Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Siswi SMK (Studi Kasus SMK Panca Budi 2 Medan)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoristis
2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan
2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Sudijono (2009: 50) pengetahuan adalah kemampuan seseorang
untuk mengingat kembali kejadian-kejadian yang sudah pernah dialami, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Menurut Winkel (2004: 274)
pengetahuan itu mencakup ingatan akan hal atau peristiwa yang pernah terjadi,
dipelajari, disimpan dalam ingatan dan digali pada saat dibutuhkan. Sedangkan
menurut Djaali (2007: 77) pengetahuan (knowledge) merupakan salah satu faktor
kognitif yang merupakan kemampuan menghafal, mengingat sesuatu atau
melakukan pengulangan suatu informasi yang sudah diresapi atau ditangkap.
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih berkembang dan terusmenerus dikembangkan. Kewirausahaan muncul apabila seseorang individu
berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Daryanto
(2012: 2) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang. Sedangkan menurut Hendro (2011: 30) kewirausahaan
adalah kemampan diri untuk mengelola sesuatu yang sudah ada dalam diri
seseorang untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan sehingga akan berguna dimasa

depan. Menurut Soertyanto (2009: 3) kewirausahaan adalah salah satu usaha

Universitas Sumatera Utara

kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru,
memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan pekerjaan dan
hasilnya berguna bagi orang lain. Sedangkan menurut Suryana (2010: 2)
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan.
Premaratne (dalam Widding, 2005) menyatakan bahwa “pengetahuan
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengetahuan multifungsi yang terdiri
dari produk, pasar, organisasi dan pendanaan. Dapat diasumsikan bahwa
pengusaha tidak secara pribadi memegang semua “pengetahuan bisnis yang
diperlukan

untuk

mendapatkan

keunggulan


kompetitif”.

Sedangkan

Kuntowicaksono (2012) menyatakan bahwa pengetahuan wirausaha adalah
pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif,
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi
kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan konsumennya”. Nursito dan
Nugroho (2013) menyatakan bahwa “pengetahuan kewirausahaan didefinisikan
sebagai tingkat pengetahuan sebagai hasil belajar setelah mengikut proses
pendidikan kewirausahaan yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan
usaha”.
Suryana dan Bayu (2010 : 66-67) menyatakan bahwa seorang wirausaha
perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengarahkan dirinya guna
memperoleh peluang usaha, menyusun konsep usaha, membuat perencanaan,
masuk pasar, beroperasi (organisasi/sendiri), dan dengan demikian menikmati
nilai tambah dan mengembangkan diri.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi
tidak

disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai

kesuksesan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Dalam Bradstreet Business Credit Service (1993) 10 kompetensi yang
harus dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan,
kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan, yaitu :

1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar

pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan
mengenalikan

perusahaan,

termasuk

dapat

memperhitungkan,

memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan
usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses
dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,

Universitas Sumatera Utara

industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak

setengah hati.
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak
hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup
waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan/mengelola
keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien
mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.
7. Managing

people,

yaitu

kemampuan

merencanakan,


mengatur,

mengarahkan/ memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam
menjalankan perusahaan.
8. Statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa
yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi/cara bersaing.
Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing.
Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan
terhadap pesaing.

Universitas Sumatera Utara

10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman
yang jelas tersurat, tidak tersirat (Triton, 2007). Wirausaha adalah
seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem
ekonomi perusahaaan yang bebas.


Mata pelajaran kewirausahaan merupakan pelajaran adaptif yang berupa
teori yang terdapat pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan kelas X, XI, dan XII.
Adapun tujuan dari mata pelajaran kewirausahaan menurut Kumara (2013)
adalah:
1) Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam kehidupan
sehari-sehari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat.
2) Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan seharihari di
lingkungan masyarakatnya.
3) Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja prestatif dalam
kehidupannya.
4) Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha mikro/kecil dalam
bidangnya.

2.1.1.2 Indikator Pengetahuan Kewirausahaan
Notoatmodjo (2010 : 27–28) menyatakan pengetahuan mencangkup enam
tingkatan, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Mengetahui (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk diantara mengingat kembali (recall) terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Kemampuan ini menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
3. Aplikasi (Application)
Kemampuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi, atau kondisi real, yaitu dengan menggunakan
hukum, rumus, metode, prinsip dan situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitan satu sama lain.
5. Tesis (Syntesis)
Kemampuan


untuk

menghubungkan

bagian-bagian

dalam

bentuk

keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesa adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)

Universitas Sumatera Utara

Kemampuan untuk melakukan penilaian suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
Kewirausahaan menurut Hendro (2011 : 30) adalah “suatu kemampuan untuk

mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan
agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa
mendatang”. Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (2010 : 237) “kewirausahaan
(entrepreneurship) adalah proses memulai suatu bisnis baru, biasanya dalam
menjawab peluang yang muncul”.

2.1.2 Kemandirian Pribadi
2.1.2.1 Pengertian Kemandirian Pribadi
Menurut Erikson (dalam Desmita, 2011:185), kemandirian adalah usaha
untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya
melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Menurut Ranto (2007),
kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam
upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan
orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada
pencapaian kepuasan. Menurut Suryana (2013:34), kemandirian pribadi adalah
orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan
segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.

Universitas Sumatera Utara


Kemandirian mengandung pengertian :
1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk
maju demi kebaikan dirinya
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi
3. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya
4. Bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang
lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya
sendiri. Intinya adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus
diatur oleh orang lain (Suryana, 2006:33-34). Kemandirian ini juga dibutuhkan
oleh seorang wirausaha, dia harus bisa mengatur dirinya sendiri dengan membuat
keputusan bagaimana dia akan menjalankan usahanya. Kemandirian merupakan
bagian penting sepanjang hidup manusia. Dari sekian banyak karateristik seorang
wirausaha yang dikemukakan Frinces (2011-15,30), salah satunya adalah
kemandirian.
Menurut Irwin (dalam Ranto 2007), di dalam kemandirian terdapat
kedewasaan

yang

merubah

pandangan

seseorang

dan

mempengaruhi

kehidupannya, orang yang tidak mandiri akan bereaksi hanya jika ada
penghargaan dari orang lain. Sebaliknya, seseorang yang mandiri bereaksi untuk
kepuasannya sendiri tanpa tergantung dari yang difikirkan orang lain. Itulah
sebabnya bahwa seseorang yang mandiri akan melakukan apa saja yang

Universitas Sumatera Utara

diinginkan merupakan kebebasan berfikir untuk memuaskan dirinya dan orang
lain.
Kemandirian pribadi untuk memulai usaha, adalah (Riyanti, 2003:19) :
a. Mengandalkan kemampuan sendiri
b. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri
c. Keberanian menghadapi tantangan
d. Kebebasan berfikir
Dengan demikian kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru
tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide,
menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

2.1.2.2 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian seseorang menurut Parker
(2005: 87), yaitu:
1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu dan
diminta pertanggung jawaban atas hasil kerjanya. Anak-anak sebaiknya
tumbuh dengan pengalaman tanggung jawab yang sesuai dan terus
meningkat, misalnya anak-anak diberi tanggung jawab yang dimulai
dengan tanggung jawab untuk mengurus dirinya sendiri. Anak-anak yang
diberi tanggung jawabsesuai dengan usianya akan merasa dipercaya,
berkompeten dan dihargai.

Universitas Sumatera Utara

2. Mandiri
Percaya diri dan mandiri adalah dua hal yang saling menguatkan. Semakin
anak dapat mandiri, dia akan semakin mampu mengelola kemandirian,
kemudian mengukuhkan kepercayaan diri dan ketrampilan untuk
mengembangkan kemandirian.
Mula-mula, anak didorong untuk menyelesaikan urusan mereka sendiri di
rumah, mengerjakan keperluannya sendiri, tanpa pengarahan yang terus
menerus, jadi ketika mereka pergi ke sekolah mereka akan mampu untuk
melakukan dan hasilnya mereka bisa berkembang lebih cepat dan merasa
percaya diri. Orang tua harus memberikan kesempatan dan waktu agar
anak-anak bisa memiliki tugas-tugas praktis, mereka harus memahami
metode atau cara bagaimana untuk menyelesaikannya dan bagaimana
menghadapi frustasi yang tidak bisa dihindarkan.
3. Pengalaman Praktis dan Akal sehat yang Relevan
Akal yang sehat berkembang melalui pengalaman yang praktis dan
relevan. Seseorang yang memiliki kemandirian akan memahami
diantaranya mampu untuk;
a. Memenuhi kebutuhan makan untuk dirinya sendiri, lebih-lebih tahu
bagaimana cara memasaknya.
b. Membuat keputusan rasional bagaimana membelanjakan uang sesuai
kebutuhan, bukan keinginan.
c. Menggunakan sarana transportasi umum dan menyeberang jalan.
d. Bereaksi secara cepat dan tepat dalam berbagai situasi dan kondisi.

Universitas Sumatera Utara

4. Otonomi
Merupakan

kemampuan

untuk

menentukan

arah

sendiri

(self

determination) yang berarti mengendalikan atau mempengaruhi apa yang
terjadi pada dirinya. Dalam pertumbuhannya, anak-anak semestinya
memakai pengalaman dalam menentukan pilihan tentunya dengan pilihan
yang terbatas dan terjangkau yang dapat mereka selesaikan dan tidak
membawa mereka membawa masalah besar.
Sikap otonomi terkait adanya kontrol yang berlebihan dari orang dewasa,
maka jangkauan anak untuk memutuskan sesuatu yang menyangkut
dirinya sendiri menjadi sangat terbatas. Ketika orang tua berdiri terlalu
jauh di belakang dan melepaskan tanggung jawabnya untuk memberikan
perhatian yang semestinya, anak-anak bisa menyalah gunakan tanggung
jawab dan kontrol yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu, perlu
adanya pengkajian dan pengamatan terhadap perkembangan dan kondisi
anak supaya orang tua tidak terlalu menekan ataupun terlalu melepaskan
tanggung jawabnya sebagai proses upaya meningkatkan perkembangan
kemandirian anak.
5. Kemampuan Memecahkan Masalah
Dengan adanya dukungan dan arahan yang memadai, anak-anak akan
terdorong untuk mencari jalan keluar bagi persoalanpersoalan yang praktis
dan berhubungan dengan mereka sendiri. Misalnya ketika kita ditanya oleh
anak-anak usia sekolah, apa yang bisa mereka lakukan ketika mereka
bosan, maka kita bisa membantu mereka dengan hal-hal yang ingin

Universitas Sumatera Utara

mereka kerjakan atau lakukan baik sendiri maupun bersama orang lain.
Cukup dijelaskan saja jika mereka tidak bisa, sehingga mereka bisa
mengingatnya agar dimasa mendatang mereka bisa menemukan jawaban
sendiri dan membuat keputusan untuk diri mereka sendiri.

2.1.2.3 Indikator Kemandirian Pribadi
Dari berbagai pengertian para ahli, terlihat bahwa substansi kemandirian
terdiri atas:
1. Kemampuan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri dan
lingkungan,
2. Kemampuan untuk berdiri sendiri dan mengatasi kesulitan.
3. Kemampuan menerima konsekuensi atas segala keputusan yang di
ambil.

2.1.3 Minat Berwirausaha
2.1.3.1 Pengertian Minat Berwirausaha
Minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang
tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari lingkungan. Minat dapat
dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu
dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginan
(Qym, 2009).
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya merupakan

Universitas Sumatera Utara

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri
semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat (Slameto, 2010:
180). Menurut Winkel (2004: 650) minat yaitu kecenderungan yang menetap pada
seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang
dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu sendiri. Sedangkan
menurut Walgito (2004: 51) minat merupakan suatu keadaan dimana individu
menaruh perhatian pada sesuatu dan disertai dengan keinginannya untuk
mengetahui dan mempelajari serta membuktikan lebih lanjut mengenai situasi
tersebut. Menurut Purwanto (2006: 56) minat adalah perbuatan yang berpusat
kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu sendiri.
Dalam diri manusia terdapat motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah
membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi diharapkan untuk
dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti
menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan tertentu mempengaruhi dirinya,
melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya (Slameto,
2010: 180).
Mudjiarto dan Wahid (2005: 42) menyatakan bahwa bahwa umumnya
orang berminat membuka usaha sendiri karena beberapa alasan berikut ini:
1. Mempunyai kesempatan untuk memperoleh keuntungan.
2. Memenuhi minat dan keinginan pribadi.
3. Membuka diri untuk berkesempatan menjadi bos bagi diri sendiri.
4. Adanya kebebasan dalam manajemen.

Universitas Sumatera Utara

Wirausaha memiliki arti menjalankan usaha. Menurut Ating Tedjasutisna
(2004: 14) Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat
dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber data
yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna
dalam memastikan kesuksesan. Menurut Suryana (2010: 6) wirausaha adalah
orang yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
(Opportunity) dan perbaikan (Preparation) hidup.
Subandono (2007), minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri
subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yangkemudian mengorganisir,
mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya
tersebut. Menurut Fuadi (2009), minat berwirausaha adalah keinginan,
ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk
berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa
takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari
kegagalan.
Minat berwirausaha muncul karena didahului oleh suatu pengetahuan dan
informasi mengenai wirausaha yang kemudian dilanjutkan pada suatu kegiatan
berpatisipasi untuk memperoleh pengalaman dimana akhirnya muncul keinginan
untuk melakukan kegiatan tersebut (Yekti Prasetyani, 2008: 13). Menurut
Vebriyanti yang dikutip oleh Yekti Prasetyani (2008: 13) minat berwirausaha
merupakan sesuatu ketertarikan pada diri seseorang terhadap kegiatan wirausaha
dan keinginan untuk mempelajarinya lebih lanjut dengan cara memanfaatkan

Universitas Sumatera Utara

sumber-sumber daya yang dimilki untuk memanfaatkan kesempatan bisnis yang
ada (Yekti Prasetyani, 2008: 13).
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha adalah perasaan
menyukai sesuatu yang kemudian ia ingin lebih mengetahuinya dan akan
membuktikannya dengan melakukan kegiatan untuk meningkatkan hasil karyanya
(meningkatkan penghasilan) dan mendorong individu untuk memusatkan
perhatiannya, serta mempunyai perasaan senang dan mempunyai keinginan untuk
terlibat dalam kegiatan pengambilan resiko untuk menjalankan bisnis/usaha
sendiri dengan memanfaatkan peluang peluang bisnis yang ada untuk
menciptakan bisnis baru dengan pendekatan inovatif.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Minat berkaitan erat dengan perhatian. Oleh karena itu, minat merupakan
sesuatu hal yang sangat menetukan dalam setiap usaha, maka minat perlu
ditumbuh kembangkan pada diri setiap siswa. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan

tumbuh

dan

berkembang

sesuai

dengan

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya, menurut Ristanti sebagaimana yang dikutip dalam Sumarni
(2006: 42-43) yaitu:
1. Kebutuhan Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang
maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat
digunakan untuk memenuhi hidupnya. Keinginan untuk memperoleh

Universitas Sumatera Utara

pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk
berwirausaha (Sumarni, 2006: 42).
2. Harga Diri
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, karena
dikaruniai akal, pikiran dan perasaan. Hal ini menyebabkan manusia
merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha dalam suatu
bidang usaha dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang
karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas,
menjaga gengsi dan menghindari ketergantungan terhadap orang lain.
Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan
seseorang berminat untuk berwirausaha (Sumarni, 2006: 42).
3. Perasaan Senang
Perasaan (feeling) adalah suasana batin yang tenang tesembunyi dan
tertutup, seperti senang-tidak senang, suka-tidak suka (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009: 78). Perasaan bersifat subjektif dan temporer,
dipengaruhi kondisi di dalam diri individu serta kekuatan faktor luar.
Perasaan tertentu muncul dari kebiasaan (Nana Syaodih Sukmadinata,
2009: 78). Perasaan juga dapat diartikan sebagai suasana psikis yang
mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri
terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri
(Wasty Soemanto, 2006: 37). Jadi perasaan erat hubungannya dengan
pribadi seseorang, maka tangggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu
hal yang sama tidaklah sama antara orang yang satu dengan yang lain.

Universitas Sumatera Utara

Rasa senang berwirausaha akan diwujudkan dengan perhatian, kemauan,
dan kepuasan dalam bidang wirausaha. Hal ini berarti rasa senang
terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha.
4. Peluang
Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
apa yang diinginkan atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang
memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk
memanfaatkan peluang tersebut untuk berwirausaha (Sumarni, 2006: 43).
Dalam mengidentifikasi peluang usaha yang akan menimbulkan minat
seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut untuk berwirausaha,
untuk menggali peluang seorang wirausahawan harus berpikir secara
positif dan kreatif diantaranya:
a) Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.
b) Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha
c) Harus bertanya kepada diri sendiri
d) Harus mendengarkan saran-saran orang lain
(Ating Tejdasutisna, 2005: 17)
5. Lingkungan keluarga
Merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena di dalam keluarga
inilah anak-anak pertama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga
dikatakan lingkungan utama karena sebagian besar dari kehidupan anak
adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak
diterima oleh anak adalah dalam keluarga (Hasbullah 2009: 38). Rasa

Universitas Sumatera Utara

tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak
anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Anak harus diajarkan untuk
memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan. Salah satu unsur kepribadian adalah minat
(Maman Suryaman, 2006: 25). Minat berwirausaha akan terbentuk apabila
keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena
sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik
secara langsung maupun tidak langsung (Maman Suryaman, 2006: 25).
Orang tua
yang berwirausaha dalam bidang tertentu dengan cara melibatkan anak
secara langsung, maka akan menimbulkan minat anaknya untuk
berwirausaha.
6. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan
keluarga baik dikawasan tempat tinggalnya maupun di kawasan lain
(Maman Suryaman, 2006:26). Kehidupan masyarakat akan memberikan
pengaruh besar dalam pembentukan perilaku dan pola hidup seseorang.
Misalkan seseorang yang hidup di lingkungan industri maka dia akan
cenderung tertarik untuk mengikuti kehidupan masyarakat sekitar, karena
dia secara tidak sadar memperoleh pendidikan dari lingkungan sehingga
akan tumbuh minat untuk berwirausaha.

Universitas Sumatera Utara

7. Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam timbulnya suatu minat,
karena ilmu pengetahuan dan skill membuat seseorang tergerak untuk
mencoba bereksperimen dan mengaplikasikan apa dari ilmu yang
seseorang miliki (Maman Suryaman, 2006: 27). Karena tingkat pendidikan
juga penting bagi wirausaha, terutama dalam menjaga kontinuitas
usahanya dan mengatasi segala masalah yang dihadapi diperlukan tingkat
pendidikan yang memadai.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan Minat terdiri dari dua jenis, yaitu
ekstrinsik dan intrinsik. Ekstrinsik merupakan kecenderungan seseorang untuk
memilih aktivitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi harapan orang
tersebut. Intrinsik adalah kecenderungan yang berhubungan dengan aktivitas
pilihan seseorang.
2.1.3.3 Indikator Minat Berwirausaha
Menurut (Bhandari, 2006) indikator untuk mengukur minat wirausaha
adalah sebagai berikut :
1. Ingin mencoba hal-hal baru.
2. Dapat mengambil resiko.

3. Keinginan mempunyai usaha sendiri.
4. Keinginan membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain.
5. Senang dengan pekerjaan yang waktunya tidak mengikat.
6. Keinginan merasakan kekayaan atas usaha sendiri.

Universitas Sumatera Utara

2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Peneliti
(Tahun)

Judul

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1.

Fandi Rizky
Ahmad Siregar
(2015)

Pengaruh
Pengetahuan
Kewirausahaan,
Faktor Keluarga
dan Faktor
Kepribadian
terhadap Minat
Berwirausaha pada
Mahasiswa
Konsentrasi
Kewirausahaan S-1
Manajemen
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis
Universitas
Sumatera Utara

1. Pengetahuan
Kewirausahaan
2. Faktor Keluarga
3. Faktor
Kepribadian
4. Minat
Berwirausaha

Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengetahuan
kewirausahaan, faktor
keluarga dan faktor
kepribadian berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
minat berwirausaha
mahasiswa konsentrasi
kewirausahaan S-1
manajemen Fakultas
Ekomomi dan Bisnis
Universitas Sumatera
Utara.

2.

Defani
Sembiring
(2015)

Pengaruh Konsep
Diri, Pembelajaran
Kewirausahaan dan
Lingkungan
Keluarga terhadap
Minat
Berwirausaha pada
Mahasiswa prodi
Manajemen
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis USU
tahun 2011

1. Konsep Diri
2. Pembelajaran
Kewirausahaan
3. Lingkungan
Keluarga
4. Minat
Berwirausaha

Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
pengaruh konsep diri,
pembelajaran
kewirausahaan
dan
lingkungan
keluarga
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
berwirausaha
pada
mahasiswa
prodi
Manajemen
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis USU
tshun 2011.

Universitas Sumatera Utara

Peneliti
(Tahun)

No

Judul

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

3.

Ndivhuho
Tshikovhi,
Richard
Shambare
(2015)

Entrepreneurial
1. Entrepreneurian
Knowledge,
Knowledge
Personal Attitudes, 2. Personal
Attitudes
and
3. Entrepreneurship
Entrepreneurship
Intentions
intentions among
South
Africa
Enactus Student.

Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa baik
pengetahuan
kewirausahaan
dan
pribadi sikap memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap
niat
kewirausahaan.

4.

Muchammad
Arif Mustofa
(2014)

Pengaruh
Pengetahuan
Kewirausahaan,
Self Efficacy,
dan
Karakter
Wirausaha
terhadap Minat
Berwirausaha pada
Siswa Kelas XI
SMK Negeri 1
Depok Kabupaten
Sleman

Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
terdapat pengaruh positif
dan
signifikan
pengetahuan
kewirausahaan,
self
efficacy, dan karakter
wirausaha
secara
bersama-sama terhadap
minat berwirausaha.

1. Pengetahuan
Kewirausahaan
2. Self Efficacy
3. Karakter
Wirausaha
4. Minat
Berwirausaha

Sumber: data diolah peneliti (2016)
2.3

Kerangka Konseptual
Menurut

Wibowo

(2011)

menyatakan

bahwa

faktor

pembelajaran

berhubungan positif dengan minat berwirausaha. Hasil yang sama ditunjukkan
pula pada hasil penelitian Ahmed, et al. (2010) bahwa peningkatan pengetahuan
kewirausahaan akan meningkatkan pilihan untuk menjadi wirausaha. Dengan
memiliki pengetahuan kewirausahaan yang cukup maka diharapkan pola pikir
akan berubah, tidak hanya menjadi pencari kerja namun juga dapat menjadi
seorang pencipta lapangan kerja.
Menurut Saiman (dalam Yuliyaningsih dkk, 2013 : 134) pengetahuan
kewirausahaan merupakan salah satu faktor pemicu minat berwirausaha. Liñán
(2004)

menyatakan

“pengetahuan

tentang

lingkungan

kewirausahaan

Universitas Sumatera Utara

berkontribusi nyata terhadap persepsi kewirausahaan. Hal ini juga secara langsung
memberikan kesadaran yang lebih besar tentang profesi wirausaha, dan akan lebih
berminat menjadi seorang wirausaha.”
Kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri
dimana dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat
dinilai. Berangkat dari definisi tersebut, maka dapat diambil pengertian
kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri, tumbuh dan
berkembang karena disiplin dan komitmen sehingga dapat menentukan diri
sendiri yang dinyatakan dalam tindakan dan perilaku yang dapat dinilai.
Kemandirian yang mengiringi perubahan-perubahan pada pribadi seorang
remaja inilah yang megindikasikan adanya pengaruh yang besar yang ditimbulkan
oleh kemandirian terhadap minat berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kemandirian terhadap minat berwirausaha adalah tanggung jawab,
mandiri, pengalaman praktis dan akal sehat yang relevan, otonomi dan kemampuan
memecahkan masalah. (Parker, 2005: 87).

Subandono (2007:18) menyatakan bahwa minat wirausaha adalah
kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha
yang

kemudian

mengorganisir,

mengatur,

menanggung

risiko

dan

mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Untuk memulai menjadi
seorang wirausaha, maka seseorang haruslah memiliki keinginan untuk berwirausaha.
Keinginan tidak timbul dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh berbagai hal
seperti pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka kerangka konseptual
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pengetahuan Kewirausahaan (X1)
Minat Wirausaha (Y)
Kemandirian Pribadi (X2)
Sumber: Liñán (2004), Parker (2005), Subandono (2007), Ranto (2007), Ahmed, et al (2010),
Wibowo (2011), Yuliyaningsih dkk, (2013).

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
dipaparkan, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Pengetahuan
kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat berwirausaha”.

Universitas Sumatera Utara