UJIAN TENGAH SEMESTER UTS PEMBELAJARAN B

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) PEMBELAJARAN
BIOLOGI BERBASIS KOMPUTER DAN INTERNET
Di ajukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester (UTS)
Mata Kuliah

: Pembelajaran Biologi Berbasis Komputer dan Internet

Dosen Pengampu

: Ipin Arifin, M. Pd

ABU HASAN BAIHAQI
1414161002
BIOLOGI A

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH
NURJATI CIREBON
2017

JAWABAN

1.

Tahapan desain bahan ajar multimedia menurut model:
a. Model ADDIE
ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production,
Implementation

or

Delivery

and

Evaluations.

Menurut

langkah-langkah

pengembangan produk, model penelitian dan pengembangan ini lebih rasional dan

lebih lengkap daripada model 4D. Model ini memiliki kesamaan dengan model
pengembangan sistem basisdata yang telah diuraikan sebelumnya. Inti kegiatan pada
setiap tahap pengembangan juga hampir sama. Oleh sebab itu, model ini dapat
digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.
Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry (1996) untuk merancang
sistem pembelajaran. Berikut ini diberikan contoh kegiatan pada setiap tahap
pengembangan model atau metode pembelajaran, yaitu:
1) Analysis
Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan
model/metode pembelajaran baru dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat
pengembangan model/metode pembelajaran baru. Pengembangan metode
pembelajaran baru diawali oleh adanya masalah dalam model/metode
pembelajaran yang sudah diterapkan. Masalah dapat terjadi karena model/metode
pembelajaran yang ada sekarang sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran,
lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik, dsb.
Setelah

analisis


masalah

perlunya

pengembangan

model/metode

pembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-syarat
pengembangan model/metode pembelajaran baru tersebut. Proses analisis
misalnya dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini: (1)
apakah model/metode baru mampu mengatasi masalah pembelajaran yang
dihadapi, (2) apakah model/metode baru mendapat dukungan fasilitas untuk
diterapkan; (3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan model/metode
pembelajaran baru tersebut Dalam analisis ini, jangan sampai terjadi ada
rancangan model/metode yang bagus tetapi tidak dapat diterapkan karena
beberapa keterbatasan misalnya saja tidak ada alat atau guru tidak mampu untuk

melaksanakannya. Analisis metode pembelajaran baru perlu dilakukan untuk
mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut diterapkan.

2) Design
Dalam perancangan model/metode pembelajaran, tahap desain memiliki
kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan
proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang
skenario atau kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran,
merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan
model/metode pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari
proses pengembangan berikutnya.
3) Development
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk.
Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual penerapan model/metode
pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih konseptual
tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Sebagai
contoh, apabila pada tahap design telah dirancang penggunaan model/metode baru
yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat
perangkat pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media
dan materi pelajaran.
4) Implementation
Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah
dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi,

rancangan model/metode yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang
sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang
dikembangkan. Setelah penerapan metode kemudian dilakukan evaluasi awal
untuk memberi umpan balik pada penerapan model/metode berikutnya
5) Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan)
sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara
keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata
pelajaran atautujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan
untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna model/metode. Revisi

dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi
oleh model/metode baru tersebut.
Tabel 6.1 Rangkuman Aktivitas Model ADDIE
Tahap
Aktivitas

Pengembangan
Analysis


Pra perencanaan: pemikiran tentang produk
(model, metode, media, bahan ajar) baru
yang akan dikembangkan
Mengidentifikasi produk yang sesuai dengan
sasaran

Design

peserta

didik,

tujuan

belajar,

Merancang
konsep isi/materi
produk barupembelajaran,

di atas kertas
mengidentifikasi
Merancang

perangkat

pengembangan

produk baru. Rancangan ditulis untuk
Develop

masing-masing perangkat produk
Mengembangkan
(materi/bahan dan alat) yang diperlukan
dalam pengembangan
Berbasis pada hasil rancangan produk, pada
tahap

ini


mulai

dibuat

produknya

Implementation Memulai
menggunakan
produk
baru dalam
(materi/bahan,
alat) yang
sesuai
dengan
pembelajaran atau lingkungan yang nyata
Melihat
Evaluation

kembali


tujuan-tujuan

pengembangan
produk,
interaksi
antar
Melihat
kembali
dampak
pembelajaran
dengan
cara yang kritis
Mengukur

ketercapaian

tujuan

pengembangan produk
Mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh

Sasaran
Mencari informasi apa saja yang dapat
membuat peserta didik mencapai hasil dengan
baik.

b.

Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi
untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi
kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan
yaitu: Perencanaan pembelajaran model ASSURE dikemukakan oleh Sharon E.
Maldino, Deborah L. Lowther dan James D. Russell dalam bukunya edisi 9 yang
berjudul Instructional Technology & Media for Learning. Perencanaan
pembelajaran model ASSURE meliputi 6 tahapan sebagai berikut:
1) Analyze Learners
Tahap pertama adalah menganalisis pembelajar. Pembelajaran biasanya kita
berlakukan kepada sekelompok siswa atau mahasiswa yang mempunyai
karakteristik tertentu. Ada 3 karakteristik yang sebaiknya diperhatikan pada diri
pembelajar, yakni:

a) Karakteristik Umum
Yang termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis, kebudayaan, dan faktor sosial
ekonomi. Karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun kita
dalam memilih metode, strategi dan media untuk pembelajaran. Sebagai
contoh:


Jika pembelajar memiliki kemampuan membaca di bawah standar,
akan lebih efektif jika media yang digunakan adalah bukan dalam
format tercetak (nonprint media).



Jika pembelajar kurang tertarik terhadap materi yang disajikan,
diatasi dengan menggunakan media yang memiliki tingkat stimuli
yang tinggi, seperti: penggunaan animasi, video, permainan simulasi,
dll.



Pembelajar yang baru pertama kali melihat atau mendapat konsep
yang disampaikan, lebih baik digunakan cara atau pengalaman
langsung (realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau
visual saja sudah dianggap cukup.



Jika pembelajar heterogen, lebih aman bila menggunakan media
yang dapat mengakomodir semua karakteristik pembelajar seperti
menggunakan video, atau slide power point.

Spesifikasi Kemampuan Awal
Berkenaan dengan pengetahuan dan kemampuan yang sudah dimiliki
pembelajar sebelumnya. Informasi ini dapat kita peroleh dengan
memberikan entry test/entry behavior kepada pembelajar sebelum kita
melaksanakan pembelajaran. Hasil darientry test ini dapat dijadikan acuan
tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan
kepada pembelajar.
Gaya Belajar
Gaya belajar timbul dari kenyamanan yang kita rasakan secara
psikologis dan emosional saat berinteraksi dengan lingkungan belajar,
karena itu gaya belajar siswa/mahasiswa ada yang cenderung dengan
audio, visual, atau kinestetik. Berkenaan gaya belajar ini, kita sebaiknya
menyesuaikan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan.
2) State Standards and Objectives
Tahap kedua adalah merumuskan standar dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Standar diambil dari Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam
merumuskan tujuan pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Gunakan format ABCD
A adalah audiens, siswa atau mahasiswa yang menjadi peserta didik kita.
Instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan
pembelajar bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar, B (behavior) –
kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki
pembelajar setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur), C
(conditions) – kondisi pada saat performa pembelajar sedang diukur, dan D
adalah degree – yaitu kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat
keberhasilan pembelajar. Mengklasifikasikan Tujuan Tujuan pembelajaran
yang akan kita lakukan cenderung ke domain mana? Apakah kognitif,
afektif, psikomotor, atau interpersonal. Dengan memahami hal itu kita
dapat merumuskan tujuan pembelajaran dengan lebih tepat, dan tentu saja
akan menuntun penggunaan metode, strategi dan media pembelajaran yang
akan digunakan.
b) Perbedaan Individu
a)

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau
memahami sebuah materi yang diberikan/dipelajari. Individu yang tidak
memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti

memiliki waktu ketuntasan belajar (mastery learning) yang berbeda.
Kondisi ini dapat menuntun kita merumuskan tujuan pembelajaran dan
pelaksanaannya dengan lebih tepat.
3) Select Strategies, Technology, Media, And Materials
Tahap ketiga dalam merencanakan pembelajaran yang efektif adalah memilih
strategi, teknologi, media dan materi pembelajaran yang sesuai. Strategi
pembelajaran harus dipilih apakah yang berpusat pada siswa atau berpusat pada
guru sekaligus menentukan metode yang akan digunakan. Yang perlu digaris
bawahi dalam point ini adalah bahwa tidak ada satu metode yang paling baik dari
metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat menyenangkan/menjawab
kebutuhan pembelajar secara seimbang dan menyeluruh, sehingga harus
dipertimbangkan mensinergikan beberapa metode. Memilih teknologi dan media
yang akan digunakan tidak harus diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang
jelas sebelum memilih teknologi dan media kita harus mempertimbangkan
terlebih dahulu kelebihan dan kekurangannya. Jangan sampai media yang kita
gunakan
menjadi
bumerang
atau
mempersulit
kita
dalam
pentransferanpengetahuan kepada pembelajar. Ketika kita telah memilih strategi,
teknologi dan media yang akan digunakan, selanjutnya menentukan materi
pembelajaran yang akan digunakan. Langkah ini melibatkan tiga pilihan: (1)
memilih materi yang sudah tersedia dan siap pakai, (2) mengubah/ modifikasi
materi yang ada, atau (3) merancang materi dengan desain baru. Bagaimanapun
caranya kita mengembangkan materi, yang terpenting materi tersebut sesuai
dengan tujuan dan karakteristik si pembelajar.
4) Utilize Technology, Media and Materials
Tahap keempat adalah menggunakan teknologi, media dan material. Pada tahap
ini melibatkan perencanaan peran kita sebagai guru/dosen dalam menggunakan
teknologi, media dan materi. Untuk melakukan tahap ini ikuti proses “5P”, yaitu:
 Pratinjau (previw), mengecek teknologi, media dan bahan yang akan
digunakan untuk pembelajaran sesuai dengan tujuannya dan masih layak
pakai atau tidak.


Menyiapkan (prepare) teknologi, media dan materi yang mendukung
pembelajaran kita.



Mempersiapkan

(prepare)

lingkungan

belajar

sehingga

mendukung

penggunaan teknologi, media dan materi dalam proses pembelajaran.


Mempersiapkan (prepare) pembelajar sehingga mereka siap belajar dan tentu
saja akan diperoleh hasil belajar yang maksimal.



Menyediakan (provide) pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau
pembelajar), sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar dengan
maksimal.

5) Require Learner Participation
Tahap kelima adalah mengaktifkan partisipasi pembelajar. Belajar tidak cukup
hanya mengetahui, tetapi harus bisa merasakan dan melaksanakan serta

mengevaluasi hal- hal yang dipelajari sebagai hasil belajar. Dalam mengaktifkan
pembelajar di dalam proses pembelajaran yang menggunakan teknologi, media dan
materi alangkah baiknya kalau ada sentuhan psikologisnya, karena akan sangat
menentukan proses dan keberhasilan belajar.
6) Evaluate and Revise
Tahap keenam adalah mengevaluasi dan merevisi perencanaan pembelajaran serta
pelaksanaannya. Evaluasi dan revisi dilakukan untuk melihat seberapa jauh
teknologi, media dan materi yang kita pilih/gunakan dapat mencapai tujuan yang
telah kita tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi akan diperoleh kesimpulan:
apakah teknologi, media dan materi yang kita pilih sudah baik, atau harus
diperbaiki lagi.

RPP Animalia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : MAN 3 Cirebon
Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas / Semester

: X/ 1

Materi Pmbelajaran : Animalia
Alokasi Waktu
I.

: 2 pertemuan (2 x 45 menit)

STANDAR KOMPETENSI
3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
II. KOMPETENSI DASAR

3.1 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan
III. INDIKATOR




Mengidentifikasi karakteristik berbagai filum anggota kingdom animalia.
Menyajikan data (gambar, foto, deskripsi) berbagai ivertebrata yang hidup di
lingkungan sekitarnya berdasarkan pengamatan.
Membuat data berbagai spesies hewan invertebrata dari berbagai filum yang
bermanfaat bagi kehidupan.

IV. TUJUAN



Siswa dapat mengidentifikasi kerekteristik berbagai filum anggota kingdom animalia.
Siswa dapat membuat data berbagai spesies hewan invertebrate yang bermanfaat bagi kehidupan

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran

: Ekspositori

Metode pembelajaran

: Diskusi danPresentasi

VI. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
VII.

MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran : PPT Animalia, LKS

VIII. ALAT
Proyektor, Laptop, Spidol, Papan Tulis (White Board).
IX. PROSES BELAJAR MENGAJAR
A. Pendahuluan (kurang lebih 10 menit)
Kegiatan
1. Guru menyampaikan salam
2. Guru mengabsen
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4.

Memberikan apersepsi dengan meminta siswa melakukan gerakan-gerakan ringan
yang diinstruksi oleh guru lalu siswa melakukan pengamatan langsung dari
gerakan yang telah mereka lakukan dilanjutkan memutar video mengenai sistem
gerak, bertujuan siswa mampu mengingat kembali materi sistem gerak yang telah
diperoleh sebelumnya, sehingga memudahkan pencapaian indikator pembelajaran
kali ini. Kemudian memberikan motivasi dan tujuan mempelajari materi sistem gerak
kepada siswa.

5.

Mengkomunikasikan garis-garis besar indikator yang harus dicapai siswa pada
pertemuan ini.

6. Guru memberikan pretest.
B. Inti (kurang lebih 70 menit)
Kegiatan
Eksplorasi
1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap siswa terdiri dari ±4-5 anggota.
2. Guru memberikan LKS sebagai bahan diskusi kelompok, tiap kelompok
mendapatkan penugasan yang berbeda.
Elaborasi
3. Guru memerintahkan siswa untuk duduk dalam kelompoknya.
4. Guru memberikan masalah dalam bentuk pertanyaan.
5. Guru memerintahkan siswa dalam kelompok untuk memecahkan masalah tersebut.
6. Guru memerintahkan salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
mereka.

Konfirmasi
7. Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan pendapat atau
komentarnya.
8. Guru menjelaskan hal-hal yang belum jelas

C. Penutup (kurang lebih 10 menit)
Kegiatan
1. Guru dan siswa menarik kesimpulan pertemuan hari ini.
2. Guru memberikan post test.
3. Guru menugaskan siswa untuk membaca buku siswa mengenai rangka
terkait sistem gerak untuk mempersiapkan diri pada pertemuan selanjutnya
dan menutup pertemuan hari ini.
X. SUMBER BELAJAR
Buku Siswa Sistem gerak,
 Suwarno.2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: BSE
 Pratiwi, DA. 2007. Biologi SMA Jilid 2 Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga
 Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Solo: PT. Tiga serangkai
Pustaka

Mandiri

Dll
XI. PENILAIAN
LP1: Lembar Penilaian kognitif
LP2: Lembar Penilaian Afektif

Nilai :LP1*(60/100)+LP2*(40/100)

XII. Penilaian Hasil Belajar (Evaluasi ) (terlampir)
a. Laporan Hasil Diskusi (LKS)
b. Tes kognitif (pretest dan posttest)

Cirebon, 11 Desmber 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah

Guru Biologi

Rusman Hifni, S.Pd

Abu Hasan Baihaqi