Pengaruh Suhu Hidrolisis pada Pembuatan Dekstrin dari Pati Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara Enzimatis
39 LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
(2)
40 Lampiran 2. Gambar pati kentang
(3)
41
Lampiran 3. Hasil uji reaksi warna pati + iodium 0,1 N
(4)
42 Lampiran 4. Dekstrin dari pati kentang
(5)
43
Lampiran 5. Hasil ujireaksi warna dekstrin + lugol
(6)
44 Lampiran 6. Bagan alirpembuatan pati kentang
Dicuci dengan air yang mengalir Dipisahkan bagian kulit
Dibilas dengan air yang bersih
Dipotong melintang dengan ukuran sedang ± 1 cm Dibagi beberapa bagian dan dimasukkan ke dalam blender dan tambahkan air suling secukupnya hingga menutupi permukaan kentang (5L/1Kg) Diblender
Disaring sambil diperas
Ditambahkan sisa air suling sambil diperas
Disaring dan diperas lagi hingga filtrat jernih
Digabungkan filtrat I dan II
Didiamkanselama ± 24 jam hingga pati mengendap
Diganti bagian atas yang keruh dengan 2,5 L air suling, dibiarkan selama ± 24 jam
Diulangi perlakuan hingga bagian atas bening lalu cairan bening dibuang
Dikeringkan endapan pati yang diperoleh pada suhu ruangan (25-27oC)
Diperoleh pati kering dan dihaluskan dengan blender
Diayak dengan ayakan mesh 80 Filtrat I Ampas
Filtrat II Ampas
Pati kentang 401,6064 g Umbi Kentang 6 kg
(7)
45 Lampiran 7. Bagan alir pembuatan dekstrin
Ditambahkan 250 ml air suling (suspensi 20%)
Dicek pH
Dipanaskan diatas plat penangas pada suhu 95oC
Diaduk dengan pengaduk magnetik selama ±15 menit hingga terbentuk gel Diturunkan suhu hingga 30oC dan
tambahkan enzim α-amilase 0,025 g/50 g pati
Dipanaskan campuran masing-masing pada suhu 35oC, 40oC dan 45oC selama 24 jam, sambil terus diaduk
Diuji warna dengan larutan lugol kedalam cuplikan campuran tiap 3 jam
Diinaktif enzim dengan memanaskan dekstrin hingga mendidih
Dikeringkan dalam oven pada suhu 80 oC selama 7 jam
Dihaluskan dengan blender setelah kering Diayak dengan ayakan mesh 80
Pati kentang 50 g
Gelatin
Dekstrin
(8)
46
Lampiran 8. Bagan alir uji reaksi warna dengan lugol
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 25 ml air suling Ditetesi dengan larutan lugol
warna ungu kecoklatan 0,5 g dekstrin
(9)
47
Lampiran 9. Bagan alir pemeriksaanderajat kehalusan
Dihaluskan
Diayak dengan ayakan berukuran mesh 80 Ditimbang bagian yang tertinggal dalam ayakan
10 g dekstrin
Serbuk halus dekstrin
(10)
48 Lampiran 10. Bagan alir penetapan kadar air
Dimasukkan ke cawan porselen yang telah ditimbang dan diketahui beratnya
Dipanaskan ke dalam oven suhu pada 105oC selama 2 jam
Didinginkan dalam desikator Ditimbang berat cawan 2 g dekstrin
Kadar air
(11)
49 Lampiran 11. Bagan alir penetapan kadar abu
Dimasukkan dalam krus porselen yang telah diketahui beratnya
Dimasukkan kedalam tanur
Dipanaskan pada suhu 600°C selama 4 jam atau sampai semua dekstrin menjadi abu Didinginkan dalam desikator
Ditimbangkrus porselen
2 g dekstrin
Kadar abu
(12)
50
Lampiran 12.Bagan alir penetapan bagian yang larut dalam air dingin
Dimasukkan ke dalam erlenmayer Dilarutkan dengan 50 ml air suling Disaring
Dipipet 10 ml masukan ke cawan porselen yang sudah diketahui
Diuapkan cawan porselen di atas penanggas air
Dikeringkan dalam oven pada suhu 100 selama 3 jam
0,5 g dekstrin
Bagian yang larut dalam air dingin
Filtrat
(13)
51
Lampiran 13.Bagan alir penetapan nilaiekivalen dekstrosa a. Pembuatan larutan pentiter (glukosa)
Dilarutkan dengan air suling diencerkan sampai 1000 ml
b. Pembuatan larutan pentiter (dekstrin)
Dilarutkan dalam 100 ml air suling 2,5 g glukosa
Dekstrin 5g Larutan glukosa
Larutan Dekstrin
(14)
52 Lampiran 13 (Lanjutan)
Dimasukkan ke dalam erlenmayer Ditambahkan larutan glukosa 15 ml Didihkan campuran
Dititrasi dengan larutan glukosa sampai warna coklat kemerahan Dicatat volume kebutuhan titran Dihitung
Nilai Fehling Faktor Fehling A dan B masing-masing 5 ml
(15)
53 Lampiran 13 (Lanjutan)
Dimasukkan kedalam erlenmayer Ditambahkan larutan glukosa 15 ml Didihkan campuran
Dititrasi campuran dengan larutan dekstrin sampai warna coklat kemerahan
Dicatat volume kebutuhan titran Dihitung
Fehling A dan Fehling B masing-masing 5 ml
Nilai ekivalen dekstrosa
(16)
54
Lampiran 14. Bagan alir penetapan derajat asam
Dimasukkan ke dalam erlenmayer 250 ml Ditambahkan 100 ml etanol p.a yang terlebih dahulu dinetralkan dengan fenolftalein
Dibiarkan tertutup selama 24 jam, sambil digoyangkan (Orbital Shaker)
Disaring dengan kertas saring, 50 ml saringan dititar dengan NaOH 0,1 N
Dicatat volume NaOH 0,1 N yang diperlukan untuk menitar 100 g serbuk dekstrin
5 g dekstrin
Nilai derajat asam
(17)
55 Lampiran 15. Perhitungan rendemen
Dimana : a = Berat pati yang digunakan (g) b = Berat dekstrin yang diperoleh (g) a. Suhu 35oC
Berat pati : 50 g Berat dekstrin : 42,1854 g Randemen = x 100%
=
x100% = 84,371
b. Suhu 40oC
Berat pati : 50 g Berat dekstrin : 42,0944 g Randemen = x 100%
=
x 100% = 84,189%
Rendemen =
x 100%
(18)
56 Lampiran 15 (Lanjutan)
c.Suhu 45oC
Berat pati : 50 g Berat dekstrin : 40,724 g Randemen = x 100%
=
x
100% = 81,448(19)
57 Lampiran 16. Perhitungan derajat kehalusan
Keterangan: a= persentase dari bagian yang tidak melewati ayakan mesh 80 a.Suhu 35oC
1. Berat serbuk dekstrin : 10,0023 g
Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,467 g a =
x 100 % = 4,669 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,669) % = 95,331 %
2. Berat serbuk dekstrin : 10,0042 g
Serbuk dekstrin yangtidak melewati ayakan : 0,502 g a =
x 100 % = 5,018 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 5,018) % = 94,982 %
3. Berat serbuk dekstrin : 10,0025 g
Serbuk dekstrin yangtidak melewati ayakan : 0,457 g a =
x 100 % = 4,569 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,569) % = 95,431 %
Kehalusan mesh 80 suhu 35 rata-rata = = 95,248 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – a) %
(20)
58 Lampiran 16 (Lanjutan)
a. Suhu 40oC
1. Berat serbuk dekstrin : 10,0553 g
Serbuk dekstrin yangtidak melewati ayakan : 0,426 g a =
x 100 % = 4,237 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,237) % = 95,763 %
2. Berat serbuk dekstrin : 10,0463 g
Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,467 g a =
x 100 % = 4.648 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,648) % = 95,352 %
3. Berat serbuk dekstrin : 10,0480
Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,526 g a =
x 100 % = 5,235 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 5,235) % = 94,765 %
Kehalusan mesh 80suhu 40 rata – rata = = 95,293%
(21)
59 Lampiran 16 (Lanjutan)
a. Suhu 45oC
1. Berat serbuk dekstrin : 10,0056 g Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,427 g a =
x 100 % = 4,268 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,268) % = 95,732 % 2. Berat serbuk dekstrin : 10,0067 g Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,401 g a =
x 100 % = 4,007 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,007) % = 95,993 % 3. Berat serbuk dekstrin : 10,0060 Serbuk dekstrin yang tidakmelewati ayakan : 0,409 g a =
x 100 % = 4,088 %
Kehalusan mesh 80 = (100 – 4,088) % = 95,912 %
Kehalusan mesh 80suhu 40 rata – rata = = 95,879%
(22)
60 Lampiran 17. Perhitungan kadar air
a.
a.Kadar air Suhu 35
1. Berat dekstrin awal : 2,0083 g Berat dekstrin setelah dikeringkan : 1,8233 g Kadar air =
x 100%
=
x 100% = 9,212 %
2. Berat dekstrin awal : 2,0072 g Berat dekstrin setelah dikeringkan : 1,8242 g Kadar air =
x 100%
=
x 100% = 9,117 %
3. Berat dekstrin awal : 2,0000 g Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,835 g Kadar air=
x 100%
=
x 100% = 8,25 %
Kadar air
=
–X100%
(23)
61 Lampiran 17. (Lanjutan)
Kadar air suhu 35 rata-rata = = 8,860%
b. Kadar Air Suhu 40oC
1. Berat dekstrin awal : 2,0337 g Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,8722 g Kadar air =
x100%
=
x 100% = 7,966 %
2. Berat dekstrin awal : 2,0332 g Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,8728 g Kadar air =
x 100%
=
x100% = 7,889 %
3. Berat dekstrin awal : 2,0161 g Berat dekstrinsetelahdikeringkan : 1,8575 g Kadar air =
x 100%
(24)
62 Lampiran 17. (Lanjutan)
=
x100% = 7,867 %
Kadar airrata – rata = = 7,907 %
c.Kadar Air suhu 45
1.Berat dekstrin awal : 2,0047 g Berat dekstrin setelah dikeringkan : 1,9105 g Kadar air =
x100%
=
x 100% = 4,699%
2. Berat dekstrin awal : 2,0022 g Berat dekstrinsetelahdikeringkan :1,9113 g Kadar air =
x 100%
=
x 100 % = 4,540 %
(25)
63 Lampiran 17. (Lanjutan)
3. Berat dekstrin awal : 2,0110 g Berat dekstrinsetelah dikeringkan : 1,926 g Kadar air =
X 100 %
=
X 100 % = 4,227 %
Kadar air45 rata – rata = = 4,489%
(26)
64 Lampiran 18. Perhitungan kadar abu
Keterangan: a = berat abu (g)
b = berat dekstrin awal (g) a.Suhu 35oC
1. Berat serbuk dekstrin : 2,0032 g
Berat abu : 0,0013 g
Kadar abu =
x 100% = 0,065 % 2. Berat serbuk dekstrin : 2,0066 g
Berat abu : 0,0011 g
Kadar abu =
x 100% = 0,055 % 3. Berat serbuk dekstrin : 2,0575 g
Berat abu : 0,0014 g
Kadar abu =
x 100% = 0,068 %
Kadar abusuhu rata – rata = = 0,06% Kadar abu =
x 100%
(27)
65 Lampiran 18. (Lanjutan)
a.Suhu 40
1. Berat serbuk dekstrin : 2,0242 g
Berat abu : 0,0015 g
Kadar abu =
x 100% = 0,074 % 2. Berat serbuk dekstrin : 2,0250 g
Berat abu : 0,0011 g
Kadar abu =
x 100% = 0,055 % 3. Berat serbuk dekstrin : 2,0335 g
Berat abu : 0,0015 g
Kadar abu =
x 100% = 0,074 %
Kadar abusuhu rata–rata= = 0,07 %
(28)
66 Lampiran 18. (Lanjutan)
a.Suhu 45
1. Berat serbuk dekstrin : 2,0075 g
Berat abu : 0,0015 g
Kadar abu =
x 100% = 0,075 % 2. Berat serbuk dekstrin : 2,0797 g
Berat abu : 0,0013 g
Kadar abu =
x 100% = 0,063 % 3. Berat serbuk dekstrin : 2,0045 g Berat abu : 0,0014 g Kadar abu =
x 100% = 0,070%
Kadar abusuhu rata – rata = = 0,07 %
(29)
67
Lampiran 19. Perhitungan bagian yang larut dalam air dingin
Keterangan: a = Bobot kering dari 10 ml larutan Fp= Faktor pengenceran = 50/10 ml = 5 a.Suhu 35oC
1. Bobot serbuk dekstrin : 0,5002 g Bobot kering : 0,071 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 70,972 % 2. Bobot serbuk dekstrin : 0,5002 g
Bobot kering : 0,067 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 66,973 % 3. Bobot serbuk dekstrin : 0,5002 g
Bobot kering : 0,069 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 68,972 %
Bagian yang larut dalam air dinginrata-rata= = 68,972 %
b.Suhu 40OC
1. Bobot serbuk dekstrin : 0,5009 g Bobot kering : 0,067 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 66,880 % Kelarutan dalam air dingin =
X fp x 100%
(30)
68 Lampiran 19. (Lanjutan)
2. Bobot serbuk dekstrin : 0,5009 g Bobot kering : 0,070 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 69,874 % 3. Bobot serbuk dekstrin : 0,5009g
Bobot kering : 0,073 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 70,869 %
Bagian yang larut dalam air dinginrata-rata= = 70,541 %
b.Suhu 45OC
1. Bobot serbuk dekstrin : 0,5006 g Bobot kering : 0,071 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 70,915 % 2. Bobot serbuk dekstrin : 0,5006 g
Bobot kering : 0,069 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 68,917 %
(31)
69 Lampiran 19. (Lanjutan)
3. Bobot serbuk dekstrin : 0,5006g Bobot kering : 0,073 g
Bagian yang larut dalam air dingin =
x 5 x 100% = 72,913 %
Bagian yang larut dalam air dingin rata-rata= = 70,915 %
(32)
70
Lampiran 20. Perhitungan nilai ekivalen dekstrosa
Volume titrasi : 12,4 ml Berat Glukosa : 2,5 g
Faktor Fehling (FF) =
=
0,031a. Suhu35oC
1. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,8 ml DE = 0,031 x
= 16,316
2. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 4,0 ml DE =0,031 x
= 15,5
Faktor Fehling (FF
) =
DE = FF X
(33)
71 Lampiran 20. (Lanjutan)
3. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,9 ml DE =0,031 x
=
15,897DE rata – rata = = 15.904
b. Suhu
1. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,4 ml DE = 0,031 x
=
18,2352. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,7 ml DE = 0,031 x
=
16,7573. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,9 ml DE = 0,031 x
=
15,897(34)
72 Lampiran 20. (Lanjutan)
DE rata-rata = = 16,963
c. Suhu 45oC
1. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,2 ml DE =0,031x
=
19,3752. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,4 ml DE = 0,031 x
=
18,2353. FF : 0,031
Konsentrasi pati : 2,5 g/50 ml Volume titrasi : 3,3 ml DE = 0,031 x
=
18,788DE rata-rata = = 18,799
(35)
73 Lampiran 21. Perhitungan derajat asam
Keterangan: Fp = Faktor pengenceran = 100/50 ml = 2 a.Suhu 35oC
1. Bobot contoh : 5,0032 g Hasil titrasi : 1 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 3,997 2. Bobot contoh : 5,0098 g
Hasil titrasi : 1,1 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 4,391 3. Bobot contoh : 5,0085 g
Hasil titrasi : 1,2 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 4,792
Derajat Asam rata-rata = = 4,393 b.Suhu 40
1. Bobot contoh : 5,0392 g Hasil titrasi : 1,1 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 4,366
Derajat Asam =
(36)
74 Lampiran 21. (Lanjutan)
2. Bobot contoh : 5,0587 g Hasil titrasi : 1,1 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 4,349 3. Bobot contoh : 5,0978 g
Hasil titrasi : 1,2 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 4,708
Derajat Asamrata-rata = = 4,474
b.Suhu 45oC
1. Bobot contoh : 5,0089 g Hasil titrasi : 1,2 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 4,791 2. Bobot contoh : 5,0019 g
Hasil titrasi : 1,1 ml
Derajat Asam =
x 100 g = 4,398 3. Bobot contoh : 5,0072 g
Hasil titrasi : 1,2 ml
(37)
75 Lampiran 21. (Lanjutan)
Derajat Asam =
x 100 g
= 4,793
Derajat asamsuhu 45oC rata-rata =
= 4,661
(38)
76
LAMPIRAN 22. Hasil analisis statistik derajat kehalusan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
derajat_kehalusan .177 9 .200* .943 9 .614
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
derajat_kehalusan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .743 2 .372 3.430 .102
Within Groups .650 6 .108
Total 1.393 8
(39)
77
LAMPIRAN 23. Hasil analisis statistik kadar air
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kadar_air .318 9 .009 .813 9 .029
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Suhu N Mean Rank
kadar_air 35 3 8.00
40 3 5.00
45 3 2.00
Total 9
Test Statisticsa,b
kadar_air
Chi-Square 7.200
Df 2
Asymp. Sig. .027
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: suhu
(40)
78
LAMPIRAN 24. Hasil analisis statistik kadar abu
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kadar_abu .166 9 .200* .887 9 .184
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
kadar_abu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 2 .000 .534 .612
Within Groups .000 6 .000
Total .000 8
(41)
79
LAMPIRAN 25. Hasil analisis statistik bagian yang larut dalam air dingin
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kelarutan_dalam_air_dingi .168 9 .200* .935 9 .532
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
kelarutan_dalam_air_dingin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.377 2 3.188 .778 .501
Within Groups 24.599 6 4.100
Total 30.976 8
(42)
80
LAMPIRAN 26. Hasil analisis statistik nilai ekivalen dektrosa
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai_dektrose .203 9 .200* .897 9 .234
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
Nilai_dektrose
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 12.874 2 6.437 10.218 .012
Within Groups 3.780 6 .630
Total 16.654 8
(43)
81
LAMPIRAN 27. Hasil analisis statistik derajat kehalusan derajat asam
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Derajat_asam .212 9 .200* .859 9 .095
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
Derajat_asam
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .113 2 .056 .674 .544
Within Groups .502 6 .084
Total .614 8
(1)
76
LAMPIRAN 22. Hasil analisis statistik derajat kehalusan
Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
derajat_kehalusan .177 9 .200* .943 9 .614
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
derajat_kehalusan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .743 2 .372 3.430 .102
Within Groups .650 6 .108
Total 1.393 8
(2)
77
LAMPIRAN 23. Hasil analisis statistik kadar air
Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kadar_air .318 9 .009 .813 9 .029
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Suhu N Mean Rank
kadar_air 35 3 8.00
40 3 5.00
45 3 2.00
Total 9
Test Statisticsa,b
kadar_air
Chi-Square 7.200
Df 2
Asymp. Sig. .027
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: suhu
(3)
78
LAMPIRAN 24. Hasil analisis statistik kadar abu
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kadar_abu .166 9 .200* .887 9 .184
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
kadar_abu
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 2 .000 .534 .612
Within Groups .000 6 .000
Total .000 8
(4)
79
LAMPIRAN 25. Hasil analisis statistik bagian yang larut dalam air dingin
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kelarutan_dalam_air_dingi .168 9 .200* .935 9 .532
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
kelarutan_dalam_air_dingin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 6.377 2 3.188 .778 .501
Within Groups 24.599 6 4.100
Total 30.976 8
(5)
80
LAMPIRAN 26. Hasil analisis statistik nilai ekivalen dektrosa
Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai_dektrose .203 9 .200* .897 9 .234
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
Nilai_dektrose
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 12.874 2 6.437 10.218 .012
Within Groups 3.780 6 .630
Total 16.654 8
(6)
81
LAMPIRAN 27. Hasil analisis statistik derajat kehalusan derajat asam
Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Derajat_asam .212 9 .200* .859 9 .095
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
ANOVA
Derajat_asam
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .113 2 .056 .674 .544
Within Groups .502 6 .084
Total .614 8