21 paper - TKP016 - Nur Alim N hal 179-186

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186

ANALISIS KANDUNGAN MPN COLIFORM FECAL PADA SUMUR GALIAN
DAN SUMUR BOR DI RT 01 DESA BATU MERAH KECAMATAN SIRIMAU
KOTA AMBON
Nur Alim Natsir
Dosen Pendidikan Biologi FITK IAIN Ambon
Email: nuralimnatsir@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui kandungan MPN Coliform Fecal
pada air sumur galian dan sumur bor yang
terdapat di RT 01 Desa Batu Merah Kecamatan
Sirimau Kota Ambon . Jenis Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif

kuantitatif dengan pendekatan laboratorium.
Data berupa nilai MPN coliform sampel
dianalisis dengan metode MPN dengan
menggunakan seri 3-3-3, kemudian dicocokkan
dengan tabel MPN yang sesuai dengan data

penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara deskriptif terlihat adanya kandungan
coliform air sumur galian dan sumur bor di RT
01 Desa Batu Merah Ambon cukup tinggi
dengan nilai coliform untuk air sumur galian
berkisar antara 210 sel/ml
1100 sel/ml,
sedangkan sumur bor berkisar antara 3,6 sel/ml
43 sel/ml. Cemaran coliform ini diduga
berasal dari rembesan air septic tank yang
jaraknya cukup dekat dengan sumur sehingga
mempengaruhi menurunnya kualitas air sumur.
Kata Kunci: MPN, Coliform fecal, Sumur
Galian dan Sumur Bor


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengetahuan mengenai kondisi kualitas perairan danau yang dicerminkan oleh nilai
konsentrasi beberapa parameter kualitas air, baik secara fisika, kimia maupun secara biologis
sangat diperlukan dalam merancang pengelolaan dan pengendalian pencemaran perairan.
Penilaian ini pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan nilai parameter kualitas air dari
hasil pengukuran di lapangan dengan baku mutu perairan sesuai peruntukannya yang berlaku di
Indonesia yakni mengacu pada PP RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Juliana Silalahi, 2010).
Dengan dibuatnya sumur pada suatu daerah maka akan didapatkan manfaat yang sangat
besar bagi daerah tersebut juga daerah sekitarnya. Sebagai contoh dengan dibuatnya sumur
maka air hujan yang jatuh dipermukaan tanah akan masuk kesumur tersebut sehingga laju aliran
permukaan dapat dikurangi. Hal ini juga sebagai cara untuk menanggulangi bencana erosi,
karena lapisan tanah yang diatas tidak ikut terbawa aliran air hujan atau aliran permukaan
(Alaert, G. dan Santika, S.S.,2008). Selain dari itu juga diperoleh manfaat lain dari sumur yaitu
sebagian besar masyarakat menggunakan sumur tersebut untuk kepentingan rumah tangga
seperti untuk minum, masak, mandi, cuci dan kebutuhan lainnya. Biasanya warga membuat
sumur bor dan sumur galian dengan jarak antara sumur dan savety tank sekitar 35 meter untuk
jarak sumur galian, sedangkan untuk jarak sumur bor dan savety tank sekitar 9-10 meter.

Keberadaan Coliform Fecal dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja
(Dewi Harjani, 2003). Olehnya itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan
untuk mengetahu Analisis Kandungan MPN Coliform Fecal Pada Sumur Galian dan Sumur
Bor di Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon .
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dengan pendekatan eksperimen laboratorium.
Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dilaboratorium MIPA IAIN Ambon pada tanggal 19
Juli 19 September 2014.

Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN

179

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186


Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kandungan MPN coliform fecal pada
air sumur galian dan air sumur bor dengan menggunakan sampel air sebanyak 100 ml untuk tiap
sumur.
Alat dan Bahan Penelitian
No.

Nama Alat dan Bahan

1.
2.
3.
4.
5.

Alat Tulis
Panci Kukus
Kompor Hock
Tabung Reaksi

Tabung Durham

6.
7.

Erlemeyer
Batang Pengaduk

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Neraca Analitik
Hot Plate

Roll Meter
Buku metode MPN
LaktosaBrooth
Alkohol
Kapas
Spirtus
Sampel Air dari Sumur
Galian dan Sumur Bor

Fungsi
Untuk mencatat hasil dari setiap sampel yang ditemukan.
Untuk sterilisasi alat dan bahan
Media untuk mensterilisasi alat dan bahan
Untuk media uji
Untuk mengetahui indikator suatu bakteri menghasilkan
gelembung, gas atau tidak
Untuk memanaskan atau mencampur senyawa kimia.
Alat yang digunakan untuk mengaduk/menghomogenkan
media
Untuk menimbang media Lactosa Broth

Tempat untuk memanaskan/mencairkan media padat
Untuk mengukur jarak sumur
Sebagai pedoman pada saat penelitian.
Medium untuk menumbuhkan bakteri
Pengawetan sampel
Untuk menutup tabung reaksi
Sebagai bahan bakar Bunsen
Untuk subjek penelitian.

Prosedur Penelitian

Teknik Analisis Data
Data diperoleh adalah data kuantitatif berupa nilai MPN coliform sampel berdasarkan
tabel MPN. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Alimudin Ali, 2011)
1
Nilai MPN  Data Tabel MPN 
pengenceran tabung tengah

180


Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186

HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kualitas air sumur
galian dan air sumur bor di Desa Batu Merah Ambon. Sampel air yang diuji terbatas pada RT
01 dengan mengambil 3 sampel air sumur galian dan 3 sampel air sumur bor. Pengambilan
sampel didasarkan atas kebutuhan dan ketersediaan waktu, tenaga, dan biaya yang ada. Total
sumur galian yang ada di RT 01 adalah 10 sumur dan sumur bor adalah 12 sumur. Pengambilan
sampel air sumur galian dan sumur bor dilakukan secara acak (random) dengan berpatokan
kepada Arif Furchan (2010) yang menyatakan bahwa pengambilan sampel dalam populasi
berkisar antara 10%-50%, dan jika populasi jumlah sedikit dan bisa terjangkau secara cepat,
maka keseluruhan populasi bisa dijadikan sebagai sampel.
Setelah melakukan wawancara langsung dengan pemilik sumur galian dan bor di RT 01
Desa Batu Merah Ambon, diperoleh data bahwa pada umumnya jarak sumur dengan septik tank

tidak terlalu jauh (sekitar 2 m 5 m), hal ini dapat memberikan dampak terhadap kualitas air
sumur yang ditandai dengan jumlah total coliform yang ada pada sampel air. Berikut disajikan
tabel tentang perbandingan jumlah MPN coliform pada sampel air sumur galian dengan sumur
bor pada masing-masing 3 sumur yang diambil secara acak di RT 01 Desa Batu Merh Ambon
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kandungan MPN
Desa Batu Merah Ambon
Sampling
Seri I
Seri II
SG 1
+ + + - + +
SG 2
+ + + - + +
SG 3
+ + + + + +
SB 1
+ + + + SB 2
+ + - + SB 3
+ -


Coliform pada Sampel Air Sumur Galian dan Bor di RT 01

-

Seri III
+ +
+ +
+ +
-

MPN Tabel
3-2-2 = 2,10
3-2-2 = 2,10
3-3-2 = 11,0
3-1-0 = 0,43
2-1-0 = 0,15
1-0-0 = 0,036

Nilai MPN Total
2,10 x 102

2,10 x 102
11,0 x 102
0,43 x 102
0,15 x 102
0,036 x 102

Keterangan:
SG
= Sumur Galian
SB
= Sumur Bor
+
= Hasil pengujian positif tercemar oleh coliform
= Hasil pengujian negative tidak tercemar oleh coliform
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa nilai total coliform yang paling besar
ditemukan pada sampel air sumur galian (SG 3) dengan nilai MPN total adalah 11,0 x 10 2 sel/ml
atau 1100 sel/ml, sedangkan total coliform yang paling kecil ditemukan pada sampel air sumur
bor (SB 3) dengan nilai MPN total adalah 0,036 x 102 sel/ml atau 3,6 sel/ml. Data mengenai
perbedaan nilai total MPN dari masing-masing sampel air sumur galian dan sumur bor dapat
dilihat pada grafik berikut

Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Total Coliform Antara Sumur Galian dengan Sumur Bor di RT 01Desa
Batu Merah Ambon

Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN

181

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186

Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut, terlihat bahwa nilai coliform total paling besar
ditemukan pada sumur galian bila dibandingkan dengan sumur bor, hal ini disebabkan oleh
kedalaman sumur galian lebih dangkal daripada sumur bor sehingga mudah dirembesi oleh
cemaran coliform yang berasal dari septik tank atau pada air sungai yang merembes melalui pori
tanah. Untuk mendukung data pengujian tentang kandungan coliform pada air sumur galian
dengan sumur bor, berikut disajikan data pendukung tentang pengukuran suhu, pH, DO, dan
salinitas air sumur galian dan sumur bor yang merupakan indikator tingkat pencemaran fisik
ataupun kimia air
Tabel 4.2. Parameter Suhu, pH, DO, dan Salinitas Air Sumur Galian dan Sumur Bor di RT 01 Desa Batu
Merah Ambon
Kode Sampling
Suhu
pH
DO
Salinitas (0/00)
SG 1
28
6
18
5
SG 2
29
7
18
0
SG 3
29
7
17,9
0
SB 1
29
7
8,8
0
SB 2
31
6
4,9
12
SB 3
30
8
7,6
8

Keterangan:
SG
: Sumur Galian
SB
: Sumur Bor
Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa suhu air pada sumur galian berkisar
antara 280C 290C sedangkan suhu air sumur bor berkisar antara 290C 310C; pH air sumur
galian berkisar antara 6 7 sedangkan pH air sumur bor berkisar antara 6 8; DO air sumur
galian berkisar antara 17, 9 ppm 18 ppm sedangkan DO air sumur bor berkisar antara 4,9 ppm
8,8 ppm; dan salinitas air sumur galian berkisar antara 0 0/00 - 50/00 sedangkan salinitas air
sumur bor berkisar antara 00/00 - 120/00. Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan data fisik dan
kimia air sumur galian dengan sumur bor dapat dilihat pada Grafik 4.2 berikut.

Gambar 4. 2. Hasil Pengukuran Suhu, pH, DO, dan Salinitas Air Sumur Galian dengan Sumur Bor Di RT
01 Desa Batu Merah Ambon

Berdasarkan Gambar 4.2 tersebut menunjukkan bahwa suhu air pada sumur bor lebih
tinggi dibandingkan dengan suhu air sumur galian, pH air sumur bor lebih tinggi dibandingkan
dengan pH air sumur galian, DO air sumur galian lebih tinggi dibandingkan dengan DO air
sumur bor, dan salinitas air sumur bor lebih tinggi dibandingkan dengan salinitas air sumur
galian. Selain data tentang cemaran coliform dan data pendukung fisik serta kimia air sumur
galian dan sumur bor, dalam penelitian ini dilakukan pengujian lanjut tentang jenis bakteri yang
bersifat pathogen pada sampel air sumur galian dan sumur bor. Data lengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut

182

Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186

Tabel 4.3. Keberadaan Bakteri Patogen pada Sampel Air Sumur Galian dan Bor di RT 01 Desa Batu
Merah Ambon
Kode Sampling
E. coli
Salmonella/Shigela
Vibrio
SG 1
+
SG 2
+
SG 3
+
+
SB 1
+
SB 2
+
SB
+
-

Keterangan:
SG
= Sumur Galian
SB
= Sumur Bor
+
= Positif mengandung bakteri---.
= Negatif mengandung bakteri--Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, diketahui bahwa semua sampel air sumur galian dan
sumur bor yang diuji positif mengandung bakteri Salmonellah/Shigella yang merupakan bakteri
pathogen dan penyebab penyakit Typhus, sedangkan untuk bakteri Vibrio, semua sampel air
yang diuji menunjukkan hasil yang negatif. Pengujian kandungan bakteri E. coli penyebab
penyakit diare, semuanya negatif kecuali satu sampel yang positif yaitu SG 3. Hal ini
disebabkan karena sumur galian (SG 3) memiliki jarak septik tank yang paling dekat sumur dan
kedalaman sumur tidak lebih dari 2 meter, sehingga perembesan air septik tank masuk ke sumur
lebih mudah dan lebih cepat.
PEMBAHASAN
Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di seluruh permukaan
bumi ini, termasuk manusia yang segala aktivitas kehidupannya bergantung kepada air yang
bersih dan layak konsumsi. Seluruh aktivitas metabolisme sel manusia berlangsung dengan baik
jika ditunjang oleh ketersediaan cairan tubuh yang baik dan bersih, dan hal ini erat kaitannya
dengan pola konsumsi manusia akan air yang bersih dan sehat. Air dikelompokan menjad dua
macam berdasarkan sumbernya yaitu air yang bersumber dari bawah tanah dan bersumber dari
permukaan atas tanah. Salah satu contoh air yang bersumber dari dalam tanah adalah air sumur
yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan mencuci, mandi, minum, dan
keperluan lainnya yang berkatan dengan penggunaan air (Nurwina, 2010)
Air sumur banyak dimanfaatkan oleh warga RT 01 Desa Batu Merah Ambon untuk
keperluan mandi, mencuci, dan ada beberapa warga yang menggunakannya untuk keperluan
memasak. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diperoleh informasi bahwa umumnya
masyarakat menggunakan sumur galian dan sumur bor sebagai sumber air bersih, selain itu ada
beberapa masyarakat yang sudah menggunakan air PDAM, namun jumlah masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas air sumur galian dengan sumur bor yang
didasarkan atas nilai MPN atau nilai total coliform air, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan oleh masyarakat RT 01 Desa Batu Merah Ambon dalam memilih air yang sesuai
dengan standar mutu kelayakan untuk konsumsi atau untuk keperluan lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel air sumur galian dan sumur bor
yang diuji di laboratorium MIPA IAIN Ambon positif mengandung cemaran coliform yang
ditandai oleh adanya perubahan warna dan munculnya gas pada tabung pengujian. Indikator
suatu sampel positif mengandung cemaran coliform adalah perubahan warna medium lactose
brooth, munculnya gas pada tabung, dan munculnya endapan pada bagian dasar tabung. Ketiga
indikator ini ditemukan pada saat pengujian sampel air sumur galian dan sumur bor yang
diambil dari RT 01 Desa Batu Merah Ambon, sehingga sampel air tersebut dinyatakan positif
tecemar oleh coliform.
Cemaran coliform ini diduga bersumber dari perembesan air septik tank yang jaraknya
tidak terlalu jauh dari sumur atau berasal dari perembesan air sungai Batu Merah yang telah
tercemar dengan indikator air yang sudah keruh dan berbau. Jumlah coliform paling tinggi

Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN

183

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186

diperoleh pada sampel air sumur galian yang berkisar antara 210 sel/ml 1100 sel/ml dan
merupakan jumlah yang sangat besar dan dapat mengindikasikan munculnya beberapa jenis
bakteri pathogen yang berbahaya untuk kesehatan. Jumlah coliform pada sumur bor lebih
rendah daripada sumur galian yaitu 3,6 sel/ml 43 sel/ml. Adanya perbedaan jumlah coliform
antara sumur galian dengan sumur bor disebabkan oleh topografi dari sumur yang berbeda,
dimana sumur galian memiliki kedalaman yang rendah daripada sumur bor sehingga proses
peresapan air septik tank atau air sungai yang tercemar lebih cepat bila dibandingkan dengan
sumur bor yang memiliki kedalaman sampai puluhan meter.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurwanti (2013) yang menyatakan bahwa cemaran
air sumur oleh coliform tidak terlepas dari proses perembesan air sungai atau septik tank masuk
kedalam sumur. Sumur dengan kedalaman yang rendah dan tidak tidak dilapisi oleh beton akan
memudahkan air yang tercemar masuk kedaam sumur dan mencemari sumur, sehingga air
sumur tidak layak untuk digunakan untuk keperluan mandi ataupun minum. Memperkuat
dugaan terkait dengan cemaran coliform yang diperoleh pada sampel air sumur galian dan
sumur bor, maka dilakukan uji penguat dengan melakukan isolasi mikroba pada tabung yang
positif tercemar oleh coliform pada medium selektif dan hasilnya ditemukan adanya bakteri
golongan Salmonellah/Shigella pada semua sampel air yang diuji. Hal ini merupakan salah satu
indikasi bahwa air sumur galian ataupun sumur bor tercemar oleh limbah fecal yang
kemungkinan terbesaranya bersumber dari septik tank atau sungai yang tercemar oleh tinja.
Selain ditemukan bakteri golongan Salmonella/Shigella, juga ditemukan golongan E.
coli pada salah satu sumur galian (G 3), sedangkan untuk bakteri dari golongan Vibrio negatif
untuk semua sampel air sumur yang diuji. Jika melihat nilai total coliform pada sampel air yang
diuji, maka kami merekomendasikan untuk tidak menggunakan air sumur galian karena jumlah
cemaran coliformnya lebih tinggi daripada sumur galian, dan jumlah coliform yang tinggi
merupakan indikator hadirnya mikroba pathogen lainnya yang membahayakan kesehatan.
Sampel air sumur bor masih aman untuk digunakan, meskipun ditemukan juga coliform dan
bakteri golongan Salmonella/Shygella namun nilainya masih dibawah ambang batas toleransi (<
1000 sel/ml) (Anonim, 2013).
Penelitian ini tidak hanya mengungkap data tentang kandungan coliform pada air sumur
galian dan bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon, namun melakukan pengujian fisik dan kimia
untuk mendukung pembahasan terkait dengan keberadaan coliform pada sampel air dan
kelayakan penggunaan air sumur galian dan sumur bor bagi masyarakat RT 01 Desa Batu
Merah Ambon. Hasil pemeriksaan suhu air sumur galian berkisar antara 280C 290C sehingga
dinyatakan aman secara fisik, sedangkan suhu air sumur bor berkisar antara 290C 310C dan
dinyatakan juga aman (suhu air yang aman secara fisik adalah memiliki selisih suhu dengan
suhu lingkungan sebesar 30C). Pengukuran pH pada air sumur dilakukan untuk mengetahui
derajat keasaman dari air, sebab air yang terlalu asam berbahaya bagi lambung dan merusak
gigi, sedangkan air yang terlalu basa juga berbahaya bagi kesehatan pencernaan. Air yang baik
menurut nilai pH nya adalah memiliki interval pH dari 6 8. Olehnya itu air sumur galian dan
bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon jika ditinjau dari nilai pH nya cukup aman untuk
digunakan. DO menunjukkan kadar oksigen yang terlarut di dalam air dan berkenaan dengan
aktivitas hidup organisme air. Nilai DO pada sumur galian lebih besar dibandingkan dengan air
sumur bor, sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas organisme air lebih besar ada sumur galian
dibandingkan dengan sumur bor. Besarnya nilai DO pada sumur galian karena kedalamannya
yang rendah dan tidak tertutup, sehingga oksigen masih dapat larut dalam air, sedangkan sumur
bor sangat dalam dan tertutup sehingga oksigen sangat sulit larut dalam air.
Meskipun secara fisik dan kimia air sumur galian dan sumur bor di RT 01 Desa Batu
Merah Ambon menunjukan kelayakan untuk penggunaan mandi dan mencuci, namun secara
mikrobiologi (berdasarkan nilai MPN coliformnya) air tersebut tidak layak untuk keperluan
mandi dan untuk dikonsumsi karena mikroba/bakteri berbeda dengan benda mati. 1 sel bakteri
dapat membelah dengan cepat hanya dengan hitungan jam, sehingga sampel apapun yang
terkontamiasi oleh bakteri, sebaiknya jangan digunakan dengan alasan untuk kesehatan. Air
yang terkontaminasi oleh bakteri pathogen yang memiliki kemampuan membentuk endospore

184

Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186

akan sangat sulit mematikannya, meskipun dengan pemanasan berulang sebab kebanyakan
bakteri dengan kemampuan tersebut mampu bertahan pada suhu > 1000C.
Air yang mengandung coliform fecal berarti air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja
dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Parameter
biologik atau mikrobiologik lain yang dipakai untuk penentu kualitas adalah hitung koloni
sebelum disinfeksi harus mencapai < 100 ml atau setelah disinfeksi mencapai < 20 ml pada suhu
inkubasi 200C dan 360C.
Disinfeksi pada penyediaan bahan baku air minum sangat penting, karena merupakan
barier terakhir transmisi penyakit water-borne bacterial and virus . Klorin dan hipoklorit yang
sering digunakan untuk keperluan disinfeksi, tetapi dapat juga memakai kloramin, klorin
dioksida, ozon, dan iradiasi ultraviolet. Proses disinfeksi tergantung dari proses-proses
pengolahan sebelumnya. Mikroorganisme yang teragregasi dan terabsorpsi oleh bahan-bahan
partikel sebelumnya sebagian membantu proses disinfeksi. Disinfeksi untuk menghancurkan
pathogen yang ditularkan lewat air dari bakteri coliform fecal ketika turbiditas lebih besar
daripada 5 NTU (nephelometric turbidity units).
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan koliform air sumur
galian dan sumur bor di RT 01 Desa Batu Merah Ambon cukup tinggi dengan nilai coliform
untuk air sumur galian berkisar antara 210 sel/ml 1100 sel/ml, sedangkan sumur bor berkisar
antara 3,6 sel/ml 43 sel/ml. Cemaran coliform ini diduga berasal dari rembesan air septik tank
yang jaraknya cukup dekat dengan sumur sehingga mempengaruhi menurunnya kualitas air
sumur.
Saran/Rekomendasi
1) Diharapkan warga RT 01 Desa Batu Merah Ambon untuk tidak mengkonsumsi air sumur
galian dan bor, tetapi cukup digunakan saja untuk keperluan mencuci atau menyiram
tanaman
2) Diharapkan kepada warga RT 01 Desa Batu Merah Ambon untuk menata ulang letak septik
tank yang terlalu dekat dengan sumur sehingga mempengaruhi menurunnya kualitas air
sumur
3) Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya
mengkonsmsi air yang tercemar oleh limbah tinja karena dapat mempengaruhi kesehatan
4) Bagi pemerintah yaitu BAPEDALDA, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
pengembangan instansi terkait untuk pembangunan sarana penyediaan air dan kebijakan
perlindungan sumber-sumber dan sarana air dengan perbaikan kualitas air dengan
perbaikan lingkungan.
5) Bagi Dosen, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
salah satu acuan dalam mengajarkan matakuliah Mikrobiologi dan pengetahuan
lingkungan, khususnya praktikum yang berkenaan dengan MPN coliform fecal yang
potensial dalam pencemaran air.
6) Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui hubungan tingkat
kesehatan dengan frekuensi penggunaan air sumur galian dan bor sebagai keperluan untuk
mandi, mencuci, dan untuk minum
7) Merumuskan rekomendasi strategi pengendalian pencemaran air kepada Pemerintah dalam
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
DAFTAR PUSTAKA
Alaert, G.dan Santika, S.S., 2008. Metode Penelitian Air, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.
Alimudin Ali, 2001. Penuntun Mikrobiologi, UNM Press, Makasar.
Anonim.2013. Pengujian MPN Coliform Pada Sampel Air. Jurnal PDF Lingkungan Vol 1 NO 1
Dewi Harjani, P., 2003. Faecal Indikator Bacteria, Makalah Universitas Padjadjaran, Bandung.

Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN

185

Prosiding Seminar Nasional Penguatan Pembangunan Berbasis Riset Perguruan Tinggi (SNPP-RPT) 2014
Volume I/2014, ISSN : 9-772407-059004
Universitas Darussalam Ambon, 8 November 2014
N.A. Natsir ; hal 179-186

Diah Agustiningsih. 2012. Kajian Air Sungai Blukar kabupaten Kendal dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit KANISIUS. Yogyakarta
Hach, Clifford. C. R. L. Klein, Jr. C. R. Gibbs. 1997. Introduction to Biochemical Oxygen
demand. Technival Information Series.No. 7. Hach Company. USA123
Juliana Silalahi, 2010. Analisis Kualitas Air dan Hubungannya Dengan Keanekaragaman
Vegetasi Akuatik Di Perairan Balige Danau Toba, Tesis: Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Nurwanti. 2013. Studi Perbandingan MPN Coliform Air Sumur Bor dan Sumur Galian di
Kelurahan Rappocini Makassar. Skripsi. UNHAS, Makassar.
Srikandi Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Unus Suriawiria, 2003. Mikrobiologi Air, Penerbit PT Alumni, Bandung.
Waluyo L, 2009. Mikrobiologi Lingkungan, Cetakan Kedua, Penerbit UMM Press, Malang.
Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit ANDI. Yogyakarta

186

Paper-TKP016- Analisis Kandungan MPN