Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan di

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan
Latar belakang dilaksanakan PKL adalah agar siswa dapat mengenal kegiatankegiatan di apotek sehingga calon Asisten Apoteker kelak dapat lebih terampil saat
bekerja di apotek. Sebelum seorang asisten di tempatkan maka Asisten Apoteker
harus terlebih dahulu mengenal apotek dan kegiatan-kegiatan di apotek. Supaya
ketika di Apotek, Asisten Apoteker telah siap karena memiliki pengalaman sebagai
bekal guna menambah keterampilan dan pengetahuan dalam bidang kesehatan.

1.2. Tujuan PKL
1. Mengetahui masalah yang sering dihadapi dalam suatu apotek dan cara
penyelesaiannya yang nantinya menjadi persiapan bagi Asisten Apoteker
sebelum terjun ke dunia apotek.
2. Mempelajari cara membaca resep dokter.
3. Mempelajari pencatatan dan penyimpanan laporan Psikotropika dan
Narkotika.
4. Mempelajari dan mengetahui cara administrasi yang diselenggarakan di
apotek.
5. Mengetahui cara pemesanan dan penyimpanan obat, alat kesehatan, obat
tradisional di apotek.

6. Untuk membangun jiwa, sikap mental seorang Asisten Apoteker dapat
mengabdi di tengah-tengah masyarakat.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

1

Waktu PKL dilaksanakan mulai tanggal 19 Juli 2011 sampai dengan tanggal
25 September 2011 pada pukul 15.00 sampai dengan 21.00 Wib.
Tempat pelaksanaan PKL di Apotek Caren Kuswari Jl. Amal no. 1L

1.4. Tujuan Pembuatan Laporan
1. Merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir sekolah dan
menyelesaikan studi.
2. Menambah wawasan siswa/i dalam membuat suatu makalah atau laporan
resmi.
3. Setiap siswa/i mampu mencari alternatif permasalahan melalui masalah dan
penerapannya di dunia kefarmasian secara meluas dan mendalam.

BAB II

TINJAUAN KHUSUS APOTEK

2.1. Apotek
2.1.1. Defenisi Apotek

2

a. Apotek
Apotek adalah tempat tertentu, dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
b. Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah
mengucap sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak
melakukan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
c. Asisten Apoteker
Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia
sebagai Asisten Apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di bawah pengawasan
Apoteker.
2.1.2. Fungsi Apotek
Ditinjau dari keberadaannya, apotek mempunyai fungsi yaitu :

a. Fungsi apotek secara sosial
 Sarana farmasi yang

melakukan

peracikan,

pengobatan

bentuk,

pencampuran dan penyerahan obat, atau bahan obat.
 Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
b. Fungsi apotek secara ekonomi
 Salah satu sarana untuk menghasilkan laba dan menjaga kelangsungan
usaha serta untuk membayar biaya operasional apotek, juga untuk mencari
nafkah bagi Apoteker, Asisten Apoteker dan pegawainya seperti kasir.
Menurut PP No. 25 tahun 1980 dikatakan tugas dan fungsi apotek adalah :


3

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat dan
bahan obat jadi.
3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

2.2. Perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi yang disalurkan oleh apotek meliputi :
1. Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan yang dimaksud untuk menetapkan
diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan
atau untuk memperoleh bagian pada manusia.
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat lain yang boleh beredar dan tidak dinyatakan
sebagai Narkotika dan Psikotropika. Obat bebas memiliki tanda khusus
dengan lingkaran berwarna hijau dengan gari tepi berwarna hitam.

Contoh :
- Promag
- Paracetamol
- Mylanta
- Tolak Angin
- Vitamin C
- Minyak Kayu Putih
- Obat Batuk Putih
- Bodrexin
- Obat Batuk Hitam
- Entrostop
- Minyak Kayu Putih - Lambucit
- Antasida
- Disli
Penandaan :

b. Obat Bebas Terbatas

4


Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W”, menurut
bahasa Belanda “W”, singkatan dari “Warschuwing” artinya peringatan.
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
pemakainya tanpa resep dokter bilamana mempunyai persyaratan sebagai
berikut :
- Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkus asli dari pabriknya.
- Pada penyerahannya obat pembuat atau penjual harus mencantumkan
tanda peringatan yang tercetak sebagai contoh.
Obat bebas terbatas mempunyai tanda khusus lingkaran biru dengan garis
tepi berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan menurut
pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :
P. No. 1

: Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan pakai

P. No. 2

: Awas ! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan


P. No. 3

: Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan

P. No. 4

: Awas ! Obat Keras
Hanya untuk dibakar

P. No. 5

: Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan

P. No. 6

: Awas ! Obat Keras
Obat wasir, jangan ditelan


Penandaan :

5

Contoh :
- CTM
- Vitamin E
- Betadine
- Mixagrip
- Decolgen
- Vicks Formula 44
- Bronchophylin
c. Obat Keras
Obat keras adalah :
1. Semua yang pada pembungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan
bahwa obat hanya diserahkan dengan resep dokter.
2. Semua obat baru, terkecuali oleh Departemen Kesehatan telah
dinyatakan tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan
kesehatan manusia.

3. Semua obat yang sedemikian rupa yang nyata-nyata dipergunakan
secara parental baik dengan suntikan maupun pemakaian dengan
pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan yang diizinkan
menguasai obat keras untuk dijual hanya PBF dan apotek.
4. Semua obat yang tercantum dalam obat keras, obat itu sendiri dalam
substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali
apabila di belakang nama obat disebutkan ketentuan lain atau ada
pengecualian daftar obat bebas terbatas.
Tanda khusus untuk obat keras daftar “G”, yaitu lingkaran bulat berwarna
merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh
garis tepi.
Penandaan :

6

Contoh :
- Antalgin
- Amoxan
- Impugan
- Myostatin

- Corpamil
d. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuhan atau hewan, hewan mineral, sediaan gelanik atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. Kode nomor pendaftaran untuk obat
tradisional sebagai berikut :
(1) TR
: Obat tradisional produksi dalam negeri
(2) TL
: Obat tradisional produksi dalam negeri atau lisensi
Contoh :
- Jamu kejibeling
- Antangin JRG
- Diapet
- Sari temulawak
- Kuku bima ginseng
e. Obat Wajib Apotek
Obat wajib adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di
apotek tanpa resep dokter, contoh :

- Obat kontrasepsi
: Linesterol
- Obat saluran cerna
: Antasida dan Sedativa
- Obat mulut dan tenggorokan : Hexaditine
f. Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah atau sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Penandaan :

Contoh :

7

- Diazepam
- Petzolin
- Luminal
- Valisanbe 2 mg
- Librax
g. Obat Narkotika
Obat narkotika menurut UU 1997 adalah obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi-sintesis, yang dapat
menyebabkan keturunan atau kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis.
Codein
Penandaan :
Contoh :
- Tanaman Papaver somniferum
- Codein 10 mg
- Morfin
- Codipront syrup
2. Alat Kesehatan
Alat kesehatan adalam instrumen, apparatus, mesin, implant yang tidak
mengandung bahan obat untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan
meringankan penyakit untuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Contoh :
- Kasa pembalut
- Hansaplast
- Sterile Syringe
3. Kosmetik
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian
luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan
rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembukan suatu
penyakit.
Contoh :

8

-

Lipstik
Parfum
Shampoo
Hair tonic
Hand and body lotion

2.3. Perlengkapan Apotek
Perlengkapan apotek yang ada di apotek Caren Kuswari, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Lemari terkunci, tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.
Meja racikan untuk meracik obat.
Lemari kaca, untuk penyimpanan obat.
Lemari es, untuk menyimpan obat yang mudah rusak (meleleh).
Kursi tunggu, tempat orang menunggu ketika resep dikerjakan.
Lumpang dan stemper serta perlengkapan untuk meracik obat dan lainnya.
Timbangan obat.
Meja kasir.
Lemari sediaan obat.

BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK RAYA 3

3.1. Denah Apotek

9

9

2

1

8
7

10

3

6
11

4
5

13

12
16

14

17

15

21
19

18

20

Keterangan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Pintu masuk
Timbangan
Ruang tunggu
Alat Kesehatan
Salep
Obat bebas

10

7) Obat bebas terbatas
8) Kosmetik
9) Sirup vitamin
10) Sirup obat batuk
11) Obat kontrasepsi
12) Susu
13) Susu kaleng
14) Kasir
15) Lemari narkotika dan psikotropika
16) Obat generik
17) Obat paten
18) Salep kulit, salep mata
19) Meja racik
20) Kulkas
21) Syrup

3.2. Struktur Organisasi

APA

NON A A

AA

11

Keterangan :
PSA

: Pemilik Sarana Apotek

APA

: Apoteker Pengelola Apotek

AA

: Asisten Apoteker

Non AA

: Bukan Asisten Apoteker

3.3. Disiplin Kerja
Pekerjaan Apotek Caren Kuswari memiliki dua shift, yaitu :
1. Shift Pagi (08.00 sampai dengan 16.00)
2. Shift Sore (15.00 sampai dengan 20.15)

3.4. Uraian Proses Kerja
3.4.1. Pengadaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan merupakan proses untuk menyediakan perbekalan farmasi yang
dibutuhkan di apotek. Tujuan pengadaan perbekalan farmasi adalah tersedianya
perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang cukup, sesuai kebutuhan dengan
mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Pengadaan perbekalan farmasi di apotek Caren Kuswari berdasarkan
kebutuhdan dari apotek tersebut. Perencanaan pembelian dilakukan dengan
menetapkan jumlah yang akan dibeli dengan mempertimbangkan kecepatan

12

pelayanan atau pengiriman barang. Harga atau potongan yang diberikan dan kondisi
pembayaran yang ditawarkan.
3.4.2. Penerimaan Perbekalan Farmasi
Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan dengan menerima barang yang
diserahkan dari Pedangan Besar Farmasi (PBF). Pemeriksaan yang dilakukan antara
lain :
-

Memeriksakan jumlah barang yang diterima, apakah sudah sesuai dengan jumlah

-

yang dipesan (dicek dengan melihat faktur yang diterima).
Memeriksa tanggal kadaluarsa obat tersebut.
Memeriksa kemasan obat tersebut.
Bila ada yang rusak atau tidak sesuai dengan pesanan langsung dikembalikan

ke PBF yang bersangkutan.
Penjualan dan pelayanan perbekalan farmasi di Apotek Caren Kuswari
dilakukan dengan cara melayani pembeli obat, baik obat bebas maupun obat yang
ditebus dengan resep dokter.
Untuk menjaga agar jumlah konsumen tidak mengalami penurunan, maka
pelayanan terhadap konsumen di apotek perlu ditingkatkan antara lain dengan cara :
-

Bersikap ramah kepada pembeli sehingga meraka senang untuk datnag ke apotek

-

kita.
Memberikan pelayanan kepada pasien secara cermat dan teliti.
Menginformasikan khasiat dan cara pemakaian efek sampingnya.
Menjaga kelengkapan sediaan farmasi berupa obat, alat kesehatan dan

-

perbekalan farmasi lainnya.
Menjaga kebersihan dan kerapian susunan barang berupa obat, alat kesehatan dan

-

perbekalan farmasi lainnya yang ada di lemari atau etalase.
Menyediakan perbekalan farmasi yang terjangkau masyarakat.

3.4.3. Pelayanan Perbekalan Farmasi

13

Pelayanan Apotek Caren Kuswari sudah baik, meliputi pelayanan resep yang
cepat dan tepat, karyawan yang cukup ramah, keadaan apotek yang nyaman dan
bersih dengan susunan obat yang rapi dan teratur serta kelengkapan obat memadai.
Untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik, Apotek Caren Kuswari melakukan
kerjasama dengan apotek lainnya dalam hal pengadaan obat-obatan yang tidak ada di
apotek.
Apotek Caren Kuswari melakukan pelayanan informasi obat kepada pasien
yang melakukan self medication, informasi yang diberikan antara lain mengenai efek
samping, cara pemakaian dan efek yang ditimbulkan setelah pemakaian dan ada juga
pemberian saran kepada pasien misalnya : tidak mengkonsumsi pantangan, serta
penganjuran kepada pasien misalnya : minum air putih sebanyak-banyaknya.
Apoteker Pengelola Apotek telah menjalankan tugas profesi sesuai dengan
fungsinya sebagai apoteker.

3.5. Administrasi
3.5.1. Pelaporan
Untuk obat-obatan narkotika, pelaporan dibuat secara rutin setiap bulan yang
dikirimkan kepada Kepala menteri Kesehatan Kotamadya/Kabupaten/Dati II yang
selambat lambatnya tanggal 10 tiap bulannya dengan tembusan kepada :
-

Kepala BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi.
Pertinggal.

14

Sedangkan untuk psikotropika pelaporannya dilakukan 3 (tiga) bulan sekali yang
selambat – lambatnya tanggal 10. Laporan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
Apotek, dikirim kepada menteri Kesehatan Kota setempat dengan tembusan kepada :
-

Kepala BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) setempat.
Kepala Dinas Kesehatan setempat.
Pertinggal.

Asisten Apoteker diberi kepercayaan sepenuhnya oleh Apoteker di bawah
pengawasan Apoteker. Perbekalan administrasi yang tersedia di Apotek Caren
Kuswari yaitu:
-

Buku pembelian obat
Buku pinjaman obat
Buku pencatatan obat narkotika dan psikotropika
Buku pesanan obat narkotika dan psikotropia

3.5.2. Penyimpanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan bat bagi pasien seuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyimpanan resep dilakukan sesuai tanggal, nomor urut penerimaan resep
dan disimpan sekurang-kurangnya 3 tahun, sedangkan resep yang mengandung
narkotika harus dipisahkan dengan resep lainnya setiap pengeluarannya harus dicatat
untuk keperluan kebutuhan pelaporan setiap bulannya. Resep-resep yang disimpan
lebih dari 3 tahun boleh dimusnahkan dengan cara membakar atau menanamnya di
tanah.
Adapun cara-cara penyimpanan resep sebagai berikut :
-

Mengumpulkan resep penyimpanan yang masuk tiap harinya.
Resep disimpan menurut urutan nomor dan tanggal pembuatan resep.
Menyusun dan mengarsip resep setiap bulannya.

15

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Masalah Yang Ditemukan
1. Beberapa pasien yang datang memberikan keluhan-keluhan akan penyakitnya
tanpa membawa resep dokter, seakan-akan apotek adalah sarana / tempat
segala pengelola penyakit.
2. Pada saat tertentu stock obat kosong di apotek.
3. Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang datang ke apotek menawarkan harga
yang sejenis dengan harga berbeda.
4. Ada pembeli yang menginnginkan obat paten,tentu harga obat tersebut mahal
akan tetapi pasien tiadak mau dengan harga mahal
5. Persaingan apotek disekitar apotek Caren Kuswari

4.2. Pembahasan Masalah
1. Pasien yang datang dengan berbagai keluhan harus dilayani dengan
memberikan informasi, edukasi kepada pasien atau lebih baik jika pengobatan
tidak dapat ditemukan maka sebaiknya dianjurkan berobat ke dokter.
2. Untuk menghindari hilangnya omset maka stock / kelengkapan obat harus
benar-benar diperhatikan oleh apoteker atau asisten apoteker. Untuk
menghindari kekecewaan dari pasien untuk apotek dapat membeli obat
tersebut ke apotek setempat dengan harga yang lebih murah.

16

3. Sebaiknya apotek memilih Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menawarkan
harga yang lebih murah tetapi tidak mempengaruhi mutu dan kwalitas obat.
4. Sebaiknya apoteker dan asisten apoteker memberikan penjelasan mengenai
obat tersebut bahwasanya obat paten tersebut memang mahal, oleh karena itu
dapat dianjurkan dengan member obat generik yang harganya lebih murah dan
kegunaannya sama.
5. Sebaik nya apotek tersebut menjual obat lebih murah, tidak mengambil
untung yang banyak. Yang penting pasien bisa menjadi pelanggan setia di
apotek tersebut.

BAB V

17

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Ketelitian sangat diperlukan dalam setiap pekerjaan, karena pekerjaan seorang
Asisten Apoteker menyangkut nyawa manusia.
2. Asisten Apoteker memiliki keterampilan dan keahlian dalam melayani /
membaca resep.
3. Faktor yang sangat mempengaruhi omset di apotek adalah kelengkapan obat
dan harga obat dan tempat / lokasi yang sangat strategis.
4. Asisten Apoteker lebih sabar dalam menghadapi pembeli dan pelayanan yang
baik terhadap pasien sehingga dapat menambah kepercayaan pasien terhadap
suatu apotek.
5. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) calon Asisten Apoteker dapat
menemukan masalah yang sering dihadapi dalam suatu apotek dan cara
penyelesaian yang nantinya menjadi persiapan bagi Asisten Apoteker sebelum
terjun ke dunia kerja serta dapat mengetahui cara pemesanan dan
penyimpanan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan perbekalan farmasi
lainnya yang ada di apotek.
6. Asisten Apoteker terampil membaca resep.
7. Asisten Apoteker mampu mengetahui cara pemesanan dan penyimpanan obat,
alat kesehatan, obat tradisional di apotek, agar lebih mudah untuk mengetahui
jenis obat yang tersedia dan mengetahui tempat obat.
8. Sistem penyimpanan barang dagangan di apotek Caren Kuswari adalah
berdasarkan persediaan atau alfabetis dengan prinsip FIFO (barang duluan
masuk,duluan keluar)

5.2. Saran

18

1. Agar pembeli tidak menurun, maka pemilik apotek harus meningkatkan
pelayanan dengan melengkapi sediaan obat dan stock obat sesuai dengan
kebutuhan.
2. Sebaiknya Asisten Apoteker ikut aktif berperan dalam memberikan informasi.
3. Pasien yang kurang mampu membayar obat dengan resep dokter hendaknya
Asisten Apoteker terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter yang
bersangkutan sehingga pasien tersebut dapat mencapai terapi yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/2002 tentang perubahan atas Permenkes
No. 922/Menkes/Per/X/1993.
2. Muhammad Anief (1999), Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gajah Mada
University press, Yogyakarta hal : 13.

19

3. Mulyanto, dkk, 2002, Undang-Undang Kesehatan, Jilid I (untuk kelas 1),
cetakan ketiga hal : 11, 21, 25, 28, 32, 56.
4. Mulyanto, dkk, 2002, Undang-Undang Kesehatan, jilid II (untuk kelas 2)
cetakan ketiga hal : 23.
5. Murgrono, dkk, 2002, Administrasi Farmasi, jilid III (untuk kelas 3) cetakan
ketiga hal : 6-7.

LEMBAR PENGESAHAN

Medan, September 2011

Disetujui Oleh :

20

Guru Pembimbing PKL

Apoteker Pengelola Apotek

SMKF Pharmaca Medan

Caren Kuswari

Eka Juliana, S.Si., Apt

July Armiati, S.Si., Apt

Disahkan Oleh :
Kepala SMKF Pharmaca Medan

(Repianna Sari Harahap, S.Si., Apt)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat,
rahmat serta lindunga-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulisan laporan ini berdasarkan teori dan hasil pengamatan di apotek. Selama
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan secara
langsung dan tidak langsung dari berbagai pihak.

21

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Repianna Sari Harahap, S.Si., Apt, selaku Kepala Sekolah SMKF Pharmaca
Medan yang telah memberi izin kepada kami untuk melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan ini.
2. Ibu July Armiati, S.Si., Apt, selaku Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan
Bapak Edi Angkasa selaku Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang telah memberi
izin dan membimbing kami dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Apotek Caren Kuswari.
3. Ibu Eka Juliana, S.Si., Apt selaku pembimbing dari SMKF Pharmaca Medan
dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini.
4. Seluruh Asisten Apoteker dan pegawai di Apotek yang telah membimbing
kami dalam melaksanakan kegiatan ini.
5. Kepada kedua orang tua dan seluruh pihak yang telah ikut memberikan
bantuan moril dan materil dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran yang membangun untuk menyempurnakan
laporan ini.

Medan,

22

September 2010

Penulis

iii

23

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................

i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................

1

1.1. Latar Belakang PKL...................................................................

1

1.2. Tujuan PKL.................................................................................

1

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL.........................................

2

1.4. Tujuan Pembuatan Laporan........................................................

2

BAB II TINJAUAN KHUSUS APOTEK......................................................

3

2.1. Apotek.........................................................................................

3

2.1.1. Defenisi Apotek.................................................................

3

a. Apotek.............................................................................

3

b. Apoteker..........................................................................

3

c. Asisten Apoteker.............................................................

3

2.1.2. Fungsi Apotek....................................................................

3

2.2. Perbekalan Farmasi.....................................................................

4

2.3. Perlengkapan Apotek.................................................................. 11
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK...................................................... 12
3.1. Denah Apotek............................................................................... 12
3.2. Struktur Organisasi...................................................................... 14
3.3. Disiplin Kerja............................................................................... 15

iv
24

3.4. Uraian Proses Kerja..................................................................... 15
3.4.1. Pengadaan Perbekalan Kesehatan...................................... 15
3.4.2. Penerimaan Perbekalan Farmasi........................................ 15
3.4.3. Pelayanan Perbekalan Farmasi.......................................... 15
3.5. Administrasi.......................................................................... 17
3.5.1. Pelaporan...................................................................... 17
3.5.2. Penyimpanan Resep..................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 19
4.1. Masalah Yang Ditemukan........................................................... 19
4.2. Pembahasan Masalah.................................................................. 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 21
5.1. Kesimpulan................................................................................. 21
5.2. Saran........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v

25