Perkembangan Hukum Waris Adat Minangkabau Dalam Pembagian Warisan Pada Masyarakat Minangkabau Di Aceh (Studi Di Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan)

PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ADAT MINANGKABAU
DALAM PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT
MINANGKABAU DI ACEH (STUDI DI KECAMATAN
TAPAKTUAN, ACEH SELATAN)

TESIS

Oleh

RIZKI MUTIA
147011037/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara

PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ADAT MINANGKABAU
DALAM PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT

MINANGKABAU DI ACEH (STUDI DI KECAMATAN
TAPAKTUAN, ACEH SELATAN)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIZKI MUTIA
147011037/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

: PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ADAT
MINANGKABAU
DALAM
PEMBAGIAN
WARISAN
PADA
MASYARAKAT
MINANGKABAU
DI
ACEH
(STUDI
DI
KECAMATAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN)

: RIZKI MUTIA
: 147011037
: Kenotariatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD)

Pembimbing

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Pembimbing

(Dr. Rosnidar Sembiring, SH, MHum)

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)


Dekan,

(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

Tanggal lulus : 20 Juni 2016

Universitas Sumatera Utara

Telah diuji pada
Tanggal : 20 Juni 2016

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua

: Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD

Anggota

: 1. Prof. Dr. Runtung, SH, MHum

2. Dr. Rosnidar Sembiring, SH, MHum
3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
4. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

Universitas Sumatera Utara

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: RIZKI MUTIA

Nim

: 147011037

Program Studi

: Magister Kenotariatan FH USU


Judul Tesis

: PERKEMBANGAN
HUKUM
WARIS
ADAT
MINANGKABAU DALAM PEMBAGIAN WARISAN
PADA
MASYARAKAT
MINANGKABAU
DI
ACEH (STUDI DI KECAMATAN
TAPAKTUAN,
ACEH SELATAN)

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas

perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.

Medan,
Yang membuat Pernyataan

Nama : RIZKI MUTIA
Nim : 147011037

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Hukum waris adat di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sistem kekerabatan yang
berlaku pada masyarakat yang bersangkutan. Hal ini terutama berpengaruh terhadap
penetapan ahli waris maupun bagian harta warisan yang diwariskan. Bagi masyarakat
Minangkabau yang sudah tinggal menetap pada suatu daerah lain diluar daerah Minang
(perantauan), seperti di Kecamatan Tapaktuan, dapat menyebabkan terjadinya perbedaan
terhadap pelaksanaan hukum adatnya, khususnya dalam hal kewarisan yang digunakan.

Dimana pada masyarakat adat Minangkabau menggunakan sistem kekerabatan Matrilineal
dan pada masyarakat Aceh di Kecamatan Tapaktuan menggunakan sistem kekerabatan
Parental/ Bilateral. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah Perkembangan Hukum Waris Adat Minangkabau di Kecamatan Tapaktuan?,
2. Bagaimanakah Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan pada masyarakat Minangkabau di
Kecamatan Tapaktuan?, dan 3. Bagaimanakah Hambatan yang terjadi dalam Pelaksanaan
Hukum Waris Adat Minangkabau di Kecamatan Tapaktuan?
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian hukum
Empiris, yang bersifat deskriptif analitis, dimana pendekatan terhadap permasalahan
dilakukan dengan pendekatan secara kualitatif, yang merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata–kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang di amati.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembagian warisan
pada masyarakat Minangkabau yang ada di kecamatan Tapaktuan, telah adanya
perkembangan hukum waris adat yang digunakan, yaitu sebagian besar masyarakat
Minang perantauan (86,6 %) pada saat ini telah menggunakan hukum adat Aceh dalam
pembagian warisannya. Adapun prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a)
Mengeluarkan hak-hak yang berkaitan dengan harta peninggalan. b) Memanggil Imum
Mesjid atau Teungku Imum untuk melakukan pembagian warisan (ada juga yang membagi
berdasarkan keluarga saja), c) menentukan siapa saja ahli waris yang ditinggalkan, d)

menentukan besarnya bagian masing-masing ahli waris, e) melaksanakan pembagian warisan.
Bagi masyarakat Minang perantauan yang masih menggunakan pembagian warisan secara
pusako tinggi, pembagian dilaksanakan di Minangkabau. Adapun hambatan yang
menyebabkan tidak dapat berjalannya hukum waris adat Minangkabau di Kecamatan
Tapaktuan ialah : a) Pengaruh keyakinan beragama, b) Akibat perkawinan antara kedua
masyarakat adat, c) tidak adanya sanksi yang diberikan oleh masyarakat Minangkabau yang
ada di Minangkabau kepada masyarakat Minangkabau yang ada di perantauan.
Disarankan kepada masyarakat adat Minangkabau yang sudah tinggal dan menetap di
kecamatan Tapaktuan, ada baiknya menggunakan hukum adat Aceh dalam pembagian
warisannya, dengan mengacu pada pepatah adat yang menyatakan Dimana bumi dipijak,
disitu langik di junjung. Adanya penyampaian secara lebih terperinci mengenai pembagian
warisan berdasarkan hukum fara’idh, mengingat Pembagian waris adat Aceh yang sangat
didasarkan pada Hukum Islam. Bagi masyarakat Minangkabau yang ada di Kecamatan
Tapaktuan tidak menjadikan hambatan tersebut sebagai hal yang kurang baik. Melainkan
menjadikannya sebuah pembelajaran akan beranekaragamnya kebudayaan dan suku yang
ada di Indonesia.
Kata Kunci : Waris Adat, Waris Adat Minangkabau, Waris Adat Aceh
i

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
The Customary Inheritance Law in Indonesia is highly influenced by the kinship
system relevant to the related community. This system mainly influences the
determination either of the heirs or the portion of the inheritance. To Minangkabau
people who have settled permanently in other regions (perantauan or people who go out
of hometown to make a living) like Tapaktuan Subdistrict, can have different views on the
implementation of their customary law, particularly in inheritance system. Minangkabau
customary law applies Matrilineal Kinship while Acehnese in Tapaktuan Subdistrict
apply Parental/ Bilateral kinship system. The research problems are as follows: 1. How
is the development of the Customary Inheritance Law of Minangkabau in Tapaktuan
Subdistrict?, 2. How is the implementation of the Inheritance portion of Minangkabau
community in Tapaktuan Subdistrict?, and 3. What are the obstacles found in the
implementation of the Customary Inheritance Law of Minangkabau in Tapaktuan
Subdistrict?
The research used a judicial empirical and descriptive analytic research method
qualitatively in order to obtain descriptive data, namely written or spoken words from the
observed people and behavior.
The result of the research shows that 86.6% of the Minangkabau community that
settles in Tapaktuan Subdistrict nowadays implements Acehnese customary law in

distributing inheritance. The procedures are as follows: a) excluding the rights related to
the inheritance, (b) involving Imum Masjid or Teungku Imam (Religious Leader) to carry
out the distribution of inheritance (some of them merely distribute the inheritance in
accordance with the family relationship, (c) deciding who the heirs are, (d) determining
the share of each heir, (e) performing the inheritance distribution. As to the
Minangkabau perantauan who still apply the distribution of inheritance according to
pusako tinggi (customary inheritance law of Minangkabau), the distribution is performed
in Minangkabau. The obstacles that discourage the implementation of Minangkabau
Customary Inheritance Law in Tapaktuan Sub-district are: a) the influence of the
religious belief, b) results of Marriage between both customary communities, c) the
absence of witness from Minangkabau community living in Minangkabau to the
Minangkabau living in other regions.
It is advised that customary Minangkabau community who have been living and
residing in Tapaktuan Subdistrict apply Acehnese customary law of inheritance in
distributing inheritance, referring to the customary proverb stating ‘Dimana bumi
dipijak, disitu langik dijunjung’ (When in Rome, do as the Romans do), that a more
detailed description regarding inheritance distribution according to fara’idh law be
provided, considering that Acehnese customary inheritance law is profoundly based on
the Islamic Law, that the Minangkabau community in Tapaktuan Subdistrict does not
make the obstacles a bad thing, but as a lesson about the diversity of cultures and tribes
in Indonesia.
Keywords:

Inheritance Law, Minangkabau Customary Inheritance, Acehnese
Customary Inheritance

ii

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Puji dan Syukur kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulisan tesis yang berjudul “Perkembangan Hukum Waris
Adat

Minangakabau

Dalam

Pembagian

Warisan

Pada

Masyarakat

Minangkabau Di Aceh (Studi Di Kecamatan Tapaktuan, Aceh Selatan)”, telah
dapat diselesaikan. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan
dorongan moril berupa masukan dan saran, sehingga penulisan tesis dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Prof. H. M. Hasballah Thaib, MA, PhD., Prof. Dr. Runtung,
S.H, M. Hum dan Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, S.H, M.Hum., selaku komisi
pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk
kesempurnaan penulisan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terimakasih kepada :
1.

Prof. Dr. Runtung, S.H, M. Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara,
atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama menyelesaikan pendidikan
di Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.

iii

Universitas Sumatera Utara

2.

Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama
menyelesaikan pendidikan ini.

3.

Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah
memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan
tesis ini.

4.

Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang
telah memberikan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
penulisan tesis ini.

5.

Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta
arahan yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti proses kegiatan
perkuliahan.

6.

Seluruh staff/ pegawai di Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada
penulis selama ini dalam menjalankan pendidikan.

7.

Motivator terbesar dalam hidup penulis yang selalu memberikan doa, cinta, kasih
sayang, semangat serta dukungan yang tidak henti-hentinya kepada penulis, yaitu
Ayahanda Alm. H. Syamsul Bahri Djalal, BA,. Ibunda Almh. Hj. Saidah,

iv

Universitas Sumatera Utara

Kakanda Syamsidar, Ssi, Apt., Sri Dewi Astuti, S.Pd., Rachmad Faisal, S.Pd, Tri
Prasetyo Pujiono, Ssi, Apt., dan Sayed Bahrain Al- Harrasy, SH.
8.

Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi di Program Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya Abza Karanesa, SH.,
Adhe Irawati, SH., Anna Fahreni, SH., Diana Alfarisa, SH., Elvira, SH., Ery
Noor, SH., Fadlan Rusjdi, SH., Ica Marwan, SH., Ita Risnawaty Purba, SH.,
Juraida, SH., Intan Maisyarah, SH., Maulana Rialzi, SH, Muhammadan, SH.,
Mumtaza Amin, SH., Putri Sartika, SH., Rifqi Fatrizal, SH., Teuku Hendra SH.,
Vita Risky, SH., serta rekan-rekan MKn USU angkatan 2014 yang telah banyak
memberikan motivasi kepada penulis baik berupa masukan dan dukungan dalam
penulisan tesis ini, sehingga penulisan tesis ini menjadi lebih baik.
Kemudian juga, terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan

memberi masukan dan saran yang sangat membangun dalam penulisan tesis ini sejak
kolokium, seminar hasil, sampai ujian tertutup, sehingga penulisan tesis ini menjadi
lebih sempurna dan terarah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini jauh dari sempurna,
namun penulis berharap kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak, terutama dalam hal pembagian warisan secara Adat. Amin Yaa Rabbal’alamin.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Medan,
Juni 2016
Penulis,

(Rizki Mutia)
v

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

IDENTITAS PRIBADI
Nama

:

Rizki Mutia

Tempat/ Tanggal Lahir

:

Tapaktuan, 17 Desember 1991

Alamat

:

Jln. Pangraed, Lr. Ikhsan No. 3
Ie Masen Kayee Adang, Banda Aceh.

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Umur

:

24 Tahun

Kewarganegaraan

:

Indonesia

Nama Ayah

:

H. Syamsul Bahri Djalal, BA

Nama Ibu

:

Hj. Saidah

Sekolah Dasar

:

SD Negeri 4 Tapaktuan (1997-2003)

Sekolah Menengah Pertama

:

SLTP Negeri 1 Tapaktuan (2003-2006)

Sekolah Menengah Atas

:

SMA Negeri 1 Tapaktuan (2006-2009)

Universitas

:

S1 Fakultas Hukum Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh (2009-2013)

Universitas

:

S2 Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara
(2014-2016)

II. PENDIDIKAN

vi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................

i

ABSTRACT ........................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................

vi

DAFTAR ISI .....................................................................................................

vii

DAFTAR ISTILAH ASING ............................................................................

ix

BAB I

PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah............................................................

1

B. Perumusan Masalah .................................................................

15

C. Tujuan Penelitian .....................................................................

16

D. Manfaat Penelitian ...................................................................

16

E. Keaslian Penelitian ...................................................................

17

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ..................................................

19

BAB II

1.

Kerangka Teori .................................................................

19

2.

Kerangka Konsepsi ...........................................................

24

G. Metode Penelitian .....................................................................

26

1.

Jenis dan Sifat Penelitian ..................................................

26

2.

Sumber Data ......................................................................

27

3.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data .................................

29

4.

Lokasi Penelitian ...............................................................

30

5.

Analisis Data .....................................................................

30

PERKEMBANGAN
HUKUM
WARIS
ADAT
MINANGKABAU DI TAPAKTUAN ........................................

32

A. Gambaran Umum Masyarakat Tapaktuan ...............................

32

1.

Gambaran Umum Geografis Tapaktuan ............................

32

2.

Ciri masyarakat Tapaktuan dan Minangkabau ..................

36

vii

Universitas Sumatera Utara

B. Sistem Kewarisan Minangkabau Dan Perkembangannya ........

BAB III

BAB IV

BAB V

44

1.

Asas-Asas Kewarisan ........................................................

44

2.

Hubungan Waris Mamak Kemenakan ..............................

54

C. Hukum Waris Adat Minangkabau Di Kecamatan Tapaktuan ..

60

PELAKSANAAN
PEMBAGIAN
WARISAN
PADA
MASYARAKAT MINANGKABAU DI TAPAKTUAN ............

70

A. Unsur-Unsur Kewarisan............................................................

70

B. Bagian Para Ahli Waris ............................................................

81

C. Prosedur Pelaksanaan Pembagian Warisan Pada Masyarakat
Minangkabau Di Tapaktuan .....................................................

91

HAMBATAN YANG TERJADI DALAM PELAKSANAAN
HUKUM
WARIS
ADAT
MINANGKABAU
DI
TAPAKTUAN ................................................................................

98

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perkembangan
Hukum Adat ..............................................................................

98

B. Hambatan Yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Hukum Waris
Adat Minang Di Kecamatan Tapaktuan ...................................

99

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 105
A. Kesimpulan .............................................................................. 105
B. Saran ......................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 109

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISTILAH ASING

‘Ashabah
Adat Nan Diadatkan

Adat Nan Sabana Adat
Alek Malapeh Marapulai
Al-Muwarits
Bundo Kanduang
Dunsanak
Dzawil Arhaam
Dzawil Furudh’

Fara’idh
Harta Suarang
Ijma’
Ijtihadiyah

Mengapungkan
Mamak
Merantau
Nuclear Family
Prestise
Pusako
Pusako Randah

Pusako Tinggi

: Ahli waris yang bagiannya tidak disebutkan
secara dalam Al-Qur’an dan hadist
: Adat buatan yang dirancang dan disusun oleh
nenek moyang orang Minangkabau untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
: Kenyataan yang berlaku tetap di alam tidak
pernah berubah oleh kedaan, tempat dan waktu.
: Adat melepas mempelai
: Pewaris atau orang yang meninggalkan warisan
: Kaum perempuan di Minangkabau yang memiliki
kedudukan yang istimewa
: Sanak, saudara
: Hak waris, tetapi adanya perbedaan dalam cara
pembagian harta warisan kepada mereka
: Ahli waris yang mempunyai bagian tertentu
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an atau
sunnah Rasul
: Hukum waris Islam
: Harta pembawaan dari suami atau istri, dan
merupakan harta tepatan
: Kesepakatan para Ulama dalam menetapkan
suatu hukum berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
: Usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh
para ahli ulama untuk mencapai suatu putusan
hukum
syarak
mengenai
kasus
yang
penyelesaiannya tidak tertera dalam Al-Quran
dan Sunnah
: Memelihara, membina, memimpin kehidupan
: Saudara ibu yang laki-laki (paman)
: Pergi ketempat lain (negeri) untuk mencari
kehidupan
: Keluarga inti
: Prestasi atau wibawa yang berhubungan dengan
kemampuan
: Warisan dalam bentuk kekayaan materi
: Harta warisan yang baru diturunkan dari satu
generasi saja, yang berasal dari hasil pencaharian
kakek bersama nenek atau ayah bersama ibu.
: Harta warisan yang diwariskan secara turun
menurun dari satu generasi ke generasi
ix

Universitas Sumatera Utara

Sako

Somah
Sumande
Sumando
Tirkah
Tungganai
Urf’
Waris Sadepo
Waris Saheto
Waris Sajangka
Waris Satampuak

berikutnya yang telah melawati beberapa generasi
: Segala kekayaan tanpa wujud (kekayaan
immaterial), yang dapat berupa gelar dan jabatan
adat yang dipegang oleh saudara laki-laki tertua
dari garis keturunan ibu
: Keluarga, (anak, suami, istri yang serumah)
: Se-ibu
: Ayah
: Harta warisan
: Mamak kepala waris
: Adat yang sesuai dengan ajaran islam
: Keponakan dari keturunan yang sama
: Keponakan dari saudara perempuan
dari nenek yang sama
: Keponakan dari saudara perempuan yang ibunya
bersaudara dengan ibunya mamak
: Keponakan kandung paman (mamak)

x

Universitas Sumatera Utara