Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

4.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat analitik

dengan pendekatan desain cross sectional yaitu yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen untuk
memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecelakaan kerja pada pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan.
4.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di pabrik PT. Jaya Beton Indonesia yang terletak di
Jalan Pasar Nippon, Desa Rengas Pulau, Medan Marelan. Penelitian dilakukan
pada bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Maret 2017.
4.3


Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan keseluruhan
subjek yang akan diteliti dengan karakteristik yang dapat dikatakan sama sehingga
dapat digeneralisasikan hasil penelitian yang dilakukan terhadap populasi tersebut
(Sugiyono, 2012).

33
Universitas Sumatera Utara

34

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pekerja produksi di PT. Jaya Beton
Indonesia Medan pada tahun 2017 yang berjumlah 126 orang pekerja yang

terdiri dari 6 unit kerja.
1. Cutting Heading dan Forming

: 13 orang

2. Setting

: 26 orang

3. Concreting

: 44 orang

4. Spinning

: 12 orang

5. Remoulding

: 24 orang


6. Arrangement

: 7 orang

3.3.2

Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012). Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
rumus :
n

n

2
2

d


. .P.
2

1

.P.

(1,96)2 x 126 x 0,5 x 0,5
(0,12 ) 126 1 (1,96)2 x 0,5 x 0,5

n

121,0104
2,2104

n

54,7


55 orang

keterangan :
N = besar populasi (pekerja produksi 126 orang)
N = besar sampel
Z = derajat kemaknaan 95% (1,96)

Universitas Sumatera Utara

35

P = perkiraan proporsi suatu peristiwa, jika tidak diketahui ditetapkan 50% (0,5)
d = tingkat ketepatan yang diinginkan peneliti yaitu 10% (0,1)
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Proportional Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi memiliki
anggota yang tidak homogen, dalam hal ini berbeda jumlah pekerja dari masingmasing unit kerja (Sugiyono, 2012).
Dalam Sugiyono (2012), penentuan jumlah sample untuk masing-masing unit
dihitung secara proporsional dengan menggunakan rumus :
Jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-masing unit tersebut ditentukan
dengan rumus :

s

n

xS

Keterangan :
s = jumlah sampel setiap unit secara proporsional
S = jumlah sampel yang didapat
N = jumlah populasi
n = jumlah masing-masing unit populasi
Maka :
1. Cutting Heading dan Forming

: 13 / 126 x 55 = 6 orang

2. Setting

: 26 / 126 x 55 = 11 orang


3. Concreting

: 44 / 126 x 55 = 19 orang

4. Spinning

: 12 / 126 x 55 = 5 orang

5. Remoulding

: 24 / 126 x 55 = 11 orang

6. Arrangement

: 7 / 126 x 55 = 3 orang

Universitas Sumatera Utara

36


4.4

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder sebagai berikut:
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada pekerja produksi PT. Jaya Beton Indonesia
Medan yang meliputi data faktor pekerja (usia, lama kerja, pengetahuan, sikap,
dan kepatuhan terhadap prosedur), faktor manajemen (pengawasan), dan faktor
lingkungan (lingkungan kerja).
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu dokumen-dokumen yang diperoleh dari PT. Jaya
Beton Indonesia Medan serta melalui buku-buku dan literatur yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
4.5

Definisi Operasional


1. Usia adalah lamanya waktu hidup pekerja yang dihitung dari lahir sampai
dengan diadakannya penelitian.
2. Masa kerja adalah lamanya pekerja bekerja di PT. Jaya Beton Indonesia
Medan, yaitu tahun dimulai bekerja sampai penelitian dilakukan.
3. Pengetahuan adalah pemahaman pekerja mengenai kecelakaan kerja.
4. Sikap adalah reaksi pekerja terhadap kecelakaan kerja yang ada dan mungkin
terjadi di lingkungan kerja.
5. Kepatuhan terhadap prosedur adalah tindakan pekerja untuk melaksanakan
atau tidak melaksanakan peraturan dan prosedur kerja yang ada.

Universitas Sumatera Utara

37

6. Pengawasan adalah tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pihak
manajemen dalam mendukung pekerja melakukan pekerjaan sesuai prosedur
dan peraturan yang ada agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
7. Lingkungan kerja adalah suatu kondisi di tempat kerja yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja.
8. Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang dialami oleh pekerja secara

tidak terduga dalam hubungan kerja yang dipengaruhi oleh sesuatu.
4.6

Metode Pengukuran

3.6.1

Usia
Usia responden dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir dari penelitian

dilakukan. Penilaian umur dilakukan dengan menggunakan nilai median dari
seluruh umur responden , sehingga dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori
berdasarkan median yang didapatkan yaitu :
1. > 29 tahun
2. ≤ 29 tahun
3.6.2

Masa Kerja
Masa kerja responden dihitung berdasarkan tahun sejak mulai bekerja


sebagai pekerja produksi sampai saat tahun penelitian dilakukan. Penilaian masa
kerja dengan menggunakan nilai median dari seluruh lama kerja responden,
sehingga dikategorikan menjadi 2 (dua) kategori berdasarkan median yang
didapatkan yaitu :
1. > 1 tahun
2. ≤ 1 tahun

Universitas Sumatera Utara

38

3.6.3

Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
yang terdapat pada kuesioner bagian B. Pertanyaan berbentuk multiple choice
yang berjumlah 8 pertanyaan. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu jika benar
diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Dengan demikian total skor adalah 8.
Kemudian variabel pengetahuan dikategorikan menjadi :
1. Baik

: bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Tidak baik : bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor
3.6.4

Sikap

Sikap diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner bagian C
yang berjumlah 8 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dan alternatif
jawaban setuju dan tidak setuju. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu jika
menjawab “setuju” diberi skor 1 dan “tidak setuju” diberi skor 0 pada pertanyaan
positif no. 2,3,4,6,8 sedangkan jika menjawab “setuju” diberi skor 0 dan “tidak
setuju” diberi skor 1 pada pertanyaan negatif no. 1,5,7. Dengan demikian total
skor adalah 8. Kemudian variabel sikap dikategorikan menjadi :
1. Positif

: bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Negatif

: bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor

3.6.5

Kepatuhan terhadap prosedur

Kepatuhan terhadap prosedur diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam
kuesioner bagian D yang berjumlah 8 pertanyaan dengan menggunakan skala
Guttman dan alternatif jawaban ya dan tidak. Adapun ketentuan pemberian skor
yaitu jika menjawab “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0 pada pertanyaan

Universitas Sumatera Utara

39

positif no. 1,2,7,8 sedangkan jika menjawab “ya” diberi skor 0 dan “tidak” diberi
skor 1 pada pertanyaan negatif no. 3,4,5,6. Dengan demikian total skor adalah 8.
Kemudian variabel kepatuhan terhadap prosedur dikategorikan menjadi :
1. Patuh

: bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Tidak patuh: bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor
3.6.6

Pengawasan
Pengawasan diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner

bagian E yang berjumlah 8 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dan
alternatif jawaban ya dan tidak. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu jika
menjawab “ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0. Dengan demikian total
skor adalah 8. Kemudian variabel pengawasan dikategorikan menjadi :
1. Tinggi

: bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Rendah

: bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor

3.6.7

Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja diukur berdasarkan jawaban dalam kuesioner bagian F

yang berjumlah 8 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dan alternatif
jawaban ya dan tidak. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu jika menjawab
“ya” diberi skor 1 dan “tidak” diberi skor 0. Dengan demikian total skor adalah 8.
Kemudian variabel pengawasan dikategorikan menjadi :
1. Baik

: bila memperoleh skor > 50% dari total skor

2. Tidak baik : bila memperoleh skor ≤ 50% dari total skor

Universitas Sumatera Utara

40

1.6.1

Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner
bagian G dengan menggunakan skala Guttman dan alternatif jawaban ya dan
tidak. Kemudian variabel kejadian kecelakaan kerja dikategorikan menjadi:
1. Pernah

: bila menjawab “ya” pertanyaan kuesioner bagian G nomor 1

2. Tidak pernah : bila menjawab “tidak” pertanyaan kuesioner bagian G nomor 1
Jawaban responden pada kuesioner bagian G nomor 2 dan 3 tidak
dimasukkan dalam perhitungan skor, melainkan akan dibuat untuk penjelasan.
4.7

Metode Analisis Data

1.7.1

Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Entri data (data entry)
Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master data.
2. Pemeriksaan data (data editing)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas
pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum tepat atau terdapat
kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali
terhadap responden.
3. Pemberian kode (coding)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya,
kemudian diberi kode kepada masing-masing kategori.
4. Tabulasi (tabulating)

Universitas Sumatera Utara

41

Untuk mempermudah analisis data dan pengolahan data serta pengambilan
kesimpulan dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi.
1.7.2

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 cara yaitu:
1. Analisis Univariat
Analisis

univariat

merupakan

analisis

yang

mendeskripsikan

atau

menggambarkan data secara tunggal dari masing-masing variabel independen
yang meliputi umur, lama kerja, pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap prosedur,
pengawasan, unit kerja dan lingkungan kerja serta variabel dependen yaitu
kecelakaan kerja dalam bentuk distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen
yang meliputi umur, pengetahuan, sikap, kepatuhan terhadap prosedur,
pengawasan, unit kerja dan lingkungan kerja serta variabel dependen yaitu
kecelakaan kerja. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square dengan derajat
kepercayaan yang digunakan adalah 95% (α 0,05). Jika p-value lebih kecil dari α
(ρ0,05), artinya tidak
terdapat hubungan bermakna antara kedua variabel yang diteliti. Jika syarat uji
Chi-Square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya yaitu alternatif uji ChiSquare untuk tabel 2x2 adalah uji Fisher.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

7.1

Deskripsi Lokasi Penelitian

7.1.1

Gambaran Umum PT. Jaya Beton Indonesia

PT. Jaya Beton Indonesia didirikan oleh PT. Pembangunan Jaya pada tahun 1978
yang muncul dari aspirasi untuk mengikuti kemajuan perkembangan yang sangat
cepat dalam sektor industri dan infrastruktur. Beberapa proyek besar telah
disupplai oleh PT. Jaya beton Indonesia sebagai gantinya material telah diimpor
luar negri pada awal berdirinya PT. Jaya Beton Indonesia.
Proyek seperti Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), Asean Aceh Fertilizer
Plant, Pelabuhan Panjang, LNG Bontang, Jakarta Outer Ringroad, Matahari
Tower telah menggunakan produk Jaya Beton, bahkan PT. Jaya Beton Indonesia
telah mengekspor tiang pancang ke Guam, Hawaii dan ke Brunei Darussalam
untuk proyek Royal Brunei Air Force. Dengan produk dan pelayanan yang
handal, pasar Jaya Beton bertumbuh dengan sangat cepat. Pada saat ini,
perusahaan ada dalam hampir setiap proyek infrastruktur seluruh Indonesia.
Sejak awal didirikan, PT. Jaya Beton Indonesia telah berpartisipasi dalam
pengembangan aktivitas dalam mendukung penerapan produk-produk utama di
seluuh Indonesia. Dengan proyek awal yaitu Proyek Asahan, PT. Jaya Beton
Indonesia dengan cepat mencapai kredibilitas dalam penanganan banyak proyek
besar.

42
Universitas Sumatera Utara

43

Kantor pusat PT. Jaya Beton Indonesia terletak di Tangerang dan hingga saat ini,
PT. Jaya Beton Indonesia memiliki 4 pabrik yang tersebar di Indonesia yaitu di
Tangerang, Medan, Purwakarta dan Surabaya. PT. Jaya Beton Indonesia Medan
berlokasi di Jalan Paya Pasar Nippon, Desa Rengas Pulau, Medan Marelan
dengan total luas wilayah sebesar 95.249 m2.
PT. Jaya Beton Indonesia Medan dalam menjalankan perusahaan memproduksi
jenis beton berupa : Prestressed Concrete Spun Piles, yaitu produk beton yang
berbentuk tiang pancang bulat yang digunakan untuk pondasi bangunan dan
gedung bertingkat; dan Prestressed Concrete Spun Poles, yaitu produk beton yang
berupa tiang listrik dan telekomunikasi yang digunakan untuk menyangga
kabel/kawat yang dialiri listrik dari pembangkit ke konsumen.
7.1.2

Visi dan Misi PT. Jaya Beton Indonesia

4.1.2.1 Visi
Menjadi perusahaan yang unggul dan terpercaya dalam produksi beton pratekan.
4.1.2.1 Misi
a. Memperbesar pangsa pasar dengan lebih intensif memasuki pasar infrastruktur.
b. Peningkatan pelayanan pelanggan dengan meningkatkan kehandalan mutu dan
ketepatan waktu.
c. Memberdayakan seluruh kapasitas pabrik yang ada serta menambah dan
meningkatkan fasilitas pabrik.
d. Meningkatkan kerjasama dengan pemasok secara berkesinambungan.

Universitas Sumatera Utara

44

e. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia dan kesejahteraan
karyawan.
7.1.3

Kebijakan Mutu, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
(MK3L) PT. Jaya Beton Indonesia
PT. Jaya Beton Indonesia, sebagai perusahaan industri pembuatan beton

pratekan dan material konstruksi yang beroperasi di Tangerang, Medan dan
Surabaya menerapkan Sistem Manajemen Mutu Kesehatan, Keselamatan Kerja
dan Lingkungan (MK3L) dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan stakeholder
(seluruh pihak terkait), menjaga kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
dalam proses produksinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut seluruh Manajemen dan Karyawan berkomitmen:
a. Menghasilkan produk dan jasa sesuai dengan permintaan pelanggan
b. Mencegah cidera dan sakit akibat kerja, pencemaran lingkungan, mematuhi
persyaratan hukum dan persyaratan lainnya serta meningkatkan kinerja Sistem
Manajemen MK3L secara berkesinambungan.
c. Melakukan penilaian dan pengendalian risiko serta menyediakan sumber daya
yang sesuai.
d. Menyediakan dan mengkomunikasikan kebijakan MK3L kepada seluruh
pihak terkait.
e. Mendokumentasikan dan meninjau kebijakan ini secara periodik untuk
memastikan tetap relevan.

Universitas Sumatera Utara

45

7.1.4

Gambaran Umum Proses Produksi

PT. Jaya Beton Indonesia Medan memproduksi dengan sistem Make To Order
(MTO), maksudnya yaitu perusahaan menyelesaikan produk jika dan hanya jika
telah menerima pesanan dari konsumen untuk produk tersebut. Proses produksi
yang berlangsung dalam pembuatan produk di PT. Jaya Beton Indonesia Medan
yaitu :
1. Persiapan tulangan (PC Bar)
PC Bar dipindakan dari gudang penyimpanan ke area pemotongan
menggunakan forklift. Selanjutnya PC Bar dipindahkan ke cutting machine
menggunakan hoist crane. PC Bar dipotong menggunakan cutting machine
dengan ukuran sesuai pesanan. Potongan PC Bar dipindahkan ke area pengheading-an dengan menggunakan hoist crane. Secara manual PC Bar dimasukkan
ke heading machine kemudian diproses untuk membentuk ujung PC Bar menjadi
bulat (berkepala).
2. Pembuatan sangkar (cage forming)
Dalam pembuatan sangkar diperlukan PC Bar dan iron wire. Iron wire
dipindahkan dari gudang ke area perakitan dengan menggunakan forklift.
Gulungan iron wire ditempatkan ke cage forming machine secara manual. Cover
ring dipasang sesuai diameter sangkar yang akan dibuat. PC Bar yang sudah
melewati tahap pengheadingan dipasang pada plat tembaga langsung ke plat
penarik. Selanjutnya ujung iron wire dipasangkan pada PC Bar. Pengelasan iron
wire secara otomatis dilakukan. Setelah selesai pengelasan, ujung PC wire

Universitas Sumatera Utara

46

dipotong menggunakan tang. Sangkar yang telah selesai dibuat dipindahkan ke
area pemasangan joint secara manual.
3. Pemasangan pile joint plate
Sangkar yang telah selesai selanjutnya dipasangi pile joint plate. Ujung
PC bar yang berkepala ditempatkan pada lubang-lubang yang ada di pile joint
plate. Baut ditempatkan pada locking pin hole yang berfungsi untuk menahan agar
PC Bar tidak lepas.
4. Perakitan sangkar dengan cetakan
Cetakan diolesi dengan minyak CPO sebelum dilakukan pengecoran.
Selanjutnya dipindahkan ke area placing dengan menggunakan over head crane.
Sangkar yang telah dipasangi pile joint plate dipindahkan ke area placing
menggunakan over head crane dan ditempatkan di dalam cetakan bagian bawah.
5. Pembuatan adukan beton (concrete mixing)
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adukan beton adalah air,
semen, kerikil, pasir, dan plascitizer sebagai admixture. Sebelum digunakan
dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diinspeksi. Semen, kerikil, dan pasir
dimasukkan ke dalam batching plant dengan menggunakan conveyor. Air dan
plascitizer dialirkan ke batching plant melalui selang. Pengadukan terhadap
bahan-bahan tersebut selama 5 menit. Hasil pengadukan dipindahkan ke trolley
hopper atas kemudian ke trolley hopper bawah selanjutnya ke concrete placing
machine dengan membuka gate trolley hopper.

Universitas Sumatera Utara

47

6. Pengecoran adukan beton
Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine,
pengecoran dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang
mould yang akan dicor sambil membuka gate perlahan-lahan. Kemudian adukan
beton diratakan.
7. Penutupan cetakan dan penarikan PC Bar (tensioning)
Setelah adukan beton rata dilakukan penutupan cetakan. Cetakan atas
dibawa dengan over head crane. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi
cetakan, maka seluruh baut cetakan dikencangkan dengan menggunakan impact
tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan prestressing terhadap
PC Bar menggunakan tensioning jack. Selanjutnya cetakan dipindahkan ke
spinning machine.
8. Pemutara cetakan (spinning)
Pada bagian pemutaran (spinning) terdapat roda atau roll pemutar yang
akan memutar cetakan. Setelah cetakan diletakkan di atas roll pemutar maka
spinning machine akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan bertujuan untuk
memadatkan adonan beton dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal
yang ditimbulkan oleh mesin. Cetakan diputar dengan kecepatan dan lama putaran
sesuai dengan diameter luar produk.
9. Steam curing
Steam curing merupakan proses pengeringan dengan menggunakan uap air
yang dialirkan dari boiler ke bak uap bertujuan untuk mempercepat pengerasan
beton. Proses penguapan dilakukan selama lebih kurang 4 jam pada suhu 70 oC.

Universitas Sumatera Utara

48

Dari bak uap selanjutnya dipindahkan ke area pembukaan cetakan menggunakan
over head crane.
10. Remoulding
Remoulding merupakan proses pembukaan cetakan. Cetakan bagian atas
dibuka dengan terlebih dahulu melepaskan baut menggunakan impact tool.
Cetakan bagian atas dipindahkan menggunakan over head crane. Selanjutnya
produk dipindahkan ke bagian pengecatan. Produk diinspeksi apakah sudah sesuai
dengan standar. Selanjutnya kedua ujung produk dicat dan produk diberi label
akta produksi.
11. Storage
Produk yang telah selesai diinspeksi dan dicat selanjutnya dipindahkan ke
stock area menggunakan over head crane.
7.2

Deskripsi Hasil Penelitian

7.2.1

Analisis Univariat

4.2.1.1 Usia
Distribusi usia pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan dapat
dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Kategorik Umur Pekerja Produksi di PT. Jaya
Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Umur
Jumlah
%
1.
> 29 tahun
27
49,1
2.
≤ 29 tahun
28
50,9
Jumlah
55
100

Universitas Sumatera Utara

49

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pekerja pada kategori umur ≤ 29
tahun lebih banyak yaitu berjumlah 28 orang (50,9%) dan selebihnya pada
kategori umur > 29 tahun berjumlah 27 orang (49,1%).
4.2.1.2 Masa Kerja
Distribusi masa kerja pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan dapat
dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Kategorik Masa Kerja Pekerja Produksi di PT. Jaya
Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Lama Kerja
Jumlah
%
1.
> 1 tahun
26
47,3
2.
≤ 1 tahun
29
52,7
Jumlah
55
100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pekerja dengan masa kerja dengan
kategori ≤ 1 tahun lebih banyak yaitu berjumlah 29 orang (52,7%) dan selebihnya
lama kerja dengan kategori > 1 tahun berjumlah 26 orang (47,3%).
4.2.1.3 Pengetahuan
Distribusi pengetahuan pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan
dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Pekerja Produksi berdasarkan Pengetahuan di PT.
Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Benar
Salah
No
Pengetahuan
N % N %
1. Menurut Saudara, yang dimaksud dengan kecelakan 34 61,8 21 38,2
kerja adalah peristiwa yang terjadi dalam setiap
kegiatan di tempat kerja yang tidak terduga dan tidak
dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian
2. Berdasarkan pengetahuan Anda, salah satu penyebab 54 98,2 1 1,8
utama kecelakaan kerja adalah faktor manusia yaitu
perilaku tidak aman saat bekerja
3. Menurut Anda, pengendalian teknis kecelakaan kerja 45 81,8 10 18,2
adalah sebagai berikut, kecuali melakukan pekerjaan
yang tidak sesuai dengan kemampuannya

Universitas Sumatera Utara

50

4.

5.

6.

7.
8.

Penggunaan alat pelindung diri seperti pelindung kaki
yang paling baik dan benar untuk mencegah
kecelakaan kerja sebaiknya adalah bahan kulit dilapisi
metal dengan sol dari karet tebal dan kuat
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, hal
yang harus dilakukan karyawan adalah sebagai
berikut, kecuali bekerja berlebihan dan melebihi jam
kerja
Pengendalian kecelakaan kerja untuk mencegah
kecelakaan kerja yang terjdi pada karyawan bagian
produksi adalah penggunaan alat pelindung diri
(APD) secara lengkap dan sesuai SOP
Menurut Anda, tujuan identifikasi sumber bahaya
adalah menjadi tolak ukur terjadinya kecelakaan kerja
Menurut Anda, faktor penting yang dibutuhkan oleh
karyawan untuk mencegah kecelakaan kerja adalah
pengetahuan yang baik

52 94,5

3

5,5

34 61,8 21 38,2

46 83,6

9

16,4

31 56,4 24 43,6
28 50,9 27 49,1

Tabel 4.4
Distribusi Kategorik Pengetahuan Pekerja Produksi di PT.
Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Pengetahuan
Jumlah
%
1.
Baik
40
72,7
2.
Tidak Baik
15
27,3
Jumlah
55
100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pekerja dengan pengetahuan mengenai
kecelakaan pada kategori baik lebih banyak yaitu berjumlah 40 orang (72,7%) dan
selebihnya pada kategori tidak baik berjumlah 15 orang (27,3%).
4.2.1.4 Sikap
Distribusi sikap pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan dapat dilihat
pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Distribusi Pekerja Produksi berdasarkan Sikap di PT. Jaya
Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Setuju
Tidak
Setuju
No
Sikap
N % N %
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat
29 52,7 26 47,3
bekerja tidak dapat mencegah terjadinya kecelakaan
kerja

Universitas Sumatera Utara

51

2.

3.

4.
5.
6.
7.
8.

Setiap alat, bahan dan mesin yang digunakan pada
saat bekerja memiliki potensi bahaya masing-masing
sehingga pekerja harus waspada
Program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik
ditempat kerja dapat mencegah terjadinya kecelakaan
kerja
Pekerja tidak boleh merokok pada saat bekerja
Dengan berbicara pada saat melakukan pekerjaan
maka tidak dapat membahayakan keselamatan
Setiap jenis pekerjaan memiliki risiko yang harus
dikendalikan
Identifikasi bahaya di tempat kerja tidak dapat
mengurangi kecelakaan kerja
Sebaiknya pekerja diberikan pengarahan sebelum
mulai bekerja

55

100

0

0

54 98,2

1

1,8

42 76,4 13 23,6
29 52,7 16 47,3
54 98,2

1

1,8

27 49,1 28 50,9
2

3,6

53 96,4

Tabel 4.6
Distribusi Kategorik Sikap Pekerja Produksi di PT. Jaya
Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Sikap
Jumlah
%
1.
Positif
45
81,8
2.
Negatif
10
18,2
Jumlah
55
100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sikap pekerja mengenai kecelakaan
kerja, lebih banyak pekerja yang mendukung dalam mencegah terjadinya
kecelakaan kerja atau yang dikategorikan positif yaitu berjumlah 45 orang
(81,8%) dan selebihnya dikategorikan negatif berjumlah 10 orang (18,2%).
4.2.1.5 Kepatuhan terhadap Prosedur
Distribusi kepatuhan terhadap prosedur pekerja produksi di PT. Jaya Beton
Indonesia Medan dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Distribusi Pekerja Produksi berdasarkan Kepatuhan terhadap
Prosedur di PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Ya
Tidak
No
Kepatuhan terhadap Prosedur
N % N %
1. Apakah ada prosedur yang mengatur jenis pekerjaa
50 90,9 5 9,1
dari masing-masing bagian ditempat kerja Anda?
2. Apakah Anda selalu mengikuti instruksi kerja pada
48 87,3 7 12,7
saat bekerja?

Universitas Sumatera Utara

52

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apakah Anda pernah terburu-buru saat bekerja?
Apakah Anda pernah bekerja dalam keadaan tidak
fokus dan mengantuk?
Apakah Anda pernah bekerja sambil bercanda dengan
teman kerja Anda?
Apakah Anda pernah mengerjakan pekerjaan yang
bukan keahlian Anda?
Apakah Anda pernah terkena sanksi karena tidak
mematuhi prosedur?
Apakah Anda selalu menggunakan alat pelindung diri
(APD) secara lengkap saat bekerja?

24 43,6 31 56,4
29 52,7 26 47,3
16 29,1 39 70,9
18 32,7 37 67,3
12 21,8 43 98,2
36 65,5 19 34,5

Tabel 4.8
Distribusi Kategorik Kepatuhan terhadap Prosedur Pekerja
Produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Kepatuhan Prosedur
Jumlah
%
1.
Patuh
37
67,3
2.
Tidak Patuh
18
32,7
Jumlah
55
100
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kepatuhan pekerja terhadap prosedur
kerja pada kategori baik lebih banyak yaitu berjumlah 37 orang (67,3%) dan
selebihnya pada kategori tidak baik berjumlah 18 orang (32,7%).
4.2.1.6 Pengawasan
Distribusi pengawasan pada pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan
dapat dilihat pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 sebagai berikut :
Tabel 4.9
Distribusi Pekerja Produksi berdasarkan Pengawasan di PT.
Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Ya
Tidak
No
Pengawasan
N % N %
1. Apakah aada pengawasan pada pekerjaan di tempat
54 98,2 1 1,8
kerja Anda?
2. Apakah pengawas secara rutin melakukan
34 61,8 21 38,2
pengawasan di tempat kerja?
3. Apakah pengawas memastikan semua pekerjaan
49 89,1 6 10,9
dilakukan dengan baik?
4. Apakah pengawas pernah melakukan pemeriksaan
20 36,4 35 63,6
secara mendadak?
5. Apakah pengawas ramah dan menyenangkan?
27 49,1 28 50,9
6. Apakah pengawas menegur jika ada pekerja yang
49 89,1 6 10,9

Universitas Sumatera Utara

53

7.

8.

melakukan pekerjaan dengan tidak benar?
Apakah dengan adanya pengawasan tersebut Anda
menajdi termotivasi untuk melakukan pekerjaan
dengan benar?
Apakah pengawas menegur jika ada pekerja yang
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat
bekerja?

32 58,2 23 41,8

54 98,2

1

1,8

Tabel 4.10
Distribusi Kategorik Pengawasan pada Pekerja Produksi di
PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Pengawasan
Jumlah
%
1.
Tinggi
28
50,9
2.
Rendah
27
49,1
Jumlah
55
100
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pekerja dengan pengawasan pada
kategori tinggi lebih banyak yaitu berjumlah 28 orang (50,9%) dan selebihnya
pada kategori rendah berjumlah 3 orang (49,1%).
4.2.1.7 Lingkungan Kerja
Distribusi lingkungan kerja pada pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia
Medan dapat dilihat pada tabel 4.11 dan tabel 4.12 sebagai berikut :
Tabel 4.11
Distribusi Pekerja Produksi berdasarkan Lingkungan Kerja di
PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Ya
Tidak
No
Lingkungan Kerja
N % N %
1. Terdapat rambu-rambu keselamatan
40 72,7 15 27,3
2. Tedapat tanda peringatan daerah berbahaya
55 100 0
0
3. Terdapat poster mengenai keselamatan dan kesehatan 32 58,2 23 41,8
kerja (K3)
4. Terdapat tanda peringatan di setiap area kerja
55 100 0
0
5. Alat pelindung diri (APD) yang digunakan pekerja
17 30,9 38 69,1
mencukupi
6. Penempatan material dan peralatan kerja rapi dan
36 65,6 19 34,5
tidak melebihi kapasitas
7. Material yang tidak digunakan dipindahkan dan
18 32,7 37 67,3
disimpan di tempat penyimpanan yang seharusnya
8. Jalan akses area kerja tidak terhalang material yang
29 52,7 26 47,3
mengganggu

Universitas Sumatera Utara

54

Tabel 4.12
Distribusi Kategorik Lingkungan Kerja
Produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Lingkungan Kerja
Jumlah
1.
Baik
37
2.
Tidak Baik
18
Jumlah
55

pada

Pekerja

%
67,3
32,7
100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pekerja dengan kondisi lingkungan
pada kategori baik lebih banyak yaitu berjumlah 37 orang (67,3%) dan selebihnya
pada kategori tidak baik berjumlah 18 orang (32,7%).
4.2.1.8 Kecelakaan Kerja
Distribusi kecelakaan kerja pada pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia
Medan dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut :
Tabel 4.13
Distribusi Kategorik Kecelakaan Kerja pada Pekerja Produksi
di PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
No
Kecelakaan Kerja
Jumlah
%
1.
Pernah
20
36,4
2.
Tidak Pernah
35
63,6
Jumlah
55
100
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa sebanyak 35 orang pekerja (63,6%)
tidak pernah menghalami kecelakaan kerja dan selebihnya sebanyak 20 orang
pekerja (36,4%) pernah mengalami kecelakaan kerja.
7.2.2

Analisis Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Usia dengan Kecelakaan Kerja
Hubungan usia dengan kecelakaan kerja pada pekerja produksi di PT. Jaya Beton
Indonesia Medan dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

55

Tabel 4.14
Hubungan Usia dengan Kecelakaan Kerja Pekerja Produksi di
PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Kecelakaan Kerja
Pernah
Tidak
Usia
Jumlah
Sig.
Pernah
(p)
N
%
N
%
N
%
> 29 tahun

8

14,5

19

34,5

27

49,1

≤ 29 tahun
Jumlah

12
20

21,8
36,4

16
35

29,1
63,6

28
55

50,9
100

0,308

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa dari 28 pekerja yang berada pada kategori
usia ≤ 29 tahun, lebih banyak pekerja tidak pernah mengalami kecelakaan kerja
sebanyak 16 orang (29,1%) dan dari 27 pekerja yang berada pada kategori usia >
29 tahun, lebih banyak pekerja tidak pernah mengalami kecelakaan kerja
sebanyak 19 orang (34,5%).
Hasil uji chi-square antara usia dengan kecelakaan kerja menunjukkan nilai ρ
0,308 (ρ>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara usia
dengan kecelakaan kerja pada pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia
Medan tahun 2017.
4.2.2.2 Hubungan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja
Hubungan masa kerja dengan kecelakaan kerja pada pekerja produksi di PT. Jaya
Beton Indonesia Medan dapat dilihat pada tabel 4.15 sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

56

Tabel 4.15
Hubungan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja Pekerja
Produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Kecelakaan Kerja
Pernah
Tidak
Lama Kerja
Jumlah
Sig.
Pernah
(p)
N
%
N
%
N
%
> 1 tahun

10

18,2

16

29,1

26

47,3

≤ 1 tahun
Jumlah

10
20

18,2
36,4

19
35

34,5
63,6

29
55

52,7
100

0,759

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa dari 29 pekerja dengan lama kerja berada
pada kategori ≤ 1 tahun, lebih banyak pekerja tidak pernah mengalami kecelakaan
kerja sebanyak 19 orang (34,5%) dan dari 26 pekerja dengan lama kerja berada
pada kategori usia > 1 tahun, lebih banyak pekerja tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja sebanyak 16 orang (29,1%).
Hasil uji chi-square antara masa kerja dengan kecelakaan kerja menunjukkan nilai
ρ

0,759 (ρ>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara masa

kerja dengan kecelakaan kerja pada pekerja produksi di PT. Jaya Beton Indonesia
Medan tahun 2017.
4.2.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kecelakaan Kerja
Hubungan pengetahuan dengan kecelakaan kerja pada pekerja produksi di PT.
Jaya Beton Indonesia Medan dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

57

Tabel 4.16
Hubungan Pengetahuan dengan Kecelakaan Kerja Pekerja
Produksi di PT. Jaya Beton Indonesia Medan Tahun 2017
Kecelakaan Kerja
Pernah
Tidak
Pengetahuan
Jumlah
Sig.
Pernah
(p)
N
%
N
%
N
%
Baik

11

20

29

52,7

40

72,7

9
20

16,4
36,4

6
35

10,9
63,6

15
55

27,3
100

0,026
Tidak baik
Jumlah

Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa dari 40 pekerja yang memiliki
pengetahuan baik, lebih banyak pekerja tidak pernah mengalami kecelakaan kerja
sebanyak 29 orang (52,7%) dan dari 15 pekerja yang memiliki pengetahuan tidak
baik, lebih banyak pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 9 orang
(16,4%).
Hasil uji chi-square antara pengetahuan dengan kecelakaan kerja menunjukkan
nilai ρ

0,026 (ρ