Pengaruh Suhu Hidrolisis pada Pembuatan Dekstrin dari Pati Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara Enzimatis

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia . Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 748.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia . Edisi Keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 1212 dan 1157.
Dinar.F (2010).Tekhnik Pengolahan Kentang menjadi Dodol Kentang u
Menghasilkan Penghasilan Keluarga Di Desa Geringging Kec. Merak
Kabupaten Tanah Gayo. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 16 (59)
: 17.
Erickson, A. (2006). Corn Starch. Edisi Kesebelas. Washigton, D.C: Corn
Refiners Association. Hal 19.
Herawati, H. (2012). Teknologi Proses Produksi Food Ingredient dari Tapioka
Termodifikasi.Jurnal Litbang Pertanian. 31 (2) : 69, 73, 74, 75.
Jati, P.W. (2006).Pengaruh Waktu Hidrolisis dan Konsentrasi HCl Terhadap Nilai
Dextrose Equivalent (DE) dan Karakteristik Mutu Pati Termodifikasi dari
Pati Tapioka dengan Metode Hidrolisis Asam. Skripsi.Bogor: Institut
Pertanian Bogor. Hal. 49dan 56.
Kalsum, N dan Surfiana.(2013). Karakteristik Dekstrin dari Pati Ubi Kayu yang
Diproduksi dengan Metode Pragelatinisasi Parsial.Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan 13(1): 13

Martunis. (2012). Pengaruh Suhu dan Pengeringan terhadap Kuantitas dan
Kualitas Pati Kentang Varietas Granola. Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia .4(3): 26, 27.
McKee, T., dan McKee, J.R. (2004). Biochemistry: The Moleculer Basis of Life,
3th Edition.New York : McGraww-Hill. Hal. 188
Nangin, D., dan Sutrisno, A. (2014). Enzim Amilase Pemecah Pati dari
Mikroba.Jurnal Pangan dan Agroindustri.3(3): 1032.
Niazi, S.K. (2009)a. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations:
Compressed Solid Products 2nd Edition Volume 1. New York : Informa
Healthcare USA, Inc. Hal. 585.
Niazi,

S.K. (2009)b. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations:Semisolid Products 2nd Edition Volume 4. New York :
Informa Healthcare USA, Inc. Hal. 77.

36
Universitas Sumatera Utara

Niken, H.A., dan Adepristian, Y.D. (2013). Isolasi Amilosa dan Amilopektin dari

Pati Kentang. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.2(3): 57.
Ningsih, D.R., Asnani, A.,dan Fantoni, A. (2010). Pembuatan Dekstrin Dari Pati
Ubi Kayu Menggunakan Enzim Amilase Dari Azospirillum sp. JG3 Dan
Karakteristiknya. Molekul5(1): 15-18, 20.
Pentury, M.H., Nursyam, H., Harahap, N.,dan Soemarno.(2013). Karakteristik
Maltodekstrin dari Hipokotil Mangrove (Bruguiera gymnorrhiza)
Menggunakan Beberapa Metode Hidrolisis Enzim.Indenesia Green
Teknologi Journal.2(1): 56.
Perwitasari, D.S., dan Cahyo, A. (2009). Pembuatan Dekstrin Sebagai Bahan
Perekat Dari Hidrolisis Pati Umbi Talas Dengan Katalisator HCl.
Chemical Engineering Seminar Soebardjo Brotohardjono .4: 2.
Poedjiadi, A., dan Supriyanti, T. (2009).Dasar-Dasar Biokimia .Jakarta : UI Press.
Hal.158-163.
Pudiastuti, L., dan Pratiwi, T. (2013). Pembuatan Dekstrin dari Tepung Tapioka
secara Enzimatik dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknologi Kimia
dan Industri.(2):7.
Ridal, S. (2003).Karakterisasi Sifat Fisiko-Kimia Tepung dan Pati Talas
(Colocasia esculenta ) dan Kimpul (Xanthosoma sp.) dan Uji Penerimaan
α-amilase terhadap Patinya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal.
1 - 33.

Robyt, J.F. (1984). Enzymes In The Hydrolysis and Synthesis of Starch . Disunting
oleh Whistler, R.L., Bemiller, J.N., dan Paschall, E.F. London : Academic
Press. Hal. 89 dan 105.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Hal. 220, 221,
223, 685.
Sadikin, M. (2002).Seri Biokimia: Biokimia Enzim. Jakarta: Widya Medika. Hal.
138-139.
Santosa, H.(2010). Hidrolisis Enzimatik Pati Tapioka dengan Kombinasi Pemanas
Mikrowave-Water Bath Pada Pembuatan Dekstrin. Momentum.6(2): 32.
Setiadi dan Nurulhuda, S.F. (2000). Kentang Varietas dan Pembudidayaan.
Penebar Swadaya. Hal. 11, 13, 19, 21.
Setyawan, B. (2015). Budidaya Umbi-umbian Padat Nutrisi.Yogyakarta : Pustaka
Baru Press. Hal.70-71.

37
Universitas Sumatera Utara

Suarni, dan Patong, R. (2007). Potensi Kecambah Kacang Hijau sebagai Sumber
Enzim –Amilase. Indo. J. chem.7(3): 336.

Sun, J., Li, X., Zeng, J., Liu, B., dan Li, G. (2010). Characterization Of Dextrin
Prepared By Common Neutral And Thermostable α-Amilases. Journal of
Food Processing and Preservation.34: 622.
Suraida.(2012). Identifikasi Tumbuhan Penghijauan Sebagai Media Belajar
Biologi.Edu-Bio.3: 60.
StandarNasional Indonesia. (1992). Dekstrin Industri Pangan. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional. Hal. 1-2.
Thippeswamy, S., Girigowda, K., dan Mulimani, V, H (2006).Isolation and
identification of –Amilase producing Bacillus sp.From dhal industri
waste.Juornal of Biochemistry and Biophysics.43: 297.
Triyono, A. (2007). Peningkatan Fungsional Pati dari Ubi Jalar (Ipomea batatas
L.) dengan Enzim –Amilase (Bacillus subtilis) sebagai Bahan Substitusi
Pengolahan Pangan. Jurnal SainsMIPA. Edisi Khusus Tahun 2007.13(1):64,
65.
Winarno, F.G. (2004)Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 33.
Wirahadikusumah, M. 1989. BiokimiaProtein, Enzim, dan Asam Nukleat. ITB
Bandung.Hal. 50.
Zusfahair, dan Ningsih, D.R. (2012). Pembuatan Dekstrin dari Pati Ubi Kayu
Menggunakan Katalis Amilase Hasil Fraksinasi dari Azospirillum sp. JG3.

Molekul.7(1): 18.
USP 30-NF 25. (2007). United States Pharmacopeia and The National
Formulary.Rockville (MD): The United States Pharmacopeial Convention.
Hal. 1109.

38
Universitas Sumatera Utara