Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus T1 362010001 BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori
2.1.1

Komunikasi
Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Deddy
Mulyana: 2005: 4), kata komunikasi atau communication dalam
bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti
“sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti
“membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis)
adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
dianut secara sama.
Menurut Harrold D. Lasswell dalam buku Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi pada
dasarnya

merupakan suatu proses yang


menjelaskan siapa,

mengatakan apa, dengan saluran media apa, kepada siapa pesan
tersebut disampaikan, dan akibat atau hasil apa yang terjadi. (Who?
Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
Menurut Everett M. Rogers dalam buku Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar (Deddy Mulyana: 2005: 62), komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka. Menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid dalam buku
Pengantar Ilmu Komunikasi (Hafied Cangara: 1998: 20), komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang

10

pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.dari
orang lain.
Berdasarkan uraian di atas,


dapat

disimpulkam

bahwa

komunikasi adalah usaha untuk menyampaikan pesan atau informasi,
baik secara verbal atau nonverbal kepada satu atau lebih penerima
dengan tujuan untuk mempengaruhi penerima pesan.

2.1.2

Komunikasi Interpersonal
Devito (1976) dalam buku Komunikasi Antarpribadi dan
Medianya

(2012:

43)


mengemukakan

bahwa

komunikasi

antarpribadi mengandung lima karkateristik berikut ini, yaitu
keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, dan kesamaan.
Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (1988) di dalam buku yang
sama

pula,

menyebutkan

beberapa

karakteristik


komunikasi

antarpribadi yaitu arus pesan cenderung dua arah, konteks
komunikasi adalah tatap muka, tingkat umpan balik yang tinggi,
kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangat tinggi,
kecepatan untuk menjangkau sasaran yang lebih besar sangat lamban
dan efek yang terjadi antara lain adalah perubahan sikap.
Menurut Pawito dalam bukunya yang berjudul Penelitian
Komunikasi Kualitatif (2008: 2) komunikasi antarpribadi pada
dasarnya merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang
individu dan individu yang lain dimana lambang-lambang secara
efektif digunakan, terutama lambang bahasa. Dalam komunikasi
interpersonal dapat dihipotesakan bahwa semakin personal (bersifat
pribadi) suatu tujuan komunikasi maka akan semakin sulit diperoleh
suatu kesepakatan. Begitu juga sebaliknya, semakin bersifat sosial
(lebih luas dan keluar dari domain pribadi) tujuan dari komunikasi
yang dilakukan, maka akan semakin mudah dicapai kesepakatan.

11


Selama ini komunikasi antarpribadi yang diketahui adalah
terjadi secara langsung dan tatap muka (face to face). Namun,
menurut Dasrun Hidayat dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi
dan Medianya (2012: 44), komunikasi antarpribadi juga melibatkan
media sebagai saluran komunikasi. Media yang digunakan seperti
telepon, SMS, BBM, internet (facebook, browsing, chatting) dan
sebagainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal adalah proses pertukaran informasi yang terjadi
diantara 2 orang baik menggunakan media perantara maupun tanpa
media perantara dengan berbagai dampak dan peluang untuk
memberikan umpan balik dengan segera.

2.1.3

Uncertainty Reduction Theory
Uncertainty Reduction Theory (URT) atau Teori Pengurangan
Ketidakpastian adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Charles
Berger dan Richard Calabrese dalam buku Pengantar Teori
Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3 (2008: 173). Teori ini

membahas tentang sebuah proses komunikasi pada dua individu yang
sebelumnya saling tidak kenal, menjadi kenal sehingga dapat
mengurangi ketidak pastian dalam komunikasi, dan kemudian
memutuskan untuk melanjutkan komunikasi atau tidak. Dikatakan
juga

bahwa

teori

ini

berhubungan

dengan

cara-cara

kita


mengumpulkan informasi tentang orang lain. Teori ini berhubungan
dengan cara-cara individu memantau lingkungan sosial mereka dan
menjadi tahu lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan orang lain.
Uncertainty

reduction

theory

atau

teori

pengurangan

ketidakpastian, terkadang juga disebut initial interaction theory.
Teori ini diciptakan pada tahun 1975. Berger dan Calabrese yakin
12

bahwa ketika orang-orang asing pertama kali bertemu, mereka

mula-mula meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi dalam
usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi
mereka. Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
memperkirakan pilihan perilaku yang mungkin bisa dipilih dari
kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi partner
relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna
dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan
explanation merupakan dua konsep awal dari dua subproses utama
pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction). Versi umum dari
teori ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam
perjumpaan pertama yaitu:
1. Cognitive uncertainty, merupakan tingkatan ketidakpastian yang
dihubungkan dengan keyakinan atau sikap yang diyakini. Seorang
akan berpikir bagaimana perilaku orang lain merujuk dari pemikiran
orang tersebut. Misalnya dua orang yang tidak saling mengenal
sedang duduk bersebelahan tetapi tidak bertegur sapa atau
berkenalan, maka akan muncul ketidakpastian dalam batas
pemikiran dalam diri orang tersebut, apakah seseorang disebelahnya
merasakan rasa tegang karena tidak saling kenal, atau memang sifat
orang tersebut sombong karena tidak mau menegurnya tersebih

dahulu. Dalam tahap ini ketidakpastian yang dirasakan hanya
sebatas dalam pemikiran.
1

2. Behavioral uncertainty, dihubungkan dengan self-disclosure.

Kesesuaian dengan perilaku yang seharusnya menurut budaya atau
batasan sampai mana perilaku dapat diprediksi dalam situasi
tertentu. Misalnya dua orang yang tidak saling kenal. Salah seorang,
1

Self-disclosure adalah pengungkapan diri yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam
proses komunikasi interpersonal. Caranya dengan menceritakan faktar tentang diri sendiri kepada
orang lain, misalnya fakta pribadi, cara berpikir, perasaan, kebiasaan, dan sebagainya.

13

katakanlah si A mengajak bicara si B, dan terjadi suatu interaksi
yang tidak berjalan lama, kemudian akan muncul kembali sebuah
ketidakpastian dalam diri si A mengikuti perilaku sebelumnya

(mengajak berbicara si B) dengan kembali berpikir apakah si B
menganggapnya sok kenal. Ketidakpastian dalam tahap ini
berlangsung mengikuti sebuah perilaku.
Selanjutnya Berger dan Calabrese (1975) berpendapat bahwa
uncertainty reduction memiliki proses yang proaktif dan retroaktif.
Uncertainty reduction yang proaktif yaitu yang terjadi ketika
seseorang berpikir mengenai pilihan-pilihan komunikasi sebelum
benar-benar melakukannya dengan orang lain. Misalnya seseorang
yang menghindar terhadap orang lain yang seharusnya bertemu di
suatu

tempat,

keadaan

dimana

seseorang

mempersiapkan


pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada orang lain. Hal
tersebut termasuk proses proaktif karena belum ia lakukan. Sedangkan
uncertainty reduction yang retroaktif terdiri dari usaha-usaha untuk
menerangkan perilaku setelah pertemuan itu sendiri. Seseorang yang
menanyakan pada dirinya sendiri apa arti dibalik perbincangannya
dengan orang lain, apa maksud dari reaksi yang diberikan orang lain
kepadanya. Hal tersebut termasuk retroaktif karena merupakan usaha
untuk menerangkan perilaku setelah terjadinya suatu pertemuan.
Teori sering didasarkan pada asumsi-asumsi2 yag merefleksikan
cara pandang teoritikus. Teori ini dibingkai oleh 7 asumsi yaitu:
1. Orang mengalami ketidakpastian dalam latar interpersonal. Asumsi
pertama

menjelaskan

dalam

mengatur

interpersonal,

orang

merasakan ketidakpastian karena adanya perbedaan harapan

2

Asumsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dugaan yg diterima sbg dasar atau
landasan berpikir krn dianggap benar

14

mengenai kejadian interpersonal. Pada saat ini orang akan
merasakan ketidakpastian cemas untuk bertemu orang lain.
2. Ketidakpastian
menimbulkan

adalah
stress

keadaan
secara

yang

kognitif.

tidak
Asumsi

mengenakkan,
yang

kedua

menyarankan bahwa ketidakpastian adalah merupakan keadaan
yang tidak mengenakkan. Dengan demikian berada di dalam
ketidakpastian membutuhkan energi emosional dan psikologis yang
tidak sedikit.
3. Ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah untuk
mengurangi ketidakpastian mereka atau meningkatkan predikbilitas.
Asumsi ketiga ini menjelaskan bahwa ketika orang asing bertemu,
maka

terdapat

dua

hal

yang

penting

yaitu

pengurangan

ketidakpastian dan penambahan prediksi. Pencarian informasi
biasanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan tujuan
untuk memperoleh prediktabilitas.
4. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses perkembangan yang
terjadi melalui tahapan-tahapan. Asumsi yang keempat menyatakan
bahwa komunikasi interpersonal adalah proses yang melibatkan
tahapan-tahapan perkembangan. Menurut Berger dan Calabrese
terdapat tiga tahapan orang memulai interaksi yaitu :
a. Entry Phase: Dalam tahap ini biasanya komunikasi hanya
meliputi hal-hal umum saja seperti nama, jenis kelamin, usia,
status dan hal demographis lainnya. Dalam tahap ini langkah yang
ditempuh sebagian besar bersifat normatif dan dikendalikan oleh
aturan-aturan komunikasi.
b. Personal Phase: Tahap ini komunikasi berlangsung lebih akrab
dan berbagi mengenai keyakinan, pendapat, nilai dan lebih
banyak data pribadi. Fase ini mulai kurang dibatasi oleh aturan
dan norma komunikasi

15

c. Exit Phase: Di fase ini umumnya setelah komunikator
mendapatkan

data-data

yang

ada

dapat

memilih

untuk

melanjutkan komunikasi atau memutuskan untuk menyudahinya.
5. Komunikasi

interpersonal

adalah

alat

yang

utama

untuk

mengurangi ketidakpastian. Asumsi kelima menyatakan bahwa
komunikasi interpersonal adalah alat utama bagi pengurangan
ketidakpastian. Di sini komunikasi interpersonal diidentifikasikan
sebagai fokus pada URT. Komunikasi interpersonal mensyaratkan
beberapa kondisi, beberapa di antaranya adalah kemampuan untuk
mendengar, tanda respon nonverbal, dan bahasa yang sama.
Menurut Berger (1995) ada sejumlah situasi di mana kondisi
prasyarat pertemuan tatap muka ini tidak terpenuhi. Kondisi seperti
ini

memengaruhi

proses

pengurangan

ketidakpastian

dan

pengembangan hubungan.
6. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang akan berubah
seiiring berjalannya waktu. Asumsi keenam ini fokus pada fakta
komunikasi interpersonal yang berkembang. URT mempercayai
interaksi bermula dari kunci elemen di proses pengembangan.
7. Sangat

mungkin

untuk

menduga

perilaku

orang

dengan

menggunakan cara seperti hukum. Asumsi terakhir ini menunjukan
tingkah laku orang-orang dapat memprediksi sebuah penampilan.
Dalam ontologi cakupan hukum, beramsumsi bahwa perilaku
manusia diatur oleh prinsip-prinsip umum yang berfungsi dengan
cara seperti hukum.
Teori pengurangan ketidakpastian adalah teori yang aksomatik,
hal ini berarti bahwa Berger dan Calabrese memulai dengan sekumpulan

16

aksioma3 (axioms). Aksioma-aksioma ini disebut sebagai proposisi oleh
peneliti lainnya, tidak membutuhkan adanya bukti lebih selain
pernyataan itu sendiri. Berger dan Calabrese mengambil pemikiran
aksioma

ini

dari

penelitian

sebelumnya

(Blalock,1969)

yang

menyimpulkan bahwa hubungan kausal harus dinyatakan dalam bentuk
aksioma.Aksioma adalah jantung dari sebuah teori. Aksioma harus
diterima sebagai valid karena merupakan batu penyusun dalam teori.Tiap
aksioma menggambarkan hubungan antara ketidakpastian (konsep
teoritissentral) dan konsep lainnya.
 Aksioma 1
Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada pemula fase
awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing
meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu
hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian menurun, jumlah
komunikasi verbal meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan
atau hubungan negatif antara ketidakpastian dan komunikasi verbal.
 Aksioma 2
Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat,tingkat ketidakpastian
menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat
ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekpresifan afiliatif
nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif.
 Aksioma 3
Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya
perilaku pencarian informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun,

3

Aksioma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pernyataan yg dapat diterima sbg
kebenaran tanpa pembuktian atau dalam suatu teori dapat dijelaskan sebagai suatu kebenaran yang
ditarik dari penelitian sebelumnya dengan akal sehat.

17

perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukkan
hubungan yang positif antara dua konsep tersebut.
 Aksioma 4
Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan
menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat
ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi
aksioma

ini

memperlihatkan

hubungan

yang

negatif

antara

ketidakpastian dan tingkat keintiman.
 Aksioma 5
Ketidakpastian
resiprositas

4

yang

yang tinggi.

tingkat
Tingkat

tinggi

menghasilkan

tingkat

ketidakpastian yang rendah

menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang
positif terjadi disini.
 Aksoma 6
Kemiripan diantara orang akan mengurangi

ketidakpastian,

sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian.Aksioma
ini menyatakan sebuah hubungan yang negatif.
 Aksioma 7
Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan
dalam kesukaan.

Penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan

peningkatan dalam kesukaan. Lagi-lagi hubungan yang negatif
diperlihatkan oleh aksioma ini. Berdasarkan penelitian lanjutan Berger
dan Gudykunst (1991) menambahkan aksioma kedelapan, yang
kemudian memunculkan tujuh teorema baru.
4

Resiprositas adalah Resiprositas yang disebut juga pertukaran adalah proses timbal balik yang
terjadi ketika seseorang melakukan pengungkapan diri, hubungan yang didalamnya terdapat
sebuah tindakan timbal balik, pengaruh, memberi dan menerima, korespondensi, antara dua pihak.

18

 Aksioma 8
Ketidakpastian berhubungan secara negatif dan interaksi dalam
jaringan social, makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota
keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang
mereka alami.

 Aksioma 9
Terdapat hubungan kebalikan atau negatif antara ketidakpastian dan
kepuasan komunikasi.
Area perluasan ketiga berhubungan dengan strategi. Berger
(1995) menyatakan bahwa orang dalam usaha untuk mengurangi
ketidakpastian menggunakan taktik-taktik dari tiga kategori strategi
yaitu pasif, aktif dan interaktif. Strategi pasif adalah dimana seseorang
mengambil peranan pengamat yang tidak menganggu orang lainnya.
Misalnya pengamat hanya mengamati seseorang dari kejauhan tanpa
berinteraksi secara langsung, pengamat hanya mengobservasi dalam
berbagai situasi sosial. Strategi aktif, muncul ketika seseorang pengamat
mulai melakukan suatu usaha untuk mencari inforasi yang intensif
tentang orang yang bersangkutan melalui orang lain, bertanya kepada
teman orang yang bersangkutan tentang informasi yang dibutuhkan.
Sedangkan strategi interaktif terjadi ketika pengamat dan orang yang
diamati terlibat dalam kontak secara langsung dan interaksi tatap muka.

2.1.4

Masyarakat Jaringan - Manuel Castells
Salah satu sumbangan baru untuk perkembangan teori sosial modern
yang mengkaji perkembangan teknologi dan revolusi informasi adalah
sebuah trilogi yang ditulis oleh Manuel Castells (1996, 1997, 1998)

19

dengan judul Information Age: Economy, Society and Culture. Dalam
bukunya, Castell mengutarakan pandangannya tentang kemunculan
masyarakat, kultur dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi
teknologi informasi, seperti televisi, komputer dan sebagainya (Ritzer &
Goodman, 2008).
Dalam

analisisnya,

Castells

(2000:

28-76)

mengembangkan

pemikirannya tentang masyarakat informasi dengan mengacu pada lima
karakteristik dasar teknologi informasi, yaitu:
1. Teknologi informasi senantiasa bereaksi terhadap informasi.
2. Karena informasi adalah bagian dari aktivitas manusia, maka
teknologi ini mempinyai efek pervasif
3. Semua

sistem

yang

menggunakan

teknologi

informasi

didefinisikan “logika jaringan”
4. Teknologi baru sangatlah fleksibel, dalam arti bisa dengan
mudah beradaptasi
5. Teknologi

informasi

sangatlah

spesifik,

dengan

adanya

informasi, maka bisa terpadu dengan suatu sistem yang
terintegrasi.
Castells menganalisis perubahan yang terjadi di masyarakat
sesungguhnya adalah akibat dari perkembangan teknologi informasi yang
mempunyai efek pervasif, dan arti penting teknologi informasi itu sendiri
yang mampu mengembangkan logika jaringan di era perkembangan
perekonomian dan kehidupan masyarakat yang makin mengglobal.
Di era masyarakat informasi, satu hal yang penting adalah apa yang
disebut Castells sebagai “jaringan”. Fungsi-fungsi dan proses dominan
pada jaman informasi semakin terorganisir dalam "jaringan" yang
didefinisikan sebagai serangkaian "simpul yang terkait satu sama lain".

20

Jaringan tersebut bersifat terbuka, mampu melakukan ekspansi tanpa
batas, dinamis dan mampu berinovasi tanpa merusak sistem. Dengan
adanya

"jaringan"

ini,

telah

memungkinkan

kapitalisme

dapat

mengglobal dan terorganisir berdasarkan aliran keuangan global. Dari
jaringan yang terbentuk akan membentuk sebuah masyarakat jaringan
atau network society, yaitu masyarakat dimana fungsi dan proses
dominan ditata sekitar jaringan-jaringan internet, unranet, jaringan
kerjasama berbagai perusahaan organisasi, negara, hingga jaringan
pergaulan.

Di bawah ini merupakan pemetaan tentang penelitian dan jurnal tentang
Rekening Bersama di dalam proses jual beli pada Kaskus yang telah
dilakukan sebelumnya.

Peneliti /
Tahun

Judul

Tujuan

Adi
Nugroho
Onggobo
yo / 2012

Rekber
Kaskus dan
Trust Dalam
Komunikasi
Ruang
Virtual

Untuk
mengetahui
sejauh mana
peran Rekber
dalam kaitan
dengan fungsi
trust dalam
komunikasi
ruang virtual

Metode

Hasil

Trust menjadi hal
penting dalam jual beli
di FJB Kaskus. Tetapi
kualitatif, khususnya trust tidak bersifat
observasi dan
langsung karena
partisipasi langsung dialihkan ke pihak
didalamnya.Kemudi pemegang rekber.
an penulis aktif pula
Pemberian trust menjadi
dengan
situasi penuh resiko
eksperimentasi
dalam komplesitas yang
terlibat perdagangan tidak menentu menjadi
barang
tereduksi, sekaligus
menyelesaikan masalah
di FJB secara
kontingensi ganda antara
sungguhan.
pihak-pihak yang
menggunakan
pendekatan

21

I Gede
Jaya
Wisesa /
2013

Perlindunga
n Hukum
Pengguna
Jasa
Rekening
Bersama
(Escrow)
Di Forum
Jual Beli
Kaskus

Untuk
mengetahui
perjanjian
rekening
bersama
dalam
mengatur
hubungan
para pihak
dan
celah hukum
yang bisa
terjadi

Teori yang
digunakan adalah
dengan konsep trust,
konfidensi, dan
sistem komunikatif.

berkomunikasi. Pada
akhirnya, ketika sistem
sosial kemudian
mengarah pada
stabilisasi, muncullah
confidence dalam sistem
psikis para perilaku
komunikasi yang
dibentuk dari familiarity
yang terbangun dari trust
yang diberikan.

Jenis penelitian
yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah yuridis
normatif

Kehadiran rekening
bersama perlu suatu
regulasi hukum yang
khusus mengatur terkait
masalah rekening
bersama. Perjanjian
rekening bersama harus
lah mendapatkan
perhatian khusus dengan
adanya perumusan ulang
agar isi dan esensinya
dapat memberikan
perlindungan hukum dan
kepastian hukum bukan
hanya kepada pemilik
rekening bersama namun
juga pengguna rekening
bersama sebab pada saat
ini isi perjanjian
rekening bersama belum
memberikan
perlindungan hukum
kepada pengguna
rekening bersama.
Penyeragaman isi dan
bentuk perjanjian
penting dilakukan agar
adanya standar baku

(normative legal
research).
Pendekatan
penelitian yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
pendekatan
perundang-undanga
n (statute approach)
dan
pendekatan
konseptual
(conceptual
approach).

22

bagi perjanjian rekening
bersama yang pada
akhirnya akan
memberikan
perlindungan hukum
bagi pengguna jasanya.
Irsan
Haerudin
Akif,
Ahmadi
Miru,
Anwar
Borahima
/ 2012

Penggunaan
Jasa
Rekening
Bersama
Sebagai
Perantara
Dalam
Transaksi
E-commerc
e (Pada
www.kasku
s.co.id)

Untuk
mengetahui
hak dan
kewajiban
rekening
bersama
sebagai
perantara
dalam
e-commerce
dan untuk
mengetahui
perlindungan
hukum para
pihak
pengguna jasa
Rekening
Bersama.

Metode pendekatan
yang dilakukan pada
penelitian ini adalah
metode pendekatan

Rekening bersama
berhak mnegtahui
perjanjian yang
dilakukan antara penjual
dan pembeli, berhak
Empiris. Pendekatan menolak transaksi, dan
empiris adalah
berhak mendapatkan
pendekatan yang
imbalan jasa. Sedangkan
dilakukan
kewajiban rekening
penekanan pada
bersama adalah
kajian ilmu
menjamin hak dan
kewajiban penjual dan
hukum,
perlindungan hukum pembeli yakni pembeli
harus membayar harga
dan menelaah
barang sesuai
kaidah-kaidah
hukum yang berlaku kesepakatan, dan penjual
harus menyerahkan
sehubungan
barang. Rekber tidak
dengan
menanggung kerugian
peristiwa-peristiwa
yang timbul akhibat
dan
transaksi jual beli,
kenyataan-kenyataa namun bila terjadi
n di lokasi
permasalahan akan
penelitian
membantu
menyelesaikannya.

Iqbal
Rahdika /
2011

Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Jasa
Terhadap
Keputusan
Penggunaan

Untuk
mengetahui
tanggapan
pelanggan
mengenai
pelaksanaan
bauran

metode penelitian
deskriptif dan
kausal. Pengambilan
sampel penelitian
dilakukan dengan
metoda
nonprobability

Tanggapan responden
mengenai pelaksanaan
bauran pemasaran
jasarekening bersama
adalah baik dan
tanggapan responden
mengenai proses
pengambilan keputusan

23

Odhilia
Cahyanin
gtyas /
2014

Rekening
Bersama
Pada Forum
Jual Beli
Kaskus
Periode
Tahun 2011

pemasaran
jasa,
mengetahui
proses
pengambilan
keputusan
penggunaan
pelanggan
pada penyedia
rekening
bersama dan
mengetahui
pengaruh
bauran
pemasaran
jasa terhadap
proses
pengambilan
keputusan
penggunaan
rekening
bersama di
FJB Kaskus
pada tahun
2011.

sampling jenis
purposive sampling,
dengan jumlah
responden sebanyak
100 responden.

penggunaan keputusan
rekening bersama adalah
sangat baik. Terdapat 4
variabel bebas yang
berpengaruh signifikan,
yaituProduk, Bukti
Fisik, Proses dan
Produktivitas. Dari
keempat variabeltersebut
didapati Bukti Fisik
paling berpengaruh.
Sedangkan
pengaruhsecara smultan
adalah sebesar 64,1%.

Proses
Penguranga
n
Ketidakpast
ian
Kaskuser
Regional
Semarang
Pada
Penggunaan
Rekening
Bersama di
Forum Jual
Beli Kaskus

Untuk
menjelaskan
proses jual
beli di FJB
Kaskus jika
ditinjau
menggunakan
Uncertainty
Reduction
Theory, untuk
menjelaskan
peran rekber
dalam
Uncertainty

Metode yang
digunakan adalah
kualitatif,
pendekatan
konstruktivisme,
jenis penelitian
deskriptif
eksploratif.

?

Teknik
pengumpulan data
dengan cara
wawancara,
observasi, dan

24

Reduction
Theory

dokumentasi.

Tabel 1. Penelitian Sebelumnya Tentang Jual Beli Online di Kaskus

25

2.2 Kerangka Pikir

Forum Jual Beli Kaskus
(Online)
Penjual

Pembeli
Kaskuser Reg. Semarang

Rasa Ketidakpastian
dalam Proses Jual Beli
Online

Uncertainty
Reduction Theory

Transaksi Melalui
Rekening Bersama

Keterangan garis:
Menunjukkan hubungan yang tegas antar 2 hal yang dikaitkan
Menunjukkan

rasa

ketidakpastian

yang

lebih

sedikit

dibandingkan dengan garis tegas

26