Mesin Pengiris Pisang Analisa Teknik

LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ANALISIS TEKNIK
BIDANG KEGIATAN
PKM-AI

1.
2.
3.
4.

Diusulkan Oleh:
Ivan Alexander Sormin (1411305013)
I made Adi Surya Buana (1411305014)
Immanuel Damanik
(1411305034)
Efriado Sihaloho
(1411305037)

UNIVERSITAS UDAYANA
BALI

2016

PERANCANGAN MESIN PENGIRIS PISANG UNTUK HOME
INDUSTRY
ABSTRACT
Kualitas kerupuk pisang ditentukan oleh tiga faktor utama: rasa, renyah, dan geometri
slice. Salah satu masalah utama untuk menghasilkan kerupuk kualitas pisang yang baik adalah
metode mengiris. Sebagian besar industri rumah masih menggunakan cara manual dengan
pisau. Pada awalnya, proses mengiris dapat dilakukan dengan mudah. Tapi, jika pisang sudah
pendek (karena telah diiris), proses mengiris sangat sulit. Hal ini dapat menghasilkan kualitas
yang buruk dan membahayakan operator. Untuk itu, desain Pisang Iris Machine diperlukan.
Mesin ini mampu menghasilkan irisan pisang di ketebalan yang seragam, dan dapat
meningkatkan produktivitas. Kebutuhan dan masalah identifikasi dilakukan dengan observasi
dan metode wawancara. Objek identifikasi adalah operator dan pemilik home industry. Setelah
itu, desainer harus mengumpulkan data yang dapat mendukung proses desain. Berdasarkan
permasalahan dan data, kami membuat beberapa desain konsep dan pilih konsep terbaik dengan
skrining dan metode skoring. Pengembangan konsep terbaik disertai dengan analisis rekayasa
komponen kritis, analisis ergonomis dan analisis juga lingkungan. Pada akhir proses
pembangunan, kami membuat prototipe dan menghitung biaya pembuatan prototipe ini. Biaya
pembuatan prototipe ini adalah ± Rp.1.600.000, -. Mesin ini memiliki kapasitas 60 kg / jam,

dengan 2 variasi slice (lurus dan kemiringan), dan seragam ketebalan irisan dalam hasil.
INTISARI
Kualitas keripik pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan kerenyahan
serta bentuk irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang merupakan salah satu
kendala utama untuk menghasilkan keripik pisang yang berkualitas. Kebanyakan
industri keripik pisang masih menggunakan cara manual, dengan menggunakan pisau
untuk mengiris pisang, sehingga hasil irisan tidak optimal. Jika pisang masih panjang,
proses pengirisan dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek
(karena sudah diiris), maka irisan pisang yang dihasilkan banyak yang sobek. Untuk itu
perlu dilakukan perancangan mesin pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan
pisang dengan ketebalan yang seragam serta dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Metode yang dilakukan dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu dengan
melakukan pengamatan langsung dan wawancara pada pemilik home industry
pembuatan keripik pisang. Selain itu juga melakukan pengumpulan data yang dapat
menunjang proses perancangan, seperti dimensi pisang, kapasitas produksi mula-mula,
dan lainnya. Dari data yang diperoleh, dilakukan pembuatan dan pemilihan konsep.
Pengembangan konsep terpilih, disertai dengan analisis teknik pada komponen kritis, analisis
ergonomi serta lingkungan. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis biaya pembuatan
disertai dengan pembuatan prototype. Dari hasil perhitungan, diperoleh biaya pembuatan


prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp.1.600.000,-. Mesin ini mempunyai kapasitas 60
kg/jam, dengan 2 variasi pengirisan (lurus dan miring), serta ketebalan hasil irisan yang dapat
diatur.
Kata kunci: pengiris, keripik pisang, perancangan, home industry
PENDAHULUAN
Industri keripik pisang banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan
menjadi komoditi andalan mata pencaharian masyarakat setempat. Proses pembuatan
keripik pisang sangat mudah dan menggunakan peralatan bantu yang sederhana. Mulamula pisang diiris tipis dengan ketebalan kurang lebih 2 mm. Pengirisan bisa dilakukan
melintang atau memanjang sesuai dengan keinginan, dan irisan pisang tersebut ditiriskan
sejenak untuk menurunkan kadar airnya sehingga siap untuk digoreng. Setelah masak,
gorengan kripik pisang ini diangkat dan ditiriskan. Untuk meningkatkan cita rasanya,
dimasukan bumbu-bumbu tambahan seperti air gula merah. Setelah dingin, keripik
pisang dikemas dalam pembungkus plastik yang kedap udara dan siap untuk dipasarkan.

Kualitas keripik pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan kerenyahan serta
bentuk irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang merupakan salah satu kendala
utama dalam menghasilkan keripik pisang yang berkualitas. Kebanyakan industri keripik pisang
masih menggunakan cara manual, dengan menggunakan pisau untuk mengiris pisang, sehingga
hasil irisan tidak optimal. Disamping itu, ada beberapa home industry yang menggunakan pisau
yang diletakkan pada piringan berputar. Jika pisang masih panjang, proses pengirisan dapat

dilakukan dengan mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek (karena sudah diiris), maka
irisan pisang yang dihasilkan banyak yang sobek. Kualitas bentuk dan geometri irisan pisang
sangat tergantung dari kondisi dan keterampilan operatornya. Oleh karena itu, selain kurang
higienis, ketebalan irisan pisang yang dihasilkan tidak seragam. Padahal ketebalan irisan sangat
mempengaruhi kerenyahan dari keripik pisang. Untuk itu perlu dilakukan perancangan mesin
pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan pisang dengan ketebalan yang seragam, lebih
higienis, aman, serta dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Berdasarkan permasalahan di atas, dilakukan perancangan Mesin Pengiris Pisang
dengan terlebih dahulu menentukan spesifikasi awal yang sesuai, yaitu:
1. Dimensi maksimum keseluruhan: panjang x lebar x tinggi = 50cm x 50cm x 80cm
2. Ketebalan irisan dapat diatur antara 1 mm sampai dengan 3 mm, dengan dua variasi
pengirisan, yaitu lurus (melintang) dan miring
3. Kapasitas produksi sebesar 4 tandan/jam atau 60 kg/jam, (1 tandan pisang raja berisi
 100 buah pisang) dan (berat 1 tandan pisang raja  15 kg).
4. Menggunakan penggerak motor listrik AC
5. Harga tidak melebihi Rp. 2 juta
Tahapan yang dilakukan pada perancangan Mesin Pengiris Pisang dapat dilihat pada
Gambar 1.
Untuk mendukung proses perancangan, dilakukan pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan studi literatur terkait dengan obyek yang dirancang.

Observasi dan wawancara dilakukan kepada pemilik home industry keripik pisang dan
operator pengiris pisang. Sedangkan data- data yang dikumpulkan meliputi: bahan baku
keripik pisang, alat bantu pengiris pisang yang sudah beredar di pasaran beserta analisis
kelebihan dan kekurangannya. Berdasarkan observasi, diperoleh beberapa permasalahan
yaitu:
1. Proses pengirisan dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau
2. Hasil pemotongan yang tidak seragam, dipengaruhi kondisi dan keterampilan
operator
3. Tidak higenis, karena pisang dipegang tangan waktu proses pengirisan
4. Keselamatan kerja kurang baik. Apabila tidak berhati-hari, tangan operator
dapat terluka saat mengiris pisang yang sudah tinggal ¼ bagian
Dari wawancara yang dilakukan kepada pemilik home industry keripik pisang dan
operator pengiris pisang, diperoleh data sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengiris pisang dengan pisau secara manual
yang ketebalannya  2 mm adalah  8 kg/jam, tergantung dari ketrampilan
operatornya
2. Kualitas dari keripik pisang ditentukan dari jenis pisang, bahan-bahan
pembuat keripik pisang dan yang paling penting adalah ketebalan pisang saat
diiris karena dapat mempengaruhi gurih dan kerenyahan keripik pisang
tersebut

3. Dalam memenuhi permintaan konsumen yang tinggi, maka diperlukan
penambahan jumlah operator untuk meningkatkan produktivitas
Setelah memperoleh semua data pendukung, langkah selanjutnya adalah
pengolahan data melalui pendekatan teknis yang berhubungan dengan perancangan dan
pengembangan produk. Proses ini menghasilkan ide-ide awal perancang yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, dalam hal ini dibuat beberapa
konsep desain sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk menentukan konsep mana yang akan dikembangkan, diperlukan kriteria-kriteria
perancangan dengan bobot masing-masing kriteria yang berbeda-beda. Kriteria yang

digunakan yaitu: hasil irisan pisang yang seragam, mudah dalam pengoperasian dan
perawatan, aman dan awet, mudah dimanufaktur, murah. Berdasarkan pembobotan
kriteria tersebut, langkah selanjutnya adalah pemberian nilai (scoring) pada masingmasing kriteria dari konsep yang dibuat. Dari sini akan diperoleh konsep mana yang
layak untuk dikembangkan lebih lanjut. Gambar 2 merupakan sketsa dari konsep
terpilih.

Gambar 1: Diagram Alir Tahapan Proses Perancangan Mesin Pengiris P

Gambar 2: Sketsa Konsep Terpilih dari Mesin Pengiris Pisang


Konsep ini memiliki beberapa penjabaran fungsi produk, yang bertujuan untuk
menghubungkan permasalah dengan pemecahannya secara langsung, dengan
mempertimbangkan input, output, obyek yang digunakan, serta fungsi kerja produk itu
sendiri. Adapun penjabaran fungsi dari konsep terpilih dapat dilihat pada tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1: Fungsi Produk dari Konsep Terpilih
Fungs
Hasil Rancangan
 Mentransmisikan daya
 Belt dan Pulley
 Mengiris Pisang
 Pisau pada Piringan
 Memegang dan Mendorong
Berputar
Pisang
 Tabung dan Sistem Pegas
 Mengatur Ketebalan Irisan
 Slot pada Pisau
Mekanisme kerja konsep terpilih menggunakan motor yang ditransmisikan melalui
pulley dan belt ke poros yang nantinya akan memutar piringan. Pada piringan tersebut

terdapat 3 buah pisau sebagai pengiris pisang. Pisang yang sudah dikupas dimasukkan
ke dalam pemegang pisang. Dengan adanya tekanan dari pegas maka pisang akan
terdorong ke dalam piringan berputar, sehingga pisang akan teriris sesuai dengan
ketebalan yang sudah diatur sebelumnya.
Selanjutnya dibuat model 3 dimensi dari konsep terpilih. Dengan model 3 dimensi
ini, kita dapat menentukan dimensi awal komponen, mengetahui bagian-bagian yang
kritis, serta melakukan simulasi pergerakan yang diinginkan. Dengan pembuatan model
3 dimensi, perancangan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien. Gambar 3
merupakan hasil pemodelan 3 dimensi dari konsep Mesin Pengiris Pisang.

Gambar 3: Model 3 Dimensi dari Konsep Terpilih
Pada mesin ini, fungsi pengiris pisang menggunakan piringan berputar yang
digerakkan oleh motor listrik AC. Pada piringan ini terdapat 3 buah mata pisau yang
dapat diatur posisinya. Pengaturan posisi mata pisau mempengaruhi ketebalan irisan
pisang yang dihasilkan. Gambar 4 di bawah ini merupakan model 3 dimensi dari
piringan berputar dengan 3 buah mata pisau.

Gambar 4: Model 3 Dimensi dari Piringan dan Pisau
Selanjutnya melakukan analisis teknik untuk memperoleh dimensi minimum dari
komponen- komponen kritis, serta penentuan material yang sesuai. Selain itu, dilakukan

analisis untuk memperoleh kebutuhan daya motor sebagai sumber penggerak dari mesin
pengiris pisang ini. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh daya motor
dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5: Tahapan Analisis Daya Motor

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari analisis teknik yang sudah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa daya
motor yang dibutuhkan pada Mesin Pengiris Pisang ini sebesar 0,038 kW. Oleh karena
itu digunakan motor yang mudah diperoleh di pasaran, dengan spesifikasi: supply
tegangan 230 VAC, daya 0,25 HP dan
putaran 1400 rpm. Hasil analisis teknik dari Mesin Pengiris Pisang secara lengkap dapat
dilihat pada Tbel 2 di bawah ini.
Tabel 2: Hasil Analisis Teknik
Fitu
r
Motor Penggerak
Mekanisme pengiris
pisang
Sistem transmisi


Spesifikas
i / 1400 rpm
Motor 230VAC / 0,25 HP
Pisau berputar dengan 3 buah mata pisau yang
dapat diatur posisinya
Belt-Pulley; V-belt tipe A no. 65
Diameter pulley motor = 70 mm
Diameter pulley poros piring berputar = 260

Selain itu, dapat dilakukan pemilihan material yang sesuai dari masing-masing
komponen mesin. Akan tetapi, pemilihan material tidak hanya berdasarkan hasil analisis
teknik, tetapi juga harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain: mudah diperoleh di
pasaran, murah, ramah lingkungan, dan mudah dimanufaktur. Beberapa jenis material
yang digunakan pada mesin ini antara lain:
 Kerangka Utama
: Baja Profil L
 Piringan Berputar
: Besi Cor
 Komponen yang bersentuhan dengan pisang : Stainless Steel

Setelah jenis material dan dimensi komponen sudah diketahui, perlu dilakukan
pembuatan detail drawing. Hasil dari proses ini digunakan sebagai data, dokumentasi,
ilustrasi wujud produk sebenarnya dan sebagai acuan proses pembuatan produk dimana
proses ini dilakukan menurut standar yang berlaku, baik dalam bentuk dua dimensi atau
tiga dimensi. Detail drawing ini juga dapat dijadikan dasar dalam perancangan proses
manufaktur dan proses perakitan. Perancangan ini dilakukan agar mesin dapat dibuat
dan dirakit dengan mudah. Sebisa mungkin proses yang dilakukan menggunakan alat
bantu yang sederhana dan sering ditemui di bengkel-bengkel industri kecil. Hal ini
secara langsung dapat meminimalkan biaya pembuatan serta perakitannya.
Berdasarkan semua hasil perancangan sebelumnya, dilakukan pembuatan
prototype dari Mesin Pengiris Pisang. Melalui prototype ini, kita dapat mengetahui
performansi dan mekanisme dari mesin, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan di awal. Selain itu juga dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang masih
harus diperbaiki, sehingga dapat diperoleh mesin dengan kualitas yang baik.
Dalam pembuatan prototype, mungkin akan banyak ditemui input-input tambahan
sebagai informasi yang dapat dimasukkan ke dalam mekanisme sistemnya. Selain itu
tujuan dari pembuatan prototype adalah untuk menekan biaya trial and error. Pembuatan
prototype merupakan proses iterasi atau koreksi untuk detail model produk secara nyata.
Pembuatan prototype bisa digunakan sebagai evaluasi sketsa produk yang meliputi
analisis komponen, bentuk produk, perhitungan teknis, jumlah dan penempatan tata
letak komponen atau mesinnya, analisis bahan, analisis fungsi enginering, ergonomi,
dan analisis ekonomi ke dalam bentuk yang nyata. Gambar 6 pada halaman berikut ini
merupakan prototype dari Mesin Pengiris Pisang.

Gambar 6: Prototype Mesin Pengiris Pisang
Keterangan Gambar 6:
1 = Pemegang dan pendorong pisang untuk potongan
melintang 2 = Pemegang dan pendorong pisang untuk
potongan miring
3 = Penutup piringan berputar
Untuk mengetahui performansi dari hasil rancangan, maka dilakukan uji coba
terhadap prototype ini. Melalui uji coba ini, dapat diketahui apakah hasil rancangan
dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan home industry. Analisis uji
coba prototype ini dilakukan pada mekanisme pemegang dan pendorongan pisang,
mekanisme pengirisan pisang, kemudahan dan keamanan dalam pengoperasian,
kapasitas produksi, serta kualitas irisan pisang yang dihasilkan.
Langkah-langkah yang dilakukan saat uji coba pada prototype mesin pengiris
pisang ini adalah:
1. Menyediakan bahan berupa pisang mentah yang telah dikupas kulitnya
sebanyak 1 kg. Pisang yang digunakan sebagai bahan baku keripik pisang
adalah pisang yang masih agak keras.
2. Menyiapkan tempat penampungan untuk hasil potongan pisang.
3. Mengatur posisi pisau pada piring berputar, agar tebal irisan pisang sesuai
dengan yang diinginkan. Pada uji coba kali ini, tebal irisan pisang yang
diinginkan adalah 2 mm.
4. Menyalakan mesin, kemudian memasukkan pisang pada tempat pemegang
pisang satu persatu sampai pisang habis.
5. Lama loading dan proses pengirisan yang terjadi diukur dengan
menggunakan stop watch.
Pengukuran waktu loading dan proses pengirisan dihitung pada saat operator
memasukkan pisang ke dalam tabung pemegang. Pada gambar 7, dapat dilihat detail dari
pemegang dan pendorong pisang untuk bentuk irisan miring.

Gambar 7: Detail dari Mekanisme Pemegang dan
Pendorong Pisang Keterangan Gambar 7:
1 = Handle
Penarik 2 = Slot
Pengunci 3 =
Pengunci
4 = Pegas Tekan
Cara untuk memasukkan dan mendorong pisang adalah sebagai berikut:
1. Handle (nomor 1) ditarik sampai pengunci (nomor 3) menyentuh batas slot tabung
2. Memutar handle searah jarum jam, sampai pengunci masuk ke dalam slot
pengunci (nomor 2)
3. Memasukkan pisang ke dalam tabung.
4. Memutar handle berlawanan jarum jam, sampai pengunci terlepas dari slot
pengunci.
5. Melepaskan handle, sehingga pegas akan menekan pisang menuju ke piringan
berputar untuk diiris.
Cara di atas juga berlaku pada tabung pemegang untuk potongan melintang, hanya
posisi tabungnya yang berbeda (tegak lurus pisau berputar).
Dalam uji coba ini, disediakan 3 jenis pisang sebagai bahan baku keripik pisang
yang sering digunakan. Adapun jenis pisang dan spesifikasinya yaitu:
 Pisang Raja : panjang rata-rata 13 cm, diameter rata-rata 3,5 cm
 Pisang Kepok : panjang rata-rata 12 cm, diameter rata-rata 3,5 cm
 Pisang Ambon : panjang rata-rata 11 cm, diameter rata-rata 3 cm
Selanjutnya dilakukan pengukuran waktu loading dan pengirisan pisang, yang
digunakan untuk menghitung kapasitas produksi dari mesin ini apakah sesuai dengan
spesifikasi awal yang ditentukan. Hasil pengukuran waktu dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3: Hasil Pengukuran Waktu Pengirisan Pisang
Variasi Pengirisan
Waktu
Pemotonga
Jenis Pisang
Massa
Mirin
Luru
n ( detik
(kg) 1
g
s√
67, )
Raj
3

1
64,
a
7

66,
1
Kepok
7

63,
1
4

64,
1
Ambon
8

62,
1
5
Waktu rata-rata pengirisan
64,
9

Dari percobaan tersebut, diperoleh besar kapasitas mesin hasil rancangan, yaitu
sebesar 1 kg/65 detik atau ± 60 kg/jam. Hasil ini masih dalam batas toleransi spesifikasi
rancangan yang diinginkan, yaitu sebesar 60 kg/jam. Prosentase perbedaan kapasitas
mesin pada spesifikasi awal rancangan dengan hasil uji coba adalah 100% - ( 60/65 x
100 % ) = 7,7%. Perbedaan kapasitas dapat dipengaruhi oleh kondisi operator pada saat
memasukkan pisang ke dalam tabung pemegang. Semakin lama waktu yang dibutuhkan
operator dalam melakukan loading, maka kapasitas mesin menjadi semakin keci

Analisis juga dilakukan pada bentuk hasil irisan pisang serta ketebalannya. Hasil
irisan pisang dapat dilihat pada Gambar 8 (posisi melintang), dan Gambar 9 (posisi
miring).

Gambar 8: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Melintang

Gambar 9: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Miring
Bentuk dari hasil irisan pisang pada posisi miring tidak seragam, bahkan ada yang
mirip dengan bentuk hasil irisan secara melintang. Hal ini disebabkan clearance antara
pisang dengan diameter tabung pemegang cukup besar sehingga pisang dapat berubah
posisi. Selain itu bentuk pisang yang cenderung melengkung, sedangkan bentuk tabung
pemegangnya silindris (lurus). Untuk hasil pengukuran ketebalan dari irisan pisang
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Agar lebih akurat, pengukuran ketebalan irisan
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 0,05 mm. Pengukuran tidak
dilakukan pada semua hasil irisan pisang, tetapi hanya diambil 5 buah saja.
Tabel 4: Pengukuran Ketebalan Irisan Pisang
Variasi
Setting Tebal
Tebal Irisan
Jenis Pisang Pemotongan
Irisan Pada
Rata - rata
Mirin
Luru
g
sMesin (2mm )
(mm)

1,9
Raj
5

1,9
2
a
5

1,9
2
Kepok

2
1,9

2
1,9
Ambon

2
1,9
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ketebalan hasil irisan pisang mendekati
ketebalan yang diinginkan. Perbedaan hasil dapat terjadi saat pengukuran maupun
setting posisi pisau yang kurang sempurna. Tetapi secara umum, ketebalan yang
dihasilkan sudah sesuai dengan spesifikasi awal rancangan.
Analisis biaya produksi Mesin Pengiris Pisang ini hanya difokuskan pada biaya
pembuatan
prototype. Biaya total pembuatan prototype mesin ini sebesar ± Rp.1.600.000,-.

KESIMPULAN
Berdasarkan semua hasil perancangan, analisis, dan uji coba yang telah dilakukan,
dapat diketahui bahwa Mesin Pengiris Pisang ini dapat menjawab semua permasalahan
dan kebutuhan yang ada, baik dari operator maupun pemilik home industry keripik
pisang. Adapun spesifikasi dari mesin ini antara lain:
1. Dimensi umum = 50 cm x 40 cm x 75 cm
2. Proses pengirisan menjadi lebih mudah, higenis, dan tidak membahayakan
operator.
3. Kapasitas mesin lebih besar dari alat yang sudah ada, yaitu sebesar ± 60
kg/jam, dengan 2 variasi pemotongan, yaitu lurus ( melintang ) dan miring.
4. Ketebalan hasil irisan pisang lebih seragam dan dapat diatur
5. Motor yang digunakan motor AC dengan daya = ¼ HP< putaran = 1400 rpm
6. Biaya pembuatan prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp. 1.600.000,Masih terdapat kekurangan pada mesin pengiris pisang ini, seperti
mekanisme feeder (pendorong) pisang yang kurang sempurna. Hasil perancangan ini diharapkan
dapat terus dikembagkan untuk membantu perkembangan home industry khususnya yang
bergerak pada bidang pangan(keripik dan singkong).

DAFTAR PUSTAKA
Beer, Ferdinand P, Johnston, E. Russell Jr., 2001, Mekanika Teknik Untuk Insinyur:
Statika., Edisi keempat, Erlangga, Jakarta.
Deutzchman, Aron, D, 1999 Machine Design, Theory and Practice, MacMillan
Publishing, Co, Inc, New York.
John A. Schey, 2004, Introduction to Manufacturing Processes, Third Edition, McGrawHill International Edition.
Shigley, Yoseph Edward, 2001, Mechanical Engineering Design, Seventh Edition,
International Edition.
Suga, Kiyokatsu., Sularso., Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan
ke-8, Pradya Paramita, Jakarta.
Ulrich, Karl; Steven D. Eppinger, 2001, Perancangan Dan Pengembangan Produk, Irwin
McGraw Hill, Salemba Teknika, Jakarta.
Zainun, Achmad, Ir, Msc., 1999, Elemen Mesin I, PT Refika Aditama, Bandung.

40