Hubungan Antara Kepatuhan Diet Rendah Garam, Kepatuhan Minum Obat, Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Chapter III VI
44
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat yaitu variabel dependen dan variabel
independen diobservasi pada saat yang bersamaan (Notoadmojo, 2005). Dalam
hal ini hubungan yang dianalisis adalah hubungan antara variabel independen
yaitu kepatuhan diet rendah garam, kepatuhan minum obat, riwayat hipertensi
dengan variabel dependen yaitu kejadian rehospitalisasi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang Ruang Inap Cardio (RIC) dan ruang
Cardio Vasculer Care Unit (CVCU) RSUP H. Adam Malik Medan. RSUP H.
Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola
pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. Rumah
Sakit ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan dan mulai berfungsi sejak
tanggal 17 Juni 1991. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik berdiri sebagai
rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/ Menkes/ SK/ VII/ 1990.
Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk
wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Utara, Aceh, Sumatera Barat,
Universitas Sumatera Utara
45
dan Riau. RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal
6 September 1991. Rumah sakit ini dipilih peneliti karena rumah sakit ini
termasuk rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit pusat rujukan yakni
dari Propinsi NAD dan Propinsi Sumatera Utara, sehingga diperkirakan lokasi ini
memiliki jumlah sampel yang memadai untuk bisa dilakukan penelitian, selain itu
rumah sakit ini juga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan dan di rumah
sakit ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan antara kepatuhan
diet rendah garam, kepatuhan minum obat, riwayat hipertensi dengan kejadian
rehospitalisasi pada pasien gagal jantung kongestif. Pengambilan data penelitian
dilakukan bulan Agustus 2015.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dalam membuat suatu penelitian (Nursalam, 2008). Populasi penelitian
ini adalah seluruh pasien gagal jantung kongestif yang pernah dirawat sebelumnya
dan sedang dirawat pada saat dilakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik
Medan.
3.3.2. Sampel
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara mengambil dari tabel
power analysis, dengan menggunakan derajat ketepatan (α) yang besarnya 0,05
Universitas Sumatera Utara
46
dan kekuatan sebesar 80% dengan effect size sebesar 0,35 sehingga didapatkan
sampel sebanyak 62 responden dan merupakan nilai standar dalam penelitian
keperawatan (PoUuuuuuuulit & Beck, 2012).
Tabel 3.1. Perkiraan Ukuran Sampel yang Diperlukan untuk Mencapai Tingkat
Kekuatan yang Dipilih sebagai Fungsi Estimasi Korelasi Populasi, dengan α=
0.05
ESTIMATED POPULATION CORRELATION COEFFICIENT
Power
.10
.15 .20
.25
.30 .35 .40 .50 .60 .70
Part A:α= .05
.60
489
217 122 78
54
39
30
19 13 9
.70
614
272 152 97
67
49
37
23 16 11
.80
785
347 194 123 85
62
47
29 19 13
.90
1047 463 258 164 112 81
61
37 25 17
.95
1296 575 322 204 141 101 80
50 32 22
.80
7
8
10
12
18
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan non
probability sampling yaitu dengan metode consecutive sampling yaitu penarikan
sampel dengan tehnik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan teori dan pertimbangan yang telah ditentukan (Notoadmojo, 2005).
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria
inklusi. Kriteria inklusi sampel adalah sebagai berikut: laki-laki atau perempuan
dengan diagnosis gagal jantung kongestif, pernah dirawat sebelumnya dengan
penyakit gagal jantung kongestif, memiliki derajat penyakit jantung diatas kelas
II, jarak antara serangan jantung pertama dengan rawat ulang saat ini masih dalam
rentang waktu 1 tahun terakhir, mau dan menerima sebagai subjek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
47
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan proposal penelitian
dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Peneliti mengirim permohonan izin untuk penelitian dari Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara ke RSUP H.Adam Malik Medan. Setelah
mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data peneliti. Peneliti
menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya.
Apabila peneliti telah menemukan responden, peneliti melakukan pendekatan.
Setelah itu, peneliti menjelaskan pada responden tersebut tentang tujuan, manfaat
dan proses pengisian kuesioner, kemudian responden yang bersedia diminta untuk
menandatangani surat persetujuan (informed consent).
Penelitian ini dilakukan terlebih dahulu membuat kontrak dengan pasien,
kemudian kuesioner diisi langsung oleh responden dan responden diberi
kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak
dimengerti atau tidak dipahami. Setelah kuesioner diisi oleh responden peneliti
memastikan kembali apakah semua kuesioner telah terisi, kemudian data
dikumpulkan untuk diolah.
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional
Untuk memberikan pemahaman yang sama tentang variabel yang akan
diteliti dan untuk menentukan metode penelitian yang digunakan dalam analisa
data maka perlu dibuat definisi operasional variabel independen dan variabel
dependen yang dapat dijelaskan pada tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 3.2. Defenisi Operasional Variabel Dependen dan Independen
No
Variabel
Defenisi
Alat Ukur
Hasil Ukur
1. Variabel
Frekuensi rawat Melihat rekam
• Rendah
Dependen: ulang di rumah medis (RM)
apabila
Rehospitali sakit setelah
frekuensi 1
sasi
rawat inap yang
kali rawat
pertama akibat
inap ulang.
gagal jantung
• Tinggi
kongestif.
apabila
frekuensi: >
1 kali rawat
inap ulang.
2. Variabel
Tindakan atau
Kuesioner kepatuhan
• Patuh
diet rendah garam
independen perilaku untuk
• Tidak
dengan
: Kepatuhan mentaati diet
Patuh
menggunakan
Diet
rendah garam
Dietary
Salt
Rendah
yang
Garam
diprogramkan.
Reduction Self-Care
Behavior
Scale
(DSR-SCB
scale).
Kuesioner baku yang
terdiri
dari
9
pertanyaan.
3. Variabel
Tindakan atau
Kuesioner kepatuhan • Patuh
Independen perilaku untuk
terhadap terapi obat • Tidak
: Kepatuhan mentaati minum dengan menggunakan
Patuh
Minum
obat yang
Morisky Medication
Scale
Obat
diresepkan oleh Adherence
dokter saat
kuesioner
baku
dirumah.
(MMAS-8)
yang
terdiri
atas
8
pertanyaan.
4. Variabel
Riwayat
Melihat
Rekam • Ada
Independen tekanan darah
Medis dan mengukur
Riwayat
: Riwayat pasien yang
langsung
tekanan
Hipertensi
Hipertensi
relatif tinggi
darah saat di rumah • Tidak Ada
dan tidak
sakit
Riwayat
stabil
Hipertensi
(hipertensi)
saat dirumah.
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 3.3. Defenisi Operasional Variabel Perancu
No
Variabel
Definisi
Alat Ukur
1. Variabel
Umur
Melihat
Perancu:
responden
Rekam
Usia
berdasarkan
Medis dan
tanggal lahir,
Observasi
dihitung sampai
ulang tahun
terakhir.
2.
Variabel
Karakteristik
Melihat
Perancu:
seks responden Rekam
Jenis
antara laki-laki Medis dan
Kelamin
dan perempuan Observasi
berdasarkan
ciri-ciri fisik
biologi
3.
Variabel
Pendidikan
Melihat
Perancu:
formal tertinggi Rekam
Tingkat
yang telah
Medis dan
Pendidikan
dicapai
Observasi
responden
hingga tamat.
4.
5.
Variabel
Perancu:
Pekerjaan
Status mata
pencaharian
pasien yang
bertujuan untuk
memperoleh
upah/gaji.
Melihat
Rekam
Medis dan
Observasi
Variabel
Perancu:
Penghasilan
Tingkat
Observasi
pendapatan
berdasarkan
garis
kemiskinan
dengan
pendekatan
standar minimal
pendapatan
Hasil Ukur
• Dewasa:
apabila usia
< 60 tahun
• Lanjut
Usia,
apabila usia
≥ 60 tahun.
• Perempuan
• Laki-laki
• Tidak
Sekolah
• SD
• SMP
• SMA
• Diploma
• Sarjana
• Pensiunan
• PNS
• Pegawai
swasta
• Wiraswasta
• Petani
• Ibu
rumahTang
ga
• Lain-lain
• < Rp.
1.000.000
• Rp.
1.000.0003.000.000
• >Rp.
3.000.000
Skala
Ordinal
Nominal
Ordinal
Nominal
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
50
6.
Variabel
Perancu:
Klasifikasi
Gagal
Jantung
Kongestif
7.
Variabel
Perancu:
Lama
Rawatan
keluarga
(senilai dengan
UMR)
Pengelompokan
tingkat/derajat
keparahan
penyakit
gagal jantung
berdasarkan
kriteria New
York Heart
Association
(NYHA)
Jumlah hari
rawat inap
ulang pasien
gagal
jantung
kongestif
Melihat
Rekam
Medis
Melihat
Rekam
Medis dan
Observasi
• Kelas III
• Kelas IV
Ordinal
• < 7 hari
• > 7 hari
Ordinal
3.6. Metode Pengukuran
Metode pengukuran dalam penelitian ini dengan mengunakan lembar
kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner
kepatuhan diet rendah garam, kuesioner kepatuhan minum obat, dan lembar
observasi. Kuesioner data demografi berisi nomor responden, umur, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, penghasilan. Lembar observasi berisi nomor
responden, diagnosa medis, klasifikasi gagal jantung kongestif, tekanan darah,
lama rawatan di rumah sakit, frekuensi rehospitalisasi. Tekanan darah akan diukur
langsung oleh peneliti dengan cara mengukur 2 sampai 3 kali dalam rentang
waktu 5-10 menit disaat kondisi pasien sedang beristirahat dan mencocokkannya
dengan hasil vital sign pada rekam medis.
Kuesioner kepatuhan diet rendah garam menggunakan kuesioner baku
yaitu Dietary Salt Reduction Self-Care Behavior Scale (DSR-SCB scale).
Universitas Sumatera Utara
51
Kuesioner ini terdiri dari 9 pertanyaan yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu,
tidak pernah, jarang sekali, kadang-kadang, sering dan selalu. Apabila responden
menjawab “tidak pernah” maka diberi skor 0, jika responden menjawab “jarang
sekali” maka diberi skor 1, jika responden menjawab “kadang-kadang” maka
diberi skor 2, jika responden menjawab “sering” maka diberi skor 3, dan jika
responden menjawab “selalu” maka diberi skor 4. Skor tertinggi bernilai 36 dan
nilai terendah 0. Maka tingkat kepatuhan terhadap diet rendah garam
dikategorikan sebagai berikut:
0-17
: Tidak Patuh
18-36 : Patuh
Kuesioner kepatuhan minum obat menggunakan kuesioner baku yaitu
Morisky Medication Adherence Scales-8 (MMAS-8). Kuesioner ini berisi 8
pernyataan yang terdiri 2 pilihan yaitu ‘ya’ dan ‘tidak’. Apabila responden
menjawab ‘ya’ maka diberi skor 1 dan bila menjawab ‘tidak’ maka diberi skor 0.
Skor tertinggi 8 dan nilai terendah 0. Maka tingkat kepatuhan terhadap minum
obat dikategorikan sebagai berikut:
0-3
: Patuh
4-8
: Tidak Patuh
3.7. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Validitas adalah pengukuran atau pengamatan
yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data dan
Universitas Sumatera Utara
52
instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008).
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Nursalam, 2008). Untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang
diukur, instrumen pengumpulan data harus memiliki kemampuan untuk mengukur
apa yang harus diukur (Dempsey & Dempsey, 2002). Kuesioner baku kepatuhan
diet rendah garam yang digunakan sudah valid dengan nilai CVI (Content Validity
Index ) = 0,8 (Srikan & Philips, 2012). Begitu juga dengan uji validitas kuesioner
kepatuhan minum obat sudah dinyatakan valid 0.83 (Morisky, Ang, Wood &
Ward, 2008).
Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang
reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Nursalam, 2008).
Batasan koefisien reliabilitas suatu alat ukur yang dapat diterima secara umum
menurut Anastasi dan Urbina dalam Dharma (2011) adalah 0.7-0.8. Reliabelitas
alat ukur berupa kuesioner baku kepatuhan diet telah dilalukan pada 2 rumah sakit
yang berbeda di Thailand (Srikan & Philips, 2012). Kuesioner Baku Morisky
Medication Adherence Scales-8 (MMAS-8) juga telah dinyatakan reliabel dengan
nilai 0.83 (Morisky, Ang, Wood & Ward, 2008).
Universitas Sumatera Utara
53
3.8. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui
beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas
dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian
data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya memasukkan (entry) data ke
dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik
komputerisasi. Setelah semua tahap diselesaikan, dilanjutkan dengan analisa
univariat, bivariat dan multivariat.
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing
variabel, analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari
tiap variable (Notoatmodjo, 2005). Data univariat untuk menampilkan data
demografi, kepatuhan diet rendah garam, kepatuhan minum obat, riwayat
hipertensi dan kejadian rehospitalisasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
persentase. Sedangkan Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen mengunakan
analisa tabel silang chi-square pada confidence interval 95% (tingkat
kepercayaan) dan standar deviasi 5%.
Universitas Sumatera Utara
54
Tabel 3.4 Uji Statistik Analisis Bivariat
No
Variabel independen
1.
Kepatuhan Diet Rendah
Garam
2.
3.
Kepatuhan Minum
Obat
Riwayat Hipertensi
Variabel Dependen
Rehospitalisasi
Rehospitalisasi
Rehospitalisasi
Uji Statistik
Uji chi square
Uji chi square
Uji chi square
Analisa bivariat chi-square digunakan karena baik variabel independen
dan dependennya berbentuk kategorik. Dikatakan ada hubungan yang bermakna
secara statistik jika diperoleh nilai p60 Tahun
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Pendidikan
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Diploma
f. Sarjana
Pekerjaan
a. Pensiunan
b. PNS
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
e. Petani
f. Ibu Rumah Tangga
Penghasilan
a. Rp. 3.000.000
Derajat CHF
a. CHF Kelas III
b. CHF Kelas IV
Lama Dirawat
a. < 7 hari
b. > 7 hari
Frekuensi (n)
Presentase (%)
36
26
58.1
41.9
37
25
59.7
40.3
5
19
6
20
7
5
8,1
30.6
9.7
32.3
11.3
8.1
6
7
11
9
9
20
9.7
11.3
17.7
14.5
14.5
32.3
19
36
7
30.6
58.1
11.1
37
25
59.7
40.3
20
42
32,3
67,7
Universitas Sumatera Utara
4.2. Kepatuhan Diet Rendah Garam Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan diet rendah garam pasien
gagal jantung kongestif lebih banyak responden patuh terhadap diet rendah garam
yaitu 40 orang (64.5%), 22 orang (35.5 %) tidak patuh terhadap diet rendah
garam.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet Rendah Garam Pasien Gagal
Jantung Kongestif (n=62)
Variabel Independen
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Kepatuhan Diet Rendah Garam
a. Patuh
22
35.5
b. Tidak Patuh
40
64.5
4.3.
Kepatuhan Minum Obat Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan minum obat pasien gagal
jantung kongestif lebih banyak responden patuh terhadap minum obat yaitu 41
orang (66,1%) dan 21 orang (33,9%) tidak patuh minum obat.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Pasien Gagal Jantung
Kongestif (n=62)
Variabel Independen
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Kepatuhan Minum Obat
a. Patuh
41
66.1
b. Tidak Patuh
21
33.9
4.4.
Riwayat Hipertensi Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat hipertensi pasien gagal
jantung kongestif kebanyakan adalah responden yang memiliki riwayat penyakit
hipertensi yaitu 33 orang (53,2%), dan yang tidak memiliki riwayat hipertensi
sebanyak 29 orang (46,8%).
60
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Riwayat Hipertensi Pasien Gagal Jantung
Kongestif (n=62)
Variabel Independen
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Riwayat Hipertensi
a. Ada Riwayat Hipertensi
33
53.2
b. Tidak Ada Riwayat Hipertensi
29
46.8
4.5.
Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dengan Kejadian
Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
Terlihat responden yang tidak patuh terhadap diet rendah garam ada 13
orang (59,1%) dengan frekuensi rehospitalisasi tinggi, sementara yang patuh
terhadap diet rendah garam 23 orang (57,5%) mendapatkan frekuensi
rehospitalisasi tinggi. Pada responden yang tidak patuh terhadap diet rendah
garam ada 9 orang (40,9%) dengan frekuensi rehospitalisasi rendah, sementara
yang patuh terhadap diet rendah garam 17 orang (42,5%) mendapatkan frekuensi
rehospitalisasi rendah. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kepatuhan diet rendah garam dengan kejadian rehospitalisasi dengan p value
0.003, α: 0.05).
Tabel 4.5 Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dengan Kejadian
Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif (n=62)
No
Karakteristik
Rehospitalisasi
p Value
Rendah
Tinggi
n
%
n
%
1
Kepatuhan Diet
Rendah Garam
a. Tidak Patuh
9
40.9
13
59.1
0.003
b. Patuh
17
42.5
23
57.5
Total
26
36
61
Universitas Sumatera Utara
4.6.
Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Rehospitalisasi
pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
Tampak responden yang tidak patuh minum obat ada 12 orang (57,1%)
dengan frekuensi rehospitalisasi tinggi, sementara yang patuh 24 orang (58,5%)
mendapatkan frekuensi rehospitalisasi tinggi. Tampak responden yang tidak patuh
minum obat ada 9 orang (42,9%) dengan frekuensi rehospitalisasi rendah,
sementara yang patuh 17 orang (41,5%) mendapatkan frekuensi rehospitalisasi
rendah. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan
diet rendah garam dengan kejadian rehospitalisasi dengan p value 0.004, α: 0.05).
Tabel 4.6 Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Rehospitalisasi
pada Pasien Gagal Jantung Kongestif (n=62)
No
Karakteristik
Rehospitalisasi
p Value
Rendah
Tinggi
n
%
n
%
1
Kepatuhan Minum
Obat
a. Tidak Patuh
9
42.9
12
57.1
0.004
b. Patuh
17
41.5 24
58.5
Total
26
36
4.7.
Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif
Terlihat responden yang mempunyai riwayat hipertensi ada 21 orang
(63,6%) dengan frekuensi rehospitalisasi tinggi, sementara yang tidak mempunyai
riwayat hipertensi 15 orang (51,7%) mendapatkan frekuensi rehospitalisasi tinggi.
Tampak responden yang mempunyai riwayat hipertensi ada 12 orang (36,4%)
dengan frekuensi rehospitalisasi rendah, sementara yang tidak mempunyai riwayat
hipertensi 14 orang (48,3%) mendapatkan frekuensi rehospitalisasi rendah. Hasil
62
Universitas Sumatera Utara
uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan diet rendah
garam dengan kejadian rehospitalisasi dengan p value 0.000, α: 0.05)
Tabel 4.7 Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif (n=62)
No
Karakteristik
Rehospitalisasi
p Value
Rendah
Tinggi
n
%
n
%
1
Riwayat Hipertensi
a. Ada
Riwayat 12
36.4
21
63.6
Hipertensi
b. Tidak
Ada 14
48.3
15
51.7
0.000
Riwayat
Hipertensi
Total
26
36
4.8.
Hasil Analisis Multivariat
Variabel yang dapat dianalisis pada analisis multivariat adalah variabel
yang pada analisis bivariat mempunyai nilai signifikan, p < 0.25, menggunakan
chi-square pada analisis bivariat. Hasil bivariat variabel dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut.
Tabel 4.8 Variabel yang akan Diikutsertakan dalam Analisa Multivariat
p Value
No
Variabel
1.
Riwayat Hipertensi
0.000
2.
Kepatuhan Diet Rendah Garam
0.003
3.
Kepatuhan Minum Obat
0.004
Selanjutnya ketiga variabel tersebut dimasukkan ke dalam model regresi
logistik. Hasil akhir analisis multivariat dapat dilihat pada tabel berikut.
63
Universitas Sumatera Utara
Table 4.9 Hasil Akhir Analisa Multivariat
Variabel
B
Sig
Exp (B)
Step 1 Kepatuhan Diet
Rendah Garam
Kepatuhan
Minum Obat
Riwayat
Hipertensi
Constant
-0.051
0.027
0.950
-0.013
0.043
0.501
Step 2 KepatuhanDiet
Rendah Garam
Riwayat
Hipertensi
Constant
Step 3 Riwayat Hipertensi
Constant
Step 4 Constant
95% C.I.for
EXP(B)
Lower
Upper
0.318
2.838
0.987
0.336
2.899
0.019
1.650
0.578
4.705
0.086
0.000
1.090
-0.052
0.025
0.950
0.319
2.830
0.502
0.015
1.652
0.582
4.690
0.081
0.491
0.069
0.000
0.013
0.000
1.085
1.633
1.071
0.325
0.000
1.385
0.591
4.514
Hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel
riwayat
hipertensi
adalah
variabel
yang
paling
berpengaruh
terhadap
rehospitalisasi pasien gagal jantung kongestif. Kekuatan hubungan antara variabel
tekanan darah dengan variabel rehospitalisasi dapat dilihat dari nilai EXP(B) yaitu
1.650.
64
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa variabel kepatuhan
diet rendah garam, kepatuhan minum obat dan riwayat hipertensi memiliki
hubungan dengan kejadian rehospitalisasi pada pasien gagal jantung kongestif.
Penjelasan tentang tiap variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai
berikut:
5.1. Kepatuhan Diet Rendah Garam Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 40 responden (64,5%) patuh diet
rendah garam dan 22 responden (35,5%) tidak patuh diet rendah garam. Sesuai
dengan penelitian sebelumnya dari penelitian Ma, Lum & Woo (2006) di
Hongkong, terdapat 24% responden yang tidak patuh diet. Menurut Notoatmodjo
(2003) ketidakpatuhan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor pengetahuan, usia,
tingkat ekonomi, sikap, dukungan keluarga, jarak dari pelayanan kesehatan, nilai
dan keyakinan dari individu.
Usia menjadi salah satu faktor resiko untuk kejadian rehospitalisasi. Selain itu
usia juga menjadi salah satu unsur yang menentukan prognosis pasien gagal
jantung kongestif. Hal ini sesuai dengan penelitian Philbin & Disalvo, (2004),
semakin bertambah usia maka akan semakin bertambah pula resiko seseorang
untuk menderita gagal jantung kongestif. Tidak hanya penyakit jantung, penyakit
yang berhubungan dengan organ tubuh lainnya juga akan semakin rentan seiring
65
Universitas Sumatera Utara
dengan pertambahan usia. Hal ini dikarenakan perubahan anatomis,
fisiologi dan patologi anatomi tubuh pada orang dengan usia lanjut (Farid, 2006).
Semakin bertambah usia maka semakin rentan pasien gagal jantung kongestif
untuk mengalami rehospitalisasi.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kelompok usia < 60 tahun sebanyak
(58,1%) dan kelompok usia >60 tahun sebanyak (41,9%). Kelompok usia diatas
60 tahun lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat yaitu variabel dependen dan variabel
independen diobservasi pada saat yang bersamaan (Notoadmojo, 2005). Dalam
hal ini hubungan yang dianalisis adalah hubungan antara variabel independen
yaitu kepatuhan diet rendah garam, kepatuhan minum obat, riwayat hipertensi
dengan variabel dependen yaitu kejadian rehospitalisasi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang Ruang Inap Cardio (RIC) dan ruang
Cardio Vasculer Care Unit (CVCU) RSUP H. Adam Malik Medan. RSUP H.
Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola
pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. Rumah
Sakit ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan dan mulai berfungsi sejak
tanggal 17 Juni 1991. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik berdiri sebagai
rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/ Menkes/ SK/ VII/ 1990.
Di samping itu, RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Rujukan untuk
wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Utara, Aceh, Sumatera Barat,
Universitas Sumatera Utara
45
dan Riau. RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal
6 September 1991. Rumah sakit ini dipilih peneliti karena rumah sakit ini
termasuk rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit pusat rujukan yakni
dari Propinsi NAD dan Propinsi Sumatera Utara, sehingga diperkirakan lokasi ini
memiliki jumlah sampel yang memadai untuk bisa dilakukan penelitian, selain itu
rumah sakit ini juga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan dan di rumah
sakit ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan antara kepatuhan
diet rendah garam, kepatuhan minum obat, riwayat hipertensi dengan kejadian
rehospitalisasi pada pasien gagal jantung kongestif. Pengambilan data penelitian
dilakukan bulan Agustus 2015.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dalam membuat suatu penelitian (Nursalam, 2008). Populasi penelitian
ini adalah seluruh pasien gagal jantung kongestif yang pernah dirawat sebelumnya
dan sedang dirawat pada saat dilakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik
Medan.
3.3.2. Sampel
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara mengambil dari tabel
power analysis, dengan menggunakan derajat ketepatan (α) yang besarnya 0,05
Universitas Sumatera Utara
46
dan kekuatan sebesar 80% dengan effect size sebesar 0,35 sehingga didapatkan
sampel sebanyak 62 responden dan merupakan nilai standar dalam penelitian
keperawatan (PoUuuuuuuulit & Beck, 2012).
Tabel 3.1. Perkiraan Ukuran Sampel yang Diperlukan untuk Mencapai Tingkat
Kekuatan yang Dipilih sebagai Fungsi Estimasi Korelasi Populasi, dengan α=
0.05
ESTIMATED POPULATION CORRELATION COEFFICIENT
Power
.10
.15 .20
.25
.30 .35 .40 .50 .60 .70
Part A:α= .05
.60
489
217 122 78
54
39
30
19 13 9
.70
614
272 152 97
67
49
37
23 16 11
.80
785
347 194 123 85
62
47
29 19 13
.90
1047 463 258 164 112 81
61
37 25 17
.95
1296 575 322 204 141 101 80
50 32 22
.80
7
8
10
12
18
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan non
probability sampling yaitu dengan metode consecutive sampling yaitu penarikan
sampel dengan tehnik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan teori dan pertimbangan yang telah ditentukan (Notoadmojo, 2005).
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria
inklusi. Kriteria inklusi sampel adalah sebagai berikut: laki-laki atau perempuan
dengan diagnosis gagal jantung kongestif, pernah dirawat sebelumnya dengan
penyakit gagal jantung kongestif, memiliki derajat penyakit jantung diatas kelas
II, jarak antara serangan jantung pertama dengan rawat ulang saat ini masih dalam
rentang waktu 1 tahun terakhir, mau dan menerima sebagai subjek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
47
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan proposal penelitian
dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Peneliti mengirim permohonan izin untuk penelitian dari Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara ke RSUP H.Adam Malik Medan. Setelah
mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data peneliti. Peneliti
menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya.
Apabila peneliti telah menemukan responden, peneliti melakukan pendekatan.
Setelah itu, peneliti menjelaskan pada responden tersebut tentang tujuan, manfaat
dan proses pengisian kuesioner, kemudian responden yang bersedia diminta untuk
menandatangani surat persetujuan (informed consent).
Penelitian ini dilakukan terlebih dahulu membuat kontrak dengan pasien,
kemudian kuesioner diisi langsung oleh responden dan responden diberi
kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak
dimengerti atau tidak dipahami. Setelah kuesioner diisi oleh responden peneliti
memastikan kembali apakah semua kuesioner telah terisi, kemudian data
dikumpulkan untuk diolah.
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional
Untuk memberikan pemahaman yang sama tentang variabel yang akan
diteliti dan untuk menentukan metode penelitian yang digunakan dalam analisa
data maka perlu dibuat definisi operasional variabel independen dan variabel
dependen yang dapat dijelaskan pada tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 3.2. Defenisi Operasional Variabel Dependen dan Independen
No
Variabel
Defenisi
Alat Ukur
Hasil Ukur
1. Variabel
Frekuensi rawat Melihat rekam
• Rendah
Dependen: ulang di rumah medis (RM)
apabila
Rehospitali sakit setelah
frekuensi 1
sasi
rawat inap yang
kali rawat
pertama akibat
inap ulang.
gagal jantung
• Tinggi
kongestif.
apabila
frekuensi: >
1 kali rawat
inap ulang.
2. Variabel
Tindakan atau
Kuesioner kepatuhan
• Patuh
diet rendah garam
independen perilaku untuk
• Tidak
dengan
: Kepatuhan mentaati diet
Patuh
menggunakan
Diet
rendah garam
Dietary
Salt
Rendah
yang
Garam
diprogramkan.
Reduction Self-Care
Behavior
Scale
(DSR-SCB
scale).
Kuesioner baku yang
terdiri
dari
9
pertanyaan.
3. Variabel
Tindakan atau
Kuesioner kepatuhan • Patuh
Independen perilaku untuk
terhadap terapi obat • Tidak
: Kepatuhan mentaati minum dengan menggunakan
Patuh
Minum
obat yang
Morisky Medication
Scale
Obat
diresepkan oleh Adherence
dokter saat
kuesioner
baku
dirumah.
(MMAS-8)
yang
terdiri
atas
8
pertanyaan.
4. Variabel
Riwayat
Melihat
Rekam • Ada
Independen tekanan darah
Medis dan mengukur
Riwayat
: Riwayat pasien yang
langsung
tekanan
Hipertensi
Hipertensi
relatif tinggi
darah saat di rumah • Tidak Ada
dan tidak
sakit
Riwayat
stabil
Hipertensi
(hipertensi)
saat dirumah.
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 3.3. Defenisi Operasional Variabel Perancu
No
Variabel
Definisi
Alat Ukur
1. Variabel
Umur
Melihat
Perancu:
responden
Rekam
Usia
berdasarkan
Medis dan
tanggal lahir,
Observasi
dihitung sampai
ulang tahun
terakhir.
2.
Variabel
Karakteristik
Melihat
Perancu:
seks responden Rekam
Jenis
antara laki-laki Medis dan
Kelamin
dan perempuan Observasi
berdasarkan
ciri-ciri fisik
biologi
3.
Variabel
Pendidikan
Melihat
Perancu:
formal tertinggi Rekam
Tingkat
yang telah
Medis dan
Pendidikan
dicapai
Observasi
responden
hingga tamat.
4.
5.
Variabel
Perancu:
Pekerjaan
Status mata
pencaharian
pasien yang
bertujuan untuk
memperoleh
upah/gaji.
Melihat
Rekam
Medis dan
Observasi
Variabel
Perancu:
Penghasilan
Tingkat
Observasi
pendapatan
berdasarkan
garis
kemiskinan
dengan
pendekatan
standar minimal
pendapatan
Hasil Ukur
• Dewasa:
apabila usia
< 60 tahun
• Lanjut
Usia,
apabila usia
≥ 60 tahun.
• Perempuan
• Laki-laki
• Tidak
Sekolah
• SD
• SMP
• SMA
• Diploma
• Sarjana
• Pensiunan
• PNS
• Pegawai
swasta
• Wiraswasta
• Petani
• Ibu
rumahTang
ga
• Lain-lain
• < Rp.
1.000.000
• Rp.
1.000.0003.000.000
• >Rp.
3.000.000
Skala
Ordinal
Nominal
Ordinal
Nominal
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
50
6.
Variabel
Perancu:
Klasifikasi
Gagal
Jantung
Kongestif
7.
Variabel
Perancu:
Lama
Rawatan
keluarga
(senilai dengan
UMR)
Pengelompokan
tingkat/derajat
keparahan
penyakit
gagal jantung
berdasarkan
kriteria New
York Heart
Association
(NYHA)
Jumlah hari
rawat inap
ulang pasien
gagal
jantung
kongestif
Melihat
Rekam
Medis
Melihat
Rekam
Medis dan
Observasi
• Kelas III
• Kelas IV
Ordinal
• < 7 hari
• > 7 hari
Ordinal
3.6. Metode Pengukuran
Metode pengukuran dalam penelitian ini dengan mengunakan lembar
kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner
kepatuhan diet rendah garam, kuesioner kepatuhan minum obat, dan lembar
observasi. Kuesioner data demografi berisi nomor responden, umur, jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, penghasilan. Lembar observasi berisi nomor
responden, diagnosa medis, klasifikasi gagal jantung kongestif, tekanan darah,
lama rawatan di rumah sakit, frekuensi rehospitalisasi. Tekanan darah akan diukur
langsung oleh peneliti dengan cara mengukur 2 sampai 3 kali dalam rentang
waktu 5-10 menit disaat kondisi pasien sedang beristirahat dan mencocokkannya
dengan hasil vital sign pada rekam medis.
Kuesioner kepatuhan diet rendah garam menggunakan kuesioner baku
yaitu Dietary Salt Reduction Self-Care Behavior Scale (DSR-SCB scale).
Universitas Sumatera Utara
51
Kuesioner ini terdiri dari 9 pertanyaan yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu,
tidak pernah, jarang sekali, kadang-kadang, sering dan selalu. Apabila responden
menjawab “tidak pernah” maka diberi skor 0, jika responden menjawab “jarang
sekali” maka diberi skor 1, jika responden menjawab “kadang-kadang” maka
diberi skor 2, jika responden menjawab “sering” maka diberi skor 3, dan jika
responden menjawab “selalu” maka diberi skor 4. Skor tertinggi bernilai 36 dan
nilai terendah 0. Maka tingkat kepatuhan terhadap diet rendah garam
dikategorikan sebagai berikut:
0-17
: Tidak Patuh
18-36 : Patuh
Kuesioner kepatuhan minum obat menggunakan kuesioner baku yaitu
Morisky Medication Adherence Scales-8 (MMAS-8). Kuesioner ini berisi 8
pernyataan yang terdiri 2 pilihan yaitu ‘ya’ dan ‘tidak’. Apabila responden
menjawab ‘ya’ maka diberi skor 1 dan bila menjawab ‘tidak’ maka diberi skor 0.
Skor tertinggi 8 dan nilai terendah 0. Maka tingkat kepatuhan terhadap minum
obat dikategorikan sebagai berikut:
0-3
: Patuh
4-8
: Tidak Patuh
3.7. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Validitas adalah pengukuran atau pengamatan
yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data dan
Universitas Sumatera Utara
52
instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008).
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah
(Nursalam, 2008). Untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang
diukur, instrumen pengumpulan data harus memiliki kemampuan untuk mengukur
apa yang harus diukur (Dempsey & Dempsey, 2002). Kuesioner baku kepatuhan
diet rendah garam yang digunakan sudah valid dengan nilai CVI (Content Validity
Index ) = 0,8 (Srikan & Philips, 2012). Begitu juga dengan uji validitas kuesioner
kepatuhan minum obat sudah dinyatakan valid 0.83 (Morisky, Ang, Wood &
Ward, 2008).
Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang
reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Nursalam, 2008).
Batasan koefisien reliabilitas suatu alat ukur yang dapat diterima secara umum
menurut Anastasi dan Urbina dalam Dharma (2011) adalah 0.7-0.8. Reliabelitas
alat ukur berupa kuesioner baku kepatuhan diet telah dilalukan pada 2 rumah sakit
yang berbeda di Thailand (Srikan & Philips, 2012). Kuesioner Baku Morisky
Medication Adherence Scales-8 (MMAS-8) juga telah dinyatakan reliabel dengan
nilai 0.83 (Morisky, Ang, Wood & Ward, 2008).
Universitas Sumatera Utara
53
3.8. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui
beberapa tahap, dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas
dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian
data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya memasukkan (entry) data ke
dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik
komputerisasi. Setelah semua tahap diselesaikan, dilanjutkan dengan analisa
univariat, bivariat dan multivariat.
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing
variabel, analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari
tiap variable (Notoatmodjo, 2005). Data univariat untuk menampilkan data
demografi, kepatuhan diet rendah garam, kepatuhan minum obat, riwayat
hipertensi dan kejadian rehospitalisasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
persentase. Sedangkan Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan
masing-masing variabel independen dengan variabel dependen mengunakan
analisa tabel silang chi-square pada confidence interval 95% (tingkat
kepercayaan) dan standar deviasi 5%.
Universitas Sumatera Utara
54
Tabel 3.4 Uji Statistik Analisis Bivariat
No
Variabel independen
1.
Kepatuhan Diet Rendah
Garam
2.
3.
Kepatuhan Minum
Obat
Riwayat Hipertensi
Variabel Dependen
Rehospitalisasi
Rehospitalisasi
Rehospitalisasi
Uji Statistik
Uji chi square
Uji chi square
Uji chi square
Analisa bivariat chi-square digunakan karena baik variabel independen
dan dependennya berbentuk kategorik. Dikatakan ada hubungan yang bermakna
secara statistik jika diperoleh nilai p60 Tahun
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Pendidikan
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Diploma
f. Sarjana
Pekerjaan
a. Pensiunan
b. PNS
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
e. Petani
f. Ibu Rumah Tangga
Penghasilan
a. Rp. 3.000.000
Derajat CHF
a. CHF Kelas III
b. CHF Kelas IV
Lama Dirawat
a. < 7 hari
b. > 7 hari
Frekuensi (n)
Presentase (%)
36
26
58.1
41.9
37
25
59.7
40.3
5
19
6
20
7
5
8,1
30.6
9.7
32.3
11.3
8.1
6
7
11
9
9
20
9.7
11.3
17.7
14.5
14.5
32.3
19
36
7
30.6
58.1
11.1
37
25
59.7
40.3
20
42
32,3
67,7
Universitas Sumatera Utara
4.2. Kepatuhan Diet Rendah Garam Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan diet rendah garam pasien
gagal jantung kongestif lebih banyak responden patuh terhadap diet rendah garam
yaitu 40 orang (64.5%), 22 orang (35.5 %) tidak patuh terhadap diet rendah
garam.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet Rendah Garam Pasien Gagal
Jantung Kongestif (n=62)
Variabel Independen
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Kepatuhan Diet Rendah Garam
a. Patuh
22
35.5
b. Tidak Patuh
40
64.5
4.3.
Kepatuhan Minum Obat Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan minum obat pasien gagal
jantung kongestif lebih banyak responden patuh terhadap minum obat yaitu 41
orang (66,1%) dan 21 orang (33,9%) tidak patuh minum obat.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Pasien Gagal Jantung
Kongestif (n=62)
Variabel Independen
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Kepatuhan Minum Obat
a. Patuh
41
66.1
b. Tidak Patuh
21
33.9
4.4.
Riwayat Hipertensi Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat hipertensi pasien gagal
jantung kongestif kebanyakan adalah responden yang memiliki riwayat penyakit
hipertensi yaitu 33 orang (53,2%), dan yang tidak memiliki riwayat hipertensi
sebanyak 29 orang (46,8%).
60
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Riwayat Hipertensi Pasien Gagal Jantung
Kongestif (n=62)
Variabel Independen
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Riwayat Hipertensi
a. Ada Riwayat Hipertensi
33
53.2
b. Tidak Ada Riwayat Hipertensi
29
46.8
4.5.
Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dengan Kejadian
Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
Terlihat responden yang tidak patuh terhadap diet rendah garam ada 13
orang (59,1%) dengan frekuensi rehospitalisasi tinggi, sementara yang patuh
terhadap diet rendah garam 23 orang (57,5%) mendapatkan frekuensi
rehospitalisasi tinggi. Pada responden yang tidak patuh terhadap diet rendah
garam ada 9 orang (40,9%) dengan frekuensi rehospitalisasi rendah, sementara
yang patuh terhadap diet rendah garam 17 orang (42,5%) mendapatkan frekuensi
rehospitalisasi rendah. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kepatuhan diet rendah garam dengan kejadian rehospitalisasi dengan p value
0.003, α: 0.05).
Tabel 4.5 Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dengan Kejadian
Rehospitalisasi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif (n=62)
No
Karakteristik
Rehospitalisasi
p Value
Rendah
Tinggi
n
%
n
%
1
Kepatuhan Diet
Rendah Garam
a. Tidak Patuh
9
40.9
13
59.1
0.003
b. Patuh
17
42.5
23
57.5
Total
26
36
61
Universitas Sumatera Utara
4.6.
Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Rehospitalisasi
pada Pasien Gagal Jantung Kongestif
Tampak responden yang tidak patuh minum obat ada 12 orang (57,1%)
dengan frekuensi rehospitalisasi tinggi, sementara yang patuh 24 orang (58,5%)
mendapatkan frekuensi rehospitalisasi tinggi. Tampak responden yang tidak patuh
minum obat ada 9 orang (42,9%) dengan frekuensi rehospitalisasi rendah,
sementara yang patuh 17 orang (41,5%) mendapatkan frekuensi rehospitalisasi
rendah. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan
diet rendah garam dengan kejadian rehospitalisasi dengan p value 0.004, α: 0.05).
Tabel 4.6 Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Rehospitalisasi
pada Pasien Gagal Jantung Kongestif (n=62)
No
Karakteristik
Rehospitalisasi
p Value
Rendah
Tinggi
n
%
n
%
1
Kepatuhan Minum
Obat
a. Tidak Patuh
9
42.9
12
57.1
0.004
b. Patuh
17
41.5 24
58.5
Total
26
36
4.7.
Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif
Terlihat responden yang mempunyai riwayat hipertensi ada 21 orang
(63,6%) dengan frekuensi rehospitalisasi tinggi, sementara yang tidak mempunyai
riwayat hipertensi 15 orang (51,7%) mendapatkan frekuensi rehospitalisasi tinggi.
Tampak responden yang mempunyai riwayat hipertensi ada 12 orang (36,4%)
dengan frekuensi rehospitalisasi rendah, sementara yang tidak mempunyai riwayat
hipertensi 14 orang (48,3%) mendapatkan frekuensi rehospitalisasi rendah. Hasil
62
Universitas Sumatera Utara
uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan diet rendah
garam dengan kejadian rehospitalisasi dengan p value 0.000, α: 0.05)
Tabel 4.7 Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Rehospitalisasi pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif (n=62)
No
Karakteristik
Rehospitalisasi
p Value
Rendah
Tinggi
n
%
n
%
1
Riwayat Hipertensi
a. Ada
Riwayat 12
36.4
21
63.6
Hipertensi
b. Tidak
Ada 14
48.3
15
51.7
0.000
Riwayat
Hipertensi
Total
26
36
4.8.
Hasil Analisis Multivariat
Variabel yang dapat dianalisis pada analisis multivariat adalah variabel
yang pada analisis bivariat mempunyai nilai signifikan, p < 0.25, menggunakan
chi-square pada analisis bivariat. Hasil bivariat variabel dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut.
Tabel 4.8 Variabel yang akan Diikutsertakan dalam Analisa Multivariat
p Value
No
Variabel
1.
Riwayat Hipertensi
0.000
2.
Kepatuhan Diet Rendah Garam
0.003
3.
Kepatuhan Minum Obat
0.004
Selanjutnya ketiga variabel tersebut dimasukkan ke dalam model regresi
logistik. Hasil akhir analisis multivariat dapat dilihat pada tabel berikut.
63
Universitas Sumatera Utara
Table 4.9 Hasil Akhir Analisa Multivariat
Variabel
B
Sig
Exp (B)
Step 1 Kepatuhan Diet
Rendah Garam
Kepatuhan
Minum Obat
Riwayat
Hipertensi
Constant
-0.051
0.027
0.950
-0.013
0.043
0.501
Step 2 KepatuhanDiet
Rendah Garam
Riwayat
Hipertensi
Constant
Step 3 Riwayat Hipertensi
Constant
Step 4 Constant
95% C.I.for
EXP(B)
Lower
Upper
0.318
2.838
0.987
0.336
2.899
0.019
1.650
0.578
4.705
0.086
0.000
1.090
-0.052
0.025
0.950
0.319
2.830
0.502
0.015
1.652
0.582
4.690
0.081
0.491
0.069
0.000
0.013
0.000
1.085
1.633
1.071
0.325
0.000
1.385
0.591
4.514
Hasil analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa variabel
riwayat
hipertensi
adalah
variabel
yang
paling
berpengaruh
terhadap
rehospitalisasi pasien gagal jantung kongestif. Kekuatan hubungan antara variabel
tekanan darah dengan variabel rehospitalisasi dapat dilihat dari nilai EXP(B) yaitu
1.650.
64
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa variabel kepatuhan
diet rendah garam, kepatuhan minum obat dan riwayat hipertensi memiliki
hubungan dengan kejadian rehospitalisasi pada pasien gagal jantung kongestif.
Penjelasan tentang tiap variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai
berikut:
5.1. Kepatuhan Diet Rendah Garam Pasien Gagal Jantung Kongestif
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 40 responden (64,5%) patuh diet
rendah garam dan 22 responden (35,5%) tidak patuh diet rendah garam. Sesuai
dengan penelitian sebelumnya dari penelitian Ma, Lum & Woo (2006) di
Hongkong, terdapat 24% responden yang tidak patuh diet. Menurut Notoatmodjo
(2003) ketidakpatuhan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor pengetahuan, usia,
tingkat ekonomi, sikap, dukungan keluarga, jarak dari pelayanan kesehatan, nilai
dan keyakinan dari individu.
Usia menjadi salah satu faktor resiko untuk kejadian rehospitalisasi. Selain itu
usia juga menjadi salah satu unsur yang menentukan prognosis pasien gagal
jantung kongestif. Hal ini sesuai dengan penelitian Philbin & Disalvo, (2004),
semakin bertambah usia maka akan semakin bertambah pula resiko seseorang
untuk menderita gagal jantung kongestif. Tidak hanya penyakit jantung, penyakit
yang berhubungan dengan organ tubuh lainnya juga akan semakin rentan seiring
65
Universitas Sumatera Utara
dengan pertambahan usia. Hal ini dikarenakan perubahan anatomis,
fisiologi dan patologi anatomi tubuh pada orang dengan usia lanjut (Farid, 2006).
Semakin bertambah usia maka semakin rentan pasien gagal jantung kongestif
untuk mengalami rehospitalisasi.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kelompok usia < 60 tahun sebanyak
(58,1%) dan kelompok usia >60 tahun sebanyak (41,9%). Kelompok usia diatas
60 tahun lebih rendah dibandingkan dengan kelompok usia