Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Chapter III VI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomenal yang
ingin diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam
variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi
yang berlansung (Siagian, 2011:52).
Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal
yang didapat dari lapangan. Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin membuat
gambaran secara menyeluruh tentang Respon Masyarakat terhadap Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan
Kabupaten Dairi. Peneliti memilih lokasi tersebut karena Desa Silalahi II
merupakan salah wilayah sasaran pembangunan dan pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba. Peneliti memiliki ketertarikan untukmengetahui
respon masyarakat desa Silalahi II terhadap pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba.
38
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu population yang berarti jumlah
penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi populer digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian (Bungin dalam Siregar, 2013:30).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah penduduk di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan
Kabupaten Dairi. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini secara keseluruhan
adalah 276 kepala keluarga.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang bersifat representative dari
populasi yang diambil datanya secara langsung (Siagian, 2011:156). Sampel
adalah seperangkat prosedur untuk pemilihan
unit-unit dari populasi yang
dijadikan sebagai sampel penelitian.Penarikan sampel yang digunakan oleh
peneliti adalah menggunakan penarikan sample oleh Taro Yaman.
Adapun rumus nya adalah :
Keterangan :
�=
N
Nd2 + 1
n = Jumlah sample
N = Jumlah Populasi
39
Universitas Sumatera Utara
D = level signifikansi yang diinginkan umumnya 0,5 atau 0,1
�=
276
276. (0.1)2 + 1
�=
276
3,76
� = 73,4
� = 73 orang
Sehingga n (Jumlah Sample ) yang digunakan oleh peneliti adalah
sebanyak
73
responden.Dimana
peneliti
mendapatkan
sampel
dengan
menanyakan langsung kepada calon responden atas kesediaannya dan
pengetahuannya tentang program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba di Desa Silalahi II, sebelum peneliti menentukan kelayakan calon
responden untuk menjadi bagian dalam sampel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi pustaka dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan
melalui penelitian kepustakaan (library research), data akan digali dan diolah dari
berbagai sumber kepustakaan, antara lain dari buku-buku ilmiah, peraturan
perundang-undangan, surat kabar, jurnal dan karya tulis lainnya yang relevan
hubungannya dengan objek serta masalah penelitian yaitu respon masyarakat
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.
40
Universitas Sumatera Utara
2. Studi Lapangan
Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data yang diperoleh
melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mendapatkan
gambaran
yang
tepat
mengenai
masyarakat
dan
pembangunan pariwisata di Desa Silalahi.
b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
menyebarkan angket kepada penduduk Desa Silalahi yang dijadikan
sebagai responden.
c. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
secara tatap muka dengan beberapa informan yang bertujuan untuk
melengkapi data yang diperoleh.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan pengukuran skala likert.
Skala likert digunakanuntuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang
atau sekelompok orangtentang fenomena sosial. Skala ini sering disebut sebagai
summated scale yang berisisejumlah pertanyaan dengan kategori respon,
ditentukan alternatif kategori respon atausatu seri item respon (compiling possible
scale item) yang mengekspresikan luasjangkauan sikap dari ekstrem positif ke
ekstrem negatif untuk direspon oleh responden (Silalahi, 2009:229).
41
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program pembangunan
tersebut, maka peneliti membagi pemberian skor item respon tersebut menjadi
tiga alternatif,yakni:
1. Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai dari respon yang
negatif menuju respon yang positif, yakni :
a. Skor tidak tahu (negatif) adalah -1
b. Skor kurang tahu (netral) adalah 0
c. Skor tahu (positif) adalah 1
2. Pemberian skor data kategori sikap dilakukan mulai dari respon yang
negatif menuju respon yang positif, yakni :
a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1
b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0
c. Skor setuju (positif) adalah 1
3. Pemberian skor data kategori partisipasi dilakukan mulai respon dari
respon yang negatif menuju respon positif, yakni :
a. Skor tidak pernah ( negatif) adalah -1
b. Skor jarang (netral) adalah 0
c. Skor pernah (positif) adalah 1
Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah :
1. Pengkodingan,
yaitu
mengklasifikasikan
jawaban-jawaban
menurut
macamnya.
2. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah
dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan
dalam penelitian.
42
Universitas Sumatera Utara
3. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi pada
masing-masing kategori.
4. Tabulasi, yaitu dengan menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui
jawaban skor dari masalah yang diteliti.
Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap dan partisipasi, maka
ditentukaninterval kelas sebagai skala pengukuran, yaitu :
I = H-L
I = Interval kelas
L = Nilai terendah
K
H = Nilai tertinggi
K = Jumlah kelas
I = 1-(-1)
3
= 2 = 0,66
3
-1
-0,66 -0,33
0
0,33
0.66
1
Maka untuk menentukan kategori respon positif atau negatif dengan
adanya nilaibatasan sebagai berikut :
Respon dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = respon negatif.
Respon dengan nilai -0,34 sampai dengan 0,33 = respon netral.
Respon dengan nilai 0,34 sampai dengan 1 = respon positif.
43
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Desa Silalahi II
Desa Silalahi II merupakan salah satu desa yang berada dikawasan Danau
Toba, terletak di Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Desa Silalahi II
saat ini dipimpin Kepala Desa yaitu Buman Pintu Batu pada masa periode 20152020. Adapun motto dari desa ini yaitu “ Masyarakat Adil Sejahterah”. Jumlah
penduduk ada sebanyak 1151 jiwa yang terdiri dari 276 kepala keluarga dan
tersebar didalam 5 dusun. Desa Silalahi II terdiri dari 5 dusun diantaranya, Dusun
Pariwisata, Dusun Silassang, Dusun Tanah Lapang, Dusun Huta Baru dan Dusun
Sitio-tio.
Adapun batas-batas wilayah Desa Silalahi II adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Silalahi I.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sumbul.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan hutan.
4.2
Deskripsi Demografi Desa Silalahi II.
4.2.1
Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tiap Dusun.
Desa Silalahi II dihuni penduduk yang terdiri dari 276 kepala keluarga dan
tersebar didalam 5 dusun. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
44
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tiap Dusun
No
Dusun
1
Pariwisata
59
21,37
2
Silassang
58
21,01
3
Tanah Lapang
64
23,18
4
Huta baru
59
21,37
5
Sitio-tio
36
13,04
Total
Frekuensi
276
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Jumlah penduduk paling banyak ada di dusun Tanah Lapang yaitu 64
kepala keluarga. Dusun Tanah Lapang secara letak geografis lebih dekat dengan
pasar tradisional yang berada di desa Silalahi I, sehingga pemukiman penduduk
lebih padat pada dusun tersebut.Pada dusun Pariwisata, persebaran penduduk
berdasarkan jumlah kepala keluarga ada sebanyak 59 kepala keluarga. Di dusun
Pariwisata ini penduduk cenderung yang bermata pencaharian di sektor
pariwisata, ada sebagai pedagang dan pengusaha penginapan. Pada dusun Sitio-tio
hanya terdapat 36 kepala keluarga, hal ini disebabkan lokasi dusun tersebut jauh
dari pusat pasar dan akses jalan menuju dusun tersebut belum diaspal sehingga
susah dilalui kendraan roda empat.
4.2.2
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, jumlah penduduk Desa
Silalahi II ada sebanyak 1151 jiwa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
45
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
1
Laki-laki
540
46,67
2
Perempuan
611
53,33
Total
1151
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Tabel 4.2, menunjukkan jumlah penduduk dengan jenis kelamin
perempuan di Desa Silalahi II paling banyak ada sebanyak 611 orang dan
penduduk dengan jenis kelamin laki-laki ada sebanyak 540 orang.
4.2.3
Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dengan kategori 1 tahun
hingga 59 tahun keatas, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
1
0-12 Bulan
10
0,86
2
1-5 Tahun
103
8,94
3
6-8 Tahun
171
14,85
4
9-21 Tahun
219
19,02
5
22-59 Tahun
472
41
176
15,29
6
>59 Tahun
Total
1151
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
46
Universitas Sumatera Utara
4.2.4
Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
Jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan suku/etnis, dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
No
Suku/Etnis
Frekuensi
1
Batak Toba
1074
93,31
2
Karo
25
2,17
3
Simalungun
20
1,73
4
Pak-pak
1
0,08
5
Nias
15
1,30
6
Jawa
16
1,39
Total
276
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Penduduk di desa ini mayoritas adalah suku Batak Toba dengan jumlah
1074 orang. Hal ini dikarenakan wilayah ini merupakan tanah leluhur suku Batak
Toba dan telah bermukim ditempat ini sejak dulu, sehingga penduduk yang
mendominasi adalah suku Batak Toba. Penduduk suku lainnya yang berada di
desa Silalahi II merupakan pendatang yang pindah ke desa tersebut dan hasil dari
pernikahan penduduk asli dengan penduduk suku lainnya.
47
Universitas Sumatera Utara
4.2.5
Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Gambaran jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan mata
pencaharian, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No
Pekerjaan
Frekuensi
1
Petani
362
50,48
2
Pedagang
214
29,84
3
Wiraswasta
104
14,50
4
PNS
17
2,37
5
Nelayan
12
1,67
6
Pegawai Swasta
8
1,11
Total
717
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Mata pencaharian penduduk sebagai petani paling mendominasi, ada
sebanyak 362 orang dan petani didesa ini rata-rata bertani bawang merah dan
padi, sementara penduduk yang berprofesi sebagai pedagang sebanyak 214 orang
dan penduduk yang berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 104 orang. Mereka
membuka usaha dipinggiran Danau Toba dengan mendirikan kios untuk berjualan
makanan maupun cindera mata untuk wisatawan. Penduduk yang berprofesi
sebagai nelayan 12 orang, nelayan didesa ini memanfaatkan Danau Toba sebagai
lokasi menangkap ikan maupun memelihara ikan pada keramba jaring apung.
48
Universitas Sumatera Utara
4.2.6
Penduduk Berdasarkan Agama
Jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan agama, dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.6Penduduk Berdasarkan Agama
No
Agama
Frekuensi
1
Katolik
786
68,28
2
Kristen
315
27,36
3
Islam
50
4,34
Total
1151
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Penduduk desa Silalahi II hanya terdapat 3 penganut agama diantaranya
agama Katolik, agama Kristen dan agama Islam. Berdasarkan tabel 4.6, penduduk
mayoritas adalah yang beragama Katolik yaitu sebanyak 786 orang, Kristen
Protestan sebanyak 315 orang dan penganut agama Islam ada sebanyak 50 orang.
49
Universitas Sumatera Utara
4.3
Sarana/Fasilitas Desa Silalahi II
4.3.1
Sarana Pendidikan
Di Desa Silalahi II untuk sarana pendidikan hanya terdapat satu sekolah dasar,
untuk penduduk yang hendak melanjutkan pendidikan tingkat sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas akan bersekolah pada sarana pendidikan di
luar desa dan ada juga di luar kecamatan Silahisabungan. (Sumber : Kepala Desa
Silalahi II, 2017)
4.3.2 Sarana Transportasi
Pada sarana transportasi di Desa Silalahi II terdapat dua yaitu transportasi darat
dan transportasi air. Sarana transportasi darat dapat dijangkau dengan kenderaaan
umum dan sepeda motor, di desa ini terdapat 21 buah kendaraan roda empat dan
sebanyak 125 buah kendaraan roda dua, sedangkan untuk sarana transportasi air
tersedia satu buah kapal dan ada 20 motor air. (Sumber : Kepala Desa Silalahi II,
2017)
4.3.3 Sarana Ibadah
Di Desa Silalahi II hanya terdapat tiga keragaman beragama diantaranya Khatolik,
Kristen Protestan, Islam. Diantara ketiga agama tersebut yang paling
mendominasi adalah penganut agama Khatolik dengan persentase sebanyak 68
persen, diikuti penganut agama Kristen Protestan 27 persen dari total jumlah
penduduk desa. Untuk sarana beribadah di desa ini hanya terdapat satu buah
gereja Khatolik, dan untuk penganut agama lainnya biasanya akan melaksanakan
ibadah di luar desa karena sarana ibadah tidak tersedia. (Sumber : Kepala Desa
Silalahi II, 2017).
50
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Sarana Pariwisata
Pada sarana pariwisata Desa Silalahi II ada beberapa diantaranya sebagai
berikut : Pantai, Air Terjun, Pegunungan, Hutan Lindung, dan Wisata Budaya.
Sarana pariwisata di desa ini ada berjumlah sebanyak 12 sarana wisata, untuk
lebih terperinci akan digambarkan pada berikut ini :
Tabel 4.7Sarana Pariwisata Desa Silalahi II
No
Jenis Kelamin
1
Danau
1
2
Pegunungan
1
3
Hutan Lindung
1
4
Air Terjun
4
5
Wisata Budaya
5
Total
Jumlah
12
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Pembangunan pada sektor pariwisata di Desa Silalahi II yang telah
dilaksanakan pemerintah selama ini masih berfokus hanya pada sarana dan
prasarana, seperti Program pembangunan dermaga dan pengadaan kapal polisi air
yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Dairi, pembangunan jalan
desa dan program pembenahan beberapa lokasi wisata di pinggiran Danau
Toba.Pada pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba salah satu
program yang telah dilaksanakan adalah Program pembersihan keramba jaring
apung di Danau Toba juga telah dilaksanakan dibeberapa titik dikawasan desa
Silalahi II, hal ini merupakan sebagai upaya peningkatan kualitas pariwisata
51
Universitas Sumatera Utara
Danau Toba dan program tersebut telah mendapat respon dari masyarakat Desa
Silalahi II.
4.4
Struktur Pemerintahan Desa Silalahi II
Kepala Desa
Buman Pintubatu
Sekretaris Desa
Presdi Pintubatu
KASI Pemerintahan
KASI Kesejahteraan
KAUR Keuangan
KAUR Perencanaan
Monang Simanjorang
Santo Silalahi
Roma Sagala
Bosman Silalahi
Kadus I
Kadus II
Kadus III
Kadus IV
Kadus V
Hotlan Sijabat
Waslin Silalahi
Charles Simarmata
Salmon S
Posman S
Operator Desa
Destry Sidebang
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
52
Universitas Sumatera Utara
BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari
hasil penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat Desa Silalahi
II yang telah ditetapkan sebagai responden sebanyak 73 responden, ditambah hasil
wawancara dengan beberapa responden dan hasil observasi dilapangan.
Analisa data dilakukan melalui penyajian data hasil pengumpulan
kuesioner tersebut dalam bentuk tabel tunggal kemudian digabung dengan data
hasil
wawancara
dan
hasil
observasi
di
lapangan.
Analisa
data
ini
adalahmenyangkut respon masyarakat terhadap program pembangunan kawasan
strategis pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.
Sebelum menganalisa data yang telah diperoleh di lapangan, terlebih
dahuluakan dijelaskan beberapa data mengenai karakteristik umum responden
antara lain sebagai berikut, jenis kelamin, usia, agama, suku, pendidikan terakhir,
status perkawinan dan pekerjaan. Dipergunakan untuk memberikan gambaran
yang lebih mendalam pada analisis data-data yang diperoleh dari lapangan.
53
Universitas Sumatera Utara
5.1
Karakteristik Identitas Responden
5.1.1
Kompisisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
1
Laki-laki
39
53,42
2
Perempuan
34
46,58
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Responden laki-laki ada sebanyak 39 orang dengan persentase sebesar dan
responden perempuan ada sebanyak 34 orang. Pada penelitian ini responden
terbanyak adalah laki-laki, hal ini disebabkan reponden laki-laki lebih bersedia
dan mengetahui mengenai informasi pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Pada penelitian ini sampel yang menjadi responden tidak memiliki
kriteria tertentu, baik laki-laki dan perempuan dapat menjadi responden.
5.1.2
KomposisiResponden Berdasarkan Usia
Tabel 5.2Komposisi Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1
20-29
9
12,32
2
30-39
28
38,35
3
40-49
17
23,28
4
50-59
15
20,54
5
60-69
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
54
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat variasi usia responden dari usia paling muda 20 tahun hingga
usia paling tua 63 tahun. Persentase yang ada menunjukkan bahwa responden
mayoritas pada usia produktif dan responden paling banyak adalah pada rentang
usia 30 tahun hingga 39 tahun yaitu ada sebanyak 28 orang, diikuti oleh
responden dengan rentang usia 40 hingga 49 tahun sebanyak 17 orang. Responden
dengan rentang usia 50 hingga 59 tahun ada sebanyak 15 orang dan responden
dengan rentang usia 20 hingga 29 tahun ada sebanyak 9 orang dan responden
paling sedikit adalah responden dengan rentang usia 60 hingga 69 tahun ada
sebanyak 4 orang.
5.1.3
KomposisiResponden Berdasarkan Agama
Tabel 5.3Komposisi Responden Berdasarkan Agama
No
Agama
Frekuensi
1
Katolik
511
69,86
2
Kristen
20
27,39
3
Islam
2
2,73
Total
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penduduk Desa Silalahi II merupakan penduduk mayoritas penganut
agama Katolik sehingga responden penganut agama Katolik mendominasi
sebanyak 51 orang dan paling minim yaitu responden penganut agama Islam
hanya ada 2 orang. Pada penduduk desa ini hanya terdapat tiga kepercayaan yaitu
Katolik, Kristen Protestan dan Islam. Tidak tersedianya sarana ibadah untuk
beberapa agama menyebabkan minimnya variasi atau keberagaman agama
kepercayaan di desa ini.
55
Universitas Sumatera Utara
5.1.4
KomposisiResponden Berdasarkan Suku
Tabel 5.4Komposisi Responden Berdasarkan Suku
No
Suku
1
Batak Toba
71
97,26
2
Batak Karo
1
1,36
3
Nias
1
1,36
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa suku di Desa Silalahi II
mayoritas adalah Batak Toba. Responden pada penelitian ini yang berasal dari
suku Batak Toba sebanyak 71 orang dan hanya ada 1 orang suku Batak Karo dan
1 orang suku Nias yang menjadi responden. Desa Silalahi merupakan salah satu
tanah kelahiran Suku Batak Toba dan penduduk yang mendominasi tinggal di
wilayah ini merupakan keturunan suku Batak Toba. Pendatang dari suku lain yang
tinggal didesa ini, hal tersebut terjadi karena faktor pernikahan keturunan
penduduk asal desa ini menikahi keturunan suku lain diluar wilayah desa tersebut.
56
Universitas Sumatera Utara
5.1.5
KomposisiResponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.5Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan
1
SD
8
10,95
2
SMP
14
19,17
3
SMA
47
64,38
4
DIPLOMA
4
5,47
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia dan hal yang
mendasar untuk mendapatkan pengetahuan dan memperoleh informasi dari
lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga berpengaruh dalam mengubah perilaku
seseorang dalam usaha meningkatkan kehidupan sosial ekonominya. Semakin
baik pendidikan yang diperoleh masyarakat akan mempengaruhi cara berpikir dan
pola hidup masyarakat termasuk dalam hal merespon suatu pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan responden dengan tingkat
pendidikan SMA lebih banyak yaitu berjumlah 47 responden, sementara
responden dengan pendidikan diploma hanya ada 4 responden. Di desa Silalahi II
tidak terdapat responden dengan tingkat pendidikan terakhir sebagai sarjana.
57
Universitas Sumatera Utara
5.1.6
KomposisiResponden Berdasarkan Status Perkawinan
Tabel 5.6Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
No
Status Perkawinan
1
Menikah
2
Frekuensi
Persentase (%)
58
79,45
Belum Menikah
9
12,32
3
Duda
2
2,73
4
Janda
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Responden pada penelitian ini bervariasi pada status perkawinan namun
yang menjadikan kelayakan menjadi responden bukan hanya yang telah menikah
karena peneliti juga ingin memperoleh respon masyarakat yang belum menikah
terhadap pembangunan pariwisata di desa tersebut. Tentunya responden tersebut
telah memiliki pemahaman akan Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa responden dengan
status telah menikah adalah paling mendominasi dengan jumlah 58 responden.
Hal ini sesuai dengan responden yang harapkan peneliti, dimana responden
merupakan yang telah berkeluarga dan mengetahui program pembangunan
tersebut.
58
Universitas Sumatera Utara
5.1.7
KomposisiResponden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.7Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No
Pekerjaan
1
Petani
34
46,57
2
Wiraswasta/Pedagang
25
34,24
3
Nelayan
3
4,10
4
PNS
3
4,10
5
Karyawan Swasta
8
10,95
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Responden paling mendominasi adalah yang bekerja sebagai petani, ada
sebanyak 34 responden, meski desa tersebut memiliki potensi wisata namun
belum mendorong seluruh masyarakat beralih dari sektor pertanian. Hal ini
didukung juga lahan pertanian di desa Silalahi masih layak dan cukup. Hasil
pertanian paling dominan di desa ini adalah bawang merah dan padi. Responden
sebagai pedagang, ada sebanyak 25 responden yang bekerja sebagai pedagang dan
wiraswasta. Mereka memanfaatkan pinggiran Danau Toba sebagai lahan
mendirikan kios sebagai tempat berjualan kuliner dan cinderamata untuk
wisatawan. Selain dari itu beberapa masyarakat juga memiliki usaha yaitu
penginapan. Masyarakat juga ada yang bekerja sebagai nelayan di Danau Toba,
pada penelitian ini ada sebanyak 3 responden yang bekerja sebagai nelayan.
59
Universitas Sumatera Utara
5.2
Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba
5.2.1
Persepsi
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, melalui penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Sehinga terbentuk
tanggapan yang terjadi pada diri individu dan sadar akan segala sesuatu dalam
lingkungannya melalui indera-indera yangdimilikinya.
Maka
persepsi
masyarakat
dapat
diukur
melalui
penglihatan
danpendengaran, atensi dan pengetahuan. Hasil penelitian dari persepsi responden
terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pengetahuan Responden Tentang Program Pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan data hasil kuesioner yang diperoleh peneliti menunjukkan
bahwa seluruh responden yaitu sebanyak 73 orang (100 persen) menyatakan
mengetahui tentang program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba. Hal ini menunjukkan pengetahuan akan adanya program Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba telah diketahui oleh masyarakat Desa Silalahi II.
Masyarakat pada umumnya hanya mengetahui mengenai program pembangunan
tersebut dari informasi yang diperoleh dari media elektronik.
60
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8Sumber Informasi Responden Tentang Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.
No
Jawaban Responden
Frekuensi
1
Lembaga Pemerintah
16
21,91
2
Tetangga/Teman
57
78,08
73
100
Total
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Sejak ditetapkannya Danau Toba sebagai Kawasan Strategis pariwisata
Nasional melalui Perpres Nomor 3 Tahun 2016 dan Perpres Nomor 49 Tahun
2016 oleh Presiden Joko Widodo, menunjukkan bahwa pemerintah sedang serius
dalam melakukan pembangunan untuk peningkatan dan pertumbuhan ekonomi
setiap daerah terlebih lagi pembangunan sektor parawisata. Hal ini sudah
seharusnya disosialisasikan langsung kepada setiap masyarakat khususnya daerah
yang berpotensi wisata agar mendapatkan respon yang positif dan seluruh
masyarakat dapat mengetahui serta paham akan setiap program pembangunan
yang dilakukan pemerintah., akan tetapi pada kenyataaannya pemerintah kurang
memperhatikan hal tersebut.
Tabel diatas menunjukkan sumber informasi responden tentang program
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Sebanyak 57 responden
mendapat informasi dari tetangga dan teman dan yang memperoleh informasi dari
pemerintah hanya 16 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden kurang
memperoleh informasi mengenai program pembangunan tersebut dari lembagalembaga
pemerintah
yang
seharusnya
bertanggung
jawab
untuk
mensosialisasikannya kepada masyarakat.
61
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan
hasil
wawancara,
responden
sebagian
besar
belum
memperoleh undangan sosialisasi yang resmi dari pihak pemerintahan desa
maupun dari pemerintahan kabupaten mengenai pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.
Tabel 5.9Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Dari Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Tahu
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
60
82,19
Kurang Tahu
9
12,32
Tidak Tahu
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Seiring dengan upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut, tentunya memiliki tujuan memberikan perubahan dan dampak pada
masyarakat di pedesaan disekitar Danau Toba. Melalui peningkatan dan
optimalisasi sektor pariwisata demi kesejahteraan masyarakat. Tabel diatas
menunjukkan bahwa responden
yang mengetahui tujuan dari program
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba ada sebanyak 60 orang,
sehingga dapat disimpulkan secara umum masyarakat telah mengetahui tujuan
dari program pembangunan tersebut dan responden mengetahui tujuan dari
program itu dari informasi yang diperoleh dari media televisi dan surat
kabar.Responden yang tidak mengetahui tujuan dari program tersebut hanya 4
orang dan responden tersebut telah berusia antara 59-63 tahun, sehingga hal ini
disebabkan keterbatasan informasi yang diperoleh responden.
62
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10Pengetahuan Responden Mengenai Adanya Badan Otorita Danau
Toba (BODT)
No
Jawaban Responden
1
Tahu
59
80,82
2
Tidak Tahu
14
19,17
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Danau Toba telah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan pemerintah untuk
dikembangkan. Dalam rangka pengembangan, optimalisasi pengelolaan dan
pembangunan Danau Toba sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata
nasional dan untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan Kawasan
Pariwisata Danau Toba. Dalam hal tersebut Pemerintah telah membentuk Badan
Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang mengetahui
adanya Badan Otorita Danau Toba (BODT) sebanyak 59 orang, sementara
responden yang tidak mengetahui adanya Badan Otorita Danau Toba (BODT)
sebanyak 14 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya masyarakat yang
belum memperoleh informasi mengenai Badan Otorita Danau Toba sebagai pihak
yang berwenang melaksanakan program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba.
63
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Dari Badan Otorita Danau
Toba (BODT)
No
Jawaban Responden
1
Tahu
17
23,28
2
Kurang Tahu
37
50,68
3
Tidak Tahu
19
26,02
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Badan Otorita Danau Toba dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan
menjadi sebuah badan yang memiliki kewenagan dalam pengembangan,
optimalisasi pengelolaan dan pembangunan Danau Toba sebagai salah satu
Kawasan StrategisPariwisata Nasional dan untuk mempercepat pengembangan
dan pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba. Pada tabel 5.11, dapat
diketahui bahwa jumlah responden yang mengetahui tujuan dari Badan Otorita
Danau Toba tersebut, hanya ada sebanyak 17 responden, responden yang kurang
mengetahui ada sebanyak 37 responden dan yang tidak mengetahui ada berjumlah
19 responden. Hal ini menunjukkan responden lebih banyak kurang tahu
mengenai tujuan dari Badan Otorita Danau Toba tersebut. Sesuai hasil wawancara
peneliti dengan beberapa responden, mereka pada umumnya mengatakan tidak
mengetahui tujuan dari Badan Otorita Danau Toba tersebut dikarenakan belum
adanya sosialisasi resmi dari pihak pemerintah akan hal tersebut.
64
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembangunan Pariwisata
yang Telah Dilaksanakan Pemerintah
No
Jawaban Responden
1
Tahu
39
53,42
2
Tidak Tahu
34
46,57
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pembangunan pada sektor pariwisata di Desa Silalahi yang telah
dilaksanakan pemerintah masih hanya pada sarana dan prasarana, seperti
pembangunan dermaga, pengadaan kapal polisi air, pembangunan jalan dan
pembenahan beberapa lokasi wisata di pinggiran Danau Toba. Berdasarkan tabel
5.12, menunjukkan bahwa responden yang menjawab tahu mengenai program
pembangunan pariwisata yang telah dilaksanakan oleh pemerintah ada sebanyak
39 responden dan responden yang tidak tahu mengenai program pembangunan
pariwisata yang telah dilaksanakan oleh pemerintah ada sebanyak 34 responden.
Diantara responden yang menjawab tidak tahu adalah responden yang bekerja
sebagai petani. dimana mereka tidak antusias dengan adanya pembangunan pada
sektor pariwisata. Dari data tersebut dapat diketahui masyarakat yang lebih
banyak telah mengetahui program pembangunan pariwisata yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah adalah masyarakat yang bekerja disektor pariwisata
dan yang memanfaatkan Danau Toba sebagai pekerjaan maupun usaha.
65
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembangunan Pariwisata
yang Sedang Dilaksanakan Pemerintah
No
Jawaban Responden
1
Tahu
18
24,65
2
Tidak Tahu
55
75,34
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel 5.13, menunjukkan bahwa responden mayoritas tidak
tahu mengenai program pembangunan pariwisata yang sedang dilaksanakan oleh
pemerintah ada sebanyak 55 responden menjawab tidak tahu. Responden yang
menjawab tahu mengenai program pembangunan pariwisata yang sedang
dilaksanakan pemerintah ada berjumlah 18 responden. Responden yang bekerja
sebagai petani mendominasi untuk responden menjawab tidak tahu mengenai
program pembangunan pariwisata yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka
pada umumnya mengatakan tidak mengetahui mengenai program pembangunan
pariwisata yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut dikarenakan belum
adanya sosialisasi resmi dari pihak pemerintah dan mereka tidak begitu antusias
akan pembangunan pada sektor pariwisata. Mereka menjelaskan dikarenakan
pembangunan tersebut belum tentu akan berdampak baik akan sektor pertanian,
sehingga masyarakat yang bekerja sebagai petani cenderung apatis dan tidak
antusias memperoleh informasi akan pembangunan Kawasan Danau Toba.
66
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembersihan Keramba
Jaring Apung Merupakan Salah Satu Upaya Peningkatan Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Tahu
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
67
91,78
Kurang Tahu
2
2,73
Tidak Tahu
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pembersihan Keramba Jaring Apung di Kawasan Danau Toba merupakan
salah satu program dari Badan Otorita Danau Toba. Hal ini dilaksanakan dengan
tujuan pengompimalisasian kualitas air di Danau Toba. Pembersihan KJA ini juga
diharapkan nantinya dapat meningkatkan kualitas pariwisata pada Danau Toba
sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Berdasarkan tabel 5.14, dapat
diketahui bahwa responden yang menjawab tahu adanya program pembersihan
Keramba Jaring Apung yang merupakan salah satu upaya peningkatan pariwisata
Danau Toba berjumlah 67 responden dan responden yang kurang tahu ada
berjumlah 2 responden dan yang tidak tahu ada sebanyak 4 responden.
Dari data tersebut dapat dilihat responden lebih dominan telah mengetahui
program pembersihan Keramba Jaring Apung tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan kepala desa Silalahi II, Buman Pintubatu mengatakan
bahwa pihak pemerintah dari Kabupaten Dairi telah melakukan sosialisasi dan
penghimbauan akan pelaksanaan pembersihan Keramba Jaring Apung tersebut.
67
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Sikap
Pengukuran
yang
berikutnya
yang
berkenaan
dengan
respon
masyarakatterhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba yaitu melalui sikap. Sikap dapat bersikap positif dannegatif, sikap negatif
menimbulkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci,menghindari atau tidak
mengetahui keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positifmemunculkan
kecenderungan menyenangi, mendekati, menerima keberadaan objek.Pengukuran
suatu sikap terhadap program tersebut melalui beberapa bagian, sepertiyang
diuraikan sebagai berikut :
Penilaian Responden Terhadap Penetapan Danau Toba Menjadi Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional
Danau Toba telah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan pemerintah untuk
dikembangkan.Pemerintah juga telah membentukBadan Otorita Pengelola
Kawasan Pariwisata Danau Toba sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan
Presiden RI Nomor 49 Tahun 2016. Tentu hal ini mendapat penilaian dari
masyarakat sebagai salah satu sasaran pembangunan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui kuesioner, keseluruhan
total responden yaitu sebanyak 73 orang (100 persen) menyatakan bahwa
penilaian terhadap penetapan Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional adalah baik. Secara umum responden memberikan alasannya
dikarenakan mereka menilai dengan adanya penetapan Danau Toba menjadi
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional akan berdampak baik pada peningkatan
pariwisata di daerah Silalahi II.
68
Universitas Sumatera Utara
Tanggapan Responden Terhadap Informasi Pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuesioner, responden secara
keseluruhan ada sebanyak 73 orang (100 persen) memberi tanggapan baik
terhadap adanya informasi program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Responden memberi tanggapan baik karena responden pada
umumnya telah mendapat informasi dari media eletronik mengenai tujuan dari
program tersebut dan responden beranggapan ini akan memberi dampak positif
bagi pariwisata Danau Toba terkhusus di Desa Silalahi II.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden yaitu
Ibu Roma Sidebang (34 tahun) mengatakan, “Saya telah mendengar informasi
mengenai program pembangunan ini dari televisi dan saya rasa ini baik untuk
membangun Danau Toba ini, tentunya juga ini akan berdampak baik bagi
pariwisata di desa kita ini”.
69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15Persetujuan/Penerimaan Responden Mengenai Penetapan Danau Toba
Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
No
Jawaban Responden
1
Setuju
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
57
78,08
Kurang Setujuu
9
12,32
Tidak Setuju
7
9,58
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penetapan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,
tentu akan mendapat respon dari masyarakat. Sehubungan dengan adanya
penetapan tersebut masyarakat tentu memiliki tanggapan yang berbeda-beda dan
sebagian masyarakat tentu setuju akan penetapan tersebut namun ada juga
masyarakat tidak setuju dengan penetapan Danau Toba menjada daerah otorita
kemudian ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Pada tabel diatas, dapat diketahui responden yang setuju pada penetapan
Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional ada berjumlah 57
responden.Hal ini menunjukkan responden dominan setuju akan adanya
penetapan Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Sesuai
alasan responden yang menyatakan setuju pada kuesioner, memberi alasan karena
mereka memang membutuhkan pembangunan pariwisata ini harus dilaksanakan
demi mendorong perbaikan kualitas pariwisata Danau Toba dan kebersihan pada
danau tersebut.
70
Universitas Sumatera Utara
Responden yang menyatakan tidak setuju ada 7 responden diantaranya, 5
orang bekerja sebagai petani dan 2 orang sebagai pegawai swasta. Responden
memberikan alasan tidak setuju karena pembangunan ini hanya menguntungkan
pemiliki modal dan pengusaha hotel maupun penginapan.
Tabel 5.16Penilaian Responden Terhadap Pelaksanaan Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Baik
59
80,82
2
Kurang Baik
14
19,17
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penilaian responden dalam hal ini merupakan pengetahuan atau informasi
yang dimiliki masyarakat terhadappelaksanaan program pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba. Dari pengetahuan tersebut kemudian akan
terbentuk suatu keyakinantentang bagaimana menilai program tersebut. Pada tabel
5.16, responden yang memberi penilaian baik terhadap pelaksanaan program
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba ada sebanyak 59
responden.Responden memberikan alasan karena mereka beranggapan dengan
adanya pembangunan tersebut akan memberi dampak baik bagi masyarakat dan
pariwisata Danau Toba itu sendiri. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan Destri
Silalahi (24 tahun), dia mengatakan, “sejauh ini penilaian saya akan pelaksanaan
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba baik, karena ini
nantinnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat desa ini lewat
pariwisata dan hasil perdagangan masyarakat”.
71
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17Penilaian Responden Terhadap Kesesuaian Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dengan Harapan Masyarakat
No
Jawaban Responden
1
Sesuai
51
69,86
2
Kurang Sesuai
16
21,91
3
Tidak Sesuai
6
8,21
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penilaian responden dalam hal ini yang dimaksud yaitu penilaian terhadap
kesesuaian antara program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba dengan harapan masyarakat. Dimana masyarakat sebagai sasaran dari
pembangunan tersebut memiliki harapan akan dampak dari pembangunan
tersebut. Berdasarkan tabel 5.17, dapat diketahui responden yang memberi
penilaian sesuai antara program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba dengan harapan masyarakat ada sebanyak 51 responden.
Sesuai data dari kuesioner, responden yang memberi penilaian tidak sesuai
yaitu ada 6 responden yang berprofesi sebagai petani. Responden tersebut
memberi alasan karena pembangunan pada sektor pariwisata tidak akan memberi
dampak baik pada peningkatan pendapatan masyarakat yang bermata pencaharian
sebagai petani. Sehingga responden tersebut menyatakan program tersebut tidak
sesuai dengan harapan masyarakat.
72
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18Tanggapan Responden Mengenai Kelanjutan Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Baik
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
59
80,82
Kurang Baik
9
12,32
Tidak Baik
5
6,84
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel 5.18, menunjukkan tanggapan responden mengenai
kelanjutan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.
Responden yang memberi jawaban baik akan kelanjutan program pembangunan
tersebut ada sebanyak 59 orang.Hal ini menunjukkan masyarakat pada umumnya
mendukung keberlanjutan program pembangunan ini dan tidak menolak adanya
pembangunan pariwisata di Kawasan Danau Toba.
Dari hasil wawancara dengan salah seorang responden yaitu Bapak
Rustam Pintubatu (38 tahun), beliau mengatakan, “saya tidak menolak adanya
program pembangunan pariwisata ini karena ini tentunya akan mendatang
wisatawan lebih banyak ke daerah kita dan untuk keberlanjutannya saya
mendukung dan berharap ini nantinya tidak menguntung pihak investor saja
namun juga masyarakat desa seperti kita”.
73
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Partisipasi
Partisipasi dalam program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba juga perlu dikaji. Partisipasi adalahketerlibatan masyarakat secara
aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahapsosialisasi, persiapan,
perencanaan dan pengevaluasian. Pendekatanpartisipasi bertumpu pada kekuatan
masyarakat untuk secara aktif berperan serta (ikutserta) dalam proses
pembangunan secara menyeluruh.Partisipasi terhadap program pembangunan
Kawasan
Strategis
Pariwisata
Danau
Toba
dapat
diukur
melalui
menikmati,melaksanakan, memelihara, menilai, frekuensi dan kualitasnya.
Mengukur partisipasi dalam program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba ini dimaksudkan untuk mempermudah mengetahui responmasyarakat
melalui penyebaran kuesioner kepada responden.Hasil penelitian dari partisipasi
responden terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba dapatdiuraikan sebagai berikut:
74
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19Keikutsertaan Masyarakat Dalam Mengikuti Sosialisasi Program
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Pernah
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
8
10,95
Kadang-kadang
13
17,80
Tidak Pernah
36
49,31
73
100
Total
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Keikutsertaan responden dalam mengikuti sosialisasi program, menjadi
salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat dalam melaksanakan
program pembangunan, mulai dari perencanaan maupun persiapan, terkhusus
dalam sosialisasi program tersebut. Pada tabel 5.19, menunjukkan keikutsertaan
masyarakat dalam mengikuti sosialisasi program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba. Responden yang menjawab pernah mengikuti sosialisasi
hanya 8 orang dan responden yang tidak pernah mengikuti sosialisasi sebanyak 36
orang.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden lebih banyak
tidak pernah ikutserta dalam sosialisasi program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba. Dari hasil kuesioner, responden memberi alasan tidak
pernah ikutserta karena belum mendapat undangan atau himbauan resmi untuk
sosialisasi program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dari
pihak pemerintah atau pelaksana program pembangunan tersebut.
75
Universitas Sumatera Utara
Tabel
5.20Keikutsertaan
Masyarakat
Dalam
Musyawarah
Mengenai
Pembangunan Pariwisata yang Telah Dilaksanakan
No
Jawaban Responden
1
Pernah
19
26,02
2
Kurang Kadang-kadang
18
24,65
3
Tidak Pernah
36
49,31
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel 5.20, dapat diketahui keikutsertaan responden dalam
musyawarah mengenai pembangunan pariwisata yang telah dilaksanakan.
Responden yang menjawab pernah ikut dalam musyawarah tersebut ada
berjumlah 19 responden, dan responden yang menjawab tidak pernah ikutserta
ada sebanyak 36 responden.
Hal ini menunjukkan responden paling banyak tidak pernah ikutserta
dalam musyawarah mengenai pembangunan pariwisata tersebut.Pembangunan
yang telah dilaksanakan sebelumnya cenderung hanya melibatkan perangkat desa
dan pihak-pihak dari pemerintahan. Berdasarkan hasil kuesioner penelitian, alasan
yang diberikan responden pada kuesioner, dapat disimpulkan pada umumnya
responden jarang dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan pihak pelaksana
cenderung tertutup dan hanya melibatkan petugas desa/perangkat desa serta pihak
pemerintahan.
76
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21Keterlibatan Responden Dalam Perencanaan Pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Terlibat
2
Tidak Terlibat
Total
Frekuensi
Persentase (%)
2
2,73
71
97,26
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program pembangunan,
mulai dari perencanaan, persiapan dan pelaksanaan, dimana masyarakat harus
terlibat dalam perencanaan. Hal ini menjadi indikator dalam meilhat tingkat
partisapasi responden dalam perencanaan pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba.Berdasarkan tabel 5.12, menunjukkan keterlibatan
responden dalam perencanaan program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba. Responden yang menjawab pernah terlibat dalam
perencanaan program tersebuthanya ada 2 responden dan yang menjawab tidak
terlibat ada sebanyak 71 responden. Dari data tersebut dapat diketahui responden
mayoritas tidak dilibatkan dalam perencanaan program tersebut. Responden yang
terlibat tersebut hanya ada 2 orang dan mereka adalah yang bertugas sebagai
perangkat desa Silalahi II. Sehingga dapat disimpulkan, pembangunan ini sangat
minim keterlibatan masyarakat. Pemerintah dan pihak pelaksana cenderung
tertutup pada masyarakat dan hanya melibatkan perangkat desa.
77
Universitas Sumatera Utara
Keterlibatan Responden Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuesioner, responden secara
keseluruhan ada sebanyak 73 orang (100 persen) menjawab tidak pernah
dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba. Secara umum, responden memberi alasan karena sampai memang sejauh ini
belum pernah dilibatkan partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan
pembangunan tersebut.Dari hasil wawancara dengan Bapak Wilmar Silalahi (37
tahun), mengatakan “saya belum pernah mendapat undangan untuk musyawarah
desa mengenai program tersebut dan saya tidak pernah ikut dalam
melaksanakannya sampai sejauh ini, untuk kedepannya saya belum tahu dalam
pelaksanaannya masyarakat akan dilibatkan atau tidak”.
Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara
aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi
dan keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses
pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan
ekonomi di daerah tersebut. (Walgito, 2000:68). Berdasarkan teori tersebut, dapat
disimpulkan pembangunan tersebut tidak akan membawa manfaat dan tidak
menciptakan pertumbuhan ekonomi secara signifikan di desa Silalahi II,
dikarenakan minimnya partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses
pelaksanaan pembangunan tersebut.
78
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.22Tanggapan Responden Mengenai Manfaat
Dari Pelaksanaan
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Menikmati
10
13,69
2
Kurang Menikmati
43
58,90
3
Tidak Menikmati
20
27,39
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau toba, diharapkan
memberi manfaat kepada masyarakat dari sektor pariwisata. Responden pada hal
ini memberi tanggapan atas manfaat yang dirasakan dan manfaat yang dinikmati
masyarakat. Menikmati yang dimaksud yaitu masyarakat berperan serta dalam
menikmati hasil dari pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat tanggapan responden terhadap
manfaat dari pelaksanaan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Responden dengan jawaban menikmati manfaat dari program
pembangunan tersebut ada berjumlah 10 responden, yang kurang menikmati ada
sebanyak 43 orang dan responden yang tidak menikmati manfaat dari program
pembangunan tersebut ada berjumlah 20 orang. Hal ini menunjukkan masyarakat
lebih banyak belum merasakan dan menikmati manfaat dari pembangunan
tersebut. Beberapa alasan yang diberikan yaitu dikarenakan pembangunan tersebut
belum selesai dan tidak langsung dirasakan dampak baiknya terhadap seluruh
kalangan masyarakat. Selain hal tersebut, masyarakat masih mayoritas bertani dan
berfokus pada sektor pertanian bukan pariwisata.
79
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.23Tanggapan Responden Mengenai Keseluruhan Pelaksanaan Program
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba Desa Silalahi II
No
Jawab
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomenal yang
ingin diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam
variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi
yang berlansung (Siagian, 2011:52).
Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal
yang didapat dari lapangan. Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin membuat
gambaran secara menyeluruh tentang Respon Masyarakat terhadap Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan
Kabupaten Dairi. Peneliti memilih lokasi tersebut karena Desa Silalahi II
merupakan salah wilayah sasaran pembangunan dan pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba. Peneliti memiliki ketertarikan untukmengetahui
respon masyarakat desa Silalahi II terhadap pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba.
38
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu population yang berarti jumlah
penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi populer digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian (Bungin dalam Siregar, 2013:30).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah penduduk di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan
Kabupaten Dairi. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini secara keseluruhan
adalah 276 kepala keluarga.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang bersifat representative dari
populasi yang diambil datanya secara langsung (Siagian, 2011:156). Sampel
adalah seperangkat prosedur untuk pemilihan
unit-unit dari populasi yang
dijadikan sebagai sampel penelitian.Penarikan sampel yang digunakan oleh
peneliti adalah menggunakan penarikan sample oleh Taro Yaman.
Adapun rumus nya adalah :
Keterangan :
�=
N
Nd2 + 1
n = Jumlah sample
N = Jumlah Populasi
39
Universitas Sumatera Utara
D = level signifikansi yang diinginkan umumnya 0,5 atau 0,1
�=
276
276. (0.1)2 + 1
�=
276
3,76
� = 73,4
� = 73 orang
Sehingga n (Jumlah Sample ) yang digunakan oleh peneliti adalah
sebanyak
73
responden.Dimana
peneliti
mendapatkan
sampel
dengan
menanyakan langsung kepada calon responden atas kesediaannya dan
pengetahuannya tentang program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba di Desa Silalahi II, sebelum peneliti menentukan kelayakan calon
responden untuk menjadi bagian dalam sampel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi pustaka dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan
melalui penelitian kepustakaan (library research), data akan digali dan diolah dari
berbagai sumber kepustakaan, antara lain dari buku-buku ilmiah, peraturan
perundang-undangan, surat kabar, jurnal dan karya tulis lainnya yang relevan
hubungannya dengan objek serta masalah penelitian yaitu respon masyarakat
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.
40
Universitas Sumatera Utara
2. Studi Lapangan
Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data yang diperoleh
melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mendapatkan
gambaran
yang
tepat
mengenai
masyarakat
dan
pembangunan pariwisata di Desa Silalahi.
b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
menyebarkan angket kepada penduduk Desa Silalahi yang dijadikan
sebagai responden.
c. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
secara tatap muka dengan beberapa informan yang bertujuan untuk
melengkapi data yang diperoleh.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan pengukuran skala likert.
Skala likert digunakanuntuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang
atau sekelompok orangtentang fenomena sosial. Skala ini sering disebut sebagai
summated scale yang berisisejumlah pertanyaan dengan kategori respon,
ditentukan alternatif kategori respon atausatu seri item respon (compiling possible
scale item) yang mengekspresikan luasjangkauan sikap dari ekstrem positif ke
ekstrem negatif untuk direspon oleh responden (Silalahi, 2009:229).
41
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program pembangunan
tersebut, maka peneliti membagi pemberian skor item respon tersebut menjadi
tiga alternatif,yakni:
1. Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai dari respon yang
negatif menuju respon yang positif, yakni :
a. Skor tidak tahu (negatif) adalah -1
b. Skor kurang tahu (netral) adalah 0
c. Skor tahu (positif) adalah 1
2. Pemberian skor data kategori sikap dilakukan mulai dari respon yang
negatif menuju respon yang positif, yakni :
a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1
b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0
c. Skor setuju (positif) adalah 1
3. Pemberian skor data kategori partisipasi dilakukan mulai respon dari
respon yang negatif menuju respon positif, yakni :
a. Skor tidak pernah ( negatif) adalah -1
b. Skor jarang (netral) adalah 0
c. Skor pernah (positif) adalah 1
Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah :
1. Pengkodingan,
yaitu
mengklasifikasikan
jawaban-jawaban
menurut
macamnya.
2. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga mudah
dianalisa serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan
dalam penelitian.
42
Universitas Sumatera Utara
3. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi pada
masing-masing kategori.
4. Tabulasi, yaitu dengan menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui
jawaban skor dari masalah yang diteliti.
Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap dan partisipasi, maka
ditentukaninterval kelas sebagai skala pengukuran, yaitu :
I = H-L
I = Interval kelas
L = Nilai terendah
K
H = Nilai tertinggi
K = Jumlah kelas
I = 1-(-1)
3
= 2 = 0,66
3
-1
-0,66 -0,33
0
0,33
0.66
1
Maka untuk menentukan kategori respon positif atau negatif dengan
adanya nilaibatasan sebagai berikut :
Respon dengan nilai -1 sampai dengan -0,33 = respon negatif.
Respon dengan nilai -0,34 sampai dengan 0,33 = respon netral.
Respon dengan nilai 0,34 sampai dengan 1 = respon positif.
43
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Desa Silalahi II
Desa Silalahi II merupakan salah satu desa yang berada dikawasan Danau
Toba, terletak di Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Desa Silalahi II
saat ini dipimpin Kepala Desa yaitu Buman Pintu Batu pada masa periode 20152020. Adapun motto dari desa ini yaitu “ Masyarakat Adil Sejahterah”. Jumlah
penduduk ada sebanyak 1151 jiwa yang terdiri dari 276 kepala keluarga dan
tersebar didalam 5 dusun. Desa Silalahi II terdiri dari 5 dusun diantaranya, Dusun
Pariwisata, Dusun Silassang, Dusun Tanah Lapang, Dusun Huta Baru dan Dusun
Sitio-tio.
Adapun batas-batas wilayah Desa Silalahi II adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Silalahi I.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sumbul.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan hutan.
4.2
Deskripsi Demografi Desa Silalahi II.
4.2.1
Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tiap Dusun.
Desa Silalahi II dihuni penduduk yang terdiri dari 276 kepala keluarga dan
tersebar didalam 5 dusun. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
44
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tiap Dusun
No
Dusun
1
Pariwisata
59
21,37
2
Silassang
58
21,01
3
Tanah Lapang
64
23,18
4
Huta baru
59
21,37
5
Sitio-tio
36
13,04
Total
Frekuensi
276
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Jumlah penduduk paling banyak ada di dusun Tanah Lapang yaitu 64
kepala keluarga. Dusun Tanah Lapang secara letak geografis lebih dekat dengan
pasar tradisional yang berada di desa Silalahi I, sehingga pemukiman penduduk
lebih padat pada dusun tersebut.Pada dusun Pariwisata, persebaran penduduk
berdasarkan jumlah kepala keluarga ada sebanyak 59 kepala keluarga. Di dusun
Pariwisata ini penduduk cenderung yang bermata pencaharian di sektor
pariwisata, ada sebagai pedagang dan pengusaha penginapan. Pada dusun Sitio-tio
hanya terdapat 36 kepala keluarga, hal ini disebabkan lokasi dusun tersebut jauh
dari pusat pasar dan akses jalan menuju dusun tersebut belum diaspal sehingga
susah dilalui kendraan roda empat.
4.2.2
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, jumlah penduduk Desa
Silalahi II ada sebanyak 1151 jiwa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
45
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
1
Laki-laki
540
46,67
2
Perempuan
611
53,33
Total
1151
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Tabel 4.2, menunjukkan jumlah penduduk dengan jenis kelamin
perempuan di Desa Silalahi II paling banyak ada sebanyak 611 orang dan
penduduk dengan jenis kelamin laki-laki ada sebanyak 540 orang.
4.2.3
Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dengan kategori 1 tahun
hingga 59 tahun keatas, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
No
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
1
0-12 Bulan
10
0,86
2
1-5 Tahun
103
8,94
3
6-8 Tahun
171
14,85
4
9-21 Tahun
219
19,02
5
22-59 Tahun
472
41
176
15,29
6
>59 Tahun
Total
1151
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
46
Universitas Sumatera Utara
4.2.4
Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
Jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan suku/etnis, dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
No
Suku/Etnis
Frekuensi
1
Batak Toba
1074
93,31
2
Karo
25
2,17
3
Simalungun
20
1,73
4
Pak-pak
1
0,08
5
Nias
15
1,30
6
Jawa
16
1,39
Total
276
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Penduduk di desa ini mayoritas adalah suku Batak Toba dengan jumlah
1074 orang. Hal ini dikarenakan wilayah ini merupakan tanah leluhur suku Batak
Toba dan telah bermukim ditempat ini sejak dulu, sehingga penduduk yang
mendominasi adalah suku Batak Toba. Penduduk suku lainnya yang berada di
desa Silalahi II merupakan pendatang yang pindah ke desa tersebut dan hasil dari
pernikahan penduduk asli dengan penduduk suku lainnya.
47
Universitas Sumatera Utara
4.2.5
Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Gambaran jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan mata
pencaharian, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No
Pekerjaan
Frekuensi
1
Petani
362
50,48
2
Pedagang
214
29,84
3
Wiraswasta
104
14,50
4
PNS
17
2,37
5
Nelayan
12
1,67
6
Pegawai Swasta
8
1,11
Total
717
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Mata pencaharian penduduk sebagai petani paling mendominasi, ada
sebanyak 362 orang dan petani didesa ini rata-rata bertani bawang merah dan
padi, sementara penduduk yang berprofesi sebagai pedagang sebanyak 214 orang
dan penduduk yang berprofesi sebagai wiraswasta sebanyak 104 orang. Mereka
membuka usaha dipinggiran Danau Toba dengan mendirikan kios untuk berjualan
makanan maupun cindera mata untuk wisatawan. Penduduk yang berprofesi
sebagai nelayan 12 orang, nelayan didesa ini memanfaatkan Danau Toba sebagai
lokasi menangkap ikan maupun memelihara ikan pada keramba jaring apung.
48
Universitas Sumatera Utara
4.2.6
Penduduk Berdasarkan Agama
Jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan agama, dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.6Penduduk Berdasarkan Agama
No
Agama
Frekuensi
1
Katolik
786
68,28
2
Kristen
315
27,36
3
Islam
50
4,34
Total
1151
Persentase (%)
100
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Penduduk desa Silalahi II hanya terdapat 3 penganut agama diantaranya
agama Katolik, agama Kristen dan agama Islam. Berdasarkan tabel 4.6, penduduk
mayoritas adalah yang beragama Katolik yaitu sebanyak 786 orang, Kristen
Protestan sebanyak 315 orang dan penganut agama Islam ada sebanyak 50 orang.
49
Universitas Sumatera Utara
4.3
Sarana/Fasilitas Desa Silalahi II
4.3.1
Sarana Pendidikan
Di Desa Silalahi II untuk sarana pendidikan hanya terdapat satu sekolah dasar,
untuk penduduk yang hendak melanjutkan pendidikan tingkat sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas akan bersekolah pada sarana pendidikan di
luar desa dan ada juga di luar kecamatan Silahisabungan. (Sumber : Kepala Desa
Silalahi II, 2017)
4.3.2 Sarana Transportasi
Pada sarana transportasi di Desa Silalahi II terdapat dua yaitu transportasi darat
dan transportasi air. Sarana transportasi darat dapat dijangkau dengan kenderaaan
umum dan sepeda motor, di desa ini terdapat 21 buah kendaraan roda empat dan
sebanyak 125 buah kendaraan roda dua, sedangkan untuk sarana transportasi air
tersedia satu buah kapal dan ada 20 motor air. (Sumber : Kepala Desa Silalahi II,
2017)
4.3.3 Sarana Ibadah
Di Desa Silalahi II hanya terdapat tiga keragaman beragama diantaranya Khatolik,
Kristen Protestan, Islam. Diantara ketiga agama tersebut yang paling
mendominasi adalah penganut agama Khatolik dengan persentase sebanyak 68
persen, diikuti penganut agama Kristen Protestan 27 persen dari total jumlah
penduduk desa. Untuk sarana beribadah di desa ini hanya terdapat satu buah
gereja Khatolik, dan untuk penganut agama lainnya biasanya akan melaksanakan
ibadah di luar desa karena sarana ibadah tidak tersedia. (Sumber : Kepala Desa
Silalahi II, 2017).
50
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Sarana Pariwisata
Pada sarana pariwisata Desa Silalahi II ada beberapa diantaranya sebagai
berikut : Pantai, Air Terjun, Pegunungan, Hutan Lindung, dan Wisata Budaya.
Sarana pariwisata di desa ini ada berjumlah sebanyak 12 sarana wisata, untuk
lebih terperinci akan digambarkan pada berikut ini :
Tabel 4.7Sarana Pariwisata Desa Silalahi II
No
Jenis Kelamin
1
Danau
1
2
Pegunungan
1
3
Hutan Lindung
1
4
Air Terjun
4
5
Wisata Budaya
5
Total
Jumlah
12
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
Pembangunan pada sektor pariwisata di Desa Silalahi II yang telah
dilaksanakan pemerintah selama ini masih berfokus hanya pada sarana dan
prasarana, seperti Program pembangunan dermaga dan pengadaan kapal polisi air
yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Dairi, pembangunan jalan
desa dan program pembenahan beberapa lokasi wisata di pinggiran Danau
Toba.Pada pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba salah satu
program yang telah dilaksanakan adalah Program pembersihan keramba jaring
apung di Danau Toba juga telah dilaksanakan dibeberapa titik dikawasan desa
Silalahi II, hal ini merupakan sebagai upaya peningkatan kualitas pariwisata
51
Universitas Sumatera Utara
Danau Toba dan program tersebut telah mendapat respon dari masyarakat Desa
Silalahi II.
4.4
Struktur Pemerintahan Desa Silalahi II
Kepala Desa
Buman Pintubatu
Sekretaris Desa
Presdi Pintubatu
KASI Pemerintahan
KASI Kesejahteraan
KAUR Keuangan
KAUR Perencanaan
Monang Simanjorang
Santo Silalahi
Roma Sagala
Bosman Silalahi
Kadus I
Kadus II
Kadus III
Kadus IV
Kadus V
Hotlan Sijabat
Waslin Silalahi
Charles Simarmata
Salmon S
Posman S
Operator Desa
Destry Sidebang
Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017
52
Universitas Sumatera Utara
BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari
hasil penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat Desa Silalahi
II yang telah ditetapkan sebagai responden sebanyak 73 responden, ditambah hasil
wawancara dengan beberapa responden dan hasil observasi dilapangan.
Analisa data dilakukan melalui penyajian data hasil pengumpulan
kuesioner tersebut dalam bentuk tabel tunggal kemudian digabung dengan data
hasil
wawancara
dan
hasil
observasi
di
lapangan.
Analisa
data
ini
adalahmenyangkut respon masyarakat terhadap program pembangunan kawasan
strategis pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.
Sebelum menganalisa data yang telah diperoleh di lapangan, terlebih
dahuluakan dijelaskan beberapa data mengenai karakteristik umum responden
antara lain sebagai berikut, jenis kelamin, usia, agama, suku, pendidikan terakhir,
status perkawinan dan pekerjaan. Dipergunakan untuk memberikan gambaran
yang lebih mendalam pada analisis data-data yang diperoleh dari lapangan.
53
Universitas Sumatera Utara
5.1
Karakteristik Identitas Responden
5.1.1
Kompisisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
1
Laki-laki
39
53,42
2
Perempuan
34
46,58
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Responden laki-laki ada sebanyak 39 orang dengan persentase sebesar dan
responden perempuan ada sebanyak 34 orang. Pada penelitian ini responden
terbanyak adalah laki-laki, hal ini disebabkan reponden laki-laki lebih bersedia
dan mengetahui mengenai informasi pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Pada penelitian ini sampel yang menjadi responden tidak memiliki
kriteria tertentu, baik laki-laki dan perempuan dapat menjadi responden.
5.1.2
KomposisiResponden Berdasarkan Usia
Tabel 5.2Komposisi Responden Berdasarkan Usia
No
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1
20-29
9
12,32
2
30-39
28
38,35
3
40-49
17
23,28
4
50-59
15
20,54
5
60-69
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
54
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat variasi usia responden dari usia paling muda 20 tahun hingga
usia paling tua 63 tahun. Persentase yang ada menunjukkan bahwa responden
mayoritas pada usia produktif dan responden paling banyak adalah pada rentang
usia 30 tahun hingga 39 tahun yaitu ada sebanyak 28 orang, diikuti oleh
responden dengan rentang usia 40 hingga 49 tahun sebanyak 17 orang. Responden
dengan rentang usia 50 hingga 59 tahun ada sebanyak 15 orang dan responden
dengan rentang usia 20 hingga 29 tahun ada sebanyak 9 orang dan responden
paling sedikit adalah responden dengan rentang usia 60 hingga 69 tahun ada
sebanyak 4 orang.
5.1.3
KomposisiResponden Berdasarkan Agama
Tabel 5.3Komposisi Responden Berdasarkan Agama
No
Agama
Frekuensi
1
Katolik
511
69,86
2
Kristen
20
27,39
3
Islam
2
2,73
Total
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penduduk Desa Silalahi II merupakan penduduk mayoritas penganut
agama Katolik sehingga responden penganut agama Katolik mendominasi
sebanyak 51 orang dan paling minim yaitu responden penganut agama Islam
hanya ada 2 orang. Pada penduduk desa ini hanya terdapat tiga kepercayaan yaitu
Katolik, Kristen Protestan dan Islam. Tidak tersedianya sarana ibadah untuk
beberapa agama menyebabkan minimnya variasi atau keberagaman agama
kepercayaan di desa ini.
55
Universitas Sumatera Utara
5.1.4
KomposisiResponden Berdasarkan Suku
Tabel 5.4Komposisi Responden Berdasarkan Suku
No
Suku
1
Batak Toba
71
97,26
2
Batak Karo
1
1,36
3
Nias
1
1,36
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa suku di Desa Silalahi II
mayoritas adalah Batak Toba. Responden pada penelitian ini yang berasal dari
suku Batak Toba sebanyak 71 orang dan hanya ada 1 orang suku Batak Karo dan
1 orang suku Nias yang menjadi responden. Desa Silalahi merupakan salah satu
tanah kelahiran Suku Batak Toba dan penduduk yang mendominasi tinggal di
wilayah ini merupakan keturunan suku Batak Toba. Pendatang dari suku lain yang
tinggal didesa ini, hal tersebut terjadi karena faktor pernikahan keturunan
penduduk asal desa ini menikahi keturunan suku lain diluar wilayah desa tersebut.
56
Universitas Sumatera Utara
5.1.5
KomposisiResponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.5Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan
1
SD
8
10,95
2
SMP
14
19,17
3
SMA
47
64,38
4
DIPLOMA
4
5,47
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia dan hal yang
mendasar untuk mendapatkan pengetahuan dan memperoleh informasi dari
lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga berpengaruh dalam mengubah perilaku
seseorang dalam usaha meningkatkan kehidupan sosial ekonominya. Semakin
baik pendidikan yang diperoleh masyarakat akan mempengaruhi cara berpikir dan
pola hidup masyarakat termasuk dalam hal merespon suatu pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan responden dengan tingkat
pendidikan SMA lebih banyak yaitu berjumlah 47 responden, sementara
responden dengan pendidikan diploma hanya ada 4 responden. Di desa Silalahi II
tidak terdapat responden dengan tingkat pendidikan terakhir sebagai sarjana.
57
Universitas Sumatera Utara
5.1.6
KomposisiResponden Berdasarkan Status Perkawinan
Tabel 5.6Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
No
Status Perkawinan
1
Menikah
2
Frekuensi
Persentase (%)
58
79,45
Belum Menikah
9
12,32
3
Duda
2
2,73
4
Janda
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Responden pada penelitian ini bervariasi pada status perkawinan namun
yang menjadikan kelayakan menjadi responden bukan hanya yang telah menikah
karena peneliti juga ingin memperoleh respon masyarakat yang belum menikah
terhadap pembangunan pariwisata di desa tersebut. Tentunya responden tersebut
telah memiliki pemahaman akan Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa responden dengan
status telah menikah adalah paling mendominasi dengan jumlah 58 responden.
Hal ini sesuai dengan responden yang harapkan peneliti, dimana responden
merupakan yang telah berkeluarga dan mengetahui program pembangunan
tersebut.
58
Universitas Sumatera Utara
5.1.7
KomposisiResponden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.7Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No
Pekerjaan
1
Petani
34
46,57
2
Wiraswasta/Pedagang
25
34,24
3
Nelayan
3
4,10
4
PNS
3
4,10
5
Karyawan Swasta
8
10,95
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Responden paling mendominasi adalah yang bekerja sebagai petani, ada
sebanyak 34 responden, meski desa tersebut memiliki potensi wisata namun
belum mendorong seluruh masyarakat beralih dari sektor pertanian. Hal ini
didukung juga lahan pertanian di desa Silalahi masih layak dan cukup. Hasil
pertanian paling dominan di desa ini adalah bawang merah dan padi. Responden
sebagai pedagang, ada sebanyak 25 responden yang bekerja sebagai pedagang dan
wiraswasta. Mereka memanfaatkan pinggiran Danau Toba sebagai lahan
mendirikan kios sebagai tempat berjualan kuliner dan cinderamata untuk
wisatawan. Selain dari itu beberapa masyarakat juga memiliki usaha yaitu
penginapan. Masyarakat juga ada yang bekerja sebagai nelayan di Danau Toba,
pada penelitian ini ada sebanyak 3 responden yang bekerja sebagai nelayan.
59
Universitas Sumatera Utara
5.2
Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba
5.2.1
Persepsi
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, melalui penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Sehinga terbentuk
tanggapan yang terjadi pada diri individu dan sadar akan segala sesuatu dalam
lingkungannya melalui indera-indera yangdimilikinya.
Maka
persepsi
masyarakat
dapat
diukur
melalui
penglihatan
danpendengaran, atensi dan pengetahuan. Hasil penelitian dari persepsi responden
terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dapat
diuraikan sebagai berikut :
Pengetahuan Responden Tentang Program Pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan data hasil kuesioner yang diperoleh peneliti menunjukkan
bahwa seluruh responden yaitu sebanyak 73 orang (100 persen) menyatakan
mengetahui tentang program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba. Hal ini menunjukkan pengetahuan akan adanya program Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba telah diketahui oleh masyarakat Desa Silalahi II.
Masyarakat pada umumnya hanya mengetahui mengenai program pembangunan
tersebut dari informasi yang diperoleh dari media elektronik.
60
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8Sumber Informasi Responden Tentang Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.
No
Jawaban Responden
Frekuensi
1
Lembaga Pemerintah
16
21,91
2
Tetangga/Teman
57
78,08
73
100
Total
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Sejak ditetapkannya Danau Toba sebagai Kawasan Strategis pariwisata
Nasional melalui Perpres Nomor 3 Tahun 2016 dan Perpres Nomor 49 Tahun
2016 oleh Presiden Joko Widodo, menunjukkan bahwa pemerintah sedang serius
dalam melakukan pembangunan untuk peningkatan dan pertumbuhan ekonomi
setiap daerah terlebih lagi pembangunan sektor parawisata. Hal ini sudah
seharusnya disosialisasikan langsung kepada setiap masyarakat khususnya daerah
yang berpotensi wisata agar mendapatkan respon yang positif dan seluruh
masyarakat dapat mengetahui serta paham akan setiap program pembangunan
yang dilakukan pemerintah., akan tetapi pada kenyataaannya pemerintah kurang
memperhatikan hal tersebut.
Tabel diatas menunjukkan sumber informasi responden tentang program
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Sebanyak 57 responden
mendapat informasi dari tetangga dan teman dan yang memperoleh informasi dari
pemerintah hanya 16 responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden kurang
memperoleh informasi mengenai program pembangunan tersebut dari lembagalembaga
pemerintah
yang
seharusnya
bertanggung
jawab
untuk
mensosialisasikannya kepada masyarakat.
61
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan
hasil
wawancara,
responden
sebagian
besar
belum
memperoleh undangan sosialisasi yang resmi dari pihak pemerintahan desa
maupun dari pemerintahan kabupaten mengenai pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.
Tabel 5.9Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Dari Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Tahu
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
60
82,19
Kurang Tahu
9
12,32
Tidak Tahu
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Seiring dengan upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut, tentunya memiliki tujuan memberikan perubahan dan dampak pada
masyarakat di pedesaan disekitar Danau Toba. Melalui peningkatan dan
optimalisasi sektor pariwisata demi kesejahteraan masyarakat. Tabel diatas
menunjukkan bahwa responden
yang mengetahui tujuan dari program
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba ada sebanyak 60 orang,
sehingga dapat disimpulkan secara umum masyarakat telah mengetahui tujuan
dari program pembangunan tersebut dan responden mengetahui tujuan dari
program itu dari informasi yang diperoleh dari media televisi dan surat
kabar.Responden yang tidak mengetahui tujuan dari program tersebut hanya 4
orang dan responden tersebut telah berusia antara 59-63 tahun, sehingga hal ini
disebabkan keterbatasan informasi yang diperoleh responden.
62
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10Pengetahuan Responden Mengenai Adanya Badan Otorita Danau
Toba (BODT)
No
Jawaban Responden
1
Tahu
59
80,82
2
Tidak Tahu
14
19,17
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Danau Toba telah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan pemerintah untuk
dikembangkan. Dalam rangka pengembangan, optimalisasi pengelolaan dan
pembangunan Danau Toba sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata
nasional dan untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan Kawasan
Pariwisata Danau Toba. Dalam hal tersebut Pemerintah telah membentuk Badan
Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang mengetahui
adanya Badan Otorita Danau Toba (BODT) sebanyak 59 orang, sementara
responden yang tidak mengetahui adanya Badan Otorita Danau Toba (BODT)
sebanyak 14 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya masyarakat yang
belum memperoleh informasi mengenai Badan Otorita Danau Toba sebagai pihak
yang berwenang melaksanakan program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba.
63
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Dari Badan Otorita Danau
Toba (BODT)
No
Jawaban Responden
1
Tahu
17
23,28
2
Kurang Tahu
37
50,68
3
Tidak Tahu
19
26,02
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Badan Otorita Danau Toba dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan
menjadi sebuah badan yang memiliki kewenagan dalam pengembangan,
optimalisasi pengelolaan dan pembangunan Danau Toba sebagai salah satu
Kawasan StrategisPariwisata Nasional dan untuk mempercepat pengembangan
dan pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba. Pada tabel 5.11, dapat
diketahui bahwa jumlah responden yang mengetahui tujuan dari Badan Otorita
Danau Toba tersebut, hanya ada sebanyak 17 responden, responden yang kurang
mengetahui ada sebanyak 37 responden dan yang tidak mengetahui ada berjumlah
19 responden. Hal ini menunjukkan responden lebih banyak kurang tahu
mengenai tujuan dari Badan Otorita Danau Toba tersebut. Sesuai hasil wawancara
peneliti dengan beberapa responden, mereka pada umumnya mengatakan tidak
mengetahui tujuan dari Badan Otorita Danau Toba tersebut dikarenakan belum
adanya sosialisasi resmi dari pihak pemerintah akan hal tersebut.
64
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembangunan Pariwisata
yang Telah Dilaksanakan Pemerintah
No
Jawaban Responden
1
Tahu
39
53,42
2
Tidak Tahu
34
46,57
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pembangunan pada sektor pariwisata di Desa Silalahi yang telah
dilaksanakan pemerintah masih hanya pada sarana dan prasarana, seperti
pembangunan dermaga, pengadaan kapal polisi air, pembangunan jalan dan
pembenahan beberapa lokasi wisata di pinggiran Danau Toba. Berdasarkan tabel
5.12, menunjukkan bahwa responden yang menjawab tahu mengenai program
pembangunan pariwisata yang telah dilaksanakan oleh pemerintah ada sebanyak
39 responden dan responden yang tidak tahu mengenai program pembangunan
pariwisata yang telah dilaksanakan oleh pemerintah ada sebanyak 34 responden.
Diantara responden yang menjawab tidak tahu adalah responden yang bekerja
sebagai petani. dimana mereka tidak antusias dengan adanya pembangunan pada
sektor pariwisata. Dari data tersebut dapat diketahui masyarakat yang lebih
banyak telah mengetahui program pembangunan pariwisata yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah adalah masyarakat yang bekerja disektor pariwisata
dan yang memanfaatkan Danau Toba sebagai pekerjaan maupun usaha.
65
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembangunan Pariwisata
yang Sedang Dilaksanakan Pemerintah
No
Jawaban Responden
1
Tahu
18
24,65
2
Tidak Tahu
55
75,34
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel 5.13, menunjukkan bahwa responden mayoritas tidak
tahu mengenai program pembangunan pariwisata yang sedang dilaksanakan oleh
pemerintah ada sebanyak 55 responden menjawab tidak tahu. Responden yang
menjawab tahu mengenai program pembangunan pariwisata yang sedang
dilaksanakan pemerintah ada berjumlah 18 responden. Responden yang bekerja
sebagai petani mendominasi untuk responden menjawab tidak tahu mengenai
program pembangunan pariwisata yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah
tersebut. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka
pada umumnya mengatakan tidak mengetahui mengenai program pembangunan
pariwisata yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut dikarenakan belum
adanya sosialisasi resmi dari pihak pemerintah dan mereka tidak begitu antusias
akan pembangunan pada sektor pariwisata. Mereka menjelaskan dikarenakan
pembangunan tersebut belum tentu akan berdampak baik akan sektor pertanian,
sehingga masyarakat yang bekerja sebagai petani cenderung apatis dan tidak
antusias memperoleh informasi akan pembangunan Kawasan Danau Toba.
66
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembersihan Keramba
Jaring Apung Merupakan Salah Satu Upaya Peningkatan Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Tahu
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
67
91,78
Kurang Tahu
2
2,73
Tidak Tahu
4
5,47
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pembersihan Keramba Jaring Apung di Kawasan Danau Toba merupakan
salah satu program dari Badan Otorita Danau Toba. Hal ini dilaksanakan dengan
tujuan pengompimalisasian kualitas air di Danau Toba. Pembersihan KJA ini juga
diharapkan nantinya dapat meningkatkan kualitas pariwisata pada Danau Toba
sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Berdasarkan tabel 5.14, dapat
diketahui bahwa responden yang menjawab tahu adanya program pembersihan
Keramba Jaring Apung yang merupakan salah satu upaya peningkatan pariwisata
Danau Toba berjumlah 67 responden dan responden yang kurang tahu ada
berjumlah 2 responden dan yang tidak tahu ada sebanyak 4 responden.
Dari data tersebut dapat dilihat responden lebih dominan telah mengetahui
program pembersihan Keramba Jaring Apung tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan kepala desa Silalahi II, Buman Pintubatu mengatakan
bahwa pihak pemerintah dari Kabupaten Dairi telah melakukan sosialisasi dan
penghimbauan akan pelaksanaan pembersihan Keramba Jaring Apung tersebut.
67
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Sikap
Pengukuran
yang
berikutnya
yang
berkenaan
dengan
respon
masyarakatterhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba yaitu melalui sikap. Sikap dapat bersikap positif dannegatif, sikap negatif
menimbulkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci,menghindari atau tidak
mengetahui keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positifmemunculkan
kecenderungan menyenangi, mendekati, menerima keberadaan objek.Pengukuran
suatu sikap terhadap program tersebut melalui beberapa bagian, sepertiyang
diuraikan sebagai berikut :
Penilaian Responden Terhadap Penetapan Danau Toba Menjadi Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional
Danau Toba telah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan pemerintah untuk
dikembangkan.Pemerintah juga telah membentukBadan Otorita Pengelola
Kawasan Pariwisata Danau Toba sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan
Presiden RI Nomor 49 Tahun 2016. Tentu hal ini mendapat penilaian dari
masyarakat sebagai salah satu sasaran pembangunan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui kuesioner, keseluruhan
total responden yaitu sebanyak 73 orang (100 persen) menyatakan bahwa
penilaian terhadap penetapan Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional adalah baik. Secara umum responden memberikan alasannya
dikarenakan mereka menilai dengan adanya penetapan Danau Toba menjadi
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional akan berdampak baik pada peningkatan
pariwisata di daerah Silalahi II.
68
Universitas Sumatera Utara
Tanggapan Responden Terhadap Informasi Pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuesioner, responden secara
keseluruhan ada sebanyak 73 orang (100 persen) memberi tanggapan baik
terhadap adanya informasi program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Responden memberi tanggapan baik karena responden pada
umumnya telah mendapat informasi dari media eletronik mengenai tujuan dari
program tersebut dan responden beranggapan ini akan memberi dampak positif
bagi pariwisata Danau Toba terkhusus di Desa Silalahi II.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden yaitu
Ibu Roma Sidebang (34 tahun) mengatakan, “Saya telah mendengar informasi
mengenai program pembangunan ini dari televisi dan saya rasa ini baik untuk
membangun Danau Toba ini, tentunya juga ini akan berdampak baik bagi
pariwisata di desa kita ini”.
69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15Persetujuan/Penerimaan Responden Mengenai Penetapan Danau Toba
Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
No
Jawaban Responden
1
Setuju
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
57
78,08
Kurang Setujuu
9
12,32
Tidak Setuju
7
9,58
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penetapan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,
tentu akan mendapat respon dari masyarakat. Sehubungan dengan adanya
penetapan tersebut masyarakat tentu memiliki tanggapan yang berbeda-beda dan
sebagian masyarakat tentu setuju akan penetapan tersebut namun ada juga
masyarakat tidak setuju dengan penetapan Danau Toba menjada daerah otorita
kemudian ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Pada tabel diatas, dapat diketahui responden yang setuju pada penetapan
Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional ada berjumlah 57
responden.Hal ini menunjukkan responden dominan setuju akan adanya
penetapan Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Sesuai
alasan responden yang menyatakan setuju pada kuesioner, memberi alasan karena
mereka memang membutuhkan pembangunan pariwisata ini harus dilaksanakan
demi mendorong perbaikan kualitas pariwisata Danau Toba dan kebersihan pada
danau tersebut.
70
Universitas Sumatera Utara
Responden yang menyatakan tidak setuju ada 7 responden diantaranya, 5
orang bekerja sebagai petani dan 2 orang sebagai pegawai swasta. Responden
memberikan alasan tidak setuju karena pembangunan ini hanya menguntungkan
pemiliki modal dan pengusaha hotel maupun penginapan.
Tabel 5.16Penilaian Responden Terhadap Pelaksanaan Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Baik
59
80,82
2
Kurang Baik
14
19,17
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penilaian responden dalam hal ini merupakan pengetahuan atau informasi
yang dimiliki masyarakat terhadappelaksanaan program pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba. Dari pengetahuan tersebut kemudian akan
terbentuk suatu keyakinantentang bagaimana menilai program tersebut. Pada tabel
5.16, responden yang memberi penilaian baik terhadap pelaksanaan program
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba ada sebanyak 59
responden.Responden memberikan alasan karena mereka beranggapan dengan
adanya pembangunan tersebut akan memberi dampak baik bagi masyarakat dan
pariwisata Danau Toba itu sendiri. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan Destri
Silalahi (24 tahun), dia mengatakan, “sejauh ini penilaian saya akan pelaksanaan
pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba baik, karena ini
nantinnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat desa ini lewat
pariwisata dan hasil perdagangan masyarakat”.
71
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17Penilaian Responden Terhadap Kesesuaian Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dengan Harapan Masyarakat
No
Jawaban Responden
1
Sesuai
51
69,86
2
Kurang Sesuai
16
21,91
3
Tidak Sesuai
6
8,21
Total
Frekuensi
73
Persentase (%)
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Penilaian responden dalam hal ini yang dimaksud yaitu penilaian terhadap
kesesuaian antara program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba dengan harapan masyarakat. Dimana masyarakat sebagai sasaran dari
pembangunan tersebut memiliki harapan akan dampak dari pembangunan
tersebut. Berdasarkan tabel 5.17, dapat diketahui responden yang memberi
penilaian sesuai antara program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba dengan harapan masyarakat ada sebanyak 51 responden.
Sesuai data dari kuesioner, responden yang memberi penilaian tidak sesuai
yaitu ada 6 responden yang berprofesi sebagai petani. Responden tersebut
memberi alasan karena pembangunan pada sektor pariwisata tidak akan memberi
dampak baik pada peningkatan pendapatan masyarakat yang bermata pencaharian
sebagai petani. Sehingga responden tersebut menyatakan program tersebut tidak
sesuai dengan harapan masyarakat.
72
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18Tanggapan Responden Mengenai Kelanjutan Program Pembangunan
Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Baik
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
59
80,82
Kurang Baik
9
12,32
Tidak Baik
5
6,84
Total
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel 5.18, menunjukkan tanggapan responden mengenai
kelanjutan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.
Responden yang memberi jawaban baik akan kelanjutan program pembangunan
tersebut ada sebanyak 59 orang.Hal ini menunjukkan masyarakat pada umumnya
mendukung keberlanjutan program pembangunan ini dan tidak menolak adanya
pembangunan pariwisata di Kawasan Danau Toba.
Dari hasil wawancara dengan salah seorang responden yaitu Bapak
Rustam Pintubatu (38 tahun), beliau mengatakan, “saya tidak menolak adanya
program pembangunan pariwisata ini karena ini tentunya akan mendatang
wisatawan lebih banyak ke daerah kita dan untuk keberlanjutannya saya
mendukung dan berharap ini nantinya tidak menguntung pihak investor saja
namun juga masyarakat desa seperti kita”.
73
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Partisipasi
Partisipasi dalam program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba juga perlu dikaji. Partisipasi adalahketerlibatan masyarakat secara
aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahapsosialisasi, persiapan,
perencanaan dan pengevaluasian. Pendekatanpartisipasi bertumpu pada kekuatan
masyarakat untuk secara aktif berperan serta (ikutserta) dalam proses
pembangunan secara menyeluruh.Partisipasi terhadap program pembangunan
Kawasan
Strategis
Pariwisata
Danau
Toba
dapat
diukur
melalui
menikmati,melaksanakan, memelihara, menilai, frekuensi dan kualitasnya.
Mengukur partisipasi dalam program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba ini dimaksudkan untuk mempermudah mengetahui responmasyarakat
melalui penyebaran kuesioner kepada responden.Hasil penelitian dari partisipasi
responden terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba dapatdiuraikan sebagai berikut:
74
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19Keikutsertaan Masyarakat Dalam Mengikuti Sosialisasi Program
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Pernah
2
3
Frekuensi
Persentase (%)
8
10,95
Kadang-kadang
13
17,80
Tidak Pernah
36
49,31
73
100
Total
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Keikutsertaan responden dalam mengikuti sosialisasi program, menjadi
salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat dalam melaksanakan
program pembangunan, mulai dari perencanaan maupun persiapan, terkhusus
dalam sosialisasi program tersebut. Pada tabel 5.19, menunjukkan keikutsertaan
masyarakat dalam mengikuti sosialisasi program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba. Responden yang menjawab pernah mengikuti sosialisasi
hanya 8 orang dan responden yang tidak pernah mengikuti sosialisasi sebanyak 36
orang.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden lebih banyak
tidak pernah ikutserta dalam sosialisasi program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba. Dari hasil kuesioner, responden memberi alasan tidak
pernah ikutserta karena belum mendapat undangan atau himbauan resmi untuk
sosialisasi program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dari
pihak pemerintah atau pelaksana program pembangunan tersebut.
75
Universitas Sumatera Utara
Tabel
5.20Keikutsertaan
Masyarakat
Dalam
Musyawarah
Mengenai
Pembangunan Pariwisata yang Telah Dilaksanakan
No
Jawaban Responden
1
Pernah
19
26,02
2
Kurang Kadang-kadang
18
24,65
3
Tidak Pernah
36
49,31
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Berdasarkan tabel 5.20, dapat diketahui keikutsertaan responden dalam
musyawarah mengenai pembangunan pariwisata yang telah dilaksanakan.
Responden yang menjawab pernah ikut dalam musyawarah tersebut ada
berjumlah 19 responden, dan responden yang menjawab tidak pernah ikutserta
ada sebanyak 36 responden.
Hal ini menunjukkan responden paling banyak tidak pernah ikutserta
dalam musyawarah mengenai pembangunan pariwisata tersebut.Pembangunan
yang telah dilaksanakan sebelumnya cenderung hanya melibatkan perangkat desa
dan pihak-pihak dari pemerintahan. Berdasarkan hasil kuesioner penelitian, alasan
yang diberikan responden pada kuesioner, dapat disimpulkan pada umumnya
responden jarang dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata yang
telah dilaksanakan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan pihak pelaksana
cenderung tertutup dan hanya melibatkan petugas desa/perangkat desa serta pihak
pemerintahan.
76
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21Keterlibatan Responden Dalam Perencanaan Pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Terlibat
2
Tidak Terlibat
Total
Frekuensi
Persentase (%)
2
2,73
71
97,26
73
100
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program pembangunan,
mulai dari perencanaan, persiapan dan pelaksanaan, dimana masyarakat harus
terlibat dalam perencanaan. Hal ini menjadi indikator dalam meilhat tingkat
partisapasi responden dalam perencanaan pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba.Berdasarkan tabel 5.12, menunjukkan keterlibatan
responden dalam perencanaan program pembangunan Kawasan Strategis
Pariwisata Danau Toba. Responden yang menjawab pernah terlibat dalam
perencanaan program tersebuthanya ada 2 responden dan yang menjawab tidak
terlibat ada sebanyak 71 responden. Dari data tersebut dapat diketahui responden
mayoritas tidak dilibatkan dalam perencanaan program tersebut. Responden yang
terlibat tersebut hanya ada 2 orang dan mereka adalah yang bertugas sebagai
perangkat desa Silalahi II. Sehingga dapat disimpulkan, pembangunan ini sangat
minim keterlibatan masyarakat. Pemerintah dan pihak pelaksana cenderung
tertutup pada masyarakat dan hanya melibatkan perangkat desa.
77
Universitas Sumatera Utara
Keterlibatan Responden Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuesioner, responden secara
keseluruhan ada sebanyak 73 orang (100 persen) menjawab tidak pernah
dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau
Toba. Secara umum, responden memberi alasan karena sampai memang sejauh ini
belum pernah dilibatkan partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan
pembangunan tersebut.Dari hasil wawancara dengan Bapak Wilmar Silalahi (37
tahun), mengatakan “saya belum pernah mendapat undangan untuk musyawarah
desa mengenai program tersebut dan saya tidak pernah ikut dalam
melaksanakannya sampai sejauh ini, untuk kedepannya saya belum tahu dalam
pelaksanaannya masyarakat akan dilibatkan atau tidak”.
Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara
aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi
dan keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses
pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan
ekonomi di daerah tersebut. (Walgito, 2000:68). Berdasarkan teori tersebut, dapat
disimpulkan pembangunan tersebut tidak akan membawa manfaat dan tidak
menciptakan pertumbuhan ekonomi secara signifikan di desa Silalahi II,
dikarenakan minimnya partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses
pelaksanaan pembangunan tersebut.
78
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.22Tanggapan Responden Mengenai Manfaat
Dari Pelaksanaan
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
No
Jawaban Responden
1
Menikmati
10
13,69
2
Kurang Menikmati
43
58,90
3
Tidak Menikmati
20
27,39
73
100
Total
Frekuensi
Persentase (%)
Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau toba, diharapkan
memberi manfaat kepada masyarakat dari sektor pariwisata. Responden pada hal
ini memberi tanggapan atas manfaat yang dirasakan dan manfaat yang dinikmati
masyarakat. Menikmati yang dimaksud yaitu masyarakat berperan serta dalam
menikmati hasil dari pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat tanggapan responden terhadap
manfaat dari pelaksanaan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata
Danau Toba. Responden dengan jawaban menikmati manfaat dari program
pembangunan tersebut ada berjumlah 10 responden, yang kurang menikmati ada
sebanyak 43 orang dan responden yang tidak menikmati manfaat dari program
pembangunan tersebut ada berjumlah 20 orang. Hal ini menunjukkan masyarakat
lebih banyak belum merasakan dan menikmati manfaat dari pembangunan
tersebut. Beberapa alasan yang diberikan yaitu dikarenakan pembangunan tersebut
belum selesai dan tidak langsung dirasakan dampak baiknya terhadap seluruh
kalangan masyarakat. Selain hal tersebut, masyarakat masih mayoritas bertani dan
berfokus pada sektor pertanian bukan pariwisata.
79
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.23Tanggapan Responden Mengenai Keseluruhan Pelaksanaan Program
Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba Desa Silalahi II
No
Jawab