Pemanfaatan Youtube Di Kalangan Mahasiswa (Studi Penggunaan Youtube Di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Usu Medan Dengan Pendekatan Uses And Gratification)
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelesan titik tolak atau landasan pikir
dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya.Untuk itu,perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarakan dari
sudut mana masalah penelitian akan disoroti.(Nawawi, 2001:39).
Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan preposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
antara variabel,untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat,
2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan
pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
2.1.1
Teori Uses and Gratifications
Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai
reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi
mengenai efek media massa sudah mati. Yang mulai hidup adalah penelitian
tentang usaha untuk menjawab pertanyaan: “what do people do with media ?”
Karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan
kebutuhan, maka efek media sekarang didefenisikan sebagai situasi ketika
pemuasan kebutuhan terjadi (Rakhmat, 2004: 199).
Dalam teori Uses and Gratifications bahwa audience aktif untuk
menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media
massa.
Artinya,
manusia
itu
mempunyai
otonomi,
wewenang
untuk
memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu
jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya
bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat
teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (
lewat media mana ) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan
berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat
mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan. Penggunaan teori ini bisa dilihat
dalam kasus selektivitas musik personal. Kita menyeleksi musik tidak hanya
karena cocok dengan lagunya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya
untuk gengsi diri, kepuasan batin, atau sekedar hiburan. Upaya yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media
dan kemudahan memanfaatkannya.
Riset Uses and Grafitications berangkat dari pandangan bahwa
komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi
khalayak. Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya
menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap
berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi ini terpenuhi maka
kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu
memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006:
204).
Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori
Uses and Gratifications, yaitu :
1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari
penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan;
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengkaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak;
Universitas Sumatera Utara
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas.
Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat
bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan;
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu;
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan
sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak (Adrianto, 2004: 71).
Dengan demikian, teori Uses and Gratifications telah mengubah fokus
penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan
komunikasi dari perspektif khalayak.
Adapun model Uses and Gratifications dilukiskan seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.1
Model Uses and Gratifications
Antaseden
Motif
Penggunaan
Efek
- Variabel individual
- Personal
- Hubungan
- Kepuasan
- Variabel lingkungan
- Diversi
- Macam isi
- Pengetahuan
- Personal
- Hubungan
- Kepuasan
identity
dengan isi
Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, 2004,hlm.66.
Universitas Sumatera Utara
Antaseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis
seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel
lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Daftar motif
memang tidak terbatas. Tetapi operasionalisasi Blummer agak praktis untuk
dijadikan petunjuk penelitian. Blummer menyebutkan tiga orientasi: orientasi
kognitif (kebutuhan bukan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas),
diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan),
serta
identitas
personal
(yakni,
“menggunakan
isi
media
untuk
memperkuat/menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi
khalayak sendiri”). Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan
dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan
antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan
media secara keseluruhan. Efek media dapat diopersionalisasikan sebagai evaluasi
kemampuan media untuk memberikan kepuasan.(Rakhmat, 2004:66).
Penggunaan
(uses)
isi
media
untuk
mendapatkan
pemenuhan
(gratification) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratification, salah teori
dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan
ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi. karena
sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan
(needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai
proses penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan
untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan
menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy,
2000: 289).
Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk
memandang pada hubungan antara isi media dan audiece, dan pengkategorian isi
media menurut fungsinya. Meskipun masih diragukan adanya satu atau beberapa
model uses and gratifiacations, Katz (Effendy, 2000: 290) menggambarkan
logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratifications : (1) Kondisi
sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang
menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber
Universitas Sumatera Utara
lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau
keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6)
pemenuhan kebutuhan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan
sebelumnya. Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas,
pendekatan uses and gratufications sering memasukkan unsur motif untuk
memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi
kebutuhan.
Menurut Schramm dan Porter pernah memberikan formula untuk
menjelaskan teori uses and gratifications :
Janji Imbalan
= Probabilitas Seleksi
Upaya yang diperlukan
Imbalan di sini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera)
atau imbalan yang tertunda. Imbalan memenuhi kebutuhan khalayak. Misalnya,
menonton suatu acara pada televisi tertentu karena media tersebut menyediakan
atau memuaskan akan kebutuhan informasi atau hiburan. Upaya yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media
dan kemudahan memanfaatkannya. Bila membagi janji imbalan dengan upaya
yang diperlukan, maka memperoleh probabilitas seleksi dari media massa
tertentu. Dapat memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan
media oleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification).
Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan
rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial
(Nurudin, 2011: 193).
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.1 Asal Usul Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications ( kegunaan dan kepuasan ) pertama kali
dikenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam bukunya
The Uses On Mass Communications: Current Perspectives on Gratifications
Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif
untuk memilih dan menggunakan media tersebut, dengan kata lain pengguna
media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media
berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori Uses and Gratifications mengasumsikan
bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhan.
(Nurudin, 2011: 192).
Dalam teori ini Uses and Gratifications ditekankan bahwa audience aktif
dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhu kebutuhannya.
Teori ini lebih menekankan padad pendekatan manusiawi didalam melihat media,
artinya manusia itu memiliki otonomi atau wewenang untuk memperlakukan
media. Berdasarkan Blumer Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi
khlayak untuk menggunakan media dan sebaliknya mereka percaya bahwa ada
banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini konsumen
media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan
media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan
informasi khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu
sendiri.
Teori ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of
the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Teori yang tidak
tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Angota khalayak
dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan
psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.
(Rakhmat,2004: 65).
Universitas Sumatera Utara
Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara
sosial dan sebagian orang merasa bahwa media merupakan hal yang tak
tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada
didunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan,
dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalanpersoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari
bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca media berkenaan
dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi yang bermanfaat
lainnya.
Riset Uses and Grafitications bermula dari pandangan bahwa komunikasi
(khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak.
Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan
media massa berdasarkan motif-motif tertentu.
Media dianggap berusaha
memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi ini terpenuhi maka kebutuhan
khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi
kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006: 204).
Perkembangan teori Uses and Gratifications, media dibedakan dalam tiga
fase yaitu :
Fase pertama, ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1947) memberikan
deskripsi tentang orientasi subgroup audience untuk memilih dari ragam
isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan
konseptual dalam meneliti orientasi audience.
Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi
variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi
pengaruh terhadap perbedaan pola-pola konsumsi media. Fase ini juga
menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.
Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk
menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif
audience mungkin berhubungan.
(http://adiprakosa.blogspot.com/2007/11/uses-gratification.html di akses
pada tanggal 14 Desember 2012)
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Keunggulan Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications ini bertujuan untuk menjelaskan tentang
informasi yang ada di dalam media terutama media massa. Dalam teori ini
audience tidak lagi dipandang sebagai orang pasif yang hanya menerima
informasi yang disampaikan oleh media, tapi audience aktif dan selektif, dan juga
kritis terhadap semua informasi yang disampaikan oleh media. Adapun
keunggulan dari teori Uses and Gratifications adalah
1. Mengubah audience yang cenderung pasif menjadi audience yang lebih
aktif dan selektif;
2. Memfokuskan perhatian pada individu dalam melihat proses komunikasi
massa;
3. Untuk mengontrol penggunaan media dalam kehidupan kita, respek pada
kemampuan intelektual dari penggunaan media;
4. Menyediakan analisis yang mencerahkan bagaimana berinteraksi dengan
isi media;
5. Menyediakan wawasan yang berguna untuk dalam proses adopsi terhadap
media baru;
6. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan pencapaian tujuan dari fungsi
media itu sendiri (http://myrandhazone.blogspot.com/2010/12/uses-andgratifications-theory-teori.html di akses pada tanggal 15 Desember 2012).
2.1.1.3 Kelemahan Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications telah memicu sejumlah kelemahan,
terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefenisikan
konsep-konsep utama, dan karena pada dasarnya tidak lebih dari sebuah strategi
pengumpulan data. Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal usul
pencarian gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui
mengapa mereka memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi
manfaat media.
Beberapa kekurangan dan kelemahan Teori Uses and Gratificatiuons
adalah :
1. Teori ini boleh dikatakan tidak bersifat teoritis karena masih samar dalam
mendefenisikan konsep-konsep utama misalnya “keperluan” dan pada
dasarnya lebih cenderung ke sebuah strategi pengumpulan data.
2. Seseorang menjadi ketergantungan terhadap suatu media sehingga tidak
dapat berkembang.
3. Audience akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dengan media
berbagai cara meskipun akan merugikan dirinya sendiri.
4. Media sering kali menciptakan kebingungan dan ketika hal yang
membingungkan itu hadir, ketergantungan pada media akan meningkat.
5. Tidak banyak usaha yang boleh dilakukan untuk mencari asal-usul
pencarian kepuasan, acap kali keperluan yang ingin dipenuhi pengguna
melalui manfaat media disimpulkan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai
mengapa mereka memanfaatkan media, pengaruh pada kecurigaan bahwa
keperluan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah
rasionalisasi manfaat media.
6. Pendekatan teori Kegunaan dan Kepuasan ini juga jelas fokusnya terlalu
sempit yaitu lebih bertumpu kepada individu. Pendekatan ini juga
bersandarkan pada konsep-konsep psikologis seperti keperluan dan
mengabaikan struktur sosial maupun tempat media yang berada dalam
struktur tersebut.
7. Perspektif pendekatan kegunaan dan kepuasan juga dikritik oleh para
penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka
mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas
memilih agenda media maupun interprestasi-interprestasisesuai kehendak
mereka (White, 1994 dalam Teori Komunikasi 2008: 359). Menurut para
penulis, pesan media massa lebih kepada memperkuat pandangan
Universitas Sumatera Utara
kebudayaan yang dominan dan audience merasa susah untuk mengelak
dari “bacaan yang lebih disukai ini”.
8. Dilihat dari sudut lain juga, bahwa banyak kegunaan komunikasi massa
mungkin
melibatkan
langkah
perhatian
yang
rendah
dan
pada
kenyataannya sepatutnya diberi dengan nama ritualistik atau kebiasaan.
Pendekatan Uses and Gratifications seharusnya mengarahkan perhatian
kita kepada pada pengguna komunikasi massa.
Brenda Dervin (1980)
mencadangkan bahwa pengembangan pilihan informasi hendaklah dimulakan
dengan kajian calon pengguna informasi dan pertanyaan yang berusaha untuk
dijawab. Para penelitian
media di berbagai bidang hendaklah lebih banyak
melakukakan penelitian terhadap para audience maupun terhadap kepuasan yang
diinginkan para audience. Penerimaan terhadap komunikasi massa, mungkin tidak
selalu benar-benar disengaja atau bertujuan bertentangan dengan sejumlah
gagasan dasar teori Uses and Gratifications. Pandangan ini mengusulkan banyak
manfaat komunikasi massa mungkin melibatkan tingkat perhatian rendah, dan
pada kenyataannya mungkin sudah sepatutunya diberi label ritualistik atau
kebiasaan. Banyak orang yang tidak punya banyak waktu untuk minta pada
pengawasan atau bimbingan pribadi tapi lebih tertari pada stimulus biasa-biasa
yang menyenangkan (Severin, 2008:358-359).
2.1.1.4 Perkembangan Terkini dalam Penelitian Uses and Gratifications
Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi
audien sebagai aktif atau pasif ke arah memperlakukan aktivitas sebagai suatu
variabel ( Rubin, 1994 dalam Saverin, 2008:363 ). Artinya, kadang-kadang para
pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan
media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai
atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien
mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media. Arah baru lainnya
difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi
rasa kesepian.
2.1.2
Motif Pemuasan Kebutuhan
Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan
adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Semua
tingkah laku manusia yang melingkupi penggerak, alasan-alasan atau dorongan
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif berasal
dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu motif
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong
untuk berbuat atau driving force. Motif sebagai pendorong sangat terikat dengan
faktor - faktor lain, yang disebut dengan motivasi (Walgito, 2010:255). Motivasi
merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku
ke arah tujuan.
Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek didalamnya yaitu:
Keadaan terdorong dalam diri organisme (a drive state), yaitu kesiapan
bergerak karena kebutuhan jasmani, keadaaan lingkungan, atau keadaan
mental seperti berpikir dan ingatan.
Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
Tujuan atau "goal" yang dituju oleh perilaku tersebut.
Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari
lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk
memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut
dengan motif.
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu.
Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan atau
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu.
Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui
apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa melakukan itu,
Universitas Sumatera Utara
dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know how, dan
know why. Dalam hal ini, persoalan know why adalah berkenaan dengan
pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi
tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia
tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto, 2004:87). Dari
defenisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala
alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang
menggunakan media. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda dalam
memilih media, perbedaan motif ini kemudian menimbulakn perbedaan dalam
tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media.
Jika motif dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan
pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media
dan tujuanya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media yang
dilakukan oleh khalayak yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi
terhadap media ini berlaku untuk semua jenis media, baik media cetak maupun
media elektronik. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang
timbul dari longkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media
untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut
disebut motif.
Sehubungan dengan kebutuhannya, Katz, Gurevitch, dan Haas membuat
beberapa motif individu kebutuhan manusia yang berkaitan dengan penggunaan
media (Nurudin, 2004:184) adalah :
1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif) :
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan
ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan,
juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan
kita.
Universitas Sumatera Utara
2. Affective needs (Kebutuhan afektif)
Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.
3. Personal integrative needs (Kebutuhan integratif personal)
Kebutuhan integratif personal adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Halhal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4. Social integrative needs (Kebutuhan integratif sosial)
Kebutuhan integratif sosial adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut
didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)
Kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya
menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada saat
ayng sama kebutuhan ini juga dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain
media massa. Cntohnya jika kita menginginkan kesenangan media massa akan
memberi hiburan, kita mengalami goncangan batin media massa memberikan
kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan, kita kesepian media massa
berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja hiburan, ketenangan, dan persahabatan
dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat
ibadat. Namun ada juga yang beranggapan bahwa media massa hanya memenuhi
satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan diri atau hasrat
bermain.
Motif pengguna dalam menggunakan Youtube sebagai media komunikasi,
difokuskan pada motif penggunaan media yang dikutip dari tipologi yang
disarankan pendapat McQuail (1989: 72),
yakni : 1) Informasi, 2) Identitas
pribadi, 3) Integrasi dan interaksi sosial, serta 4) Hiburan.
Universitas Sumatera Utara
Keempat kategori motif tersebut, yaitu:
1. Motif Informasi (Surveillance)
-
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia
-
Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan
hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
-
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
-
Belajar, pendidikan diri sendiri
-
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
-
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
-
Menemukan model perilaku
-
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain ( dalam media )
-
Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Integrasi dan interaksi sosial
-
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial
-
Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
-
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
-
Membantu menjalankan peran sosial
-
Memungkinkan sesorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga,
teman, dan masyarakat
4. Motif Hiburan (Diversi)
-
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
-
Bersantai
-
Memperoleh kenikmatan jiwa dan estesis
-
Mengisi waktu
-
Penyaluran emosi
-
Memmbangkitkan gairah seks
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya pemakaian media dapat dikatakan adakalanya memberikan
semua manfaat yang disebutkan, karena memang lebih sulit untuk mengkaitkan
motif, harapan dan pemakaian media tertentu. Dapat ditambahkan bahwa semua
hal dalam urutan di atas dikatakan sama dengan pernyataan motivasi dan tujuan
yang disadari. Sejumlah ide seringkali dapat dipahami oleh pemakai media, tetapi
tidak mampu dinyatakan dengan mudah. Terlepas dari hal tersebut, terdapat bukti
empiris yang cukup untuk menunujukkan bahwa setiap ide yang disebutkan dalam
urutan tersebut diatas merupakan unsur dalam pola motivasi yang mendorong
perilaku khalayak.
Dengan demikian, semuanya cocok dengan konsep mengenai fungsi
media, dan berkaitan dengan pemahaman menyangkut peran yang dibawakan oleh
media dalam menghubungkan anggota masyarakat dengan masyarakat.
2.1.3
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan
Teori pendekatan ini pada awalnya muncul ditahun 1940 dan mengalami
kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis
pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa
kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan
merespon saluran media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail (1994: 102) telah
menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia
gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih
menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan
memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (Uses and Gratification
Theory) adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan
pada audience sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Pengguna dilihat
sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam
pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka
Universitas Sumatera Utara
dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media
dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa
jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak
menggunakan media dan memilih cara lain. Teori Penggunaan dan Pemenuhan
Kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audience member.
Dimana Teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audience memilih
media yang mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audience / khalayak
yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda –
beda di dalam mengkonsumsi media.Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G.
Blumlerm dan Michael Gurevitch uses and gratifications meneliti asal mula
kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media
yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain
(Nurudin, 2011: 194).
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan
apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik,
dimana pemirsa merupakan obejk pasif yang hanya menerima apa yang diberi
media). Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki
motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar
belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda.
Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan
sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari
teori ini, yaitu :
Point pertama ialah, khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media
massa diasumsikan memiliki tujuan.
Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang
mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada
anggota khalayak.
Universitas Sumatera Utara
Point ketiga ialah, media massa harus bersaing dengan sumber – sumber
lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk
memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang
bersangkutan.
Point keempat ialah, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari
data yang diberikan anggota khalayak.
Point kelima ialah nilai pertimbangan seputar keperluan audience tentang
media secara spesifik (Adrianto, 2004:71).
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai
kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk
umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun beberapa
komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat
sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang
sama pada penggunanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan
waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton
TV sendiri telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pengguna dan
membentuk harapan-harapan.
Pada derajat tertentu laporan penggunaan media oleh para penggunanya
memiliki keterbatasan-keterbatasan. Banyak orang tidak benar-benar tahu alasan
mengapa mereka memilih media atau saluran tertentu, contohnya anak-anak
hanya tahu bahwa mereka menghindari menonton saluran yang menayangkan
bincang-bincang orang dewasa, atau film berbahasa asing karena mereka tidak
mengerti, tetapi anak-anak tersebut tidak benar-benar sadar mereka berakhir di
saluran mana. Walaupun teori ini menekankan pemilihan media oleh para
penggunanya, namun ada penelitian-penelitian lain yang mengungkapkan bahwa
penggunaan media sebenarnya terkait dengan kebiasaan, ritual, dan tidak benarbenar diseleksi. Teori ini mengesampingkan kemungkinan bahwa media bisa jadi
memiliki pengaruh yang tidak disadari pada kehidupan pemirsanya dan mendikte
bagaimana seharusnya dunia dilihat dari kacamata para perancang kandungan isi
dalam media. Namun sebuah teori yang menyatakan bahwa pemirsa media
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya hanya menggunakan media untuk menyalurkan pemenuhan akan
kepuasannya sejujurnya tidak secara penuh dapat menilai kekuatan media dalam
lingkup sosial di masa kini. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat
dikatakan tidak sempurna saat digunakan untuk menilai media yang telah
digunakan secara ritual (kebiasaan). Namun teori ini tetap tepat untuk digunakan
untuk menilai hal-hal spesifik tertentu yang menyangkut pemilihan pribadi saat
menggunakan media.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat
digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemilihan musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya
mengandalkan mood tertentu, namun juga berusaha untuk menunjukkan
jati diri dan kesadaran sosial lainnya. Banyak jenis musik yang dapat
dipilih dan pilihan kita menunjukkan kebutuhan tertentu yang spesifik.
2. Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan
media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi
diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan
fungsi-fungsi media lama tradisional. Di lain pihak pengguna lama mulai
menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasiinformasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet.
(http://kalambisu.blogspot.com/2009/01/teori-uses-and-gratificationkegunaan.html di akses pada tanggal 29 Agustus 2012).
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian menceritakan tentang Uses and
Gratifications:
1. Penelitian Ade Ardianta Harahap (2011)
Penelitian ini berjudul “Tayangan Little Krishna dan Pemenuhan
Kebutuhan akan Hiburan” dengan menggunakan Studi korelasional tentang
hubungan tayangan little krishna di MNCTV terhadap pemenuhan kebutuhan
hiburan di kalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan.
Ade Ardianta Harahap merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tayangan film kartun Little Krishna
mampu memenuhi kebutuhan hiburan anak Tamil berusia 12-15 tahundi
Kelurahan Kampung Madras, Kota Medan.
Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah
teori televisi sebagai media massa, teori Uses and Gratifications, motif
penggunaan media dan tayangan film kartun Little Krishna. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti
tidaknya hubungan antara tayangan film kartun Little Krishna terhadap
pemenuhan kebutuhan akan hiburan di kalangan masyarakat Tamil India di
Kampung Madras, Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah para warga
kelurahan Kampung Madras yang terletak di kawasan Jl. Zainul Arifin Medan,
yaitu warga masyarakat yang berusia antara 9-12 tahun yang berjumlah 141
orang. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan pendapat Arikunto,
yaitu tingkat populasi besar atau lebih besar dari 100 orang maka dapat diambil
10-15% atau 20-25%. Peneliti mengambil sampel yang digunakan yaitu sebanyak
35 orang, sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional
Stratified Random Sampling, Purposive Sampling dan Accidental Sampling.
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua
cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan
(Field Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisen
Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan
aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Dari hasil penelitian
ini diperoleh rs sebesar 0,726, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan)
kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi/kuat berarti antara tayangan
film kartun Little Krishna terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan
dikalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan. Kemudian
untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y
masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan
pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi. Dari hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan film kartun
Little Krishna terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan di kalangan
masyarakat Tamil India di Kampung Madras , Kota Medan. Dengan menonton
tayangan film Kartun Little Krishna di MNCTV, mereka mampu tertawa dan
bergembira karena kisahnya yang singkat serta gambar animasi lucu yang
disajikan tayangan tersebut sehingga bisa sejenak melupakan permasalahan
mereka.
2. Penelitian Maydop Tiur Elfrina Silalahi (2010)
Penelitian yang pernah ada tentang Uses and Gratifications oleh
Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara Medan yang berjudul “Motivasi Menonton Tayangan
MTV Insomnia dan Kebutuhan Pelepasan Ketegangan”. Adapun tujuan
penelitiannya yaitu untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton
tayangan MTV Insomnia dikalangan mahsiswa USU dengan pemenuhan
pelepasan ketegangan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan, teori
Universitas Sumatera Utara
komunikasi dan komunikasi massa, teori Uses and Gratifications, motif
penggunaan media, dan televisi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode penelitian korelasional yang mencari dan menjelaskan hubungan serta
menguji hipotesis.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara dengan jumlah
populasi sebesar 4.476 orang dan dengan menggunakan rumus Taro Yamane,
dengan presisi sebesar 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% didapatkan
jumlah reponden sebanyak 98 orang. Adapun teknik penarikan sampel yang
digunakan adalah teknik purposive sampling, dengan kriteria yakni mahasiswa
USU dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ekonomi
Stambuk 2007-2008 yang menonton tayangan MTV Insomnia sebanyak 3 kali.
Selain buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuisioner kepada para responden.
Dari penelitian yang dilakukan, hipotesa yang diterima adalah Ha, yakni
terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan
pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU. Hasilnya dapat
diketahui bahwa motivasi mahasiswa USU MTV Insomnia karena alasan
kebutuhan pelepasan ketegangan sebesar 13,46%, ternyata ada motivasi lain untuk
menonton MTV Insomnia. Para responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa
Universitas Sumatera Utara angkatan 2007-2008 menilai motivasi menonton
tayangan MTV Insomnia hanya sebesar 13,46% menurut skala Guilford hubungan
ini bersifat rendah tapi pasti. Motivasi lain untuk menonton tayangan MTV
Insomnia yaitu sebesar 86,54% yaitu karena alasan hobi, mengisi waktu luang dan
sekedar mencari hiburan.
3. Penelitian Rica Agnas Girsang (2009)
Penelitian ini berjudul “Motif Pemenuhan Berita Konflik Israel-Gaza di
Surat Kabar dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya” ( Studi Korelasional
Universitas Sumatera Utara
Tentang Motif Pemenuhan Berita Konflik Israel-Gaza di Surat Kabar terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara ). Secara spesifik tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara motif pemenuhan berita konflik Israel-Gaza dengan
pemenuhan kebutuhan informasi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian maka dipakai rumus Taro
Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, dari hasil ini maka
diperoleh jumlah responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 94 orang
responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti adalah yaitu
proportional stratified sampling, dimana dengan menggunakan teknik ini maka
akan memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih dan
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian dan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria sampel adalah responden
angkatan 2006-2008 dan mengetahui berita konflik Israel-Gaza. Penelitian ini
menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana
variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain.
Pengumpulan data dari responden melalui kuesiosner yang berisi pertanyaanpertanyaan yang dihitung dengan menggunakan skala Likert dan metode
wawancara langsung dengan responden yang terpilih.
Dengan menggunakan teknik analisis tabel tunggal dan analisis tabel
silang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motif
pemenuhan bertita konflik Israel-Gaza dengan pemenuhan kebutuhan akan
informasi pada mahasiswa FT USU, dengan hasil korelasi spearman 0,853. Hasil
ini menunjukkan hubungan yang kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.
Terdapat motif yang mendasari dan mendorong para responden dalam
mengkonsumsi berita konflik Israel-Gaza di surat kabar, maupun mengenai
pemilihan media surat kabar yang dibaca, yaitu motif untuk mencari informasi,
pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan , motif untuk memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial dan dapat menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain, kemudian motif untuk
peneguhan kredibilitas, kepercayaan dan memperoleh status lebih sebagai
mahasiswa atau yang lebih dikenal dengan kebutuhan integratif personal.
Penggunaan media surat kabar yang mereka pilih pada akhirnya dapat
menimbulkan efek tertentu seperti bertambahnya pengetahuan, kepuasan dan
pemenuhan akan kebutuhan informasinya.
2.2
Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengantarkan penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian
pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40).
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti
yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial (Singarimbun, 1995:57).
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka
harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Konsep atau
variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah, pemanfaatan Youtube
dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan. Pemanfaatan
penggunaan Youtube terdiri dari konsep, motif dan pemuasan kebutuhan terhadap
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Model Teoritis
Model
teoritis
merupakan
paradigma
yang
mentransformasikan
permasalahan-permasalahan terkait antara yang satu dan yang lainnya.
Penggunaan Youtube pada penelitian ini mengarah kepada motif dan kepuasan.
Dimana anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya. Konsumen media mempunyai kebebasan untuk
memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu
akan berdampak pada dirinya. Pengguna memainkan peran aktif untuk memilih
dan menggunakan media tersebut. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan
dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut :
Gambar 2.2
Model Teoritis
Model Uses and Gratifications
Antaseden
Motif
Penggunaan
Efek
Media
- Variabel individual
- Informasi
- Mengakses
- Kebutuhan kognitif
youtube
- Kebutuhan afektif
- Identitas pribadi
- Kebutuhan integratif
personal
- Integrasi dan interaksi sosial
- Kebutuhan integratif
sosial
- Hiburan
- Kebutuhan pelepasan
Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, 2004
Universitas Sumatera Utara
2.4 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di
atas, maka untuk mempermudah penelitian diperlukan suatu operasional variabel
sebagai berikut:
Tabel2.1
Variabel Operasional
Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Motif mahasiswa menggunakan Youtube
Pemuasan kebutuhan yang terpenuhi
2.5
Informasi
Identitas pribadi
Integrasi dan interaksi sosial
Hiburan
Kebutuhan kognitif
Kebutuhan afektif
Kebutuhan integratif personal
Kebutuhan integratif sosial
Kebutuhan pelepasan
Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi
operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur
suatu variabel (Singarimbun, 1995:46).
Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Motif Mahasiswa
a. Informasi: mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan
lingkungan
terdekat,
masyarakat dan
dunia,
mencari
Universitas Sumatera Utara
bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan halhal yang berkaitan dengan penentuan pilihan, memuaskan rasa ingin
tahu dan minat umum, belajar, pendidikan diri sendiri, dan
memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Identitas
pribadi:
menemukan
penunjang
nilai-nilai
pribadi,
menemukan model perilaku, mengidentifikasikan diri dengan nilainilai lain ( dalam media ), dan meningkatkan pemahaman tentang diri
sendiri.
c. Integrasi dan interaksi sosial: memperoleh nilai pengetahuan tentang
keadaan orang lain serta empati sosial, mengidentifikasikan diri
dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki, menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial, membantu menjalankan peran sosial,
dan memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak
keluarga, teman dan masyarakat.
d. Hiburan: melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, bersantai,
memperoleh kenikmatan jiwa dan estesis, mengisi waktu, penyaluran
emosi dan membangkitkan gairah seks.
2. Pemuasan Kebutuhan
a. Kebutuhan
kognitif:
berkaitan
dengan
peneguhan
informasi,
pengetahuan dan pemahaman. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat
untuk memahami dan menguasai, juga memuaskan rasa penasaran.
b. Kebutuhan afektif : berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang
menyenangkan, sehingga dapat menimbulkan perasaan tertentu yang
berupaya hanya bergejolak didalam hati saja pada mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
c. Kebutuhan
integratif
personal:
berkaitan
dengan
peneguhan,
kepercayaan, stabilitas dan status individual. Seperti hasrat akan harga
diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.
d. Kebutuhan integratif sosial: berkaitan dengan peneguhan kontak
dengan keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarakn pada hasrat
untuk berafiliasi.
e. Kebutuhan pelepasan: berkaitan dengan upaya menghindarkan
tekanan, ketegangan, dan hasrat.
Universitas Sumatera Utara
URAIAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelesan titik tolak atau landasan pikir
dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya.Untuk itu,perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarakan dari
sudut mana masalah penelitian akan disoroti.(Nawawi, 2001:39).
Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan preposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
antara variabel,untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat,
2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan
pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
2.1.1
Teori Uses and Gratifications
Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai
reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi
mengenai efek media massa sudah mati. Yang mulai hidup adalah penelitian
tentang usaha untuk menjawab pertanyaan: “what do people do with media ?”
Karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan
kebutuhan, maka efek media sekarang didefenisikan sebagai situasi ketika
pemuasan kebutuhan terjadi (Rakhmat, 2004: 199).
Dalam teori Uses and Gratifications bahwa audience aktif untuk
menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.
Universitas Sumatera Utara
Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media
massa.
Artinya,
manusia
itu
mempunyai
otonomi,
wewenang
untuk
memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu
jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya
bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat
teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (
lewat media mana ) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan
berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat
mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan. Penggunaan teori ini bisa dilihat
dalam kasus selektivitas musik personal. Kita menyeleksi musik tidak hanya
karena cocok dengan lagunya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya
untuk gengsi diri, kepuasan batin, atau sekedar hiburan. Upaya yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media
dan kemudahan memanfaatkannya.
Riset Uses and Grafitications berangkat dari pandangan bahwa
komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi
khalayak. Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya
menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap
berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi ini terpenuhi maka
kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu
memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006:
204).
Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori
Uses and Gratifications, yaitu :
1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari
penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan;
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengkaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak;
Universitas Sumatera Utara
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk
memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas.
Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat
bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan;
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk
melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu;
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan
sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak (Adrianto, 2004: 71).
Dengan demikian, teori Uses and Gratifications telah mengubah fokus
penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan
komunikasi dari perspektif khalayak.
Adapun model Uses and Gratifications dilukiskan seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.1
Model Uses and Gratifications
Antaseden
Motif
Penggunaan
Efek
- Variabel individual
- Personal
- Hubungan
- Kepuasan
- Variabel lingkungan
- Diversi
- Macam isi
- Pengetahuan
- Personal
- Hubungan
- Kepuasan
identity
dengan isi
Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, 2004,hlm.66.
Universitas Sumatera Utara
Antaseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis
seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel
lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Daftar motif
memang tidak terbatas. Tetapi operasionalisasi Blummer agak praktis untuk
dijadikan petunjuk penelitian. Blummer menyebutkan tiga orientasi: orientasi
kognitif (kebutuhan bukan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas),
diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan),
serta
identitas
personal
(yakni,
“menggunakan
isi
media
untuk
memperkuat/menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi
khalayak sendiri”). Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan
dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan
antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan
media secara keseluruhan. Efek media dapat diopersionalisasikan sebagai evaluasi
kemampuan media untuk memberikan kepuasan.(Rakhmat, 2004:66).
Penggunaan
(uses)
isi
media
untuk
mendapatkan
pemenuhan
(gratification) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratification, salah teori
dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan
ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi. karena
sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan
(needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai
proses penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and gratifications ditujukan
untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan
menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy,
2000: 289).
Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk
memandang pada hubungan antara isi media dan audiece, dan pengkategorian isi
media menurut fungsinya. Meskipun masih diragukan adanya satu atau beberapa
model uses and gratifiacations, Katz (Effendy, 2000: 290) menggambarkan
logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratifications : (1) Kondisi
sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang
menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber
Universitas Sumatera Utara
lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau
keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6)
pemenuhan kebutuhan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan
sebelumnya. Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas,
pendekatan uses and gratufications sering memasukkan unsur motif untuk
memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi
kebutuhan.
Menurut Schramm dan Porter pernah memberikan formula untuk
menjelaskan teori uses and gratifications :
Janji Imbalan
= Probabilitas Seleksi
Upaya yang diperlukan
Imbalan di sini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera)
atau imbalan yang tertunda. Imbalan memenuhi kebutuhan khalayak. Misalnya,
menonton suatu acara pada televisi tertentu karena media tersebut menyediakan
atau memuaskan akan kebutuhan informasi atau hiburan. Upaya yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan sangat bergantung pada tersedia atau tidaknya media
dan kemudahan memanfaatkannya. Bila membagi janji imbalan dengan upaya
yang diperlukan, maka memperoleh probabilitas seleksi dari media massa
tertentu. Dapat memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan
media oleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification).
Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan
rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial
(Nurudin, 2011: 193).
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.1 Asal Usul Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications ( kegunaan dan kepuasan ) pertama kali
dikenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam bukunya
The Uses On Mass Communications: Current Perspectives on Gratifications
Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif
untuk memilih dan menggunakan media tersebut, dengan kata lain pengguna
media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media
berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori Uses and Gratifications mengasumsikan
bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhan.
(Nurudin, 2011: 192).
Dalam teori ini Uses and Gratifications ditekankan bahwa audience aktif
dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhu kebutuhannya.
Teori ini lebih menekankan padad pendekatan manusiawi didalam melihat media,
artinya manusia itu memiliki otonomi atau wewenang untuk memperlakukan
media. Berdasarkan Blumer Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi
khlayak untuk menggunakan media dan sebaliknya mereka percaya bahwa ada
banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut teori ini konsumen
media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan
media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan
informasi khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu
sendiri.
Teori ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of
the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Teori yang tidak
tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Angota khalayak
dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan
psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.
(Rakhmat,2004: 65).
Universitas Sumatera Utara
Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara
sosial dan sebagian orang merasa bahwa media merupakan hal yang tak
tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada
didunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan,
dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalanpersoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari
bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca media berkenaan
dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi yang bermanfaat
lainnya.
Riset Uses and Grafitications bermula dari pandangan bahwa komunikasi
(khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak.
Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan
media massa berdasarkan motif-motif tertentu.
Media dianggap berusaha
memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi ini terpenuhi maka kebutuhan
khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi
kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006: 204).
Perkembangan teori Uses and Gratifications, media dibedakan dalam tiga
fase yaitu :
Fase pertama, ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1947) memberikan
deskripsi tentang orientasi subgroup audience untuk memilih dari ragam
isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan
konseptual dalam meneliti orientasi audience.
Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi
variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi
pengaruh terhadap perbedaan pola-pola konsumsi media. Fase ini juga
menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.
Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk
menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif
audience mungkin berhubungan.
(http://adiprakosa.blogspot.com/2007/11/uses-gratification.html di akses
pada tanggal 14 Desember 2012)
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Keunggulan Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications ini bertujuan untuk menjelaskan tentang
informasi yang ada di dalam media terutama media massa. Dalam teori ini
audience tidak lagi dipandang sebagai orang pasif yang hanya menerima
informasi yang disampaikan oleh media, tapi audience aktif dan selektif, dan juga
kritis terhadap semua informasi yang disampaikan oleh media. Adapun
keunggulan dari teori Uses and Gratifications adalah
1. Mengubah audience yang cenderung pasif menjadi audience yang lebih
aktif dan selektif;
2. Memfokuskan perhatian pada individu dalam melihat proses komunikasi
massa;
3. Untuk mengontrol penggunaan media dalam kehidupan kita, respek pada
kemampuan intelektual dari penggunaan media;
4. Menyediakan analisis yang mencerahkan bagaimana berinteraksi dengan
isi media;
5. Menyediakan wawasan yang berguna untuk dalam proses adopsi terhadap
media baru;
6. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan pencapaian tujuan dari fungsi
media itu sendiri (http://myrandhazone.blogspot.com/2010/12/uses-andgratifications-theory-teori.html di akses pada tanggal 15 Desember 2012).
2.1.1.3 Kelemahan Teori Uses and Gratifications
Teori Uses and Gratifications telah memicu sejumlah kelemahan,
terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefenisikan
konsep-konsep utama, dan karena pada dasarnya tidak lebih dari sebuah strategi
pengumpulan data. Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal usul
pencarian gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui
mengapa mereka memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi
manfaat media.
Beberapa kekurangan dan kelemahan Teori Uses and Gratificatiuons
adalah :
1. Teori ini boleh dikatakan tidak bersifat teoritis karena masih samar dalam
mendefenisikan konsep-konsep utama misalnya “keperluan” dan pada
dasarnya lebih cenderung ke sebuah strategi pengumpulan data.
2. Seseorang menjadi ketergantungan terhadap suatu media sehingga tidak
dapat berkembang.
3. Audience akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dengan media
berbagai cara meskipun akan merugikan dirinya sendiri.
4. Media sering kali menciptakan kebingungan dan ketika hal yang
membingungkan itu hadir, ketergantungan pada media akan meningkat.
5. Tidak banyak usaha yang boleh dilakukan untuk mencari asal-usul
pencarian kepuasan, acap kali keperluan yang ingin dipenuhi pengguna
melalui manfaat media disimpulkan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai
mengapa mereka memanfaatkan media, pengaruh pada kecurigaan bahwa
keperluan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah
rasionalisasi manfaat media.
6. Pendekatan teori Kegunaan dan Kepuasan ini juga jelas fokusnya terlalu
sempit yaitu lebih bertumpu kepada individu. Pendekatan ini juga
bersandarkan pada konsep-konsep psikologis seperti keperluan dan
mengabaikan struktur sosial maupun tempat media yang berada dalam
struktur tersebut.
7. Perspektif pendekatan kegunaan dan kepuasan juga dikritik oleh para
penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka
mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas
memilih agenda media maupun interprestasi-interprestasisesuai kehendak
mereka (White, 1994 dalam Teori Komunikasi 2008: 359). Menurut para
penulis, pesan media massa lebih kepada memperkuat pandangan
Universitas Sumatera Utara
kebudayaan yang dominan dan audience merasa susah untuk mengelak
dari “bacaan yang lebih disukai ini”.
8. Dilihat dari sudut lain juga, bahwa banyak kegunaan komunikasi massa
mungkin
melibatkan
langkah
perhatian
yang
rendah
dan
pada
kenyataannya sepatutnya diberi dengan nama ritualistik atau kebiasaan.
Pendekatan Uses and Gratifications seharusnya mengarahkan perhatian
kita kepada pada pengguna komunikasi massa.
Brenda Dervin (1980)
mencadangkan bahwa pengembangan pilihan informasi hendaklah dimulakan
dengan kajian calon pengguna informasi dan pertanyaan yang berusaha untuk
dijawab. Para penelitian
media di berbagai bidang hendaklah lebih banyak
melakukakan penelitian terhadap para audience maupun terhadap kepuasan yang
diinginkan para audience. Penerimaan terhadap komunikasi massa, mungkin tidak
selalu benar-benar disengaja atau bertujuan bertentangan dengan sejumlah
gagasan dasar teori Uses and Gratifications. Pandangan ini mengusulkan banyak
manfaat komunikasi massa mungkin melibatkan tingkat perhatian rendah, dan
pada kenyataannya mungkin sudah sepatutunya diberi label ritualistik atau
kebiasaan. Banyak orang yang tidak punya banyak waktu untuk minta pada
pengawasan atau bimbingan pribadi tapi lebih tertari pada stimulus biasa-biasa
yang menyenangkan (Severin, 2008:358-359).
2.1.1.4 Perkembangan Terkini dalam Penelitian Uses and Gratifications
Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi
audien sebagai aktif atau pasif ke arah memperlakukan aktivitas sebagai suatu
variabel ( Rubin, 1994 dalam Saverin, 2008:363 ). Artinya, kadang-kadang para
pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan
media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai
atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien
mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media. Arah baru lainnya
difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi
rasa kesepian.
2.1.2
Motif Pemuasan Kebutuhan
Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan
adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Semua
tingkah laku manusia yang melingkupi penggerak, alasan-alasan atau dorongan
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif berasal
dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu motif
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong
untuk berbuat atau driving force. Motif sebagai pendorong sangat terikat dengan
faktor - faktor lain, yang disebut dengan motivasi (Walgito, 2010:255). Motivasi
merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku
ke arah tujuan.
Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek didalamnya yaitu:
Keadaan terdorong dalam diri organisme (a drive state), yaitu kesiapan
bergerak karena kebutuhan jasmani, keadaaan lingkungan, atau keadaan
mental seperti berpikir dan ingatan.
Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
Tujuan atau "goal" yang dituju oleh perilaku tersebut.
Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari
lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk
memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut
dengan motif.
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu.
Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan atau
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu.
Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui
apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa melakukan itu,
Universitas Sumatera Utara
dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know how, dan
know why. Dalam hal ini, persoalan know why adalah berkenaan dengan
pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi
tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia
tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto, 2004:87). Dari
defenisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala
alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang
menggunakan media. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda dalam
memilih media, perbedaan motif ini kemudian menimbulakn perbedaan dalam
tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media.
Jika motif dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan
pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media
dan tujuanya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media yang
dilakukan oleh khalayak yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi
terhadap media ini berlaku untuk semua jenis media, baik media cetak maupun
media elektronik. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang
timbul dari longkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media
untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut
disebut motif.
Sehubungan dengan kebutuhannya, Katz, Gurevitch, dan Haas membuat
beberapa motif individu kebutuhan manusia yang berkaitan dengan penggunaan
media (Nurudin, 2004:184) adalah :
1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif) :
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan
ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan,
juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan
kita.
Universitas Sumatera Utara
2. Affective needs (Kebutuhan afektif)
Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.
3. Personal integrative needs (Kebutuhan integratif personal)
Kebutuhan integratif personal adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Halhal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.
4. Social integrative needs (Kebutuhan integratif sosial)
Kebutuhan integratif sosial adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut
didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)
Kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya
menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.
Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada saat
ayng sama kebutuhan ini juga dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain
media massa. Cntohnya jika kita menginginkan kesenangan media massa akan
memberi hiburan, kita mengalami goncangan batin media massa memberikan
kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan, kita kesepian media massa
berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja hiburan, ketenangan, dan persahabatan
dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat
ibadat. Namun ada juga yang beranggapan bahwa media massa hanya memenuhi
satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan diri atau hasrat
bermain.
Motif pengguna dalam menggunakan Youtube sebagai media komunikasi,
difokuskan pada motif penggunaan media yang dikutip dari tipologi yang
disarankan pendapat McQuail (1989: 72),
yakni : 1) Informasi, 2) Identitas
pribadi, 3) Integrasi dan interaksi sosial, serta 4) Hiburan.
Universitas Sumatera Utara
Keempat kategori motif tersebut, yaitu:
1. Motif Informasi (Surveillance)
-
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia
-
Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan
hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
-
Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
-
Belajar, pendidikan diri sendiri
-
Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
-
Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
-
Menemukan model perilaku
-
Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain ( dalam media )
-
Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Integrasi dan interaksi sosial
-
Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial
-
Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
-
Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
-
Membantu menjalankan peran sosial
-
Memungkinkan sesorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga,
teman, dan masyarakat
4. Motif Hiburan (Diversi)
-
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
-
Bersantai
-
Memperoleh kenikmatan jiwa dan estesis
-
Mengisi waktu
-
Penyaluran emosi
-
Memmbangkitkan gairah seks
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya pemakaian media dapat dikatakan adakalanya memberikan
semua manfaat yang disebutkan, karena memang lebih sulit untuk mengkaitkan
motif, harapan dan pemakaian media tertentu. Dapat ditambahkan bahwa semua
hal dalam urutan di atas dikatakan sama dengan pernyataan motivasi dan tujuan
yang disadari. Sejumlah ide seringkali dapat dipahami oleh pemakai media, tetapi
tidak mampu dinyatakan dengan mudah. Terlepas dari hal tersebut, terdapat bukti
empiris yang cukup untuk menunujukkan bahwa setiap ide yang disebutkan dalam
urutan tersebut diatas merupakan unsur dalam pola motivasi yang mendorong
perilaku khalayak.
Dengan demikian, semuanya cocok dengan konsep mengenai fungsi
media, dan berkaitan dengan pemahaman menyangkut peran yang dibawakan oleh
media dalam menghubungkan anggota masyarakat dengan masyarakat.
2.1.3
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan
Teori pendekatan ini pada awalnya muncul ditahun 1940 dan mengalami
kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis
pendukung Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan berargumentasi bahwa
kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan
merespon saluran media. Zillman sebagaimana dikutip McQuail (1994: 102) telah
menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia
gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih
menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan
memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (Uses and Gratification
Theory) adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan
pada audience sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Pengguna dilihat
sebagai individu aktif dan memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab dalam
pemilihan media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka
Universitas Sumatera Utara
dan individu ini tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Media
dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa
jadi menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak
menggunakan media dan memilih cara lain. Teori Penggunaan dan Pemenuhan
Kebutuhan menggunakan pendekatan ini berfokus terhadap audience member.
Dimana Teori ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana audience memilih
media yang mereka inginkan. Dimana mereka merupakan audience / khalayak
yang secara aktif memilih dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda –
beda di dalam mengkonsumsi media.Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G.
Blumlerm dan Michael Gurevitch uses and gratifications meneliti asal mula
kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media
yang berlainan, dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain
(Nurudin, 2011: 194).
Pendekatan ini secara kontras membandingkan efek dari media dan bukan
apa yang media lakukan pada pemirsanya’ (kritik akan teori jarum hipodermik,
dimana pemirsa merupakan obejk pasif yang hanya menerima apa yang diberi
media). Sebagaimana yang diketahui, bahwa kebutuhan manusia yang memiliki
motif yang berbeda – beda. Dengan kata lain, setiap orang memiliki latar
belakang, pengalaman dan lingkungan yang berbeda.
Perbedaan ini, tentunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan
sebuah media. Katz, Blumler, Gurevitch mencoba merumuskan asumsi dasar dari
teori ini, yaitu :
Point pertama ialah, khalayak dianggap aktif, dimana penggunaan media
massa diasumsikan memiliki tujuan.
Point kedua ialah, dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif yang
mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada
anggota khalayak.
Universitas Sumatera Utara
Point ketiga ialah, media massa harus bersaing dengan sumber – sumber
lain untuk memuaskan kebutuhannya. Dimana kebutuhannya ialah untuk
memuaskan kebutuhan manusia, hal ini bergantung kepada khalayak yang
bersangkutan.
Point keempat ialah, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari
data yang diberikan anggota khalayak.
Point kelima ialah nilai pertimbangan seputar keperluan audience tentang
media secara spesifik (Adrianto, 2004:71).
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat dilihat sebagai
kecenderungan yang lebih luas oleh peneliti media yang membuka ruang untuk
umpan balik dan penerjemahan prilaku yang lebih beragam. Namun beberapa
komentar berargumentasi bahwa pemenuhan kepuasan seharusnya dapat dilihat
sebagai efek, contohnya film horror secara umum menghasilkan respon yang
sama pada penggunanya, lagipula banyak orang sebenarnya telah menghabiskan
waktu di depan TV lebih banyak daripada yang mereka rencanakan. Menonton
TV sendiri telah membentuk opini apa yang dibutuhkan pengguna dan
membentuk harapan-harapan.
Pada derajat tertentu laporan penggunaan media oleh para penggunanya
memiliki keterbatasan-keterbatasan. Banyak orang tidak benar-benar tahu alasan
mengapa mereka memilih media atau saluran tertentu, contohnya anak-anak
hanya tahu bahwa mereka menghindari menonton saluran yang menayangkan
bincang-bincang orang dewasa, atau film berbahasa asing karena mereka tidak
mengerti, tetapi anak-anak tersebut tidak benar-benar sadar mereka berakhir di
saluran mana. Walaupun teori ini menekankan pemilihan media oleh para
penggunanya, namun ada penelitian-penelitian lain yang mengungkapkan bahwa
penggunaan media sebenarnya terkait dengan kebiasaan, ritual, dan tidak benarbenar diseleksi. Teori ini mengesampingkan kemungkinan bahwa media bisa jadi
memiliki pengaruh yang tidak disadari pada kehidupan pemirsanya dan mendikte
bagaimana seharusnya dunia dilihat dari kacamata para perancang kandungan isi
dalam media. Namun sebuah teori yang menyatakan bahwa pemirsa media
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya hanya menggunakan media untuk menyalurkan pemenuhan akan
kepuasannya sejujurnya tidak secara penuh dapat menilai kekuatan media dalam
lingkup sosial di masa kini. Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan dapat
dikatakan tidak sempurna saat digunakan untuk menilai media yang telah
digunakan secara ritual (kebiasaan). Namun teori ini tetap tepat untuk digunakan
untuk menilai hal-hal spesifik tertentu yang menyangkut pemilihan pribadi saat
menggunakan media.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan memiliki relevansi tinggi saat
digunakan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemilihan musik sesuai selera. Saat memilih musik kita tidak hanya
mengandalkan mood tertentu, namun juga berusaha untuk menunjukkan
jati diri dan kesadaran sosial lainnya. Banyak jenis musik yang dapat
dipilih dan pilihan kita menunjukkan kebutuhan tertentu yang spesifik.
2. Penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan
media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi
diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan
fungsi-fungsi media lama tradisional. Di lain pihak pengguna lama mulai
menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasiinformasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet.
(http://kalambisu.blogspot.com/2009/01/teori-uses-and-gratificationkegunaan.html di akses pada tanggal 29 Agustus 2012).
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian menceritakan tentang Uses and
Gratifications:
1. Penelitian Ade Ardianta Harahap (2011)
Penelitian ini berjudul “Tayangan Little Krishna dan Pemenuhan
Kebutuhan akan Hiburan” dengan menggunakan Studi korelasional tentang
hubungan tayangan little krishna di MNCTV terhadap pemenuhan kebutuhan
hiburan di kalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan.
Ade Ardianta Harahap merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tayangan film kartun Little Krishna
mampu memenuhi kebutuhan hiburan anak Tamil berusia 12-15 tahundi
Kelurahan Kampung Madras, Kota Medan.
Teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah
teori televisi sebagai media massa, teori Uses and Gratifications, motif
penggunaan media dan tayangan film kartun Little Krishna. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti
tidaknya hubungan antara tayangan film kartun Little Krishna terhadap
pemenuhan kebutuhan akan hiburan di kalangan masyarakat Tamil India di
Kampung Madras, Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah para warga
kelurahan Kampung Madras yang terletak di kawasan Jl. Zainul Arifin Medan,
yaitu warga masyarakat yang berusia antara 9-12 tahun yang berjumlah 141
orang. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan pendapat Arikunto,
yaitu tingkat populasi besar atau lebih besar dari 100 orang maka dapat diambil
10-15% atau 20-25%. Peneliti mengambil sampel yang digunakan yaitu sebanyak
35 orang, sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional
Stratified Random Sampling, Purposive Sampling dan Accidental Sampling.
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua
cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan
(Field Research). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisen
Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan
aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Dari hasil penelitian
ini diperoleh rs sebesar 0,726, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan)
kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi/kuat berarti antara tayangan
film kartun Little Krishna terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan
dikalangan masyarakat Tamil India di Kampung Madras, Kota Medan. Kemudian
untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel X terhadap variabel Y
masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan
pengaruh variabel X terhadap Y digunakan Uji Determinan Korelasi. Dari hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan film kartun
Little Krishna terhadap pemenuhan kebutuhan akan hiburan di kalangan
masyarakat Tamil India di Kampung Madras , Kota Medan. Dengan menonton
tayangan film Kartun Little Krishna di MNCTV, mereka mampu tertawa dan
bergembira karena kisahnya yang singkat serta gambar animasi lucu yang
disajikan tayangan tersebut sehingga bisa sejenak melupakan permasalahan
mereka.
2. Penelitian Maydop Tiur Elfrina Silalahi (2010)
Penelitian yang pernah ada tentang Uses and Gratifications oleh
Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara Medan yang berjudul “Motivasi Menonton Tayangan
MTV Insomnia dan Kebutuhan Pelepasan Ketegangan”. Adapun tujuan
penelitiannya yaitu untuk mengetahui hubungan antara motivasi menonton
tayangan MTV Insomnia dikalangan mahsiswa USU dengan pemenuhan
pelepasan ketegangan. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan, teori
Universitas Sumatera Utara
komunikasi dan komunikasi massa, teori Uses and Gratifications, motif
penggunaan media, dan televisi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode penelitian korelasional yang mencari dan menjelaskan hubungan serta
menguji hipotesis.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara dengan jumlah
populasi sebesar 4.476 orang dan dengan menggunakan rumus Taro Yamane,
dengan presisi sebesar 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% didapatkan
jumlah reponden sebanyak 98 orang. Adapun teknik penarikan sampel yang
digunakan adalah teknik purposive sampling, dengan kriteria yakni mahasiswa
USU dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ekonomi
Stambuk 2007-2008 yang menonton tayangan MTV Insomnia sebanyak 3 kali.
Selain buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuisioner kepada para responden.
Dari penelitian yang dilakukan, hipotesa yang diterima adalah Ha, yakni
terdapat hubungan antara motivasi menonton tayangan MTV Insomnia dengan
pemenuhan kebutuhan pelepasan ketegangan mahasiswa USU. Hasilnya dapat
diketahui bahwa motivasi mahasiswa USU MTV Insomnia karena alasan
kebutuhan pelepasan ketegangan sebesar 13,46%, ternyata ada motivasi lain untuk
menonton MTV Insomnia. Para responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa
Universitas Sumatera Utara angkatan 2007-2008 menilai motivasi menonton
tayangan MTV Insomnia hanya sebesar 13,46% menurut skala Guilford hubungan
ini bersifat rendah tapi pasti. Motivasi lain untuk menonton tayangan MTV
Insomnia yaitu sebesar 86,54% yaitu karena alasan hobi, mengisi waktu luang dan
sekedar mencari hiburan.
3. Penelitian Rica Agnas Girsang (2009)
Penelitian ini berjudul “Motif Pemenuhan Berita Konflik Israel-Gaza di
Surat Kabar dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya” ( Studi Korelasional
Universitas Sumatera Utara
Tentang Motif Pemenuhan Berita Konflik Israel-Gaza di Surat Kabar terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara ). Secara spesifik tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana hubungan antara motif pemenuhan berita konflik Israel-Gaza dengan
pemenuhan kebutuhan informasi pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Untuk mencari jumlah sampel dalam penelitian maka dipakai rumus Taro
Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, dari hasil ini maka
diperoleh jumlah responden dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 94 orang
responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti adalah yaitu
proportional stratified sampling, dimana dengan menggunakan teknik ini maka
akan memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih dan
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian dan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria sampel adalah responden
angkatan 2006-2008 dan mengetahui berita konflik Israel-Gaza. Penelitian ini
menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana
variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain.
Pengumpulan data dari responden melalui kuesiosner yang berisi pertanyaanpertanyaan yang dihitung dengan menggunakan skala Likert dan metode
wawancara langsung dengan responden yang terpilih.
Dengan menggunakan teknik analisis tabel tunggal dan analisis tabel
silang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motif
pemenuhan bertita konflik Israel-Gaza dengan pemenuhan kebutuhan akan
informasi pada mahasiswa FT USU, dengan hasil korelasi spearman 0,853. Hasil
ini menunjukkan hubungan yang kuat sekali, sangat tinggi dan bisa diandalkan.
Terdapat motif yang mendasari dan mendorong para responden dalam
mengkonsumsi berita konflik Israel-Gaza di surat kabar, maupun mengenai
pemilihan media surat kabar yang dibaca, yaitu motif untuk mencari informasi,
pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan , motif untuk memperoleh
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial dan dapat menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain, kemudian motif untuk
peneguhan kredibilitas, kepercayaan dan memperoleh status lebih sebagai
mahasiswa atau yang lebih dikenal dengan kebutuhan integratif personal.
Penggunaan media surat kabar yang mereka pilih pada akhirnya dapat
menimbulkan efek tertentu seperti bertambahnya pengetahuan, kepuasan dan
pemenuhan akan kebutuhan informasinya.
2.2
Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengantarkan penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian
pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40).
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti
yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial (Singarimbun, 1995:57).
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka
harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Konsep atau
variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah, pemanfaatan Youtube
dikalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan. Pemanfaatan
penggunaan Youtube terdiri dari konsep, motif dan pemuasan kebutuhan terhadap
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Model Teoritis
Model
teoritis
merupakan
paradigma
yang
mentransformasikan
permasalahan-permasalahan terkait antara yang satu dan yang lainnya.
Penggunaan Youtube pada penelitian ini mengarah kepada motif dan kepuasan.
Dimana anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya. Konsumen media mempunyai kebebasan untuk
memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu
akan berdampak pada dirinya. Pengguna memainkan peran aktif untuk memilih
dan menggunakan media tersebut. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan
dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut :
Gambar 2.2
Model Teoritis
Model Uses and Gratifications
Antaseden
Motif
Penggunaan
Efek
Media
- Variabel individual
- Informasi
- Mengakses
- Kebutuhan kognitif
youtube
- Kebutuhan afektif
- Identitas pribadi
- Kebutuhan integratif
personal
- Integrasi dan interaksi sosial
- Kebutuhan integratif
sosial
- Hiburan
- Kebutuhan pelepasan
Sumber : Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, 2004
Universitas Sumatera Utara
2.4 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di
atas, maka untuk mempermudah penelitian diperlukan suatu operasional variabel
sebagai berikut:
Tabel2.1
Variabel Operasional
Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Motif mahasiswa menggunakan Youtube
Pemuasan kebutuhan yang terpenuhi
2.5
Informasi
Identitas pribadi
Integrasi dan interaksi sosial
Hiburan
Kebutuhan kognitif
Kebutuhan afektif
Kebutuhan integratif personal
Kebutuhan integratif sosial
Kebutuhan pelepasan
Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi
operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur
suatu variabel (Singarimbun, 1995:46).
Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Motif Mahasiswa
a. Informasi: mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan
lingkungan
terdekat,
masyarakat dan
dunia,
mencari
Universitas Sumatera Utara
bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan halhal yang berkaitan dengan penentuan pilihan, memuaskan rasa ingin
tahu dan minat umum, belajar, pendidikan diri sendiri, dan
memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Identitas
pribadi:
menemukan
penunjang
nilai-nilai
pribadi,
menemukan model perilaku, mengidentifikasikan diri dengan nilainilai lain ( dalam media ), dan meningkatkan pemahaman tentang diri
sendiri.
c. Integrasi dan interaksi sosial: memperoleh nilai pengetahuan tentang
keadaan orang lain serta empati sosial, mengidentifikasikan diri
dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki, menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial, membantu menjalankan peran sosial,
dan memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak
keluarga, teman dan masyarakat.
d. Hiburan: melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, bersantai,
memperoleh kenikmatan jiwa dan estesis, mengisi waktu, penyaluran
emosi dan membangkitkan gairah seks.
2. Pemuasan Kebutuhan
a. Kebutuhan
kognitif:
berkaitan
dengan
peneguhan
informasi,
pengetahuan dan pemahaman. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat
untuk memahami dan menguasai, juga memuaskan rasa penasaran.
b. Kebutuhan afektif : berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang
menyenangkan, sehingga dapat menimbulkan perasaan tertentu yang
berupaya hanya bergejolak didalam hati saja pada mahasiswa Ilmu
Komunikasi FISIP USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
c. Kebutuhan
integratif
personal:
berkaitan
dengan
peneguhan,
kepercayaan, stabilitas dan status individual. Seperti hasrat akan harga
diri mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan.
d. Kebutuhan integratif sosial: berkaitan dengan peneguhan kontak
dengan keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarakn pada hasrat
untuk berafiliasi.
e. Kebutuhan pelepasan: berkaitan dengan upaya menghindarkan
tekanan, ketegangan, dan hasrat.
Universitas Sumatera Utara