Patogen tular tanah pada tanaman cabai

Karakterisasi Patogen dan Penyakit Layu pada Tanaman Cabai
yang disebabkan oleh Jamur Fusarium sp.

MAKALAH
disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patogen Tular Tanah
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Jember

oleh
Kelas B/ Kelompok 3
1. Irham Lithus Gaffar A.
2. Astri Ramadhani P
3. Anggita Dwi Anggraini

151510501099
151510501215
151510501275

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER

2018

BAB 1. PENDAHULUAN
Tanaman cabai ergolong dalam tanaman terung-terungan (Solanaceae)
memiliki sekitar 90 genus dan 200 spesien yang hanya sebagian kecil spesies yang
dibudidayakan oleh petani karena memiliki nilai ekonomis dan selalu mengalami
fluktuasi harga, namun budiaya tanaman cabai tidak lepas dari berbagai
permasalahan OPT baik itu hama penyakit dan gulma. Penyakit yang menyerang
tanaman cabai salah satunya adalah penyakit layu yang disebabkan oleh patogen
dari golongan jamur yaitu Fusarium sp. Fusarium sp. adalah jamur patogen yang
dapat menginfeksi tanaman dengan kisaran inang sangat luas. Jamur ini
menyerang jaringan bagian vaskuler dan mengakibatkan kelayuan pada tanaman
inangnya dengan cara menghambat aliran air pada jaringan xylem. Salah satu
tanaman hortikultura yang diserang oleh Fusarium sp. adalah tanaman cabai
(Capsicum annuum L.) yang mempunyai arti ekonomi sangat penting dan menjadi
salah satu pembatas terjadinya penurunan produksi. Kerugian akibat penyakit layu
fusarium pada tanaman cabai cukup besar karena menyerang tanaman dari masa
perkecambahan sampai dewasa. Penyakit ini bisa mengakibatkan kerugian dan
gagal panen hingga 50 % (Sutarini dkk., 2015)
BAB 2. DATA

Tabel 1 mikroskopis jamur Fusarium (Ngittu dkk., 2014).

Mikrokonidium

Makrokonidium

BAB 3. PEMBAHASAN
Jamur Fusarium sp. juga merupakan jamur yang mempunyai banyak
spesies dan kisaran inang selain cabai, seperti tomat, kacang tanah, kacang
panjang, kedelai dan lain-lainnya. Genus Fusarium sp. adalah patogen tular tanah
yang sebagian besar merupakan jamur saprofit yang umumnya terdapat di dalam
tanah, tetapi ada juga yang bersifat parasit. Fusarium sp. yang menyebabkan
penyakit pembuluh dikelompokkan ke dalam spesies Fusarium oxysporum. Jamur
Fusarium oxysporum f.sp. capsici yaitu penyebab penyakit layu Fusarium pada
tanaman cabai besar.
Penyebaran jamur Fusarium sp. dipengaruhi oleh keadaan pH yaitu dari
kisaran keasaman tanah yang memungkinkan jamur Fusarium sp. tumbuh dan
melakukan kegiatannya. Suhu akan mempengaruhi petumbuhan tanaman inang
dan perkembangan penyakit. Jamur Fusarium sp. mampu hidup pada suhu tanah
antara 10-24ᵒC, meskipun hal ini tergantung pula pada isolat jamurnya.

Penyebaran dapat terjadi melalui angin, air pengairan dan alat pertanian. Layu
total dapat terjadi antara 2–3 minggu setelah terinfeksi. Jika tanaman sakit
dipotong dekat pangkal batang akan terlihat gejala cincin coklat dari berkas
pembuluh. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka infeksi
tertutup hifa yang berwarna putih seperti kapas. Fusarium sp. mempunyai
penyebaran yang sangat luas karena klamidosporanya relatif tahan terhadap
lingkungan kritis karena dapat cepat berkembang pada tanah yang terlalu basah
atau becek, kelembaban udara yang tinggi, dan pH tanah yang rendah. Cendawan
ini sangat cocok pada tanah-tanah asam yang mempunyai kisaran pH 4,5-6,0.
Serangan cendawan ini lebih ditentukan oleh suhu-suhu yang kurang
menguntungkan tanaman inang. Jamur mampu bertahan hidup di dalam tanah
dalam bentuk miselium, mikrokonidium, makrokonidium, atau klamidospora.
Fusarium sp. mampu bertahan hidup di dalam tanah dalam jangka waktu lama,
bahkan dalam keadaan tanpa adanya tanaman inang (Cahyaningrum dkk., 2017).

Penyebaran cendawan Fusarium sp. sangat cepat dan dapat menyebar ke
tanaman lain dengan cara menginfeksi akar tanaman menggunakan tabung
kecambah atau miselium. Akar tanaman dapat terinfeksi langsung melalui
jaringan akar, atau melalui akar lateral dan melalui luka-luka, yang kemudian
menetap dan berkembang di berkas pembuluh atau jaringan vaskular. Setelah

memasuki akar tanaman, miselium akan berkembang hingga mencapai jaringan
korteks akar. Pada saat miselium cendawan mencapai xylem, maka miselium ini
akan berkembang hingga menginfeksi pembuluh xylem. Miselium yang telah
menginfeksi pembuluh xylem, akan terbawa ke bagian lain tanaman sehingga
mengganggu peredaran nutrisi dan air pada tanaman yang menyebabkan tanaman
menjadi layu. Setelah jaringan pembuluh (xylem atau floem) mati dan keadaan
udara lembab, cendawan membentuk spora yang berwarna putih keunguan pada
akar yang terinfeksi (Amaliyah, 2015).
Fusarium sp. adalah mikroorganisme yang digolongkan ke dalam jamur
atau cendawan atau fungi, sehingga tidak berklorofil, bersifat heterotroph dan
berkembang biak secara vegetative dan generative. Gejala yang disebabkan oleh
patogen Fusarium sp. adalah daun menjadi pucat pada bagian tulang daun dan
bagian daun yang tua akan menggulung (epinasti) karena tangkai daun yang
merunduk dan daun menjadi layu secara keseluruhan. Serangan patogen ini pada
tanaman yang masih muda akan menyebabkan kemataian secara mendadak,
karena ada pangkal batang terjadi kerusakan, hal ini sesuai dengan pendapat
Nurzannah (2014), bahwa Fusarium sp. merupakan pathogen tular tanah yang
menyerang pangkal batang. Tanaman dewasa yang terinfeksi sering dapat
bertahan terus dan membentuk buah tetapi hasilnya sangat sedikit dan kecil-kecil.
Identifikasi patogen dapat dilihat melalui karakteristik dari patogen

tersebut, karakteristik patogen dapat dilihat secara makroskopis dan mikroskopis
termasuk patogen Fusarium sp. Sebelum melakukan identifikasi perlu dilakukan
isolasi patogen dengan cara melakukan isolasi pada bagian tanaman yang sakit
atau pada tanah kondusif yang kemudian ditumbuhkan pada media PDA.
Pengamatan secara makroskopis dari fungi Fusarium sp adalah pada warna
koloni, bentuk koloni dan permukaan koloni. Karakteristik makroskopis dari fungi

Fusarium adalah miselium yang berwarna putih, bentuk bergerigi, permukaanya
rata dan memiliki pola pertumbuhan berkoloni membentuk pola bulat.
Karakteristik Fusarium sp juga perlu dilakukan pengamtan secara mikroskopis,
Karakteristik patogen ini seacara mikroskopis dapat dilihat berdasarkan pada
bentuk konidia, bentuk fialid, bentuk misselium, bentuk klamidospora, Jamur
Fusarium sp memilki bentuk konidia bulat yang berangkai atau berpasagan dan
bentuk fialid yaitu monopoli. Misellium dari jamur ini membentuk suatu massa.
Fusarium sp memiliki klamidospora yang berbentuk bulat dan berangkai atau
berpasamgan. Bentuk mikrokonidia yang khas dari kamur fusarium adalah bulat
telur dan lonjong (Ngittu dkk., 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, N. 2015. Penyehatan Makanan dan MInuman. Yogyakarta: deepublish.
Cahyaningrum, H., N. Prihatiningsih, dan Soedarmono. 2017. Intensitas dan Luas

Serangan Beberapa Isolat Fusarium oxysporum f.sp. zingiberi pada Jahe
Gajah. Perlindungan Tanaman Indonesia, 21(1): 16-22.
Ngittu, Y. S., F. R. Mantiri., T. E. Tallei, dan F. E. F. Kandou. 2014. Identifikasi
Genus Jamur Fusarium yang Menginfeksi Eceng Gondok (Eichhornia
Crassipes) di Danau Tondano. Ilmiah farmasi, 3(3): 156-161.
Nurzannah, S. E., Lisnawita, dan D. Bakti. 2014. Potensi Jamur Endofit Asal
Cabai Sebagai Agens Hayati untuk Mengendalikan Layu Fusarium
(Fusarium Oxysporum) pada Cabai dan Interaksinya. Agroteknologi, 2(3):
1230-1238.
Sutarini, N. L. W., I K. Sumiartha, N. W. Suniti, I P. Sudiarta, G. N. A. S. Wirya,
dan M. S. Utama. 2015. Pengendalian Penyakit Layu Fusarium pada
Tanaman Cabai Besar (Capsicum annuum L.) dengan Kompos dan Pupuk
Kandang yang dikombinasikan dengan Trichoderma sp. di Rumah Kaca.
Agroekoteknologi Tropika, 4(2): 135-144.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22