 : Fungsi kepatuhan bank harus independen
Prinsip 6 : Fungsi kepatuhan bank harus memiliki sumber daya yang memadai
untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara efektif
Prinsip 7 : Tanggungjawab fungsi kepatuhan bank harus dapat membantu pejabat
eksekutif dalam mengelola risiko kepatuhan secara efektif yang dihadapi oleh bank.
Jika terdapat beberapa tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pegawai yang
berbeda divisi, pembagian tanggung jawab setiap divisi harus jelas.
Prinsip 8 : Hubungan antara internal audit yang harus memperhatikan ruang
lingkup yang luas dari aktifitas fungsi kepatuhan sehingga harus menjadi subjek
review secara periodik yang dilakukan oleh fungsi internal audit
Prinsip 9 : Issue lintas negara, dimana Bank harus patuh terhadap pelaksanaan
hukum dan regulasi-regulasi dalam semua area yuridiksi dimana bisnis dijalankan
dan organisasi, struktur fungsi kepatuhan, dan semua tanggung jawabnya haruslah
konsisten dengan semua hukum lokal dan persyaratan regulator
Audit Perbankan
Page 7
Prinsip 10 : Terkait dengan outsourching maka fungsi kepatuhan harus selaras
dengan aktivitas manajemen risiko bank. Tugas spesifik dari fungsi kepatuhan
dapat dioutsourchingkan, tetapi harus berkenaan dengan hal-hal yang dapat diawasi
oleh kepala divisi kepatuhan.
Audit Perbankan
Page 8
Kesimpulan
Menurut kami Fungsi Kepatuhan merupakan rangkaian langkah-langkah yang
bersifat ex-ante (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Serta dalam fungsi kepatuhan menyangkut kegitan direktur kepatuhan yang notabennya tidak boleh di rangkap oleh direktur umum, dan fungsi kepatuhan ini harus
memperhatikan tentang 3 karakteristik kepatuhan internal :
Objective
Integrity
Confidentially
Dan tetap melihat dan mempertimbangkan 10 prinsip yang ada dalam manajemen resiko
kepatuhan basel.
Audit Perbankan
Page 9
Daftar Pustaka
Risk Based Audit “Pemeriksaan Audit Intern Bank Umum” Z. Dunil
http://www.ojk.go.id/peraturan-bank-indonesia-nomor-13-2-pbi-2011
file:///C:/Users/2013411063/Downloads/2011_KI_TUSI_dan_SOP_Kepatuhan_
Internal.pdf
http://www.ojk.go.id/peraturan-bank-indonesia-nomor-13-2-pbi-2011
http://bankernote.com/penerapan-dan-pengawasan-manajemen-risiko-kepatuhancompliance/
Audit Perbankan
Page 10
Judul
FUNGSI KEPATUHAN ( COMPLIANCE FUNCTION )
Kelas W
Di susun Oleh : Kelompok 8
Nama
: 1. Widyanto Dwi Eriek M.
2012110342
2. Mochammad Ilham F
2012110837
3. Arwan Yuliansyah
2012110876
4. Moch. Afriansyah H.
2012110824
5. Dimas K.
2012110955
D3 MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118 Telp.(031) 5947151–5947152
RINGKASAN
FUNGSI KEPATUHAN ( COMPLIANCE FUNCTION )
Fungsi Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
ex-ante (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk sesuai
dengan Prinsip Syariah (bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah), serta
memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Pokok pokok pengaturan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Pada Bank Umum adalah:
a)
Fungsi kepatuhan merupakan bagian dari pelaksanaan framework manajemen
risiko. Fungsi kepatuhan melakukan pengelolaan risiko kepatuhan melalui
koordinasi dengan satkerterkait.
b)
Pelaksanaan fungsi kepatuhan menekankan pada peran aktif dari seluruh elemen
organisasi kepatuhan yang terdiri dari Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan, Kepala unit kepatuhan dan satuan kerja kepatuhan untuk mengelola
risiko kepatuhan.
c)
Menekankan pada terwujudnya budaya kepatuhan dalam rangka mengelola risiko
kepatuhan.
d)
Kepatuhan merupakan tanggung jawab personil seluruh bagian dari bank dengan
tone from the top.
e)
Status independensi yang disandang dari elemen organisasi fungsi kepatuhan
dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas dan menghindari
konflik kepentingan (conflict of interest).
Kepatuhan terhadap hukum, norma-norma dan aturan-aturan membantu memelihara
reputasi bank-bank, sehingga sesuai dengan harapan dari para nasabah, pasar dan
masyarakat secara keseluruhan. Bank yang lalai menjalankan peran dan fungsi
Audit Perbankan
Page 2
kepatuhan akan berhadapan langsung dengan apa yang dikenal dengan compliance risk
yang didefiniska oleh Basel Commitee on Banking Supervision sebagai risiko hukum
atau sanksi-sanksi hukum, kerugian keuangan/materi atau tercermarnya reputasi bank
sebagai akibat dari pelanggaran terhadap hukum, regulasi-regulasi, aturan-aturan,
dihubungkan dengan norma-norma organisasi yang menjadi aturan internal suatu bank.
Sementara Bank Indonesia (BI) mendefiniskan risiko kepatuhan sebagai risiko yang
timbul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi bank umum
syariah dan unit usaha syariah.
Secara lebih luas lagi, ketidak patuhan perbankan nasional berpengaruh secara
significant terhadap stabilitas perekonomian nasional. Kisruh krisis multidimensi yang
melanda Indonesia mulai pertengahan tahun 1997 beberapa tahun lampau adalah bukti
nyata. Pakar perbankan menjelaskan bahwa kelalaian perbankan nasional dalam
menjalankan peran dan fungsi kepatuhan yang inheren dengan sistem perbankan
nasional saat itu, seperti :
1. Pengawasan Intern yang kurang memadai
2. Pelanggaran oleh pemilik/manajemen bank
3. Kurangnya ketaatan terhadap ketentuan kehati-hatian
4. Kecerobohan dalam mengelola bisnis
5. Berbagai penyimpangan yang disengaja; semua itu memberikan dampak yang sangat
besar terhadap kehancuran perekonomian nasional secara keseluruhan
Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan Perbankan Nasional
Dalam konteks perbankan nasional, Bank Indonesia menjelaskan bahwa secara garis
besar, fungsi kepatuhan bank meliputi beberapa tindakan, sebagai berikut:
Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan
kegiatan usaha bank.
Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank
Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
Audit Perbankan
Page 3
perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi bank umum syariah
dan unit usaha syariah
Memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada Bank
Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Karakteristik Unit Kepatuhan Internal:
Objective
Pengertian objective berarti pegawai yang ditempatkan pada UKKI (unit kerja
kepatuhan internal) berkomitmen untuk tidak terlibat dengan kegiatan lain yang
mengakibatkan adanya conflict of interest di dalam organisasi. Selain itu mereka
juga tidak boleh memihak siapapun yang sedang dinilai atau diukur kinerjanya, dan
tentu saja tidak boleh menerima sesuatu apapun yang dapat mempengaruhi
keputusan profesionalnya.
Integrity
Pengertian integrity adalah pegawai yang ditempatkan pada unit KI harus
berkomitmen untuk melaksanakan tugasnya secara jujur, cerdas dan bertanggung
jawab. Mereka mesti menguasai peraturan dan melakukan penilaian berdasarkan
peraturan dan profesinya, serta selalu mendukung dan mendorong tercapainya tujuan
reformasi briokrasi di DJBC.
Confidentially
Pengertian confidentially adalah bahwa pegawai yang ditempatkan pada unit KI
berkomitmen untuk secara bijaksana menggunakan dan melindungi informasi yang
diminta sehubungan dengan tugasnya. Para pegawai tidak boleh membocorkan fakta
permasalahan atau report yang sedang ditanganinya. Selain itu mereka juga tidak
boleh menggunakan informasi untuk kepentingan pribadi atau golongan yang
bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan formal dan kode etik pegawai.
Audit Perbankan
Page 4
Definisi Direktur Kepatuhan
Direktur Kepatuhan merupakan anggota direksi bank yang ditugaskan untuk
menetapkan langkah-langkah yang di perlukan guna memastikan kepatuhan bank
terhadap peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang –undangan lain yang
berlaku dan perjanjian serta komitmen bank dengan Bank Indonesia.
Persyaratan untuk ditugaskan menjadi Direktur Kepatuhan adalah :
1. Tidak dapat dirangkap dengan Direktur utama
2. Tidak membawahi kegiatan Operasional, akuntansi dan/ atauSKAI
3. Memahami peraturan Bank Indonesia dan peraturan Perundang-undangan lainnya
yang berlaku
4. Mampu bekerja secara independen
Tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan sekurang-kurangnya antara lain:
1. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bank harus
memenuhi seluruh peraturan BI dan peraturan perundang-undangan lain yang
berlaku.
2. Memantau dan menjaga agar kegiatan bank tidak menyimpang dari ketentuan
yang berlaku.
3. Memantau dan menjaga kepatuhan bank terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuatoleh bank kepada BI
Secara lebih rinci, penerapan manajemen risiko kepatuhan bagi bank secara individual
maupun bagi bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak paling kurang mencakup,
beberapa hal, sebagai berikut:
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris terkait Fungsi Kepatuhan
Secara umum, pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, meliputi beberapa
hal, sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris dan direksi harus memastikan bahwa manajemen risiko kepatuhan
dilakukan secara terintegrasi dengan manajemen risiko lainnya yang dapat
berdampak pada profil risiko kepatuhan bank.
Audit Perbankan
Page 5
2. Dewan Komisaris dan direksi harus memastikan bahwa setiap permasalahan
kepatuhan yang timbul dapat diselesaikan secara efektif oleh satuan kerja terkait dan
dilakukan monitoring atas tindakan perbaikan oleh satuan kerja kepatuhan.
3. Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan memiliki peranan penting dalam
manajemen risiko kepatuhan dengan tanggung jawab paling kurang, meliputi
berbagai hal, sebagai berikut:
Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan
Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh direksi
Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun
ketentuan dan pedoman internal bank
Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan
usaha yang dilakukan bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan fungsi kepatuhan
Direktur
yang
membawahkan
fungsi
kepatuhan
harus
independen
dan
menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bank Indonesia sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia
Prinsip Manajemen Risiko Kepatuhan Basel
Untuk melaksanakan manajemen risiko kepatuhan dengan baik maka Basel
Commitee on Banking Supervision telah merekomendasikan 10 (sepuluh) prinsip,
yang intinya dapat dijelaskan, sebagai berikut:
Prinsip 1 : BoD Bank bertanggung jawab mengatur manajemen risiko kepatuhan
bank.
BoD
harus
menyetujui
kebijakan
kepatuhan
bamk,
termasuk
mengembangkan dokumen resmi dan fungsi kepatuhan secara efektif. Selama
periode satu tahun, BoD dan/atau komite pada tingkat Direksi harus menilai
bagaimana bank mengelola risiko kepatuhan secara efektif.
Audit Perbankan
Page 6
Prinsip 2 : Pejabat Eksekutif bank bertanggungjawab terhadap pengelolaan risiko
kepatuhan bank yang efektif
Prinsip 3 : Pejabat Eksekutif bank bertanggungjawab untuk mengembangkan dan
mengkomunikasikan kebijakan kepatuhan untuk memastikan bahwa hal tersebut
sudah dipantau dan dievaluasi serta dilaporkan kepada BoD sebagai suatu upaya
untuk mengelola risiko kepatuhan bank.
Prinsip 4 : Pejabat eksekutif bank bertanggungjawab untuk membuat fungsi
kepatuhan secara efektif dan permanen sebagai bagian dari kebijakan kepatuhan
bank.
Prinsip 5 : Fungsi kepatuhan bank harus independen
Prinsip 6 : Fungsi kepatuhan bank harus memiliki sumber daya yang memadai
untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya secara efektif
Prinsip 7 : Tanggungjawab fungsi kepatuhan bank harus dapat membantu pejabat
eksekutif dalam mengelola risiko kepatuhan secara efektif yang dihadapi oleh bank.
Jika terdapat beberapa tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pegawai yang
berbeda divisi, pembagian tanggung jawab setiap divisi harus jelas.
Prinsip 8 : Hubungan antara internal audit yang harus memperhatikan ruang
lingkup yang luas dari aktifitas fungsi kepatuhan sehingga harus menjadi subjek
review secara periodik yang dilakukan oleh fungsi internal audit
Prinsip 9 : Issue lintas negara, dimana Bank harus patuh terhadap pelaksanaan
hukum dan regulasi-regulasi dalam semua area yuridiksi dimana bisnis dijalankan
dan organisasi, struktur fungsi kepatuhan, dan semua tanggung jawabnya haruslah
konsisten dengan semua hukum lokal dan persyaratan regulator
Audit Perbankan
Page 7
Prinsip 10 : Terkait dengan outsourching maka fungsi kepatuhan harus selaras
dengan aktivitas manajemen risiko bank. Tugas spesifik dari fungsi kepatuhan
dapat dioutsourchingkan, tetapi harus berkenaan dengan hal-hal yang dapat diawasi
oleh kepala divisi kepatuhan.
Audit Perbankan
Page 8
Kesimpulan
Menurut kami Fungsi Kepatuhan merupakan rangkaian langkah-langkah yang
bersifat ex-ante (preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Serta dalam fungsi kepatuhan menyangkut kegitan direktur kepatuhan yang notabennya tidak boleh di rangkap oleh direktur umum, dan fungsi kepatuhan ini harus
memperhatikan tentang 3 karakteristik kepatuhan internal :
Objective
Integrity
Confidentially
Dan tetap melihat dan mempertimbangkan 10 prinsip yang ada dalam manajemen resiko
kepatuhan basel.
Audit Perbankan
Page 9
Daftar Pustaka
Risk Based Audit “Pemeriksaan Audit Intern Bank Umum” Z. Dunil
http://www.ojk.go.id/peraturan-bank-indonesia-nomor-13-2-pbi-2011
file:///C:/Users/2013411063/Downloads/2011_KI_TUSI_dan_SOP_Kepatuhan_
Internal.pdf
http://www.ojk.go.id/peraturan-bank-indonesia-nomor-13-2-pbi-2011
http://bankernote.com/penerapan-dan-pengawasan-manajemen-risiko-kepatuhancompliance/
Audit Perbankan
Page 10