MANAJEMEN PROYEK

MANAJEMEN PROYEK

MANAJEMEN PROYEK

PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN
(CONSTRUCTION ENGINEER OF ROAD)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DEPARTEMEN
PEKERJAAN
UMUMKONSTRUKSI1
PUSAT
PEMBINAAN
KOMPETENSI
DAN PELATIHAN
4/18/18
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

Pelatihan & Sertifikasi
Pelaksanaan Pekerjaan Jalan


Jl. Gubernur Budiono 9 Semarang Telp.
8506364

024-8506365 Fax 024E-mail : jateng@lpjk.org

Bab 1 : PENDAHULUAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL :
 peserta mampu memahami prinsip2 MP (jalan &
jembatan) serta mampu menerapkan sebagai Construction
Engineer
 KHUSUS  pada akhir pelatihan peserta :
• MP mekanisme pelaks pekj jalan & jembatan
• cakupan pekj berkaitan dgn penyiapan sumber daya
• filosofi kerja bhw pelaks pekj harus mengindahkan aspek legal
(dokumen kontrak)
• Kewajiban menerapkan prosedur pengend mutu produk proy 
tepat waktu, mutu & biaya
 UMUM

4/18/18


3

Bab 2 : PRINSIP

UMUM MANAJEMEN

 Penyelenggaraan

proyek tergantung pada
2 faktor utama yaitu sumber daya dan
fungsi-fungsi manajemen.

 Fungsi-fungsi

manajemen dimaksudkan
sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat
mengarahkan atau mengendalikan
sekelompok orang yang tergabung dalam
suatu kerja sama untuk mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan.

4/18/18

4

MANAJEMEN
 Pelaksanaan

sesuatu dengan menggunakan
orang ‘getting things done through people’ 
tujuan/goal
 Mekanisme manajemen  siapa terlibat,
kualifikasi, tanggung jawab & proses utamanya
 Para pihak : kontraktor/penyedia jasa
(pelaksana), konsultan supervisi (pengawas),
pimpro/pimbagpro/PPK (pengguna
jasa/pemberi pekj)
4/18/18


5

PRINSIP UMUM
MANUSIA

SUMBER DAYA

UANG
PERALATAN
MATERIAL

MP

FUNGSI MANAJEMEN
4/18/18

6

SUMBER DAYA
a. Manusia







4/18/18

Diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat
langsung dengan proyek maupun yang tidak terlibat
langsung dengan proyek.
Yang terlibat langsung dengan proyek adalah
tenaga kerja yang berada di kelompok pemberi
pekerjaan (pengguna jasa), di kelompok kontraktor
(penyedia jasa) dan di kelompok konsultan
(penyedia jasa).
Tenaga kerja dikelompokkan sebagai “tenaga ahli”
dan “tenaga terampil”.
7


 Kegiatan

yang dilakukan oleh sumber
daya manusia dalam penyelenggaraan
proyek:
 Perlu

ditunjang dengan uang, material dan
peralatan,
 Harus ditata melalui fungsi-fungsi manajemen
dalam keterbatasan waktu yang disediakan
agar tidak terjadi pemborosan.
 Sumber

Daya: manusia, uang, material,
peralatan.
 Fungsi-fungsi manajemen: planning,
organizing, actuating, controlling (POAC)
4/18/18


8

Tenaga Kerja berdasarkan Kelompok

4/18/18

9

b. Uang




uang merupakan salah satu sumber daya yang
diperlukan untuk rekruitmen manusia (tenaga kerja),
penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga
terampil, tenaga non skill), penggunaan peralatan
(alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium),
pembelian bahan dan material, pengolahan bahan
dan material, dan lain sebagainya, baik yang

berada pada kelompok pengguna jasa maupun
penyedia jasa.
pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan
proyek (civil works) adalah untuk:




4/18/18

pembiayaan pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor
pembiayaan pengawasan konstruksi oleh konsultan
Pengendalian konstruksi oleh pengguna jasa
dalam suatu kurun waktu yang telah disepakati.

10

 Penyediaan

alat-alat berat:


 harus

sesuai dengan kebutuhan ditinjau dari jenis,
jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia.
 Cara penggunaannya harus mengikuti prosedur
pengoperasian, sesuai dengan fungsi masing-masing
peralatan
 Penyediaan

peralatan laboratorium:

 merupakan

komponen dari sumber daya yang
difungsikan dalam rangka pengendalian mutu.
 Jenis, jumlah dan waktu diperlukannya peralatanperalatan laboratorium tersebut tergantung pada
ruang lingkup kegiatan pengawasan atas pekerjaan
konstruksi yang akan dilaksanakan.
4/18/18


11

Alat
Berat

4/18/18

12

Jenis
Pengujian
dan Alat
yang
digunakan

4/18/18

13


d. Bahan






4/18/18

Pengertian bahan: adalah bahan baku yang
kemudian diolah menjadi bahan olahan dan setelah
diproses bahan olahan tersebut digunakan menjadi
item pekerjaan sebagaimana dituangkan di dalam
dokumen kontrak.
Bahan baku (tanah, batu, pasir dll.) dan bahan
olahan (agregat, besi beton, pofil baja, semen,
aspal dll.) adalah merupakan sumber daya yang
harus diperhitungkan secara cermat di dalam
manajemen proyek karena pengaruhnya di dalam
perhitungan biaya proyek sangat besar.
Mencari lokasi bahan baku yang tidak terlalu jauh
dari lokasi proyek, yang memenuhi syarat untuk
diolah menjadi bahan olahan, akan menjadi faktor
penting di dalam manajemen penyelenggaraan
proyek.
14

Fungsi-fungsi Manajemen
 Untuk

melaksanakan manajemen, setiap
orang yang berada pada posisi pimpinan
di level manapun, harus melakukan
fungsi-fungsi manajemen.

 Ada

fungsi organik yang mutlak harus
dilaksanakan dan ada fungsi penunjang
yang bersifat sebagai pelengkap.

4/18/18

15

 Jika

fungsi organik tersebut tidak
dilakukan dengan baik maka terbuka
kemungkinan pencapaian sasaran
menjadi gagal.

 George

R. Terry telah merumuskan fungsifungsi tersebut sebagai POAC:
 Planning
 Organizing
 Actuating
 Controlling

4/18/18

16

a. Planning






4/18/18

Planning adalah suatu proses yang secara
sistematis mempersiapkan kegiatan-kegiatan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu.
Yang dimaksud dengan “kegiatan” di sini adalah
kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan
konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab
pelaksana (kontraktor) maupun pengawas
(konsultan)
Baik kontraktor maupun konsultan, harus
mempunyai konsep “planning” yang tepat untuk
mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
17

 Hal-hal

yang perlu diketahui dalam proses
planning:
 Permasalahan

yang mungkin merupakan keterkaitan
antara tujuan dengan sumber daya yang tersedia.
 Cara untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan
memperhatikan sumber daya yang tersedia.
 Penerjemahan rencana kedalam program-program
kegiatan yang kongkrit.
 Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan
guna mencapai tujuan dan sasaran, dimulai dari
proses pengadaan, pelaksanaan dan pengawasan
konstruksi sampai kepada tahap Final Hand Over.
4/18/18

18

b. Organizing




Organizing adalah pengaturan atas sesuatu
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang dipimpin oleh pimpinan
kelompok dalam suatu wadah yang disebut
organisasi.
Dalam proses manajemen, organisasi
mempunyai arti sebagai berikut :




4/18/18

Sebagai alat untuk menjamin terpeliharanya
koordinasi dengan baik
Sebagai alat untuk membantu pimpinan dalam
menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
Sebagai alat untuk mempersatukan sumbangansumbangan pemikiran dari satuan-satuan
orgnisasi yang lebih kecil yang berada di dalam
koordinasinya.
19

 Dalam

fungsi organizing, koordinasi merupakan
mekanisme hubungan struktural maupun
fungsional yang secara konsisten harus
dijalankan.
 Jenis koordinasi:
Koordinasi vertikal (yang menggambarkan fungsi
komando),
 koordinasi horizontal (yang menggambarkan interaksi
satu level),
 koordinasi diagonal (yang menggambarkan interaksi
berbeda level tapi di luar fungsi komando);


 yang

apabila dapat diintegrasikan dengan baik akan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam
menjalankan fungsi organizing.

4/18/18

20







Di dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi,
koordinasi antara General Superintendant dengan
Material Superintendant atau dengan Construction
Engineer atau dengan Equipment Superintendant
merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.
Di dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi,
koordinasi antara Material Superintendant dengan
Construction Engineer atau dengan Equipment
Superintendant merupakan koordinasi horizontal dan
bersifat satu level.
Di dalam struktur penyelenggaraan proyek secara
keseluruhan:




4/18/18

koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer
merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level,
koordinasi antara Pinbagpro Fisik (PPK) dengan General
Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan
koordinasi vertikal.
koordinasi antara Pinbagpro Fisik (PPK) dengan Chief
21
Supervision Engineer merupakan koordinasi diagonal.

c. Actuating




Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen
dalam menggerakkan orang-orang yang tergabung
dalam organisasi agar melakukan kegiatan-kegiatan
yang telah ditetapkan di dalam planning.
Di dalam “actuating” diperlukan kemampuan
pimpinan kelompok untuk:






4/18/18

menggerakkan anggota-anggota kelompoknya,
mengarahkan anggota-anggota kelompoknya serta
memberikan motivasi kepada anggota-anggota
kelompoknya
untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi
dalam menyukseskan manajemen mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
22



Mensukseskan “actuating” menurut George R.
Terry:
1. Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia
merasa keberadaannya di dalam kelompok atau
organisasi menjadi penting.
2. Instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh seorang
pimpinan haruslah dibuat dengan
mempertimbangkan adanya perbedaan-perbedaan
individual yang ada pada pegawai-pegawainya
3. Perlu menerbitkan pedoman kerja yang jelas tapi
singkat
4. Agar dilakukan praktek partisipasi dalam
manajemen untuk menjalin kebersamaan di dalam
penyelenggaraan manajemen

4/18/18

23

5.

Agar diupayakan untuk memahami hak-hak
pegawai termasuk hak di urusan kesejahteraan,
sehingga dengan demikian ada sense of belonging
dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja
yang diikutinya.
6. Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik
7. Pimpinan perlu mencegah untuk memberikan
argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan
yang diambilnya
8. Janganlah berbuat sesuatu yang menimbulkan
sentimen dari orang lain.
9. Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan
cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai
tekanan oleh pegawainya.
10. Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan
kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara-cara
yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.
4/18/18

24

d. Controlling







4/18/18

Controlling  sebagai setiap kegiatan yang
dipersiapkan untuk dapat menjamin bahwa
pekerjaan-pekerjaan telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan
oleh konsultan melalui kontrak supervisi.
di dalam pekerjaan pelaksanaan konstruksi yang
dilakukan oleh kontraktor, General Superintendant
juga berkewajiban melakukan controlling (secara
berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
staf di bawahnya.
Hal yang semacam juga akan berlaku di dalam
kegiatan internal konsultan supervisi.
25

 Lingkup

Controlling

 Produk

pekerjaan, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif
 Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan
(manusia, uang , peralatan, bahan)
 Prosedur dan cara kerja
 Kebijaksanaan-kebijaksanaan teknis yang diambil
selama proses pencapaian sasaran.
 Controlling

harus bersifat obyektif dan harus
dapat menemukan fakta-fakta tentang
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
berbagai faktor yang mempengaruhinya.

 Rujukan

untuk menilainya adalah
memperbandingkan apa yang terjadi di
lapangan dengan rencana yang telah
ditentukan, apakah terjadi penyimpangan atau
tidak.

4/18/18

26

Bab 3 : STRUKTUR PENYELENGGARAAN
PROYEK





4/18/18

Employer : pemilik proyek/pemberi kerja menunjuk
Engineer (Konsultan) sebagai wakil di lapangan dalam
ruang lingkup penugasan tertentu
Engineer (Konsultan Supervisi)  mewakil i Employer
yang dibantu oleh Advisory Team/Engineer`s
Representative/Field Supervision Team , Site Engineer,
Quantity/Quality Engineer, Inspector, Quantity Surveyor,
Laboratory Technicians & Draftman
Kontraktor  diwakili General Superintendant yang
dibantu oleh staf-2 dibawahnya (Site Administration,
Quantity Surveyor, Construction Enginer, Equipment
Engineer, Technicians, Surveyor, Foreman, Mechanics,
Labours, Operators)
27

HUBUNGAN ANTARA EMPLOYER - ENGINEER/ ENGINEER’S
REPRESENTATIVE - KONTRAKTOR
2. HUBUNGAN SEGITIGA VERSI 1

HUBUNGAN GARIS LURUS

Employer

PjPembKom (PPK)/
Engineer
Wakil Employer
Tim
Supervisi

Kontraktor

Engineer’s Representative

Engineer

3. HUBUNGAN SEGITIGA VERSI 2
Employer
Aspek Non Teknis

Kontraktor
4/18/18

Engineer =
PPK

Kontraktor
Aspek Teknis

28

A. Bagan Organisasi
Penyelenggaraan
Proyek



Pemeliharaan Jalan/
Jembatan (Har)
 Pembangunan Jalan/
Jembatan
(Bang/Ting)
 Perencanaan dan
Pengawasan Jalan
dan Jembatan (P2JJ)

STRUKTUR ORGANISASI
EMPLOYER / ENGINEER
BISA BERUBAH TGT PADA
KEBIJAKAN DEPARTEMEN

4/18/18

29

B. Struktur
Organisasi
Pelaksanaan
Konstruksi
Kontraktor sebagai
pelaksana konstruksi
tunduk pada UUJK
No. 18/1999 :
Memiliki : sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi
perusahaan jasa konstr.
Personelnya memiliki
sertifikat keterampilan
dan sertifikat keahlian.
Pelaksana Jalan
Pelaksana Jbt.
(Kualifikasi : Tingkat I,
Tingkat II dan III)
4/18/18

30

C. Struktur Organisasi
Pengawasan Konstruksi
(Engineer’s
Representative)

Konsultan sebagai
pengawas konstruksi
tunduk pada UUJK
No. 18/1999 :
Memiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi
perusahaan jasa konstr.
Personelnya memiliki
sertifikat keterampilan
dan sertifikat keahlian.
Pengawas Jalan
Pengawas Jembatan
(Kualifikasi : Tingkat I,
Tingkat II dan
4/18/18
Tingkat III)

31

D. Struktur Organisasi Pengawasan
Konstruksi (Field Supervision Team)
Contoh, tergantung lingkup kegiatan
Ahli Pengawas Jalan
Ahli Pengawas Jembatan

S it e
E n g in e e r

C h ie f I n s p e c t o r /
Q u a n t it y
E n g in e e r
In s p e c to r
(A )

4/18/18

In s p e c to r
(B )

Pengawas Jalan
Pengawas Jembatan

Q u a n t it y
S u rv e y o r

D r a ftm a n

B r id g e
E n g in e e r

Q u a lit y
E n g in e e r

In s p e c to r
(C )

L a b o ra to ry
T e c h n ic ia n

32

Bab 4 : DOKUMEN

YANG MENGIKAT
PENYELENGGARAAN PROYEK

 Dokumen

Ikatan Kontrak antara Pinbagpro/PPK
(Fisik) dengan Kontraktor
 Dokumen Ikatan Kontrak antara Pinbagpro
Pengawasan di tingkat provinsi dengan
Konsultan (Field Supervision Team)
 Ikatan Kontrak keduanya harus ‘selaras’
sehingga kegiatan/prestasi kerja Kontraktor
dapat diawasi/dihitung oleh Konsultan (Field
Supervision Team)
4/18/18

33

Pengawasan
 pengawasan yang berasal dar
dalam (Employer dan Teamnya, Konsultan
Supervisi dan Teamnya)
 Eksternal  Inspektorat Jenderal, Itwilkab/
Itwilkot, BPK, BPKP (dana
APBN/APBD/Loan)
 Untuk mengawasi adanya penyimpangan
antara dokumen kontrak >< pelaksanaan
 Internal

4/18/18

34

Kontrak Pelaksanaan Konstruksi


Sebagai acuan yang mengikat para pihak :















4/18/18

Surat Perjanjian Kontrak;
Lampiran Surat Perjanjian Kontrak :
Dokumen Kontrak
Jaminan Pelaksanaan
Jaminan Uang Muka
Jaminan Pemeliharaan
Pelelangan :
BA Penjelasan Pelelangan
BA Pembukaan Penawaran
BA Evaluasi Penawaran
SPPBJ & Penetapan Pemenang
Pemilihan Langsung :
BA Evaluasi Pemilihan Langsung
SPPBJ
35

DOKUMEN LELANG
L.C.B
- Pengumuman/Undangan Lelang
- Instruksi Umum kpd Peserta Lelang
- Instruksi Khusus
- Syarat-2 Umum Kontrak
- Syarat-2 Khusus Kontrak
- Daftar Kuantitas dan Harga
- Spesifikasi dan Gambar-2
- Bentuk-2 Jaminan Penawaran /
Pelaksanaan / Uang Muka

4/18/18

I.C.B
-Instruction to Bidder
- Bidding Data
- Invitation to B id
- Part I : General Conditions od Contract
- Part II : Conditions of Particular
Applications
-- Technical Specifikactions
- Form of Bid, Appendix to Bid and Bid
Security
- Bill of Quantities
- Form of Agreement Forms of Performance
Security, Advance Payment Bank
Guarantee
- Drawings
- Explanatory Notes
- Dispute Resolution Procedure
- Eligibility for The Provision of Good,
Works and Service in FA Financed
Procurement
36

Dokumen kontrak untuk pekerjaan konstruksi jalan dan
jembatan dengan dengan sistem Pelelangan Nasional
(National/Local Competitive Bidding/LCB) :



1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Surat Perjanjian termasuk Adendum Kontrak (bila ada);
Surat Penunjukan Pemenang Lelang;
Surat Penawaran;
Adendum Dokumen Lelang;
Data Kontrak;
Syarat-syarat Kontrak;
Spesifikasi;
Gambar-gambar;
Daftar Kuantitas dan harga yang telah diisi harga
penawarannya;
10. Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak pembentuk
bagian dari kontrak;
4/18/18

37

Kontrak dengan sistem Pelelangan
Internasional (International Competitive
Bidding/ICB) :



1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4/18/18

the Contract Agreement;
the Letter of Acceptance;
the Bid and the Appendix to Bid;
the Conditions of Contract, Part II;
the Conditions of Contract, Part I;
the Specifications;
the Drawings;
the Priced Bill of Quantities; and
other Documents, as listed in the Appendix to Bid
38

KONTRAK PENGAWASAN KONSTRUKSI


Kontrak antara Pinpro Pengawasan dengan
Konsultan Supervisi
CORE TEAM/PROVINCIAL TEAMS  surat perjanjian kontrak
core team/provincial team, lampiran :

terms of reference /KAK

BA pelelangan/pemilihan langsung

SK pemenang pelelangan pengawasan konstruksi

SK pemilihan langsung pengawasaan konstruksi

FIELD SUPERVISION TEAM  surat perjanjian kontrak field
supervision team;, lampiran :
 Terms of reference/KAK
 BA Pelelangan atau Pemilihan Langsung
 SK Pemenang Pelelangan Pengawasan Konstruksi
 SK Pemilihan Langsung Pengawasan Konstruksi
4/18/18
39

Bab 5 : KEWAJIBAN


Pada Construction Period







4/18/18

PENYEDIA JASA

Penyiapan Rencana Kerja dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang
disiapkan untuk pelaksanaan: Man-MoneyMaterial dalam batasan waktu yang ditetapkan
Menyusun time schedule dangan bar chart,
critical path method, program linier, arrow
diagram atau time grid diagram
Menyiapkan cash flow schedule – S curve
Meminta kesepakatan kepada pemberi pekerjaan
tentang kriteria penilaian yang dipakai untuk
menilai kewajaran, keterlambatan atau kekritisan
pelaksanaan untuk mendapatkan performance
bulanan dari kontraktor
40

Pembuatan base camp dan kantor proyek
Mobilisasi personil dan alat-2 berat
Menyediakan bahan dan material konstruksi
Melaksanakan pekerjaan civil works sesuai
dengan urutan jadwal pekerjaan dengan prinsip
tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya
 Menyiapkan administrasi dan bukti-2 penunjang
untuk pengajuan Monthly Certificate (MC)
mencakup pengajuan advance payment,
pembayaran prestasi pekerjaan, cicilan
pembayaran kembali advance payment,
retention money, pembayaran eskalasi, dll
 Mengikuti Show Caused Meeting (SCM) apabila
diminta oleh pemberi pekerjaan dan
melaksanakan keputusan-2 yang ditetapkan
dalam SCM
 Menyiapkan berkas pengajuan PHO kepada
pemberi pekerjaan
41





4/18/18

 Kegiatan selama warranty period
1.
2.
3.

4/18/18

Memelihara seluruh hasil pekerjaan
konstruksi yang telah di-PHO-kan
Menyiapkan berkas pengajuan FHO kepada
pemberi pekerjaan
Menyelesaikan tagihan terakhir pembayaran
pekerjaan dan penyelesaian administrasi
untuk pengakhiran kontrak

42

Kewajiban Pengawas Konstruksi


4/18/18

Kewajiban Field Supervision Team
1. Membantu Pengguna Jasa. melakukan
pengendalian atas pelaksanaan civil works yang
dilakukan oleh kontraktor, agar tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu. Rujukan : dokumen
kontrak
2. Mendorong kontraktor untuk memenuhi
kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang
tercantum di dalam dokumen kontrak

43

3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
4/18/18

Menyikapi Contract Change Order/adenda
Melakukan review design
Melakukan pengecekan, pengukuran dan
perhitungan volume setiap item pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor  volume pekerjaan yang
akan dibayar oleh pemberi pekerjaan
Melakukan pemantauan terus menerus
pelaksanaan pekerjaan di lapangan
Memeriksa dan menanda tangani Monthly
Certificate yang diajukan oleh kontraktor
Menyiapkan as built drawing
Menyiapkan Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan
dan Laporan Akhir Proyek
Menyiapkan data-2 pelaksanaan konstruksi sesuai
permintaan Core Team/Provincial Team
Membantu Pinbagpro Fisik dalam PHO
44

Kewajiban Provincial Team
 Mengkordinasikan

kegiatan-2 yang dilakukan
Field Supervision Team (FST)
 Melakukan Evaluasi atas kualitas pekerjaan
kontraktor yang dilaporkan FST
 Melakukan evaluasi atas claim kontraktor
 Melakukan evaluasi atas keterlambatan
pekerjaan kontraktor & memberikan solusi
 Memberikan advis kepada FST ttg prosedur
pemantauan kegiatan kontraktor
4/18/18

45

Kewajiban Core Team
 Melakukan

koordinasi thd seluruh
kegiatan konsultan (prov team & FST)
 Melakukan review ‘major change’
design/spesifikasi
 Melakukan transfer of knowledge
 Menjaga keserasian komunikasi dgn
instansi & berbagai pihak
4/18/18

46

KEGIATAN MANAJEMEN
DALAM UPAYA MENCAPAI TEPAT
MUTU, TEPAT BIAYA DAN TEPAT
WAKTU
Bab 6.

4/18/18

47

 Pengendalian

pelaksanaan konstruksi
dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengkondisikan keberhasilan pelaksanaan
konstruksi
keberhasilan pelaksanaan konstruksi 
apabila mutu produk akhir yang dicapai sesuai
dengan:

 Ukuran

 persyaratan

teknis dalam dokumen kontrak;
 dilaksanakan sesuai koridor waktu yang telah
disepakati di dalam surat perjanjian kontrak;
 menyerap biaya secara bertahap sesuai dengan
jadwal maupun besarnya pembiayaan yang telah
disepakati sejak commencement of works (COW)
hingga FHO.
4/18/18

48

6.1. SPMK

(COW)

 SPMK

diterbitkan Pemberi Kerja
selambat2nya 60 hari tmt tanda tangan
kontrak
 Didahului serah terima lapangan
 Tanggal SPMK merupakan tanggal awal
masa pelaksanaan konstruksi
(construction period)  s/d PHO
 Contract Period  s/d FHO
4/18/18

49

6.2. CONSTRUCTION

SCHEDULE

 Memantau

kemajuan pekerjaan
 Menjadi rujukan pembayaran eskalasi/deeskalasi harga
 Mendukung pengalokasian anggaran biaya
 Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya
akibat perubahan pekerjaan
 Mendukung permintaan perpanjangan waktu
 APA yg dikerjakan? KAPAN hrs dikerjakan?
BAGAIMANA cara mengerjakan? SIAPA yg mengerjakan?
BERAPA biaya?
4/18/18

50

JENIS JADWAL
 Critical

Path Method (Metode Lintasan

Kritis)
 Bar Charta – basic and linked (diagram
balok – asli dan terkait)
 Financial Progres Schedule – S curve
(jadwal kemajuan keuangan – kurva S)

4/18/18

51

LANGKAH-LANGKAH
 Penelaahan








4/18/18

awal dokumen kontrak
Penelitian lapangan & tingkat kesulitan
Kajian Daftar Kuantitas & Harga
Kajian Gambar Rencana
Spesifikasi
Syarat-2 kontrak
Analisa pekerjaan yang diperlukan
Urutan pekerjaan
Biaya proyek
52

TINDAK LANJUT
 Waktu

yang diperlukan setiap kegiatan
 Waktu yang diperlukan seluruh kegiatan
 Urutan setiap kegiatan
 Metode kerja yang diperlukan
 Sumber daya yang diperlukan
 Resiko
 Biaya sebenarnya utk menyelesaikan setiap
kegiatan
 Nilai pekerjaan yang diselesaikan
4/18/18

53

Kegiatan Penyiapan Program dan
Jadwal Kerja


Penyiapan Program Kerja dan Jadual Kerja
adalah suatu proses dimana kontraktor
harus menguraikan schedule kerja menjadi
bagian-bagian, antara lain dari Network
Planning menjadi:







4/18/18

Man Power Schedule
Equipment Schedule
Material Schedule
Cost Flow atau pengalokasian dana

Tujuan: mempermudah pengelolaan
pekerjaan konstruksi dengan suatu sistem
yang teratur dan dapat memberikan
informasi secara jelas dan tepat.

54

Hal-hal yang perlu diperhatikan










4/18/18

Lintasan Kritis (CPM).
Memberikan prioritas utama pada pekerjaan di
lintasan kritis.
Dibutuhkan seorang ahli pengendalian konstruksi
secara menyeluruh dan menguasai berbagai
software terkait dengan aspek-aspek ”controlling”
pekerjaan konstruksi.
Pembaharuan data / Up date dan Program setiap
minggu.
Menguasai penggunaan Network Planning (NWP).
Mendokumentasikan file secara tertib dan teratur.
55



Prosedur :



Membuat urutan kerja sesuai dengan tata cara
Network Planning
Menguraikan bar-chart yang didapat dari Network
Planning menjadi:








4/18/18

Kebutuhan sumber daya manusia
Kebutuhan sumberdaya material
Kebutuhan sumberdaya peralatan
Kebutuhan sumber daya keuangan / dana

Mendistribusikan kebutuhan tersebut diatas untuk
setiap minggu
Setiap penyimpangan dicatat untuk dijadikan bahan
masukan pembaharuan data (up date) minggu
selanjutnya.
56

6.3. Pre






4/18/18

Construction Meeting (PCM)

Pre Construction Meeting adalah Rapat / pertemuan
awal yang diadakan atas prakarsa/ undangan dari
Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor dan Sub Kontraktor (kalau
ada).
Tujuan : untuk menyamakan pengertian/bahasa
yang sama mengenai Dokumen Kontrak
(Spesifikasi) yang dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Pembahasan pada Pre Construction Meeting
meliputi hal-hal jadwal pelaksanaan, mobilisasi,
rencana kerja dan metoda kerja, tata cara
pengukuran volume pekerjaan (opname).
57

 Rencana pelaksanaan kontrak disepakati pengguna jasa, penyedia jasa,
perencana dan pengawas.
 Rapat persiapan pelaksanaan kontrak (PCM) dalam 7 hari sejak SPMK
 Materi yang dibahas dan disepakati antara lain
Organisasi kerja
Tata cara pengaturan pekerjaan
Jadual pelaksanaan pekerjaan
Jadual pengadaan bahan, mobilisasi alat dan personil
Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan
Sosialisasi kepada masyarakat dan Pemda tentang rencana kerja
Penyusunan program mutu
Menyepakati aturan hubungan kerja antara para pihak
 Alamat para pihak
 Yang berhak tanda tangan surat menyurat
 Jam kerja/hari kerja Employer/Engineer
 Lama waktu bagi Engineer untuk memberi keputusan terhadap
usul kontraktor
 Jadwal serah terima lapangan
 Dan lain-lain yang diperlukan
Hasilnya dituangkan dalam BA
4/18/18

58

6.4. PROJECT

QUALITY PLANS

 Informasi

proyek
 Organisasi proyek  konsultan & kontraktor
 Jadwal Pelaksanaan
 Prosedur pelaksanaan tiap jenis kegiatan
 Instruksi kerja  urutan kegiatan pelaksanaan;
prosedur kerja utk mengawali kegiatan;
pemantauan proses kegiatan; perawatan/pemel
produk pekerjaan; jaminan bhw output suatu
proses akan sesuai dgn spesifikasi
 Alat kontrol konsultan/kontraktor dlm melakukan
pengendalian proyek
4/18/18

62

6.5. MOBILISASI




4/18/18

Proses kegiatan Mobilisasi dalam suatu
pekerjaan konstruksi terbagi 2 bagian yaitu
mobilisasi pelayanan pengendalian mutu ( 45
hari ) dan mobilisasi keseluruhan (Personel,
Equipment, Material-60 hari)
Mobilisasi Awal adalah mobilisasi personel inti
untuk mempersiapkan Review Design,
Pengukuran Awal, program detail yang akan
dilaksanakan pada masa Konstruksi, dan
mempersiapkan peralatan
63

Kegiatan Mobilisasi Personel, Peralatan dan
Material




4/18/18

Pada periode mobilisasi ini semua pekerjaan yang
berhubungan dengan cakupan pekerjaan mobilisasi
telah selesai semuanya ( 60 hari ), yaitu mobilisasi
Personel Kontraktor, Personel Konsultan, Alat-alat
berat dan Peralatan laboratorium
Tujuan : untuk mendukung terlaksananya
pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara
menyeluruh, yaitu pelaksanaan fisik maupun
administrasi, sesuai syarat-syarat kontrak dan
spesifikasi.
64



Prosedur, merupakan kelanjutan dari
mobilisasi awal yaitu:





4/18/18

Kontraktor dan Konsultan Pengawas
melengkapi personel secara bertahap
sesuai kebutuhan lapangan
Kontraktor melengkapi keperluan
pengendalian mutu, misalnya Base Camp,
Quarry, Hasil Testing awal dan hasil
pengukuran dan lain-lain
Job mix sudah disetujui
65

Kegiatan Penentuan Lokasi Quarry dan
Test Awal





4/18/18

Quarry adalah bahan baku di lapangan
yang dipergunakan untuk pembangunan
suatu pekerjaan konstruksi jalan/jembatan.
Bahan baku tersebut dapat berupa batu,
batu kali atau batu gunung, tanah, air.
Test Awal, adalah suatu kegiatan pengujian
awal bahan mentah hasil alam sebelum
dipergunakan sebagai material untuk
pembangunan suatu pekerjaan konstruksi.
66



Tujuan penentuan lokasi quarry dan test
awal






4/18/18

Mendapatkan bahan baku untuk pekerjaan
konstruksi yang lokasinya masih relatif dekat
dengan lokasi pekerjaan konstruksi
Supaya material yang akan dipergunakan
nanti dapat dipertanggung jawabkan,
mengenai : kekerasan, keawetan,
kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-syarat
dan spesifikasi yang berlaku.
Volume atau jumlah material memenuhi
kebutuhan.
67



Hal-hal yang harus diperhatikan


Quarry







Test awal





4/18/18

Bahan baku cukup banyak.
Jauh dari pemukiman, untuk menghindari polusi udara dan
suara.
Jarak angkut dekat dengan Base Camp.
Ada jalan atau jalan sementara yang cukup baik.

Pengetesan atau pengujian awal yang dilakukan pada
lokasi Quarry, antara lain :
Batuan atau Aggregat ; pengetesan atau kekuatan/
keausan dengan mesin Los Angeles (AASHTO T-96-740),
(ASTM. C131-550).
Tanah, pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah
sehingga diketahui sifat-sifat tanah dimaksud.
Air, yaitu air yang bersih dari kotoran organik/kandungan
68
lumpur dan sebagainya.



Prosedur:



Kontraktor mengajukan Construction Plan secara
keseluruhan kegiatan kepada Pemberi Tugas
Pemberi Tugas menetapkan alternatif terbaik untuk
memilih lokasi quarry, dengan mempertimbangkan:









4/18/18

Hasil pengetesan awal.
Volume bahan (cukup banyak).
Lokasi quarry (jauh dari pemukiman).
Jarak angkut dari base camp (dekat)
Sarana jalan (tersedia).

Kontraktor, berdasarkan Rekomendasi pemberi
tugas mengajukan surat permohonan untuk
mendapat konsesi penggalian atau pengambilan
atas lahan/lokasi quarry yang sudah dipilih pada
pengusaha setempat (Camat, Lurah atau
penduduk).
Setelah keluar izin, kontraktor mulai dengan
pengambilan material

69

Kegiatan Penyiapan Base Camp dan Fasilitas
Base Camp






Base Camp, adalah suatu lokasi tertentu di
lapangan yang merupakan tempat semua kegiatan
penunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Fasilitas Base Camp, adalah semua fasilitas yang
menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik dan
administrasi sesuai dengan syarat-syarat kontrak
dan spesifikasi yang berlaku.
Tujuan penyiapan base camp dan fasilitasnya
adalah:




4/18/18

Untuk memudahkan koordinasi antara semua instansi
terkait di lapangan.
Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
Sebagai tempat tinggal, kantor, laboratorium lapangan dan
lain-lain.

70



Prosedur:




Kontraktor menyampaikan construction
plan, berupa lay out rencana Base Camp,
rencana penentuan Quarry dan lokasi
pekerjaan konstruksi itu sendiri.
Pemberi tugas memilih alternatif yang
terbaik untuk Base Camp tersebut:






4/18/18

Dekat dengan quarry dan lokasi pekerjaan.
Jauh dari pemukiman penduduk
Dan lain-lain.

Kontraktor melaksanakan pembuatan Base
Camp sesuai rekomendasi pemberi tugas.
71

6.6. REVIEW DESIGN






Review Design adalah perobahan yang dilakukan
karena desain awal sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi lapangan pada saat akan dikerjakan.
Penyebab: desain pekerjaan konstruksi dibuat lebih
awal, sehingga kondisi jalan berbeda pada waktu
penyerahan dilapangan
Hal-hal yang harus diperhatikan:





4/18/18

Review Design tidak mengurangi maksud dan tujuan
pelaksanaan konstruksi.
Review Design diajukan dan disetujui semasa kontrak
berlangsung.
Peta lokasi dan perubahan gambar desain awal dan baru.
Pencatatan dan perekaman data-data Review Design
sesuai system file.
72

6.7. ADVANCE

PAYMENT

 Uang

muka yang dapat dibayarkan kpd
kontraktor : 30% x nilai kontrak (kecil /
< 2,5 M) dan 20% x nilai kontrak (non kecil
/ > 2,5 M)
 Menyerahkan jaminan uang muka,
rencana peruntukannya
 Pembayaran kembali uang muka secara
bertahap dan harus lunas pada fisik 100%
4/18/18

73

6.8. BUKU

HARIAN DAN LAPORAN

 Buku Harian  jenis & kuantitas bahan; tenaga kerja; jumlah,
jenis & kondisi peralatan; taksiran kuantitas yg dilaksanakan; jenis &
ukuran pekerjaan; cuaca; catatan
 Laporan

Mingguan  rekapitulasi laporan harian selama

satu minggu (jenis & kemajuan fisik kumulatif

 Laporan

Bulanan 

analog laporan mingguan selama 1
bulan (jenis & kemajuan fisik selama 1 bulan)

 Laporan Triwulanan  dibuat oleh konsultan pengawas
atas pelaksanaan proyek (evaluasi aspek teknis maupun
administrasi


4/18/18

Laporan Akhir 
74

LAPORAN AKHIR : resume rangkaian pelaks









Kronologi pelaks proy  peta lokasi, data proyek, review
design, change order, monitoring bulanan, rekaman
curva-S, struktur org kontraktor/konsultan, monitoring
penggunaan peralatan & monitoring quality
Program Masa Pemeliharaan  jenis kegiatan, bahan,
peralatan, personil
Pekerjaan yang belum tertangani  jembatan < 20 m’,
galian tanah, tembok penahan (lokasi rawan
longsor/banjir/ kecelakaan, dsb)
Dokumen PHO
Dokumen FHO
2 cara penyiapan laporan akhir (sendiri2 atau bersama2
kontraktor & konsultan)

4/18/18

75

6.9.




4/18/18

SHOW CAUSED MEETING

Show Cause Meeting (SCM) adalah pertemuan
antara kontraktor selaku penyedia jasa dengan
Pemberi Tugas selaku pengguna jasa dan
konsultan (selaku penyedia jasa yang membantu
Pemberi Tugas di dalam melakukan pengawasan
teknis atas pekerjaan kontraktor), dimana kontraktor
diminta membuktikan prospek kemampuannya
untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai
dengan dokumen kontrak, dilihat dari segi
manajemen, peralatan dan keuangan.
Show Cause Meeting sering disebut dengan Rapat
Pembuktian.
76

KRITERIA PENILAIAN
KETERLAMBATAN PROYEK
PERIODE

RENC
FISIK
(%)

KRITERIA
WAJAR

TERLAM
BAT

KETERANGAN
KRITIS

I

0 - 70

0 - 10

10 - 25

> 25

II

> 70 - 100

0 - 10

> 10 - 15

> 15 %

PROY

PROV

PUSAT
ESL I

4/18/18

Jika s/d SCM tingkat
pusat Kontraktor gagal,
diusulkan 3 parties
agreement atau
pemutusan kontrak

77



Batasan Kontrak Kritis menurut Kepmen Kimpraswil
257/KPTS/M/2004 (direvisi Permen PU 07/2011)

4/18/18

Tingkatan SCM:
Tingkat Direksi Pekerjaan
Tingkat Atasan Langsung
Tingkat Atasan

78

 Ruang

Lingkup tugas Tim SCM

Menetapkan items, jadual dan volume yang harus
dikerjakan oleh kontraktor dalam Uji Coba
Kemampuan, guna menilai layak atau tidaknya
kontraktor melanjutkan pekerjaan.
 Mengevaluasi hasil test case yang dilakukan oleh
kontraktor untuk dinilai kemungkinan
/kesanggupannya apakah kontraktor tersebut masih
dapat diberi kesempatan guna mengatasi
keterlambatan dan atau permasalahan pelaksanaan
kontrak.


 Tujuan

SCM

melakukan pengendalian pekerjaan konstruksi
sehubungan dengan keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.
 Yang ditugasi untuk melakukan pengendalian
konstruksi adalah Tim SCM.


4/18/18

79



Hal-hal yang perlu diperhatikan:






4/18/18

Selama Uji Coba Kemampuan (Test Case) Pejabat
Pembuat Komitmen melakukan pemantauan
terhadap kegiatan kontraktor.
Apabila hasil uji coba kemampuan menunjukkan
tendensi yang tidak sesuai kesepakatan, maka
Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan surat
peringatan dengan tembusan dikirimkan kepada
Direksi Pekerjaan.
Pada akhir Uji Coba Kemampuan dilakukan
evaluasi terhadap semua pencapaian selama Uji
Coba Kemampuan, dan bila diperlukan dapat
dilakukan Uji Coba Kemampuan lagi.
80



Prosedur SCM:










4/18/18



Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan pengawas
meneliti permasalahan yang menyebabkan pekerjaan
konstruksi terlambat;
Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan pengawas
membahas dengan kontraktor upaya-upaya dan membuat
kesepakatan untuk mengejar keterlambatan, kemudian
kontraktor harus membuat pernyataan kesanggupan untuk
memenuhi kesepakatan-kesepakatan tersebut.
Tim SCM membuat Target Uji Coba Kemampuan (Test Case)
dalam waktu 1 (satu) bulan, dengan menyebutkan uraian
pekerjaan yang harus dikerjakan dan prosentase prestasi
kerja yang harus dicapai oleh kontraktor.
Kontraktor membuat jadual pelaksanaan Target Uji Coba
Kemampuan (Test Case) dan Program Schedule secara detail
dan lengkap dengan data-data pendukungnya.
Hasil dari SCM harus dituangkan dalam suatu Berita Acara
dan dikirimkan ke berbagai pihak-pihak terkait sebagai
laporan.
Penetapan hasil SCM oleh Pejabat terkait.
81

6.10. PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
 Monthly

Certificate (Sertifikat Bulanan)  setiap

tgl 25 Kontraktor membuat MC, diperiksa Konsultan dan
disetujui Pemberi Kerja; mencakup % prestasi
pekerjaan, Gross MC, dikurangi : Retention Money,
Repayment of Advance, MC bulan lalu
 Termijn

 mencapai progres tertentu sesuai kontrak

Kontraktor dapat mengajukan dengan lampiran rincian
volume pekerjaan yang telah diselesaikan, diperiksa
Konsultan dan disetuji Pemberi Kerja

4/18/18

83

Penyiapan Monthly Certificate (MC)




Monthly Certificate (M.C) adalah sertifikat
pembayaran bulanan yang diajukan oleh
Kontraktor dan dicek secara rinci oleh
Konsultan Pengawas kemudian diserahkan
kepada Pemberi Tugas untuk disetujui dan
dibayar.
Tujuan penyiapan MC adalah :




4/18/18

Kontraktor dapat dibayar sesuai kemajuan
pekerjaan yang telah diverifikasi.
Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan
fisik atau cash flow setiap bulannya.
Merupakan tambahan modal bagi kontraktor
untuk melanjutkan pekerjaan.
84



Prosedur :


Kontraktor




Konsultan Pengawas




4/18/18

Setiap akhir bulan (tgl. 25) Kontraktor
menyampaikan MC dan back up data kepada
konsultan pengawas.
Setelah 7(tujuh) hari diterima, Konsultan
Pengawas menyimpulkan hasil pemeriksaan
Monthly Certificate.
Jika Monthly Certificate kurang betul/ lengkap
Konsultan Pengawas mengadakan perubahan,
memberitahukan Kontraktor secara tertulis dan
detail alasan atau mengembalikan untuk
perbaikan dan untuk dikembalikan lagi.

85









4/18/18

Hasil pemeriksaan yang telah disetujui,
diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk
persetujuan.
Konsultan mengevaluasi/memeriksa
kuantitas dan data pendukung secara
keseluruhan.
Dan bersama staf Pemberi Tugas mencek
kelengkapan administrasi untuk persetujuan
Monthly Certificate.
Pemberi Tugas menerbitkan / mengajukan
Surat Perintah Membayar (SPM).
Bendaharawan memproses Administrasi
Keuangan dan pembayaran

86

6.11. PEKERJAAN

TAMBAH KURANG

 Kenaikan/penurunan

volume pekerjaan
yang sudah ditetapkan harga satuannya
dlm kontrak
 Variation of work atau change order yang
belum ada kesepakat harga dlm kontrak
 Menambah/mengurangi volume pekerjaan
; menghapus/mengubah
spesifikasi/dimensi/ukuran
 Dituangkan dalam Adendum
4/18/18

87

Kegiatan Penyiapan Contract Change Order





Contract Change Order (CCO) adalah Perubahan
Volume/ Quantity untuk setiap item pekerjaan yang
memerlukan penyesuaian selama kontrak
berlangsung atau perubahan atas Dokumen
Kontrak.
CCO menyatakan perubahan bunyi Kontrak tanpa
merubah nilai kontrak secara keseluruhan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:




4/18/18



Perubahan Volume atau perubahan item pekerjaan tidak
merubah nilai Kontrak.
Perubahan item pekerjaan tidak mengurangi tujuan/
maksud dari pekerjaan konstruksi tersebut.
Pengajuan permohonan CCO masih dalam Schedule
Pelaksanaan.
Dengan terbitnya Berita Acara CCO maka Kontrak Awal
atau Contract Change Order lama tidak berlaku lagi.

88



Prosedur:




Pemberi Tugas dapat memprakarsai CCO dengan
jalan mengirim surat tertulis kepada Kontraktor yang
berisi : uraian detil, perubahan yang diusulkan dan
lokasi pekerjaan di lapangan; gambar yang telah
direvisi dan spesifikasi mengenai perubahan;
perkiraan waktu untuk penyelesaian pekerjaan
Permintaan Kontraktor untuk mengadakan
permintaan perubahan kepada Pemberi Tugas,
dengan mengirim surat Permohonan Perubahan
yang berisi :





4/18/18



Uraian usulan perubahan.
Keterangan alasan perubahan.
Pengaruh terhadap jadwal pelaksanaan, kalau ada.
Rekomendasi Konsultan Pengawas
Pemberi Tugas membuat Berita Acara CCO

89

6.12. PERPANJANGAN WAKTU

PELAKSANAAN
 Alasan

: pek. tambah, perubahan design,
bencana alam, keterlambatan pekerjaan yang
disebabkan pemberi kerja (pembebasan tanah,
pengiriman material bangunan atas jembatan,
dll), diluar kewenangan Kontraktor, force majeur
(huru hara, perang)
 Cuaca/hujan tidak bisa digunakan ‘alasan’
 Prosedur  permohonan, evaluasi, persetujuan,
adendum
 Revisi jadwal pelaksanaan  tata cara revisi
4/18/18

90

6.13. DENDA KETERLAMBATAN

(liquidated damage)

1. Besaran denda disebutkan dalam Data Kontrak
- Besar denda : 1 per seribu x Nilai Kontrak pertiap hari keterlambatan.
- Maksimum denda :
Ada dua alternatif
a. 1/4 x construction period x 0.03 % x Nilai Kontrak , atau
b. 5 % dari Nilai Kontrak
2. Apabila dilakukan Taking Over per Section ( Partial Hand Over ) maka denda
dihitung berdasarkan nilai sisa pekerjaan, akan tetapi denda maksimum
tetap berdasarkan Nilai Kontrak
3. Denda bukan penalty ( liquidated damages not as a penalty )
artinya :
- Denda  Sanksi yang dikaitkan dengan keterlambatan penyelesaian pekerjaan
yang dihitung berdasarkan jumlah hari keterlambatan
- Penalty  Sanksi tambahan yang dikaitkan dengan kerugian ekonomi akibat
keterlambatan tersebut.
4/18/18

91

6.14. ESKALASI

4/18/18

/ DE-ESKALASI

92

4/18/18

93

Eskalasi – De Eskalasi


Eskalasi – De Eskalasi adalah penyesuaian
fluktuasi harga untuk pay-item / komponen
pekerjaan mayor dalam suatu proyek pada
schedule pelaksanaan yang masih berlangsung.



Hal-hal yang perlu diperhatikan :





4/18/18

Ketentuan-ketentuan (misalnya Keputusan Menteri terkait)
yang berhubungan dengan eskalasi
Eskalasi disetujui sebelum berakhirnya schedule waktu
pelaksanaan sesuai kontrak.
Eskalasi, hanya pada pay-item / komponen proyek dan
pembayaran dalam mata uang rupiah.
Pada kondisi fluktuasi harga tertentu, dapat terjadi deeskalasi.
94



Prosedur Eskalasi :


Kontraktor mengajukan klaim untuk penyesuaian
fluktuasi harga kepada Konsultan Pengawas



Sebelum tanggal akhir bulan dan
Dokumen pendukung :






Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor
mengajukan claim eskalasi, Konsultan Pengawas
harus memberi jawaban merekomendasikan atau
menolak, klaim tersebut, yaitu :




4/18/18

Zero Indeks dan Indeks pada actual progres yang sudah
disetujui Pemberi Tugas.
Sertifikat dibuat setelah indikator terbit.
Kontraktor menyiapkan dan menghimpun data-data yang
berhubungan dengan eskalasi.

Jika klaim kurang benar, memberitahukan secara tertulis
dengan detail dan alasan-alasan atau dikembalikan pada
Kontraktor untuk perbaikan

Pemberi Tugas menyetujui klaim untuk penyesuaian
fluktuasi harga setelah direkomendasikan oleh
Konsultan Pengawas.
95

6.15. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
KONTRAK
 Penghentian

kontrak (determination)
 Pemutusan kontrak (termination)
 Three Parties Agreement (kesepakatan 3 pihak)
 Penundaan pekerjaan (suspension)
 Arbitrase
 Re-scheduling
 Force Majeur
 Claim
4/18/18

96

Penghentian Kontrak (Determination)
 Pengakhiran

kontrak lebih awal karena
terjadi hal-hal diluar kemampuan ke dua
belah pihak
 Perang, pemberontakan atau perang
saudara, keributan, kekacauan, huru-hara
yang menimpa proyek dan bencana alam

4/18/18

97

Pemutusan Kontrak (Termination)
 Pengakhiran

kontrak lebih awal karena
kelalaian/kegagalan Kontraktor

 Sanksi






:

Jaminan pelaksanaan dicairkan
Tidak dikenakan denda, kontrak diputus sblm
construction period
Setelah constr period (blm mencapai waktu denda
maksimum)  denda hanya sampai waktu pemutusan
kontrak
Dikenakan sanksi ‘DAFTAR HITAM’

4/18/18

98

Kesepakatan pihak ketiga (Three Parties
Agreement






Dengan melibatkan pihak lain sebagai penerus proyek
Kontraktor pertama ‘tetap’ bertanggung jawab atas
seluruh pekerjaan
Kontraktor ‘pengganti’ meneruskan sisa pekerjaan yang
belum terselesaikan
Permasalahan  perbedaan harga satuan & menjadi
tanggungan Kontraktor pertama
Pelaksanaan pembayaran ‘langsung’ diberikan kepada
Kontraktor pengganti

4/18/18

99

Penundaan Pekerjaan (Suspension)







Berdasarkan pertimbangan ‘khusus’ berwenang
memerintahkan menunda pelaksanaan proyek
Eng’s Representative membantu memberikan pedoman
dan perintah kepada Kontraktor dalam menjaga
pekerjaan selama masa penundaan
Biaya2 selama penundaan menjadi tanggung jawab
Engineer, kecuali: dinyatakan lain dalam kontrak,
penundaan ‘terpaksa’ karena cuaca buruk yang dapat
mengakibatkan keselamatan/kualitas pekerjaan,
kesalahan kontraktor
Pengembalian biaya selama penundaan, kontraktor
memberitahukan tertulis kpd Engineer maks 28 hari dan
Eng’s Representative memberikan rekomendasi

4/18/18

100

Arbitrase









Jika terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat yang
tidak bisa diselesaikan oleh Engineer (mewakili
Employer) dengan Kontraktor
Arbitrase dilakukan di Pengadilan Negeri (domisili)
Bahasa Indonesia/Inggris
Bila 2 Arbitrator (penengah) gagal maka seorang wasit
yang ditunjuk dr Badan Arbitrase Indonesia atau
Pengadilan Negeri
Keputusan Arbitrator mengikat ke dua belah pihak
Selama proses arbitrase, kontraktor tetap melanjutkan
pekerjaan

4/18/18

101

6.16. PROVISIONAL
1.

HAND OVER (PHO)

Serah terima hasil pekerjaan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu Penyerahan
Pertama (PHO) pada saat Pekerjaan selesai 100 % dan Penyerahan Kedua (End
of Defect Liability Period = FHO) pada saat masa jaminan selesai.

2. Prosedur
a. Kontraktor mengusulkan PHO pada saat progres mencapai min 97 % untuk
pekerjaan jalan (pavement & shoulder sudah selesai 100 % ) atau 100 % untuk
pekerjaan jembatan.
b. Engineer memeriksa usulan Kontraktor dan memberikan pendapatnya kepada
Employer dalam waktu 5 hari sejak tanggal pengusulan. Engineer memberitahu
Employer tanggal pekerjaan selesai 100 % dan pendapat tentang mutu
pekerjaan.
Apabila usul Kontraktor disetujui Engineer mengusulkan pembentukan Panitia
PHO kepada Employer.
4/18/18

102

c. Employer membentuk Panitia PHO.
d. Kunjungan pertama ( First Visit ) Panitia PHO ke lapangan dalam waktu
21 hari setelah pengajuan usulan PHO
e. Panitia PHO menerbitkan Daftar Cacat dan Kekurangan ( List of Defect
and Deficiencies ).
f. Kontraktor memperbaiki dalam jangka waktu grace period 14 hari.
h. Kunjungan Kedua ( Second Visit ) Panitia PHO dalam waktu 21 hari sejak
terbit Daftar Cacat dan Kekurangan.
i. Apabila hasil perbaikan memuaskan, Panitia PHO merekomendasikan
(dengan Berita Acara) kepada Employer untuk menerbitkan BA Serah
Terima Pekerjaan 100% (PHO)
3. Ada dua tanggal yang harus dicantumkan pada BA-PHO, yaitu :
1. Tanggal pekerjaan selesai 100 %
2. Tanggal penerbitan BA Serah Terima Pekerjaan 100%
4/18/18

103

Kegiatan Provisional Hand Over (PHO)






4/18/18

Yang dimaksud dengan PHO adalah serah terima
awal dari seluruh pekerjaan fisik yang dilaksanakan
oleh Kontraktor dengan baik dan benar.
Pada umumnya dipersyaratkan bahwa PHO dapat
diusulkan oleh kontraktor jika pekerjaan major
sudah mencapai prestasi 100%.
Tujuan : Memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang
telah dikerjakan oleh Kontraktor, secara prinsip
telah dapat diterima, namun secara total Kontraktor
masih harus menyelesaikan sisa pekerjaan yang
masih belum terselesaikan dan harus terus
memeliharanya sampai batas FHO dinyatakan
selesai.
104



Hal-hal yang perlu diperhatikan :








4/18/18

Rekomendasi Konsultan Pengawas bahwa
Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan major
item 100 % dan minimal telah menyelesaikan 97 %
dari seluruh nilai kontraknya.
Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai
dengan bunyi kontraknya.
Pembentukan Panitia Penilai PHO yang
anggautanya ditunjuk oleh Pemilik.
Jaminan Bank (Bank Guarantee) dari pihak
Kontraktor.
Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil
testing, surat-menyurat/ administrasi, formulirformulir, data diskette, photo pelaksanaan
pekerjaan, dll.) sudah harus terdokumentasikan
dengan baik.
Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :
Kelengkapan admnistrasi, Kondisi fisik pekerjaan
yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik,
105
Kesesuaian dengan perencanaan.



Prosedur PHO :











4/18/18

Paling sedikit pekerjaan telah mencapai 100 % pekerjaan major
item dan 97 % dari seluruh nilai kontrak dan modifikasinya,
Kontraktor mengajukan tertulis (request PHO) kepada
Konsultan Pengawas untuk PHO.
Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan permohonan
tersebut kepada Pemberi Tugas dalam tempo paling lama 10
hari sejak hari permohonan Kontraktor.
Konsultan membuat rekomendasi kepada Pemberi Tugas
tentang usulan PHO yang diajukan oleh kontraktor.
Pemberi Tugas memproses pembentukan Panitia Penilai PHO
Panitia Penilai PHO membuat daftar kerusakan dan
kekurangan dari pekerjaan dan hasil pengujian yang relevan
harus dilampirkan pada proses verbal PHO.
Untuk perbaikan penyimpangan-penyimpangan dan kerusakankerusakan, Panitia Penilai hanya memberi ijin satu periode
penundaan tidak lebih dari 30 hari sejak terakhir penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan (atau perpanjangannya).
Dibuat Berita Acara PHO jika seluruh persyaratan telah
dipenuhi.
106

6.17. FINAL HAND OVER (FHO)






FHO adalah serah terima akhir dari seluruh
pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor
dengan baik dan benar, setelah Kontraktor
menyelesaikan seluruh perbaikan yang tertera pada
daftar perbaikan yang disusun oleh Panitia Penilai
PHO dan telah melewati masa pemeliharaan sesuai
bunyi kontrak.
Tujuan : untuk memastikan bahwa seluruh
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor telah
selesai dan dapat diterima dengan baik.
Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :




4/18/18

Kelengkapan admnistrasi
Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai
spesifikasi teknik
Kesesuaian dengan perencanaan

108



Prosedur
 Pemberi

Tugas mengundang kembali Panitia Penilai
PHO/ FHO untuk melaksanakan proses FHO.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

5 158 1

STUDI PERENCANAAN PILAR PORTAL DAN PONDASI BORE PILE PADA FLY OVER KEJAPANAN PROYEK RELOKASI TOL PORONG – GEMPOL

7 107 12

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MANAJEMEN BERITA TELEVISI PADA MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC) NEWS CENTER BIRO SURABAYA (Studi Pada Pengelola Berita Lokal di RCTI, TPI, dan Global TV

2 40 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUALITAS DAN MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU PARUH BAYA

2 20 56

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89