Peran Kepala Daerah Dalam Wewujudkan Good Governance

BAB I
PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang
Di dalam teori – teori politik yang umum dapat kita pahami bahwa ada dua
unsur dalam kehidupan berpolitik, Negara (State) sebagai lembaga yang diberikan
kewenangan untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mencapai cita – cita
bersama dan tujuan bersama. Dan masyarakat adalah yang mendelegasikan haknya
kepada negara untuk mengurusi kepentingan bersama. Negara sebagai lembaga yang
mengelola urusan – urusan yang berkenaan dengan pelayanan publik. Dan pelayanan
itu dapat dijalankan dengan perumusan dan pelaksanaan pelayanan publik.
Perumusan dilaksanakan oleh lembaga legislatif dan pelaksanaan oleh eksekutif.
Sebuah kebijakan publik biasanya diawali dengan pengambilan keputusan yang
esensinya mewakili kepentingan orang banyak. Hal ini dapat kita kita tinjau ketika
perumusan tersebut didkukung oleh mayoritas. Dan kebijakan publik adalah output
yang paling nyata dan yang paling utama dari setiap sistem politik dan kebijakan
publik.1
Dalam konsep sebuah negara, selain komponen fisik tentang batasan wilayah
dan pengakuan kedaulatan dari negara lain, terdapat dua komponen lain yang menjadi
P. Athonius Sitepu, 2012. Teori – Teori Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 6


1

Universitas Sumatera Utara

prasyarat berdirinya satu negara. Kedua komponen tersebut adalah “rakyat” dan
“pemerintah”. Pemerintah dalam arti paling dasar diterjemahkan sebagai sekumpulan
orang yang memiliki mandat yang absah dari rakyat untuk menjalankan
wewenangnya dalam urusan pemerintahan. Disini terdapat hubungan “kontrak sosial”
antara rakyat sebagai pemberi mandat dan pemerintah sebagai pelaksana mandat.2
Pemerintah dalam arti luas meliputi pelaksanaan tugas seluruh badan-badan,
lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang diserahi wewenang untuk mencapai
tujuan negara. Pencapaian tujuan negara yang berdasar kedaulatan rakyat harus
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
dalam hal ini menyangkut batasan-batasan pelaksanaan tugas kenegaraan. Pemerintah
terdiri atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif yang berfungi sebagai alat
kelengkapan negara dan bertindak atas nama negara. Ketiga kekuasaan tersebut harus
berjalan beriringan dimana saling mempengaruhi dalam pelaksanaan fungsi dan tugas
dalam kepemerintahan. Jika salah satu timpang atau tidak berfungsi maka unsur
kekuasaan yang lain juga akan menjadi tersendat di dalamnya.
Teori kedaulatan rakyat mengatakan, bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat,

dimana salah satu semangat yang terkandung di dalamnya adalah pemerintahan untuk
rakyat, dengan demikian pemerintahan yang mengakui dirinya sebagai pemerintahan
demokratis
2

adalah

yang

menggunakan

konsep

demokratis

dalam

proses

Bayu Suryaningrat,1992. Mengenal Ilmu Pemerintahan, Jakarta: Rineke Cipta, hal 9


Universitas Sumatera Utara

penyelenggaraan negara. Memperlakukan rakyat dengan baik sesuai dengan harkat
martabatnya karena berlangsungnya suatu pemerintahan ditentukan oleh kehendak
rakyat. Pemerintah yang mendapat mandat sebagai penyelenggara dari rakyat sudah
seharusnya menjalankannya sebaik mungkin. Tingginya tingkat kepuasan dan
kepercayaan rakyat dapat diukur dengan melihat tanggapan masyarakat terkait
penyelenggaran pemerintah. Dapat dipastikan jika penyelenggaran pemerintah
berjalan dengan baik maka dengan sendirinya rakyat memberikan reaksi yang baik
juga.
Pemerintah adalah institusi yang menyelenggarakan kewenangan politik,
ekonomi dan administratif untuk mengatur urusan negara di setiap tingkatan.
Pemerintahan merupakan mekanisme yang kompleks, yang melibatkan proses dan
institusi sebagai wahana warga dan kelompok masyarakat mengartikulasikan
kepentingan, menjalankan hak dan kewajiban, dan memediasi perbedaan-perbedaan.
Dalam perspektif ini pemerintah mencakup seluruh metode membagikan kekuasaan
dan mengatur sumber daya dan masalah publik. Pemerintah yang baik akan akan
mengalokasikan sumber daya dan masalah publik secara efisien, memperbaiki
kegagalan pasar (market failure), menyusun peraturan yang efektif dan menyediakan

kebutuhan publik yang tidak disuplai oleh pasar.3

3

Dede Mariana & Caroline Paskarina,2008. Demokrasi dan Politik Desentralisasi, Yogyakarta : Graha Ilmu, hal
157

Universitas Sumatera Utara

Pemerintahan adalah berkenaan dengan sistem, fungsi, cara, perbuatan,
kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang dilakukan atau diselenggarakan atau
dilaksanakan oleh pemerintah. Eksekutif adalah cabang kekuasaan dalam negara yang
melaksanakan kebijakan publik (kenegaraan dan atau pemerintahan) melalui
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif maupun
atas inisiatif sendiri.
Penyelenggaraan pemerintahan dengan menerapkan prinsip – prinsip good
governance merupakan penyelenggaran idaman dan yang pasti sangat diharapkan
baik oleh rakyat maupun oleh pemerintah itu sendiri. Tata kepemerintahan yang baik
merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih,
demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat

madani.

Tata

kepemerintahan

yang

baik

terkait

erat

dengan

kontribusi,

pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara tiga pilarnya (pemerintah, dunia
usaha swasta, dan masyarakat). Tata kepemerintahan yang baik juga mensyaratkan

adanya kompetensi birokrasi sebagai pelaksana kebijakan politik/publik atau sebagai
perangkat otoritas atas peran-peran negara dalam menjalankan amanat yang
diembannya.
Tata kepemerintahan yang baik tidak mudah untuk diartikan secara baku dan
seragam sebab istilah ini memiliki banyak makna yang bervariasi dan substansi
bahasannya cukup luas. Namun demikian, keberagaman makna tersebut pada

Universitas Sumatera Utara

hakekatnya memiliki kesatuan tujuan yang utuh, yakni penyelenggaran kondisi
pemerintahan yang terselenggara dengan seimbang dengan kerjasama individu dan
lembaga, serta antara pemerintah, dunia usaha dan pihak masyarakat. Hal ini berarti
masing – masing pilar harus saling tahu apa yang dilakukan oleh pilar lainnya.
Adanya ruang dialog dapat membantu saling memahami perbedaan – perbedaan
diantara mereka. Melalui proses tersebut diharapkanakan tumbuh konsensus dan
sinergi dalam masyarakat.4
Dewasa ini, tuntutan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dalam
seluruh kegiatan pemerintah dan pembagunan tidak dapat dielakkan lagi. Tata
kepemerintahan yang baik meliputi tata kepemrintahan yang baikuntuk sektor publik
(good public governance) dan tata kelola/pemerintahan yang baik untuk dunia usaha

swasta (good corporate governance). Selain sebagai suatu konsepsi tentang
penyelenggaran pemerintah, tata kepemerintahan yang baik jugamerupakan suatu
gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara pemerintah, dunia usaha
swasta, dan masyarakat. Di dalam konsep tersebut tidak boleh ada satu aktoryang
dominan, tetapi ketiganya harus dalam keseimbangan. Dalam konsep tata
kepemerintahan yang baik, diterimanya segala sesuatuyang terkait dengan proses
pembangunan bukan karena kekuasaan dominan yang dimiliki satu aktor/pilar,
melainkan karena keterlibatan aktor-aktor tersebut secara aktif dan sinergis.

4

www.bappenas.go.id diakses pada tanggal 24 Oktober 2013 pukul 21.45 WIB

Universitas Sumatera Utara

Penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) bukanlah hal
yang mustahil untuk diwujudkan. Beberapa daerah telah menunjukkan hal tersebut.
Berbagai upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik
tercermin dari kemauan dan kesadaran bersama beberapa daerah kabupaten/kota
untuk melakukan pengelolaan kepemerintahan secara lebih efisien dan efektif.

Penerapan tata kepemerintahan yang baik di lingkungan pemerintahan tidak terlepas
dari penerapan sistem manajemen kepemerintahan yang merupakan rangkaian hasil
dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, dan
controling) yang dilaksanakan secara konsisten dan efisien. Penerapan sistem tersebut
mampu menghasilkan kemitraan positif antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan
masyarakat. Dengan demikian, lingkungan instansi pemerintah diharapkan dapat
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah
Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat dilihat dari
adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Penyelenggaran pemerintah
di daerah sepenuhnya dijalankan oleh pemerintah daerah (local government).
Pemerintah daerah (local government) dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan,

Universitas Sumatera Utara

pembangunan dan pelayanan publik, harus pula diiringi dengan penerapan prinsip
good governance (kepemerintahan atau tata pemerintahan yang baik). Dalam

kaitannya dengan otonomi daerah, prinsip good governance dalam praktiknya adalah
dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam setiap
pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh
birokrasi pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsi pelayanan publik.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur
dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.5
Perubahan

paradigma

penyelenggaraan

pemerintahan

dalam


wujud

pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab telah
menjadikan pemerintah daerah sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai
konsekuensi dari perubahan tersebut maka perlu adanya penataan ulang berbagai
elemen dalam sistem penyelengggaraan pemerintahan dalam rangka manifestasi

5

www.kemendagri.go.id diakses pada 18 Mei 2014, Pukul 21.05 wib

Universitas Sumatera Utara

pelaksanaan otonomi daerah. Karena pada dasarnya tujuan pelaksanaan otonomi
daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
penyelenggaran pemerintahan daerah adalah menggunakan asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan.6 Tujuan penyelenggaran pemerintah adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah.
Dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana tertuamg dalam
UU No. 32 Tahun 2004 tersebut, penyelenggaraan pemerintah diharapkan dapat
melaksanakan percepatan pembangunan daerah dan meningkatkan pelayanan publik
dengan lebih sederhana dan cepat.
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah dapat menjadi fondasi
penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah dan
peningkatan pelayanan publik.yang tentu hasilnya kemudian dapat memberikan
kontribusi terhadap tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dengan kata lain,
keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh agregasi pembagunan di daerah.
Kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
memiliki makna yang antara lain ditandai dengan kemampuan mengelola pemerintah
daerah secara handal dan profesional. Keberhasilan peyelenggaraan pemerintahan
6

DR J Kaloh,2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Jakarta: Rineke Cipta, hal 72

Universitas Sumatera Utara

daerah ditentukan antara lain oleh kemampuan pemerintah daerah yang dikepalai oleh
kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di dalam menjalankan tugas dan
wewenanangnya.
Peran pemimpin daerah yang handal dan profesional menjadi sangat
signifikan dan menentukan terhadap pelaksanaan manajemen pemerintahan di daerah
yang bersangkutan. Kemampuan mengelola potensi sumber daya alam, keuangan
negara, pengoptimalan peran birokrasi pemerintahan secara profesional dan netral,
melakukan kerjasama kemitraan dengan masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi
(swasta), bahkan di dalam melakukan hubunganluar negeri menjadi faktor yang
menjadikan sosok kepala daerah begitu sentral dalam mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
Didasari wewenangnya dalam mengelola penyelenggaraan sebuah daerah,
seorang kepala daerah diharapkan menjadi tokoh terdepan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (good governance) dengan mewujudkan masyarakat
daerah yang madani. Otonomi daerah dan desentralisasi kekuasaan telah memberikan
ruang yang cukup luas bagi seorang kepala daerah untuk menyelenggarakan sebuah
pemerintahan di daerahnya tanpa ada tekanan dari pemerintah pusat. Selayaknya hal
ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk berinovasi
dalam rangka mewujudkan kemakmuran masyarakatnya dengan mengandalkan
sumber daya yang tersedia di daerahnya.

Universitas Sumatera Utara

Terkait otonomi dan kewenangan seorang kepala daerah, penyelenggaraan
pemerintahan di daerah juga harus dilakukan secara bertanggung jawab. Artinya
penyelenggra pemerintahan dituntut melaksanakan tugas dan kewajiban secara
profesional. Dalam menjalankan tugasnya penyelenggra pemerintahan harus sadar
untuk tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga pada kebenaran dan kewajaran
dalam

proses

pencapaiannya.

Penyelenggaraan

pemerintahan

daerah

yang

bertanggung jawab dan transparan akan menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada
pemerintah daerah.
Dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di suatu daerah,
penyelenggara pemerintahan dituntut harus mengelola sumber daya seefektif dan
seefisien mungkin. Efektif berarti setiap upaya yang dilakukan oleh pemerintah
daerah harus tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan. Efisien artinya pemerintah
daerah harus bersikap rasional dengan mempertimbangkan dari setiap sumber daya
yang dipakai. Dengan praktek yang baik dari konsep efekti dan efisien tersebut,
pemerintah daerah dapat berharap banyak akan sebuah tata kepemerintahan yang baik
(good governance) di daerahnya.
Pencapaian good governance/tata kepemerintahan yang baik di beberapa
daerah mungkin akan memunculkan dua sisi yang berbeda. Beberapa daerah akan
mencerminkan sisi daerah yang cukup berhasil melaksanakan good governance,
namun di lain sisi penyelenggaraan pemerintahan daerah di beberapa daerah akan

Universitas Sumatera Utara

mencerminkan kegagalan pelaksanaan good governance. Salah pilar terpenting dalam
menentukan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan good governance di daerah
adalah sosok kepala daerah. Sebagai pemegang tampuk kekuasaan dan sosok yang
memiliki wewenang yang sangat luas di daerah, kepala daerah memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai
dengan konsep good governance.
Simalungun merupakan salah satu kabupaten terbesar di Sumatera Utara, baik
secara luas wilayah, komposisi penduduk, kondisi ekonomi dan faktor lainnya. Saat
ini kabupaten Simalungun dipimpin oleh J.R. Saragih sebagai bupati dan Hj. Nuriaty
Damanik S.H sebagai wakilnya. Tentunya sebagai sebuah wilayah yang sangat luas,
pemerintah di Simalungun memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup besar
dalam mengelola sistem pemerintahan di daerah ini.
Kabupaten Simalungun memiliki hampir segala potensi yang dibutuhkan
untuk menjadi Kabupaten yang maju dan sejahtera. Oleh karena itu dibutuhkan
pemerintahan yang dapat memaksimalkan potensi tersebut. Hal yang tidak dapat
dikesampingkan adalah adanya sosok pemimpin yang cerdas dan memahami
pemerintahan di Simalungun dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti dan mengangkat
judul “Peran Kepala Daerah dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus :
Masa Pemerintahan Bupati Simalungun JR Saragih)”.
I. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di
atas maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah : “Bagaimana
peran JR Saragih selama menjabat sebagai Bupati Simalungun dalam mewujudkan
good governance di Kabupaten Simalungun”.
I. 3. Pembatasan Masalah
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan adanya pembatasan masalah terhadap
masalah yang akan diteliti. Penulis perlu membuat pembatasan masalah juga agar
hasil penelitian yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai
menjadi karya tulis yang sistematis. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
adalah penelitian ini terbatas pada pengkajian peran JR Saragih sebagai kepala daerah
dalam mewujudkan good governance di Kabupaten Simalungun berdasarkan tiga
prinsip utama pemerintahan yang baik (good governance) yaitu transparansi,
akuntabilitas dan partisipasi.

Universitas Sumatera Utara

I. 4 . Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan good
governance di Kabupaten Simalungun selama masa pemerintahan JR
Saragih.

2.

Untuk mengetahui langkah-langkah dan kebijakan JR Saragih dalam
mewujudkan good governance di Kabupaten Simalungun.

I. 5 . Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, terlebih lagi untuk
perkembangan ilmu penegetahuan. Adapaun yang menjadi manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
terhadap perkembangan dan pendalaman tentang good governance.
2. Secara kelembagaan, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada
Pemerintah Daerah Simalungun dalam penyelenggaraan pemerintahan di
Kabupaten Simalungun.
3. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dalam menulis sebuah karya ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

I. 6 . Kerangka Teori
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan kerangka teori sebagai landasan atau
pedoman berpikir. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi
defenisi dan proposis untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan
cara merumuskan hubungan antara konsep. Ringkasnya, teori adalah hubungan suatu
konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu.7 Konsep
merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat
digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Atau konsep adalah
suatu kata atau lambangyang menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai
gejala walaupun berbeda.8
I. 6. 1 . Teori Desentralisasi
Secara etimologi istilah desentralisasi berasal dari bahasa latin, yaitu “de”
berarti lepas dan “centrum” berarti pusat. Jadi menurut perkataan berasal desntralisasi
adalah melepas dari pusat.9 Menurut Henry Maddick dalam Juanda, desentralisasi
merupakan pengalihan kekuasaan secara hokum untuk melaksanakan fungsi yang
spesifik maupun residual yang menjadi kewenangan pemerintah daerah.10

7

Masri Singarimbun & Sofian Effendi,1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, hal 37
Rianto Adi,2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta : Granit, hal 27
9
Juanda, 2004. Hukum Pemerintahan Daerah, PT Alumni Bandung, hal 117
10
Ibid 118

8

Universitas Sumatera Utara

Desentralisasi menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah (pusat) kepada daerah otonom dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara otonomi daerah adalah
kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Ada dua jenis desentralisasi, yakni desentralisasi territorial dan desentralisasi
fungsional. Desentralisasi territorial adalah penyerahan kekuasan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi) dan batas pengaturan tersebut adalah
daerah. Sedangkan desentralisasi fungsional adalah penyerahan kekuasaan untuk
mengatur dan mengurus fungsi tertentu dan batas pengaturan termaksud adalah jenis
fungsi itu sendiri, misalnya soal pertanahan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Istilah otonomi daerah dan desentralisasi memiliki perbedaan kecenderungan.
Istilah otonomi daerah cenderung bermain dalam aspek politik kekuasaan negara
sedangkan istilah desentralisasi cenderung berada dalam wilayah administrasi negara.
Namun kedua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan. Oleh karena otonomi daerah di
Indonesia dapat terselenggara karena adanya kebijakan desentralisaasi dan konsep
otonomi daerah itu sendiri merupakan aktualisasi dari adanya kebijakan desentralissi
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Otonomi daerah pada hakikatnya adalah hak setiap daerah untuk mengurus
rumah tangga sendiri. Sedangkan desentralisai pada hakikatnya adalah pendelegasian
kewenangan. Dengan demikian, otonomi daerah tidak mungkin terselenggara tanpa
adanya desentraliisasi dan desentralisaasi di Indonesia hanya dapat diaktualkan
melalui penyelenggaraan otonomi daerah.11
Posisi kebijakan otonomi daerah sebagai sebuah proyek pengembalian harga
diri pemerintah dan masyarakat daerah. Di masa lalu, banyak masalah di daerah yang
tidak tertangani dengan baik karena keterbatasan kewenangan pemerintah daerah di
bidang itu. Ini berkenaan antara lain dengan konflik pertanahan, kebakaran hutan,
pengelolaan pertambangan, perizinan investasi, perusakan lingkungan, alokasi
anggaran dan dana subsidi pemerintah pusat, penetapan prioritas pembangunan,
penyusunan organisasi pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah,
pengangkatan dalam jabatan struktural, perubahan batas wilayah administrasi,
pembentukan kecamatan, kelurahan dan desa serta pemilihan kepala daerah.
Keterbatasan wewenang daerah berdampak pada tumpulnya kreativitas untuk
mengembangkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, termasuk upaya
pemerintah untuk memperkecil rentang kendali beban-beban rutin dan teknis. tujuan
utama dari kebijakan desentralisasi di satu pihak membebaskan pemerintah pusat dari
beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik, sehingga ia
11

www.otonomidaerah.com diakses pada 29 Mei 2014, Pukul 19.30 wib

Universitas Sumatera Utara

berkesempatan

untuk

mempelajari,

memahami

dan

merespon

berbagai

kecenderungan global dan mengambil manfaat dari padanya. Pada saat yang sama
pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi para perumusan kebijakan
makro nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi
kewenangan pemerintah ke daerah, maka daerah akan mengalami proses
pemberdayaan yang signifikan. Kemampuan prakarsa dan kreativitas mereka akan
terpacu, sehingga kapabilitas dalam mengatasi berbagai masalah domestik akan
semakin kuat. Desentralisasi merupakan symbol trust dari pemerintah pusat.
Sistem daerah otonom berdasarkan asas desentralisasi, pemerintah melakukan
urusan penyelenggaraan rumah tangga sendiri telah didelegasikan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah, dinyatakan memiliki kewenangan untuk mengurus
urusan rumah tangganya sendiri, sehingga dikenal tiga ajaran dalam pembagian
penyelenggaran pemerintah negara, yakni :
1.

Ajaran rumah tangga materiil, yaitu untuk mengetahui yang manakah
urusan rumah tangga daerah atau pusat

2.

Ajaran rumah tangga formil, yaitu urusan rumah tangga daerah dengan
penyerahannya didasarkan atas peraturan perundang-undangan

Universitas Sumatera Utara

3.

Ajaran rumah tangga riil; yaitu urusan rumah tangga yang didasarkan
kepada kebutuhan riil atau keadaan nyata12

Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
daerahotonom bermakna peralihan kewenangan secara delegasi, lazim disebut
delegation of authority. Dengan demikian, pemberi delegasi kehilangan kewenangan
itu, semuaberalih kepada penerima delegasi. Pada hakekatnya pemerintahan daerah
melaksanakan asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan urusan penyelenggaraan
pemerintahan wajib dan pilihan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
I. 6. 2 . Konsep Good Governance
Kata Good Governance terdiri dari dua kata “good” dan “governance”. Arti
good dalam good governance mengandung dua pengertian,yaitu pertama : nilai-nilai
yang menjunjung tinggi keinginan/ kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat
meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan (nasional)
kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial; serta kedua, aspekaspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan
tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan Governance atau

12

Jimly, Asshiddiqie,2007 Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Pasca Reformasi. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer,
Hal 423.

Universitas Sumatera Utara

kepemerintahan dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai “the act, fact, manner of
governing” atau “tindakan, fakta, cara-cara penyelenggaraan pemerintahan”.13
Untuk kata “pemerintah” dan “pemerintahan” dalam bahasa inggris digunakan
kata “government” yang berasal dari kata “to govern” yang artinya perintah atau
memerintahkan. Istilah “to govern” berbeda dengan istilah “to command” ataupun “to
order” meskipun memiliki arti dasar perintah. “Memerintah” diartikan diartikan
menguasai atau mengurus negara atau daerah sebagai bagian dari negara. Dengan
demikian, kata “pemerintah” berarti kekuasaan untuk memerintah suatu negara.
“Pemerintah” menunjuk kepada kesatuan aparatur atau badan (lembaga) dan
ditafsirkan pula sebagai “pengelola atau pengurus”. Sedangkan “pemerintahan
menunjuk kepada perbuatan atau cara atau urusan memerintah, misalnya
pemerintahan yang adil, pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang demokratis
dan sebagainya.
United Nations Development Programme (UNDP) mengartikan istilah
governance sebagai suatu exercise dari kewenangan politik, ekonomi, dan
administrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah-masalah sosialnya.
Istilah “governance” menunjukkan suatu proses di mana rakyat bisa mengatur
ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya, tidak hanya
dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kohesi, integrasi
13

Leo Agustino, 2007. Perihal Politik, Yogyakarta : Graha Ilmu, hal 182

Universitas Sumatera Utara

dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Dengan demikian jelas sekali, bahwa kemampuan
suatu negara mencapai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat tergantung pada
kualitas tata kepemerintahannya di mana pemerintah melakukan interaksi dengan
organisasi-organisasi komersial dan civil society.14
Sementara itu Bank Dunia (World Bank) mengartikan good governance
sebagai penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung
jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.15
Tata kepemerintahan yang baik (good governance) dapat disimpulkan sebagai
suatu proses pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang sejalan dengan
demokrasi (pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat). Dengan kata lain good
governance menunjuk pada suatu penyelenggaraan negara yang bertanggung jawab
serta efektif dan efisien dengan menjaga kesinergisan interaksi konstruktif diantara
institusi negara/pemerintah (state), sektor swasta/dunia usaha (private sector) dan
masyarakat (civil society). Dengan demikian, paradigma good governance

14

Mifthah Thoha,2003. Birokrasi dan Politik Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hal 63
Koirudin, 2005. Sketsa Kebijakan Desentralisasi di Indonesia Format Masa Depan Otonomi Menuju
Kemandirian Daerah, Malang : Averroes Press, hal 159
15

Universitas Sumatera Utara

menekankan arti penting kesejajaran hubungan antara domain negara, sektor
swasta/dunia usaha dan masyarakat.
Ada tiga teori yang menjadi kunci dalam pembahasan mengenai konsep good
governance yaitu :16
1.

Teori Political Society (masyarakat politik : partai politik, birokrasi,
negara) adalah kumpulan organisasi-organisasi dalam masyarakat yang
tujuan pendirian dan aktivitas utamanya adalah untuk memperoleh dan
menjalankan kekuasaan politik.

2.

Teori Economic Society (masyarakat ekonomi) adalah kumpulan
organisasi-organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang tujuan
pendirian dan aktivitas utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan
finansial.

3.

Teori Civil Society ( masyarakat sipil/ masyarakat madani) adalah
kumpulan organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang tujuan
pendirian dan aktivitas utamanya memiliki empat ciri : a). Non politis dan
non ekonomi; b). inisiatif pendiriannya datang dari bawah (grassroots);
c). menjunjung pluralitas; dan d). Mengembangkan demokrasi egaliter.

16

Adi Sujatno, 2007 Moral Dan Etika Kepemimpinan : Merupakan landasan ke arah kepemerintahan yang baik
(Good Governance), Jakarta : Team4s, hal. 42-43

Universitas Sumatera Utara

Dalam wacana good governance terdapat sekumpulan nilai yang perlu
diterapkan. Sebagian dari nilai tersebut sebenarnya telah ada dan berkembang sejak
lama dalam kehidupan bernegara maupun dalam budaya masyarakat Indonesia.
Setidaknya terdapat empat belas nilai yang menjadi prinsip good governance, yaitu :
1. Wawasan ke depan (Visionary)
2. Keterbukaan dan Transparansi (Opennes and Transparancy)
3. Paritisipasi masyarakat (Participation)
4. Akuntabilitas (Accontability)
5. Supermasi hukum (Rule of law)
6. Demokrasi (Democracy)
7. Profesionalisme dan Kompetensi (Profesionalism and Competency)
8. Responsibilitas/Daya Tanggap (Responsibility)
9. Efesiensi dan Efektifitas (Efficiency and Effectivity)
10. Desentralisasi (Decentralization)
11. Kemitraan atau kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat (
Private sector and civil society partnership)
12. Komitmen terhadap pengurangan kesenjangan (Commitment to reduce
inequality)
13. Komitmen terhadap perlindungan lingkungan hidup (Commitment to
environmental protection)

Universitas Sumatera Utara

14. Komitmen pada pasar yang adil (Commitment to fair market.
Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik
maka harus memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat
dicapai, yang meliputi :
1) Politik
Merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya masalah,
karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance.
Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada
berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia
dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik yang kurang demokratis.
Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut berbagai
masalah penting seperti:
a. UUD NKRI 1945, yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok
penyelenggaraan pemerintahan. Maka dalam penyelenggaraannya
harus dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance.
Konsep good governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden
langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR,
kemandirian lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung
danpenambahanpasal-pasal tentang hak asasi manusia.

Universitas Sumatera Utara

b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin
partisipasi dan mencerminkan keterwakilan rakyat.
c. Reformasi agraria dan perburuhan
d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI
e. Penegakansupremasihokum.
2) Ekonomi
Ekonomi Indonesi amemang sempat terlepas dari krisis global yang
bahkan bisa menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini
masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera
dengan ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan
berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja
pemerintahan secara menyeluruh.
3) Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan
masyarakat yang terpenuhi haknya dalam kepentingan umum adalah
perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain menuntut
perealisasikan haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan
berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal
ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat

Universitas Sumatera Utara

ini masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di
hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang didasari kepentingan sosial
masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28
bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan
tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar
golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good
governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus ditegakkan dengan
keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut.
4) Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum
sebagai isnstrumen untuk mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian
penting dalam penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum
akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara
keseluruhan, karena good governanance tidak akan dapat berjalan dengan
baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi
hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.17

17

http://www.banyumaskab.go.id diakses pada 27 Oktober 2008, pukul 20.35 WIB

Universitas Sumatera Utara

Upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik hanya dapat
dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran ketiga pilar yaitu pemerintah, dunia
usaha swasta, dan masyarakat. Ketiganya mempunyai peran masing-masing.
Pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) memainkan peran menjalankan dan
menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain
dalam governance. Dunia usaha swasta berperan dalam penciptaan lapangan kerja
dan pendapatan. Masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi sosial, ekonomi dan
politik. Ketiga unsur tersebut dalam memainkan perannya masing-masing harus
sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam tata
kepemerintahan yang baik. Jika ketiga pilar ini dapat bersinergi dengan baik, maka
penyelenggaraan pemerintahan yang selama ini diharapkan bukanlah sekedar impian
belaka.
I. 6. 3. Teori Peran
Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara
informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang
menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu

Universitas Sumatera Utara

agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain
menyangkut peran-peran tersebut.18
Berdasarkan pengertian peran diatas, saya mencoba mengangkat bagaimana
teori peran dapat digunakan dalam pemerintahan untuk mewujudkan pemerintahan
dan birokrasi yang sesuai dengan kehendak masyarakat yang menjadi pemberi
mandate kepada pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan. Peran pemerintah
saat ini sangat mengalami perubahan yang signifikan karena sebagaimana kita
ketahui bersama, good governance pada umumnya diartikan sebagai pengelolaan
pemerintahan yang baik. Kata „baik‟ disini dimaksudkan sebagai mengikuti kaidahkaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Good Governance, setelah melihat
apa yang dimaksud dengan good governance, menurut saya ada 3 (tiga) hal yang
perlu dilaksanakan pemerintah guna terarahnya Pembangunan yaitu:
1. Pemerintah sebagai Leading Sector membuat Kebijakan-kebijakan
dengan tegas guna mengarahkan Pembangunan sebaik mungkin
sehingga seluruh sektor dapat melaksanakannya sesuai keinginan
Pemerintah dengan memperhatikan berbagai instrumen khususnya
dilingkup kesehatan nasional dan deerah serta diikuti dengan aturanaturan yang melandasi Kebijakan tersebut.

18

www.sarjanaku.com diakses pada 5 Februari 2014, pukul 21.50 WIB

Universitas Sumatera Utara

2. Pemerintah sebagai sumber dana dalam hubungannya dengan
pembiayaan-pembiayaan di ruang lingkup pembangunan daerah.
Disamping pemerintah sebagai sumber dana, pemerintah perlu
melakukan terobosan dengan para investor baik lokal maupun asing
guna mendukung pembiayaan pemerintah.
3. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat, dalam hal ini pemerintah
meningkatkan sumber daya aparaturnya guna dapat melaksanakan
pelayanan prima untuk seluruh masyarakat.
Satu hal yang menjadi konsentrasi dalam skripsi ini adalah bagaimana peran
pemerintah memaksimalkan sumber daya yang ada untuk kepentingan rakyatnya.
Pemerintah menjadi pemegang kendali pada aspek – aspek penting sebuah Negara,
khususnya dalam hal pengelolaan anggaran. Peran pemerintah diharapkan dalam hal
ini karena berhasil atau tidaknya pengelolaan dana yang ada tergantung kepada
bagaimanana pemerintah itu sendiri memaksimalkan demi kepentingan rakyatnya.
Jika sudah mengalami inefisiensi, maka percayalah kalau good governance yang
didengungkan mengalami kegagalan, setidaknya dalam hal transparansi dan
akuntabilitas.
I. 7. Metodologi Penelitian
I. 7. 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dala penelitian ini adalah deskriptif. Metode
penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau arena populasi

Universitas Sumatera Utara

tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.19

Penelitian deskriptif

juga merupakan sebuah proses pemecahan suatu masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau menerangkan keadaan sebuah objek maupun subjek penelitian
seseorang, lembaga maupun masyarakat pada saat sekarang dengan berdasarkan
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.20

Penelitian deskriptif biasanya memiliki 2 tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi
terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu. Hasilnya kemudian
dicantumkan kedalam tabel-tabel frekuensi.
2. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu, seperti
interaksi sosial, sistem kekerabatan dan lain-lain.

Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar
variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan
variabel-variabel yang menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial. Karenanya,
pada penelitian deskriptif tidak menggunakan atau tidak melakukan peengujian

19

Sudarwan Danin, 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif ; Ancangan Metodologi, Presentasi dan publikasi Hasil
Penelitian Untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Bandung
: Pustaka Setia, hal 41
20
Hadari Nawawi, 1987. Metodologi Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hal 63

Universitas Sumatera Utara

hipotesa (seperti yang dilakukan pada penelitiaan eksplanatif) berarti tidak
dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori.21

I. 7. 2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bermaksud
untuk memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya
secara aktif dalam keseluruhan proses studi. Penelitian kualitatif berorientasi pada
upaya memahami fenomena secara menyeluruh.22 Penelitian kualitatif berakar pada
latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian,
memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data secara induktif, bersifat
deskriptif, membatasi studi dengan fokus.23
I. 7. 3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan
beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3).
dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan

21

Sanafiah Faisal, 1995. Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
hal. 20.
22
Sudarwan Danin, op.cit, hal 33
23
Lexy J Moleong,1994.Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosdakarya, hal 27

Universitas Sumatera Utara

ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci
dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami24
Berdasarkan penelitian kualitatif yang saya lakukan, maka saya sebagai
peneliti menggunakan ke-empat teknil pengumpulan data diatas. Yang harus
dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut
dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang
memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang
harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi
yang diperoleh.
I. 7. 4. Teknik Analisa Data
Sesuai dengan metode penelitian dalam menganalisis data, pada penelitian ini
teknik analisi data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif,
yaitu teknik tanpa menggunakan alat bantu dengan rumus statistik. Metode kulaitatif
dapat didefinisikan sebagai proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang
mengkaji masalah secara kasus per kasus. Teknik ini mendeskripsikan data-data yang
ada dan dilakukan analisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek
yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.25

24
25

Emzir, 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal 49
Burhap Bungin, 2003. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo, hal 43

Universitas Sumatera Utara

I. 8 . Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penulisan untuk lebih
mempermudah dan terarah dalam pembahasan karya ilmiah ini. Maka penulis
membagi sistematiaka penulisan ini menjadi empat bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka
teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : DESKRIPSI KABUPATEN SIMALUNGUN DAN

PROFIL J.R

SARAGIH
Bab ini akan menguraikan tentang Kondisi dan Pemerintahan di Kabupaten
Simalungun serta profil J.R Saragih sebagai kepala daerah.
BAB III : PERAN J.R SARAGIH DALAM MEWUJUDKAN GOOD
GOVERNANCE DI KABUPATEN SIMALUNGUN
Bab ini nantinya akan membahas secara garis besar hasil penelitian sekaligus
menganalisis data yang diperoleh untuk mendapatkan hasil dari rumusan
permasalahan serta analisis terhadap peran J.R Saragih memujudkan good
governance di Kabupaten Simalungun.
BAB IV : PENUTUP

Universitas Sumatera Utara

Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian skripsi ini, yang berisi
kesimpulan yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bab
ini juga akan terjawab pertanyaan apa yang dilihat dalam penelitian yang dilakukan,
serta berisi saran-saran, baik yang bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun
lembaga-lembaga yang terkait secara umum.

Universitas Sumatera Utara