Tanggung Jawa Bperum Damri Sebagai Angkutan Bandara Terhadap Penumpang Yang Mengalami Kecelakaan Bus (Studi Pada Perum Damri Kantor Cabang Angkutan Bandara Soekarno- Hatta)
ABSTRAK
Pima Claudia Markezia*
Sinta Uli**
Rabiatul Syahriah***
Angkutan khusus bandara secara khusus belum memiliki definisi yang
secara tegas dan universal, merupakan salah satu usaha pemerintah untuk solusi
semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat di Indonesia, dimana pada saat
seseorang akan melakukan perjalanan melalui transportasi udara/pesawat harus
ada transportasi yang membawa mereka menuju bandara. Semakin tingginya
penggunaan angkutan khusus bandara DAMRI makatingkat kecelakaan (accident)
juga semakin meningkat. Skripsi yang berjudul “Tanggungjawab PERUM
DAMRI Sebagai Angkutan Bandara Terhadap Penumpang Yang Mengalami
Kecelakaan Bus(Studi Pada PERUM DAMRI Kantor Cabang Angkutan Bandara
Soekarno-Hatta Jakarta Timur). Membahas permasalahan mengenai
bagaimanakah eksistensi PERUM DAMRI sebagai angkutan bandara, bagaimana
tanggungjawab PERUM DAMRI sebagai angkutan bandara terhadap penumpang
yang mengalami kecelakaan, dan pihak-pihak mana saja yang dapat meminta
pertanggungjawaban PERUM DAMRI dalam kecelakaan bus.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum Normatif dan
Empiris. Penelitian hukum normatif, dilakukan melalui kajian terhadap peraturan
perundang-undangan dan bahan hukum yang berkaitan dengan skripsi, sedangkan
penelitian hukum empiris dilakukan melalui kajian di lapangan yaitu PERUM
DAMRI kantor cabang angkutan bandara Soekarno-Hatta Jakarta Timur.
Eksistensi PERUM DAMRI sebagai angkutan bandarahingga sekarang
dapat terus maju dan berkembang karena usaha merekauntuk melayani
penumpang dengan sebaik-baiknya sesuai harapan dan keinginan para
penumpang, ketepatan waktu keberangkatan, kebersihan armada, dan keramahan
para crew untuk melayani penumpang dengan selamat sampai tujuan. Pengaturan
PERUM DAMRI diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 2002 tentang Perusahaan Umum (PERUM) DAMRI. PERUM DAMRI
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan dalam pelaksanaan pengangkutan.Tanggungjawab PERUM
DAMRI sebagai angkutan bandara terhadap penumpang yang mengalami
kecelakaan sangatlah besar, karena setiap penumpang yang diangkut diikat oleh
perjanjian dalam bentuk tiket dan setiap penumpang yang berada di dalam bus
angkutan khusus bandara DAMRI diproteksi dengan asuransi kecelakaan lalu
lintas, sehingga saat kecelakaan santunan dapat segera diberikan kepada
korban.Pihakyang termasuk dapat meminta pertanggungjawabanPERUM DAMRI
dalam kecelakaan bus adalah pihak ketiga yaitu pihak yang berada di luar
perjanjian pengangkutan tetapi terkena dampak dari kecelakaan diakibatkan oleh
bus dan juga berupa santunan dariPT.Jasa Raharja sebagai asuransi kecelakaan.
*)
Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**) Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum UniversitasSumateraUtara
***) Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pima Claudia Markezia*
Sinta Uli**
Rabiatul Syahriah***
Angkutan khusus bandara secara khusus belum memiliki definisi yang
secara tegas dan universal, merupakan salah satu usaha pemerintah untuk solusi
semakin tingginya tingkat mobilitas masyarakat di Indonesia, dimana pada saat
seseorang akan melakukan perjalanan melalui transportasi udara/pesawat harus
ada transportasi yang membawa mereka menuju bandara. Semakin tingginya
penggunaan angkutan khusus bandara DAMRI makatingkat kecelakaan (accident)
juga semakin meningkat. Skripsi yang berjudul “Tanggungjawab PERUM
DAMRI Sebagai Angkutan Bandara Terhadap Penumpang Yang Mengalami
Kecelakaan Bus(Studi Pada PERUM DAMRI Kantor Cabang Angkutan Bandara
Soekarno-Hatta Jakarta Timur). Membahas permasalahan mengenai
bagaimanakah eksistensi PERUM DAMRI sebagai angkutan bandara, bagaimana
tanggungjawab PERUM DAMRI sebagai angkutan bandara terhadap penumpang
yang mengalami kecelakaan, dan pihak-pihak mana saja yang dapat meminta
pertanggungjawaban PERUM DAMRI dalam kecelakaan bus.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum Normatif dan
Empiris. Penelitian hukum normatif, dilakukan melalui kajian terhadap peraturan
perundang-undangan dan bahan hukum yang berkaitan dengan skripsi, sedangkan
penelitian hukum empiris dilakukan melalui kajian di lapangan yaitu PERUM
DAMRI kantor cabang angkutan bandara Soekarno-Hatta Jakarta Timur.
Eksistensi PERUM DAMRI sebagai angkutan bandarahingga sekarang
dapat terus maju dan berkembang karena usaha merekauntuk melayani
penumpang dengan sebaik-baiknya sesuai harapan dan keinginan para
penumpang, ketepatan waktu keberangkatan, kebersihan armada, dan keramahan
para crew untuk melayani penumpang dengan selamat sampai tujuan. Pengaturan
PERUM DAMRI diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 2002 tentang Perusahaan Umum (PERUM) DAMRI. PERUM DAMRI
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan dalam pelaksanaan pengangkutan.Tanggungjawab PERUM
DAMRI sebagai angkutan bandara terhadap penumpang yang mengalami
kecelakaan sangatlah besar, karena setiap penumpang yang diangkut diikat oleh
perjanjian dalam bentuk tiket dan setiap penumpang yang berada di dalam bus
angkutan khusus bandara DAMRI diproteksi dengan asuransi kecelakaan lalu
lintas, sehingga saat kecelakaan santunan dapat segera diberikan kepada
korban.Pihakyang termasuk dapat meminta pertanggungjawabanPERUM DAMRI
dalam kecelakaan bus adalah pihak ketiga yaitu pihak yang berada di luar
perjanjian pengangkutan tetapi terkena dampak dari kecelakaan diakibatkan oleh
bus dan juga berupa santunan dariPT.Jasa Raharja sebagai asuransi kecelakaan.
*)
Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**) Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum UniversitasSumateraUtara
***) Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara