Bahan Workshop “Executive Program for Sustainable Partnership (EPSP)” | lppm.ut.ac.id

TUJUAN GLOBAL
IMPLEMENTASI LOKAL

oleh: Erna Witoelar*)
1

Perspektif Global
dan Nasional

2

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan /SDGs

- SDGs adalah kesepakatan global yang tidak mengikat (non
binding global agreement), yang berlaku universal
- Memelihara keterpaduan pilar2 lingkungan hidup, ekonomi
& sosial dari Pembangunan Berkelanjutan, namun berbasis
hak azasi, fokus pada kaum perempuan, lansia, orang
muda dan kelompok termajinalkan
- Dengan tata kelola sebagai perekat, mendorong kemitraan
baru yang inovatif, dukungan data akurat, dan mekanisme

akuntabilitas yang progressif (dari Laporan Sekjen PBB, Sept. 2014)

Sampai di mana SDGs di Indonesia?
- Pemerintah dan berbagai stakeholders di Indonesia telah
menyiapkan diri dari penyusunan sampai pelaksanaan
SDGs sejak 3-4 thn sebelum diluncurkan PBB pada 2015
- Keterlibatan berbagai pelaku ini dilakukan di tingkat global,
dan berlanjut di tingkat nasional sampai lokal; karenanya
proses & produk SDGs di Indonesia juga cukup partisipatif
- Akhirnya suatu Perpres No. 59/2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / SDGs
- Dengan kesiapan ber-beda2 ini, semua pelaku bergerak
dgn tempo & arah ber-beda2 pula  tantangan harmonisasi

Pelaksanaan TPB/SDGs di Indonesia
(dari perspektif pemerintah)
2015
1. Peningkatan
Kesadaran
2. Pertemuan

dengan Para
Pihak

2016
1. Pedoman Teknis RAN
dan RAD SDGs
3. Diseminasi Persiapan
RAN & RAD SDGs

2017

2017-2030

1. Peraturan Presiden
Nomor 59/2017
tentang Pelaksanaan
Pencapaian TPB/SDGs
2. Perumusan Peta Jalan
SDGS
3. RAN dan RAD SDGs


1. Implementasi
2. Monitoring,
Evaluasi dan
Pelaporan

(dari Presentasi Bappenas di FEII, Forum & Expo Inovasi Indonesia,
Kolaborasi Pemerintahan Daerah untuk SDGs, Jkt, 19-21 Juli 2017)

Dasar Hukum: Perpres No. 59/2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian TPB/SDGs
DEWAN
PENGARAH

TIM PELAKSANA

TIM PAKAR

SEKRETARIAT


Tujuan 1 s/d 5 Tujuan 7 s/d 10 Tujuan 6 dan
11 s/d 15
dan 17

Tujuan 16

(dari Presentasi Bappenas di FEII, 19-21 Juli 2017)

REPUB
LIK
INDON
ESIA

Peran Pemangku Kepentingan
1. Penetapan Indikator
2. Kebijakan & Program
3. Persiapan Data dan Informasi
4. Sosialisasi/Diseminas,
Komunikasi & Advokasi
5. Monev & Pelaporan

6. Dukungan Regulasi &
Anggaran

PEMERINTAH
&
PARLEMEN

AKADEMISI
&
PAKAR

1. Peningkatan
Kapasitas
2. Pemantauan dan
Evaluasi
3. Policy Paper/Policy
Brief sebagai dasar
Policy Formulation

Implemen

tasi TPB
FILANTROPI
&
BISNIS
Advokasi Pelaku Usaha

1.
2. Fasilitasi Program
3. Peningkatan Kapasitas
4. Dukungan Pendanaan

OMS
&
MEDIA

1. Diseminasi dan
Advokasi
2. Fasilitasi Program
3. Membangun
pemahaman publik

4. Monitoring

(perspektif berbeda dari Presentasi Bappenas juga di FEII, 19-21 Juli 2017)
7

REPUB
LIK
INDON
ESIA

Dokumen TPB/SDGs Indonesia
1 tahun setelah
Perpres
ditandatangani

• Dokumen
rencana
strategis
pencapaianTPB
/SDGs tahun

2016-2030

Peta Jalan
TPB/SDGs

RAN
TPB/SDGs
• Dokumen
rencana
pencapaian
TPB/SDGs
tingkat
nasional
6 bulan setelah
Perpres
ditandatangani

• Dokumen
rencana
pencapaian

TPB/SDGs
tingkat daerah

RAD
TPB/SDGs
1 tahun setelah
Perpres
ditandatangani

8

(dari Presentasi Bappenas di FEII, 19-21 Juli 2017)
8

SDGs Dalam Agenda Pembangunan RI
TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)

REPUB
LIK

INDON
ESIA

(dari Presentasi Bappenas di FEII, 19-21 Juli 2017)
9

Partisipasi Pelaku: dari Global  Nasional
Karena proses2 pembentukan komitmen global (mis. SDGs, Paris
Agreement, New Urban Agenda, dll), cukup inklusif & melibatkan
banyak orang biasa, kelompok minat (perempuan & orang muda),
lsm & perguruan tinggi, mereka juga membangun kepemilikan kuat
Tumbuh kuatnya komitmen pelaku filantropi dan bisnis untuk
kesepakatan2 global ini juga belum pernah sebesar ini. Berbagai
instrumen selalu diangkat Philanthropy Platform dan Private Sector
Forum yang hadir mendampingi Sidang Umum PBB setiap tahun
Para pelaku dari Indonesia (lsm, perguruan tinggi, filantropi dan
bisnis, beserta beberapa kepala daerah) yang aktif di forum global,
dengan cepat membawa ke dalam negeri pada proses-2 nasional,
daerah & lokal, semua informasi, pengetahuan, instrumen, dll
10


Filantropi dan Bisnis
untuk Pencapaian SDGs
• Forum Komunikasi Filantropi dan Bisnis untuk SDGs,

terbentuk 3 Maret 2016 dengan inisiator pertama
Perhimpunan Filantropi Indonesia, bekerjasama
dengan Indonesia Global Compact Network (IGCN),
Indonesia Business Council for Sustainable
Development (IBCSD) & Komite Tetap SDGs KADIN.
• VISI: Meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan
masyarakat Indonesia melalui pencapaian SDGs di
tahun 2030 dalam kemitraan di kalangan Filantropi
dan Bisnis. (dengan prinsip “No one left behind”).
• Kini Forum ini telah beranggotakan 13 perhimpunan
yang berjejaring di level global, nasional sampai lokal
(dari paparan Filantropi Indonesia di berbagai Seminar ttg SDGs sejak Mei’16)

Filantropi dan Bisnis
untuk Pencapaian SDGs
Anggota Filantropi & Bisnis Indonesia untuk SDGs:














Perhimpunan Filantropi Indonesia (FI)
Indonesia Global Compact Network (IGCN)
Indonesia Business Council for Sust. Development (IBCSD)
Komite Tetap SDGs Kadin (Komtap SDGs)
Partnership for Sustainable Community (CCPHI)
Indonesia Business Links (IBL)
Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro)
Indonesia CSR Society (ICS)
Corporate Forum for Community Development (CFCD)
Scaling Up Nutrition Movement (SUN Movement)
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
Satuan Kerja Khusus Minyak & Gas Bumi (SKK Migas)
Forum CSR Kesejahteraan Sosial

KETERPADUAN & KEMITRAAN:
Mutlak bagi Pencapaian SDGs

 Dengan saling keterkaitan dan pendekatan holistik

antar Tujuan & antar Target2 nya maka tidak ada
satupun negara / daerah / institusi pelaku / sektor yang
bisa menangani pencapaian SDGs sendiri.
 Dibutuhkan kemitraan lintas sektor, lintas wilayah dan
lintas pelaku, baik di tingkat global, nasional maupun
lokal
 Proses partisipatif yang berlangsung ber-tahun2 sejak
penyusunan SDGs juga telah menumbuhkan
kepemilikan & komitmen yang kuat pada banyak pihak,
hingga lebih mudah membangun kemitraan.
13

Perspektif Nasional
Dan Lokal

14

Semua SDGs adalah Tujuan Lokal







Dengan kuatnya komitmen global akan perlunya
kemitraan, makin kuat pula kebutuhan akan kordinasi
dan kerjasama yang baik di semua level.
Apapun yang telah disepakati di tingkat global dan
nasional, implementasinya ada di tingkat lokal.
Dengan keberagaman kapasitas lokal, maka semua
komitmen di tingkat global/nasional perlu mencakup
komitmen untuk mendukung implementasi lokal:
penting: harmonisasi upaya nasional ke daerah2
Komitmen global untuk cara pencapaian SDGs (baik
instrumen, sumberdaya, teknologi, dll) perlu ditransfer
& difasilitasikan untuk menjangkau implementasi lokal.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA






Peran Pemda merupakan
pelaksana dalam
pencapaian SDGs.
SDGs sebagai bagian dari
prioritas nasional dan
komitmen Internasional
harus terintegrasi ke
dalam pembangunan
daerah
Tahapan dan proses
pencapaian SDGs di daerah
merupakan bagian dari
tahapan dan proses
pembangunan daerah itu
sendiri

Pemda menyusun
program dan
kegiatan yang
arahnya pada
pencapaian
tujuan
pembangunan
berkelanjutan

TAHAPAN
PEMBANGUNAN
DAERAH

Mengendalikan
pelaksanan
program dan
kegiatan dengan
melihat
kesesuaian
dengan arah SDGs

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENGENDALIAN

1

2

3

Melaksanakan
rencana yang
disusun dengan
melibatkan
seluruh pihak
terkait

MONEV
4
Evaluasi hasil
capaian program
dan kegiatan dari
sisi kontribusinya
terhadap
pencapaian SDGs

(dari Presentasi Kemdagri di FEII, 19-21 Juli 2017)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA





SDGs harus dituangkan kedalam
program dan kegiatan konkrit
yang dimuat dalam dokumen
perencanaan daerah.
Penyusunan
program
dan
kegiatan sesuai dengan kondisi,
potensi dan permasalahan
daerah, dan memperhatikan
aspek lingkungan hidup.

Peran
Pemda
sebagai
Pelaksana adalah:
1. Mencapai
Tujuan
(program),
Indikator
(Kegiatan) SDGs;
2. Mengoptimalkan
potensi fisik dan non
fisik di wilayahnya;
3. Menginternalisasikan
dan mengintegrasikan
program dan kegiatan
yang mendukung SDGs
pada
Dokumen
Perencanaan
Pembangunan Daerah

DOKUMEN
PERENCANAAN
DAERAH

Saat ini tengah disusun Rancangan
Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang Integrasi SDGs dalam
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)

(dari Presentasi Kemdagri di FEII, 19-21 Juli 2017)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

KOORDINASI

 Perangkat daerah
merupakan unit
pelaksana urusan
pemerintahan yang
didesentralisasikan
 SDGs dapat
dikelompokkan
secara khusus dalam
urusan
pemerintahan, atau
bersifat lintas
urusan.

Koordinasi pencapaian
SDGs dilakukan oleh
Bappeda bersamasama dengan
Sekretariat Daerah

KERJASAMA

Diperlukan kerjasama
antar perangkat
daerah dan antar
daerah untuk
pencapaian SDGs yang
efektif

(dari Presentasi Kemdagri di FEII, 19-21 Juli 2017)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PARTISIPASI

KERJASAMA DAERAH

KERJASAMA
DAERAH

1

DAERAH LAIN

2

PIHAK KETIGA

3

LEMBAGA ATAU
PEMERINTAH DAERAH
DI LUAR NEGERI

Pasal 363 ayat (2)
UU 23 tahun 2014
Kerja sama dapat dilakukan oleh Daerah dengan:
a. Daerah lain;
b. pihak ketiga; dan/atau
c. lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(dari Presentasi Kemdagri di FEII, 19-21 Juli 2017)

Pemda wajib mendorong partisipasi masyarakat
(Pasal 355 UU 23 Tahun2014)

Lingkup Partisipasi
a. penyusunan Perda dan kebijakan Daerah yang
mengatur dan membebani masyarakat;

b. perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi pembangunan
Daerah;
c. pengelolaan aset dan/atau sumber daya alam
Daerah; dan
d. penyelenggaraan pelayanan publik.
Bentuk partisipasi
konsultasi publik; musyawarah; kemitraan;
penyampaian aspirasi; pengawasan; dan/atau
keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

 Pendanaan
pembangunan
daerah tidak hanya
bersumber dari
APBD
 Skema pendanaan
melalui kerjasama
pemerintah dan
sektor swasta, serta
kerjasama
pemerintah dengan
masyarakat perlu
dioptimalkan

Kerjasama dengan
masyarakat dan dunia
usaha diarahkan pada
pencapaian tujuan
pembangunan daerah
yang tertuang dalam
pasal 258 ayat (1) UU 23
tahun 2014.

Saat ini tengah disusun
Peraturan pemerintah
tentang Pemberian
insentif dan/atau
kemudahan kepada
masyarakat dan/atau
investor

(dari Presentasi Kemdagri di FEII, 19-21 Juli 2017)

Perspektif Pengembangan Wilayah
Menuju Pencapaian SDGs di tingkat lokal

 Diprakarsai asosiasi pemda global, secara khusus

pengembangan wilayah ditargetkan di SDG 11. Hal ini
dapat melalui perkuatan perencanaan antara perkotaan
& daerah-daerah sekitarnya.
 Langsung / tidak, hal ini menghasilkan dampak yg bisa
mendukung pencapaian Tujuan2 lain, mis. pengelolaan
SD Air Terpadu (SDG 6), Energi (SDG 7), perubahan
iklim (SDG 13) ekosistem laut & pesisir (SDG 14),
ekosistem daratan (SDG 15) dll
 Terpenting adalah keterpaduan dengan berbagai
Tujuan Pembangunan Sosial yg inklusif (SDG 1-5) serta
SDG 16-17 tentang Tata Kelola & Kemitraan
21

Kemitraan Pemerintah Daerah
dengan Masyarakatnya untuk SDGs
Pada judul SDG11 disebut ‘Kota dan Masyarakatnya’ karena
disadari sepenuhnya bahwa:
 populasi masyarakat perkotaan dunia sudah melebihi 60%
 pimpinan daerah (yg kini umumnya sudah dipilih langsung)
diasumsikan lebih dekat komunikasi dgn masyarakatnya
 Keberadaan lsm, PT, media massa & media sosial lebih
banyak di perkotaan: komunikasi publik lebih lancar &
melampaui wilayahnya sampai ke perdesaannya
Secara khusus, banyak lsm & P.Tinggi yang ikut dari proses
awal penyusunan SDGs  dapat lebih effektif menjembatani
partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan & evaluasi pencapaian SDGs sampai perdesaan
22

Pencapaian SDGs di tingkat Lokal
Banyak Instrumen yang Sudah Tersedia

Kedua publikasi ini sudah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia dan bisa diunduh di website UCLG ASPAC
(United Cities and Local Governments): www.uclg-aspac.org
23

Tahapan penting bagi pencapaian SDGs di daerah:

(dari Presentasi UCLG ASPAC di
FEII, 19-21 Juli 2017)

1. implementation: menginformasikan
tentang inisiatif, yang baru, yang sudah
dilakukan, dan siapa yang terlibat
2. Learning: Menghubungkan
pelaksanaan ke jejaring, terlibat untuk
saling berbagi pengalaman dan
mempercepat porses
pengimplementasian
3. Monitoring and reporting: Bersama
dengan UCLG menjaga SDGs untuk
tetap dekat dengan pemerintah daerah,
mengingat tidak semua indikator
relevan untuk setiap daerah.
4. Advocacy and awareness raising:
dibutuhkan proses pelaksanaan di
tingkat daerah yang melibatkan
masyarakat yang sejalan dengan
keputusan nasional dan global

Segala kegiatan
yang tidak
berdasar pada
kondisi tiap
daerah tidak
akan
berkelanjutan

SDG
11
SDG 8

SDG
11
SDG 9

Fasilitasi Proses Pembelajaran
dan Pertukaran antar
Pemerintah Daerah

(dari Presentasi UCLG ASPAC di FEII, 19-21 Juli 2017)

SDG
11
SDG
16

SDG
16
SDG
10

Prinsip & Platform Partisipasi bagi SDGs
Prinsip Kemitraan

Agar Diterapkan juga di Tingkat Lokal

Trust Building
Equal
Partnership

P

Participation

1. Peningkatan Kapasitas
2. Pemantauan danEvaluasi
3. PolicyResearch

A
Implementasi

TPB/SDGs

Accountable
Mutual
Benefits

1. Penetapan Indikatordalam
Setiap Target/Sasaran
2. Pengembangan Kebijakan,
Regulasi, & Penyelarasan
Program/Kegiatan
3. Penyiapan Data dan
Informasi yang Digunakan
4. Sosialisasi/Diseminas,
Komunikasi & Advokasi
5. Monev & Pelaporan
6. Pendanaan

F

1. Advokasi kepada Pelaku
Usaha
2. FasilitasiProgram/Kegiatan
kepada PelakuUsaha
3. Peningkatan Kapasitas
4. Dukungan Pendanaan

(dari Presentasi Bappenas di FEII,
19-21 Juli 2017)

1. Diseminasi dan Advokasi
kepada Masyarakat
2. Fasilitasi Program/Kegiatan
di Lapangan
3. Membangunpemahaman
publik
4. MonitoringPelaksanaan

O

MELIHAT ke DEPAN


Perubahan tak terelakkan lagi, baik dalam proses
maupun produk tata kelola pemerintahan.
 Pemimpin perlu pula merubah gaya kepemimpinan,
baik di tingkat global, nasional & lokal; pada instansi
sektoral, lsm, filantropi & bisnis, perguruan tinggi, dll
 Bangun kemitraan dalam keterpaduan dengan tata
kelola yang partisipatif, transparan & akuntabel; di
semua tingkat pemerintahan nasional  lokal;
 Bangun data yang akurat, dengan berbagi informasi,
pemahaman & sumberdaya;
 Integrasikan pencapaian SDGs dengan perencanaan
pembangunan nasional dan daerah;
 Bangun program2 terpadu dalam kebersamaan
27

Terima Kasih
*) Pendiri & Dewan Pengarah Perhimpunan Filantropi Indonesia; Pendiri & Anggota
Pembina KEHATI; mantan Duta besar Khusus PBB untuk MDGs di Asia Pasifik, dll
**) disampaikan pada Executive Program for Sustainable Partnership, kerjasama
CCPHI & Univ. Paramadina, Jakarta, 9 Augustus, 2017
28

Lampiran: Presentasi EPSP yang lalu
I.

II.

III.

From MDGs to SDGs, EPSP Feb. 18, 2016
(Evolusi dari MDGs  SDGs; Fokus pada Sejarah
& Kesempatan yg ditumbuhkan oleh SDGs)
Sustainable Partnerships for Global Goals’
Impementations, EPSP August 24, 2016
(Kemitraan Berkelanjutan; Fokus pada perkenalan
pelaku Filantropi & Bisnis)
Global Goals Implementation: Building Partnership
& Synergies, EPSP March 15, 2017
(Membangun sinergi dalam Kemitraan; Fokus pada
berbagai instrumen dari para pelaku)
29